4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil percobaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut yang
tidak bercampur.
Konsentrasi Volume (ml) NaOH untuk Volume (ml) NaOH untuk
Sampel titrasi CH3COOH awal titrasi CH3COOH sisa ekstraksi
CH3COOH
I II Rata-rata I II Rata-rata
1,15 N 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,1
2,4 N 0,1 0,2 0,15 0,1 0,1 0,1
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hukum Nerst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat
organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur
dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik kedalam lapisan air dan lapisan
organik.
Percobaan pertama dilakukan pencampuran anatar CH3COOH 1,15 N
dengan kloroform didalam corong pemisah kemudian dilakukan pengocokkan
selama 20 menit. Fungsi pengocokkan disini adalah untuk memperbesar luas
permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat pada kedua fasa.
Kemudian larutan didiamkan selama 10 menit. Setelah mencapai kesetimbangan
pada corong pemisah, ternyata membentuk dua lapisan yaitu fasa atas dan fasa
bawah. Lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah merupakan kloroform. Dari
kedua fasa tersebut yang diambil adalah fasa yang mengandung air. Hal ini terjadi
karna perbedaan massa jenis air dan kloroform, dimana massa jenis air adalah
sebesar 1 gr/cm3 dan massa jenis kloroform adalah 1,4 gr/cm3 , dan air mempunyai
sifat yang polar setelah proses pemisahan berlangsung sempurna, maka lapisan air
yang mengandung asam asetat dikeluarkan dan diambil 10 ml larutan tersebut dan
larutan ditambah 2 tetes indikator PP di titrasi dengan larutan NaOH 1 N.
Penggunaan indikator berguna untuk mendeteksi titik akhir titrasi, dimana terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Saat direaksikan indikator PP
terurai dahulu menjadi bentuk tidak berwarnanya dan kemudian, dengan
menghilangnya proton kedua dari indikator ini menjadi ion terkonjugat maka akan
dihasilkan warna ungu, pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari bening
menjadi merah muda. Volume titran yang dihasilkan pada konsentrasi CH3COOH
1,15 N adalah 0,1 ml dan konsentrasi 2,4 N adalah 0,15 ml.
Percobaan selanjutnya yang dilakukan adalah dengan mentitrasi larutan
CH3COOH dengan konsentrasi 1,15 N dan 2,4 N ditambah 2 tetes indikator PP.
Penggunaan indikator berguna untuk mendeteksi titik akhir titrasi, dimana terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Saat direaksikan indikator PP
terursai dahulu menjadi bentuk tidak berwarnanya dan kemudian, dengan
menghilangnya proton kedua dari indikator ini menjadi ion terkonjugat maka akan
dihasilkan warna ungu, pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari bening
menjadi merah muda, kemudia dititrasi dengan larutan NaOH. Volume titran yang
dihasilkan pada konsentrasi 1,15 N adalah 0,2 ml sedangkan yang dihasilkan pada
konsentrasi 2,4 adalah 0,1 ml.