Anda di halaman 1dari 2

POTENSI PLTA DI PEUSANGAN

Salah satu faktor yang sangat penting bagi pengembangan pembangunan


suatu bangsa adalah energi listrik. Pemanfaatan secara tepat guna energi listrik
merupakan alat yang ampuh untuk merangsang pertumbuhan perekonomian
negara. Sumber energi utama di bumi adalah matahari yang secara langsung dapat
diubah menjadi energi listrik dengan teknologi fotovoltaik. Energi angin yang
bergerak dikarenakan adanya perbedaan temperature (akibat panas matahari) dan
tekanan udara.

Selain matahari dan angin, dapat juga di manfaatkan energi air dari ombak
atau gelombang, arus sungai atau pun energi potensial air yang di akibatkan oleh
perbedaan ketinggian muka air. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Indonesia
mempunyai potensi sebesar 70.000 mega watt (MW), sedangkan yang baru
dimanfaatkan sekitar 6% atau 3.529 MW.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan yang sedang


dilaksanakan di Takengon merupakan salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) yang sedang dibangun oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tahun
1976 dilaksanakan perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan
pembangunan PLTA saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang
sempat berhenti selama 10 tahun setelah pelaksanaan pertama yaitu pada tahun
1998, karena terjadinya konflik di Aceh. Sementara pelaksanaan yang kedua
dilaksanakan pada tahun 2011 sampai dengan sekarang.

Metode F.J.Mock merupakan metode yang digunakan dalam menentukan


ketersediaan air atau debit yang ada di DAS Sungai Peusangan, sementara metode
Flow Duration Curve (FDC) dan Analisis Distribusi Frekuensi di gunakan untuk
debit andalan. Metode PayBack Period (PBP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan
Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode yang digunakan untuk evaluasi
investasi pada pembangunan PLTA Peusangan.

Dengan metode Flow Duration Curve (FDC) probabilitas 90% didapat


debit sebesar 36,201 m3/detik pada bendung pembagi 1 dengan Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang seluas 8.852,744 km2. Sementara pada bendung pembagi 2
dengan DAS yang seluas 9.686,021 km2 didapat debit sebesar 39,608 m3 /detik
dengan menggunakan metode Flow Duration Curve (FDC) probabilitas 90%.
Bendung pembagi 1 didapat potensi daya sebesar 60,76 MW, sedangkan pada
bendung pembagi 2 didapat sebesar 65,32 MW. Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Peusangan Takengon membutuhkan biaya sebesar Rp.
1.170.000.000.000,-. Untuk evaluasi investasi PLTA menggunakan metode
PayBack Period (PBP) dan diperoleh k = 2 tahun, berdasarkan indikasi n = 50
Tahun, PLTA Peusangan secara finansial dikatakan layak. Dengan metode
Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh BCR = 4,502 > 1, dikatakan layak
dilaksanakan. Serta dengan metode Internal Rate of Return (IRR) diperoleh IRR =
73,93% > MARR = 15%, dikatakan layak secara ekonomis untuk dilaksanakan.

Debit andalan dengan metode Flow Duration Curve (FDC) dengan


probabilitas 90% pada Bendung Pembagi 1 didapat sebesar 36,201 m3/detik dan
potensi daya didapat sebesar 60,76 MW. Sementara pada bendung pembagi 2
didapat debit andalan sebesar 39,608 m3/detik, dengan potensi daya didapat
sebesar 65,32 MW. Dari analisa evaluasi investasi dengan metode PayBack
Period (PBP), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR)
dikatakan layak secara finansial untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai