Resume Obat Tradisional Tentang 1
Resume Obat Tradisional Tentang 1
4. Uji klinik
Untuk dapat menjadi fitofarmaka maka obat tradisional/ obat herbal harus
dibuktikan khasiat dan keamanannya melalui uji klinik. Uji klinik pada manusia
hanya dapat dilakukan apabila obat tradisional/obat herbal tersebut telah
terbukti aman dan berkhasiat pada uji preklinik. Pada uji klinik obat tradisional
seperti halnya dengan uji klinik obat moderen, maka prinsip etik uji klinik harus
dipenuhi
Uji klinik dibagi empat fase yaitu:
Fase I : dilakukan pada sukarelawan sehat, untuk menguji keamanan dan
tolerabilitas obat tradisional
Fase II awal: dilakukan pada pasien dalam jumlah terbatas, tanpa pembanding
Fase II akhir:dilakukan pada pasien jumlah terbatas, dengan pembanding
Fase III : uji klinik definitif
Fase IV : pasca pemasaran,untuk mengamati efek samping yang jarang atau
yang lambat timbulnya.
Saat ini belum banyak uji klinik obat tradisional yang dilakukan di
Indonesia meskipun nampaknya cenderung meningkat dalam lima tahun
belakangan ini. Kurangnya uji klinik yang dilakukan terhadap obat tradisional
antara lain karena:
1. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan uji klinik
2. Uji klinik hanya dapat dilakukan bila obat tradisional telah terbukti
berkhasiat dan aman pada uji preklinik
3. Perlunya standardisasi bahan yang diuji
4. Sulitnya menentukan dosis yang tepat karena penentuan dosis berdasarkan
dosis empiris, selain itu kandungan kimia tanaman tergantung pada banyak
faktor.
5. Kekuatiran produsen akan hasil yang negatif terutama bagi produk yang
telah laku di pasaran
Pertanyaan :
1. Valentina elgista uwa
Apakah uji klinik dilakukan setelah produk dipasarkan?
= Uji klinik dilakukan setelah obat dipasarkan, seehingga disebut juga
studi pasca pemasaran(post marketing surveillance)yang diamati pada
pasien dengan berbagai kondisi,berbagai usia dan ras,studi ini dilakukan
dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan
pengalaman jangka panjang dalam menggunakan obat.