Anda di halaman 1dari 3

RESUME MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

BAB PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK (CURRENT LIABILITIES)

Nama : Melly Amalia Louren


NIM : 1803101154P

A. Pengertian Liabilitas Jangka Pendek


Sukrisno Agoes (2013:16) mengartikan liabilitas jangka pendek adalah sebagai liabilitas perusahaan kepada
pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan aset lancar (current assets)
perusahaan.
B. Sifat Liabilitas Jangka Pendek
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:172), liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
Menurut PSAK (IAI, 2009:1.8), suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika:
1. Diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
C. Contoh Liabilitas Jangka Pendek
1. Utang Usaha (Accounts Payable) dan Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
2. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang Atau Sama dengan Satu
Tahun (Current Portion of Long Term Loan).
3. Utang Pajak (Taxes Payable) dan Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
4. Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system) dan Utang Dividen (Dividend Payable)
5. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue) dan Uang Muka Penjualan
6. Uang Pemegang Saham, Utang Leasing, Utang Bunga dan Utang Perusahaan Afiliasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka pendek adalah sbb.
1. Kecenderungan perusahaan mencatat nilai liabilitas lebih rendah dari yang sebenarnya
2. Perbedaan antara account payable dan accrued expenses harus lebih dipahami.
D. Pengakuan dan Pengukuran
Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan liabilitas keuangan. Liabilitas diukur
dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga perolehan. Instrumen keuangan diatur dalam:
PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan
PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan
E. Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek
Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah:
1. terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek;
2. liabilitas jangka pendek yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap dan berasal dari transaksi yang benar terjadi;
3. semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neraca;
4. accrual expense jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar);
5. kewajiban sewa, jika ada, sudah tercatat sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.
30 Revisi 2007 tentang sewa);
6. utang dalam mata uang asing per tanggal neraca, sudah dikonveksikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI dan selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan;
7. biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca;
8. bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah terjadi, dihitung secara
akurat dan merupakan beban perusahaan;
9. semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi bank
default (right and obligation);
10. penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan keuangan telah sesuai dengan SAK
ETAP/SAK/IFRS.
F. Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.
2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, baik utang usaha maupun kewajiban lainnya, kemudian
periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo utang di buku besar.
3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger
utang usaha.
4. Secara test basis, periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada beberapa supplier;
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi
antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun
yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment) dan untuk menyakinkan diri
mengenai kewajaran saldo utang per tanggal neraca.
8. Seandainya ada utang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun
kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt
dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, yang harus
dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian
kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi
sewa, dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat
sebagai utang jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan tiap jumlah
beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek
pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka
pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.
Kalau jumlahnya besar harus direklasifikasikan sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti pendukungnya dan periksa
apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode berikutnya misalnya dengan megirimkan barang
yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasikan sebagai utang jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal neraca
telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.
Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya.
Sedangakan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukan SPT PPh
Badan, perusahaan telah membayar PPh 29.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh perusahaan, apakah reasonable dan
konsisten dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal
neraca.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan
dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan
perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian utang jangka pendek di neraca dan catatan atas laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

Anda mungkin juga menyukai