Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA KUNING

DAN KETIMUN TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA LANSIA USIA 45-60 TAHUN DI
KELURAHAN ANDALAS PADANG
TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

OLEH:

SUCI RAMADHANI
NIM : 142110111

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Suci Ramadhani

NIM : 142110111

Tempat/Tanggal Lahir : Padang/ 31 Januari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi :D-III Gizi

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Nama Orang Tua

a. Ayah : Amril
b. Ibu : Linda

Alamat : Perumahan Nuansa Indah Blok H/8 RT 004 RW


001 Kelurahan Kampung Baru Nan XX Kecamatan
Lubuk Begalung Padang

Riwayat Pendidikan

1. TK Kartika 1-7 Padang : 2001-2002


2. SDN 30 Cengkeh : 2002-2008
3. SMPN 11 Padang : 2008-2011
4. SMAN 14 Padang : 2011-2014
5. D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Padang : 2014-2017
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
JURUSAN GIZI

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017


Suci Ramadhani

Pengaruh Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun terhadap Tekanan


Darah Pada Lansia Usia 45-60 Tahun di Kelurahan Andalas Kota Padang
Tahun 2017

vi+ 39 halaman, 9 tabel, 7 lampiran

ABSTRAK

Hipertensi merupakan keadaan ketika terjadi kenaikan tekanan darah yaitu


diatas 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 90 mmHg untuk tekanan darah
diastolik. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013, prevalensi hipertensi di
Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 22,6%. Data dari DKK Padang tahun 2015,
penderita hipertensi terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas dengan
jumlah penderita sebanyak 4.072 jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian jus semangka kuning dan ketimun terhadap tekanan darah
pada lansia usia 45-60 tahun di Kelurahan Andalas Padang.
Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan pra-
pasca perlakuan (pretest-posttest group design) dengan jumlah sampel sebanyak
15 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai bulan
Juni 2017 di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang. Teknik pengambilan
sampel secara Purposive Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara mengukur tekanan darah awal dan tekanan darah akhir responden selama 7
hari berturut-turut. Kemudian diolah secara komputerisasi dan dilakukan uji
analisis statistik dengan uji t-test beda dua mean dependent.
Hasil analisis univariat menunjukkan rata-rata tekanan darah awal
responden yaitu 142/83 mmHg dan tekanan darah akhir responden yaitu 133/82
mmHg. Rata-rata penurunan tekanan darah responden yaitu 8,7/0,7 mmHg. Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna sebelum dan
sesudah diberi jus semangka kuning dan ketimun pada tekanan darah sistolik
(p<0,05) dan tidak ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberi jus
semangka kuning dan ketimun pada tekanan darah diastolik (p>0,05).
Disarankan kepada penderita hipertensi melakukan pengobatan alternatif
dengan mengkonsumsi jus semangka kuning dan ketimun dengan dosis dan
takaran yang sesuai serta memberikan informasi kepada masyarakat sebagai
alternatif pengobatan untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah. Bagi
peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan menambahkan faktor
lain seperti asupan dan aktifitas fisik yang dapat mempengaruhi hasil dari
penelitian dan penambahan berat buah semangka kuning dan ketimun dalam
pembuatan jus.

Kata Kunci (Key word) : Tekanan Darah, Semangka Kuning, Ketimun


Daftar Pustaka : 24 (2007-2016)
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis

walaupun menemui kesulitan maupun rintangan.

Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D.III

Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat

dalam menyelesaikan Pendidikan D.III Jurusan Gizi pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Pengaruh Pemberian Jus Semangka

Kuning dan Ketimun terhadap Tekanan Darah pada Lansia Usia 45-60

Tahun di Kelurahan Andalas Kota Padang Tahun 2017”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan

keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih belum

sempurna baik dalam isi maupun penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka

atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Ibu Sudihati Hamid,

M.Kes dan Ibu Irma Eva Yani, SKM, M.Si selaku pembimbing Karya Tulis

Ilmiah dan berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Sunardi, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan

Padang

2. Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kementerian Kesehatan Padang.

3. Bapak/ibu Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kementerian Kesehatan Padang.

4. Orangtua yang telah memberi do’a, dukungan dan motivasi.

5. Teman-teman seperjuangan yang ikut memberi masukan dan motivasi

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Padang, Juni 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ v
BAB I PENDAHUUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1. Tujuan Umum ................................................................................................ 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
1. Bagi Peneliti ................................................................................................... 5
2. Bagi Puskesmas ............................................................................................. 5
3. Bagi Responden ............................................................................................. 6
E. Ruang Lingkup ................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 7
A. Tinjauan Teoritis ............................................................................................... 7
1. Kejadian Hipertensi .......................................................................................... 7
a. Pengertian Hipertensi ...................................................................................... 7
b. Penyebab Hipertensi ....................................................................................... 7
c. Gejala Hipertensi ............................................................................................ 8
d. Klasifikasi Hipertensi ..................................................................................... 8
e. Patofisiologis................................................................................................... 9
g. Faktor-Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Timbulnya Hipertensi ....... 10
h. Penanggulangan Hipertensi ............................................................................ 14
2. Semangka Kuning ............................................................................................. 16
a. Definisi ............................................................................................................ 16
b. Kandungan Zat Gizi........................................................................................ 16
c. Manfaat Semangka.......................................................................................... 17
3. Ketimun............................................................................................................. 18
a. Definisi ............................................................................................................ 18
b. Kandungan Zat Gizi........................................................................................ 19
c. Manfaat Ketimun ............................................................................................ 19
4. Penelitian Non Farmakologis Lain Tentang Penurunan Tekanan Darah .......... 20
B. Kerangka Konsep .............................................................................................. 21
C. Definisi Operasional .......................................................................................... 22
D. Hipotesis ............................................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 23
A. Desain Penelitian ................................................................................................ 23
B. Lokasi dan Waktu ............................................................................................... 23
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 23
D. Rancangan Penelitian ......................................................................................... 24
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 25
1. Data Primer ....................................................................................................... 25
2. Data Sekunder ................................................................................................... 26
F. Pengolahan Data.................................................................................................. 26
G. Analisis Data ...................................................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 27
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 27
1. Gambaran Umum Puskesmas Andalas Padang ................................................ 27
2. Gambaran Umum Karakteristik Responden ..................................................... 28
3. Hasil Analisa Univariat ..................................................................................... 29
4. Hasil Analisa Bivariat ...................................................................................... 31
B. Pembahasan ...................................................................................................... 32
1. Tekanan Darah Responden Sebelum Perlakuan ............................................... 32
2. Tekanan darah Responden Sesudah Perlakuan ................................................. 33
3. Perbedaan Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan......... 33
4. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 38
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah dan hipertensi menurut JNC 7 .............................. 9

Tabel 2. Kandungan Gizi Semangka per 100 gram ..................................................... 17

Tabel 3. Kandungan Gizi Ketimun per 100 gram ........................................................ 19

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................ 28

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ..................................... 28

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan .............................. 29

Tabel 7. Tekanan Darah Responden Sebelum Perlakuan ........................................... 30

Tabel 8. Tekanan Darah Responden Setelah Perlakuan .............................................. 31

Tabel 9. Perbedaan Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan...... 32


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Permohonan Responden

Lampiran B Format Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran C Kartu Konsul

Lampiran D Master Tabel

Lampiran E Hasil Analisa Data Univariat

Lampiran F Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran G Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan keadaan

ketika terjadi kenaikan tekanan darah yaitu diatas 140 mmHg untuk tekanan

darah sistolik dan 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik. Tekanan darah

sistolik merupakan tekanan darah yang terukur oleh alat tensimeter ketika

jantung menguncup sehingga mencapai angka tertinggi, sementara tekanan

darah diastolik merupakan tekanan darah yang terukur saat jantung

mengembang sehingga angkanya terendah.(1)

Hipertensi umumnya dialami oleh orang tua. Pertambahan usia

menyebabkan tekanan darah meningkat dan berpotensi mengalami hipertensi.

Pada usia paruh baya, pria memiliki kecendrungan hipertensi lebih besar

daripada wanita. Namun, setelah memasuki usia 60 tahun, wanita lebih

berisiko menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Risiko hipertensi

berjalan sesuai pertambahan usia.(2)

Studi epidemiologi oleh framingham heart prevention berhasil mendata

risiko hipertensi manula di seluruh dunia. Hasilnya individu dewasa yang

berusia dibawah 60 tahun, 27 % diantaranya mengalami hipertensi dengan

tekanan darah rata-rata 140/90 mmHg. Sedangkan 20 % dari mereka memiliki

tekanan darah sebesar 160/100 mmHg. Sementara itu, pada individu yang

berusia lebih dari 80 tahun, hanya 7% yang memiliki tekanan darah normal.

Sebagian besar mereka adalah penderita hipertensi dengan tekanan darah rata-

rata 160/100 mmHg.(2)


Hipertensi pada saat ini merupakan salah satu penyakit yang banyak

menyerang orang di seluruh dunia (sekitar 1 miliar penduduk di seluruh dunia

dengan 50 juta menyerang penduduk di Amerika Serikat).(1) Hipertensi juga

merupakan masalah kesehatan yang besar di Inggris, dengan prevalensi

sebesar 39 % pada pria dan 31 % pada wanita di Inggris.(3)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013,

menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil

pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 % dan sebagian besar (63,2

%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Untuk prevalensi di

Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 22,6 %.(4)

Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015, dari 22 puskesmas

di Kota Padang penderita hipertensi sebanyak 31.395 orang. Penderita

hipertensi terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas dengan

jumlah penderita sebanyak 4.072 jiwa. (5)

Menurut data rekam medik Puskesmas Andalas Kota Padang, penderita

hipertensi yang berada pada golongan umur 45-60 tahun sebanyak 182 orang.

Dari sepuluh kelurahan wilayah kerja Puskesmas Andalas, penderita

hipertensi pada golongan umur 45-60 tahun terbanyak ditemukan di

Kelurahan Andalas yaitu sebanyak 50 orang pada bulan Oktober tahun

2016.(6)

Diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah rendah garam

dengan mengurangi konsumsi garam dapur (NaCl). Jika perlu, gunakan

garam pengganti (KCl). Dengan catatan, tidak ada kelainan fungsi ginjal.

Dianjurkan juga untuk makan banyak sayuran dan buah karena kedua bahan
makanan tersebut mengandung banyak mineral kalium, kalsium dan

magnesium. Dari penelitian, mineral-mineral tersebut dapat membantu

menurunkan tekanan darah dan menguatkan pembuluh darah.(7)

Salah satu buah dan sayuran yang dapat menurunkan tekanan darah

adalah semangka kuning dan ketimun, karena buah semangka kuning

memiliki kandungan kalium 112 mg/100 g, natrium 1 mg/100 g, kalsium 7

mg/100 g serta magnesium 10 mg/ 100 g sedangkan ketimun memiliki

kandungan kalium 147 mg/100 g, natrium 2 mg/100 g, kalsium 16 mg/100 g

dan magnesium 13 mg/100 g. Kalium dan magnesium berpengaruh dalam

membantu menurunkan tekanan darah. Kalium bersifat mendorong keluar

natrium yang berlebihan sehingga mengurangi preload (beban awal kontraksi

jantung) dan menurunkan tekanan darah, sementara magnesium mengurangi

kekuatan kontraksi otot jantung dan otot kerangka. Kelebihan natrium dan

kalsium dapat berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Natrium bersifat

menahan air sehingga menambah beban darah yang masuk ke jantung dan

berakibat pada kenaikan tekanan darah sedangkan kalsium bersifat

menguatkan kerja jantung.(1)

Berdasarkan data yang dihimpun dari Direktorat Jendral Hortikultura

Dapartemen Pertanian, rata-rata produksi ketimun Indonesia selama 2007-

2011 memperlihatkan kecenderungan yang fluktuatif. Rata-rata hasil selama

kurun waktu tersebut adalah 9,93 ton ha-1 dari luas panen rata-rata 55.809 ha

per tahun dan produksi rata-rata 544.983 ton per tahun.(8)

Laporan dari Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian,

luas panen semangka di Indonesia tahun 2014 yaitu 35,802 ha, sedangkan
produksi semangka tahun 2014 sebanyak 653,974 ton dan rata-rata hasil per

pohon tahun 2014 yaitu 18,27 ton/ha.(9)

Hasil penelitian Fridalni N, Syofia V tahun 2013 di Kota Padang yang

dilakukan pada 28 penderita hipertensi yang diberi jus semangka sebanyak

200 ml/hari selama 7 hari, membuktikan terdapat perbedaan tekanan darah

sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian jus semangka yaitu

tekanan darah sistolik 31,3 mmHg ± 11,79 mmHg dan diastolik 6,63 mmHg

± 6,196 mmHg.(10)

Hasil penelitian Muniroh L, Wirjatmadi B, Kuntoro tahun 2007 di

Pasuruan, Jawa Timur yang dilakukan pada 28 penderita hipertensi usia 35-

55 tahun yang diberi 200 ml/hari jus belimbing dan ketimun selama 14 hari

dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 14,21 mmHg

dan 11 mmHg.(11)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “ Pengaruh Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun

terhadap Tekanan Darah pada Lansia Usia 45-60 tahun di Kelurahan

Andalas Padang tahun 2017 ”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun di

Kelurahan Andalas Padang sebelum dan setelah pemberian jus semangka

kuning dan ketimun?


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun di

Kelurahan Andalas Padang sebelum dan setelah pemberian jus semangka

kuning dan ketimun.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun di Kelurahan

Andalas Padang sebelum pemberian jus semangka kuning dan ketimun.

b. Diketahuinya tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun Kelurahan

Andalas Padang setelah pemberian jus semangka kuning dan ketimun.

c. Diketahuinya rata-rata perbedaan tekanan darah pada lansia usia 45-60

tahun di Kelurahan Andalas Padang sebelum dan setelah pemberian jus

semangka kuning dan ketimun.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini nantinya akan memberikan masukan dan

menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang perbedaan

tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun di Kelurahan Andalas Padang

sebelum dan setelah pemberian jus semangka kuning dan ketimun.

2. Bagi Puskesmas

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam

pembuatan kebijakan dan pogram penanggulangan hipertensi, khususnya dari

konsumsi semangka kuning dan mentimun dengan tekanan darah pada lansia.
3. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih

pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam menurunkan tekanan darah

yaitu dengan mengonsumsi semangka kuning dan ketimun.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dari penelitian ini adalah

mengetahui perbedaan tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun di

Kelurahan Andalas Padang sebelum dan setelah pemberian jus semangka

kuning dan ketimun. Variabel dependen adalah hipertensi dan variabel

independen adalah pemberian jus semangka kuning dan ketimun. Tempat dan

waktu penelitian ini adalah di Kelurahan Andalas Kota Padang Tahun 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Kejadian Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Menurut WHO, hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan

darah seseorang sama atau melebihi 160 mmHg pada sistolik dan 95 mmHg

pada diastolik. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah di dalam

pembuluh nadi (arteri). Ketika jantung kita berdetak, umumnya 60-70 kali

dalam satu menit pada kondisi istirahat (saat duduk atau berbaring), darah

dipompa menuju dan melalui pembuluh nadi. Pada pemeriksaan tekanan

darah akan diperoleh dua angka yaitu sistolik dan diastolik.(12)

Sistolik untuk mengukur tekanan darah sebagai hasil kontraksi

jantung untuk memompa darah keluar dari jantung. Biasanya angka yang

dihasilkan lebih besar. Sedangkan, tekanan darah diastolik untuk mengukur

tekanan darah mengalir ke dalam jantung. Biasanya angka yang dihasilkan

lebih kecil. Nilai tekanan darah biasanya dituliskan sebagai tekanan sistolik

per tekanan diastolik, contohnya 120/80 mmHg.(12)

b. Penyebab Hipertensi

Peningkatan kejadian hipertensi akan bertambah seiring dengan

pertambahan usia seseorang. Meskipun demikian, terjadinya hipertensi bisa

disebabkan oleh adanya penyakit seperti penyakit ginjal kronis, penyakit

tiroid, obesitas, atau gangguan tidur (sleep apnea). Beberapa jenis obat juga

memicu terjadinya hipertensi.


Konsumsi pil pengontrol kelahiran, kehamilan, dan terapi hormon

merupakan beberapa penyebab terjadinya hipertensi. Wanita yang

mengonsumsi pil pengontrol kelahiran biasanya akan mengalami

peningkatan tekanan darah sistolik ataupun diastolik. Sementara itu, terapi

hormon untuk mengurangi gejala menopause bisa menyebabkan sedikit

peningkatan tekanan dara sistolik. Karena itu, konsultasikanlah terlebih

dahulu kepada dokter mengenai jenis obat atau terapi yang akan dilakukan

jika telah mengalami hipertensi(13).

c. Gejala Hipertensi

Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala

yang sering mncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk, atau kepala

berat. Namun, gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada-tidaknya

hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahui nya

adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah.(13)

Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami

hipertensi hingga ditemukan kerusakan kerusakan dalam organ seperti

terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, atau gagal ginjal.(13)

d. Klasifikasi Hipertensi

Kriteria yang ditetapkan oleh Seventh Report of Joint National

Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure (JNC 7) menjadi dasar dalam pengklasifikasikan hipertensi.

Berikut klasifikasi hipertensi untuk usia 18 tahun ke atas yang tidak

memiliki penyakit serius.(13)


Tabel 1
Klasifikasi tekanan darah dan hipertensi menurut JNC 7
No. Klasifikasi Tekanan darah Tekanan darah
tekanan darah sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
1. Normal <120 <80
2. Normal tinggi 120-139 80-89
3. Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
(hipertensi ringan)
4. Hipertensi tahap 2 ≥160 ≥100
(hipertensi sedang)

e. Patofisiologis

Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin

I oleh Angiotencin Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran

fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung

angiotensinogen yang diproduksi dalam hati.(14)

Hormone rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi

angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki

peranan kunci untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.(14)

Pertama, dengan meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjer pituitary) dan

bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urine.

Meningkatnya ADH menyebabkan urin yang diekskresikan keluar tubuh

sangat sedikit (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi

osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya volume cairan ekstraseluler akan

ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Dan

kemudian terjadi peningkatan volume darah, sehingga tekanan darah akan

meningkat.(14)

Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang

memiliki peranan penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan


volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi

ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.(14)

Pengurangan ekskresi NaCl menyebabkan naiknya konsentrasi NaCl

yang kemudian diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume

cairan ekstraseluler, maka terjadilah peningkatan volume dan tekanan

darah.(14)

f. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko timbulnya hipertensi

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi yang

penyebabnya diketahui secara jelas dikenal sebagai hipertensi sekunder.

Sementara itu, jenis hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak

penyebab. Berikut ada dua faktor yang menyebabkan hipertensi, yaitu faktor

yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.(12)

1) Faktor yang tidak dapat diubah

a) Ras

Di Amerika Serikat, hipertensi paling banyak dialami oleh orang kulit

hitam keturunan Afrika-Amerika dibandingkan dengan kelompok ras lain.

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang

berkulit putih. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Namun, pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah

dan sensitif terhadap vasopresin lebih besar.

b) Usia

Bertambahnya umur dapat meningkatkan resiko kejadian hipertensi.

Meski penyakit hipertensi dapat terjadi pada segala usia, namun sering

dijumpai pada orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih.


Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia memang

sagat wajar. Hal itu disebabkan adanya perubahan alami pada jantung,

pembuluh darah, dan kadar hormon. Namun jika perubahan ini disertai

dengan faktor risiko lain bisa memicu terjadinya hipertensi.

c) Riwayat Keluarga

Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari

orangtua kita menderita hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki risiko

terkena hipertensi sebesar 25 %. Jika kedua orangtua kita menderita

hipertensi, kemungkinan kita terkena penyakit hipertensi ini sebesar 60%.

Penelitian terhadap penderita hipertensi dikalangan orang kembar dan

anggota keluarga yang sama menunjukan ada faktor keturunan yang

berperan pada kasus tertentu. Namun, kemungkinan itu tidak selamanya

terjadi. Ada seseorang yang sebagian besar keluarganya penderita

hipertensi, tetapi dirinya tidak terkena penyakit tersebut.

d) Jenis Kelamin

Diantara orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki

lebih banyak menderita hipertensi. Namun, hal ini akan terjadi sebaliknya

setelah berumur 55 tahun ketika sebagian wanita mengalami menopause.

Hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita.


2) Faktor yang dapat diubah

a) Obesitas

Obesitas merupakan faktor resiko lain yang turut menentukan

keparahan hipertensi. Semakin besar massa tubuh seseorang, semakin

banyak darah yang dibutuhkan untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot

dan jaringan lain. Obesitas meningkatkan jumlah panjangnya pembuluh

darah sehingga dapat meningkatkan resistensi darah yang seharusnya

menempuh jarah lebih jauh. Peningkatan resistensi ini menyebabkan

tekanan darah menjadi lebih tinggi. Kondisi ini juga dapat diperparah oleh

adanya sel-sel lemak yang memproduksi senyawa merugikan bagi jantung

dan pembuluh darah.

b) Kurang Gerak

Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko

seseorang terserang penyakit hipertensi. Orang yang tidak aktif cenderung

memiliki frekuensi denyut jantung lebih tinggi sehingga otot jantung harus

bekerja lebih keras pada saat kontraksi.

c) Merokok

Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri

sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam

tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih keras karena terjadi

penyempitan pembuluh darah sementara. Selain itu, dapat meningkatkan

frekuensi denyut jantung dan tekanan darah.


d) Sensitif Natrium

Asupan natrium dan garam merupakan faktor risiko hipertensi yang

masih kontroversial. Natrium merupakan salah satu mineral atau elektrolit

yang berpengaruh terhadap tekanan darah. Namun, respon setiap orang

terhadap natrium tidaklah sama. Memang benar ada beberapa individu yang

peka terhadap natrium, baik yang berasal dari garam kemasan maupun

bahan makanan lain yang mengandung natrium.

e) Kadar Kalium Rendah

Kalium berfungsi sebagai penyeimbang jumlah natrium dalam cairan

sel. Kelebihan natrium dalam sel dapat dibebaskan melalui filtrasi lewat

ginjal dan dikeluarkan bersama urin. Jika makanan yang kita makan kurang

mengandung kalium atau tubuh tidak mempertahankannya dalam jumlah

yang cukup, jumlah natrium akan menumpuk. Keadaan ini meningkatkan

risiko terjadinya hipertensi.

f) Konsumsi Minuman Beralkohol secara Berlebihan

Hampir 5-20 % kasus hipertensi diperkirakan terjadi akibat konsumsi

alkohol yang berlebihan. Mengonsumsi tiga gelas atau lebih minuman

beralkohol per hari dapat meningkatkan risiko terserang hipertensi sebesar

dua kali.

g) Stres

Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivasi saraf

simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten (selang-

seling atau berselang). Jika stres terjadi berkepanjangan, dapat


meningkatkan tekanan darah tinggi secara menetap. Namun, hal ini secara

pasti belum terbukti.

g. Penanggulangan Hipertensi

1) Penanggulangan farmakologis

Sejarah pengobatan hipertensi dimulai sejak tahun1950-an. Obat-

obatan antihipertensi yng sering digunakan dalam pengobatan, antara lain

obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan

penghambat konversi enzim angiotensin.(12)

Beberapa obat yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Diuretik

Merupakan golongan antihipertensi yang merangsang pengeluaran

garam dan air. Dengan mengkonsumsi diuretika akan terjadi pengurangan

jumlah cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding

pembuluh darah.

b) Beta bloker

Dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan

mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.

c) ACE- inhibitor

Dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah sehingga bisa

mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah

d) Ca bloker

Dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh

darah.
2) Penanggulangan non farmakologis (diet)

Pada penderita hipertensi ringan, pengobatan jenis ini kadang dapat

mengendalikan atau mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan secara

farmakologis tidak diperlukan atau sekurangnya ditunda. Namun, pada

kondisi ketika obat antihipertensi sangat diperlukan maka pengobatan non-

farmakologis dapat dijadikan sebagai pelengkap sehingga menghasilkan

efek pengobatan yang baik.(12)

Pembatasan asupan garam dan natrium, serta upaya penurunan bobot

badan erupakan langkah awal dalam pengobatan hipertensi. Dengan

mengurangi garam menjadi sepertiganya atau mengonsumsi sebesar 90-100

mmol per hari, telah dibuktikan cukup efektif dalam menurunkan tekanan

darah dan masih dapat diterima. Cara ini jarang dipakai sebagai pengobatan

tuggal. Namun, lebih sering digunakan sebagai pelengkap dalam

pengobatan farmakologis. Terapi non-farmakologis lainnya adalah

berolahraga secara teratur serta menghindari faktor risiko lainnya, seperti

merokok, minum minuman alkohol, stres, dan obesitas.

3) Terapi hipertensi dengan herbal

Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan

sebagai obat antihipertensi. Beberapa tanaman baik secara tradisioanal

ataupun yang telah didukung dengan pembuktian secara preklinis

(pengujian terhadap hewan coba) maupun secara klinis (pengujian terhadap

manusia) dapat mengontrol atau mengendalikan tekanan darah. Mekanisme

umum tekanan darah obat dalam mengontrol tekanan darah, antara lain

memberikan efek dilatasi pada pembuluh darah dan menghambat


Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Selain itu, herbal dapat pula berupa

kombinasi antara efek diuretik (peluruh air seni), efek penenang atau obat

tidur, dan efek terapi yang baik.(12)

Pengurangan volume cairan dalam darah dengan diuretik dapat

menstimulasi penurunan jumlah natrium pada ginjal sehingga tekanan darah

menurun. Ginjal dapat menurunkan tekanan darah melalui sistem renin-

angiotensin. Ginjal akan mengeksresikan renin dalam responnya untuk

menurunkan natrium atau sinyal dari susunan saraf simpatik. Renin akan

membantu menghasilkan komponen angiotensin, suatu pengkonstriksi

pembuluh darah yang kuat. Penghambatan sistem renin-angiotensin

memungkinkan dapat menurunkan kemampuan ginjal dalam meningkatkan

tekanan darah.(12)

2. Semangka Kuning

a. Definisi Semangka Kuning

Semangka, atau nama latinnya Citrullus vulgaris Schard, adalah

sejenis tanaman merambat. Buahnya yang berbentuk bola ini besarnya bisa

seukuran kepala manusia. Warnanya hijau dengan garis putih. Daging

buahnya umumnya bewarna merah, berair dan berbiji, tetapi ada juga yang

bewarna kuning. Bagian yang terpenting dan banyak mengandung nutrisi

adalah bagian hijau dekat kulit.(15)

b. Kandungan zat gizi Semangka Kuning

Kandungan gizi yang terkandung dalam daging buah semangka

Kuning per 100 gramnya disajikan dalam tabel 2.(7)


Tabel 2
Kandungan Gizi Semangka Kuning per 100 gram
Kalori 37 kkal Vitamin C 6 mg
Potasium 114 mg Glukosa 2.024 mg
Zat Besi 225 mcg Fruktosa 3.917 mg
Seng 86 mcg Sukrosa 2.350 mg
Selenium 400 mg Betakaroten 245 mcg
Provitamin A 87 mcg Vitamin B1 45 mcg
Karoten 795 mcg Vitamin B2 50 mcg
Pektin 95 mg Vitamin B6 70 mcg

c. Manfaat semangka

Semangka mengandung sejumlah nutrisi seperti serat, vitamin A, dan

potasium. Semangka juga memberikan efek menyegarkan apabila dimakan.

Studi Florida State University menunjukan bahwa semangka juga

mengandung asam amino L-Citrulline/L-arginine, yang memberi efek

menurunkan hipertensi.(16)

Semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif

dalam membunuh sel-sel kanker. Semangka, pisang, dan rumput laut

mengandung zat seperti Kalium yang mampu menghidupkan aktivitas

fungsi sel darah putih yang mampu meningkatkan sistem kekebalan. Hasil

percobaan menunjukkan bahwa semangka, pisang, dan rumput laut

mengandung zat-zat yang dapat menstimulir Phagocyte. Phagocyte adalah

suatu sel darah yang mampu melindungi sistem darah dari infeksi dengan

cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab kanker.

Buah semangka memiliki zat Kalium dan kadar air dalam jumlah

tinggi. Kandungan air dan Kalium tersebut dapat membantu menetralkan

tekanan darah. Selain itu, manfaat buah semangka juga dapat memperkuat

kinerja jantung dan memperkuat sistem pertahanan tubuh karena semangka

juga mengandung antioksidan dan vitamin C.


3. Ketimun

a. Definisi ketimun

Ketimun, atau nama latinnya Cucimis sativus L adalah salah satu

jenis sayuran buah yang sangat populer dan dikenal hampir disetiap negara

di dunia. Budidaya mentimun di Indonesia dijumpai hampir di setiap

daerah, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. (8)

Ketimun merupakan tanaman berumah satu (monoecious) dengan

bunga jantan dan betina terpisah satu sama lain. Bunga jantan muncul lebih

dahulu, yakni umur 4-5 minggu setelah tanam, lalu disusul oleh bunga-

bunga betina. Dibawah kondisi hari panjang dan suhu tinggi, tanaman ini

membentuk lebih banyak bunga jantan daripada betina, tetapi dibawah

kondisi hari pendek, rasio bunga betina terhadap jantan menjadi

meningkat.(8)

Ketimun berbentuk memanjang dengan ujung dan pangkalnya

membulat, berwarna hijau pucat sampai putih. Dewasa ini dikenal begitu

banyak macam mentimun dari berbagai ukuran, bentuk dan warna buah,

namun secara garis besar terdapat tiga tipementimun, yaitu slicing, pickling,

dan burpless.(8)

Ketimun tipe slicing (timun lalap) yakni jenis timun yang

dibudidayakan untuk konsumsi buah mudanya dalam bentuk segar (mentah)

sebagai lalapan, sementara itu, ketimun tipe pickling (timun acar) adalah

jenis ketimun yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya sebagai

acar. Ketimun acar berukuran 7-10 com dengan diameter ±2,5 cm. Tipe

berikutnya adalah ketimun burpless yang memliki kulit tipis dan tidak
berbiji (partenokarpi), serta rasanya manis. Dikatakan burpless karena

berbeda dengan ketimun lalap dan mentimun acar, mengonsumsi ketimun

ini tidak menghasilkan gas yang menyebabkan orang bersebdawa (burp).(8)

b. Kandungan zat gizi Ketimun

Kandungan gizi yang terkandung dalam Ketimun per 100 gramnya

disajikan dalam tabel 3.(8)

Tabel 3
Kandungan Gizi Ketimun per 100 gram
Kalori 15 kalori asam pentotenat (B5) 0,259 mg
Protein 0,65 gr Vitamin K 16,40 mg
Lemak 0,11 gr Vitamin E 0,03 mg
Karbohidrat 3,63 gr Vitamin C 2,8 mg
Kalsium 16 mg Zat Besi 0,28 mg
Fosfor 24 mg serat 0,5 mg
Vitamin A 105 ug Natrium 2 mg
Beta Karoten 45 ug Kalium 147 mg
Tiamin (B1) 0,027 mg Magnesium 13 mg
Riboflavin (B2) 0,033 mg Zink 0,20 mg
Niasin (B3) 0,098 mg Mangan 0,079 mg

c. Manfaat Ketimun

Ketimun sangat bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah

karena kandungan kalium, kalsium dan magnesium terhadap pompa kalium-

natrium. Kalium berperan dalam menjaga kestabilan elektrolit tubuh melalui

pompa kalium-natrium. Kurangnya kadar kalium dalam darah akan

mengganggu rasio kalium-natrium sehingga natrium akan meningkat. Hal

ini dapat menyebabkan pengendapan kalsium pada persendian dan tulang

belakang yang meningkatkan kadar air tubuh sehingga meningkatkan beban

kerja jantung dan pengumpalan natrium dalam pembuluh darah. Akibatnya

dinding pembuluh darah dapat terkikis dan terkelupas yang pada akhirnya
menyumbat aliran darah sehingga meningkatkan risiko hipertensi sehingga

dengan mengkonsumsi jus mentimun hal ini kemungkinan dapat dihindari.

Sedangkan magnesium berperan dalam mengaktifkan pompa

natrium-kalium yang memompa natrium keluar dan kalium masuk ke dalam

sel.

4. Penelitian Non Farmakologis Lain Tentang Penurunan Tekanan darah

Ada banyak penelitian yang dilakukan untuk menurunkan tekanan

darah penderita hipertensi, antara lain hasil penelitian Akhmar, yang

membandingkan antara pengaruh jus belimbing manis dengan jus semangka

dalam menurunkan tekanan darah. Penelitian Akhmar, yang dilakukan pada

bulan Mei-Juni 2008 di Puskesmas Lubuk Begalung Padang, dimana

penderita hipertensi yang diberi 220 ml jus semangka selama tiga hari

berturut-turut dengan frekuensi pemberian dua kali sehari didapatkan

penurunan tekanan darah sistolik 32 mmHg dan diastolik sebesar 30 mmHg

dan penderita yang diberikan jus belimbing manis 170 ml didapatkan

penurunan tekanan darah sistolik 32,50 mmHg dan diastolik 21,67

mmHg.(17)

Penelitian Astuti,Yuni tahun 2012 tentang Studi Komparasi Tekanan

Darah Penderita Hipertensi yang Mengkonsumsi Semangka di Kelurahan

Patangpuluhan Wirobrajan Yogyakarta. Data yang diukur adalah tekanan

darah sistolik dan diastolik (dalam satuan mmHg) pada 20 orang responden

dengan rincian 10 kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol sebelum

dan sesudah mengkonsumsi semangka selama 14 hari sebanyak 300 gr

semangka pada pukul 09.00 wib dan pukul 15.00 wib. Hasil rata-rata
tekanan darah sistolik setelah mengkonsumsi semangka mengalami

penurunan dari 148,7 mmHg menjadi 131,5 mmHg. Sedangkan hasil rata-

rata tekanan darah diastolik setelah mengkonsumsi semangka mengalami

penurunan dari 88,5 mmHg menjadi 81,5 mmHg.(18)

Penelitian Prakoso, Agung tahun 2014 tentang Pengaruh Pemberian

Jus Ketimun Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di

Posyandu di Kabupaten Demak. Data yang diukur adalah tekanan darah

sistolik dan diastolik pada 40 orang sampel yang mengonsumsi ketimun

selama seminggu sebanyak 200 gr dengan frekuensi dua hari sekali yaitu

pada pagi dan sore hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

penurunan terbesar pada 2 jam setelah perlakuan hari ke-3 setelah perlakuan

pemberian jus ketimun.(19)

B. Kerangka Konsep

Kelompok Perlakuan

Tekanan darah awal Tekanan darah akhir


responden responden

Pemberian jus
semangka kuning dan
ketimun
C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat ukur Hasil ukur Skala


Mengukur ukur
Tekanan Kondisi medis Tekanan sfigmomano Tekanan darah Rasio
darah awal responden yang darah awal meter awal responden
responden ditunjukkan oleh responden dalam satuan
tekanan darah diukur mmHg
sebelum pemberian secara
jus semangka kuning langsung
dan ketimun
Konsumsi jus Jus yang terbuat dari Pemberian jus
semangka buah semangka semangka
kuning dan kuning dan ketimun kuning dan
mentimun segar. ketimun yang
diberikan setiap
pagi selama 7
hari sebanyak
200 ml
Tekanan Kondisi medis Tekanan sfigmomano Tekanan darah Rasio
darah akhir responden yang darah akhir meter akhir responden
responden ditunjukkan oleh responden dalam satuan
tekanan darah setelah diukur mmHg
pemberian jus secara
semangka kuning dan langsung
ketimun

D. Hipotesis

Ada perbedaan yang bermakna pemberian jus semangka kuning

dan ketimun terhadap tekanan darah pada lansia usia 45-60 tahun.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan pra-pasca

perlakuan (Pretest-posttest group design). Artinya pengukuran tekanan darah

dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai bulan

Juni 2017 di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi rawat jalan

yang berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang sebanyak 79

orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah pasien hipertensi yang diambil secara

purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan peneliti sebanyak 15 orang. Pengambilan sampel juga

mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Bersedia menjadi responden penelitian dengan diberi perlakuan berupa

pemberian jus semangka kuning dan ketimun setiap hari selama 7 hari dengan

menandatangani surat persetujuan.


b. Pasien tergolong hipertensi ringan 140/90 – 159/99 mmHg dan tanpa

komplikasi yang didapatkan melalui wawancara.

c. Pasien berumur 45-60 tahun.

d. Bisa berkomunikasi dengan baik.

e. Tidak mengonsumsi obat hipertensi.

Jumlah sampel juga dihitung dengan rumus Federer yaitu (20) :

(t-1) (r-1) ≥ 15

dimana r = jumlah replika

t = banyak kelompok perlakuan (1 perlakuan)

Dari rumus diatas, didapatkan besar sampel minimal untuk tiap perlakuan

yaitu sebanyak 15 orang.

D. Rancangan Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah buah semangka kuning dan mentimun

yang masih segar. Setiap kali perlakuan menggunakan buah semangka kuning

sebanyak 100 gr dan ketimun sebanyak 100 gram

2. Alat

Alat yang digunakan dalam proses pembuatan jus semangka kuning dan

ketimun adalah blender, pisau, talenan, sendok makan, waskom, timbangan,

gelas ukur, dan gelas cup plastik.


3. Cara Pembuatan Jus Semangka Kuning dan Jus Ketimun

a. Cuci terlebih dahulu semangka dan ketimun.

b. Untuk semangka, belah dan kupas kulit semangka dan buang bijinya

sedangkan untuk ketimun, buang bagian ujung-ujung ketimun dan kupas

kulitnya.

c. Timbang ketimun sebanyak 100 gr dan semangka kuning sebanyak 100 gr

yang telah dikupas dan dibuang bijinya.

d. Blender semangka dan ketimun tersebut tanpa menambahkan air.

e. Lalu tuangkan ke dalam gelas cup plastik.

f. Jus semangka kuning dan ketimun siap disajikan dan segera diminum

4. Pelaksanaan Penelitian

Jus semangaka kuning dan ketimun diberikan kepada responden

sebanyak 200 ml/hari setiap pagi selama 7 hari. Pendistribusian jus semangka

kuning dan ketimun dibantu oleh tenaga perawat. Dengan pengukuran

tekanan darah pada hari pertama sebelum pemberian, pada hari ke-4 untuk

mengontrol tekanan darah dan satu hari setelah pemberian jus semangka

kuning dan etimun. Tekanan darah diukur dengan alat sfigmomanometer oleh

tenaga perawat.

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh

peneliti terhadap responden atau objek penelitian. Data yang dikumpulkan

meliputi jumlah konsumsi jus semangka kuning dan ketimun yang dihabiskan
dan untuk pengukuran tekanan darah, dibantu oleh tenaga perawat dengan

menggunakan sfigmomanometer.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber dan biasanya

sudah diperiksa terlebih dahulu oleh instansi atau yang punya data.

Data yang dikumpulkan meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat

yang diperoleh dari Puskesmas Andalas Kota Padang.

F. Pengolahan Data

Data tekanan darah sampel sebelum dan sesudah perlakuan diolah

secara komputerisasi.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan

bivariat. Analisis univariat untuk melihat tekanan darah sebelum dan sesudah

perlakuan. Analisis bivariat untuk menguji hipotesis yaitu ada perbedaan

tekanan darah antara sebelum dan sesudah pemberian jus semangka kuning

dan ketimun dengan uji t-test beda dua mean dependent, dengan tingkat

kepercayaan 95 %.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Puskesmas Andalas Padang

Puskesmas Andalas Padang terletak di Kelurahan Andalas dengan

wilayah kerja meliputi 10 kelurahan yaitu kelurahan Sawahan, Jati Baru,

Jati, Sawahan Timur, Simpang Haru, Andalas, Marapalam, Kubu Dalam

Parak Karakah, Parak Gadang Timur, dan Gantiang Parak Gadang. Luas

wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang meliputi 8.15 km2 dengan batas

wilayah :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara, Kuranji

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Padang Barat

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Puskesmas Andalas Padang mempunyai 59 orang tenaga kesehatan

yang bertugas didalam gedung induk, puskesmas pembantu dan poskeskel.

Dengan rincian sebagai berikut : 1 orang Kepala Puskesmas, 1 orang

Kepala Tata Usaha, 2 orang Dokter Umum, 4 orang Dokter Gigi, 20 orang

Pelaksana Kebidanan, 17 orang Pelaksana Keperawatan, 1 orang

Pelaksana Keperawatan Gigi, 3 orang Pelaksana Sanitasi, 2 orang

Pelaksana Analisis Kesehatan, 3 oang Apoteker/AA, 2 orang Pelaksana

Gizi, 2 orang Pelaksana Rekam Medis, 1 Pelaksana Refraksionis Optisien.


Pada tahun 2015, 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Andalas

Padang adalah Penyakit Jantung, Hipertensi, Kanker, Liver, Stroke,

Hepatitis, TBC, Asma, Lansia, DM.

2. Gambaran Umum Karakteristik Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap penderita Hipertensi yang

berjumlah 15 orang.

a. Jenis Kelamin

Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat


dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Gambaran Jenis n %
Kelamin
1. Laki-laki 5 33,3
2. Perempuan 10 66,6
Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (66,6%)

responden berjenis kelamin perempuan.

b. Umur

Distribusi responden penelitian berdasarkan umur dapat dilihat pada


tabel 5 :
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Gambaran Umur n %
1. 45-50 3 20
2. 51-55 5 33,33
3. 56-60 7 46,66
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden penelitian berada pada umur 56-60 tahun yaitu sebanyak 7

orang (46,66%).
c. Pekerjaan

Distribusi responden penelitian berdasarkan pekerjaan dapat dilihat


pada tabel 6 :

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Gambaran Pekerjaan n %
1. PNS 1 6,6
2. Swasta 1 6,6
3. Pensiunan 2 13,3
4. Ibu Rumah Tangga 7 46,6
5. Dagang 4 26,6
Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden penelitian memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga yaitu

sebanyak 7 orang (46,6%).

3. Hasil Analisis Univariat

a. Tekanan Darah Responden Sebelum Pemberian Jus Semangka


Kuning dan Ketimun

Pengukuran tekanan darah dilakukan 5 menit sebelum diberi jus

semangka kuning dan ketimun. Tekanan darah sebelum pemberian jus

semangka kuning dan ketimun dapat dilihat dari tabel 7


Tabel 7
Tekanan Darah Responden Sebelum Pemberian Jus Semangka Kuning dan
Ketimun
Tekanan Darah (mmHg) Klasifikasi Hipertensi
Responden
Sistolik Diastolik
S1 140 80 Hipertensi Derajat 1
S2 140 80 Hipertensi Derajat 1
S3 160 80 Hipertensi Derajat 1
S4 140 80 Hipertensi Derajat 1
S5 140 80 Hipertensi Derajat 1
S6 140 90 Hipertensi Derajat 1
S7 150 90 Hipertensi Derajat 1
S8 140 80 Hipertensi Derajat 1
S9 140 80 Hipertensi Derajat 1
S10 140 70 Hipertensi Derajat 1
S11 140 80 Hipertensi Derajat 1
S12 140 90 Hipertensi Derajat 1
S13 140 80 Hipertensi Derajat 1
S14 140 90 Hipertensi Derajat 1
S15 140 90 Hipertensi Derajat 1
Rata-rata 142 82,66

Tabel 7 menunjukkan bahwa tekanan darah responden sebelum

diberi jus semangka kuning dan ketimun berada pada batas melebihi

tekanan darah normal (≤120/80mmHg). Rata-rata tekanan darah sistolik

responden sebelum diberi jus semangka kuning dan ketimun sebesar 142

mmHg ± 5.606 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik

sebesar 82,66 mmHg ± 5.936 mmHg dan seluruh responden mengalami

hipertensi derajat 1 (100 %).

b. Tekanan Darah Responden Sesudah Pemberian Jus Semangka


Kuning dan Ketimun

Tekanan darah responden diukur pada pagi hari setelah diberi jus

semangka kunging dan ketimun. Tekanan darah sesudah pemberian jus

semangka kuning dan mentimun dapat dilihat dari tabel 8:


Tabel 8
Tekanan Darah Responden Sesudah Pemberian Jus Semangka Kuning dan
Ketimun
Tekanan Darah (mmHg)
Responden Klasifikasi Hipertensi
Sistolik Diastolik
S1 130 70 Hipertesi Derajat 1
S2 120 80 Normal
S3 140 70 Hipertesi Derajat 1
S4 130 70 Hipertesi Derajat 1
S5 120 80 Normal
S6 120 90 Normal
S7 120 90 Normal
S8 130 80 Hipertesi Derajat 1
S9 130 90 Hipertesi Derajat 1
S10 110 80 Normal
S11 160 80 Hipertesi Derajat 1
S12 150 100 Hipertesi Derajat 1
S13 150 80 Hipertesi Derajat 1
S14 150 90 Hipertesi Derajat 1
S15 140 80 Hipertesi Derajat 1
Rata-rata 133,33 82

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik

responden sesudah diberi jus semangka kuning dan ketimun sebesar

133,33 mmHg ± 14.475 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah

diastolik sebesar 82 mmHg ± 8.619 mmHg. Sebagian responden

mengalami hipertensi derajat 1 (66,667 %).

4. Hasil Analisis Bivariat

Perbedaan Tekanan Darah Pada Responden Sebelum dan


Sesudah Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun

Perbedaan tekanan darah pada responden sebelum dan sesudah

pemberian jus semangka kuning dan mentimun didapatkan dengan

menggunakan analisa bivariat yaitu uji t-test dependent (Paired sampel t-

test), dapat dilihat pada tabel 9:


Tabel 9
Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun
Analisa Standar Hubungan
Statistik Uji n Mean p
Deviasi

Rata-rata Bermakna
tekanan darah
15 8,667 15,523 0.048
sistolik awal
dan akhir T-test
Rata-rata dependent Tidak
tekanan darah Bermakna
15 .667 7,037 0.719
diastolik awal
dan akhir

Berdasarkan hasil uji statistik dapat dilihat bahwa ada perbedaan

yang bermakna pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah

pemberian jus semangka kuning dan ketimun (p<0,05), dan tidak ada

perbedaan yang bermakna pada tekanan darah diastolik sebelum dan

sesudah pemberian jus semangka kuning dan ketimun (p>0,05)

B. Pembahasan

1. Tekanan Darah Responden Sebelum Pemberian Jus Semangka


Kuning dan Ketimun

Sebelum diberi jus semangka kuning dan ketimun, tekanan darah

responden penelitian berada di atas tekanan darah normal dan seluruh

responden mengalami hipertensi tahap 1 (140/90 mmHg- 159/99 mmHg)

yaitu sebanyak 15 orang (100%).

Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya

melakukan beberapa hal berikut(13) :

a. Duduk santai selama 5 menit sebelum pengukuran tekanan darah.


b. Berkemih terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah.

Kondisi kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi tekanan darah.

c. Jangan merokok atau mengonsumsi kopi selama 30 menit sebelum

tekanan darah diukur. Kedua aktivitas tersebut dapat meningkatkan

tekanan darah dalam waktu sementara.

2. Tekanan Darah Responden Sesudah Pemberian Jus Semangka


Kuning dan Ketimun

Pengukuran tekanan darah dilakukan 3 kali selama 7 hari perlakuan.

Pada hari pertama sebelum pemberian, pada hari ke-empat untuk

mengontrol tekanan darah dan pada hari terakhir setelah pemberian.

Setelah diberi jus semangka kuning dan ketimun selama 7 hari,

tekanan darah responden penelitian yang mengalami penurunan yaitu

sebanyak 10 orang (66,667%), yang mengalami peningkatan yaitu

sebanyak 4 orang (26,667%) dan tekanan darah responden yang tetap yaitu

sebanyak 1 orang (6,667%). Sebagian besar responden mengalami

hipertensi derajat 1 sebanyak 10 orang (66,667%).

Responden yang mengalami hipertensi derajat 1 sebelum diberi jus

semangka kuning dan ketimun yaitu sebanyak 15 orang (100%) dan

setelah diberi jus semangka kuning dan ketimun mengalami penurunan

menjadi sebanyak 10 orang (66,667%).

3. Perbedaan Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun

Dari 15 orang responden yang memenuhi kriteria, dilakukan

pengukuran tekanan darah terlebih dahulu. Tekanan darah awal semua


responden didapatkan berada pada batas yang melebihi tekanan darah

normal (140/90- 159/99 mmHg). Semua responden di beri jus semangka

kuning dan ketimun selama 7 hari berturut-turut dan dilakukan pengukuran

tekanan darah pada pagi hari.

Tekanan darah responden penelitian sebelum diberi jus semangka

kuning dan ketimun berada pada batas diatas normal dengan tekanan darah

rata-rata 142/83 mmHg dan setelah diberi jus semangka kuning dan

mentimun tekanan darah responden pada umumnya mengalami penurunan

dengan tekanan darah rata-rata 133/82 mmHg. Walaupun belum

seluruhnya mencapai normal. Selama 7 hari perlakuan terjadi fluktuasi

tekanan darah, sebanyak 66,66% tekanan darah responden penelitian

mengalami penurunan, 26,66% tekanan darah responden penelitian

mengalami peningkatan, dan 6,66% tekanan darah responden tetap.

Tekanan darah responden penelitian setelah diberi jus semangka

kuning dan ketimun yang mengalami penurunan yaitu sebanyak 10 orang

(66,66%) dengan rata-rata penurunan sebesar 18 mmHg ± 7.888 mmHg.

Pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisa uji statistik t-test beda dua

mean dependent, dengan tingkat kepercayaan (p) sebesar 5% (0,05),

diketahui bahwa ada perbedaan yang bermakna pemberian jus semangka

kuning dan ketimun terhadap tekanan darah sistolik dengan p 0,048

sedangkan pada tekanan darah diastolik tidak ada perbedaan yang

bermakna pemberian jus semangka kuning dan ketimun terhadap tekanan

darah sistolik dengan p 0,719.


Pada teori yang dikemukakan oleh Hartono (2014) bahwa kalium

dan magnesium berpengaruh dalam membantu menurunkan tekanan darah.

Kalium bersifat mendorong keluarnya natrium yang berlebihan sehingga

mengurangi preload (beban awal kontraksi jantung) dan menurunkan

tekanan darah, sementara magnesium mengurangi kekuatan kontraksi otot

jantung dan otot kerangka(1). Hasil penelitian tentang pemberian jus

semangka kuning dan ketimun belum ditemukan, namun pada penelitian

Fridalni N, Syofia tahun 2013 dan Prakorso, Agung tahun 2014 masing-

masing membuktikan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum

dan sesudah pemberian jus semangka(10) dan terjadi penurunan tekanan

darah terbesar pada 2 jam setelah perlakuan hari ke-3 setelah perlakuan

pemberian jus ketimun(19).

Pada penelitian ini, setelah diberi jus semangka kuning dan ketimun

yang mengalami peningkatan yaitu sebanyak 4 orang (26,66%). Satu orang

responden mengalami peningkatan tekanan darah dari 140/80 mmHg

menjadi 160/80 mmHg. Hal ini disebabkan kondisi responden yang kurang

beristirahat dan memaksakan diri untuk bekerja hingga larut malam. Pada

hasil penelitian Haendra, Febby tahun 2012 yang menunjukan bahwa

hubungan pekerjaan dengan tekanan darah pada penelitian tersebut ada

hubungan yang bermakna dengan p= 0,0000(21). Hasil penelitian yang

berbeda dikemukakan oleh Purniawaty tahun 2010 yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan

hipertensi(22). Pekerjaan berpengaruh kepada aktivitas fisik seseorang.

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan jantung tidak terlatih, pembuluh


darah kaku, sirkulasi darah tidak mengalir dengan lancar dan

menyebabkan kegemukan. Faktor-faktor tersebut yang menjadi penyebab

terjadinya hipertensi(23).

Pada satu orang responden lain juga mengalami peningkatan tekanan

darah dari 140/90 mmHg menjadi 150/100 mmHg. Hal ini juga

dikarenakan kondisi responden yang kurang istirahat, dan merokok. Hasil

penelitian Haendra, Febby tahun 2012 yang menunjukan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tekanan

darah(21). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Junaedi, Edi

tahun 2013 bahwa Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam

dinding arteri sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak.

Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih keras

karena terjadi penyempitan pembuluh darah sementara. Selain itu, dapat

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah(12).

Pada dua responden lainnya juga mengalami peningkatan tekanan

darah. Hal tersebut dikarenakan oleh faktor stress yang dialami oleh

responden. Pada hasil penelitian Sulistyowati tahun 2010 menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara stress dengan hipertensi(24).

Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Junaedi, Edi tahun

2013 menunjukkan bahwa hubungan antara stres dan hipertensi diduga

melalui aktvitas saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darag

secara intermiten (selang-seling atau berselang). Jika stress terjadi

berkepanjangan, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi secara

menetap(12).
4. Keterbatasan Penelitian

Hambatan dan kelemahan penelitian ini adalah :

Hambatan yang ditemui dalam penelitian ini adalah keterbatasan

sampel penelitian. Populasi penelitian ini sebanyak 79 orang dan sampel

diambil sebanyak 15 orang. Dari 79 orang populasi hanya diambil 5 orang

sampel yang memenuhi kriteria sampel. Kriteria sampel yang diambil

yaitu sampel tergolong hipertensi derajat 1 tanpa komplikasi dan tidak

mengonsumsi obat. 10 orang lainnya didapatkan melalui wawancara

langsung dengan sampel.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang perbedaan pengaruh pemberian

jus semangka kuning dan ketimun terhadap tekanan darah penderita

hipertensi pada lansia usia 45-60 tahun di Kelurahan Andalas Padang

tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa :

1. Selama 7 hari perlakuan didapatkan bahwa dari 15 orang responden

penelitian yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 10 orang

(66,66%), responden yang mengalami kenaikan tekanan darah sebanyak 4

orang (26,66%) dan responden yang mengalami tekanan darah tetap yaitu

sebanyak 1 orang (6,66%).

2. Sebelum diberi jus semangka kuning dan ketimun seluruh responden

mengalami hipertensi derajat 1 dan setelah diberi jus semangka kuning dan

ketimun yang mengalami hipertensi derajat 1 sebanyak 10 orang (66,66%)

3. Ada perbedaan yang bermakna pemberian jus semangka kuning dan

mentimun terhadap tekanan darah sistolik pada responden penelitian usia

45-60 tahun di Kelurahan Andalas Padang tahun 2017.

4. Tidak ada perbedaan yang bermakna pemberian jus semangka kuning dan

mentimun terhadap tekanan dara diastolik pada pada responden penelitian

usia 45-60 tahun di Kelurahan Andalas Padang tahun 2017.


B. Saran

1. Bagi Penderita Hipertensi

Diharapkan kepada penderita hipertensi untuk dapat terus

melanjutkan konsumsi jus semangka kuning dan mentimun sebagai

alternatif pengobatan non farmakologis untuk mengontrol atau

menurunkan tekanan darah.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat sebagai alternatif

pengobatan non farmakologis untuk mengontrol atau menurunkan tekanan

darah tinggi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan

menambahkan faktor lain seperti asupan dan aktifitas fisik yang dapat

mempengaruhi hasil dari penelitian dan penambahan berat buah semangka

kuning dan mentimun dalam pembuatan jus.


DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono RIW, Hartono A. Sehat dengn Gaya Hidup- Terapi Gizi Medik
untuk Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Rapha Publishing; 2014.

2. Lingga L. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka;


2012.

3. Webster-Gandy J, Madden A, Holdsworth M. Gizi & Dietika. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC; 2014.

4. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelit dan Pengemb Kesehat Kementrian


Kesehat RI. 2013;

5. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dinas Kesehat Kota


Padang (DKK Padang). 2015;

6. Andalas P. Data Rekam Medik Penyakit Hipertensi. Padang; 2016.

7. Sekarindah T, Rozaline H. Terapi Jus Buah & Sayur. Jakarta: Puspa Swara;
2008.

8. Zulkarnain. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2013.

9. Statistik Produksi Hortikultura. Direktorat Jendral Hortikultura


Kementerian Pertanian. Jakarta; 2014.

10. Fridalni N, Sapardi VS. Pengaruh Pemberian Jus Semangka (Cilitrus


Vulgaris Schrad) terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan
Riwayat Hipertensi di Kota Padang. 2013;

11. Muniroh L, Wirjatmadi B, Kuntoro. Pengaruh Pemberian Jus Buah


Belimbing dan Mentimun terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Penderita Hipertensi. Indones J Public Heal. 2007;4.

12. Junaedi E, Yulianti S, Rinata MG. Hipertensi Kandas Berkat Herbal.


Jakarta: FMedia; 2013.

13. Prasetyaningrum YI. Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: FMedia;


2014.

14. Noviyanti. Hipertensi Kenali, Cegah & Obati. Yogyakarta: Notebook;


2015.

15. Yohana, Yovita. Buah,Sayuran dan Tanaman Obat. Jakarta: Setia Kawan
Press; 2012.

16. Apriyanti M. Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat Bagi Penderita Darah
Tinggi. Yogyakarta: Oustaka Baru Press; 2012.
17. Akhmar S. Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis dan Jus Semangka
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien
Hipertensi di Puskesmas Lubuk Begalung. Padang; 2008.

18. Astuti Y. Studi Komparasi Tekanan Darah Penderita Hipertensi yang


Mengonsumsi Semangka di Kelurahan PatangPuluhan Wirobrajan
Yogyakarta. STIKES AISYIYAH. 2012;

19. Prakoso A. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Tekanan Darah


Pada Lansia dengan Hipertensi di Posyandu di Kabupaten Demak. Pros
Konf Nas II PPNI Jawa Teng. 2014;

20. Alimul A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika; 2013. 72 p.

21. Haendra F, Pryitno N. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan


Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang barat. J Ilm Kesehat. 2012;5.

22. Purniawaty. Determinan Penyakit Hipertensi Di Provinsi Kalimantan


Selatan Berdasarkan RISKESDAS 2007. 2010;

23. Garnadi Y. Hidup Nyaan Dengan Hipertensi. Jakarta: PT AgroMedia


Pustaka; 2012. 31 p.

24. Sulistiyowati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Di KAmpung Botton Kelurahan Magelang Kecamatan
Magelang Tengah Kota Magelang. 2009;
LAMPIRAN
LAMPIRAN A

FORMAT PERSETUJUAN

(informed consent)

Setelah dijelaskan maksud penelitian, maka saya bersedia menjadi


responden dan diwawancara oleh saudari Suci Ramadhani (Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang) dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus
Semangka Kuning dan Ketimun terhadap Tekanan Darah pada Lansia Usia 45-60
Tahun di Kelurahan Andalas Kota Padang Tahun 2017 ”

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan tanda tangani dengan

sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Padang, 2017

Responden

( )
LAMPIRAN B

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Bapak/Ibu

Calon responden

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suci Ramadhani

NIM : 142110111

Alamat : Perumahan Nuansa Indah Blok H/8 Kelurahan Kampung


Baru Kecamatan Lubuk Begalung Padang

Adalah mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Padang, bermaksud


mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pemberian Jus Semangka
Kuning dan Ketimun terhadap Tekanan Darah pada Lansia Usia 45-60
tahun di Kelurahan Andalas Padang tahun 2017 ”.

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian


jus semangka kuning dan mentimun terhadap tekanan darah pada responden.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi Bapak/Ibu selaku responden
karena kerahasian Bapak/Ibu akan tetap terjaga dan jhanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja.

Saya sangat berterima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk


mempertimbangkan serta menandatangani lembaran persetujuan yang saya
ajukan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden, saya ucapkan


terima kasih. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, April 2017

Suci Ramadhani
LAMPIRAN C
Lampiran D

Master Tabel

No. Nama Responden Jenis Kelamin Umur Tekanan Darah Tekanan darah Tekanan Darah Akhir
(Tahun) Awal (mmHg) Hari ke-4 (mmHg)
(mmHg)

1. S1 Perempuan 58 140/80 120/70 130/70


2. S2 Perempuan 53 140/80 140/70 120/80
3. S3 Perempuan 48 160/80 160/70 140/70
4. S4 Perempuan 52 140/80 140/80 130/70
5. S5 Laki-laki 59 140/80 130/80 120/80
6. S6 Perempuan 47 140/90 130/90 120/90
7. S7 Perempuan 60 150/90 130/70 120/90
8. S8 Laki-laki 54 140/80 140/70 130/80
9. S9 Laki-laki 60 140/80 130/100 130/90
10. S10 Perempuan 58 140/70 130/80 110/80
11. S11 Laki-laki 60 140/80 160/80 160/80
12. S12 Laki-laki 47 140/90 160/100 150/100
13. S13 Perempuan 55 140/80 130/70 150/80
14. S14 Perempuan 60 140/90 160/80 150/90
15. S15 Perempuan 53 140/90 130/90 140/80
LAMPIRAN E

Hasil Analisa Data Univariat


LAMPIRAN F
LAMPIRAN G

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengukuran tekanan darah setelah diberi jus semangka kuning dan mentimun

Anda mungkin juga menyukai