Rickcy Herdian Zenda Putra 16.62.0068
Rickcy Herdian Zenda Putra 16.62.0068
Di susun oleh
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP”. Makalah ini disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah technologi mekanik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
maka makalah ini tidak dapat terwujud.Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral serta spiritual.
2. Bapak Heri Irawan, ST,MT selaku dosen mata kuliah Teknik tenaga listrik
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan semua pihak
kepada penulis.
Penulis sadar bahwa penulis hanyalah manusia biasa.Makalah ini pasti
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang akan penulis gunakan
untuk pembuatan makalah yang akan dating supaya lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi aktivitas
pendidikan dan umumnya bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Banjarmasin,09 Juli 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….......................................................................................i
DAFTAR ISI…......................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................1
Maksud dan Tujuan.................................................................................................4
Manfaat....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………5
PEMBAHASAN
Pengertian PLTU......................................................................................................6
Cara Kerja PLTU.....................................................................................................6
Komponen dan Fungsi Utama................................................................................12
Kelebihan dan Kekurangan PLTU.........................................................................28
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki luas wilayah yang cukup besar. Seiring dengan
tidak meratanya jumlah kelahiran dan persebaran penduduk pada setiap
wilayah atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan konsentrasi
kepadatan penduduk hanya terdapat pada beberapa tempat saja, secara khusus
hanya terdapat pada kota-kota besar saja.
Inilah yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat
dibutuhkan. Banyaknya pembangkit listrik yang ada seperti PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) harus menghasilkan jumlah tenaga lisrik
dalam jumlah yang cukup besar.
Seperti yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU ditargetkan
dapat tercapai produksi tenaga listrik sebesar 10.000MW dengan membangun
PLTU sebanyak 35 buah yang nantinya akan ditempatkan di jawa dan luar
jawa.
Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Untuk di Pulau Jawa
1
8 PLTU 1 Jawa Timur Pacitan 2 x 315 MW
9 PLTU 2 Jawa Timur Paiton 1 x 660 MW
10 PLTU 3 Jawa Timur Tj. Awar–Awar Tuban 2 x 350 MW
11 PLTU Tanjung Jati B Jepara 2 x 661 MW
Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai
berikut :
No Pembangkit Kapasitas
1 PLTU NAD 2 x 100 MW
2 PLTU 2 Sumatra Utara 2 x 200 MW
3 PLTU Sumatra Barat 2 x 100 MW
4 PLTU 3 Bangka Belitung 2 x 25 MW
5 PLTU 4 Bangka Belitung 2 x 15 MW
6 PLTU 1 Riau 2 x 10 MW
7 PLTU 2 Riau 2 x 7 MW
8 PLTU Kepulauan Riau 2 x 7 MW
9 PLTU Lampung 2 x 100 MW
10 PLTU 1 Kalimantan Barat 2 x 50 MW
11 PLTU 2 Kalimantan Barat 2 x 25 MW
12 PLTU 1 Kalimantan Tengah 2 x 60 MW
13 PLTU Kalimantan Selatan 2 x 65 MW
14 PLTU 2 Sulawesi Utara 2 x 25 MW
15 PLTU Sulawesi Tenggara 2 x 10 MW
16 PLTU Sulawesi Selatan 2 x 50 MW
17 PLTU Gorontalo 2 x 25 MW
18 PLTU Maluku 2 x 15 MW
19 PLTU Maluku Utara 2 x 7 MW
20 PLTU 1 NTB 2 x 15 MW
21 PLTU 2 NTB 2 x 25 MW
22 PLTU 1 NTT 2 x 7 MW
23 PLTU 2 NTT 2 x 15 MW
2
24 PLTU 1 Papua 2 x 7 MW
25 PLTU 2 Papua 2 x 10 MW
3
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1) Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai PLTU
2) Sebagai metode pengumpulan data tentang PLTU
3) Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik
C. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepadasemua pihak, khususnya kepada mahasiswa Program Studi Teknik
Mesin semester 6 untuk memberi informasi dan menambah wawasan
mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Unit 1 berdasarkan data operasional. Data yang dikumpulkan diperoleh dari
PLTU Amurang dan kemudian digunakan untuk menghitung efisiensi termal
dari boiler.
Syahputra, R, dkk (2016), telah dilakukan evaluasi tentang kinerja turbin
angin dengan generator induksi ganda. Fluks stator berorientasi pada vektor
control yang digunakan untuk kecepatan variabel dua kali lipat pada
pengoperasian generator induksi.
BAB III
PEMBAHASAN
6
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah
melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugian - kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem
turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
7
Berikut adalah skema PLTU :
Gambar 2.1
Keterangan Gambar :
1. Stack 19. MRO Pump
2. Boiler 20. MFO Heater
3. FD Fan 21. Burner
4. Air Heater 22. Circulating Water Pump
5. Steam Drum 23. Desalination Plant
6. Primary Superheater 24. Distillate Water Pump
7. Economizer 25. Make Up Water Tank
8. Header 26. Make Up Water Pump
9. Water Wall 27. Demin Water Tank
10. Secondary Superheater 28. Demin Water Pump
11. Reheater 29. Condensate Pump
12. Wind Box 30. LP Heater
13. HP Turbine 31. Deaerator
14. IP Turbine 32. Boiler Feed Pump
15. LP Turbine 33. HP Heater
16. Generator 34. 18 kV/150kV Switch Yard
17. Condensor 35. Transmission
18. MFO Tank
1
Siklus Rankine Ideal
Pada proses 1-2 terjadi kompresi isentropik yang terjadi di dalam pompa,
hal ini mengakibatkan tekanan fluida kerja menjadi naik. Pada proses 2-3
terjadi penambahan panas dengan tekanan konstan di dalam boiler. Pada
proses 3-4 terjadi ekspansi isentropik di dalam turbin yang menyebabkan
tekanan menjadi turun. Pada proses 4-1 terjadi pembuangan panas ke
lingkungan oleh kondensor pada tekanan konstan.
Pada alat stedi, energy kinetik dan energy potensial hampir mendekati
nol sehingga dapat diabaikan untuk menghitung efisiensi siklus Rankine ideal:
1
Sedangkan pada siklus Rankine aktual sederhana kita harus
memperhitungkan efisiensi dari pompa dan turbin untuk menganalisa efisiensi
dari siklus. Adapun diagram dari siklus Rankine aktual sederhana dapat dilihat
pada gambar di bawah:
2
Menaikkan temperatur uap panas lanjut
Pada kasus ini maksudnya adalah menurunkan kadar campuran keluaran
turbin dengan pemanasan lanjut. Tetapi harus diperhatikan pertimbangan
metalurgi pada komponen agar tidak terjadi perubahan pada struktur material
akibat panas yang tinggi.
3
Closed feed water heater (CFWH)
4
B. Konstruksi Boiler
Konstruksi boiler dari beberapa bagian antara lain :
1. Tube Wall
Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk
dinding dan dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga
membentuk ruangan persegi empat yang disebut ruang bakar.
Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas
sehingga mempercepat proses penguapan.
2. Burner (Alat Pembakaran)
Burner pada boiler dilengkapi dengan Nozzle dan Diffusor udara
sehingga dengan kedua peralatan tersebut terjadi pengabutan bahan
bakar dan udara bercampur untuk mendapatkan pembakaran yang
sempurna.
3. Boiler Drum
Boiler drum terbuat dari plat baja yang berbentuk silinder dan
dipasang mendatar di atas rangkaian pipa-pipa pemanas.
Fungsi Boiler Drum adalah untuk menampung air pengisi dan uap
basah dari Tube Wall sekaligus untuk pemisah antara uap dan air.
4. Super heater (Pemanas Lanjut)
Super Heataer adalah suatu alat yang kontruksinya merupakan
rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral diletakkan di bagian atas
ruang pembakaran.
Fungsi dari Super Heater adalah untuk memanaskan uap basah
menjadi uap kering.
5. Economizer
Economiser adalah suatu alat yang konstruksinya merupakan
rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral dan dipasang pada
saluran gas bekas yang berfungsi untuk memanaskan air sebelum
masuk ke Boiler Drum.
5
6. Air heater (Pemanas Udara)
Air Hetaer adalah suatu alat yang konstruksinya dapat dibuat dari
pipa lurus yang disusun pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk
memanaskan udara pembakar.
C. Komponen Pendukung Boiler
Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO
Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan,
Soot Blower dan Safety Valve.
1. Forced Draft Fan
Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan
udara pembakaran secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada
bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor
listrik.
2. MFO Heater
MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
bahan bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas
dari MFO. Hal ini perlu dilakukan karena MFO memiliki
viskositas yang relatif tinggi (satu tingkat di bawah aspal) sehingga
sulit untuk teratomisasi di burner. Dengan proses pemanasan maka
viskositas MFO dapat diturunkan sehingga dapat teratomisasi
dengan baik dan menghasilkan pembakaran yang baik.
3. Air Preheat Coil
Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki
Air Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara
yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu
agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang
ekstrim.
4. Air Heater
Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil
dari gas buang hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong
(stack). Dengan pemanfaatan gas buang ini, maka dapat
6
menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan
efisiensi pembakaran.
Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom.
Tipe ini paling banyak digunakan di dunia karena performa dan
ketahanannya yang telah teruji. Selain itu tipe ini dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama sebelum dilakukan overhaul.
Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan pada Air Heater
tipe ini karena desainnya yang sederhana. Air Heater terdiri dari
hot end element dan cold end element.
Air Heater yang digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis
Regenerative, yaitu gas sisa pembakaran dilalukan pada sebuah
selubung tertutup untuk memanaskan sebagian dari elemen air
heater, dan elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang
lain dimana disini dilalukan udara yang akan dipanaskan, sehingga
terjadi perpindahan panas secara konduksi.
5. Burner
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar
(fuel) dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada
boiler.
6. Gas Recirculating Fan
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa
pembakaran) kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi
boiler.
7. Soot Blower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi
untuk membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses
pembakaran yang menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater,
reheater, economizer, dan air heater . Tujuannya adalah agar
perpindahan panas tetap berlangsung secara baik dan efektif .
Sebagai media pembersih digunakan uap. Suplai uap ini diambil
dari primary superheater melalui suatu pengaturan tekanan PVC
7
yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2. Setiap sootblower dilengkapi
dengan poppet valve untuk mengatur kebutuhan uap sootblower.
Katup ini membuka pada saat sootblower dioperasikan dan
menutup kembali saat lance tube dari sootblower tersebut mundur
menuju stop.
Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower
dibagi atas :
i. Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower ,
digunakan untuk membersihkan pipa-pipa penguap (wall
tube) pada daerah furnace.
ii. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk
membersihkan pipa-pipa superheater, dan reheater.
iii. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan
elemen-elemen air Heater.
8. Safety Valve
Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan
uap yang berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini
dapat terjadi karena panas boiler yang berlebihanatau adanya
penurunan beban turbine secara drastis.
2. TURBIN
Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap
yang bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik
(putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle)
pengarah dan sudut-sudut putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar
adalah sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk
ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih dari satu silinder
cashing. Hal ini dapat kita lihat dari macam silinder casing pada Turbin:
a) Cross Compound
Dimana HP (High Pressure) dan LP (Low Pressure) turbinnya terpisah
dan masing-masing dikopel dengan satu generator.
8
b) Tandem Compound
Dimana HP dan IP (Intermediet Pressure) turbinnya terpisah dengan LP
Turbin tetapi masih dalam satu poros.
9
Data IP Turbine:
a) Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi
b) Arah ekspansi berkebalikan dengan HP Turbin
c) Jumlah 1 buah
3. Low Pressure (LP) Turbine
LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm² dan
temperatur 330°C, dan tekanan uap keluar dari LP Turbin pada
tekanan 56 mmHg (Vaccum), kondisi vakum ini diciptakan di
dalam condenser dengan temperatur 40°C.
Data LP Turbine:
a) Jumlah sudu : 8 pasang per turbin
b) Arah ekspansi uap saling berlawanan
c) Jumlah : 1 buah
10
energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil sekali
kurang lebih 0,6 mikrometer.
3. Poros (shaft)
Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan
rotor-rotor berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini
juga mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari
rotor generator listrik.
4. Casing (Rumah Turbin)
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin
agar tidak terjadi kebocoran dari dan kearah luar.
5. Katup - Katup Pengatur Beban
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang
mengatur jumlah aliran uap masuk ke turbin PLTU Semarang.
Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban.
6. Bantalan Aksial Turbin
Aliran uap yang memutar turbin mengakibatkan turbin bergerak
kearah aksial (searah sumbu). Jika gerakan kearah aksial ini
melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor
turbin dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan
dibuat kecil sekali yang berguna untuk menghindari gesekan.
Bantalan aksial ditempatkan pada bagian bantalan nomor 1 turbin
(dekat dengan pedetsal) untuk memonitor gerakan ke arah aksial
dan dilengkapi dengan minyak yang mengalir dan dipancarkan ke
torak. Dengan bergeraknya torak ke arah aksial, maka tekanan
minyak ini diteruskan ke rangkaian trip turbin. PLTU Semarang
empunyai batasan pada tekanan minyak 2,4 kg/cm² dan trip pada
5,6 kg/cm².
7. Bantalan turbin
Untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan
bantalan utama (main bearing) sebanyak dua buah, sedangkan pada
11
turbin yang mempunyai lebih dari satu silinder casing bantalannya
lebih dari dua buah.
C. Peralatan Bantu Turbin Uap
Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung
operasi turbin agar dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik.
Peralatan bantu turbin antara lain:
1. Sistem Pelumasan
Fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:
a) Mencegah korosi
b) Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak
c) Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan
d) Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan
2. Sistem Perapat/Seal
Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari
dalam turbin ke udara luar atau sebaliknya melewati kelenjar-
kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros turbin.
3. Sistem Turning Gear
Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi
mensukseskan operasi turbin pada saat start up dan shut down.
Fungsi turning gear untuk menghindari melengkungnya poros turbin
terutama pada saat temperatur poros masih tinggi, ketika turbin baru
saja shut down. Turning gear digerakan oleh motor listrik AC yang
memutar poros turbin 3 rpm. Dengan demikian terjadilah
pendinginan yang merata untuk menghindari terjadinya defleksi
(lendutan) poros.
4. Sistem Governor
Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap
memerlukan governor, baik turbin yang digunakan untuk
menggerakan generator listrik, pompa air pengisi maupun
menggerakan blower. Tipe governor yang biasa digunakan yaitu
elektronik dan hidrolik-mekanik.
12
5. Sistem Proteksi
Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik
mekanis, hidrolis dan elektris yang dirancang mampu
mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi terburuk
sekalipun.
6. Condenser
Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi
uap air pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP Turbin masuk ke
kondenser melalui pipa-pipa kondensor yang di dalamnya berisi
fluida kerja (biasanya berupa sea water atau fresh water).
D. Sistem Valve pada Turbin
Sistem valve pada turbin berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam
turbin. Sistem valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak
hidrolik sebagai penggerak valve. Valve turbin terdiri dari:
1. MSV (Main Stop Valve)
MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap
utama (main steam) masuk ke HP Turbin. Pada saat start up, MSV
berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP Turbin dan
juga sebagai proteksi saat turbin trip.
2. GV (Governor Valve)
GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang
berfungsi mengatur laju aliran uap utama pada HP dan juga sebagai
pengontrol beban (setelah disinkronisasi sampai beban normal).
3. RSV (Reheat Stop Valve)
RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap
reheat yang masuk ke IP Turbin. Pada saat start up RSV sudah
dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak berperan dalam
pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat
turbin trip.
13
4. ICV (Interceptor Valve)
Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran
uap reheat pada IP Turbin.
E. Pengendalian Katup Uap Turbin
Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap
adalah pengaturan putarannya dengan mengatur prosentase buka tutup
katup.
1. Fungsi Sistem Pengendalian Katup Uap Turbin
Sistem katup uap (governor valve) pada dasarnya mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line.
b) Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan
lokal dimana unit sebagai master (island operator)
c) Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila
generator sinkron dengan jaringan. Sistem pengatur ini bekerja
berdasarkan speed drop yang telah ditentukan untuk mengatur
frekuensi jaringan.
d) Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin
dengan aman.
e) Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur
beban.
Fungsi-fungsi trip yang telah kita bicarakan sebelumnya juga sangat
berhubungan dengan governor ini karena ketika terjadi trip,
governor- governor yang ada akan secara otomatis menutup laju uap
yang menuju ke Turbin, sehingga turbin akan berhenti bekerja.
2. Mekanisme Pengendalian Katup Uap Turbin
Mekanisme pengendalian buka tutup katup dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) Sistem Pengendalian Dengan Governor Motor
Pada sistem ini pengaturan pembukaan governor valve selain
diperintah oleh tekanan minyak governor motor, juga
14
dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini dapat terjadi
karena tekanan minyak governor motor berhubungan dengan
tekanan discharge impeller serta putaran turbin. Sistem
pengaturan ini disebut juga free governor action. Karena
pembukaan governor dipengaruhi oleh perubahan frekuensi.
Tekanan minyak pada governor diatur oleh servo motor yang
dikerjakan oleh operator dari control room.
b) Sistem Pengendalian Secara Elektronik
Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik
diperintahkan oleh suatu perangkat elektronik yang disebut
electro hydraulic converter.
c) Sistem Pengendalian Dengan Load Limit
Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan
govenor yang hanya dikontrol oleh tekanan minyak. Load limit
frekuensi tidak bisa mempengaruhi pembukaan governor valve,
kecuali jika terjadi tekanan frekuensi yang tinggi sehingga
pengendalian minyak dari governor motor akan menurunkan
tekanan minyak
3. KONDENSOR
Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air. Kondensor terbuat
dari plat baja berbentuk silinder yang diletakkan secara mendatar dan
didalamnya dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat dari kuningan
paduan.
A. Peralatan 0050ada Kondensor
1. Ejector
Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam
kondensor menjadi vaccum (Hampa) sehingga uap bekas dari turbin
mengalir ke ruang kondensor tersebut dengan cepat dan
15
bersinggungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang
akhirnya uap tersebut menjadi air kondensat.
2. Pompa Air Kondensat (Condensat Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak
penampungan (Hotwell) ke tanki air pengisi.
3. Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kedalam kondensor dan lat
pendingin lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak
penampungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup.
4. GENERATOR
Generator adalah suatu alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik.
A. Bagian Utama Generator
Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu :
1. Stator
Stator adalah bagian yang diam terdiri dari kumparan-kumparan
tembaga dan inti besi.
2. Rotor
Rotor pada generator adalah bagian yang berputar terdiri dari lilitan
dan kutub-kutub magnet. Untuk menunjang operasional, generator
dilengkapi dengan Exciter yang terdiri dari pilot exciter dan main
exciter.
5. PERALATAN BANTU
A. BFP dan Feed Water Pump
Fungsi utama feed water system pada PLTU adalah untuk melayani
kebutuhan air pada boiler agar tetap tersedia dengan cukup.
1. Komponen Utama Feed Water Sistem
Komponen Utama Feed Water Sistem pada PLTU terdiri dari :
a) Tangki Air Pengisi (FWT)
16
b) Pompa Air Pengisi (FWP)
c) Pemanas Tekanan Tinggi (HPH)
d) Ekonomizer
e) Boiler Drum
17
d) Burner (Pembakar)
Burner adalah suatau alat yang dipasang pada pendingin Boiler
yang berfungsi untuk mencampur udara dengan bahan bakar dan
tempat berlangsungnya pembakaran.
18
D. Sistem Bahan Bakar
Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di
boiler hingga menjadi uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada tiga
macam yaitu : minyak residu, minyak solar, dan gas alam.
Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam
boiler yang letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin
pembakar luar.Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dapat
menggunakan bahan bakar residu dan gas.Untuk bahan bakar residu
dan solar dipompakan ke dalam burner melalui heater dan filter.
Untuk bahan bakar gas dialirkan ke burner melalui scrubber dan
reducing station.
E. Sistem Pelumasan
Fungsi pelumasan pada alat bantu adalah untuk mencegah
kerusakan pada bagian-bagian yang bergerak. Fungsi pelumasan pada
turbin adalah untuk pendinginan dan pelumasan pada bantalan dan rotor
turbin minyak pelumas pada turbin juga digunakan untuk system
pengaturan.
Jenis pelumas yang dipakai pada peralatan PLTU terdiri dari dua
macam yaitu Pelumas Cair adalah Oli SAE 30 dan 40 dan Pelumas
Padat adalah Grease
Oli SAE 30 digunakan pada turbin dan bearing-bearing alat Bantu
diantaranya pompa-pompa dan mesin compressor, sedangkan Oli SAE
40 digunakan pada mesin diesel PBK (Pemadam Bahaya Kebakaran)
Pemakaian Grease di PLTU dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya :
1. Alfania Grease
Pelumas tersebur digunakan pada motor – motor listrik putaran
tinggi
19
2. Darina Grease
Pelumas tersebut digunakan pada motor-motor listrik putaran
rendah
3. Alfania Grease Ep 2
Pelumas tersebut digunakan untuk melumasi bearing di dalam air,
diantaranya bearing Cooling Water Pump.
20
2. Kekurangan
a) Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam
boiler.
b) Menghasilkan limbah batu-bara yang memerlukan penanganan khusus.
c) Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi.
d) Membutuhkan area yang lebih luas.
e) Kurang responsif terhadap fluktuasi.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah Suatu sistem
pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan
energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu
turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin mengerakkan
generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi listrik.
Sehingga cara kerja Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) adalah
sebagai berikut:
a) Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
b) Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat.
c) Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar.
d) Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara
mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar.
e) Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur.
f) Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.
g) Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik,
dll.
h) Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui
saluran buang (exhaust).
22
DAFTAR PUSTAKA
Alief Rakhman. (2018, 8 April). Fungsi Dan Prinsip Kerja PLTU. Diperoleh 4
Juni 2019, dari https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu/
Artikel Teknologi. (2018, 12 Mei). Komponen-Komponen Turbin Uap. Diperoleh
4 Juni 2019, dari http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-turbin-uap/
Geothermal Indonesia. (2017, 2 Maret). Pembangkit Listrik Energi Uap.Diperoleh
4 Juni 2019, dari https://geothermalindonesia.com/2017/03/02/pembangkit-listrik-
energi-uap/
Nursyahid. (2014, 14 Agustus). System Kerja PLTU Bahan Bakar Batubara.
Diperoleh 4 Juni 2019, dari https://www.cnzahid.com/2013/08/system-kerja-pltu-
bahan-bakar-batubara.html
Proses Industri. (2015, 21 Januari). Fungsi Boiler Serta Komponen Utamanya.
Diperoleh 4 Juni 2019, dari https://www.prosesindustri.com/2015/01/pengertian-
boiler-serta-komponen.html
Wikipedia. (2019, 14 Juni). Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Diperoleh 3 Juni
2019, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_uap
23