22 39 1 SM PDF
22 39 1 SM PDF
Abstrak
Pendahuluan : Hemodialisis adalah tindakan yang sering digunakan pada terapi penggantian ginjal pada
pasien dengan gagal ginjal kronis. Pasien dengan hemodialisis akan mengalami nyeri pada saat dilakukan
penusukan pada arteriovenosa fistula, hal ini disebabkan karena kanul yang besar. Penggunaan sensasi
dingin dengan menggunakan kompres dingin akan menghambat transmisi nyeri sehingga dapat
menimbulkan efek anestesi. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kompres dingin
terhadap tingkat persepsi nyeri saat dilakukan insersi arteriovenosa fistula pada pasien hemodialisis di
Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metoda quasi eksperimental dengan
pendekatan pre test – post test group design. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik consecutive
sampling dengan jumlah responden 15 orang. Tehnik pengambilan data menggunakan numeric rating
scale (NRS). Uji stasistik dengan menggunakan Paired T Test.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji statistik Paired T Test. diperoleh nilai p value 0,00
dengan demikian p value < α (0,001<0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna skala nyeri sebelum dan
sesudah diberikan kompres dingin pada insersi arteriovenosa fistula.
Kesimpulan : Pemberian kompres dingin dapat menurunkan skala nyeri pada insersi arteriovenosa fistula
pada pasien dengan hemodialisis.
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan untuk akses vaskular pada pasien yang menjalani
masalah medik, sosial dan ekonomi yang sangat terapi hemodialisis (Kostadaras, 2007).
besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di Pasien dengan hemodialisis akan
negara-negara yang sedang berkembang yang mengalami nyeri pada saat dilakukan penusukan
memiliki sumber-sumber terbatas untuk pada arteriovenosa fistula, hal ini disebabkan
membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal. karena kanul yang besar. Namun, meskipun
Sebagian besar negara-negara yang sedang insersi pada arteriovenosa fistula menyebabkan
berkembang ini tidak memiliki registrasi sakit, tidak direkomendasikan untuk dilakukan
Hemodialisis adalah yang paling sering vasokonstriksi, sensasi terbakar, bekas luka dan
digunakan pada terapi penggantian ginjal, di infeksi pada arteriovenosa fistula (Crespo,
mana pada prosedur ini dilakukan penusukan 2004). Prosedur insersi pada arteriovenosa
pada arteriovenosa fistula. Pemasangan fistula akan menyebabkan rasa nyeri selama
pasien melakukan hemodialisis (Park, 1994).
26
Vol. 12 Nomor 3 Juli 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
27
Vol. 12 Nomor 3 Juli 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
terbanyak pada rentang 3 tahun yaitu sebanyak insersi pada arteriovenosa fistula dan akan
26,7%. terus dilakukan sepanjang hidupnya atau
2. Analisa Buvariat sampai pencangkokan ginjal yang tepat pada
Perbedaan nyeri sebelum dan sesudah pasien dengan gagal ginjal kronis. Prosedur
dilakukan kompres dingin insersi pada arteriovenosa fistula akan
Variabel N Mean SD p-value menyebabkan rasa nyeri dalam jangka waktu
Nyeri pre 15 3,66 1,87 0,034 yang lama (Park, 1994). Insersi pada kulit
Nyeri post 15 2,66 1,34 merupakan stimulus pada jaringan yang akan
Berdasarkan tabel diatas persepsi nyeri pre dan
merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat
post menggunakan uji paired t test didapatkan
kimia, yang terdiri dari prostalglandin,
nilai p<0,005.
histamine, bradikinin, leukotrien, substansi p
dan enzim proteolotik. Zat - zat kimia ini
PEMBAHASAN
akan menstimulasi ujung syaraf dan
1. Tingkat persepsi nyeri kelompok tanpa
menyampaikan impuls ke otak.
intervensi
2. Tingkat persepsi nyeri kelompok dengan
Analisa deskriptif tingkat persepsi
kompres dingin
nyeri pada kelompok yang tidak mengalami
Analisa deskriptif tingkat persepsi
intervensi diperoleh hasil yang menunjukkan
nyeri pada kelompok yang tidak mengalami
bahwa hampir sebagian responden berada
intervensi diperoleh hasil yang menunjukkan
pada tingkat persepsi nyeri 3. Dampak dari
bahwa sebagian responden berada pada
nyeri yang dialami pasien akan membuat
tingkat persepsi nyeri 2. Pada analisis bivariat
pasien cemas saat akan dilakukan insersi.
diperoleh hasil yang menunjukkan adanya
Kecemasan yang dialami pasien sebelum
perbedaan median tingkat persepsi nyeri dari
dilakukan insersi berkontribusi terhadap
kelompok tanpa intervensi dan kompres
peningkatan skala nyeri pada saat dilakukan
dingin.
pemasangan AV shunt.
Penurunan nyeri dengan
Selain itu pasien dengan
cryotherapy sesuai dengan (Saputra, 2009)
hemodialisis akan mengalami nyeri pada saat
dimana cryotherapy pada lokasi large
dilakukan insersi pada arteriovenosa fistula,
intestine 4 akan menyebabkan transduksi
hal ini disebabkan karena ada injuri yang
interseluler yang akan merangsang reflex
disebabkan penggunaan kanul yang besar.
kutano somato visceral sehingga
Meskipun insersi pada arteriovenosa fistula
menyebabkan kulit tidak bisa merasakan
menyebabkan nyeri, tidak direkomendasikan
nyeri (baal). Selanjutnya rasa baal ini
untuk dilakukan anastesi lokal karena akan
dihantarkan oleh serabut A-delta dan serabut
menimbulkan vasokonstriksi, sensasi
C ke medulla spinalis yang akan
terbakar, bekas luka dan infeksi pada
menyebabkan pelepasan neurotransmitter
arteriovenosa fistula (Crespo, 2004).
endorphin. Dengan adanya endorphin akan
Pasien dengan hemodialisis rata-
menghambat transmisi nyeri dan juga akan
rata akan mengalami nyeri saat dilakukan
28
Vol. 12 Nomor 3 Juli 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
29
Vol. 12 Nomor 3 Juli 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
dan lokasi anatomis. Suhu yang dingin dapat kapasitas "all or nothing", beberapa stimulasi
menghambat kemampuan jaras-jaras nyeri yang mendepolarisasi saraf secara temporer
dalam menyalurkan rangsang nyeri menginaktifkan sensasi lainnya. Dalam hal
(Bleakley, 2004). Pada penelitian ini ini, protein transmembran nyeri tidak dapat
0
menggunakan air dingin dengan suhu 13,6 C menghilangkan potensial aksi ketika
pada suhu ruangan. Sebelumnya ice pack di transduser dingin diaktivasi. Melalui
masukan kedalam frezer sampai membeku. penghambatan kompetitif, sensasi dingin
Pada saat digunakan untuk ice massage, es menghambat transmisi nyeri hingga
tersebut dikeluarkan dari frezer dan di ukur menimbulkan efek anestesi.
0
dengan thermometer es sampai suhu 13,6 . Keterbatasan Penelitian
Peneliti mengalami kesulitan pada saat air Pada penelitian ini tidak di kontrol
dingin harus pada suhu 13,6 0C dibutuhkan beberapa faktor yang berpotensi
waktu 10 menit setelah es dikeluarkan dari mempengaruhi persepsi nyeri pasien
0
frezer. Setelah air dingin pada suhu 13,6 C, diantaranya sudah berapa lama menjalani
es tersebut dimasukan kedalam sarung tangan proses hemodialisis, pengalaman nyeri
yang bertujuan untuk menghindari es insersi sebelumnya dan single setting.
mencair setelah itu baru digunakan untuk
melakukan ice massage pada lokasi KESIMPULAN DAN SARAN
ipsilateral dengan arteriovenosa fistula yang A. Kesimpulan
akan dilakukan insersi selama 10 menit. Berdasarkan pengujian hasil
Menurut Bautista et al., 2007; penelitian dan pembahasan dapat
Henning and Firoz, 2010 penggunaan sensasi dirumuskan simpulan sebagai berikut :
dingin untuk menghambat nyeri merupakan 1. Pada pasien non intervensi menunjukan
peran dari prinsif anatomi dan fisiologi median skala nyeri lebih tinggi
nociceptor (nyeri) pada kulit. Ketika serabut dibandingkan dengan median skala
saraf sensori terpapar pada nyeri selanjutnya nyeri pada pasien yang diberikan
akan mentransmisikan sinyal nyeri ini ke kompres dingin.
otak. Serabut A delta yang bermielin tipis 2. Pada pasien yang diberikan kompres
mentransmisikan nyeri akut. Sedangkan dingin menunjukan median skala nyeri
serabut C yang tidak bermielin lebih rendah dibandingkan pada pasien
mentransmisikan stimulus nyeri kronis dan yang non intervensi.
rasa gatal. Detektor panas, dingin dan nyeri 3. Terdapat perbedaan yang bermakna
adalah protein transmembran yang terdapat tingkat persepsi nyeri insersi
pada membran plasma neuron sensori dan di arteriovenosa fistula setelah dilakukan
sekitar sel. Satu neuron mampu merespon kompres dingin pasien hemodialisis di
beberapa stimulus. Sinyalnya merambat dari Rumah Sakit Umum Daerah
akson ke akar ganglion dorsal (DRG) korda Purbalingga dengan nilai p=0,005
spinalis dan selanjutnya ke otak. Karena B. Saran
impuls saraf bereaksi berdasarkan prinsif
30
Vol. 12 Nomor 3 Juli 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
31