BAB 1
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Pada kesempatan ini mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang ada di
bangku perkuliahan selama proses pembelajaran dengan praktik yang ada di PT.
GMF AeroAsia Tbk.
Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan
maksud untuk meningkatkan keahlian dan pengalaman serta mendapat gambaran
tentang dunia kerja.
2
Laporan Praktek Kerja Lapangan
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
Titik awal dimulainya sejarah dunia penerbangan Indonesia adalah pada tanggal
26 Januari 1949, dimana pesawat Dakota dengan nomor penerbangan RI-001 yang
bernama “Seulawah” yang mana pada tanggal tersebut adalah penerbangan pertamanya.
Perusahan penerbangan tersebut menjadi perusahaan pertama yang membawa bendera
Negara Republik Indonesia yang terbang mengudara. Pesawat tersebut diperuntukan
sebagai pesawat Kepresidenan Negara Indonesia yang pada waktu itu presiden yang
menjabat adalah Ir. Soekarno. Pesawat tersebut didapat dari sumbangan masyarakat
Aceh dan nama “Seulawah” diambil dari nama gunung yang ada di Provinsi Aceh.
Peristiwa tersebut menjadi cikal bakal sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia
Airways yang baru beroperasi pada tanggal 1 Maret 1950. Garuda Indonesia Airways
dalam pengoperasianya memiliki divisi-divisi yang menyokong kehidupan penerbangan
dan Salah satunya adalah Divisi Teknik. Divisi ini menangani perawatan dan perbaikan
pesawat terbang milik Garuda secara eksklusif dan itu menjadi keuntungan tersendiri
bagi perusahaan tersebut. Karena dengan adanya Divisi Teknik maka Cost yang
dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan akan lebih rendah dan keuntungan yang lain
adalah menyediakan lapangan pekerjaan yang memberikan dampak sangat positif bagi
Masyarakat Indonesia.
Sesuai dengan rencana induk Garuda Indonesia 2002-2006 yang telah disetujui
kementrian BUMN, maka pada 19 Agustus 2002, Garuda Indonesia melakukan
pelepasan (spin off) terdapat Divisi Teknik perawatan dan perbaikan pesawatnya dan
melembagakanya sebagai perusahan mandiri dengan nama PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia Tbk atau disingkat dengan GMF AeroAsia Tbk.
PT. GMF AeroAsia Tbk didirikan berdasarkan Akta No. 93 tanggal 26 April
2002 dari Notaris Arry Supratno, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-
11688 HT.01.01.TH.2002 tanggal 25 Juni 2002, serta diumumkan dalam berita Negara
Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2002, tambahan No. 11677.
4
Laporan Praktek Kerja Lapangan
5
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Hingga akhir tahun 2015, PT. GMF Aeroasia Tbk telah memiliki serifikasi
(approval) dari 24 authority berbagai negara untuk melaksanakan maintenance pesawat
(Approval Maintenance Organization.145). Sedangkan untuk mengadakan pelatihan
maintenance pesawat. PT. GMF Aeroasia Tbk telah mendapatka sertifikat dari empat
authority, yaitu dari DGCA Indonesia, EASA, CAMA yemen, dan CAA Pakistan.
Disamping itu, GMF AeroAsia Tbk telah menyelesaikan dan meresmikan
Hangar 4 yang merupakan hangar Narrow Body terbesar di Dunia, serta langsung
dioperasikannya hangar tersebut yang berkapasitas 16 Line pesawat, dimana 1 Line
didedikasikan untuk Hangar Painting. Dioperasikannya Hangar 4 ini merupakan dalam
mengembangkan kapasitas perawatan pesawat sesuai dengan tuntutan bisinis
perusahaan.
PT. GMF AeroAsia Tbk terletak diatas lahan seluas 115 hektar yang berada di
kawasan Bandara Soekarno Hatta, dengan luas keseluruhan yang meliputi fasilitas
Hangar, Workshop, Engine cell, Apron, Taxy Ways, Run Up Bay, Pertamanan,
Perkantoran, Central Store, Engine Shop, Gedung Manajemen dan Pusat Olahraga.
Fasilitas lainya yang dimiliki PT. GMF AeroAsia adalah gudang penyimpanan untuk
6
Laporan Praktek Kerja Lapangan
material, mesin-mesin dan gedung Utility sebagai penyedia tenaga listrik dan Air
Conditioning untuk semua unit bangunan, gedung khusus penyimpanan bahan bakar
dan lahan parkir.
Disamping lahan yang sangat luas, PT.GMF AeroAsia Tbk juga memiliki
sumber daya manusia yang berasal dari lembaga dan perguruan tinggi. Penandatangan
kerja sama juga dilakukan PT. GMF AeroAsia Tbk dengan 5 Politeknik Negeri yaitu
Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Sriwijaya (Palembang), Politeknik Negeri
Malang, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Medan dan 2 perguruan tinggi
salah satunya adalah STTA Yogyakarta dibawah YASAU (Yayasan Adi Upaya) binaan
TNI AU sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknisi. Kerjasama dilakukan
untuk pelaksanaan Training Basic Aircraft Maintenance program Diploma.
2.2.1 Visi
Top 10 MROs In The World
2.2.2 Misi
2.2.3 Values
a. Concern for people
b. Integrity
c. Professional
d. Teamwork
e. Customer Focused
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
7
Laporan Praktek Kerja Lapangan
GMF mempunyai 1 Chief Executve Officer (CEO) – Direktur Utama dan membawahi 4
Executive Vice President (EVP) yaitu:
1. EVP Finance
2. EVP Line Operation
3. EVP Base Operation
4. EVP HC & Corporate Affairs
8
Laporan Praktek Kerja Lapangan
1. Line Maintenance
2. Base Maintenance
3. Component Services
4. Engineering Services
5. Material Services
6. Learning Center
7. SBU GMF Engine Maintenance
8. SBU GMF Power Services
A. Kegiatan Utama
B. Kegiatan Lainya
Detail uraian produk dan jasa GMF dapat dijelaskan sebagai berikut:
9
Laporan Praktek Kerja Lapangan
a. Line Maintenance
PT. GMF AeroAsia Tbk memberikan jasa Line Maintenance untuk
penerbangan Domestik dan Internasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta,
Cengkareng,Banten. Line Maintenance menangani perawatan pesawat seperti
Pre-flighCheck, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan
200 jam terbang), serta berbagai jenis perawatan lainya. Selain dapat melakukan
perawatan ringan pada pesawat seri B737, B747, B777, A320, A330, CRJ1000
dan ATR72, Line Maintenace juga menangani layanan Overnight Transit dan
Emergency AOG (Aircraft On Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control
Center) pada Line Maintenance juga bertujuan untuk megurangi perawatan yang
tidak terjadwal dan keterlambatan teknis.
10
Laporan Praktek Kerja Lapangan
d. Base Maintenance
Dengan fasilitas tiga hangar, Base Maintenance mampu melakukan
heavy check rutin, modifikasi besar, pengecetan eksterior pesawat hingga
finishing dekoratif, modifikasi, perbaikan struktur besar, serta perawatan dan
overhaul besar. Jenis pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DKPPU,
FAA, EASA, dan otoritas penerbangan negara lain adalah pesawat seri
A319/A320, A330, B737-300/400/500/700/800, B747-100/200/300/400, B777,
CRJ1000, dan ATR72. Base Maintenance bekerja pada hangar yang luas,
yangdapat menampung pesawat berbadan lebar (wide body) di hangar 1 dan 3
serta mampu melakukan perawatan 15 pesawat berbadan kecil (narrow body) di
hangar 4 secara bersamaan. Kapasitas ini akan terus tumbuh seiring
perkembangan hangar GMF di masa mendatang.
e. Interior Service
Interior Services memberikan jasa perawatan interior pesawat dan
pendukungnya. Jasa yang ditawarkan diantaranya Cabin Interior Services
meliputi cabin recondition, refurbishment, reconfiguration, dan modification.
Cabin interior part supply meliputi supply spare kit maupun single part, serta
cabin interior part manufacturing & testing meliputi pembuatan PMA/OOP
(Owner/Operated Produced) part melalui proses DOA.
f. Component Services
11
Laporan Praktek Kerja Lapangan
g. Material Services
h. Engine Maintenance
i. Engineering Services
12
Laporan Praktek Kerja Lapangan
j. Logistic Services
l. Learning Services
13
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Power Service
Power Services bergerak di bidang jasa perawatan mesin untuk sektor non
penerbangan, yaitu perawatan overhaul mesin turbin gas untuk industri.
Kegiatan usahayang dilakukan mencakup :
1. Perbaikan, modifikasi, dan overhaul mesin turbin gas industri maupun aero
derivatives
2. Perbaikan dan renovasi komponen turbin gas komponen
3. Jasa pembangkitan listrik di generator utama serta perbaikan & over haul
transformer dan motor rewinding base
4. Kontrol & proteksi mesin, generator, dan motor
5. Analisis kinerja & pelayanan engineering dari mesin electrical rotary dan
power plant.
2.6.1 Hangar
a. Hangar 1
14
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Hangar ini diselesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk heavy
maintenance untuk pesawat wide body atau pesawatberbadan besar
seperti B747-200/400 dan B777 dengan luas 22.000 m². Alat dan
kelengkapan pendukungnya meliputi purposse-built scaffol.
Gambar 2.6.1.aHangar 1
b. Hangar 2
Gambar 2.6.1.bHangar 2
c. Hangar 3
15
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Hangar ini dipergunakan untuk melakukan perawatan pesawat jenis Airbus A330 Series
dengan jenis perawatan untuk perawatan berat atau heavy maintenance. Hangar ini
memiliki area seluas 23.000 m². berkapasitas 3 pesawat airbus 330
Gambar 2.6.1.cHangar 3
d. Hangar 4
Sama dengan hangar 1 dan hangar 3, hangar 4 juga dipergunakan untuk heavy
maintenance. Pada hangar ini hanya menangani jenis pesawat berbadan kecil (narrow
body) dengan kapasitas mampu menampung 16 pesawat sekaligus dan 1 dari 16 line
diperuntukan untuk pengerjaan painting. Hanggar ini dipergunakan untuk melakukan
perawatan pesawat jenis B737 Series, A311, A318, A320, ATR, A321. Hangar ini
memiliki area seluas 67.000 m².
16
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Gambar 2.6.1.dHangar 4
Pengoperasian pertama kali pada tahun 1994, diperuntukan untuk overhaul engine
SPEY, JT8D, JT9D-7Q, CF680C2, APU dan CFM56-3B1/3C1.
Bangunan ini pergunakan untuk pengetesan tidak semua jenis engine pesawat termasuk
APU. Bangunan ini mampu memfasilitasi pengetesan sampai mencapai 450 KN
17
Laporan Praktek Kerja Lapangan
(100.000 lb) thrust, yang diselesaikan pada tahun 1989. Peralatanya meliputisistem
kontrol untuk semua tipe engine dan APU. Engine yang telah diuji pada engine test cell
antara lain SPEY, MK555-15H, CF6-80C2, CFM56-3B1, JT8D-9D, JT9D-59/7Q,
GTCP36-4A, GTC85-98D dan GTCP 700.
1. Work Shop 1
Bangunan ini memiliki luas area 10.785 m². dipergunakan untuk reparasi dan overhaul
dari berbagai macam komponen besar. Terdapat juga sheet-metal work shop yang
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dan melakukan overhaul untuk komponen
seperti B747s, B737s, B777s, A320s,A330s, CRJ1000s dan juga flight control,
radardomes galleys, engine pylons, cowling dan thrust reverse, door dan balancing .
Selain itu terdapat pula area untuk servis dan overhaul brakes, tires undercarriage,
upholstery,sheet, karpet cutteing dan panel seperti terdapat pada paint shop,bagian pusat
perbaikan dan cleaning area.Machining shoppada work shop ini memiliki
peralatankomputer yang dioperasikan secara horizontal, milling turntable, dua buah
horisontal turning latches, grinding for rotary surface, tool, and cutter universal &
internal grinding, radial, coulumb and bench drilling machine, machine for universal
milling, sharping hydrolic pressing, production cut-off, metal cutting band sawing, and
pantograph, surface plate and stand, pedestal grinder and vices.
18
Laporan Praktek Kerja Lapangan
2. Work Shop 2
Bangunan ini mempunyai luas 11.814 m², digunakan untuk melayani peralatan
komunikasi, navigasi dan elektronik. Instrumen Elektronik Radio dan Avionik (IERA)
Shop mencakup reparasi overhaul dan pengetesan instrumen penerbangan, gyros,
peralatan navigasi dan komunikasi, radar cuaca dan autopilot untuk beracam-macam
tipe pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada pesawat
A330s, B747s, A320s, B777s dan lain-lain.
Pada work shop ini juga dilengkapi dengan peralatan tes otomatis yang disebut ATEC
5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan komputer. Work shop ini juga
memiliki electrical mechanical and oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan pnumatic
dan hydraulic, fuel flow, pompa tekanan bahan bakar dan oli. Peralatan pengetesan
mencakup DSD teststand, engine fuel component, mesin pengetes hidrolik,
overhaulkomponen elektrik, peralatan oksigen, dan emergencyslide.
Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama yang diperlukan
sebagai electric power source seperti generator dan transformator. Bangunan ini
mempunyai luas area 1.215 m².
Daftar pelanggan luar negeri (Internasional) yang mana terdapat beberapa maskapai
diantaranya :
19
Laporan Praktek Kerja Lapangan
1. AIR CINA
2. AIR QUARIUS
3. BIMAN
4. IRAN AIR
5. IRAN ASSEMAN AIRLINES
6. JAPAN AIRLINES
7. JETWING AIRLINES
8. KLM
9. LOGISTIC AIR
10. LUFTHANSA
11. NAT AVIATION
12. PAKISTAN INT’L AIRLINES
13. PB AIR
14. PHOENIX AIRLINES
15. REGION AIR ALPHA
16. SAHARA AIRLINES
17. SAUDI AIRLINES
18. YEMENIA AIRLINES
1. GARUDA INDONESIA
2. AIR ASIA
3. CITILINK
4. CARDIG AIR
5. LION AIR
6. NAM AIR
7. SRIWIJAYA AIR
8. REPUBLIC EXPRESS AIRLINES
20
Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.8.1 Penghargaan
a. Juara 3 Annual Report Award 2014 kategori Perusahaan Private Non Keuangan
Non Listed
b. Peringkat 11 dalam Top 100 Communication Materials dalam Spotlight Award
2015 untuk Annual Report 2014
c. Peringkat 98 dalam Top 100 Communication Materials dalam Spotlight award
2015 untuk Sustainability Report 2014
d. Peringkat 7 Top 50 Annual Report Worldwide dalam Vision Award 2014/15
2.1.1 Sertifikasi
Dalam dunia usaha bidang jasa perawatan pesawat terbang, standarisasi yang
dikeluarkan oleh badan-badan yang berwenang menjadi hal yang wajib dipenuhi.
Dengan terpenuhinya standarisasi yang telah ada, maka sebuah perusahaan pun dapat
beroperasasi sebagai mana mestinya. Indonesia DGAC Granted Repair Stration
memberikan pengakuan kepada GMF serta pengakuan dari standarisasi Amerika
Serikat, Eropa, Singapura, Thailand, Pakistan, Nigeria, Banglades dan beberapa negara
lainya.
21
Laporan Praktek Kerja Lapangan
BADAN
No SERTIFIKAT EXPIRED
SERTIFIKASI
22
Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB 3
JURNAL KEGIATAN
23
Laporan Praktek Kerja Lapangan
24
Laporan Praktek Kerja Lapangan
25
Laporan Praktek Kerja Lapangan
RH wing track
51 Sabtu 23 maret 2019 Libur
52 Minggu 24 maret 2019 Libur
53 Senin 25 maert 2019
54 Selasa 26 maret 2019
55 Rabu 27 maret 2019
56 Kamis 28 maret 2019
57 Jumat 29 maret 2019
26
Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB 4
PEMBAHASAN
AILERON
Ailerons melekat pada trailing edge (tepi belakang sebelah sisi luar) setiap sayap dan
bergerak dalam arah yang berlawanan dari satu sama lain. Ailerons dihubungkan
dengan kabel, bellcranks, katrol dan / atau push-pull tabung untuk kontrol roda atau
tongkat kontrol (control stick/ control couloumn).
Menggerakkan tongkat kendali ke kiri menyebabkan aileron kanan deflek ke bawah dan
aileron kiri deflek ke atas. Defleksi ke bawah dari aileron kanan ini meningkatkan
kecembungan wing (wing camber),mengakibatkan gaya angkat (lift) meningkat di sayap
kanan. Dan defleksi ke atasdari aileron kiri menurunkan kecembungan wing (wing
camber) mengakibatkan penurunan gaya angkat (lift) di sayap kiri. Dengan peningkatan
gaya angkat (lift) di sayap kanan dan menurun gaya angkat (lift) di sayap kiri
menyebabkan pesawat rolling ke kiri.
Kali ini saya akan membahas mengenai sistem kontrol kemudi terbang pada pesawat
terbang atau Flight Control System.terutama dibagian AILERON
Flight Control System digunakanuntuk mengontrol efek gaya (force) terhadap pesawat
terbang, arah(direction) terbangdan sikap (attitude) pesawat terbang.
Perlu dicatat bahwa sistem kontrol kemudi terbang dan karakteristiknyadapat bervariasi
tergantung pada jenispesawat terbang.
Kebanyakan desaindasar dari sistem kontrol kemudi terbang adalah mekanikal.
Sistem operasinya dengan menggabungkan bagian mekanikal seperti batang poros
(rods), kabel (cables), katrol (pulleys),
27
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Dan rantai (chains) untuk meneruskan gaya dari kolom kontrol (control couloumn)
terbang ke perangkat kontrol pesawat.
Mekanikal sistem kontrol saat ini masih digunakan pada pesawat-pesawat kecil
dan kategori pesawat olahraga di mana gaya aerodinamika tidak terlaluberlebihan.
28
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa ada 3 hal yang bisa dilakukan oleh primary
control surface diantaranya adalah :
Sistem kontrol pesawat dirancang untuk memberikan respon yang memadai untuk input
kontrol yang memungkinkan terasa alami. Pada kecepatan yang sangat rendah, kontrol
biasanya terasa lembut dan lamban, dan pesawat reaksinya lamban untuk mengontrol.
Pada kecepatan yang sangat tinggi, kontrol menjadi semakin kuat dan respon pesawat
lebih cepat.
29
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Gerakan salah satu dari tiga kontrol kemudi terbang utama atau flight control surfaces
(ailerons, elevators atau rudder), mengubah aliran udara dan tekanan distribusi atas dan
di sekitar airfoil. Perubahan ini mempengaruhi gaya angkat (lift)dan gaya hambat (drag)
yang dihasilkan oleh kombinasi dari airfoil / kontrol kemudi, dan memungkinkan pilot
dapat mengontrol pesawat pada ketiga sumbu rotasinya.
Yaitu untuk roll dan bisa juga membantu bagian flight kontrol primary lainya
Aileron adalah dua bilah permukaan yang berada di sisi sayap kanan dan di sisi sayap
kiri. Penempatan aileron berada di trailing edge sayap pesawat. Fungsi dari aileron
adalah untuk gerak pesawat miring kiri dan miring kanan (Rolling) terhadap sumbu
longitudinal axis. Untuk mengontrol gerak aileron menggunakan control stick. Cara
kerja, jika pesawat ingin rolling ke kanan, maka pilot akan menggerakkan control stick
ke kanan dan aileron sebelah kanan mengangkat ke atas dan yang kiri mengarah ke
bawah. Tetapi sudut gerak ke atas dan ke bawah berbeda, jika ke atas 20°, maka yang ke
bawah hanya setengahnya saja yaitu 10° dan gerak tersebut disebut differential.
Fungsi dari sudut differential yang permukaan aileron ke atas lebih besar sudutnya
daripada sudut yang permukaan aileron bergerak kebawah supaya permukaan aileron
yang bergerak ke bawah tidak menghasilkan drag. Contohnya jika pesawat rolling ke
kanan namun beloknya berlawanan ke arah kanan akibatnya sudut yang permukaan
aileron yang kebawah sama dengan yang ke atas.
Pemasangan aileron terletak pada trailing edge masing-masing dekat wing tip. Bila
30
Laporan Praktek Kerja Lapangan
dikehendaki pesawat miring ke kiri, maka control wheel digerakkan ke kiri maka
aileron kiri naik ke atas (secara otomatis aileron kanan ke bawah), maka akan miring ke
kiri , ia berguling pada sumbu longitudinal.
Ketika salah satu aileron turun ke bawah dan aileron lain naik ke atas maka drag yang
terjadi pada aileron turun ke bawah lebih besar daripada drag yang terjadi pada aileron
yang naik ke atas.
Gerakan berguling pada sumbu horizontal yang dikontrol oleh aileron disebut rolling.
Ketika salah satu aileron turun ke bawah dan aileron yang lainnya naik ke atas maka
drag yang terjadi pada aileron yang turun ke bawah lebih besar daripada drag yang
terjadi pada aileron yang naik ke atas. Hal ini akan menimbulkan kecenderungan nose
pesawat bergeser ke samping, kearah aileron yang turun ke bawah.
Kecenderungan bergeser arah pesawat sebagai akibat dari pergerakkan aileron ini
disebut “Adverse Yaw”. Untuk mengatasi adverse yaw dibuat sudut bukaan aileron ke
atas lebih besar daripada sudut bukaan kebawah.
31
Laporan Praktek Kerja Lapangan
32
Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Fungsi utama flight kontrol Ailerons adalah untuk roll kiri kana
dan mengontrol gerakan Rolling (berguling) pada sumbu longitudinal (longitudinal
axis) Pada saat pesawat ingin memanufer
5.2.SARAN
Pemeriksaan atau check dibagian flight control khusunya bagian hidrauliknya dan
bagian kabel kabelnya yg berhubungan dengan komponen flight control itu sangat
harus diperhatikan karena bagian pesawat ini sangat penting dan sangat mendukung
untuk pergerakaan pesawat di saat mengudara agar bisa beroperasi dengan baik
sehingga pesawat jauh dari bahaya.
33
Laporan Praktek Kerja Lapangan
DAFTAR PUSTAKA
.*Tri adi prasetya web. flight control surface ,agustus 14, 2012.
34