Anda di halaman 1dari 41

PENGGUNAAN MIKROSKOP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/052 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk memperbesar


preparat sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.

Tujuan Agar petugas laboratorium dapat bekerja dengan baik dalam


menggunakan alat mikroskop

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
Alatdan Bahan :
a) Mikroskop d) Minyak Imersi
b) Tisu Lensa e) Slide denganpreparat
c) Pembersih Lensa f) Penutup Mikroskop

Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Buka penutup mikroskop dan bersihkan lensa dengan tisu
Prosedur lensa dan pembersih lensa.
3. Tancapkan kontak ke sumber listrik dan nyalakan lampu.
4. Letakkan preparat pada tempatnya.
5. Atur lensa obyektif pada pembesaran kecil (10x).
6. Naikan preparat dengan perlahan sambil dilihat dengan mata
telanjang.
7. Sambil melihat pada lensa okuler, gunakan tombol pengatur
kasar untuk memfokuskan preparat dan cari lapang
pandang.
8. Pindah ketombol pengatur halus untuk lebih memfokuskan
preparat lebih detail lagi.
Atur jumlah cahaya yang masuk dengan menutup
diagfragma dan menurunkan kondensor.
9. Ganti lensa obyektif dengan pembesaran besar (100x) sama
seperti tahap 7 – 9.
PENGGUNAAN MIKROSKOP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/052 00 1/2
RUMAH SAKIT
NINDHITA
10. Turunkan preparat, teteskan satu tetes minyak imersi.
11. Naikan lagi preparat dan sambil dilihat dengan mengatur
tombol pengatur halus untuk memfokuskan preparat.
12. Tingkatkan jumlah cahaya dengan membuka diafragma dan
menaikkan kondensor.
13. Identifikasi preparat.
14. Kembali ke pembesaran kecil.
15. Turunkan preparat dan lepaskan.
Prosedur 16. Matikan lampu dan lepaskan kontak.
17. Bersihkan lensa dengan tisu dan pembersih lensa.
18. Tutup mikroskop dengan penutupnya.
19. Bersihkan tempat kerja.
20. Cuci tangan.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium klinik


PENGGUNAAN MIKROPIPET DAN PIPET VOLUME

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/053 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Mikropipet dan Pipet Volume adalah suatu alat yang dipakai
untuk mengambil suatu larutan/cairan untuk kepentingan
pemeriksaan.

Tujuan Agar semua analis laboratorium dapat mengoprasikan alat


tersebut dengan baik dan benar sehingga mendapatkan hasil
yang tepat dan akurat
Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium
Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

Prosedur Mikropipet :
1. Larutan/cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan diambil
dengan mikropipet sesuai ukuran yang dibutuhkan.
2. Ujung pipet/tip dibersihkan dengan tissue.
Prosedur 3. Cairan di keluarkan seluruhnya dari pipet dengan menekan
ujung pipet sampai maksimal.
4. Yellow tip yang digunakan harus sekali pakai/dispossible.
5. Mikropipet harus dikalibrasi paling sedikit setahun sekali
untuk ketetapan dan ketepatan volumenya.

Prosedur Pipet Volume :


1. Larutan/cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan diambil
dengan pipet volume, memakai pipet volume sesuai dengan
volume yang dibutuhkan.
2. Push Ball dipakai untuk membantu mengambil/
mengeluarkan cairan/pelarut.
3. Push ball ditekan untuk mengeluarkan udara.
4. Cairan dikeluarkan dengan menekan bagian samping Push
Ball.
5. Cairan dibilas dengan aquadest sebelum disimpan
Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik
PENGGUNAAN ALAT INKUBATOR

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/054 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasikan/


mensterilkan maupun alat suatu pemeriksaan laboratorium pada
suhu tertentu dan waktu tertentu dalam suasana kering.

Tujuan Agar petugas laboratorium dapat bekerja dengan baik dalam


mengunakan alat Inkubator.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Siapkan tempat yang datar dan agak luas.


2. Letakkanalat inkubator dekat sumber listrik.
3. Pasang stop kontak pada sumber listrik.
Prosedur 4. Atursuhu yang dinginkan dan atur waktu.
5. Suhu dapat dilihat langsung pada tampilan layar suhu.
6. Alat siap digunakan.
7. Matikan inkubator dengan memutar tombol“ OFF “( tombol
tegak lurus angka O).
8. Biarkan selama setengah jam, lalu buka pintu inkubator
untuk mengeluarkan alat yang telah disteril.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik


v PENGGUNAAN ALAT SENTRIFUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/055 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Sentrifus adalah alat yang digunakan untuk memisahkan


komposisi cairan dari sel-sel darah dan dapat juga untuk
mengendapkan unsur sedimen di dalam urine.

Tujuan Agar semua analis dapat mengoperasionalkan alat sentrifus


dengan baik sehingga mendapatkan sampel serum dan sedimen
urine yang baik.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Tekan tombol power untuk menghidupkan sentrifus.


2. Tutup sentrifus dibuka.
3. Masukkan tabung berisi sampel ke dalam selongsong,
kemudian masukkan tabung berisi cairan penyeimbang sama
tinggi dengan tinggi sampel (volume sama).
4. Tutup sentrifus.
5. Atur waktu (time) yang dikehendaki.
6. Atur tombol rpm sesuai yang diinginkan.
Prosedur 7. Sentrifus akan berputar dengan sendirinya.
8. Tunggu sampai waktu berputar sentrifus selesai dan berhenti
dengan sendirinya.
9. Setelah sentrifus berhenti, sampai tidak terdengar suara baru
tutup boleh dibuka.
10. Sampel siap diambil.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik


PENGGUNAAN TABUNG EDTA, TABUNG SENTRIFUS
DAN TABUNG SEROLOGI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/056 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Tabung EDTA, tabung sentrifus dan tabung serologi adalah


tabung yang digunakan sebagai tempat penampung sampel.

Tujuan Agar semua analis laboratorium dapat mengoprasikan alat


tersebut dengan baik dan benar sehingga mendapatkan hasil
yang tepat dan akurat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Tabung EDTA
Di dalam tabung EDTA sudah terdapat anti koagulasi EDTA
sesuai kebutuhan darah, biasanya digunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap (WBC, RBC, PLT, HCT,
LED ,dll).
Prosedur
2. Tabung Centrifuge
Biasanya digunakan untuk pemisahan sampel berupa serum
dan plasma darah.

3. Tabung Serologi
Biasanya digunakan untuk mereaksikan pemeriksaan kimia
darah.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik


PENGGUNAAN FOTOMETER
(PICTUS BDIATRON)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/057 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
STANDAR Sampang
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. ANDI TRI SUTRISNO


HASANUDDIN

Pengertian Metrolab dan Data pro adalah alat otomatis untuk pemeriksaan
parameter kimia klinik di laboratorium.
Tujuan Agar semua analis laboratorium dapat mengoprasikan alat
tersebut dengan baik dan benar sehingga mendapatkan hasil
yang tepat dan akurat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Prasyarat
a) SDM siap terlatih.
b) Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.
c) Alat layak pakai.
2. Persiapan
a) Tempatkan alat di ruangan pemeriksaan.
b) Siapkan bahan operasional.
3. Pemanasan
Prosedur a) Sambungkan alat dengan sumber arus listrik.
b) Tekan tombol power ON
c) Tekan tombol MENU hingga muncul tampilan “System
Set Up, Please Wait”
Pengukuran Sampel
1. Pada tampilan Menu, tekan tombol 5 ‘METHODS’,
kemudian tombol 2 ‘RUN METHOD’.
2. Tekan tombol ‘Change’ unruk mengubah nomor Metode,
kemudian masukkan nomor Metode yang akan
dijalankan, tekan Enter. Setelah muncul tampilan
Metode-nya, pilih SEL (Select).
PENGGUNAAN FOTOMETER
(PICTUS BDIATRON)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/057 00 1/2


NINDHITA
3. Pada tampilan ‘Read Water’, letakkan aquades pada
ujung selang kemudian tekan pompa penghisap
Prosedur 4. Baca reagen Blank dan Standart jika pengukuran
menggunakan Standart. Jika menggunakan Faktor,
cukup baca ragen Blank kemudian tekan ENTER
5. Sampel akan otomatis diukur dan hasil akan
ditampilkan.
6. Setelah selesai digunakan alat dicuci dengan aquabides
3x.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.


PENGGUNAAN URINE ANALYZER
( DocU READER )

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/058 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Urine Analyzer adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan


urine secara otomatis yang meliputi parameter berat jenis, pH,
glukosa (reduksi),protein, blood, lekosit, urobilin, keton,
bilirubin, dan nitrit.
Tujuan Agar semua analis laboratorium dapat mengoprasikan alat
tersebut dengan baik dan benar sehingga mendapatkan hasil
yang tepat dan akurat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Prasyarat.
a) SDM siap terlatih.
b) Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.
c) Alat layak pakai.

2. Persiapan.
a) Tempatkan alat di ruangan pemeriksaan.
b) Siapkan bahan operasional.
Prosedur
3. Pemanasan.
a) Hubungkan alat dengan catu daya.
b) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON di belakang
alat.
c) Perhatikan protap, lakukan pemanasan secukupnya
dengan alat bekerja sendiri.

4. Pelaksanaan
a) Set bahan/sampel yang akan diperiksa.
b) Set sistem parameter yang akan diperiksa, pastikan
lampu indikator berwarna hijau pada alat.
PENGGUNAAN URINE ANALYZER
( DocU READER )

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/058 00 1/2


NINDHITA
c) Set sistem parameter yang akan diperiksa, pastikan
lampu indikator berwarna hijau pada alat.
d) Masukkan stik pada sampel tepat pada posisinya,
tunggu alat bekerja sendiri, hasil akan terbaca pada
monitor layar dan kertas meter.
e) Matikan alat dengan menekan tombol OFF di bagian
belakang alat.
f) Bersihkan bagian alat.
Prosedur g) Buang stik urine ± 2 hari sekali/jika alarm pada alat
berbunyi yang menandakan stik urine penuh.
h) Bersihkan tempat pembuangan stik dengan cara
mencuci dengan air mengalir.
i) Keringkan dengan tisu agar tidak timbul kerak yang
akan menyebabkan korosif pada alat.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.


PENGGUNAAN HEMATOLOGY ANALYZER
(NIHON KOHDEN)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/059 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian NIHON KOHDEN adalah suatu alat otomatis untuk


pemeriksaan hematologi dilaboratorium dengan parameter Hb,
Hct, Eritrosit, Lekosit, trombosit, Hitung jenis, MCV, MCH,
MCHC.

Tujuan Agar semua analis laboratorium dapat mengoprasikan alat


NIHON KOHDEN dengan baik dan benar sehingga
mendapatkan hasil yang tepat dan akurat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Persiapan Sebelum Menyalakan Alat.


Sebelum instrument dinyalakan, lakukan pemeriksaan
untuk:
a) Reagen:apakah volume reagen celldyne dan dialyse
dalam jumlah yang cukup.
b) Kertas printer.
c) Tubing : apakah tubing – tubing terhubung dengan baik.
d) Apakah waste container dalam keadaan kosong.
Prosedur
2. Prosedur Operasional NIHON KOHDEN.
Hidupkan alat :
a) Nyalakan UPS dan instrument.
b) Tunggu beberapa saat hingga instrument ready.
c) Note : instrument akan ready bila nilai – nilai
background baik.

3. Jalankan Quality Control (QC).


a) Pastikan status ready, klik select.
PENGGUNAAN HEMATOLOGY ANALYZER
(NIHON KOHDEN)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/059 00 1/2


NINDHITA
b) Pilih 2 : Quality control kemudian tekan enter.
c) Tekan sampel no dan masukkan file QC : 1 untuk level
low kemudian tekan enter.
d) Pilih 1 : Quality control analyze dan layar control
analisis akan tampil.
e) Homogenkan eight – check dengan baik dan benar.
f) Letakkan eight – check pada sampel probe kemudian
tekan tombol start switch.
g) Tarik eight – check setelah terdengar bunyi beep 2x.
h) Hasil QC tampil di layar, tekan 1 : OK untuk
menyimpan atau 2 : NG untuk menolak atau 3 : print.
i) Lakukan langkah 3 – 8 untuk QC level 2 (normal) dan
level 3 (high).

4. Jalankan Sampel.
Prosedur Memasukkan ID sampel
a) Dalam posisi READY, tekan tombol MENU pada layar
kemudian pilih ENTER ID untuk memasukkan ID
sampel.
b) Untuk ID numeric, masukkan 4 digit ID numeric dengan
tombol angka pada bagian kanan layar.
c) Untuk memasukkan ID dengan nama, pilih tombol
ALPHA .
d) Masukkan ID dengan keypad, maka ID yang
dimasukkan akan tertera pada kolom ID. Setelah selesai,
tekan OK pada keypad.

Pengukuran Sampel
a) Set ID pasien
b) Tempatkan sampling nozzle (jarum sampel) hingga
menyentuk dasar tabung sampel, kemudian tekan count
switch. Sampling noozle (jarum sampel) akan menyedot
sample sampai terdengar bunyi tanda bahwa penyedotan
telah berakhir dan sampling nozzle (jarum sampel) akan
tertarik ke dalam instrument. Sampel akan otomatis
diukur dan hasil akan ditampilkan.
PENGGUNAAN HEMATOLOGY ANALYZER
(NIHON KOHDEN)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/059 00 1/3


NINDHITA
5. Mematikan Alat.
a) Klik shutdown.
(Alat otomatis akan mati dengan sendirinya)

6. Kalibrasi
Parameter yang bisa dikalibrasi adalah :
WBC, RBC, HGB, HCT, MCV, PLT.
Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan control
hematologi yang tidak kadaluarsa, jangan membekukan
control karena dapat menyebabkan hemolisis.
Untuk melakukan kalibrasi dengan cara :
1. Tekan tombol “kalibrasi” dari layar “menu” untuk
masuk ke layar (normal) CAL.
2. Lakukan perhitungan dengan menggunakan control
hematologi sebanyak 3 kali dalam posisi double
counting. Cara mengubah setting untuk perhitungan
Prosedur single dan double, sebagai berikut :
a) Tekan tombol setting pada layar Menu.
b) Tekan tombol “Meas Mode”.
c) Tekan tombol “count” untuk memilih
perhitungan single/double.
d) Tekan “OK” untuk kembali ke layar setting.
3. Pilih parameter yang akan dikalibrasi dengan
menekan tombol parameter pada layar CAL
(normal). Tekan tombol parameter untuk
memudahkan kursor dari hasil pengukuran ke
koefisien kalibrasi.
4. Masukkan nilai koefisien kalibrasi yang baru dengan
menggunakan tombol numerik. Apabila ada
kesalahan dalam memasukkan data tekan tombol
“CE” untuk menghapus data.
5. Tekan enter untuk memasukkan data ke kolom
parameter yang akan dikalibrasi.
6. Lakukan langkah 5 – 7 untuk mengkalibrasi
parameter lain.
7. Tekan “OK” dari layar CAL (normal) untuk kembali
ke layar menu.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik


PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI PERALATAN
LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/060 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Alat-alat yang ada dan digunakan dilaboratorium harus dirawat


dan dipelihara dengan baik serta dikalibrasi secara teratur baik
oleh Instalasi Laboratorium Klinik.

Tujuan Agar alat dapat bekerja dengan baik dan benar sehingga
mendapatkan hasil yang tepat dan akurat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

Alat yang akan dikalibrasi didata dan dilaporkan ke bagian IPS.


1. Bagian IPS akan menghubungi Instansi BPFK Surabaya
apakah dapat melakukan kalibrasi alat dari laboratorium.
2. Bila BPFKsudah menyatakan sanggup maka bagian IPS
akan menghubungi Instalasi Laboratorium Klinik tentang
jadwal kalibrasi alat tersebut.
3. Kalibrasi alat yang dilakukan oleh BPFK dilaksanakan
setiap tahun sekali kecuali bila ada kerusakan.
Prosedur 4. Untuk alat yang tidak dapat dikalibrasi di BPFK, maka
kalibrasi dilakukan secara otomatis atau manual baik oleh
tenaga analis setiap hari ataupun oleh para teknisi dari
masing-masing alat apabila terjadi gangguan pada alat yang
tidak mampu dilakukan oleh tenaga analis laboratorium.
5. Setelah dilakukan kalibrasi, maka uji ketelitian dan
ketepatan dilakukan dengan menggunakan larutan kalibrasi
dan larutan control, dan hasil dari pemeriksaan larutan
control harus harus masuk dalam rentang nilai control dan
tidak jauh dari nilai target.
6. Untuk pemeliharaan alat bahwa setiap selesai mengerjakan
seluruh pemeriksaan dalam suatu hari maka analis
PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI PERALATAN
LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/060 00 1/2


NINDHITA
Laboratoriumharus mengikuti petunjuk operasional dari
masing-masing alat.

Daftar Alat:
1. Hematologi analyzer
Kalibrasi oleh teknisi alat yang bersangkutan sesuai
jadwal pemeliharaan dan autokalibrasi oleh alat
dilakukan setiap hari oleh analis laboratorium.
Prosedur 2. Fotometer
Kalibrasi oleh tenaga analis laboratorium dan teknisi alat
yang bersangkutan.
3. Glukometer
Kalibrasi dilakukan setiap pergantian box strip, dimana
setiap box sudah disertakan strip kalibrasinya.
4. Sentrifus
Kalibrasi oleh BPFK.
5. Mikropipet
Kalibrasi oleh BPFK.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.

PERENCANAAN KEGIATAN PELAYANAN


INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/061 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
STANDAR Sampang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Rencana untuk suatu kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan


dan telah disahkan oleh kepala Instalasi Laboratorium Klinik.

Tujuan Untuk meningkatkan mutu pelayanan agar didapat hasil


pemeriksaan yang akurat dan dapat dipercaya.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.

1. Satu bulan sekali Instalasi Laboratorium Klinik mengadakan


rapat dipimpin oleh ManagerLaboratorium Klinik.
2. Dalam rapat dibahas antara lain tentang masalah dan
Prosedur pemecahan serta rencana pengembangan Instalasi
Laboratorium Klinik.
3. Hasil kesimpulan rapat, pembenahan manajemen, usulan
tenaga, penambahan jenis pemeriksaan, perencanaan alat,
dan kebutuhan reagen diusulkan oleh ManagerInstalasi
Laboratorium Klinik kepada Direktur

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik

PERENCANAAN KEBUTUHAN REAGENSIA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/062 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Yang dimaksud perencanaan kebutuhan reagensia adalah tata


cara perencanaan kebutuhan reagensia di Instalasi Laboratorium
Klinik.

Tujuan Agar perencanaan kebutuhan reagensia sesuai dengan


pemakaian.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.

1. Pengajuan perencanaan kebutuhan dari masing – masing


unit bidang dilaporkan kepada kepala Ruang Laboratorium
Klinik, yang kemudian diserahkan kepada Manager
Laboratorium Klinik.
2. Perencanaan disusun berdasarkan kemampuan alat dan
jumlah pasien.
3. Perencanaan barang/bahan disusun berdasarkan persediaan
barang yang tersedia.
4. Bahan yang diajukan harus memberikan hasil yang akurat,
Prosedur harga yang terjangkau, mudah didapat, tidak mudah rusak
dan batas kadaluarsanya panjang.
5. Perencanaan disusun berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya
(1 tahun sebelumnya).
6. Sebelum diajukan, harus diteliti terlebih dahulu untuk
mencegah pengajuan bahan yang berlebihan atau yang
mungkin masih dianggap kurang.
7. Setelah perencanaan kebutuhan barang/bahan disusun kepala
ruang mengusulkan kepada Manager Instalasi Laboratorium
Klinik menandatangani pengajuan reagent.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik

PERMINTAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAKAN


REAGEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/063 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Reagen adalah bahan yang sering digunakan untuk direaksikan


dengan sampel dalam pemeriksaan parameter di laboratorium
sehingga pengelolaannya mulai dari permintaan, penerimaan
dan penggunaannya harus dikelola dengan baik agar dapat
dipertanggungjawabkan.

Tujuan Agar pengelolaan reagen laboratorium dapat tertib dan teratur


sesuai prosedur yang berlaku.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

Alat :
a) Refrigerator
b) Thermometer
Prosedur c) Almari

A. PERMINTAAN
1. Petugas logistik instalasi laboratorium klinik mengecek
persediaan reagen setiap akhir bulan.
2. Petugas logistik instalasi laboratorium klinik akan
membuat laporan kebutuhan reagen tiap bulannya.
3. Manager instalasi laboratorium klinik memeriksa
kembali laporan yang diberikan kemudian mengajukan
pemesanan reagen ke suplier
4. Lembar pemesanan dilaporkan ke Manager instalasi
laboratorium klinik dan ditandatangani
5. Reagen yang sudah disiapkan oleh bagian gudang akan
diserahkan ke petugas logistik instalasi laboratorium
klinik untuk diserahterimakan.

PERMINTAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAKAN


REAGEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/063 00 1/2


NINDHITA
6. Setelah sesuai maka reagen dicatat dalam buku
penerimaan reagen dan dicatat di masing-masing
kartu stok.
Prosedur
B. PENYIMPANAN
1. Reagen yang datang disimpandalam refrigerator
2. Refrigerator tempat penyimpanan reagen harus selalu
diperiksa suhunya agar sesuai dengan syarat
penyimpanan dengan cara :
- Letakkan thermometer dalam refrigerator
- Atur suhu refrigerator sehingga suhu pada
thermometer menunjukkan suhu sesuai syarat
penyimpanan yaitu 20– 80C.
- Usahakan refrigerator tetap dalam keadaan hidup
- Catat suhu setiap pergantian shift dalam kartu suhu
- Barsihkan refrigerator setiap dua bulan
3. Reagen yang sudah dibuka biasa bertahan sampai
masakadaluarsahabisbiladisimpanpadasuhu20 – 80C.
4. Jikasuhupenyimpanan refrigerator di luarbatas20–80C,
maka reagen yang belumterbukadapatbertahan 1
minggu, sedangkan yang sudahterbukadapatbertahan 3
hari.

C. PENGGUNAAN
1. Petugas instalasi Laboratorium klinik mengambil
reagen yang masa kadaluarsanya lebih pendek
2. Penggunaan reagen selalu dicatat tanggal pengeluaran
dan jumlah regen yang keluar pada kartu stok
3. Dibuat laporan jumlah pemakaian reagen tiap bulannya

Semua formulir pemesanan sampai penerimaan reagen disimpan


dalam lemari sebagai arsip.

Unit Terkait  Instalasi Farmasi

PERMINTAAN PERALATAN KESEHATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/064 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
STANDAR 15 Mei 2017 Sampang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Peralatan kesehatan laboratorium adalah alat – alat yang


dibutuhkan Instalasi Laboratorium Klinik untuk melakukan
bermacam jenis pemeriksaan.

Tujuan Agar pengadaan peralatan laboratorium tertata dengan baik


sesuai kebutuhan.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.

1. Manager instalasi laboratorium mengajukan usulan


permohonan pengadaan peralatan ke bidang penunjang
medis.
2. Kepala bidang penunjang medis meneliti ulang kebutuhan
peralatan tentang kebenaran permohonan peralatan tersebut.
3. Kepala bidang penunjang medis membahas usulan tersebut
dengan staf terkait.Kepala bidang penunjang medis
memutuskan apakah pengadaan peralatan tersebut dapat
diusahakan Rumah Sakit Nindhita atau diteruskah pada
instansi yang lebih tinggi.
Prosedur 4. Apabila pengadaan peralatan diadakan sendiri oleh RSUD,
Direktur menugaskan tim pembeli barang RSUD.Tim
pengadaan barang telah meneruskannya ke tim pembeli
barang Rumah Sakit Nindhitaatau instansi yang lebih
tinggi.Tim pembeli barang Rumah Sakit Nindhita
menyerahkan ke tim penerima barang RSUD.
5. Tim penerima meneliti dan memeriksa kebenaran barang
atau peralatan tersebut.Tim penerima melaporkan kepada
direktur Rumah Sakit Nindhita bahwa barang/peralatan
telah sesuai dengan permintaan dan siap diserahkan kepada

PERMINTAAN PERALATAN KESEHATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/064 00 1/2


NINDHITA
Prosedur Manager Instalasi Laboratorium Klinik Bagian infentaris
barang Rumah Sakit Nindhitamembuat berita acara
barang/peralatan tersebut.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik


 Tim Penerima Barang.
 IPS

PEMELIHARAAN KESEHATAN PETUGAS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/065 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Pemeliharaan kesehatan petugas laboratorium adalah tindakan


yang harus dilakukan untuk memelihara kesehatan petugas
laboratorium.

Tujuan Untuk memelihara kesehatan petugas di Instalasi Laboratorium


Klinik.

1. Petugas laborotorium yang bekerja dengan bahan-bahan


yang diduga mengandung bakteri TBC harus diperiksa foto
thorax setiap tahun. Bagi petugas lainnya dilakukan foto
thorax setiap 3 tahun
2. Semua petugas laboratorium diwajibkan untuk vaksinasi
hepatitis B
3. Petugas wanita usia reproduksi dianjurkan untuk vaksinasi
Prosedur rubella
4. Wanita hamil dilarang bekerja dengan pemeriksaan TORCH
(Toxo- plasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes virus)
5. Pemeriksaan serum petugas terhadap bahaya infeksi harus
dilakukan secara berkala
6. Setiap petugas laboratorium harus memiliki kartu kesehatan
7. Kartu kesehatan harus dibawa setiap saat dan diperlihatkan
kepada dokter bila petugas laboratorium sakit
8. Jika petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari tampa
keterangan yang jelas tentang penyakit maka kordinator
laboratorium harus melapor kepada kepala laboratorium
tentang kemungkinaan infeksi nosokomial dari laboratorium

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.

KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/066 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Keamanan kerja di laboratorium klinik adalah tindakan yang


harus dilakukan oleh petugas di Instalasi Laboratorium Klinik
dalam melakukan aktifitas/pekerjaan di laboratorium setiap hari.

Tujuan Sebagai pencegahan bahaya kecelakaan kerja.

Kebijakan Keamanan dan keselamatan kerja sehingga terhindar dari


bahaya kecelakaan kerja.

1. Dilarang makan/minum dan merokok atau mengenakan


kosmetik di daerah kerja
1. Dilarang menyimpan makanan dalam lemari es atau
menyimpan dan mengkonsumsi makanan dengan
menggunakan peralatan laboratorium
2. Jas laboratorium harus digunakan selama bekerja dan
sebaiknya ditinggal di laboratorium kalau pulang
Prosedur 3. Dilarang memipet dengan mulut, gunakan bola pipet (Push
Ball)
4. Tiap karyawan harus dapat membiasakan diri dengan
perlengkapan dan prosedur pengamanan
5. Rambut panjang tidak terikat, lensa kontak, kerudung
berkibar, baju berkibar terlepas, dasi dan perhiasan
sebaiknya dihindari
6. Bersihkan ceceran dengan segera
7. Kembalikan selalu reagen dan bahan tak terpakai ke dalam
tempatnya
8. Cucilah tangan baik-baik sebelum meninggalkan
laboratorium
9. Jangan gunakan bahan yang tak berlabel
10. Selalu bersihkan meja kerja dengan desinfektan sebelum
dan sesudah dipakai
11. Perlakukan semua sampel sebagai berpotensi inkesius

KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/066 00 1/2
RUMAH SAKIT
NINDHITA
Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.
 K-3
PENCEGAH BAHAYA KECELAKAAN
DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/067 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Yang dimaksud dengan mencegah bahaya kecelakaan adalah


tata cara atau tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya bahaya / kecelakaan di laboratorium
Tujuan Untuk mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan
pada waktu bekerja di laboratorium sehingga diketahui oleh
petugas Instalasi Patologi Klinik.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Bahaya Biologis
Semua bahan yang diperiksa di laboratorium klinik seperti
darah, urine, feces dll, dapat menyebabkan bahaya biologis
yaitu penularan penyakit.

Prosedur Harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1.1 Hindari bahan-bahan tersebut mengenai kulit atau
pakaian. Jangan melipet dengan mulut.
1.2 Biasakan untuk cuci tangan setiap kali habis memegang
bahan-bahan tersebut.
1.3 Jangan makan/minum di dalam laboratorium. Jangan
menyimpan bahan makanan di dalam lemari es
laboratorium.
1.4 Bersihkan dengan segera bila bahan-bahan tersebut
tertumpah.
1.5 Jangan bekerja dengan luka terbuka.
1.6 Jangan meletakkan barang-barang pribadi di atas meja
laboratorium
1.7 Perhatikan pembuangan sampah sisa-sisa bahan
pemeriksaan

PENCEGAH BAHAYA KECELAKAAN DI


LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/067 00 1/2


NINDHITA
2. Bahaya Kimiawi
Bahan-bahan kimiawi yang dipakai di laboratorium dapat
menyebabkan antara lain luka bakar, kebakaran, meledak,
gas beracun dll.
2.1. Perhatikan betul “label” dari botol atau tempat dari
bahan kimia. Bila tidak berlabel berilah tanda label
yang benar.
Prosedur 2.2. Bila mungkin pakailah lemari asam.
2.3. Mengencerkan asam pekat usahakan untuk
menambahkan asam terhadap air.
2.4. Menuang sesuatu bahan ke dalam saluran pembuangan
usahakan utuk menyiramnya dengan air berlebihan.
2.5. Jangan memipet asam pekat atau oksidan dengan
mulut.
2.6. Jangan meletakkan bahan kimia berlebihan di dalam
laboratorium.
2.7. Hati-hati dengan api / panas terhadap bagian yang
mudah terbakar

3. Bahaya Elektris
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi
bahaya yang timbul disebabkan oleh listrik antara lain :
3.1. Sebaiknya semua alat dalam laboratorium dihubungkan
dengan tanah (grounded)
3.2. Bila ada kabel yang terbuka usahakan untuk segera
diperbaiki
3.3. Jangan memegang suatu alat laboratorium bila tangan
sedang basah
3.4. Bila ada reagen yang tertumpah pada suatu alat
usahakan untuk segera membersihkannya
3.5. Bila hendak membuka sesuatu alat untuk memperbaiki
pastikan bahwa alat tersebut sudah tidak berarus lagi
3.6. Bila ada sekring yang putus usahakan untuk
menggantinya dengan ukuran dengan amper yang sama.
Pastikan bahwa alat tersebut sudah mati
3.7. Penaggulangan :Segera hubungi bagian IPS

4. Bahaya Api
Bahaya yang dapat disebabkan oleh api adalah kebakaran.
Oleh karena itu harus dipadamkan dengan air atau bahan
pemadam kebakaran yang “generasi purpose”.

PENCEGAH BAHAYA KECELAKAAN


DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/067 00 1/3


NINDHITA
4.1. Kebakaran yang disebabkan oleh kertas, kain atau kayu
dapat dipadamkan dengan air atau pemadam kebakaran
yang “geneasi purpose”
4.2. Kebakaran yang disebabkan oleh bahan kimia yang
mudah terbakar jangan dipadamkan dengan air tetapi
dengan alat pemadam kebakaran yang berisi gas CO2,
busa atau serbuk kering
Prosedur 4.3. Kebakaran karena listrik hanya dapat dipadamkan
dengan CO2 atau serbuk kering, jangan dengan dengan
air
4.4. Bila yang terbakar bahan metal padamkan dengan pasir
atau NaCl
4.5. Setiap laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan alat
pemadam kebakaran dan petunjuk cara penggunaannya
4.6. Penanggulangan :
Apabila terjadi kecelakaan oleh bahaya api segera bawa
korban ke IGD

Unit Terkait  IGD


 Instalasi Laboratorium Klinik
 IPS

PENANGANAN KECELAKAAN DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/068 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Penanganan kecelakaan di laboratorium adalah tindakan yang


harus dilakukan bila terjadi kecelakaan di laboratorium

Tujuan Untuk memberikan pertolongan bila terjadi bahaya kecelakaan


di laboratorium
Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium
Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

1. Memberikan pertolongan pertama pada orang yang terkena


kecelakaan. Bila tertusuk, biarkan darah mengalir bebas
kemudian bilas dengan alkohol. Selanjutnya luka ditutup
dengan heansaplast.
2. Jika darah tercecer pada badan/ anggota badan cucilah
dengan air dan sabun
3. Jika ada tabung pecah pada saat sentrifugasi, matikan mesin
dan jangan dibuka selama 30 menit, kemudian gunakan
sarung tangan tebal dan pinset untuk mengambil pecahan
Prosedur kaca tersebut
4. Memberikan peringatan pada orang yang berada disekitar
lokasi kejadian
5. Jika terdapat biakan kuman yang tumpah, maka tumpahan
dan wadahnya segera ditutup dengan kain yang dibasahi
desinfektan dan diamankan
6. Bila terjadi banjir atau gempa bumi hanya orang terlatih
untuk keadaan tersebut yang boleh masuk ruangan
7. Putuskan aliran listrik bila diperlukan
8. Hubungi IPS
Pada kasus kebakaran yang diperkirakan dapat diatasi
dengan pemadam kebakaran yang ada di dalam
laboratorium / Rumah Sakit hubungi segera pemadam
kebakaran kota/ wilayah.

PENANGANAN KECELAKAAN DI LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/068 00 1/2
RUMAH SAKIT
NINDHITA

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.


PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/069 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Penanganan bahan infeksius di laboratorium adalah prosedur


tetap penanganan bahan infeksius yaitu cairan tubuh yang
berasal dari pasien seperti darah, urine, atau cairan tubuh yang
lain yang dianggap mengandung kuman penyakit.

Tujuan Agar petugas laboratorium mengetahui cara-cara penanganan


bahan infeksius yang baik dan benar sehingga terhindar dari
tertular penyakit infeksi.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

a. Semua petugas laboratorium sebelum memulai bekerja


harus mencuci tangan dulu, kemudian memakai alat
pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, dan jas
laboratorium
b. Setelah siap dengan APD petugas laboratorium baru bekerja
mulai dari sampling sampai pemeriksaan atau tahap pra
analitikdan analitik, untuk pasca analitikatau pencatatan
Prosedur hasil dari buku hasil ke buku pemeriksaan atau buku
register, maka sarung tangan saja yang dilepas
c. Untuk barang-barang dipakai ulang seperti tabung, setelah
dipakai harus didesinfeksi dulu, setelah itu dicuci dengan
deterjen (extran) agar bebas dari lemak dan bahan kimia
yang tertinggal
d. Meja kerja, dinding, dan almari sebelum bekerja diseka dulu
dengan alcohol 70% - 90%, bila tercecer cairan atau
terkontaminasi, tuang dengan cairan hipoklorit 5% yang
telah diencerkan, biarkan 10 menit, lalu seka.
e. Satu bagian tubuh (tangan, kaki) bila terkena bahan
infeksius basuh dengan klorheksidin 4 – 5% (hibiscrub)

PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/069 00 1/2
RUMAH SAKIT
NINDHITA
f. Jas laboratorium bila telah dipakai dicuci dengan deterjen
dan pisahkan dari pakaian lainnya
g. Untuk barang disposableyang infeksius seperti semprit,
jarumnya dipisahkan dan dimasukkan pada tempat tersendiri
yang terbuat dari bahan tahan tembus tusukan, setelah ¾
tempat jarum terisi, dibawa ke bagian IPAL untuk dibakar
dalam insenerator. Barang lainnya seperti tabung
penampung darah dan lainnya, sebelum cairan dibuang ke
bak penampungan, tabung dan sisa sampel direndam dulu
dalam cairan hipoklorit 5% yang diencerkan dengan air
Prosedur perbandingan 1 : 9, selama 10 – 15 menit kemudian dibilas
dengan air bersih, setelah itu direndam dalam cairan extran
yang telah diencerkan 1 : 19 dengan air selama 10 – 15
menit, terakhir dibilas dengan air sampai bersih, setelah itu
keringkan dalam inkubator.

Cara kerja :
1. Penerimaan Sampel Di Laboratorium
a. Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan
sampel.
b. Sampel harus ditempatkan dalam wadah tertutup
rapat untuk mencegah tumpahnya / bocornya sampel
c. Wadah harus dapat didesinfeksi.
d. Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah / bocor
e. Wadah diberi label tentang identitas sampel.
f. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari
plastic yang dapat didesinfeksi.
g. Baki harus didesinfeksi secara teratur setiap hari.
h. Jika mungkin, wadah diletakkan dia atas baki dalam
posisi berdiri.

2. Petugas Penerimaan Sampel


a. Semua petugas peneriman sampel harus mengenakan
jas laboratorium.
b. Semua sampel dianggap infeksius.
c. Meja penerima sampel harus dibersihkan dengan
desinfektan setiap hari.
d. Label pada wadah ditulis dengan jelas.
e. Dilarang makan / minum dan merokok di saat kerja.
f. Cuci tangan dengan sabun/desinfektan setiap selesai
bekerja dengan sampel

PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/069 00 1/3
RUMAH SAKIT
NINDHITA
g. Tamu/pasien tidak diperbolehkan menyentuh apapun
pada meja dimana sampel tersimpan
3. Petugas Pembawa Sampel
a. mengunakan jas laboratorium yang tertutup rapat
pada bagian depan saat membawa sampel.
b. membawa sampel diatas baki.
c. mencuci tangan dengan desinfektan jika terkena
tumpahan/percikan dari sampel.
d. jika sampel bocor/tumpah diatas baki, dekontaminasi
baki dan sisa sampel di dekontaminasi.
Prosedur e. Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja di
laborat jika terluka saat kerja

4. Tindakan Khusus Terhadap Darah Dan Cairan


Tubuh
Tindakan dibawah ini dibuat untuk melindungi petugas
laboratorium dari infeksi yang ditularkan melalui darah
seperti virus hepatitis B, HIV, dll.

Mengambil, melabel dan membawa sampel

Petugas laboratorium atau perawat ruangan


menggunakan sarung tangan waktu melaksanakan
pengambilan darah
Setelah pengambilan darah jarum dilepas dari
sempritnya dan masukan dalam wadah penyimpanan
jarum. Darah dimasukkan dalam tabung sampel dengan
hati-hati dan tutup rapat mulut tabung sampel, semprit
dibuang ke bak penampungan sampah medis.
Jarum suntik habis pakai dibakar dalam alat insenerasi.
Tabung diletakan di atas baki untuk dibawa ke
laboratorium.
Formulir permintaan dibawa secara terpisah.

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.


 K-3

PENCUCIAN BOTOL LIMBAH CAIR

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/070 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Pencucian botol dari limbah cair yang berupa darah dan urine

Tujuan Untuk membunuh mikroorganisme (dekontaminasi)

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

Alat dan Bahan :


1. Ember
2. Hipoklorit 5%
3. Extran
4. Air
Prosedur
Prosedur :
1. Rendam botol beserta darah / urine dalam campuran
hipoklorit 5% dan air dengan perbandingan 1 : 9.
2. Biarkan selama 10 menit.
3. Buang cairan ke saluran pembuangan.
4. Bilas botol dengan air bersih.
5. Rendam botol dalam campuran extran dan air dengan
perbandingan 1 : 19 selama 10 menit.
6. Cuci kembali dengan air mengalir.
7. Keringkan dalam incubator kering.

Unit Terkait  Bagian kebersihan

PENCUCIAN LIMBAH UMUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/071 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
IR.H. ANDI FAHRI AP

Pengertian Pengelolaan limbah umum harus dilakukan dengan baik, benar


dan aman.

Tujuan Agar tercipta lingkungan Rumah Sakit yang bersih, indah dan
nyaman.

1. Pengelolaan sampah umum dilaksanakan oleh bagian


sanitasi dan kebersihan.
2. Petugas kebersihan bagian dalam ruangan bertangung jawab
terhadap kebersihan di dalam ruangan.
3. Petugas kebersihan bagian luar ruangan bertangung jawab
terhadap kebersihan di luar ruangan.
Sampah umum dibedakan menjadi dua yaitu sampah basah (sisa
Prosedur makanan) dan kering (kertas), pengelolaannya dilaksanakan
oleh petugas sebagai berikut :
a. Petugas kebersihan menyediakan tempat sampah pada setiap
ruangan sesuai dengan jenis sampah (basah dan kering).
b. Pembersihan sampah dilaksanakan setiap hari di sekitar
ruangan.
c. Pengangkutan sampah dilakukan sehari 2 kali, pagi pukul
05.30 WIB, dan sore hari antara pukul 12.00 WIB.
d. Sampah umum basah sebagian dilakukan pengomposan,
sedang sebagian yang lain dimasukkan ke TPS.
e. Sampah umum kering langsung dimasukkan ke TPS setiap
hari dan lakukan pembersihan tempat sampah dan
dikembalikan ke tempat semula.
Pengangkutan sampah umum dari TPS Rumah Sakit Nindhita
Sampang ke TPA dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Pemkab
Sampang

Unit Terkait  IPAL

PENCUCIAN LIMBAH KHUSUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/072 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Limbah khusus laboratorium dibagi menjadi dua yaitu limbah


khusus padat dan limbah khusus cair dimana pengelolaannaya
harus ditangani dengan baik, benar dan aman.

Tujuan Agar limbah medis tidak menjadi sumber penularan penyakit,


baik bagi petugas, pasien, pengunjung maupun masyarakat
sekitar Rumah Sakit.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan

A. Limbah Khusus Padat


1. Limbah khusus padat di laboratorium dibedakan menjadi
3 yaitu:
a. Limbah khusus non plastik
b. Limbah khusus plastik / kaca
c. Limbah khusus benda tajam
2. Limbah khusus laboratorium harus ditampung pada
Prosedur tempat sampah warna kuning yang telah dilapisi plastik
kuning.
3. Dilaboratorium disediakan 2 tempat sampah kuning
dengan ketentuan :
a. 1 tempat sampah untuk limbah medis non plastic
Seperti : kapas, perban, kasa, dan sarung tangan
b. 1 tempat sampah untuklimbah medis plastic & kaca.
Seperti : semprit dan kemasan reagen.
4. Tempat sampah medis harus ditempatkan di ruangan
yang tidak dapat terjangkau oleh umum.
Laboratorium dilarang menyimpan sampah medis > 24
jam untuk menghindari timbulnya infeksi silang (cross
infection).

PENCUCIAN LIMBAH KHUSUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/072 00 1/2
RUMAH SAKIT
NINDHITA
Setiap habis melakukan tindakan medis petugas diminta untuk
membuang sampah medis ke tempat sampah medis sesuai
ketentuan di atas.
1. Setiap selesai tindakan pengambilan sampel darah, jarum
dan sempritnya harus langsung dibuang pada tempatnya.
2. Setiap ada kesalahan dalam pembuangan, harus segera
dibuang sesuai dengan tempatnya.
3. Kepala ruang diminta aktif memantau dan mengawasi
serta mengingatkan bila ada pelanggaran.
Setelah tempat sampah limbah padat terisi dalam satu hari,
maka petugas kebersihan akan melaksanakan tugasnya sebagai
berikut :
Prosedur 1. Petugas kebersihan mengunakan APD : masker, sarung
tangan, sepatu anti slip dan baju kerja
2. Setiap hari petugas mengambil tempat sampah medis dari
laboratorium dan memastikan apakah tidak tercampur
dengan sampah domestik.
3. Petugas kebersihan mengikat sampah medis dengan lakban
kemudian mengambilnya dan diangkut dengan kereta
sampah ke TPS medis sebelum pukul 09.01 WIB
(INCENERATOR).
4. Petugas kebersihan mencuci tong sampah, memberi
lapisan plastik dan mengembalikan ke tempat semula
5. Setelah sampah medis terkumpul semua, petugas
incinerator menimbang dan memasukkan ke dalam
incinerator.
6. Siap untuk dibakar setiap hari sampai suhu maksimal
incinerator (±10101C).
7. Hasil sisa abu pembakaran incinerator, setiap 3 hari
dikuras dan dimasukan tong khusus Abu Incinerator
berwarna kuning, kemudian disimpan tertutup.
8. Sisa abu dibuang ke TPS, selanjutnya diangkut ke TPA.

B. Limbah Khusus Cair


1. Spoel Book adalah tempat pengumpulan limbah cair
laboratorium berupa darah dan urine.
2. Klorinasi adalah proses desinfeksi dengan bahan klor
dengan cara mencampur larutan hipoklorit 5% dan air
dengan perbandingan 1 : 9.

PENCUCIAN LIMBAH KHUSUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/072 00 1/3
RUMAH SAKIT
NINDHITA
Cara :
a) Petugas laboratorium mengunakan APD untuk mencuci
yaitu : jas laboratorium, apron plastik, sarung tangan,
masker dan sepatu anti slip.
b) Botol berisi darah dan urine dimasukan dan direndam
Prosedur langsung ke dalam bak berisi larutan klorin selama 10
menit untuk proses dekontaminasi kemudian airnya
dibuang ke lubang saluran spoel book, yang dialirkan ke
dalam bak control yang selajutnya dialirkan ke bak
penampungan di bagian sanitasi dan lingkungan yang
kemudian akan diolah dengan system klorinasi.
c) Botol dan tabung bekas darah atau urine tadi kemudian
dicuci dan dibilas dengan air bersih.
d) Kemudian botol dan tabung yang sudah bersih tadi
direndam lagi dalam larutan Extran dan air dengan
perbandingan 1 : 9 selama selama 10 – 20 menit untuk
melarutkan sisa bahan kimia yang masih tertinggal.
e) Kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan dalam
inkubator kering.

Unit Terkait  IPAL

INSPEKSI DAN PENGETESAN ALAT LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

LAB/SPO/73 00 1/1
RUMAH SAKIT
NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Kegiatan melakukan inspeksi dan pengetesan alat laboratorium


baru sebelum digunakan

Tujuan Mendapatkan alat pemeriksaan yang sesuai spesifikasinya dan


hasil dapat dipercaya

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.

1. Instalasi alat oleh teknisi


2. Pengecekan alat pemerksaan
3. Memulai sampel pemeriksaan
Prosedur 4. Kalibrasi
5. Kontrol
6. Running pemeriksaan

Unit Terkait  Direksi


 Instalasi laboratorium klinik
 Rekanan

SELEKSI DAN PENGADAAN ALAT


LABORATORIUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT
NINDHITA LAB/SPO/074 00 1/1

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN


Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Kegiatan melakukan seleksi dan pengadaan alat laboratorium


yang akan dipesan dan digunakan

Tujuan Mendapatkan alat pemeriksaan yang sesuai spesifikasinya


dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan manfaat.

Kebijakan Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Mutu Internal Laboratorium


Kesehatan dan Permenkes RI no. 363/Menkes/Per/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.

1. Rapat bagian patologi klinik


2. Usulan pemeriksaan dan alat
3. Diajukan ke direksi
Prosedur 4. Pembentukan tim seleksi dan pengadaan barang
5. KSO atau pembelanjaan langsung

Unit Terkait  Direksi


 Instalasi laboratorium klinik
 Rekanan

SPO PENYIMPANAN REAGENSIA


PEMERIKSAAN URINALISIS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT
NINDHITA LAB/SPO/075 00 1/1

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN


Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Reagen adalah suatu bahan yang dibutuhkan untuk membantu


pemeriksaan laboratorium

Tujuan Mengatur cara pengajuan pengadaan reagensia esensial di


laboratorium klinik

Kebijakan SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis.

1. Jenis Reagen Pemeriksaan:

- Urinalysis10M Reagent Strips

Prosedur :

Prosedur 1. Memilah reagensia berdasarkan tanggal kadaluarsa reagen


(Expired Date) dimana reagen yang mendeteksi tanggal
kadaluarsa diletakkan paling depan pada tempat
penyimpanan reagen
2. Memberi label yang isinya jenis reagen dan tanggal
kadaluarsa pada setiap tempat reagen
12. Menyimpan reagen di tempat penyimpanan (suhu kamar)
dan lemari pendingin dengan suhu 2-8ºC (sesuai dengan
aturan pembuatan reagen) Perlakukan semua sampel sebagai
berpotensi inkesius

Unit Terkait  Instalasi Laboratorium Klinik.

SPO PENYIMPANAN REAGENSIA


PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT LAB/SPO/76 00 1/1


NINDHITA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit Nindhita
15 Mei 2017 Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. ANDI TRI SUTRISNO
HASANUDDIN

Pengertian Reagen adalah suatu bahan yang dibutuhkan untuk membantu


pemeriksaan laboratorium.

Tujuan Mengatur cara penyimpanan reagensia esensial di Laboratorium


Klinik

Kebijakan SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis

Jenis Reagen Pemeriksaan:


1. Pictus B Diatron :
 Bilirubin (bilirubin direk dan bilirubin total)
 Kolesterol
 Serum Kreatinin
Prosedur  Glukosa
 Protein total
 Ureum
 Asam urat
 Trigliserida
 GOT/ASAT/AST
 GPT/ALAT/ALT
 Albumin
 Klorida
 HDL
 LDL

Unit Terkait  Instalasi Farmasi


 Instalasi Laboratorium Klinik

Anda mungkin juga menyukai