Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terdapat
beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir.............................................................. 3
1. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir............................................................ 4
2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir............................................... 12
B. Rencana Asuhan Bayi Usia 2 – 6 Hari........................................................... 24
1. Perawatan Tali Pusat................................................................................ 24
2. Pemberian Nutrisi yang Adekuat............................................................. 25
3. Personal Hygiene..................................................................................... 26
4. Mempertahankan Kehangatan Bayi......................................................... 27
5. Kebutuhan Tidur...................................................................................... 27
6. Keamanan................................................................................................ 29
7. Tanda-tanda bahaya................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 35
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel
Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Istirahat Istirahat Aktif/ demam
(bangun) (tidur)
BBL 100-180 80-160 Sampai 220
1 minggu-3 bulan 100-220 80-200 Sampai 220
4 bulan-2 tahun 80-150 70-120 Sampai 200
2 tahun-10 tahun 70-110 60-90 Sampai 200
> 10 tahun 55-90 50-90 Sampai 200
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
3) Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalamannya, kecepatan dan iramanya serta
bervariasi dari 30 – 60 x/menit.
Tabel
Frekuensi Pernapasan Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Range/ rata-rata Waktu tidur
Neonatus 30-60 35
1 bulan-1 tahun 30-60 30
1-2 tahun 25-50 25
3-4 tahun 20-30 22
5-9 tahun 15-30 18
10 tahun/ lebih 15-30 15
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
4) Tekanan darah
Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan menggunakan
sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan
sistolik rata-rata adalah 80 – 60 / 45 – 40 mmHg pada saat lahir 100 / 50 mmHg sampai hari ke
sepuluh (Doenges, M, E, 2001).
d. Berat badan dan panjang badan
Letakkan handuk langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang.
Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000 kg (Chapman,
2006).
Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45 – 53 cm (Pusdiknakes, 2003). Jokinen (2002)
menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the joint working party on child health (Hall &
Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran panjang badan masih penting untuk pengajian
pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat bahwa
pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan
pita mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh
dari variabel (Wilshin, 1999).
e. Kepala dan muka
1) Ubun-ubun
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat tulang tengkorak yang belum
sepenuhnya bertemu.
2) Sutura / molase / molding
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) dengan penilaian :
0 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) terpisah
1 : sutura bersesuaian atau tepat
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu pada usia 2 tahun.
3) Penonjolan atau cekungan
Penilaian : tidak terdapat kelainan baik karena trauma persalinan (caput succedaneum
/ edema kulit kepala dan cephal hematoma / efusi darah dibawah periosteum tulang kranial) atau
adanya kelainan kongenital (hydrocephalus, anencephalus, dll) (Chapman, 2006).
4) Lingkar kepala
Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-frontal.
Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran normal untuk bayi
aterm adalah 32 – 37 cm (Baston & Durward, 2001).
Pada muka atau wajah dilihat penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukkan berbagai
sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau Turner.
f. Telinga, mata, hidung dan mulut
Penilaian telinga jumlah, bentuk, kesimetrisan antara telinga satu dengan telinga yang lain
dengan cara menarik garis melintasi kedua mata bayi, normalnya telinga berada di atas garis
tersebut. Penilaian mata meliputi simetris, pergerakan mata, refleks pupil, jarak antar mata 3 cm,
tidak ada tanda-tanda infeksi. Selain itu perlu diperhatikan adanya perlengketan, katarak,
perdarahan sub konjungtiva dan lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang
bila terjadi dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi
gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penilaian hidung dan mulut meliputi ada / tidaknya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi
kongenital dan lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan, bersih, baru
dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum.
g. Leher dan dada
Penilaian leher dengan meraba apakah terdapat pembengkakan dan benjolan. Penilaian dada
meliputi bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop), dan ukuran lingkar dada dengan cara diukur dari dada ke daerah
punggung kembali ke dada melalui puting susu, nilai 32-34 cm.
h. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari pada bayi. Lingkar Lengan Atas, nilai 10 – 11 cm.
i. Sistem saraf
Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan bertepuk
tangan (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003). Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-
otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang. Sistem
persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara
sempurna (Doenges, M, E, 2001).
j. Perut / abdomen
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi,lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pust pada saat bayi menangis, perdaraha n pada tali pusat, dinding perut
lembek (pada saat tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
k. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus sama,
serta jumlah jari.
l. Genitalia
Penilaian pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis berada dalam
scrotum, scrotum sudah turun ke bawah, kemudian pada ujung penis terdapat lubang. Penilaian
pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora,
pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris, hymen dan
klitoris tampak membesar (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003).
m. Kulit dan punggung
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-
kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam
oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak bercak
hitam, dan tanda tanda lahir.
Sedangkan pada punggung yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada
punggung bayi dengan cara membalikan badan bayi dan merabapunggung bayi untuk merasakan
benjolan pada tulang punggungnya.
n. Anus
Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah mengeluarkan mekonium
/ cairan.
Tabel
Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Komposisi / 100 ml ASI Matur Susu Sapi Susu Formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Laktalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
As (gr) 0,21 0,72 0,34
Mineral Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trance 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Vitamin A (iµ) 182 140 210
C (mg) 5 1 5,3
D (iµ) 2,2 42 42
E (iµ) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niasin (mg) 0,2 0,17 0,7
pH Alkali (basa) Acid (asam) Acid (asam)
Bacteria Iontent Steril Nonsteril Steril
3. Personal Hygiene
a. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari-hari pertama disebut mekonium. Mekonium
adalah aksresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia
kehamilan 16 minggu. warna mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur lembut,
terdiri atas mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI
akan berubah warnanya menjadi hijau emas dan terlihat seperti bibit. Bayi akan diberi susu formula
memiliki feses berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5 – 6 kali
tiap hari dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari 2
hari segera hubungi tenaga kesehatan.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi berkemih sebanyak 4 – 8 kali perhari. Pada awalnya volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari,
meningkatt menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama. Warna urine keruh / merah
muda dan berangsur-angsur jernih karena intak cairan meningkat.
Tabel
Pola Buang Air Kecil (BAK) dan Karakteristik Tinja
Pada Bayi Baru Lahir
Usia Bayi Jumlah Bentuk & Warna BAB
Minimum BAK
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat 5-6 Kuning kehijauan
ASI dibuat
banyak)
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
5. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai
usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun samapai malam
hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat,
serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu diingin. Jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola tidur bayi masih belum tertur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-
lahan kan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan dengan siang
hari. Keluhan gangguan tidur biasanya dating dari orang tuany yang sulit menerima jam tidur bayi.
Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan
sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tuapun
perlu menyiasati waktu tdurnya sesuai pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak
tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidurpun semakin berkurang, kiraa-kira 3
kali dan terus berkurang hingga 2 kali pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi
hanya perlu tidur siang 1 kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah
waktu untuk banguun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari
saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk
tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur
yang redup.
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan
kata-kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menanagis lagi,
biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15
dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hentikan dulu
prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital. Pastikan bayi tidur dengan aman:
a. Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika tidur
d. Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun
dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat bayi tidur terlentang.
6. Keamanan
Pencegahan infeksi adalah satu aspek penting dalam perlindungan dan keamanan pada bayi
baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk mencegah
infeksi.
b. Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
c. Menyediakan linen atau kain yang cukup
d. Mencegah anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi. Stafilokokos
merupakan penyebab tersering infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah sakit menggunakan
cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan untuk mencegah
kemungkinan infeksi tersebut.
e. Memandikan bayi tidk boleh sering-sering dilakukan karena akan berdampak pada kulit yang
belum sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat dibersihkan
1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada daerah tersebut..
f. Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
g. Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong
Pencegahan Hipotermia :
a. Tidak sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
b. Menjaga suhu ruangan sekitar 18-210 C
c. Bayi menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
d. Segera menggantikan kain yang basah.
e. Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
f. Bedong/ selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.
7. Tanda-tanda bahaya
k. Pernapasan sulit / > 60 x/menit
l. Suhu terlalu panas (> 38 0C) atau terlalu dingin (< 36 0C)
m. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan
n. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah
o. Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau
tua dan terdapat lendir atau darah
p. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus
q. Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139) yaitu :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Merintih
e. Perdarahan
f. Sangat kuning
g. Berat badan lahir < 1500 kg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian
fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga, Bibir,
Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir seperti
Caput succedaneum, Molase, Hemangioma, Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku
bayi baru lahir meliputi : Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya Perawatan Tali
Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali
terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam (paling sedikit
4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium yang
dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi sebanyak 4 – 8 kali
perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari, meningkat menjadi 100 – 200 ml/ hari
pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam lingkungan yang
bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan, sementara Suhu ruangan persalinan
yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban
menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan Masalah Pernafasan,
Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas atau terlalu
dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan, Tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah, Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK
dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah,
Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus,
Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari
sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan mahasiswa lebih banyak mempelajarinya
agar semakin mahir.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul Hidayat. 2008. Keterempilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan,
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV Sagung seto. Jakarta
Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.fitramaya.Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5
asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone,
Edinburgh
DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI
POKOK BAHASAN 6
Asuhan Neonatus Usia 2-28 hari
a. Usia 2-6 Hari (Lepas Tali Pusat )
Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu
:
1. Pemeriksaan Fisik (bayi usia 2-6 hari)
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian
fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi
Aspek yang perlu dikaji:
1. Riwayat meliputi :
- Persalinan (lamanya? Spontan? KPSW? Lainnya?)
- Neonatal (mekonium? Trauma saat lahir?)
2. Menilai keadaan umum bayi
- Secara keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi proporsional/tidak)
- Bagian kepala, badan dan exstremitas (pemeriksaan akan kelainan)
- Tonus otot, tingkat aktifitas (gerakan bayi aktif atau tidak)
- Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
- Tangis bayi (melengking, merintih, normal)
3. Tanda-tanda vital
- Periksa laju nafas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perut bayi, bayi dalam
keadaan tenang. Laju nafas normal 40-60 kali per menit.
- Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dapat di dengar dengan jelas ,dihitung selam satu menit.
Laju jantung normal 120 – 160 kali permenit.
- Suhu tubuh bayi baru lahir normal nya 36,5 o C – 37,2 o C diukur pada daerah aksila bayi selama lima menit
dengan menggunakan termometer
4. Lakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan.
- Berat badan..
Berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu berkisar antara 2500-4000 garam. Diukur dengan keadaan tidak
terbungkus, tetapi dalam melakukan pemeriksaan berat badan pada bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan hasil
nya dikurangkan dari berat bungkus bayi. Contoh :
Berat bayi dg bungkus : 3,50 kg
Berat bungkus : 0,25 kg -
Berat bayi : 3,25 kg
- Panjang Badan
Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur, ukurlah dari ujung kepala sampai ujung tumit nya, normal
panjang bayi baru lahir berkisar antara 45-53 cm .
5. Periksa bagian kepala bayi
- Ubun-ubun
Ukuran variasi, tidak ada standar. Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat
tulang tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu.
- Sutura, molase.
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu : dua tahun
- Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya kelainan baik karena trauma persalinan (caput
succedaneum, cephal hematoma) atau adanya cacat congenital ( hydrocephalus)
- Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal occipitalis kepala bayi.
6. Periksa telinga
Untuk memeriksa telinga bayi, tataplah muka nya. Bayangkan sebuah garis melintasi kedua mata nya, normalnya
beberapa bagian telinga harus berada diatas garis ini .
7. Periksa mata
Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah kedua matanya tampak normal dan apakah bergerak bersama, lakukan
pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi jika disinari dia akan mengecil berarti dalam keadaan
normal. juga tanda – tanda infeksi seperti misal nya ada pus.
8. Periksa hidung dan mulut..
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernafas dengan mudah melalui hidung atau kah ada hambatan,
kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langi-langit, reflek hisap, dinilai dengan mengamati pada saat bayi
menyusu atau dengan cara menekan sedikt pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukan jari tangan
anda untuk merasakan hisapan dari bayi. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti
labiopalatoskizis.
9. Periksa leher bayi
Periksa lehernya adakah pembengkakan dan benjolan .Pastikan untuk melihat apakah thyroid ( gumpalan di bagian
depan tenggorokan bengkak ) hal ini merupakan suatu masalah pada bayi baru lahir .
10. Periksa dada.
Pada daerah yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop)
11. Periksa bahu, lengan dan tangan.
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari pada
bayi.
12. Periksa bagian perut .
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali
pust pada saat bayi menangis, perdarahan pada tali pusat ,dinding perut lembek (pada saat tidak menangis ) dan
benjolan yang terdapat pada perut bayi.
13. Periksa alat kelamin. Hal yang perlu diperhatiakan :
- Bayi laki-laki
Yang harus diperiksa adalah normal nya dua testis berada dalam scrotum, kemudian pada ujung penis terdapat
lubang.
- Bayi Perempuan
Yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina terdapat lubang, pada
uretra terdapat lubang dan mempunyai clitoris.
14. Periksa pinggul, tungkai dan kaki.
- Pinggul
Untuk memeriksa pinggul ,peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar,
dengarkan atau rasakan adakah bunyi “klik” ketika anda menggerkan kaki nya, jika mendengar suara “klik” segera
laporkan ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya lakukan gerakan dengan lembut
setiap kaki naik dan turun . kembali dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika anda menggerakannya .
- Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus sama, serta jumlah jari .
15. Periksa punggung dan anus.
Yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada punggung bayi dengan cara
membalikan badan bayi dan lihat punggung nya kemudian jari anda menuruni punggung bayi
untuk merasakan benjolan pada tulang punggungnya. Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang
dan terbuka atau telah mengeluarkan mekonium / cairan.
16. Periksa kulit.
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-
kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam
oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak bercak
hitam, dan tanda tanda lahir.
2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir
1. Tersedak dan bersin
- Tersedak
Normal kontraksi diafragma primitif (sekat rongga badan antara dada dan perut) yang mendadak
dan tidak teratur, yang belum benar-benar bisa menarik dan mengeluarkan napas dengan ritme
teratur.
Tersedak : tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang iga, diafragma dan perut makin kuat
dan mencoba bekerja sama.
Bayi sensitif terhadap sinar terang dan bersin jika membuka matanya untuk beberapa hari
pertama cahaya menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan mata.
- Bersin
Lapisan hidung sensitif, diperlukan untuk membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar
tidak masuk ke dalam paru-paru.
2. Napas
Kecepatan sekitar 40x tarikan napas/menit untuk 1 atau 2 hari pertama. Usia beberapa bulan : turun
menjadi 25 x/menit.
Bayi baru lahir : paru-paru kecilk, napas dangkal paru-paru bayi (proporsional) lebih kecil
dibanding ukuran tubuhnya.
3. Refleks
Refleks : gerakan naluriah untuk melindungi bayi.
a. Refleks glabellar
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk pada saat mata
terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
b. Refleks hisap
Benda menyentuh bibir disertai refleks menelan. Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian
dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu.
4. Nutrisi / Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau kebutuhan
bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara payudara kiri dan kanan.
5. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal
lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu
feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan
bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu
formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu
dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur
bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu
memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses
yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI,
ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tetap susui bayi
agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau
keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi
àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama dengan
orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun
frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum
menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5
kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari
bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena
memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik,
feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak
lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting
lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan
bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang
merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam
kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah
pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya
putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi
kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi
dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna feses kuning
Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh
susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah
dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan
ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul
dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu.
Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu
sampai saatnya dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung
empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu
ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu
formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning
tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.
7. Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan
dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima
jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi
berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga
orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan
bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin
berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1
tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar
antara 12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah
waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin hanya disiang hari
saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi
di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau di
ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup Ketika bayi
terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata kata lembut.
Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit
baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15
menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya
bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba lagi
setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s Children Hospital).
Pastikan bayi tidur dengan aman :
Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas
Jangan merokok disekitar bayi
Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat
bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekaliposisi kepala saat bayi tidur terlentang.
8. Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di
tempat tidur bayi.
9. Kebersihan Kulit
Memandikan harian bayi dilakukan, harus diruang yang hangat, bebas dari hembusan angin
langsung dan tergantung dengan kondisi udara, jangan memandikan bayi langsung saat bayi baru
bangun tidur, karena sebelum adanya aktifitasdan pembakaran energy dikuatirkan terjadi
hipotermi dan bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut,
pada saat memandikan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus.
1. Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian lap
dengan handuk lalu basahi kepala dengan air kemudian pakaikan sampo kalau rambut kotor,
kemudian dibilas dan dikeringkan dengan handuk,
2. Bagian tubuh: buka pembungkus, pakaian, popok bayi, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih
dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai waslap yang telah diberi air
dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki de4ngan cepat, kemudian angkat tubuh
bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air dengan hangat ± 37 derajat celcius.
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan dengan handuk,
pakaikan minyak telon dengan dada, perut dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan
baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat dan dekapkan ketubuh ibu.