Bench Marking
Bench Marking
Latar Belakang
Ketatnya persaingan pasar dalam suatu industri serta upaya peusahaan dalam
meningkatkan profitabilitasnya, sering menuntut perusahaan untuk selalu
melakukan perubahan dan improvement dalam sistem, produk maupun proses yang
telah ada sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Benchmarking
Benchmarking adalah suatu proses Studi Banding dan mengukur suatu kegiatan
perusahaan/organisasi terhadap proses operasi yang terbaik dikelasnya sebagai
inspirasi dalam meningkatkan kinerja (performance) perusahaan/organisasi.Selain
itu, benchmarking di sebut juga Patok Duga yang dapat mendorong perusahaan/
organisasi untuk menyiapkan suatu dasar untuk membangun rencana operasional
praktek terbaik perusahaan dan menganjurkan meningkatkan perbaikan bagi
seluruh komponen lingkungan perusahaan/organisasi.
B. Tujuan Benchmarking
2. Benchmarking eksternal
D. Manfaat Benchmarking
1. Perubahan Budaya
2. Peningkatan Kinerja
E. Proses Benchmarking
Hampir segala hal dapat di-benchmark: suatu proses lama yang memerlukan
perbaikan; suatu permasalahan yang memerlukan solusi; suatu perancangan proses
baru; suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil. Perlu
dibentuk suatu Tim Peningkatan Mutu yang akan menyelidiki proses dan
permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-
batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta
keluarannya (output).
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang
paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu.
Tim yang bertugas me-review elemen-elemen dalam proses dalam suatu bagan alir
dan melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus. Contoh-
contoh ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian
untuk setiap elemen kerja, waktu untuk setiap titik pengambilan keputusan, variasi-
variasi waktu, jumlah aliran balik atau pengulangan, dan kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang ada pihak
lain (internal dan eksternal) yang berkepentingan terhadap proses ini maka tuntutan
atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan
dalam tahap ini.
Tim yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dengan pihak yang
berkepentingan terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan)
tentang tuntutan dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau mengkaitkan
tuntutan tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses. Tim kemudian
menentukan ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan secara
signifikan meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih informasi seperti
apa yang diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain yang
menjadi tujuan benchmarking.
4. Pengumpulan Data/Kunjungan
Tim Peningkatan Mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan yang telah
dipilih terhadap organisasi yang akan di-benchmark. Pencarian informasi ini dapat
dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi, survei pasar,
survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Barangkali juga ada lembaga yang
menyediakan bank data tentang benchmarking untuk beberapa aspek dan kategori
tertentu. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner kepada lembaga
yang akan di-benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan data
dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan
langsung.
Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses
yang menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data internal yang
telah diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada
beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi yang didapat akan
lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa organisasi atau lembaga
yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan informasi
yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal
balik untuk saling mem-benchmark.
5. Analisis Data
Hasil ini akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu (executive)
untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan
yang timbul. Ukuran dan standar dievaluasi secara bertahap, barangkali diperlukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap rencana untuk dapat mengatasi halangan dan
persoalan yang muncul. Juga para pelaksana memerlukan umpan balik dari mereka
yang berkepentingan terhadap proses dan hasilnya (stakeholders).
STUDI KASUS
Tahun 2013 Samsung mengeluarkan produk baru yaitu Samsung Galaxy ace.
Namun, terdapat isu pelanggaran hak paten kepada Samsung karena produknya
tersebut dianggap menjiplak produk Apple yaitu Iphone 4 karena terdapat
kemiripan disisi keunggulan dan fitur namun disertai harga yang lebih terjangkau.
Kerugian nya untuk iphone mengalami penurunan, dan dapat dikalahkan oleh
Samsung. Dari segi harga maupun kecanggihan nya. Sebenanrnya mereka pernah
bekerja sama dalam hal LCD, flash memory, dan prosesor dari Samsung, dan
Apple merupakan pelanggan terbesar Samsung. Beberapa perangkat penting iPad
dan iPhone, diproduksi oleh Samsung.
B. Bechmarking Ford
Ford Taurus yang sangat sukses diperkenalkan sejak permulaan tahun 1980-an
juga merupakan hasil dari benchmarking. Ford mula-mula membuat identifikasi
400 ciri dianggap paling penting bagi pembeli mobil di Amerika Serikat, kemudian
mengidentifikasi mobil pesaing (sebagian besar mobil Jepang) yang mempunyai
ciri-ciri tersebut, dan akhirnya membuat mobil (Taurus) yang mengabungkan ciri-
ciri tersebut dengan harga yang kompetitif dengan meniru metode produksi yang
dilakukan pesaingnya.
Taurus yang didesain ulang pada tahun 1992, sekali lagi didasarkan pada
Benchmarking. Pegangan pintu dan bensin irit Ford merupakan hasil benchmarking
dari Chevy Lumina, lampu depan halogen dan roda miring hasil benchmarking
dengan Honda Accord, bola lampu belakang yang mudah diganti dan control
jendela hasil benchmarking dengan Nissan’s Maxima, dan control radio jarak jauh
hasil benchmarking dari Pontiac Grand Prix.
Yamaha mio adalah pelopor motor jenis matik di Indonesia yang mulanya
diperuntukan untuk wanita. Karena produknya yang sangat populer disertai
permintaan yang sangat tinggi, tidak lama kemudian Honda melakukan
benchmarking lalu meluncurkan Honda Beat dengan jenis yang sama namun
memiliki keunggulan yang berbeda. Hingga saat ini Honda Beat mampu menyaingi
penjualan Yamaha mio.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan