Anda di halaman 1dari 14

1.

GENESA ENDAPAN MINERAL

Endapan mineral (Ore Deposit) adalah batuan yang mengandung satu

atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai

ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu

endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga

pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral

dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi

didapatkan bahan logam dan juga bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki

nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah

(tailing).

Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang

mengubah kondisi suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan

mineral bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan

menghasilkan mineral logam (metalic mineral) dan mineral ubahan (alteration

mineral), struktur serta tekstur batuan yang berubah karenanya.

Kebanyakan bijih di dunia iniyang ditambang adalah berasal dari mineral

bijih yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Asal larutan hidrotermal

masih sulit dipecahkan. Beberapa larutan berasal dari pelepasan air yang

terkandung dalam magma saat magma naik dan mendingin. Lainnya berasal

dari air meteoric atau air laut yang bersirkulasi dalam kerak. Endapan mineral

yang terbentuk oleh air laut yang terpanaskan aktifitas vulkanisme, dan

endapannya berbentuk senyawa sulfide, yang dinamakan volcanogenic

massive sulfide deposits.


2. ENDAPAN PRIMER

Fase terbentun endapan primer

a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung

pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational

settling

• Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti

air (H2O), (CO2), (SO2), (S) dan (Cl).

• Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma

dengan material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma.

• Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan

potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada

bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.

• Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang

jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma.

• Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan

proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak

dengan dinding reservoir. Jika bagian sebelah dalam membeku terjadi

Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat


yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang

lebih ringan.

b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma.

Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling

magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos

batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork

c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)A]

Proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan

yang dekat dengan magma. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas

dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang

reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit,

amfibol, kuarsa, epidot, garnet, aktinolit, dll.

d. Fasa Hidrotermal

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai

hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang

relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses

pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua

macam endapan hidrothermal, yaitu :

• Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah

ada di dalam batuan.


• Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan

dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrotherm

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan

hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T

1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan

hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik),

berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi

minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2),

florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan

hidrothermal.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas

(Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit

(FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe

(Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co

sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara

lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-

karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah

: stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu

sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit

(Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral

ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.

Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native

cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit


(FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit

(CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg

karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).

e. Fasa Vulkanik

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous"

sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam

yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses

pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua

macam endapan hidrothermal, yaitu :

• Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah

ada di dalam batuan.

• Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan

dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan

hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T

1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan

hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik),

berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi

minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2),

florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan

hidrothermal.
3. ENDAPAN SEKUNDER

Proses pembentukan endapan ini sangat di dominasi oleh media air

permukaan, sehingga jejak-jejak pembentukannya seperti adanya struktur

perlapisan, dan nodul menggambarkan manifestasi tersebut.

Tipe endapan ini terbagi atas:

a. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia

Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi

Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya

dan akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan

bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah

menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi

geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba

mengenal secara kimia penyebab suatu dispers. Dispersi geokimia sekunder

adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi

pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya

terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan

pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel

atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat.

b. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik

Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral

bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana

menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis

disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt,


Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet,

tantalum, rutil, dsb

c. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia

• Lingkungan Darat

Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh

warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur

disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi elemen logam dekat

permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi

memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami

pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang

kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih

tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau

akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.

• Lingkungan Laut

Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda

dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai

pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan

kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah.

Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk

konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau

mempunyai keadaan yang khusus

4. Model Endapan Mineral

a. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses-Proses Magmatik


Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan,

mineral-mineral dan asosiasi elemen yang berbeda sangat besar ,

sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di kedalaman zona-

zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum,

timbal, dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt

perak dan emas natif di dekat permukaan pada zona temperatur rendah.

Mineral-mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara

silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam

batuan beku, sebagai contoh endapan tembaga porfiri Bingham di Utah

dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.2 :

Tabel 4.1 Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya Molibdenum (Cox
DP, 1983)
Geologi Regional
Tipe batuan Monzonit - tonalit kuarsa yang menerobos batuan beku,
vulkanik, atau sedimen
Tekstur Terobosan yang berasosiasi dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar
mempunyai ukuran butir halus s/d sedang)
Umur Umumnya mesozoik s/d tersier
Tektonik Sesar
Tipe endapan Skarn yang mengandung Cu, Zn, atau Au; urat-urat logam dasar
assosiasi sulfosalts dan emas; emas placer
Konsentrasi Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag
Logam
Deskripsi
endapan
Mineral-mineral Kalkopirit, pirit, molibdenit; endapan replacement dengan
logam kalkopirit, sfalerit, galena, dan kadang-kadang emas; zona terluar
kadang-kadang dengan emas dan sulfida-sulfida perak, tembaga,
dan antimoni.
Tekstur/struktur Veinlets, disseminations, penggantian pada batuan samping
masif.
Alterasi Batas zona alterasi (alteration rings) berupa lempung, mika,
feldspar, dan mineral-mineral lain yang berjarang beberapa
kilometer dari endapan.
Petunjuk geokimia Zona pusat (Cu, Mo, W), zona terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At,
Te, Mn, Rb).
Contoh El Savador, Chile; Silver Bell, Arizona (USA); Highland Valley,
Bristish Columbia (Canada).

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal

dan sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal

dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan

bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di

dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk

cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas.

Gambar 4.1 Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)

Tabel 4.2 Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit Epitermal (Cox DP,


1983)
Geologi Regional
Tipe batuan Dasit vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolit
Tekstur Porfiritik
Umur Umumnya tersier
Tektonik Sistem fractute ekstensif
Tipe endapan Tembaga porfiri, sumber air panas asam sulfat, lempung
Assosiasi hidrothermal
Konsentrasi Cu, Ar, An, At
Logam
Deskripsi
endapan
Mineral-mineral Emas native, enargit, pirit, sulfosalt pembawa perak, asosiasi
Logam dengan kalkopirit, bornit, tellurida, galena, sfalerit, hubnerit
Tekstur/struktur Urat-urat, breccia pipe, pods, dikes
Alterasi Kuarsa, alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit,
montmorilonit di sekitar kuarsa
Kontrol bijih Fracture, aktivitas intrusi
Pelapukan Limonit kuning, jarosit, goethit, algirisasi dengan kaolinit,
hematit
Contoh Goldfiled, Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile
Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi

secara lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia

membentuk endapan blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai

permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat

mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang

terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika

larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan laut,

maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-

seng.

b. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme

Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari

batuan beku atau batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari

magma baru atau oleh proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal

kontak metasomatik terbentuk di sekitar magma yang mengalami

intrusi, seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang

dalam dapat menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral

yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah endapan


sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia. Metamorfisme

burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang

melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan

bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan,

dan kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di

beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap

transportasi emas oleh metamorfic water menuju urat kwarsa yang

mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut, metamorfisme

regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih

metalik.
Daftar Pusataka

Corbett, G,J., T.M. Leach. 1996. Southwest Pacific Rim gold/copper

systems : structure, alteration, and mineralization . A workshop

presented for the Society of Exploration Geochemists at Townville,

145pp.

Hedenquist, J. W., Arribas, A. R., dan Urien E. G., 2000, Exploration for

Epithermal Gold deposits, Economic Geology, vol. 13, p. 245-277.

Sibarani, August P., 2008, Studi MikroskopiUntuk Verifikasi Hasil

Analisis XRDDan Analisis Tekstur Pada Sampel Urat Ciurug

Endapan Epitermal Pongkor Indonesia, Program Studi Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknologi Pertambangan Dan

Perminyakan, ITB.
TEKNIK EKSPLORASI
MODEL ENDAPAN MINERAL

Diajukan sebagai tugas dari mata kuliah Teknik Eksplorasi

Disusun Oleh :

Jevindo Ornandi Gemvita

15137056

S1-TEKNIK PERTAMBANGAN

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018

Anda mungkin juga menyukai