Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Serangga hampir dapat ditemukan di semua jenis ekosistem, Serangga


pemakan tanaman disebut dengan serangga hama, Ada juga serangga yang berguna
bagi tanaman seperti serangga penyerbuk, sebagai predator dan parasitoid. setiap
serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologis , habitat dan
kepadatan populasinya.
Keanekaragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat
keanekaragaman jenis organisme yang ada di dalamnya. Populasi setiap organisme
pada ekosistem naik turun dan tidak pernah sama dari waktu kewaktu, Demikian
pula ekosistem yang terbentuk dari populasi serta lingkungan fisiknya yang berubah
dan bertumbuh sepanjang waktu. Dalam ekosistem alami semua makhluk hidup
berada dalam keadaan seimbang dan saling mengendalikan sehingga tidak terjadi
serangga hama. Tingkat keanekaragaman pertanaman mempengaruhi timbulnya
masalah hama. Sistem pertanaman yang beranekaragam berpengaruh kepada
populasi spesies hama.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya perbedaan
jumlah, bentuk, warna, tekstur, ukuran, penampilan, dan sifat lainnya.
Keanekaragaman dari makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan
ciri antar makhluk hidup.
Keanekaragaman spesies merupakan salah satu tema utama dalam penelitian
ekologi. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengaruh
perubahan kondisi lingkungan terhadap keanekaragaman spesies. Indeks
keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan spesies
dalam komunitas.

1.2.Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengetahui keanekaragaman
jenis dan spesies serangga pada beberapa habitat dan melakukan observasi atau
pengukuran keanekaragaman populasi serangga pada berbagai jenis habitat.

1
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan mulai pada tanggal 01 November – 16 desember


2016. Di lahan pertanian budidaya tanaman monokultur, polikultur, hutan,
budidaya tanaman monokultur tak terawat, dan lahan alang-alang, yang berada di
sekitar Universitas Jambi.
2.2. Alat dan bahan

Alat Bahan
o Perangkap pan trap (nampan, o Air
kayu penegak, kawat, paku, kain o Deterjen
kasa, lem pelekat, cat kuning) o Garam
o Perangkap Funnel Trap (gelas o Alkohol
plastik,corong plastik / Corong
minyak)
o Plastik sampel
o Kertas sampling
o Buku determinasi serangga
o Alat tulis

2.3. Metode praktikum

Metode atau teknik yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan
menggunakan dua jenis perangkap ”yellow traps” yaitu perangkap pan trap dan
funnel trap.

2.4. Cara kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah :

1. Menentukan dan memilih lokasi pengambilan sampel : pertanian budidaya


tanaman monokultur, polikultur, budidaya tanaman monokultur tak terawat,
lahan alang-alang, dan Hutan.

2
2. Siapkankan prangkap untuk diletakkan pada masing-masing area tersebut:
Pan trap

Pembuatan Perangkap Pan Trap yaitu Buatlah lubang berdiameter paku besar
dipinggir nampan kemudian nampan dicat bewarna kuning secara merata lalu
dibiarkan kering. Kaitkan nampan pada kayu menggunakan kawat sebagai penegak
nampan tersebut, isi air deterjen yang dicampur dengan sedikit garam ke dalam
nampan dan letakkan nampan tersebut pada lokasi pengambilan sampel. air deterjen
berguna untuk membunuh serangga sedangkan garam berguna untuk mengawetkan
serangga yang terperangkap.

Funnel trap

Membuat lubang pada tanah dan letakkan perangkap gelas plastik di


dalamnya yang berisikan air deterjen dan garam selanjutnya tutup menggunakan
corong minyak yang sebelumnya telah di cat berwarna kuning . penutupan corong
minyak berfungsi untuk tempat masuknya serangga pada lubang corong tersebut
dan agar serangga yang masuk tidak mudah untuk kembali keluar dari perangkap.

3. Menentukan waktu pengambilan sampel : ( 3 hari per minggu)

Sampel diambil sebanyak 6 kali ulangan pada masing-masing habitat


dilakukan selama 6 minggu, setiap satu minggu diambil data 1 kali ulangan dan
disetiap ulangan dibiarkan selama 3 hari (pada hari selasa-jum’at dengan waktu
pemasangan dan pengambilan perangkap yang sama yaitu jam 15;30 WIB) ,
dilanjutkan pada minggu berikutnya pada waktu yang sama dan di ulangi pada
minggu seterusnya sampai ulangan ke 6.

4. Pengambilan sampel dan identifikasi:

Setiap spesies serangga yang terjebak dalam perangkap dimasukkan kedalam


plastik sampel, setelah itu hitung jumlahnya lalu identifikasi serangga tersebut
amati dan beri nama serangga tersebut pada tingkat ordo dengan panduan buku
determinasi serangga.

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil Analisa

Gambar 1. Perbandingan jumlah ordo serangga pada habitat yang berbeda

1. Ordo Diptera

4
Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 16 34.55794 <.0001
Habitat 5 16 3.35283 0.0292

Perbandingan Monokultur dan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) 8.533934 6.035065 16 1.4140584 0.1765
HabitatTradisional 5.666667 8.174486 16 0.6932138 0.4981
HabitatPolikultur 18.032733 7.788720 16 2.3152371 0.0342
HabitatIlalang20.333333 8.174486 16 2.4874143 0.0243
HabitatSemak6.999399 7.788720 16 0.8986585 0.3822
HabitatHutan -6.625000 8.174486 16 -0.8104485 0.4296

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 5.667 7.169 0.790 0.96918
Polikultur - Monokultur == 0 18.033 6.831 2.640 0.08789 .
Ilalang - Monokultur == 0 20.333 7.169 2.836 0.05183 .
Semak - Monokultur == 0 6.999 6.831 1.025 0.90968
Hutan - Monokultur == 0 -6.625 7.169 -0.924 0.94033
Polikultur - Tradisional == 0 12.366 6.831 1.810 0.45848
Ilalang - Tradisional == 0 14.667 7.169 2.046 0.31584
Semak - Tradisional == 0 1.333 6.831 0.195 0.99996
Hutan - Tradisional == 0 -12.292 7.169 -1.714 0.52160
Ilalang - Polikultur == 0 2.301 6.831 0.337 0.99943
Semak - Polikultur == 0 -11.033 6.413 -1.721 0.51752
Hutan - Polikultur == 0 -24.658 6.831 -3.610 0.00418 **
Semak - Ilalang == 0 -13.334 6.831 -1.952 0.37001
Hutan - Ilalang == 0 -26.958 7.169 -3.760 0.00227 **
Hutan - Semak == 0 -13.624 6.831 -1.994 0.34478
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

5
2. Ordo Coleoptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 16 48.03766 <.0001
Habitat 5 16 3.62345 0.0221

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.ErrorDF t-value p-value
(Intercept) 0.8402649 0.4997907 16 1.681234 0.1121
HabitatTradisional 0.2708333 0.6561260 16 0.412776 0.6852
HabitatPolikultur 2.2930685 0.6268085 16 3.658324 0.0021
HabitatIlalang 1.1250000 0.6561260 16 1.714610 0.1057
HabitatSemak 0.4597351 0.6268085 16 0.733454 0.4739
HabitatHutan 1.0000000 0.6561260 16 1.524097 0.1470

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 0.2708 0.5755 0.471 0.99713
Polikultur - Monokultur == 0 2.2931 0.5497 4.171 < 0.001 ***
Ilalang - Monokultur == 0 1.1250 0.5755 1.955 0.36810
Semak - Monokultur == 0 0.4597 0.5497 0.836 0.96073
Hutan - Monokultur == 0 1.0000 0.5755 1.738 0.50620
Polikultur - Tradisional == 0 2.0222 0.5497 3.678 0.00314 **
Ilalang - Tradisional == 0 0.8542 0.5755 1.484 0.67397
Semak - Tradisional == 0 0.1889 0.5497 0.344 0.99937
Hutan - Tradisional == 0 0.7292 0.5755 1.267 0.80272
Ilalang - Polikultur == 0 -1.1681 0.5497 -2.125 0.27404
Semak - Polikultur == 0 -1.8333 0.5147 -3.562 0.00499 **
Hutan - Polikultur == 0 -1.2931 0.5497 -2.352 0.17324
Semak - Ilalang == 0 -0.6653 0.5497 -1.210 0.83187
Hutan - Ilalang == 0 -0.1250 0.5755 -0.217 0.99993
Hutan - Semak == 0 0.5403 0.5497 0.983 0.92344
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

6
3. Ordo Hymenoptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 16 35.29667 <.0001
Habitat 5 16 0.89415 0.5082

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) 3.266890 1.773066 16 1.8425094 0.0840
HabitatTradisional1.250000 2.436554 16 0.5130196 0.6149
HabitatPolikultur 4.133110 2.318426 16 1.7827223 0.0936
HabitatIlalang0.166667 2.436554 16 0.0684026 0.9463
HabitatSemak1.266443 2.318426 16 0.5462512 0.5924
HabitatHutan0.666667 2.436554 16 0.2736105 0.7879

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 1.25000 2.13700 0.585 0.992
Polikultur - Monokultur == 0 4.13311 2.03339 2.033 0.323
Ilalang - Monokultur == 0 0.16667 2.13700 0.078 1.000
Semak - Monokultur == 0 1.26644 2.03339 0.623 0.989
Hutan - Monokultur == 0 0.66667 2.13700 0.312 1.000
Polikultur - Tradisional == 0 2.88311 2.03339 1.418 0.716
Ilalang - Tradisional == 0 -1.08333 2.13700 -0.507 0.996
Semak - Tradisional == 0 0.01644 2.03339 0.008 1.000
Hutan - Tradisional == 0 -0.58333 2.13700 -0.273 1.000
Ilalang - Polikultur == 0 -3.96644 2.03339 -1.951 0.371
Semak - Polikultur == 0 -2.86667 1.91139 -1.500 0.664
Hutan - Polikultur == 0 -3.46644 2.03339 -1.705 0.528
Semak - Ilalang == 0 1.09978 2.03339 0.541 0.994
Hutan - Ilalang == 0 0.50000 2.13700 0.234 1.000
Hutan - Semak == 0 -0.59978 2.03339 -0.295 1.000
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

7
4. Ordo Lepidoptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 9 19.06966 0.0018
Habitat 5 9 12.82162 0.0007

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) -0.0829223 0.2339646 9 -0.354423 0.7312
HabitatTradisional 0.3641630 0.2136655 9 1.704361 0.1225
HabitatPolikultur 1.4872908 0.2176088 9 6.834701 0.0001
HabitatIlalang 0.4891630 0.2136655 9 2.289387 0.0478
HabitatSemak 0.5531544 0.2993418 9 1.847902 0.0977
HabitatHutan 0.8224964 0.2136655 9 3.849459 0.0039

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 0.36416 0.17674 2.060 0.2978
Polikultur - Monokultur == 0 1.48729 0.18000 8.263 <0.001 ***
Ilalang - Monokultur == 0 0.48916 0.17674 2.768 0.0595 .
Semak - Monokultur == 0 0.55315 0.24761 2.234 0.2134
Hutan - Monokultur == 0 0.82250 0.17674 4.654 <0.001 ***
Polikultur - Tradisional == 0 1.12313 0.14862 7.557 <0.001 ***
Ilalang - Tradisional == 0 0.12500 0.13883 0.900 0.9439
Semak - Tradisional == 0 0.18899 0.23238 0.813 0.9634
Hutan - Tradisional == 0 0.45833 0.13883 3.301 0.0115 *
Ilalang - Polikultur == 0 -0.99813 0.14862 -6.716 <0.001 ***
Semak - Polikultur == 0 -0.93414 0.23487 -3.977 <0.001 ***
Hutan - Polikultur == 0 -0.66479 0.14862 -4.473 <0.001 ***
Semak - Ilalang == 0 0.06399 0.23238 0.275 0.9998
Hutan - Ilalang == 0 0.33333 0.13883 2.401 0.1489
Hutan - Semak == 0 0.26934 0.23238 1.159 0.8503

---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

8
5. Ordo Orthoptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 7 9.062279 0.0197
Habitat 5 7 0.890955 0.5344

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) 0.500000 2.511003 7 0.1991236 0.8478
HabitatTradisional 2.555556 2.899456 7 0.8813913 0.4073
HabitatPolikultur0.222222 2.899456 7 0.0766427 0.9411
HabitatIlalang3.500000 3.075338 7 1.1380864 0.2925
HabitatSemak1.875000 2.807386 7 0.6678810 0.5256
HabitatHutan -0.041667 2.807386 7 -0.0148418 0.9886

Perbandingan Semua Habitat


Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 2.55556 2.33232 1.096 0.879
Polikultur - Monokultur == 0 0.22222 2.33232 0.095 1.000
Ilalang - Monokultur == 0 3.50000 2.47380 1.415 0.711
Semak - Monokultur == 0 1.87500 2.25826 0.830 0.960
Hutan - Monokultur == 0 -0.04167 2.25826 -0.018 1.000
Polikultur - Tradisional == 0 -2.33333 1.64920 -1.415 0.710
Ilalang - Tradisional == 0 0.94444 1.84386 0.512 0.996
Semak - Tradisional == 0 -0.68056 1.54269 -0.441 0.998
Hutan - Tradisional == 0 -2.59722 1.54269 -1.684 0.533
Ilalang - Polikultur == 0 3.27778 1.84386 1.778 0.471
Semak - Polikultur == 0 1.65278 1.54269 1.071 0.889
Hutan - Polikultur == 0 -0.26389 1.54269 -0.171 1.000
Semak - Ilalang == 0 -1.62500 1.74924 -0.929 0.937
Hutan - Ilalang == 0 -3.54167 1.74924 -2.025 0.319
Hutan - Semak == 0 -1.91667 1.42825 -1.342 0.755
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

9
6. Ordo Hemiptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 12 38.84380 <.0001
Habitat 5 12 1.77707 0.1921

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) 2.5833333 0.7825082 12 3.301350 0.0063
HabitatTradisional -2.0000000 1.1953011 12 -1.673219 0.1201
HabitatPolikultur 0.6500000 1.0498450 12 0.619139 0.5474
HabitatIlalang -1.0416667 1.1066338 12 -0.941293 0.3651
HabitatSemak 0.3055556 1.1953011 12 0.255631 0.8026
HabitatHutan -1.6944444 1.1953011 12 -1.417588 0.1818

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 -2.0000 1.0194 -1.962 0.363
Polikultur - Monokultur == 0 0.6500 0.8953 0.726 0.979
Ilalang - Monokultur == 0 -1.0417 0.9437 -1.104 0.879
Semak - Monokultur == 0 0.3056 1.0194 0.300 1.000
Hutan - Monokultur == 0 -1.6944 1.0194 -1.662 0.555
Polikultur - Tradisional == 0 2.6500 0.9747 2.719 0.071 .
Ilalang - Tradisional == 0 0.9583 1.0194 0.940 0.936
Semak - Tradisional == 0 2.3056 1.0897 2.116 0.278
Hutan - Tradisional == 0 0.3056 1.0897 0.280 1.000
Ilalang - Polikultur == 0 -1.6917 0.8953 -1.889 0.407
Semak - Polikultur == 0 -0.3444 0.9747 -0.353 0.999
Hutan - Polikultur == 0 -2.3444 0.9747 -2.405 0.153
Semak - Ilalang == 0 1.3472 1.0194 1.322 0.772
Hutan - Ilalang == 0 -0.6528 1.0194 -0.640 0.988
Hutan - Semak == 0 -2.0000 1.0897 -1.835 0.441

---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

10
7. Ordo Homoptera

Pengaruh habitat
numDFdenDF F-value p-value
(Intercept) 1 4 5.63873 0.0764
Habitat 5 4 13.68942 0.0126

PerbandinganMonokulturdan habitat lain


Value Std.Error DF t-value p-value
(Intercept) 1.0699785 0.7689384 4 1.391501 0.2365
HabitatTradisional -0.7829265 0.6027897 4 -1.298839 0.2638
HabitatPolikultur -0.0416667 0.5571633 4 -0.074784 0.9440
HabitatIlalang 2.5833333 0.5571633 4 4.636582 0.0098
HabitatSemak 1.9385020 0.6035025 4 3.212086 0.0325
HabitatHutan -0.9496963 0.6035025 4 -1.573641 0.1907

PerbandinganSemua Habitat
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
Tradisional - Monokultur == 0 -0.78293 0.45567 -1.718 0.518
Polikultur - Monokultur == 0 -0.04167 0.42118 -0.099 1.000
Ilalang - Monokultur == 0 2.58333 0.42118 6.134 <0.001 ***
Semak - Monokultur == 0 1.93850 0.45621 4.249 <0.001 ***
Hutan - Monokultur == 0 -0.94970 0.45621 -2.082 0.295
Polikultur - Tradisional == 0 0.74126 0.45567 1.627 0.579
Ilalang - Tradisional == 0 3.36626 0.45567 7.388 <0.001 ***
Semak - Tradisional == 0 2.72143 0.44084 6.173 <0.001 ***
Hutan - Tradisional == 0 -0.16677 0.44084 -0.378 0.999
Ilalang - Polikultur == 0 2.62500 0.42118 6.233 <0.001 ***
Semak - Polikultur == 0 1.98017 0.45621 4.341 <0.001 ***
Hutan - Polikultur == 0 -0.90803 0.45621 -1.990 0.346
Semak - Ilalang == 0 -0.64483 0.45621 -1.413 0.717
Hutan - Ilalang == 0 -3.53303 0.45621 -7.744 <0.001 ***
Hutan - Semak == 0 -2.88820 0.40684 -7.099 <0.001 ***

---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Adjusted p values reported -- single-step method)

11
3.2 Pembahasan

Seluruh spesimen diidentifikasi sampai tingkat ordo, setelah itu spesimen


diidentifikasi hingga tingkat morfospesies. Kurva akumulasi spesies (Colwell &
Coddington 1994) digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai perbedaan
keanekaragaman serangga antar habitat dan keefektifan metode pangambilan
contoh sampel yang digunakan. Keseluruhan analisis tersebut dilakukan
menggunakan dengan perangkat lunak R Statistic (R Development Core Team
2011).

Dari hasil analisis yang diperoleh, keanekaragaman serangga yang ditemukan


pada berbagai habitat (Habitat monokultur, habitat polikultur, habitat hutan,
habitat budidaya tanam tak terawat, semak dan habitat ilalang) ditemukan ada
Sembilan ordo antara lain isoptera, lepidoptera, orthoptera, heteroptera,
homoptera, hymenoptera, coleoptera, diptera, dan hemiptera, Beberapa ordo
hanya ditemukan pada habitat tertentu dengan pengaruh keberadaan setiap ordo
berbeda pula.

Pada tabel ordo terdapat adanya variabel-variabel yaitu kumpulan data, nilai rata-
rata, nilai pencilan atas, nilai pencilan bawah, range data. Kumpulan data ialah
keseluruhan data yang didapatkan, range data ialah jarak kelas jumlah serangga,
nilai pencilan atas ialah nilai dari kumpulan data tertinggi/terbanyak, nilai
pencilan bawah ialah nilai dari kumpulan data terendah/tersedikit. Dalam hal ini
yang dicari ialah nilai rata-rata yang ditujukan tanda hitam ditengah kotak,
diperoleh dengan jumlah keseluruhan kumpulan data dibagi banyaknya bilangan
yang diperolehkan.

Sebagai contoh pada ordo diptera dengan range data yaitu 60 jumlah serangga
dihabitat ilalang kumpulan data sebanyak 20, nilai pencilan bawah ada 1 dan nilai
pencilan atas ada 30. Sedangkan untuk nilai rata-rata ordo diptera dihabitat ilalang
diperoleh nilai 1,55. Begitu juga halnya mencari nilai rata-rata ditiap habitat
dalam satu tabel ordo. Kemudian untuk mencari pengaruh seluruh habitat pada

12
satu tabel ordo yaitu dengan mencari jumlah keseluruhan nilai rata-rata tiap
berbagai habitat dibagi banyaknya habitat. Begitu juga untuk masing-masing tiap
ordo.

Pengaruh habitat ilalang sangat berpengaruh nyata dengan jumlah nilai rata-rata
pada ordo diptera, orthoptera, homoptera. Habitat polikultur sangat berpengaruh
nyata dengan jumlah nilai rata-rata pada ordo coleoptera, hymenoptera,
lepidoptera, Habitat semak sangat berpengaruh nyata dengan jumlah nilai rata-rata
pada ordo hemiptera. Habitat tradisional berpengaruh nyata dengan jumlah nilai
rata-rata pada ordo heteroptera. Habitat hutan berpengaruh nyata dengan jumlah
nilai rata-rata pada ordo isoptera. Bisa diketahui seperti pengaruh habitat terhadap
ordo diptera dimana terlihat mendominan dengan frekuensi 3,35283 begitu juga
pengaruh habitat terhadap ordo pada masing-masing ordo.

Keanekaragaman serangga pada habitat memiliki kesamaan dengan habitat


lainnya tetapi serangga yang mendominasi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi
oleh pengambilan sampel yang berbeda juga diduga disebabkan oleh letak
geografis dan kondisi habitat seperti adanya gangguan faktor iklim mikro yang
berbeda memberi pengaruh terhadap keberadaan spesies ordo didalam habitat
tersebut.

13
BAB IV.

KESIMPULAN

Seluruh spesimen diidentifikasi sampai tingkat ordo, setelah itu spesimen


diidentifikasi hingga tingkat morfospesies.Kurva akumulasi spesies (Colwell &
Coddington 1994) digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai perbedaan
keanekaragaman serangga antar habitat dan keefektifan metode pangambilan
contoh sampel yang digunakan.Dari hasil analisis yang diperoleh,
keanekaragaman serangga yang ditemukan pada berbagai habitat ditemukan ada
Sembilan ordo.Beberapa ordo hanya ditemukan pada habitat tertentu dengan
pengaruh keberadaan setiap ordo berbeda pula.Keanekaragaman serangga pada
habitat memiliki kesamaan dengan habitat lainnya tetapi serangga yang
mendominasi berbeda.Perbedaan ini dipengaruhi oleh pengambilan sampel yang
berbeda juga diduga disebabkan oleh letak geografis dan kondisi habitat seperti
adanya gangguan faktor iklim mikro yang berbeda memberi pengaruh terhadap
keberadaan spesies ordo didalam habitat tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai