Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hasil data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar ) tahun 2013 dari

kelahiran periode 1 Januari 2010, angka ibu melahirkan dengan sectio

caesarea di Indonesia sebesar 9,8% dengan jumlah tertinggi di DKI Jakarta

(19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3.3%). Menurut karakteristik

secara umum persalinan melalui sectio caesarea menunjukkan kejadian

tertinggi pada daerah perkotaan (13,8%), pekerjaan sebagai pegawai

(20,9%) dan pendidikan tinggi/lulus PT (25,1%). Sedangkan di Indonesia

sectio caesarea dilaksanakan atas dasar indikasi medis tertentu dan kehamilan

dengan komplikasi.

Sectio caesarea adalah pembedahan pada dinding abdomen dan

dinding uterus untuk melahirkan janin ( Reeder, 2011). Sectio caesarea

adalah melahirkan janin dari rahim dengan tindakan pembedahan pada dinding

perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi (Padila, 2015).

Sectio caesarea merupakan bentuk intervensi medis yang terencana yang

biasanya berlangsung lama, memerlukan pengendalian nafas, sehingga

beresiko terhadap keselamatan seseorang dan dapat menimbulkan kecemasan

pada pasien (Ghofur, 2009 dalam Pinandita 2012). Tindakan operasi yang

terencana dapat menimbulkan respon fisiologis seperti nyeri.


Di Indonesia angka kejadian Sectio Caesarea juga terus meningkat

baik di rumah sakit pendidikan maupun di rumah sakit swasta. Angka kejadian

Sectio Caesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007

adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan (22,8%) dari seluruh persalinan

(Riskesdas, 2010). Menurut Whalley (2008), tindakan operasi Sectio Caesarea

dapat menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas

jaringan karena adanya pembedahan.

Tindakan operasi Sectio Caesarea menggunakan anestesi agar pasien

tidak merasa nyeripada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai, saat

pasien mulai sadar dan efek anastesi sudah habis bereaksi, pasien akan

merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat pasien merasa tidak

nyaman. Ketidaknyamanan yang dirasakan pasien post operasi Sectio

Caesarea dapat menyebabkan resiko komplikasi pada bayi maupun pada ibu.

Ibu post Sectio Caesarea akan merasakan nyeri dan dampak dari nyeri akan

mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living (ADL)

terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri

apabila ibu bergerak. Hal ini mengakibatkan respon ibu terhadap bayi kurang,

sehingga ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak

manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak dapat diberikan secara optimal

(Purwandari, 2009).
Manajemen nonfarmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu

dengan meditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi progresif, guided imagery,

nafas ritmik, operant conditioning, biofeedback, membina hubungan

terapeutik, sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus, hipnosis, musik,

accupresure, aromaterapi (Sulistyowati, 2009). Teknik relaksasi genggam jari

adalah cara yang mudah untuk mengelola emosi dan mengembangkan

kecerdasan emosional. Di sepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran atau

meridian energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi (Cane,

2013). Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat

mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena

genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi

pada meridian (energi channel) yang terletak pada jari tangan kita (Liana,

2008).

Di RS Ciremai penanganan nyeri menggunakan pendekatan

farmakologi, biasanya dengan diberikan analgetik (injeksi ketorolac 1

amp), namun penggunaan analgesik secara terus menerus dapat

mengakibatkan ketagihan obat. Meskipun sudah diberikan analgesik pasien

masih merasakan nyeri. Dibutuhkan kombinasi antara farmakologi dan non

farmakologi untuk mengontrol nyeri agar nyeri dapat berkurang.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan tersebut, peneliti

tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pemberian Terapi Relaksasi


Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri Post Sectio Caesarea di RS

Ciremai”. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas

pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri post

Sectio Caesarea di RS Ciremai.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian teknik relaksasi genggam jari

terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post Sectio Caesarea di ruang

Nifas (Widya) RS Ciremai.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien post Sectio Caesarea

b. Mengidentifikasi pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien post Sectio Caesarea.

c. Mengaplikasikan pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien post Sectio Caesarea

3. Manfaat

Dengan adanya proyek inovasi ini diharapkan dapat menjadi bentuk

pengembangan intervensi keperawatan mandiri khususnya untuk bidang

maternitas yang dapat diterapkan pada semua kegiatan pelayanan kesehatan

profesional baik pada pelayanan keprawatan, kebidanan maupun kedokteran.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP NYERI

1. Definisi

Secara umum nyeri adalah rasa tidak nyaman, baik ringan maupun berat.

Nyeri didefunisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,

2007).

Menurut International Association for Study of pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadi

kerusakan actual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya

nyeri.

2. Jenis Nyeri

a. Nyeri Akut

Menurut Nanda (2012) nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan

yang actual atau potensial aau digambarkan dalam hal kerusakan jaringan,

awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan

akhir yang dapat diantisipasi atau dipresiksi dan berlangsung < 6 bulan .
b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu priode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu

penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan

penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis sering di definisikan sebagai

nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Meskipun enam bukan

merupakan suatu periode yang dapat berubah untuk membedakan nyeri akut

dan nyeri kronis

3. Skala Nyeri

Menurut Smeltzer & Bare (2001) skala intensitas nyeri:

a. Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Sederhana

Tidak ada nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri hebat nyeri sangat hebat

nyeri paling hebat

b. Skala nyeri Numerik 0-10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
c. Skala Analog Visual (VAS)

Tidak Nyeri Nyeri paling Hebat

d. Skal Nyeri Wong Bekker

Ada 3 metode yang umunya digunakan untuk memeriksa intensitas

nyeri yaitu Verbal Rating Scale (VRS), Visual Analaog Scal (VAS), dan

Numerical Rating Scale (NRS).

VRS adalah alat ukur untuk menggunakan kata sifat untuk

menggambarkan intensitan= nyeri yang berbeda, range “no pain” sampai

“nyeri hebat”.

Numerical Rating Scale adalah suatau alat ukur yang meminta pasien

untuk menialai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada

scala numeral dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau

100 berarti “severe pain” (nyeri hebat) dengan skala NRS -101 dan NRS-111

point, Dokter atau terapis dapat memperoleh data basic yang berarti dan
kemudian digunakan skala tersebut pada setiap pengobatan berikutnya untuk

memonitor apakah terjadi kemajuan.

VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk emmeriksa

intensitas nyeri secara khusus meliputi 10-15 cm garis dengan setiap

ujungnya ditandai dengan intensitas level nyeri (ujung kiri diberi tanda “no

pain” dan ujung kanan di beri tanda “bed pain” / nyeri hebat

B. KONSEP Sectio Caesarea

a. Pengertian Sectio Caesarea

Sectio caesare aadalah melahirkan janin dari rahim dengan tindakan

pembedahan pada dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu

histerotomi (Padila, 2015).

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru, 2012).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sectio caesarea adalah

proses persalinan dengan membuat sayatan pada dinding perut dan

abdomen untuk melahirkan janin.

b. Etiologi

Menurut Nurarif & kusuma (2013), penyebab persalinan melalui operasi

sectio caesarea dibagi menjadi dua yaitu dari ibu dan dari janin.

1) Etiologi yang berasal dari ibu


Yaitu dengan primigravida dengan kelainan letak, primi para tua

disertai kelainan letak ada, disporposi sefalo pelvik (disproporsi janin /

panggul), ada riwayat kehamilan dan kelahiran yang buruk, terdapat

kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutio

plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu pre-eklamsia – ekalmsia,

atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakti (Jantung, DM), gangguan

perjalanan persalinan ( Kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).

2) Etiologi yang berasal dari janin

Yaitu fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi

kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan

persalinan vakum atau forseps ekstraksi, janin besar melebihi 4000gram.

c. Jenis – jenis operasi sectio caesarea

1) Sectio caesarea abdominalis (Padila, 2015)

a) Sectio caesarea transperitonealis

1)) Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada

corpus utreri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus

uteri kira – kira 10 cm. Kelebihan dari tindakan ini yaitu dapat

mengeluarkan janindengan cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung

kemih tertarik, sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal.

Kekurangannya yaitu infeksi mudah menyebar secara intra abdominal dan

untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uterispontan.


2)) Sectio caesarea ismika atau profundal : low servical dengan insisi

pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang

konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira – kira 10

cm. Kelebihan dai tindakan ini yaitu penjahitan luka lebih mudah, perdarahan

tidak begitu banyak, kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil.

Kekurangannya yaitu luka dapat melebar kekiri, kekanan, dan bawah

sehingga dapat menyebabkan uteri pecah dan mengakibatkan perdarahan

banyak dan keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.

b) Sectio caesarea peritonelais yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis

dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

2) Sectio caesarea vaginalis (Nurarif& Kusuma, 2013)

Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai

berikut :

a) Sayatan memanjang (longitudinal)

b) Sayatan melitang (Transversal)

c) Sayatan huruf T ( T insicion)

d. Indikasi

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginam mungkin

akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan

hal – hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama / kegagalan

proses persalinan normal (Dystasia) (Padila, 2015).


1) Fetal distress

2) His lemah / melemah

3) Janin dalam posisi sungsang atau melitang

4) Bayi besar (BBL lebih 4,2 kg)

5) Plasenta previa

6) Kelainan letak

7) Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antara ukuran kepala

dan panggul)

8) Rupture uteri mengancam

9) Hydrocephalus

10) Primi muda atau tua

11) Partus dengan kompikasi

12) Panggul sempit

e. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat sectio caesarea pada bayi yaitu bayi

menjadi kurang aktif dan banyak tidur karena efek dari anestesi, sehingga

dapat mempengaruhi pemberian ASI. Bayi yang dilahirkan melalui operasi

sectio caesarea sering mengalami gangguan pernafasan karena terjadi

kelahiran yang terlalu cepat. Bayi tidak dapat beradaptasi pada saat proses

transisi dari dalam rahim menjadi ke luar rahim yang menyebabkan bayi

takipneu. Komplikasi dapat terjadi juga pada ibu seperti nyeri pada area
insisi, potensi terjadinya infeksi puerperal (Nifas), terjadi perdarahan

karena banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka, terjadi luka

kandung kemih, emboli paru, dan kemungkinan rupture tinggi spontan pada

kehamilan berikutnya (Padila, 2015).

B. Konsep Evidence Based Nursing Practice

1. Relaksasi Genggam Jari

Relaksasi genggam jari merupakan sebuah teknik relaksasi yang sangat

sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan

jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik genggan jari

disebut juga finger hold (Liana, 2008 dalam Pinandita et al (2012).

Tangan (jari dan telapak tangan) merupakan alat bantuan sederhana dan

ampuh untuk menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi

seimbang. Setiap jari – jari tangan kita berhubungan dengan sikap kita sehari

– hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk

berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan,

jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking

berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).

Menggenggam jari dan menarik nafas dalam - dalam dapat mengurangi

dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena menggenggam jari

akan menghangatkan titik – titik keluar masuknya energi pada meridian


(saluran energi) yang berhubungan dengan organ – organ di dalam tubuh

serta emosi yang terletak pada jari tangan kita. Pada saat genggaman titik

– titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara spontan.

Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik

menuju ke otak kemudian diproses secara cepat dan kemudian diteruskan

menuju syaraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga

sumbatan di jalur energi menjadi lancar ( Liana, 2008 dalam Pinandita et al

(2012)). Sumbatan di jalur energi tersebut merupakan perasaan yang tidak

seimbang sepertiperasaaan khawatir, kecemasan, marah, takut, dan kesedihan

yang dapat menghambat aliran energi di dalam tubuh dan mengakibatkan

ketidak nyamanan dalam tubuh (Hill, 2011). Relaksasi genggam jari

dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan membuat

tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka

ketegangan otot berkurang dan kemudian akan mengurangi kecemasan

(Yuliastuti, 2015 dalam Sari &Maliya (2015)).

2. Langkah – langkah melakukan teknik relaksasi genggam jari

menurut Cane (2013) dan Liana (2008) :

a. Genggam tiap jari, mulai dari ibu jari sampai dengan jari kelingking

selama 2 – 5 menit. Dapat dimulai dari tangan manapun.

b. Tarik nafas dalam – dalam (ketika menarik nafas, hiruplah bersama

rasa harmonis, damai, nyaman, dan kesembuhan).


c. Hembuskan nafas secara perlahan dan lepaskan dengan teratur (ketika

menghembuskan nafas, hembuskanlah secara perlahan sambil melepaskan

semua perasaan negatif dan masalah – masalah yang mengganggu pikiran

dan bayangkan emosi yang mengganggu tersebut keluar dari pikiran kita).

d. Rasakan getaran atau rasa sakit keluar dari setiap ujung jari – jari

tangan.

1) Sekarang pikirkan perasaan – perasaan yang nyaman dan damai,

sehingga hanya fokus pada perasaan yang nyaman dan damai saja.

2) Lakukan cara diatas beberapa kali pada setiap jari tangan yang lain.
BAB III

RENCANA PROYEK INOVASI

A. Pengorganisasian

Nama Kegiatan : Proyek inovasi “Pemberian Terapi

Relaksasi Genggam Jari Terhadap

Penurunan Skala Nyeri Post Sectio

Caesarea di RS Ciremai”

Tempat : Ruang Nifas (Widya)

Tanggal : 25 Juni – 27 Juni 2019

Sasaran : Ibu Post Sectio Caesarea di RS Ciremai

B. Tujuan Kegiatan

1. Menurunkan intensitas nyeri pada ibu Post Sectio Caesarea.

2. Teknik relaksasi genggam jari dapat memberi rasa nyaman.

3. Melatih terapi nonfarmakologis ( Terapi genggam jari).

C. Pengumpulan Data

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019 dengan melakukan

studi pendahuluan di Ruang Nifas (Widya). Tanggal 26 Juni 2019 dilakukan

pengumpulan jurnal dan bahan bahan yang dibutuhkan untuk dilakukan


implementasi. Pada Tanggal 27 Juni 2019 melakukan implementasi diawali

dengan melakukan pengkajian untuk mengetahui skala nyeri. Hasil studi

pendahuluan proyek inovasi menunjukkan bahwa sebagian besar

membutuhkan teknik relaksasi genggam jari untuk mengurangi skala nyeri.

D. Perencanaan

Rencana pelaksanaan proyek inovasi ini diawali dengan

mengidentifikasi dan menganalisa program inovasi yang dibutuhkan Ruangan

Nifas (Widya). Studi pendahuluan yang kami lakukan adalah observasi secara

langsung kebutuhan dengan menanyakan skala nyeri pada ibu Post Sectio

Caesarea.

Implementasi dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala

Ruangan dan CI Ruangan yang akan diteliti yaitu pasien Post Sectio Caesarea

di Ruang Nifas (Widya). Dokumentasi dilakukan pada saat impelemntasi

diberikan kepada klien. Rencana terakhir yaitu mengevaluasi hasil dari

impelemntasi yang telah dilakukan untuk mengehtahui hal apa saja yang perlu

di perbaiki.
Plan Of Action

No. Kegiatan Inovasi H1 H2 H3

1 Mengidentifikasi dan

menganalisa program

inovasi yang dibutuhkan

2 Membuat rencana program

inovasi

3 Mempersiapkan dan

membuat program inovasi

4 Menerapkan program

inovasi di Ruangan

5 Mengevaluasi program

inovasi yang telah

dilakukan

6 Seminar persentasi

kegiatan program inovasi


E. Pelaksanaan

Bimbingan dilakukan dengan mengajarkan ibu langkah-langkah teknik

genggam jari hingga ibu dapat melakukannya secara mandiri. Langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Genggam tiap jari, mulai dari ibu jari sampai dengan jari kelingking

selama 2 – 5 menit. Dapat dimulai dari tangan manapun.

b. Tarik nafas dalam – dalam (ketika menarik nafas, hiruplah bersama

rasa harmonis, damai, nyaman, dan kesembuhan).

c. Hembuskan nafas secara perlahan dan lepaskan dengan teratur (ketika

menghembuskan nafas, hembuskanlah secara perlahan sambil melepaskan

semua perasaan negatif dan masalah – masalah yang mengganggu pikiran

dan bayangkan emosi yang mengganggu tersebut keluar dari pikiran kita).

d. Rasakan getaran atau rasa sakit keluar dari setiap ujung jari – jari

tangan.

1) Sekarang pikirkan perasaan – perasaan yang nyaman dan damai,

sehingga hanya fokus pada perasaan yang nyaman dan damai saja.

2) Lakukan cara diatas beberapa kali pada setiap jari tangan yang lain.

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi skala nyeri wong

bekker.
DAFTAR PUSTAKA

Ma’rifah, AR., Handayani, RN., & Dewi P. 2015. Efektivitas Relaksasi

Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea di RSUD Prof.Dr. Margono Soekardjo

Purwokerto. Artikel Penelitian STIKes Harapan Bangsa Purwokerto.

Nurarif, Huda A., & Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan

berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC_NOC. Yogyakarta :

Mediaction

Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha

Medika

Pawatte, I., Pali, C., Opod, H. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada

Ibu Pre Sectio Caesarea di RSIA Kasih Ibu dan RSUP. Prof. Dr. D

Kandou Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, vol. 1,

no. 3

Pinandita, I., Purwanti, E,. & Utoyo,B. 2012. Pengaruh Teknik

Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada

Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal Ilmiah Kesehatan

Keperawatan. Vol 8. No 1

Ramadina,S., Utami, S., & Jumaini. 2014. Efektifitas Teknik Relaksasi

Genggam Jari dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Dismenore.

Artikel Penelitian Keperawatan Universitas Riau

Sari, Kurnia D R & Maliya, Arina. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi


Genggam Jari Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre

Operasi Sectio Caesarea. Artikel Penelitian Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC

Wilkinson, M, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Yusuf, Ah. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

SalembaMedika
PROSEDUR PENATALAKSAAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI

A. Duduk atau baring dengan tenang

B. Genggam tiap jari, mulai dari ibu jari sampai dengan jari kelingking selama

2 – 5 menit. Dapat dimulai dari tangan manapun.

C. Tarik nafas dalam – dalam (ketika menarik nafas, hiruplah bersama rasa

harmonis, damai, nyaman, dan kesembuhan).

D. Hembuskan nafas secara perlahan dan lepaskan dengan teratur (ketika

menghembuskan nafas, hembuskanlah secara perlahan sambil melepaskan

semua perasaan negatif dan masalah – masalah yang mengganggu pikiran

dan bayangkan emosi yang mengganggu tersebut keluar dari pikiran kita).

E. Rasakan getaran atau rasa sakit keluar dari setiap ujung jari – jari

tangan.

F. Sekarang pikirkan perasaan – perasaan yang nyaman dan damai, sehingga

hanya fokus pada perasaan yang nyaman dan damai saja.

G. Lakukan cara diatas beberapa kali pada setiap jari tangan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai