Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENGUMPULAN DATA DAN MEMBUAT RENCANA


ASUHAN BAYI 2-6 HARI

Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terdapat
beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir.............................................................. 3
1. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir............................................................ 4
2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir............................................... 12
B. Rencana Asuhan Bayi Usia 2 – 6 Hari........................................................... 24
1. Perawatan Tali Pusat................................................................................ 24
2. Pemberian Nutrisi yang Adekuat............................................................. 25
3. Personal Hygiene..................................................................................... 26
4. Mempertahankan Kehangatan Bayi......................................................... 27
5. Kebutuhan Tidur...................................................................................... 27
6. Keamanan................................................................................................ 29
7. Tanda-tanda bahaya................................................................................. 31

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 35
BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir


Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologi sehigga dapat beradaptasi
dengan kehidupan di luar uterus (Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi). Perubahan-perubahan
yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan terpotongnya tali umbilikus, selain ada beberapa
perubahan fisiologis pada bayi baru lahir kita juga harus mengetahui ciri-ciri umum bayi baru lahir
normal. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentukan melakukan suatu pemeriksaan fisik
terhadap bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi
setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal
dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks primiti.
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat,
sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada pemeriksaan fisik
yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan trauma dari
tindakan yang bidan lakukan dan melakukan inform consent terlebih dahulu kepada ibu/orang tua
bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama ibunya.
Apa yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu pengkajian,
pemahaman dasar mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan
menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta prilaku bayi, hal ini
di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi jika tidak dilakukan suatu pemeriksaan
untuk menrencanakan asuhan yang akan diberikan pada bayi, karena bayi belum bisa
berkomunikasi seperti orang dewasa maka penampilan dan prilakunya lah yang akan kita nilai.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi
terdapat beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan, penilaian adaptasi neonatal
(skor APGAR, refleks), penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/
fisiologi, pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan, serta
menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan
menurut tiga kategori, meliputi :
- Klasifikasi menurut masa gestasi
 Neonatus kurang bulan (preterm infant) : janin dengan usia kehamilan < 37 minggu
 Neonatus cukup bulan (term infant) : janin dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu
 Neonatus lebih bulan (postterm infant) : janin dengan usia kehamilan > 42 minggu
- Klasifikasi menurut berat badan
 Neonatus berat lahir rendah : janin dengan berat badan lahir < 2500 gram
 Neonatus berat lahir cukup : janin dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram
 Neonatus berat lahir lebih : janin dengan berat badan lahir > 4000 gram
- Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi
Dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa
kehamilannnya, yaitu neonatus cukup / kurang / lebih bulan (NCB / NKB / NLB) apakah sesuai /
kecil / besar untuk masa kehamilan (SMK / KMK).
Aspek Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir
Langkah pertama penilaian atau evaluasi adalah pengumpulan data baik yang dilakukan dengan
memberikan pertanyaan pada ibu dan keluarga maupun yang didapatkan dari pemeriksaan secara
langsung. Langkah-langkah tersebut adalah langkah pengkajian fisik serta pemeriksaan
penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
1. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian
fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian
segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari
kehidupan dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR
meliputiAppearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (refleks atau respon terhadap
rangsang), Activity (tonus otot) dan Respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah
dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian
keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau
mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan
hasil pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang menunjang. Pengkajian fisik
pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir
(immediate care off the newborn).
Tujuan pengkajian adalah :
a. Mendapatkan hasil yang valid
b. Mengetahui keadaan fisik secara umum
c. Mengetahui kondisi normal / abnormal
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga kesehatan perlu
melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnion (volume) apakah selama
kehamilan terjadi hidramnion/ oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting
untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri, ada tali simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500 – 4000 gram), PB (45 – 53 cm), LK (33 –
35 cm), LD (30 – 33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik.
b. Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal,
penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus,
RH/isoimunisasi
c. Faktor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat perdarahan, preeklamsia, infeksi,
perkembangan janin terlalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion.
d. Faktor prenatal, meliputi prematur/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan,
gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium,
amnionitis, Ketuban Pecah Dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu
hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan.
Untuk mempermudah suatu pengkajian maka diperlukan ceklis langkah-langkah pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, berikut tabel langkah untuk memeriksa bayi.
Tabel 1
Tabel Ceklis Langkah-Langkah Memeriksa Bayi
No Pemeriksaan Standar Pemeriksaan
1 Penampilan secara umum Tubuh proporsional, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan, menangis kuat
2 Tanda-tanda fisik
- Pernafasan 30 – 60 x/menit
- Detak jantung 120 – 160 x/menit
- Temperatur 36,5 – 37,2 0C
3 Berat badan (kg / gram) 2500 – 4000 gram
4 Panjang badan (cm / inci) 45 – 53 cm
5 Tengkorak (cm) 33 – 35 cm
6 Telinga Simetris ka/ki, tidak ada kelainan
7 Mata Simetris ka/ki, refleks pupil, tidak ada
tanda-tanda infeksi dan kelainan pada
mata
8 Hidung dan mulut Gerakan pernapasan tanpa hambatan, tidak
ada kelainan pada hidung dan mulut,
refleks menghisap kuat
9 Leher Tidak ada pembengkakan dan benjolan
pada kelenjar thyroid
10 Bahu, lengan dan dada Bentuk dada, puting, bunyi napas dan
jantung, gerakan lengan aktif, jumlah jari
lengkap tanpa kelainan
11 Perut Bentuk perut, lingkar perut, konsistensi
perut (ketika tidak menangis lembek),
tidak ada benjolan pada perut dan sekitar
tali pusat
12 Alat kelamin / genetalia Laki-laki : terdapat 2 testis berada dalam
scrotum, ujung penis terdapat lubang
Perempuan : labia mayora menutupi
minora, vagina terdapat lubang, uretra
terdapat lubang dan mempunyai klitoris
13 Pinggul Tidak ada bunyi pada saat menggerakkan
tungkai dan kaki bayi
14 Tungkai dan kaki Gerakan, simetris dan panjang harus sam,
jumlah jari
15 Punggung dan anus Tidak ada pembengkakan / cekungan pada
punggung, terdapat lubang anus, serta
pengeluaran mekonium
16 Kulit Verniks ada, warna kulit kemerahan, tidak
ada pembengkakan dan bercak / tanda lahir

Aspek yang perlu dikaji adalah :


a. Riwayat persalinan dan keadaan neonatal
Riwayat persalinan meliputi lama, spontan, keadaan ketuban, dll
Riwayat neonatal meliputi mekonium, trauma lahir, dll
b. Menilai keadaan umum bayi
Ukuran keseluruhan, kepala, badan, ekstermitas, tonus otot, tingkat aktivitas, tangis bayi,
kondisi kulit, meliputi warna, turgor, kerut-kerut, verniks kaseosa, milia (bintik berwarna putih
sampai kekuningan yang terletak superfisial dalam kulit, biasanya terletak pada kelopak mata,
dagu dan dahi), lanugo, eritema toksikum dan tanda lahir. Dua jam pertama setelah lahir. Hal-hal
yang dinilai saat pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat dan lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerahan atau biru
4) Cacat bawaan dan trauma lahir
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh
Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga suhu belum stabil terutama terpapar dingin. Bayi
mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan
aktifitasnya. Kisaran suhu 36 – 37 ºC, diperlukan nutrisi dan pergerakan yang cukup, sehingga
tidak dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat (Myles, Cetakan 14, 2009). Pada saat lahir suhu
tubuh bayi kira-kira sama dengan suhu tubuh ibunya. Suhu tubuh normal 36, 5 º - 37,2 º C
(Pusdiknakes – WHO –JHPIEGO, 2003)
2) Nadi

Tabel
Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Istirahat Istirahat Aktif/ demam
(bangun) (tidur)
BBL 100-180 80-160 Sampai 220
1 minggu-3 bulan 100-220 80-200 Sampai 220
4 bulan-2 tahun 80-150 70-120 Sampai 200
2 tahun-10 tahun 70-110 60-90 Sampai 200
> 10 tahun 55-90 50-90 Sampai 200
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
3) Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalamannya, kecepatan dan iramanya serta
bervariasi dari 30 – 60 x/menit.

Tabel
Frekuensi Pernapasan Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Range/ rata-rata Waktu tidur
Neonatus 30-60 35
1 bulan-1 tahun 30-60 30
1-2 tahun 25-50 25
3-4 tahun 20-30 22
5-9 tahun 15-30 18
10 tahun/ lebih 15-30 15
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)

4) Tekanan darah
Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan menggunakan
sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan
sistolik rata-rata adalah 80 – 60 / 45 – 40 mmHg pada saat lahir 100 / 50 mmHg sampai hari ke
sepuluh (Doenges, M, E, 2001).
d. Berat badan dan panjang badan
Letakkan handuk langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang.
Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000 kg (Chapman,
2006).
Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45 – 53 cm (Pusdiknakes, 2003). Jokinen (2002)
menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the joint working party on child health (Hall &
Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran panjang badan masih penting untuk pengajian
pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat bahwa
pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan
pita mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh
dari variabel (Wilshin, 1999).
e. Kepala dan muka
1) Ubun-ubun
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat tulang tengkorak yang belum
sepenuhnya bertemu.
2) Sutura / molase / molding
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) dengan penilaian :
0 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) terpisah
1 : sutura bersesuaian atau tepat
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu pada usia 2 tahun.
3) Penonjolan atau cekungan
Penilaian : tidak terdapat kelainan baik karena trauma persalinan (caput succedaneum
/ edema kulit kepala dan cephal hematoma / efusi darah dibawah periosteum tulang kranial) atau
adanya kelainan kongenital (hydrocephalus, anencephalus, dll) (Chapman, 2006).
4) Lingkar kepala
Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-frontal.
Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran normal untuk bayi
aterm adalah 32 – 37 cm (Baston & Durward, 2001).
Pada muka atau wajah dilihat penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukkan berbagai
sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau Turner.
f. Telinga, mata, hidung dan mulut
Penilaian telinga jumlah, bentuk, kesimetrisan antara telinga satu dengan telinga yang lain
dengan cara menarik garis melintasi kedua mata bayi, normalnya telinga berada di atas garis
tersebut. Penilaian mata meliputi simetris, pergerakan mata, refleks pupil, jarak antar mata 3 cm,
tidak ada tanda-tanda infeksi. Selain itu perlu diperhatikan adanya perlengketan, katarak,
perdarahan sub konjungtiva dan lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang
bila terjadi dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi
gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penilaian hidung dan mulut meliputi ada / tidaknya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi
kongenital dan lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan, bersih, baru
dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum.
g. Leher dan dada
Penilaian leher dengan meraba apakah terdapat pembengkakan dan benjolan. Penilaian dada
meliputi bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop), dan ukuran lingkar dada dengan cara diukur dari dada ke daerah
punggung kembali ke dada melalui puting susu, nilai 32-34 cm.
h. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari pada bayi. Lingkar Lengan Atas, nilai 10 – 11 cm.
i. Sistem saraf
Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan bertepuk
tangan (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003). Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-
otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang. Sistem
persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara
sempurna (Doenges, M, E, 2001).
j. Perut / abdomen
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi,lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pust pada saat bayi menangis, perdaraha n pada tali pusat, dinding perut
lembek (pada saat tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
k. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus sama,
serta jumlah jari.
l. Genitalia
Penilaian pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis berada dalam
scrotum, scrotum sudah turun ke bawah, kemudian pada ujung penis terdapat lubang. Penilaian
pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora,
pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris, hymen dan
klitoris tampak membesar (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003).
m. Kulit dan punggung
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-
kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam
oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak bercak
hitam, dan tanda tanda lahir.
Sedangkan pada punggung yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada
punggung bayi dengan cara membalikan badan bayi dan merabapunggung bayi untuk merasakan
benjolan pada tulang punggungnya.
n. Anus
Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah mengeluarkan mekonium
/ cairan.

2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir


a. Penampilan bayi baru lahir
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal. Beberapa variasi penampilan
yang normal kadang bersifat sementara dimana akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik
dan juga bersifat menetap yang disebut tanda lahir. Berikut variasi-variasi penampilan yang normal
pada bayi baru lahir :
1) Kulit
Saat bayi lahir, warna kulit berwarna keunguan lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi
menangis keras dan dapat bernapas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan yang merupakan
respon normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak, tapi dapat pula merupakan
tanda serius bila warna kekuningan bertambah dan menetap beberapa hari. Pada bayi postterm
kulit bayi keriput dan sedikit terkelups, karena telah kehilangan verniks kaseosa yang melindungi
kulit bayi.
2) Kepala
Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun
proses persalinan yang dialami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam seminggu pertama.
3) Mata
Bintik darah pada area putih mata dan bengkak yang umumnya di wajah akibat tekanan
selama persalinan. Keadaan akan hilang dalam beberapa hari. Tetapi untuk bayi sectio
caesarea tidak terdapat hal demikian.
4) Telinga
Bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang terlipat dan berbulu. Tapi hal ini
tidak akan menetap melainkan akan menuju ke bentuk sempurna.
5) Bibir
Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang disebut sucking blister. Hal ini terjadi
akibat gesekan antara bibir bayi dengan puting dan areola. Kulit bibir yang kering akan segera
digantikan dengan lapisan baru.
6) Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan dalam 3 hari pertama
setelah lahir. Hal ini disebut newborn breast swelling, yang dihubungkan dengan hormon ibu dan
menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
7) Genitalia
Genetalia dapat terlihat membengkak atau mengeluarkan cairan. Tampilannnya dapat
berbeda sesuai umur kehamilan. Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia yang
dalam. Semakin cukup bulan, labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan dapat mengeluarkan
cairan atau mukus kemerahan dari vagina dalam minggu pertama yang disebabkan hormon dari
ibu selama hamil. Bayi prematur laki-laki mempunyai skrotum yang rata dan halus dengan testis
yang belum turun (sebaiknya testis turun sebelum usia 6 bulan). Bayi prematur menampakan gais-
garis pada skrotum dengan testis yang sudah turun.
8) Tanda lahir
Tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah
higga bokong, meskipun dapat juga ditemui di bagian lain.

Beberapa jenis tanda lahir yang normal adalah :


a) Millia
Bercak putih dan keras seperti jerawat pada hidung atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan
kelenjar minyak dan akan menghilang dengan sendirinya.
b) Salmon patches atau bercak hitam
Bercak berwarna merah muda gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian bawah,
kelopak mata atas, belakang kepala dan leher. Tanda lahir ini akan menghilang sekitar beberapa
bulan setelah kelahiran.
c) Mongolian spots atau bercak mongol
Are datar dan luas berwarna hijau atau biru seperti memar pada punggung atau bokong. Pewarnaan
ini disebabkan oleh bagian terisi pigmen ekstra dan akan menghilang menjelang usia 4 tahun.
d) Strawberry hemangioma atau hemangioma kapiler
Bintik merah yang menonjol dengan tekstur yang kasar. Pada minggu pertama bintik berwarna
putih pucat, kemudian akan berwarna mera disebabkan pembuluh darah yang melebar selama
beberapa bulan, tetapi kemudian secara betahap akan menciut dan menghilang.
e) Port wine stain
Area berwarna merah atau ungu, berbentuk tidak teratur, datar dan besar yang disebabkan oleh
kelebihan pembuluh darah di bawah kulit. Penyakit ini tidak dapat hilang dengan sendirinya, perlu
dilakukan bedah plastik ketika usia anak suduh cukup besar.
f) Pustular melanosis
Lepuh kecil yang cepat kering dan terkelupas, serta meninggalkan bintik hitam. Bintik hitam
seperti titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa minggu.
g) Erythema toxicum
Ruam bercak-bercak merah dengan benjolan berwarna putih kekuningan di dada atau punggung
atau hingga ke seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari
pertama. Keadaan ini biasanya akan menghilang dalam satu minggu tanpa perawatan.
9) Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir
a) Caput succedaneum
Pengumpulan cairan di bawah kulit kepala yang biasa terjadi pada persalinan lama dan sulit. Caput
dapat melewati garis sutura, lain halnya pada cephal hematoma yaitu cairan tidak melewati batas
sutura. cairan ini di serap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa hari setelah lahir.
b) Molase
Suatu keadaan yang paling bertumpukan satu sama lain sebagai upaya untuk memfasilitasi
pergerakan kepala selama melalui jalan lahir pada proses persalinan yang menyebabkan kepala
bayi tidak simetris.
c) Hemangioma
Tanda lahir ini terdiri atas 2 jenis :
- Nevus Flammeus ialah daerah kapiler yang tidak menonjol, berbatas tegas, berwarna merah-ungu
yang tidak bertambah ukurannya, bisa menghilanh atau memudar warnanya.
- Nevus vaskulosus ialah kapiler yang baru terbentuk dan membesar pada kulit (lapisan dermis dan
subdermis) yang tumbuh beberapa bulan, kemudian mengkerut dan menghilang.
d) Psendomenarrhe
Cairan mukus kental berwarna keputihan dari bayi baru lahir perempuan selama minggu pertama
kehidupan. Ini disebabkan oleh terhentinya pengaruh hormon ibu.
e) Akriosianosis
Warna biru pada tangan dan kaki yang mungkin timbul pada 2 hingga 4 jam pertama setelah lahir
akibat sirkulasi perifer yang buruk. Jika sirkulasi memadai, suplai darah akan segera kembali
dengan cepat kebagian ekstermitas setelah kulit ditekan dengan jari.
b. Perilaku bayi baru lahir
Perilaku Bayi atau newborn behavior adalah perilaku yang dapat diamati oleh orangtua atau
pemeriksa yang mempunyai dua tujuan yaitu untuk menilai fungsi integritas bayi dan untuk
mengetahui (sebagai klinisi) kontribusi BBL terhadap sistem bayi-orang tua.
Karakteristik bayi adalah mempunyai pipi kemerahan dan montok, serta mata yang mungkin
masih terpejam atau sedikit terbuka. Kepala BBL mungkin mendatar atau mempunyai bentuk yang
tidak beraturan sesudah lahir, dan mungkin lebih besar atau tidak proporsional bila dibandingkan
dengan tubuh bayi. Bayi mungkin lebih kecil dibandingkan dengan bayangan orang tua. Mungkin
terdapat goresan pada muka bayi akibat kukunya yang panjang dan mungkin mempunyai telinga
yang bentuknya masih tidak beraturan, daun telinga masih lemas atau kaku terlipat ke bawah.
Dalam waktu seminggu penampilan bayi akan banyak berubah. Bentuk kepala yang tidak
beraturan akan menjadi lebih bulat dalam waktu 2 minggu. Mata yang terpejam juga akan mulai
terbuka dalam minggu pertama, koordinasi mata yang baik akan terjadi pada saat itu. Berat akan
turun sedikit dan bentuk telinga akan menjadi normal dalam waktu satu bulan.
Penampilan dan perilaku bayi baru lahir meliputi :
1) Tersedak
Tersedak dikatakan normal apabila terjadi kontraksi diafragma primitif (sekat rongga badan
antara dada dan perut) yang mendadak dan tidak teratur, yang belum benar-benar bisa menarik dan
mengeluarkan napas dengan ritme teratur.
Tersedak : tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang iga, diafragma dan perut makin
kuat dan mencoba bekerja sama.
Bayi sensitif terhadap sinar terang dan bersin jika membuka matanya untuk beberapa hari
pertama  cahaya menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan mata.
2) Bersin
Lapisan hidung sensitif, diperlukan untuk membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar
tidak masuk ke dalam paru-paru.
3) Napas
Kecepatan sekitar 40x tarikan napas/menit untuk 1 atau 2 hari pertama. Usia beberapa bulan : turun
menjadi 25 x/menit. Bayi baru lahir : paru-paru kecil, napas dangkal  paru-paru bayi
(proporsional) lebih kecil dibanding ukuran tubuhnya.
4) Refleks
Refleks adalah gerakan naluriah untuk melindungi bayi. Dalam beberapa minggu pertama
kehidupannya bayi akan mempertahankan posisinya seperti posisi tubuh di dalam kandungan
(posisi janin) yaitu fleksi penuh pada sendi lengan, siku, panggul dan lutut dan memposisikan
anggota gerak untuk dekat dengan bagian depan tubuh bayi. Posisi ini akan berubah bila bayi sudah
dapat mengontrol gerakannya. BBL memiliki berbagai macam refleks alamiah. Memakai refleks
ini akan sangat membantu untuk memahami penyebab beberapa perilaku bayi. Adapaun macam-
macam refleks meliputi :
a) Refleks glabellar
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk pada saat mata
terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
b) Refleks menghisap (sucking)
Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk
memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap
adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan
akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang
baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu
c) Refleks mencari (rooting)
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya.
Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya
menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi
berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks
menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau
binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu
ibu untuk meperoleh makanan.
d) Refleks menggenggam (palmar grasping)
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 – 4 bulan Bayi akan
otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek
menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan
cara menggenggamnya kuat kuat.
e) Refleks babinski
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap,
indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
f) Refleks moro
Refleks moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau
gerakan yang mengejutkan.
g) Refleks melangkah (stepping)
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti
melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya
seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan
berjalan normall, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan
lenyap sekitar 2 bulan.
h) Refleks merangkak (crawling)
Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi merangkak karena
saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
i) Refleks tonic neck / fencing
Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar
usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan
yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika
bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga
lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas.
Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan
kepala bayi yang akan menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.
j) Refleks ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan lidah ke luar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting.
k) Refleks berenang (swimming)
Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang berisi air, ia akan mulai mengayuh
dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini akan menghilang pada usia empat sampai
enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun
bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat
beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada air saat itu.
l) Refleks yawning
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian dan berlangsung hingga
sekitar satu tahun kelahiran.
m) Refleks labirin (tonic labyrinthine)
Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu
dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang
pada usia 6 bulan.
n) Refleks bernapas (breathing)
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang, fungsi :
menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam kehidupan.
o) Refleks eyeblink
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata. Fungsi : melindungi mata dari cahaya
dan benda-benda asing. Permanen dalam kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin,
matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.
p) Refleks pupil (puppilary)
Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata
terhadap terhadap lingkungan gelap. Fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan
terhadap suasana gelap.
q) Refleks menelan (swallowing)
Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda - benda yang didekatkan ke mulut,
memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai
pengalaman.
5) Menangis
Bayi akan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan non-verbal atau isyarat yang sebagian
besar akan melibatkan tangis. Bayi juga kadang dapat diam dan tenang sendiri tanpa bantuan. Bila
bayi menangis berlebihan ini dapat berarti bayi sakit atau mengalami nyeri.
Menangis merupakan salah satu cara utama bayi untuk melakukan komunikasi. Banyak bayi
menangis selama 2-3 jam sehari, bahkan ada yang lebih. Ini adalah suatu cara dimana untuk
memberi tahu orang tua atau pengasuhnya bahwa bayi menginginkan sesuatu, atau ada sesuatu
yang salah satu tidak nyaman baginya. Bayi akan tumbuh dengan tangis yang konstan. Merangkul
bayi, mengelus-elus dan berbicara dengan bayi bahwa ia dicintai, akan membuat bayi bertambah
baik. Tangis akan berkurang dengan bertambahnya umur dan kemampuan bayi untuk dapat
mengekspresikan perasaan, kemauan dan keinginannya.
6) Tidur
Bayi cukup bulan : sebagian besar waktu untuk tidur (60%). BBL biasanya tidur selama 20 menit-
4 jam dalam sekali tidur dalam waktu sampai 20 jam setiap harinya. Lambung bayi terlalu kecil
untuk menahan minuman agar senantiasa penuh di lambung, sehingga bayi perlu untuk diberi
minum beberapa jam sekali. Masing-masing bayi mempunyai kebiasaan tidur yang berbeda, tetapi
pada umur 3 bulan bayi harus tidur selama 6-8 jam pada malam hari.
Dalam minggu pertama kehidupannya, seorang bayi keliatannya akan tidur secara teratur dan
hanya akan bangun bila lapar. Setelah beberapa minggu, bayi secara perlahan akan terjaga lebih
lama. Bayi tidak mempunyai pola yang tetap tentang waktu tidurnya akan tetapi bisa diprediksi
bila sudah bertambah umurnya. Beberapa bayi tidur sepanjang malam pada umur 6 minggu, ini
terjadi secara alamiah dan tidak perlu memaksa bayi untuk mengikuti pola tertentu meskipun dapat
ditentukan waktu tidurnya. Member minum, menyanyikan lagu atau membacakan sebuah cerita
dapat membantu menidurkan bayi. Dengan member porsi minum malam harinya dengan tenang
dan pelan-pelan, maka bayi diajar untuk membedakan siang dan malam hari.
7) Kesiagaan penglihatan dan pendengaran
BBL dapat melihat dan fokus hanya dengan jarak pandang 20-25 cm dari wajahnya.

B. Rencana Asuhan Bayi Usia 2 – 6 Hari


Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir harus dibuat secara
menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan
keadaan bayi saat itu (normal/sehat atau mengalami gangguan/sakit). Secara umum asuhan yang
diberikan pada bayi usia 2 – 6 hari meliputi :
1. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah
sekali terkena infeksi. Jika tali pusat yang belum putus tak sengaja terkena air saat bayi
dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada
pangkal tali pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah kelahiran, tapi bisa
juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.
Perawatan menggunakan alkohol dan penutupan tali pusar sudah tidak dianjurkan lagi,
perawatan cukup menggunakan air matang dan biarkan tali pusar tetap terbuka. Usahakan tali
pusar tetap kering, untuk mengelap bisa menggunakan tissue atau kain kasa steril. Tetap amati
terhadap tanda-tanda infeksi
Beberapa gejala bayi terkena infeksi yaitu : Malas minum, Gelisah, Frekuensi, pernafasan
meningkat, Mengantuk (letargi) atau tidak sadar, Berat badan turun,Pergerakan kurang, Muntah,
Diare, Odema, Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari norma,
Adanya nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke kulit perut serta berbau busuk.

2. Pemberian Nutrisi yang Adekuat


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung
zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh)
atau sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam (paling sedikit 4 jam sekali) dan secara
bergantian diberikan antara payudara kiri dan kanan. Berikan ASI ekslusif sampaia bayi berusia 6
bulan. Selanjutnya ASI diberikan sampai berusia 2 tahun dengan penambahan makanan lunak atau
padat yang disebut Makanan Pendaming ASI (MPASI).

Tabel
Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Komposisi / 100 ml ASI Matur Susu Sapi Susu Formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Laktalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
As (gr) 0,21 0,72 0,34
Mineral Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trance 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Vitamin A (iµ) 182 140 210
C (mg) 5 1 5,3
D (iµ) 2,2 42 42
E (iµ) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niasin (mg) 0,2 0,17 0,7
pH Alkali (basa) Acid (asam) Acid (asam)
Bacteria Iontent Steril Nonsteril Steril

3. Personal Hygiene
a. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari-hari pertama disebut mekonium. Mekonium
adalah aksresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia
kehamilan 16 minggu. warna mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur lembut,
terdiri atas mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI
akan berubah warnanya menjadi hijau emas dan terlihat seperti bibit. Bayi akan diberi susu formula
memiliki feses berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5 – 6 kali
tiap hari dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari 2
hari segera hubungi tenaga kesehatan.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi berkemih sebanyak 4 – 8 kali perhari. Pada awalnya volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari,
meningkatt menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama. Warna urine keruh / merah
muda dan berangsur-angsur jernih karena intak cairan meningkat.
Tabel
Pola Buang Air Kecil (BAK) dan Karakteristik Tinja
Pada Bayi Baru Lahir
Usia Bayi Jumlah Bentuk & Warna BAB
Minimum BAK
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat 5-6 Kuning kehijauan
ASI dibuat
banyak)
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”

4. Mempertahankan Kehangatan Bayi


Ketika dalam kandungan, bayi berada dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat
celcius. Setelah lahir, bayi masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk. Suhu ruangan persalinan yang
hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap
pada tubuhnya.
Luas permukaan kulit yang berbanding lurus dengan massa tubuh bayi menyebabkan bayi
beresiko kehilangan panas, terutama dari bagian kepala bayi yang merupakan 25% dari ukuran
seluruh tubuhnya.
Bayi yang baru lahir mungkin penuh berlumur darah dan cairan amniotik, kadang-kadang
juga dengan vernix, substansi mirip keju yang melindungi kulit bayi ketika masih ada di dalam
rahim. Kulit bayi yang baru lahir mungkin dilapisi bulu halus yang hitam, bernama lanugo, yang
akan lenyap dalam 2 bulan kehidupan awalnya. Warna kulit mungkin mula-mula kelihatan biru
tua, tetapi setelah bayi mulai bernafas akan berubah menjadi merah jambu sehat.

5. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai
usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun samapai malam
hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat,
serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu diingin. Jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola tidur bayi masih belum tertur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-
lahan kan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan dengan siang
hari. Keluhan gangguan tidur biasanya dating dari orang tuany yang sulit menerima jam tidur bayi.
Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan
sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tuapun
perlu menyiasati waktu tdurnya sesuai pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak
tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidurpun semakin berkurang, kiraa-kira 3
kali dan terus berkurang hingga 2 kali pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi
hanya perlu tidur siang 1 kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah
waktu untuk banguun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari
saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk
tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur
yang redup.
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan
kata-kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menanagis lagi,
biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15
dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hentikan dulu
prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital. Pastikan bayi tidur dengan aman:
a. Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika tidur
d. Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun
dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat bayi tidur terlentang.

6. Keamanan
Pencegahan infeksi adalah satu aspek penting dalam perlindungan dan keamanan pada bayi
baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk mencegah
infeksi.
b. Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
c. Menyediakan linen atau kain yang cukup
d. Mencegah anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi. Stafilokokos
merupakan penyebab tersering infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah sakit menggunakan
cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan untuk mencegah
kemungkinan infeksi tersebut.
e. Memandikan bayi tidk boleh sering-sering dilakukan karena akan berdampak pada kulit yang
belum sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat dibersihkan
1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada daerah tersebut..
f. Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
g. Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong

Pencegahan Masalah Pernafasan meliputi :


a. Pencegahan hipotermia dan kemungkinan infeksi
b. Menyendawakan bayi setelah menyusui untuk mencegah aspirasi pada saat terjadi gumoh atau
muntah.
c. Jika tidur bayi harus dibaringkan terlentang atau miring.

Pencegahan Hipotermia :
a. Tidak sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
b. Menjaga suhu ruangan sekitar 18-210 C
c. Bayi menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
d. Segera menggantikan kain yang basah.
e. Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
f. Bedong/ selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.

Pencegahan perdarahn dilakukaan dengan pemberian vitamin K 1 mg IM yang memicu


pembentukan protombin. Pencegahan luka dan Trauma :
a. Jangan meninggalkan bayi
b. Pada saat memandikan bayi, perhatikan atau cek suhu air terlebih dahulu. Hindarkan memasukan
air panas terlebih dahulu karena akan menyebabkan panas yang lama pada baagiaan dasar bak
mandi.
c. Gunakan bak maandi yang tidak tinggi/terlalu ddalam, alu isi dengan iar kurang dari setengah
tinggi bak mandi untuk mencegah bayi tenggelam.
d. Memnidahkan bayi haarus dengan menggunakan kain untuk menghindari jatuh karena permukaan
kulit yang licin dan pergerakan bayi.
e. Jika menggunakan peniti untuk mengikatkan popok, gunakan salah satu tangan di dalam popok
untuk memastikan bayi tidak sampai tertusuk peniti tersebut.
f. Pergunakan sarung tangan bayi untuk mencegah luka karena kuku bayi yang panjang.
g. Sarung tangan bayi yang digunakan harus elastic tidak ketat untuk mencegah penekanan terhadap
sirkulasi darah ke bagian jari tangan.
h. Bayi tidak perlu memerlukan bntal sampai usia 2 tahun, jangan menempatkan bantal diatas kepala
agar wajah tidak tertutup oleh bantal.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap
menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk
memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan
alat penghangat di tempat tidur bayi. Selain itu untuk menjaga keamanan bayi adalah menjaga bayi
agar tidak gumoh dengan cara:
a. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar
30 menit setelah menyusu.
b. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
d. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi
sering.
e. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan
bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
f. Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk
sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
g. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
h. Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi,
masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan
atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
i. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena
bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga
bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang
berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari
hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan
itu mencari jalan keluar lewat hidung.
j. Hindari bayi tersedak.
Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut
aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung
karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan
tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum
si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau
ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.

7. Tanda-tanda bahaya
k. Pernapasan sulit / > 60 x/menit
l. Suhu terlalu panas (> 38 0C) atau terlalu dingin (< 36 0C)
m. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan
n. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah
o. Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau
tua dan terdapat lendir atau darah
p. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus
q. Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik

Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139) yaitu :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Merintih
e. Perdarahan
f. Sangat kuning
g. Berat badan lahir < 1500 kg

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian
fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga, Bibir,
Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir seperti
Caput succedaneum, Molase, Hemangioma, Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku
bayi baru lahir meliputi : Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya Perawatan Tali
Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali
terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam (paling sedikit
4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium yang
dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi sebanyak 4 – 8 kali
perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari, meningkat menjadi 100 – 200 ml/ hari
pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam lingkungan yang
bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan, sementara Suhu ruangan persalinan
yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban
menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan Masalah Pernafasan,
Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas atau terlalu
dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan, Tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah, Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK
dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah,
Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus,
Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik

B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari
sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan mahasiswa lebih banyak mempelajarinya
agar semakin mahir.

DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul Hidayat. 2008. Keterempilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan,
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV Sagung seto. Jakarta
Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.fitramaya.Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5
asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone,
Edinburgh
DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI

POKOK BAHASAN 6
Asuhan Neonatus Usia 2-28 hari
a. Usia 2-6 Hari (Lepas Tali Pusat )
Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu
:
1. Pemeriksaan Fisik (bayi usia 2-6 hari)
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian
fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi
Aspek yang perlu dikaji:
1. Riwayat meliputi :
- Persalinan (lamanya? Spontan? KPSW? Lainnya?)
- Neonatal (mekonium? Trauma saat lahir?)
2. Menilai keadaan umum bayi
- Secara keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi proporsional/tidak)
- Bagian kepala, badan dan exstremitas (pemeriksaan akan kelainan)
- Tonus otot, tingkat aktifitas (gerakan bayi aktif atau tidak)
- Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
- Tangis bayi (melengking, merintih, normal)
3. Tanda-tanda vital
- Periksa laju nafas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perut bayi, bayi dalam
keadaan tenang. Laju nafas normal 40-60 kali per menit.
- Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dapat di dengar dengan jelas ,dihitung selam satu menit.
Laju jantung normal 120 – 160 kali permenit.
- Suhu tubuh bayi baru lahir normal nya 36,5 o C – 37,2 o C diukur pada daerah aksila bayi selama lima menit
dengan menggunakan termometer
4. Lakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan.
- Berat badan..
Berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu berkisar antara 2500-4000 garam. Diukur dengan keadaan tidak
terbungkus, tetapi dalam melakukan pemeriksaan berat badan pada bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan hasil
nya dikurangkan dari berat bungkus bayi. Contoh :
Berat bayi dg bungkus : 3,50 kg
Berat bungkus : 0,25 kg -
Berat bayi : 3,25 kg
- Panjang Badan
Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur, ukurlah dari ujung kepala sampai ujung tumit nya, normal
panjang bayi baru lahir berkisar antara 45-53 cm .
5. Periksa bagian kepala bayi
- Ubun-ubun
Ukuran variasi, tidak ada standar. Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat
tulang tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu.
- Sutura, molase.
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu : dua tahun
- Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya kelainan baik karena trauma persalinan (caput
succedaneum, cephal hematoma) atau adanya cacat congenital ( hydrocephalus)
- Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal occipitalis kepala bayi.
6. Periksa telinga
Untuk memeriksa telinga bayi, tataplah muka nya. Bayangkan sebuah garis melintasi kedua mata nya, normalnya
beberapa bagian telinga harus berada diatas garis ini .
7. Periksa mata
Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah kedua matanya tampak normal dan apakah bergerak bersama, lakukan
pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi jika disinari dia akan mengecil berarti dalam keadaan
normal. juga tanda – tanda infeksi seperti misal nya ada pus.
8. Periksa hidung dan mulut..
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernafas dengan mudah melalui hidung atau kah ada hambatan,
kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langi-langit, reflek hisap, dinilai dengan mengamati pada saat bayi
menyusu atau dengan cara menekan sedikt pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukan jari tangan
anda untuk merasakan hisapan dari bayi. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti
labiopalatoskizis.
9. Periksa leher bayi
Periksa lehernya adakah pembengkakan dan benjolan .Pastikan untuk melihat apakah thyroid ( gumpalan di bagian
depan tenggorokan bengkak ) hal ini merupakan suatu masalah pada bayi baru lahir .
10. Periksa dada.
Pada daerah yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop)
11. Periksa bahu, lengan dan tangan.
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari pada
bayi.
12. Periksa bagian perut .
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali
pust pada saat bayi menangis, perdarahan pada tali pusat ,dinding perut lembek (pada saat tidak menangis ) dan
benjolan yang terdapat pada perut bayi.
13. Periksa alat kelamin. Hal yang perlu diperhatiakan :
- Bayi laki-laki
Yang harus diperiksa adalah normal nya dua testis berada dalam scrotum, kemudian pada ujung penis terdapat
lubang.
- Bayi Perempuan
Yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina terdapat lubang, pada
uretra terdapat lubang dan mempunyai clitoris.
14. Periksa pinggul, tungkai dan kaki.
- Pinggul
Untuk memeriksa pinggul ,peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar,
dengarkan atau rasakan adakah bunyi “klik” ketika anda menggerkan kaki nya, jika mendengar suara “klik” segera
laporkan ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya lakukan gerakan dengan lembut
setiap kaki naik dan turun . kembali dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika anda menggerakannya .
- Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus sama, serta jumlah jari .
15. Periksa punggung dan anus.
Yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada punggung bayi dengan cara
membalikan badan bayi dan lihat punggung nya kemudian jari anda menuruni punggung bayi
untuk merasakan benjolan pada tulang punggungnya. Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang
dan terbuka atau telah mengeluarkan mekonium / cairan.
16. Periksa kulit.
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-
kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam
oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak bercak
hitam, dan tanda tanda lahir.
2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir
1. Tersedak dan bersin
- Tersedak
Normal  kontraksi diafragma primitif (sekat rongga badan antara dada dan perut) yang mendadak
dan tidak teratur, yang belum benar-benar bisa menarik dan mengeluarkan napas dengan ritme
teratur.
Tersedak : tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang iga, diafragma dan perut makin kuat
dan mencoba bekerja sama.
Bayi sensitif terhadap sinar terang dan bersin jika membuka matanya untuk beberapa hari
pertama  cahaya menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan mata.
- Bersin
Lapisan hidung sensitif, diperlukan untuk membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar
tidak masuk ke dalam paru-paru.
2. Napas
Kecepatan sekitar 40x tarikan napas/menit untuk 1 atau 2 hari pertama. Usia beberapa bulan : turun
menjadi 25 x/menit.
Bayi baru lahir : paru-paru kecilk, napas dangkal  paru-paru bayi (proporsional) lebih kecil
dibanding ukuran tubuhnya.
3. Refleks
Refleks : gerakan naluriah untuk melindungi bayi.
a. Refleks glabellar
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk pada saat mata
terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
b. Refleks hisap
Benda menyentuh bibir disertai refleks menelan. Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian
dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu.

c. Refleks mencari (rooting)


Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi.
Misalnya : mengusap pipi bayi dengan lembut  bayi menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya.
d. Refleks genggam (palmar grasp)
Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan
menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan bayi ditekan bayi mengepalkan tinjunya.
e. Refleks babinski
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke arah atas kemudian
gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki
hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.
f. Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan atau dikejutkan
dengan cara bertepuk tangan.
Fungsi : menguji kondisi umum bayi serta kenormalan system saraf pusatnya.
Cara yang lain : tangan pemeriksa menyangga bayi dan punggung posisi 45° , dalam keadaan rileks
kepala dijatuhkan 10°. Pada keadaan normal akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
Atau Gendong bayi dalam posisi setengah duduk dengan sudut 30 0 di atas meja pemeriksaan,
kemudian biarkan kepala jatuh ke belakang. Bayi akan menunjukkan respon berupa memeluk
dengan abduksi dan ekstensi dari ekstremitas atas yang cepat dan diikuti denga aduksi yang lebih
lambat dan kemudian timbul fleksi
g. Refleks Melangkah
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam suatu gerakan berjalan atau melangkah jika diberikan
dengan cara memegang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh permukaan yang rata
dan keras.
h. Refleks merangkak
Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan ke dua tangan dan kaki bila diletakkan
telungkup pada permukaan datar.
i. Reflek tonik leher atau ”fencing”
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi, da ekstremitas yang berlawanan
akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi istirahat. Respoms ini dapat tidak ada
atau tidak lengkap segera setelah lahir.
j. Refleks Ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan lidah ke luar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting.
4. Menangis
Menangis paling banyak dilakukan bayi baru lahir jika bayi mengantuk, bayi lapar, bayi kesepian,
bayi merasa tidak nyaman, atu bisa juga menangis tanpa alasan.
5. Tidur
Bayi cukup bulan : sebagian besar waktu untuk tidur (60%). Kesiagaan-penglihatan dan
pendengaran. BBL dapat melihat dan fokus hanya dengan jarak pandang 20-25 cm dari wajahnya.

3. Perawatan tali pusat


- Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi.
- Menjaga pusar bayi agar tetap kering.
- Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama

4. Nutrisi / Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau kebutuhan
bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara payudara kiri dan kanan.

5. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal
lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu
feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan
bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu
formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu
dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur
bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu
memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses
yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI,
ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tetap susui bayi
agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau
keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi
àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama dengan
orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun
frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum
menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5
kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari
bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena
memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik,
feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak
lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting
lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan
bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang
merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam
kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah
pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya
putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi
kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi
dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna feses kuning
Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh
susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah
dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan
ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul
dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu.
Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu
sampai saatnya dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung
empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu
ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu
formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning
tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.

Warna feses hijau


Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus muncul.
Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja,
sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Pada
saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih
banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap
membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau
foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini
yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya
mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses
pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ
terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini berarti bayi
mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplit.
Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya
disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya
mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula hingga kenyang.Akhirnya bayi hanya
mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan
pemberian agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu
payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.

Warna feses merah


Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun
bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika
bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan
bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari.
Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap
muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu,
maka perlu diperiksa lebih lanjut.
Kemungkinnanya hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya,
dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini
sangat jarang berasal dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak
ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga
punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan
kesakitan.

Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan


Waspada baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling
riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan
empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke
dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan
berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya sudah
mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan
tindakan pengbobatan yang sangat mahal di Indonesia.
6. BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap bersih,
hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya. Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali
sehari. Pada awalnya volume urin sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml/ hari
pada akhir pertama. Warna urin keruh/ merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake
cairan meningkat

7. Tidur
 Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
 Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan
dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima
jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi
berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga
orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan
bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin
berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1
tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar
antara 12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah
waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin hanya disiang hari
saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi
di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau di
ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup Ketika bayi
terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata kata lembut.
Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit
baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15
menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya
bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba lagi
setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s Children Hospital).
Pastikan bayi tidur dengan aman :
 Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas
 Jangan merokok disekitar bayi
 Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
 Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat
bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekaliposisi kepala saat bayi tidur terlentang.

8. Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di
tempat tidur bayi.

9. Kebersihan Kulit
Memandikan harian bayi dilakukan, harus diruang yang hangat, bebas dari hembusan angin
langsung dan tergantung dengan kondisi udara, jangan memandikan bayi langsung saat bayi baru
bangun tidur, karena sebelum adanya aktifitasdan pembakaran energy dikuatirkan terjadi
hipotermi dan bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut,
pada saat memandikan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus.
1. Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian lap
dengan handuk lalu basahi kepala dengan air kemudian pakaikan sampo kalau rambut kotor,
kemudian dibilas dan dikeringkan dengan handuk,
2. Bagian tubuh: buka pembungkus, pakaian, popok bayi, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih
dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai waslap yang telah diberi air
dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki de4ngan cepat, kemudian angkat tubuh
bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air dengan hangat ± 37 derajat celcius.
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan dengan handuk,
pakaikan minyak telon dengan dada, perut dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan
baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat dan dekapkan ketubuh ibu.

10. Pemberian Imunisasi Hbo


Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri untuk
melawan penyakittertentu dengan memasukkan suatu zat kedalam tubuh melalui penyuntikan atau
secara oral.
Imunisasi HB O diberikan segera setelah anak lahir sampai 7 hari, jangan diberikan setelah
usia anak lebih dari 1 minggu. Imunisasi HB O ini bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit yg disebabkan oleh virus hepatitis B. Sebaiknya imunisasi HBO diberikan saat
setelah selesai menolong persalinan. 0,5 cc secara im, secara IM pada antero lateral paha.
Vaksin HBO yg di pakai sekarang (dalam program) jenis PID (Prefill Device).

11. Tanda-Tanda Bahaya


Jika menemukan kondisi ini, harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus
mengetahuinya seperti :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60x permenit
2. Terlalu hangat (˃38˚C) atau terlalu dingin (˂36˚C)
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar
4. Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan
5. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan, berdarah
6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
pernapasan sulit
7. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/cair, sering berwarna hijau tua,
ada lendir atau darah
8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir.
1. Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per
menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
2. Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah
langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
3. Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk
meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia, perdarahan persalinan
lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.
4. Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut:
A. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
B. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
5. Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
6. Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau
lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.

Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:


1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
a. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
b. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot
nafas tambahan.
c. Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
d. Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
e. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
f. Tanda atau prilaku abnormal atau tidak biasa.
g. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah
lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau
brdarah/ lender.
h. Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.

2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.


a. Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
b. Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc)
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d. Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
f. Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau
darah pada tinja.
g. Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus.

12. Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Dan Keluarga


Pendidikan dan penyuluhan pada orang tua :
1. Mengajarkan pada orang tua cara memandikan
2. Perawatan tali pusat
3. Pergantian popo
Pemulangan yang normal kesehatannya dipulangkan bersamaan dengan ibunya , dokter
memeriksa bayi dan memberikan surat keterangan pulang, tanggal dimana bayi dapat kunjungan
ulang.

Anda mungkin juga menyukai