Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL VI
SEDIAAN INJEKSI VOLUME KECIL
METODE : STERILISASI AKHIR
A. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu merancang formula sediaan injeksi volume kecil
2) Mahasiswa mampu melakukan perhitungan tonisitas
3) Mahasiswa mampu membuat dan melakukan sterilisasi sediaan injeksi volume kecil
4) Mahasiswa mampu melakukan dan menginterpretasikan hasil evaluasi sediaan injeksi
volume kecil
B. TEORI DASAR
Sediaan parenteral merupakan suatu sediaan obat steril yang dikemas sedemikian rupa
sehingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi hipodermis dengan pembawa, emulgator
ataupun suspending agent yang tepat. Sediaan parenteral dapat berupa larutan, emulsi,
suspensi, sediaan padat kering dengan pelarut yang cocok untuk injeksi dan sediaan padat kering
dengan pelarut yang cocok untuk injeksi dalam bentuk suspensi. Berdasarkan volumenya,
sediaan parenteral dibagi menjadi dua yaitu small volume parenterals atau injeksi volume kecil
yaitu sediaan injeksi dengan volume kurang dari 100 ml dan large volume parenterals atau injeksi
volume besar yang volumenya lebih dari 100 ml.
Formula. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis sediaan
parenteral yang akan dibuat adalah kelarutan bahan aktif, rute pemberian, volume yang akan
diberikan, waktu onset dan durasi kerja obat, karakteristik fisikokimia serta bentuk kristal bahan
aktif. Formula injeksi dapat terdiri dari bahan aktif, pembawa, surfaktan, pengawet, antioksidan,
polimer hidrofilik, dapar serta bahan untuk menyesuaikan tonisitas sediaan. Pembawa untuk
sediaan injeksi dapat berupa pelarut air, pelarut non air yang dapat bercapur dengan air serta
pelarut non air yang tidak dapat bercampur dengan air. Sediaan injeksi sedapat mungkin harus
dibuat isotonis yaitu memiliki tekanan osmotik atau konsentrasi sama besar dengan tekanan
osmotik atau konsentrasu dalam sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan.
1
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL 2 (TA 2015-2016)
Perhitungan tonisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti metode ekivalensi NaCl,
metode penurunan titik beku, metode Liso, metode white vincent atau metode sprowls. Berikut
adalah contoh perhitungan tonisitas dengan metode ekivalensi NaCl :
Suatu sediaan injeksi memiliki formula sebagai berikut :
R/ Ranitidin HCl 27.9 mg
Na2HPO4 anhidrat 0.98 mg
KH2PO4 1.50 mg
Aqua pro injectio ad 1ml
Maka hitunglah jumlah NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan tersebut isotonis !
Jawab :
Ekivalensi NaCl
• Ranitidin HCl = 27.9 mg/ml 2.79 gram/100 ml 2.79 %
E3% = 0.16 (FI IV)
• Na2HPO4 anhidrat 0.98 mg/ml ≈ (BM Na2HPO4 dihidrat / BM Na2HPO4 anhidrat) x 0.98 =
1.1 mg/ml = 0.11 g/100 ml 0.11%
E0.5% = 0.44 (FI IV)
• KH2PO4 = 0.15g/100ml 0.15%
E0.5% = 0.48 (FI IV)
Zat E Jumlah Zat (%) Kesetaraan NaCl
Ranitidin HCl 0.16 2.79 0.4464
Na2HPO4 dihidrat 0.44 0.11 0..0484
KH2PO4 0.48 0.15 0.0720
NaCl yg ditambahkan agar isotonis :
= 0.9 – (0.4464 + 0.0484 + 0.0720)
= 0.3332 g/100 ml
Jadi NaCl yg ditambahkan dalam 1 ml larutan sediaan = 3.3 mg.
2
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL 2 (TA 2015-2016)
menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora dari suatu benda
atau material baik berupa sediaan, bahan ataupun alat. Metode sterilisasi diklasifikasikan
menjadi metode fisika seperti sterilisasi panas lembab, panas kering dan radiasi; metode kimia
seperti menggunakan larutan asam atau basa kuat, logam Hg atau Ag ataupun gas etilen oksida
atau formaldehid serta metode mekanik seperti filtrasi dan gelombang ultrasonik. Dari beberapa
metode tersebut, metode panas kering dan panas basah adalah yang paling banyak digunakan.
Dalam tabel berikut dijelaskan suhu dan waktu yang digunakan untuk kedua proses tersebut.
Tabel 6.1 Kombinasi Suhu dan Waktu Proses Sterlisasi dengan Panas
Proses Minimum Minimum holding
temperature (°C) period (minutes)
Steam sterilization 115 30
(autoclaving) 121 15
126 10
134 3
Dry heat 140 180
150 150
160 120
170 60
180 30
Berdasarkan prosesnya, pembuatan sediaan steril dapat dilakukan dengan metode sterilisasi
akhir atau aseptis. Pemilihan metode sterilisasi didasarkan pada stabilitas bahan aktif yang
digunakan.
Evaluasi. Evaluasi sediaan injeksi meliputi evaluasi fisika, kimia dan biologi. Evaluasi fisika
meliputi kebocoran wadah, distribusi ukuran partikel untuk suspensi dan emulsi dan bahan
partikulat dalam injeksi. Evaluasi kimia meliputi identifikasi kadar zat aktif, pH, organoleptik,
kandungan air untuk liofilisat. Sedangkan pengujian mikrobiologi meliputi uji pirogen, endotoksin
bakteri serta bioburden (dilakukan pada saat IPC).
3
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL 2 (TA 2015-2016)
C. TUGAS
Bahan Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5
Neostigmin Aminofilin Papaverin Diazepam
Zat Aktif Atropin sulfat
metilsulfat HCl
E. ALAT
Vial 10 ml Gelas ukur 100 ml Beaker glass 50 ml
Beaker glass 100 ml Gelas ukur 10 ml Autoklaf
Kertas perkamen Batang pengaduk
4
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL 2 (TA 2015-2016)
F. PROSEDUR
1. Sterilisasi semua alat yang digunakan sesuai dengan metode sterilisasi yang tepat untuk
masing-masing alat (lakukan 1 hari sebelum praktikum)
2. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
3. Tara vial sesuai dengan volume sediaan yang diharapkan.
4. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
5. Dalam beaker glass larutkan setiap bahan sesuai dengan pelarut masing-masing
6. Campurkan semua bahan dalam satu larutan
7. Masukkan sediaan dalam setiap vial dan tutup vial tersebut
8. Lakukan proses sterilisasi akhir sesuai dengan metode sterilisasi yang tepat.
9. Lakukan evaluasi sediaan dan amati stabilitasnya sampai dengan 7 hari setelah
pembuatan !
KETERANGAN TAMBAHAN
Isi Jurnal Praktikum
1. Menentukan kekuatan sediaan (per 10 ml)
2. Preformulasi
3. Rancangan formula dan rasionalisasi
4. Menentukan jumlah sediaan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan evaluasi
(teori)
5. Perhitungan tonisitas
6. Penimbangan (sesuaikan dengan jumlah sediaan yang akan dibuat yaitu 5 vial)
7. Kebutuhan alat dan jumlahnya
8. Pemilihan metode sterilisasi dan rasionalisasinya (untuk produk dan alat)
9. Prosedur pembuatan
10. Evaluasi sediaan
5
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL 2 (TA 2015-2016)
Jadwal Praktikum
Minggu ke- Topik Kelompok Dosen
9 Sterilisasi akhir 1,2,3 DP
10 LIBUR
11 Sterilisasi akhir 4,5 AA
12 Aseptis 1,2 DP
13 Aseptis 3,4,5 AA
14 Diskusi Semua DP dan AA
kelompok
Note :
DP : Dahlia Permatasari, M.Si, Apt
AA : Adeltrudis Adelsa D, M. Farm. Klin, Apt