Anda di halaman 1dari 9

1

SISTEM ON GRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI


MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING

Cokorde Gede Indra Partha1), I Wayan Arta Wijaya2), I Gusti Ngurah Janardana 3), I
4) 5)
Nyoman Budiastra , Antonius Ibi Weking
1,2,3,4,5
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung, Telp/Fax:
0361 703315, cokindra@ee.unud.ac.id

Abstrak
Kebutuhan akan energi listrik kian lama kian meningkat, banyak upaya upaya untuk mencari energi
alternatif selain menggunakan bahan bakar fosil. Salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah
energi matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari dan suhu
permukaan panel surya (penelitian sebelumnya), parameter tersebut menyebabkan kurva karakteristik daya
keluaran sel surya menjadi berubah-ubah atau non-linier. Untuk mendapatkan daya keluaran yang
maksimum karena kurva daya yang non-linier tersebut, maka sistem sel surya yang efisien tentunya tidak
akan lepas dari penjejak (tracker) maximum power point (MPPT) yang berada pada kurva karakteristik daya
keluaran sel surya.
Sistem On-grid pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan suatu sistem dimana PLTS secara
langsung terhubung ke jaringan listrik yang sudah ada (PLN). Pada sistem on-grid ini tidak menggunakan
media penyimpan baterai (relatif mahal, umur, serta perlu perawatan), dan sistem ini hanya menggunakan
satu peralatan konverter saja. Dengan sistem on-grid ini diharapkan masyarakat ikut membantu pemerintah
dalam permasalahan energi listrik, dimana pada siang hari masyarakat yg menggunakan sistem on-grid ini
bisa langsung menggunakan energi listrik dan mengeksport jika ada kelebihan energi listrik, sedangkan pada
malam hari bisa mengimport dari jala-jala listrik utama.
Pada penelitian Sistem On Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari menggunakan Maximum Power Point
Tracking, dimana daya yang dihasilkan oleh sel surya dimaksimalkan dengan penjejakan arus dan tegangan.
Hasil penelitian sistem MPPT pada intensitas radiasi matahari sebesar 200 W/m2 didapat efisiensi sebesar
62,09 % dan pada intensitas radiasi matahari 1000 W/m2 didapat efisiensi sebesar 89,40%.

Kata kunci: Energi Matahari, On Grid, MPPT

1. PENDAHULUAN
Eneri matahari merupakan salah satu alternatif energi yang dapat digunakan untuk membangkitkan
listrik dengan menggunakan sel-sel surya. Energi ini tidak akan habis habisnya sepanjang waktu
sehingga perlu kembangkan dan digunakan sebesar besarnya untuk memenuhi kebutuhan akan
energi listrik.
Energi matahari tersebut hanya ada pada siang hari sehingga kita hanya bisa menggunakannya pada
siang hari saja. Beberapa aplikasi yang sudah diterapkan dalam masyarakat sekarang ini adalah
dengan menyimpan energi matahari itu dalam media penyimpanan batterai. Kelemahan dari media
penyimpanan dengan baterai adalah besarnya biaya baterai, umur yang relatif pendek (rata-rata 2
tahun), serta kerugian daya akibat peralatan konversi dari dc ke dc dan dari ac ke ac yang memang
harus dibutuhkan dalam sistem ini.
Sistem on-grid atau sistem hibrid atau sistem grid-tie, dalam proses ini tidak menggunakan media
penyimpan baterai yang mahal, serta hanya menggunakan satu peralatan konverter saja. Dengan
sistem on-grid nantinya diharapkan masyarakat ikut membantu pemerintah dalam permasalahan
energi listrik, dimana pada siang hari masyarakat yg menggunakan sistem grid-tie ini bisa memakai
langsung energi tersebut dan mengeksport ke sistim kelebihan energi listriknya, sedangkan pada
malam hari bisa mengimport dari jala-jala listrik utama. Sistem on-grid ditunjukkan pada gambar
1.1, dimana hanya membutuhkan satu peralatan converter grid-tie inverter saja

2. PUSTAKA
2

Kenaikan Suhu mengakibatkan Tegangan rangkaian terbuka (Voc) turun, namun arus hubung
singkat (Isc) meningkat. Kenaikan suhu adalah akibat dari kenaikan irradiance, dimana tiap kali
irradiance meningkat maka variabel yang lain seperti suhu, arus dan tegangan juga ikut meningkat
sehingga dengan sendirinya apabila irradiance meningkat maka daya keluarannya juga meningkat.
Semakin meningkatknya suhu juga akan meningkatkan efisiensi. Efisiensi tertinggi dicapai pada
o
pengujian menggunakan reflektor sudut 70o yaitu sebesar 15,65% dengan suhu 46,41 C. (Mohamad
dan E. Yohana, 2010). Tiap kali irradiance meningkat, maka variabel yang lain seperti suhu, arus
dan tegangan juga ikut meningkat sehingga daya keluarannya juga meningkat. Intensitas cahaya
matahari mempengaruhi karakteristik arus-tegangan pada sel surya. Pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap arus yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tegangan terminalnya hal
ini yang menyebabkan daya berbanding lurus terhadap suhu.

2.1. Panel Surya


Panel surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang menkonversi foton (cahaya)
ke dalam listrik. Konversi ini disebut efek photovoltaic, dengan kata lain efek photovoltaic adalah
fenomena dimana suatu sel photovoltaic dapat menyerap energi cahaya dan mengubahnya menjadi
energi listrik. Efek photovoltaic didefinisikan sebagai suatu fenomena munculnya voltase listrik
akibat kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat diexpose
dibawah energi cahaya. Jenis-jenis solar cell seperti Single crystalline (Gallium Arsenide Cell dan
Cadmium Sulfide Cell), Polycrystalline cell (efisiensi 10-12%), Amorphous Silikon Cell (efisiensi
sekitar 4-6%), Copper indium diselenide (CIS) cells (efisiensi 9-11%) dan Cadmium telluride
(CdTe) cells (efisiensi 1-8,5%).

2.2. Potensi Matahari


Indonesia merupakan daerah tropis dengan luas daratan sekitar 2 juta Km2. Rata-rata matahari
memancarkan energi sebesar 1000 Watt/m2 saat cuaca cerah ke permukaan bumi. Saat ini
pemanfaatan energi surya merupakan salah satu hal yang sedang giat dikembangkan oleh
pemerintah Indonesia khususnya di Bali. Umur pemakain pada panel surya panjang kurang lebih 20
tahun.

2.3. Maximum Power Point Tracking


Pengaruh dari radiasi matahari dan suhu permukaan photovoltaik (PV) yang non-linier, maka
diperlukan sistem kontrol yang dapat menjaga agar daya keluaran yang dihasilkan tetap maksimum.
Pada Gambar 2.1 menunjukkan variasi daya yang timbul ketika tegangan kerja PV dirubah. Dari
karakteristik tersebut ditunjukan bahwa pada tegangan kerja yang berbeda, dengan intensitas radiasi
matahari yang berbeda akan menghasilkan daya yang berbeda pula.

Gambar 2.1 Variasi daya yang timbul ketika tegangan kerja PV

Maximum Power Point Tracking (MPPT) merupakan metode untuk mendapatkan daya maksimum
pada suatu sumber daya. Pada photovoltaic (PV), MPPT bekerja dengan mencari atau menentukan
daerah kerja daya maksimum. Posisi daya maksimum dapat ditentukan dengan pengumpulan data
dan kemudian dibuat lookup tabel sebagai acuan kerja PV. Posisi daya maksimum juga dapat diraih
dengan melakukan tracking posisi daya maksimum. Metode ini biasa disebut perturbation and
3

obrserve (P&O). Metode Perurbation & Observation terdiri dari dua tahap, perturb yaitu mengubah
V dan observation yaitu menghitung perubahan daya akibat aksi perturb sebelumnya. Jika
perubahan daya positif maka perturb selanjutnya akan tetap pada arah yang sama, sedangkan jika
perubahan daya negatif maka perturb akan dibalik.

2.4. Aliran Daya Grid


Aliran daya menuju grid sangat dipengaruhi oleh pergeseran fasa menuju grid dengan inverter serta
amplitudo tegangan inverter dengan grid. Daya aktif (P) dan reaktif (Q) yang dikirim dari inverter
menuju ke grid dapat dihitung melalui persamaan 2.1. dan persamaan 2.2.

= ∅ (1)

= cos ∅ − (2)

dengan
V_in = tegangan inverter
V_grid = tegangan grid
x = impedansi
∅ = Perbedaan sudut fasa antara V_indengan V_grid

Besarnya daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) untuk komponen fundamental dari arus output,
tergantung pada parameter tegangan, impedansi, dan perbedaan sudut fasa, sehingga aliran daya
menyumbang atau menyerap daya reaktif atau aktif dapat dikontrol dengan menentukan amplitudo
dari tegangan output inverter dan pergeseran fasa antara tegangan output inverter dan tegangan
grid. Untuk mengirim daya reaktif dari inverter menuju ke grid, yang diperlukan adalah perbedaan
amplitudo tegangan mereka. Jika tegangan inverter lebih rendah dari tegangan grid tetapi sefasa
maka inverter menyerap daya reaktif dari grid (mode induktif). Sebaliknya, jika tegangan output
inverter lebih besar dari tegangan grid tetapi masih sefasa, maka inverter menyuplai daya reaktif
menuju grid (mode kapasitif).

3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Penelitian Sistem On Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Menggunakan Maximum Power
Point Tracking ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mengetahui Maximum Power Point Tracking pada panel surya jenis monocrytalline.
2. Bagaimana sistem on grid pembangkit listrik tenaga surya terhadap sumber listrik utama (PLN)
3. Seberapa besar efisiensi Sistem On Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Menggunakan
Maximum Power Point Tracking
Sedangkan manfaat dari penelitian Sistem On Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
Menggunakan Maximum Power Point Tracking ini adalah :
1. Dapat mengaplikasikan EBT (Energi bersih terbarukan).
2. Dapat menekan pengeluaran biaya pemakaian energi listrik yg di beli dari sumber jala-jala PLN.
3. Membantu Pemerintah dalam menanggulangi krisis energi listrik.

4. METODE PENELITIAN
Analisis data dilakukan secara deskritif, dengan analisa perhitungan pada data yang diperoleh
dengan urutan sebagai berikut:
1. Menentukan panel surya PV yang akan digunakan penelitian ini.
2. Menentukan grid-tie inverter untuk on-grid sistem.
3. Pengukuran Maximum Power Point Tracking untuk tegangan kerja PV dan daya output dari
inverter.
4

4. Menganalisis data-data perubahan tegangan kerja terhadap besarnya intensitas matahari terhadap
perubahan tegangan dari PV
5. Menghitung dan menganalisa daya yang masuk menuju sistem grid dengan menggunakan
persanaan:
6. Menhitung efisiensi dari sisten On-grid Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

START

1. PLTS on Grid

2. MPPT

3.

4. Analisa Efisiensi

6. Kesimpulan

STOP

Gambar 1. Alur Analisis

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian dilakukan dengan mengambil dua tempat dengan ketinggian yang berbeda. Pada
Penelitian Sistem On Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Menggunakan Maximum Power
Point Tracking ini dilakukan di Laboratorium Lab Konversi Energi, Jurusan Teknik elektro,
Fakultas teknik Universitas Udayana. Dalam pengujian penelitian ini digunakan beberapa peralatan
laboratorium dan elektronik lainnya seperti peralatan Advance photovoltaik, Grid inverter, Bost
Converter, Panel surya serta peralatan ukur lainnya.

5.1. Pengujian Panel Surya Monocrystalline


Pengujian Panel surya ini digunakan digunakan dengan peralatan advace photopholtaic dan dengan
menggunakan simulasi aplikasi program PSIM (Power Simulator). Hasil pengujian tersebut seperti
ditunjukan dalam gambar 2
5

Gambar 2 Simulasi dengan menggunakan PSIM

Dari spesifikasi dan simulator PSIM dari panel surya Monocrystalline didapat beberapaka
karakteristik Arus, Teganan, Daya seperti ditunjukan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik Panel Surya Monocrystalline

Dari karakteristik tersebut terlihat bahwa pengaturan tegangan dan arus sangat berpengaruh
terhadap perubahan daya/power dari panel surya. Dengan berubahnya intensitas matahari, maka
tegangan dan arus juga berubah-ubah, hal ini sangat mempengaruhi dari peralatan yang terhubung
dengan panel surya, karena setiap peralatan membutuhkan tegangan yang stabil, sedangkan arus
dapat dikatakan sesuai dengan besarnya peralatan.

Untuk mendapatkan tegangan yang sesuai dengan peralatan inverte untuk sistem on-grid,
maka digunakan 2 buah panel surya yang dihubungkan secara seri. Simulasi dari dua buah panel
surya yang di seri dan sedangkan grafik keluaran dari seri panel surya ditunjukan pada gambar 4.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa dengan cara menseri dua buah panel surya menghasilkan
tegangan menjadi dua kali lipat/penjumlahan dari tegangan kedua panel. Untuk besarnya arus panel
surya tidak ada perubahan yaitu sama dengan besarnya salah satu arus dari panel surya.
6

Gambar 4 Simulasi Seri panel surya dengan menggunakan PSIM

5.4 Sistem Maxsimum Power Point Tracking


Maxsimum Power Point Tracking merupakan sistem elektronik yang dioperasikan umumnya pada
panel surya untuk mendapatkan daya maksimum karena perubahan arus dan tegangan akibat dari berubahnya
intensitas matahari. Jadi sistem MPPT ini dengan cara memaksa panel surya bekerja pada titik daya
maksimumnya, sehingga daya yang mengalir ke beban adalah daya maksimal. Untuk itu maka digunakan
peralatan elektronik dengan sistem dc to dc converter sehingga daya operasi dari panel surya menjadi
maksimum.

Dalam penelitian ini diagram sistem MPPT seperti ditunjukan pada gambar 5. dimana sensor arus I
radian dapat diatur secara manual untuk dapat mengetahui kinerja dari sistem MPPT.

dc to dc
LOAD
converter
PV

I Radian Sensor I Sensor I


dan V dan V

Mikrokontroler

Gambar 5.7. Diagram Sistem MPPT


PV adalah bagian utama yang menghasilkan energi listrik dari sinar matahari yang diserap. Keluaran
dari panel surya ini akan menghasilkan arus dan tegangan yang berubah-ubah tergantung dari intensitas
matahari yang diterima pada permukaan panel surya. Mikrokontroller sebagai pengendali dc-dc converter
yang mana mikro ini menerima input dari berbagai sensor. Input ini berupa input analog dan diubah dahulu
menjadi digital menggunakan ADC (analog digital convertion), kemudian diproses oleh micro yg
menghasilkan signal PWM sebagai mengendali dc-dc converter.

Simulasi sistem Maxsimum power Point Tracking dengan menggunakan PSIM, dimana panel surya
7

yang digunakan sudah di seri (2 buah panel surya) dan keuaran I/O dari panel surya ditunjukkan seperti pada
gambar 6. Disini terlihat tegangan hampir stabil sedangkan arus berubah2 untuk mencari titik maksimumnya.

Gambar 5.8. Simulasi MPPT

Dalam penelitian ini pengujian sistem MPPT dan On Grid menggunakan simulasi irradiance
matahari yang dapat diatur (Advance Photovoltaic) seperti ditunjukan pada gambar 7. Tujuan dari
penetapan ini adalah untuk mengetahui efisiensi dari sistem on-grid yang menggunakan sistem
MPPT. Hasil pengujian ditunjukan dalam tabel 1, dimana module 1 dan module 2 adalah sebagai
simulasi penganti dari dua buah panel surya yang mendapatkan iradiasi matahari yang berubah-
ubah.

Gambar 7 Advance Photovoltaic


Tabel 1 Pengujian MPPT on grid
Irradiance (W/m2) Total Sumber Daya (Watt)
NO
Module 1 Module 2 Tegangan (Volt) Arus (A) P input (W) P Output (W)
1 200 200 44.9 0.34 15.3 9.5
2 200 400 45.5 0.35 16.1 12.6
3 400 400 46.7 0.7 32.8 25.8
4 400 600 47.2 0.7 33.1 26.4
5 600 600 46.4 1.12 52.1 43.3
6 600 800 46.2 1.14 52.7 45.7
7 800 800 45.8 1.52 69.2 60.2
8 800 1000 45.4 1.54 78.3 68.5
9 1000 1000 45.1 1.92 86.8 77.6
8

Dari data pada tabel 1 di atas, maka dicari efisiensi dari sistem on-grid menggunakan MPPT
didapat efisiensi terkecil (200w/m2) sebesar 62.09% dan efisiensi yang terbesar (1000W/m2)
sebesar 89.40% . Rincian efisiensi hasil simulasi ditunjukan pada tabel 2 dan gambar 7 menunjukan
bahwa meningkatnya iradiasi matahari, akan meningkatkan efisiensi dan naiknya daya keluaran
dari sistem on-grid.

Tabel 2 Efisiensi sistem on-grid menggunakan MPPT


Irradiance (W/m2) Total Sumber Daya (Watt)
NO Arus P Output Efisiensi
Module 1 Module 2 Tegangan (Volt) P input (W)
(A) (W)
1 200 200 44.9 0.34 15.3 9.5 62.09
2 200 400 45.5 0.35 16.1 12.6 78.26
3 400 400 46.7 0.7 32.8 25.8 78.66
4 400 600 47.2 0.7 33.1 26.4 79.76
5 600 600 46.4 1.12 52.1 43.3 83.11
6 600 800 46.2 1.14 52.6 45.3 86.72
7 800 800 45.8 1.52 69.2 60.2 86.99
8 800 1000 45.4 1.54 78.3 68.5 87.48
9 1000 1000 45.1 1.92 86.8 77.6 89.40

100

80

60 Daya Input
Daya Output
40
Efisiensi
20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 7. Grafik daya input, daya output dan Efisiensi On-grid MPPT

6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA


Panel surya yang ada sekarang ini mempunyai efisiensi yang masih sangat rendah (effisiensi 4
sampai 18%). Pengaruh dari irradiasi matahari juga sangat mempengaruhi effisiensinya. Intensitas
radiasi matahari pada besaran 1000W/m2 terjadi pada tengah hari dan tepat jika mengena
permukaan panel surya. Jika matahari tidak pada tengah hari/kisaran jam 12.00 siang, maka
intensitasnya juga menurun, apalagi posisi panel yang tidak tepat mengenai permukaan panel surya.
Dari permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian selanjutnya akan dicari seberapa besar
intensitas matahari dapat membangkitkan energi mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari
dengan mengarahkan panel surya tepat dengan arah datangnya sinar matahari. Rancangan
penelitian tersebut ditunjukan pada gambar 6.1. dimana panel surya arahnya disesuaikan dengan
arah datanya sinar matahari.
9

7. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Semakin besar intensitas radiasi matahari yang dikonversikan menjadi daya listrik maka
efisiensi semakin meningkat.
2. Dengan sistem on-grid panel surya secara terus-menerus dapat menyalurkan daya listrik yang
besarnya tergantung dari irradiasi dari matahari. Efisiensi maksimum dari sistem ini sebesar
89.40% dengan irradiance 1000 W/m2
3. Sistem Maximum Power Point Tracking akan mempertahankan perubahan tegangan dan
memaksimalkan arus sesuai dengan input inverter untuk mendapatkan daya output terbesar.

Ucapan Terimakasih
Om Swastyastu puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala limpahan berkat dan Rahmat-Nya, sehingga penelitian ini terlaksana dengan
baik. Bersama ini pula kami ucapkan terimakasih kepada tim penelitian serta seluruh khalayak
yang telah mensukseskan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Cok Indra P, dkk. 2015. ”Pengaruh Ketinggian Permukaan Panel Surya Terhadap Daya Listrik
Untuk Menekan Pemakaian Energi Listrik Dalam Bangunan”, Snastek 2015, Bali
Duffie, A William, William A Beckman.2008. “Solar Engineering Of Thermal Processes”. John
Wiley & sons. Newyork
Lotsch, H.K.V.,2005. Photovoltaic Solar Energy Generation. Springer. Berlin
Markvart, Thomas.2000. Solar Electricity. John wileys & sons, LTD. United Kingdom.
Messenger, R A., Ventre, J. 2004. Photovoltaic Systems Engineering Second Edition. CRC Press
LL
Mintorogo, Danny Santoso.2000.”Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) Pada Perumahan
dan Bangungan Komersial”Univesitas Kristen Petra. Surabaya
Naville, Richacard C. 1995. Solar Energy Conversion. Elsevier. USA
Planning And Installing Photovoltaic System. 2008. Earthscan. London
Quaschning, Volker.2005. Understanding Renewable Energy Systems. Earthscan. London.
Sen, Zekai.2008. Solar Energy Fundamentals And Modeling Techniques. Springer. Istanbul
Schweizer-Ries, P., Fitriana, I. 1998, The BANPRESLTSMD- Programme, Reportonthe
Questionaire. ISE–Fraunhofer.

Anda mungkin juga menyukai