Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan tujuan pendidikan Universitas Suryadarma, yaitu


mengembangkan sumber daya manusia yang profesional untuk pembentukan
kompetisi dalam menangani segala pekerjaan dalam bidangnya khususnya
dibidang teknik penerbangan program strata 1 dimana mengkhususkan agar para
mahasiswa mempunyai keterampilan dan persiapan untuk memasuki dunia
kerja. Melihat kondisi zaman yang semakin berkembang, serta kemajuan
teknologi nampak opsi menggunakan transportasi udara menjadi sangat ideal.
tak bisa memungkiri banyak pendapat mengatakan efisien menjadi hal paling
utama dalam melakukan sebuah aktifitas. Menggunakan transportasi udara
terbilang mempunyai segudang bentuk “Efisiensi” tersebut, kita sebut saja
waktu yang paling utama masyarakat lebih sering menggunakan moda
transportasi udara. Kemudian kemampuan memangkas jarak perjalanan juga
menjadi hal penting lainnya dalam menggunakan transportasi udara. Dunia
penerbangan modern ini menjadi sangat penting ketika masyarakat lebih
mengutamakan efektifitas dalam beraktifitas, mengesampingkan soal status
biaya yang akan mereka keluarkan untuk menggunakan jasa penerbangan dalam
aktifitas mereka, tetapi keuntungan yang di peroleh dengan menggunakan moda
transportasi udara lebih terasa ketimbang moda transportasi laut maupun darat.
Kenyamanan dan singkatnya waktu menjadi pilihan utama masyarakat
Indonesia maupun dunia menggunakan moda transportasi udara saat ini.
Kecanggihan teknologi zaman sekarang juga diaplikasikan dalam pesawat,
seperti pesawat Airbus 330-200 adalah sebuah pesawat terbang jet sipil besar
bermesin ganda (twinjet) jarak menengah dibuat oleh Airbus memiliki
jangkauan 5.000 sampai 13.430 kilometer dapat menampung hingga 335
penumpang dalam tata ruang kelas dua atau membawa 70 ton barang
(154.000lb) penerbangan pertama pesawat Airbus 330 pada 2 november 1992 .

1
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pada kesempatan ini mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang ada di
bangku perkuliahan selama proses pembelajaran dengan praktik yang ada di PT.
GMF AeroAsia Tbk.
Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan
maksud untuk meningkatkan keahlian dan pengalaman serta mendapat gambaran
tentang dunia kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui sistem flight control AILERON dan cara perawatannya
pada pesawat Airbus 330-200
2. Dapat mempraktekan ilmu yang berhubungan dengan jurusan yang telah
diikuti yaitu Teknik Penerbangan.
3. Memenuhi syarat 2 sks kerja praktek.
4. Menambah relasi pada elemen-elemen yang bersangkutan.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun dari kegiatan kerja praktek di PT.GMF AeroAsia ini tentunya
mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Mendapatkan Kesempatan untuk berkonstribusi secara langsung dalam dunia
kerja.
2. Sebagai wadah untuk mempraktekan ilmu yang telah didapatkan di dunia
perkuliahan.
3. Dapat menimbulkan perilaku-perilaku positif dalam dunia kerja.
4. Memperkenalkan suasana dunia kerja pada mahasiswa.
5. Membantu berpikir secara kritis tentang permasalahan di dunia kerja.
6. Melatih kerja sama, komunikasi, dan perilaku di dunia kerja.
7. Menjelaskan fungsi kegunaan pada sistem AILERON pada pesawat Airbus
330-200

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

2
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di salah satu perusahaan perawatan


pesawat terbang terbesar di Asia, yakni PT. GMF AeroAsia Tbk, yang berlokasi
di komplek Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Praktik
Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, mulai 1
Februari 2019 sampai 29 maret 2019 di unit TBW LINE 1

1.5 Metode Penyusunan Laporan


Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini, metode pelaksanaan tugas pada Praktek Kerja
Lapangan ini adalah:
1. Observasi
Dilakukan dengan cara ikut terlibat dalam proses maintenance radar dengan
memperhatikan setiap komponen yang dianggap bermasalah.
2. Studi Literatur
Dengan membaca materi dari Component Maintenance Manual (CMM), dan
berbagai bahan materi yang didapatkan dari sumber yang tepercaya.
3. Diskusi
Agar dapat bekerja secara benar dan tentunya juga mendapatkan
pengetahuan maka dilakukan diskusi atau pengajuan pertanyaan kepada
pembimbing lapangan.

3
Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. GMF Aeroasia Tbk.

Titik awal dimulainya sejarah dunia penerbangan Indonesia adalah pada tanggal
26 Januari 1949, dimana pesawat Dakota dengan nomor penerbangan RI-001 yang
bernama “Seulawah” yang mana pada tanggal tersebut adalah penerbangan pertamanya.
Perusahan penerbangan tersebut menjadi perusahaan pertama yang membawa bendera
Negara Republik Indonesia yang terbang mengudara. Pesawat tersebut diperuntukan
sebagai pesawat Kepresidenan Negara Indonesia yang pada waktu itu presiden yang
menjabat adalah Ir. Soekarno. Pesawat tersebut didapat dari sumbangan masyarakat
Aceh dan nama “Seulawah” diambil dari nama gunung yang ada di Provinsi Aceh.
Peristiwa tersebut menjadi cikal bakal sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia
Airways yang baru beroperasi pada tanggal 1 Maret 1950. Garuda Indonesia Airways
dalam pengoperasianya memiliki divisi-divisi yang menyokong kehidupan penerbangan
dan Salah satunya adalah Divisi Teknik. Divisi ini menangani perawatan dan perbaikan
pesawat terbang milik Garuda secara eksklusif dan itu menjadi keuntungan tersendiri
bagi perusahaan tersebut. Karena dengan adanya Divisi Teknik maka Cost yang
dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan akan lebih rendah dan keuntungan yang lain
adalah menyediakan lapangan pekerjaan yang memberikan dampak sangat positif bagi
Masyarakat Indonesia.
Sesuai dengan rencana induk Garuda Indonesia 2002-2006 yang telah disetujui
kementrian BUMN, maka pada 19 Agustus 2002, Garuda Indonesia melakukan
pelepasan (spin off) terdapat Divisi Teknik perawatan dan perbaikan pesawatnya dan
melembagakanya sebagai perusahan mandiri dengan nama PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia Tbk atau disingkat dengan GMF AeroAsia Tbk.
PT. GMF AeroAsia Tbk didirikan berdasarkan Akta No. 93 tanggal 26 April
2002 dari Notaris Arry Supratno, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-
11688 HT.01.01.TH.2002 tanggal 25 Juni 2002, serta diumumkan dalam berita Negara
Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2002, tambahan No. 11677.

4
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.


387/KMK.04/2002 tanggal 30 Agustus 2002 menetapkan kawasan berikat dan
pemberian persetujuan penyelenggaraan kawasan berikat merangkap pengusaha di
kawasan berikat kepada pengusaha.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
perusahaan adalah bidang jasa perawatan pesawat terbang, perawatan komponen dan
kalibrasi, perawatan engine, pembuatan dan perawatan sarana pendukung dan jasa
engineering.
Perusahaan beroperasi secara komersial mulai pada tanggal 1 Agustus 2002.
Dengan alamat perusahaan di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Bandara Soekarno
Hatta, Cengkareng, Tangerang dengan jumlah karyawan perusahaan pada tahun 2015
sebanyak 3.607, dimana mengalami peningkatan 8,78% dibandingkan tahun 2014
sebanyak 3.315 karyawan. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya rekrutmen
untuk memenuhi perkembangan bisnis GMF AeroAsia Tbk.
Dengan telah diresmikanya sebagai lembaga usaha yang mandiri maka pada
bulan agustus 2002 yang lalu, PT. GMF AeroAsia Tbk melaksanakan penandatanganan
kerjasama dengan PT. Garuda Indonesia dengan pelaksanaan perawatan pesawat secara
total. penandatanganan tersebut merupakan momentum sekaligus menandai dimulainya
babak baru dari rangkaian kegiatan dalam proses pembentukan Strategis Bussines Unit
GMF menjadi salah satu anak perusahaan PT. Garuda Indonesia yaitu PT. GMF
AeroAsia Tbk.
Bisnis untama PT. GMF Aeroasia Tbk adalah penyediaan jasa perwatan dan
perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa
pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis mantenance, repair
and overhaul (MRO). GMF mampu melakukan perawatan dan perbaikan pesawat
terbang mulai dari perawatan Line Maintenance sampai Overhaul, perawatan dan
perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan Cabin Refurbishment. Tahun
2003. PT. GMF Aeroasia melakukan ekspansi bisnis ke dalam bisnis modifikasi
pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat PT. GMF Aeroasia menjadi salah satu
perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat
dengan teknologi tinggi. Pada tahun 2012 PT. GMF Aeroasia Tbk mulai memberikan
jasa perawatan Industrial Gas Turbin Engine (IGTE) serta perawatan Industrial

5
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Generator Overhaul yang menjadi sumber pandapatan baru serta melakukan


pembukuan dengan bahasa inggris dengan mata uang Dollar Amerika Serikat (USD)
serta mendapat dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2013, PT. GMF
Aeroasia Tbk terus melakukan pengembangan usaha dengan melakukan penambahan 2
bidang usaha baru yaitu SBU Engine Maintenance dan SBU IGTE serta pembangunan
hangar 4. Adapun pada tahun 2014 pencapaian penting PT. GMF Aeroasia Tbk
ditunjukan dengan implementasi SWIFT IT-MRO, beroperasinya airbus remote
training centre dan juara ke tiga anual report award (ARA) 2014 untuk kategori private
non- keuangan Non-listed.
Pertumbuhan pasar perawatan pesawat asia pasifik semakin menjanjikan di masa
mendatang, posisi kedua di bawah Amerika Utara, fasilitas GMF AeroAsia Tbk terdiri
dari 4 hangar yang digunakan untuk perawatan pesawat mulai dari A-check hingga
overhaul, serta memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti Spare Parts Store, Engine
& Components Workshops, Test Cell, Utility Buildings, Ground Support Equipments,
Chemical Storage dan Water Waste Treatment Facility.

Hingga akhir tahun 2015, PT. GMF Aeroasia Tbk telah memiliki serifikasi
(approval) dari 24 authority berbagai negara untuk melaksanakan maintenance pesawat
(Approval Maintenance Organization.145). Sedangkan untuk mengadakan pelatihan
maintenance pesawat. PT. GMF Aeroasia Tbk telah mendapatka sertifikat dari empat
authority, yaitu dari DGCA Indonesia, EASA, CAMA yemen, dan CAA Pakistan.
Disamping itu, GMF AeroAsia Tbk telah menyelesaikan dan meresmikan
Hangar 4 yang merupakan hangar Narrow Body terbesar di Dunia, serta langsung
dioperasikannya hangar tersebut yang berkapasitas 16 Line pesawat, dimana 1 Line
didedikasikan untuk Hangar Painting. Dioperasikannya Hangar 4 ini merupakan dalam
mengembangkan kapasitas perawatan pesawat sesuai dengan tuntutan bisinis
perusahaan.

PT. GMF AeroAsia Tbk terletak diatas lahan seluas 115 hektar yang berada di
kawasan Bandara Soekarno Hatta, dengan luas keseluruhan yang meliputi fasilitas
Hangar, Workshop, Engine cell, Apron, Taxy Ways, Run Up Bay, Pertamanan,
Perkantoran, Central Store, Engine Shop, Gedung Manajemen dan Pusat Olahraga.
Fasilitas lainya yang dimiliki PT. GMF AeroAsia adalah gudang penyimpanan untuk

6
Laporan Praktek Kerja Lapangan

material, mesin-mesin dan gedung Utility sebagai penyedia tenaga listrik dan Air
Conditioning untuk semua unit bangunan, gedung khusus penyimpanan bahan bakar
dan lahan parkir.

Disamping lahan yang sangat luas, PT.GMF AeroAsia Tbk juga memiliki
sumber daya manusia yang berasal dari lembaga dan perguruan tinggi. Penandatangan
kerja sama juga dilakukan PT. GMF AeroAsia Tbk dengan 5 Politeknik Negeri yaitu
Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Sriwijaya (Palembang), Politeknik Negeri
Malang, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Medan dan 2 perguruan tinggi
salah satunya adalah STTA Yogyakarta dibawah YASAU (Yayasan Adi Upaya) binaan
TNI AU sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknisi. Kerjasama dilakukan
untuk pelaksanaan Training Basic Aircraft Maintenance program Diploma.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi
Top 10 MROs In The World

2.2.2 Misi

To provide integrated and reliable aircraft maintenance solution for a


safer sky and scured quality of life of mankind

2.2.3 Values
a. Concern for people
b. Integrity
c. Professional
d. Teamwork
e. Customer Focused
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi di PT. GMF AeroAsia Tbk dipimpin oleh seorang


President Director atau Direktur Utama. Dengan struktur organisasi perusahaan
yang dipakai seperti pada gambar 2.3

7
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.3Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

GMF mempunyai 1 Chief Executve Officer (CEO) – Direktur Utama dan membawahi 4
Executive Vice President (EVP) yaitu:
1. EVP Finance
2. EVP Line Operation
3. EVP Base Operation
4. EVP HC & Corporate Affairs

8
Laporan Praktek Kerja Lapangan

GMF Services terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Line Maintenance
2. Base Maintenance
3. Component Services
4. Engineering Services
5. Material Services
6. Learning Center
7. SBU GMF Engine Maintenance
8. SBU GMF Power Services

2.4 Produk dan Jasa

PT. GMF AeroAsia Tbk terus memposisikan diri sebagai perusahaan


penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat yang terintegrasi dengan
melakukan kegiatan usaha utama dan kegiatan lainya. Area layanan GMF
AeroAsia Tbk tersebar di 40 Kantor Perwakilan domestikdan 5 Kantor
Perwakilan internasional.

Rincian kegiatan utamaGMF AeroAsia Tbk saat ini sebagai berikut :

A. Kegiatan Utama

Terdiri dari Line Maintenance, Base Maintenance, Component


Maintenance, dan Engine Maintenance. Disamping itu, terdapat kegiatan
pelengkap sebagai bagian dari solusi perawatan terpadu (total maintenace
solution), yaitu jasa Engineering, jasa logistik, serta jasa penyediaan &
perawatan Ground Support Equipment (GSE).

B. Kegiatan Lainya

Terdiri dari jasa konsultan dan tenaga profesional, pelatihan dan


penyediaan tenaga ahli dibidang perawatan rangka/ mesin/ komponen pesawat,
dan jasa lainya seperti perawatan industrial Gas Turbine Engine (IGTE).

Detail uraian produk dan jasa GMF dapat dijelaskan sebagai berikut:

9
Laporan Praktek Kerja Lapangan

a. Line Maintenance
PT. GMF AeroAsia Tbk memberikan jasa Line Maintenance untuk
penerbangan Domestik dan Internasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta,
Cengkareng,Banten. Line Maintenance menangani perawatan pesawat seperti
Pre-flighCheck, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan
200 jam terbang), serta berbagai jenis perawatan lainya. Selain dapat melakukan
perawatan ringan pada pesawat seri B737, B747, B777, A320, A330, CRJ1000
dan ATR72, Line Maintenace juga menangani layanan Overnight Transit dan
Emergency AOG (Aircraft On Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control
Center) pada Line Maintenance juga bertujuan untuk megurangi perawatan yang
tidak terjadwal dan keterlambatan teknis.

b. Outstation Line Maintenance


Selain di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, GMF
memberikan jasa Line Maintenance untuk penerbangan domestik dan
internasional yang mencakup 40 area di seluruh Indonesia serta 5 area di seluruh
dunia meliputi Amsterdam, Jeddah, Tokyo, Singapura, dan Sydney. Jasa
perawatan yang diberikan oleh Outstation Line Maintenance sama dengan jasa
perawatan yang diberikan oleh Line Maintenance di Cengkareng.

c. Cabin Maintenance Services

Jasa Cabin Maintenance Services yang di berikan GMF merupakan jasa


perawatan kabin pesawat (termasuk in-flight entertainment) untuk penerbangan
domestik dan internasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng,
Banten. Perawatan kabin dilaksanakan saat Pre-Flight Check, Transit Check,
Daily Check, Monthly Inspection, maupun A Check untuk pesawat seri B737,
B747, B777, A320, A330, CRJ 1000, dan ATR72. Sementara untuk perawatan
kabin pesawat yang berada di luar Cengkareng dikerjakan oleh Outstation Line
Maintenance.

10
Laporan Praktek Kerja Lapangan

d. Base Maintenance
Dengan fasilitas tiga hangar, Base Maintenance mampu melakukan
heavy check rutin, modifikasi besar, pengecetan eksterior pesawat hingga
finishing dekoratif, modifikasi, perbaikan struktur besar, serta perawatan dan
overhaul besar. Jenis pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DKPPU,
FAA, EASA, dan otoritas penerbangan negara lain adalah pesawat seri
A319/A320, A330, B737-300/400/500/700/800, B747-100/200/300/400, B777,
CRJ1000, dan ATR72. Base Maintenance bekerja pada hangar yang luas,
yangdapat menampung pesawat berbadan lebar (wide body) di hangar 1 dan 3
serta mampu melakukan perawatan 15 pesawat berbadan kecil (narrow body) di
hangar 4 secara bersamaan. Kapasitas ini akan terus tumbuh seiring
perkembangan hangar GMF di masa mendatang.

e. Interior Service
Interior Services memberikan jasa perawatan interior pesawat dan
pendukungnya. Jasa yang ditawarkan diantaranya Cabin Interior Services
meliputi cabin recondition, refurbishment, reconfiguration, dan modification.
Cabin interior part supply meliputi supply spare kit maupun single part, serta
cabin interior part manufacturing & testing meliputi pembuatan PMA/OOP
(Owner/Operated Produced) part melalui proses DOA.

f. Component Services

Component Services memliki beberapa Workshop seperti Avionics


Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support
Equipment Workshop, serta Calibration and Non Destructive Test (NDT)
Workshop. Workshop tersebut merupakan fasilitas penting dalamperawatan
komponen untuk pesawat seri B737, B747, A320, A330, B777, CRJ1000, dan
ATR72. Component Maintenance juga memperoleh sertifikasi dari DK-
PPU,FAA, EASA, serta ISO 900. Kapabilitas Unit Component Maintenance
termasuk repair and overhaul untuk instrumen pesawat, kontrol elektronik,
radar, navigasi, flight data recorders, dan gyros.

11
Laporan Praktek Kerja Lapangan

g. Material Services

Material Service menawarkan pelayanan penyediaan sukucadang,


pengelolaan komponen pesawat, pergudangan, penjualan dan pembelian
material, AOG services, serta fasilitas kawasan berikat. Didukung oleh
pelayanan jaringan yang luas, GMF menjaga ketersediaan pasokan
material dalam skala besar dalam mendukung pelayanan yang diberikan
seperti manajemen persediaan, component pooling, parts tradingand loan,
exchange, inventory management, logistic dan distributions, serta AOG
services secara efisien dan hematbiaya.

h. Engine Maintenance

Dengan fasilitas Engine Workshop dan Engine and APUTest Cell,


Engine Maintenance mampu melakukanperawatn mesin pesawat dan Auxillliary
Power Unit (APU) seperti jenis mesin CFM56-3 dan APU GTCP85 yang
terpasang di pesawat seri B737-300/400/500, jenis mesin CFM56-7 dan APU
GTCP131-9B yang terpasang di pesawat seri B737NG, serta jenis APU
GTCP131-9A yang terpasang di pesawat seri A320. Engine Maintenance juga
tengah berencana meningkatkan kapabilitasnya dalam melakukan perawatan
mesin CFM56-5 untuk pesawat seri A320.

i. Engineering Services

Engineering Service memberikan pelayanan programperawatan standar,


modifikasi dan pengontrolanya, reliability control program, pelayanan data
komunikasi daripesawat kedarat, manajemen dan distribusi buku panduan
perawatan pesawat, serta pelayanan jasa tenaga ahli. Sejak tahun 2010, GMF
telah mendapatkan sertifikasi DOA (Design Organization Aproval) dari
DKPPU. PT. GMF AeroAsia Tbk telah menunjukan kemampuanya dalam
menangani modern jet power plants yang dilengkapi dengan fasilitas workshop
yang memadai.

12
Laporan Praktek Kerja Lapangan

j. Logistic Services

Logistic Services menawarkan jasa pengiriman baranguntuk area


pengiriman domestik, ekspor, impor, custombrokerage, packaging,
warehousing, serta AOG services. Layanan one stop logistic services dapat
menjadi pilihan bagi pelanggan yang ingin menggunakan beberapa jasa
sekaligus.

k. Aircraft Support Services

Layanan yang diberikan oleh Aircraft SupportService diantaranya


penyediaan Ground Support Equipment (GSE) secara terpadu baik peralatan
maupunoperatornya, serta perawatan dan repair peralatan GSE. Layanan yang
diberikan oleh Aircraft SupportService diantaranya penyediaan Ground Support
Equipment (GSE) secara terpadu baik peralatan maupunoperatornya, serta
perawatan dan repair peralatan GSE. Aircraft Support Services akan
mengembangkan kapabilitasnya kedalam bisnis manufaktur seperti
HLT,Dollies, Baggage Trolley, Lavatories Cart, Water Services Cart, Thrust
Reverser Stand, APU Stand, Wheel & brake Change Stand, dan lain-lain. Area
pelayanan juga akanditambahkan mencakup seluruh outstation di Indonesia.

l. Learning Services

Untuk memperkuat posisi GMF dalam industri MRO, dikembangkang


kurikulum training bekerja sama dengan industri aviasi kelas dunia dan
beberapa pabrik pesawat Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-Royce, CFMI.
Selain telah memenuhi persyaratan dari FAA dan EASA, GMF Learning
Services juga telah mendapatkan approval dari DKPPU, yaitu AMTO (Aircraft
MaintenanceTraining Organization) dengan sertifikasi CASR 147. Lulusan
GMF Learning Services diharapkan dapat memiliki kompetensi pengetahuan
sekaligus praktek yang komprehensif dalam mendukung MRO dunia.

13
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Power Service

Power Services bergerak di bidang jasa perawatan mesin untuk sektor non
penerbangan, yaitu perawatan overhaul mesin turbin gas untuk industri.
Kegiatan usahayang dilakukan mencakup :

1. Perbaikan, modifikasi, dan overhaul mesin turbin gas industri maupun aero
derivatives
2. Perbaikan dan renovasi komponen turbin gas komponen
3. Jasa pembangkitan listrik di generator utama serta perbaikan & over haul
transformer dan motor rewinding base
4. Kontrol & proteksi mesin, generator, dan motor
5. Analisis kinerja & pelayanan engineering dari mesin electrical rotary dan
power plant.

2.5 Tenaga Kerja (Man Power)


Tenaga kerja yang bekerja di PT. GMF AeroAsia berjumlah 4.300
pegawai ahli dan berpengalaman. Setiap mekanik yang bekerja di PT. GMF
AeroAsia memiliki sertifikat atau license guna menunjang keterampilan dan
keahlian Mekanik dan pekerjaan yang mereka lakukan di setiap bagiannya.

2.6 Fasilitas dan Layout


PT. GMF AeroAsia Tbk menempati lahan seluas 115 ha dengan fasilitas
sebagai berikut:

2.6.1 Hangar

Didalam wilayah GMF terdapat 4 hangar.

a. Hangar 1

14
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Hangar ini diselesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk heavy
maintenance untuk pesawat wide body atau pesawatberbadan besar
seperti B747-200/400 dan B777 dengan luas 22.000 m². Alat dan
kelengkapan pendukungnya meliputi purposse-built scaffol.

Gambar 2.6.1.aHangar 1

b. Hangar 2

Hangar ini digunakan untuk perawatan ringan atau minormaintenance, biasanya


perawatan yang dilakukan ”A” check. semua jenis pesawat seperti B737, B747, A320,
A330, CRJ1000 DAN ATR72. Luasnya mencapai 23.000 m².

Gambar 2.6.1.bHangar 2

c. Hangar 3

15
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Hangar ini dipergunakan untuk melakukan perawatan pesawat jenis Airbus A330 Series
dengan jenis perawatan untuk perawatan berat atau heavy maintenance. Hangar ini
memiliki area seluas 23.000 m². berkapasitas 3 pesawat airbus 330

Gambar 2.6.1.cHangar 3

d. Hangar 4

Sama dengan hangar 1 dan hangar 3, hangar 4 juga dipergunakan untuk heavy
maintenance. Pada hangar ini hanya menangani jenis pesawat berbadan kecil (narrow
body) dengan kapasitas mampu menampung 16 pesawat sekaligus dan 1 dari 16 line
diperuntukan untuk pengerjaan painting. Hanggar ini dipergunakan untuk melakukan
perawatan pesawat jenis B737 Series, A311, A318, A320, ATR, A321. Hangar ini
memiliki area seluas 67.000 m².

16
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.6.1.dHangar 4

Semua hangar dilenglapi dengan:

a. Sistem alarm dan pemadam kebakaran


b. Suplai listrik 400 Hz
c. Penerang hanggar
d. Overhead crane (hanya hanggar 1,3 dan 4)
e. Aircraft docking (hanya hanggar 1,3 dan 4 )
f. Regulated air pressure
g. Aircraft tools and equipment
h. Stock room
i. Air conditioning office areas

2.6.2 Engine Shop

Pengoperasian pertama kali pada tahun 1994, diperuntukan untuk overhaul engine
SPEY, JT8D, JT9D-7Q, CF680C2, APU dan CFM56-3B1/3C1.

2.6.3 Engine Test Cell

Bangunan ini pergunakan untuk pengetesan tidak semua jenis engine pesawat termasuk
APU. Bangunan ini mampu memfasilitasi pengetesan sampai mencapai 450 KN

17
Laporan Praktek Kerja Lapangan

(100.000 lb) thrust, yang diselesaikan pada tahun 1989. Peralatanya meliputisistem
kontrol untuk semua tipe engine dan APU. Engine yang telah diuji pada engine test cell
antara lain SPEY, MK555-15H, CF6-80C2, CFM56-3B1, JT8D-9D, JT9D-59/7Q,
GTCP36-4A, GTC85-98D dan GTCP 700.

Gambar 2.6.3 Engine Test Cell

2.6.4 Workshop Building

1. Work Shop 1

Bangunan ini memiliki luas area 10.785 m². dipergunakan untuk reparasi dan overhaul
dari berbagai macam komponen besar. Terdapat juga sheet-metal work shop yang
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dan melakukan overhaul untuk komponen
seperti B747s, B737s, B777s, A320s,A330s, CRJ1000s dan juga flight control,
radardomes galleys, engine pylons, cowling dan thrust reverse, door dan balancing .
Selain itu terdapat pula area untuk servis dan overhaul brakes, tires undercarriage,
upholstery,sheet, karpet cutteing dan panel seperti terdapat pada paint shop,bagian pusat
perbaikan dan cleaning area.Machining shoppada work shop ini memiliki
peralatankomputer yang dioperasikan secara horizontal, milling turntable, dua buah
horisontal turning latches, grinding for rotary surface, tool, and cutter universal &
internal grinding, radial, coulumb and bench drilling machine, machine for universal
milling, sharping hydrolic pressing, production cut-off, metal cutting band sawing, and
pantograph, surface plate and stand, pedestal grinder and vices.

18
Laporan Praktek Kerja Lapangan

2. Work Shop 2

Bangunan ini mempunyai luas 11.814 m², digunakan untuk melayani peralatan
komunikasi, navigasi dan elektronik. Instrumen Elektronik Radio dan Avionik (IERA)
Shop mencakup reparasi overhaul dan pengetesan instrumen penerbangan, gyros,
peralatan navigasi dan komunikasi, radar cuaca dan autopilot untuk beracam-macam
tipe pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada pesawat
A330s, B747s, A320s, B777s dan lain-lain.

Pada work shop ini juga dilengkapi dengan peralatan tes otomatis yang disebut ATEC
5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan komputer. Work shop ini juga
memiliki electrical mechanical and oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan pnumatic
dan hydraulic, fuel flow, pompa tekanan bahan bakar dan oli. Peralatan pengetesan
mencakup DSD teststand, engine fuel component, mesin pengetes hidrolik,
overhaulkomponen elektrik, peralatan oksigen, dan emergencyslide.

Seluruh work shop dilengkapi dengan :

a. Suplai listrik 400 Hz dan 50 Hz


b. Uninterrupted power supply system for computers and highly sensitive equipment.
c. Crane/hoist system
d. Regulated air pressure
e. Air conditionin
f. Stock rooms

2.6.5 Utility Building

Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama yang diperlukan
sebagai electric power source seperti generator dan transformator. Bangunan ini
mempunyai luas area 1.215 m².

2.7 Daftar Pelanggan PT. GMF AeroAsia Tbk

Daftar pelanggan luar negeri (Internasional) yang mana terdapat beberapa maskapai
diantaranya :

19
Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. AIR CINA
2. AIR QUARIUS
3. BIMAN
4. IRAN AIR
5. IRAN ASSEMAN AIRLINES
6. JAPAN AIRLINES
7. JETWING AIRLINES
8. KLM
9. LOGISTIC AIR
10. LUFTHANSA
11. NAT AVIATION
12. PAKISTAN INT’L AIRLINES
13. PB AIR
14. PHOENIX AIRLINES
15. REGION AIR ALPHA
16. SAHARA AIRLINES
17. SAUDI AIRLINES
18. YEMENIA AIRLINES

Daftar Pelanggan Domestik

1. GARUDA INDONESIA
2. AIR ASIA
3. CITILINK
4. CARDIG AIR
5. LION AIR
6. NAM AIR
7. SRIWIJAYA AIR
8. REPUBLIC EXPRESS AIRLINES

20
Laporan Praktek Kerja Lapangan

2.8 Penghargaan dan Sertifikasi

2.8.1 Penghargaan

a. Juara 3 Annual Report Award 2014 kategori Perusahaan Private Non Keuangan
Non Listed
b. Peringkat 11 dalam Top 100 Communication Materials dalam Spotlight Award
2015 untuk Annual Report 2014
c. Peringkat 98 dalam Top 100 Communication Materials dalam Spotlight award
2015 untuk Sustainability Report 2014
d. Peringkat 7 Top 50 Annual Report Worldwide dalam Vision Award 2014/15

2.8.2 Penghargaan lainnya

a. OHSAS 18001:2007 Pemberi Sucofindo


b. Anggota Korporat Asosiasi Ahli Kesehatan & Keselamatan Kerja Pemberi Asosiasi
Ahli Kesehatan & Keselamatan Kerja
c. SMK3 Pemberi Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi
d. ISO 14001: 2004 / SNI 1914001:2005 Pemberi Sucofindo
e. ISO 17025 Pemberi Komisi Akreditasi Nasional
f. Anggota Aviation Suppliers Association Pemberi Aviation Suppliers Association

2.1.1 Sertifikasi

Dalam dunia usaha bidang jasa perawatan pesawat terbang, standarisasi yang
dikeluarkan oleh badan-badan yang berwenang menjadi hal yang wajib dipenuhi.
Dengan terpenuhinya standarisasi yang telah ada, maka sebuah perusahaan pun dapat
beroperasasi sebagai mana mestinya. Indonesia DGAC Granted Repair Stration
memberikan pengakuan kepada GMF serta pengakuan dari standarisasi Amerika
Serikat, Eropa, Singapura, Thailand, Pakistan, Nigeria, Banglades dan beberapa negara
lainya.

Tabel 2.8.3 Sertifikasi Badan Perusahaan

21
Laporan Praktek Kerja Lapangan

BADAN
No SERTIFIKAT EXPIRED
SERTIFIKASI

1 INDONESIA DGAC 28 September 2019

2 USA FAA 31 October 2019

3 EUROPE EASA Unlimited

4 AUSTRALIA CASA 30 June 2018

5 MALAYSIA DCAM 2 Maret 2018

6 SINGAPORE CAAS 30 June 2018

7 INDIA DGCA 31 December 2020

8 THAILAND DCA 23 January 2020

9 MOLIT KOREA BRAA 25 August 2019

10 NIGERIA CAA 11 April 2018

11 VIETNAM CAAV 30 December 2018


2

12 MYANMAR DCA 31 July 2019


13 CAMBODIA SSCA 21 May 2018
14 IRAQI CAA 02 November 2018
15 BANGLADESH CAA 5 February 2019
16 CHINA CAA 31 December 2019
17 BERMUDA DCA 10 April 2018
18 BELARUS MTCR Date refers to FAA
19 ARMENIA GDCA Date refers to EASA
20 MOLDOVA CAA Date refers to EASA
21 OMAN PACA 21 February 2019
22 GUERNSEY BAILIWICK 11 August 2019
23 PAKISTAN CAA 19 May 2018

22
Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB 3

JURNAL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Pada saat pelaksanaan praktik kerja di PT. GMF AeroAsia Tbk, penulis di
tempatkan di Hanggar 3 base Maintenance di unit TBW. Unit TBW ini melayani
heavy maintenance (perawatan berat) pesawat non Garuda Indonesia seperti
Sriwijaya, Lion Air, Air Asia dan lain-lain. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan di
Hanggar 3 yaitu C-chack dan Overhaul. Bekerja di unit TBW ini terbagi menjadi 2
shift yaitu, shift pagi dan siang dengan jam kerja 8 jam. Tetapi, penulis ditempatkan
hanya pada shift pagi.
Pekerjaan yang dilakukan di unit TBW ini menggunakan jobcard sehingga
mekanik tahu apa yang harus diperbaiki atau dilakukan pada pesawat dan dapat
mempersiapkan tools dan materials yang dibutuhkan untuk perawatan terlebih
dahulu. Proses perawatan ini terjadwal di dalam jobcard. Biasanya sudah terdapat
AMM (Aircraft Maintenance Manuals) dan IPC (Illustrated Part Catalog) untuk
mempermudah dalam melakukan pekerjaan karena dalam maintenance pesawat,
seorang mekanik harus menggunakan AMM.
Dalam pekerjaan yang penulis lakukan di unit TBW selama 2 bulan, penulis
membuat Jurnal kegiatan keseharian di unit TBW. Berikut adalah table jurnal
kegiatan.

3.2 Jurnal Kegiatan

23
Laporan Praktek Kerja Lapangan

No Hari dan Tanggal Kegiatan


1 Jumat 1 februari 2019  Briefing
2 Sabtu 2 februari 2019  Libur
3 Minggu 3 februari 2019  Libur
4 Senin 4 feb ruari 2019  Perkenalan unit
5 Selasa 5 februari 2019  Install landing gear
6 Rabu 6 februari 2019  Install IDG oil coller
7 Kamis 7 februari 2019  Functional check of firex
8 Jumat 8 februari 2019  Inspection of outer wing pylon
9 Sabtu 9 februari 2019  Libur
10 Minggu 10 februari 2019  Libur
11 Senin 11 februari 2019  Close/ re-install acces panels
12 Selasa 12 februari 2019  Inspection wing pylon spigot fitting
13 Rabu 13 februari 2019  Detailed inspection of wear indicator of THS
actuator no back system
14 Kamis 14 februari 2019  Servicing main landing gear
15 Jumat 15 februari 2019  Install aileron panel
16 Sabtu 16 februari 2019  Libur
17 Minggu 17 februari 2019  Libur
18 Senin 18 februari 2019  Detailed inspection of v-clamp exhaust duct
and exhaust dect heat
19 Selasa 19 februari 2019  Remove hinge fitting rib rudder
20 Rabu 20 februari 2019  Remove & instal engine
21 Kamis 21 februari 2019  Replacement of RH igniter plug engine
22 Jumat 22 februari 2019  Closing panel right engine
23 Sabtu 23 februari 2019  Libur
24 Minggu 24 februari 2019  Libur
25 Senin 25 februari 2019  Install RH elevator
26 Selasa 26 februari 2019  General visual inspect of vertical stabilizer
leading edge

24
Laporan Praktek Kerja Lapangan

27 Rabu 27 Februari 2019  Remove actuator slat


28 Kamis 28 februari 2019  Install aircycle mesin L/H & RH
29 Jumat 1 maret 2019  (THS) tirmmable horizontal stabilizer check
magnetic chip detector THS
30 Sabtu 2 maret 2019  Detailed inspection of wear indicator of THS
actuator no back
31 Minggu 3 maret 2019  Libur
32 Senin 4 maret 2019  Libur
33 Selasa 5 maret 2019  Replace rubber seal RH wing
34 Rabu 6 maret 2019  Replace RH wing water drain valve AT inner
tank RIB
35 Kamis 7 maret 2019  Replace blending green EDP
36 Jumat 8 maret 2019  Replace bolt and nut of RH wing track 4 fwd
plug fitting
37 Sabtu 9 maret 2019  Libur
38 Minggu 10 maret 2019  Libur
39 Senin 11 maret 2019  Replace screw of kink seal RH wing flap
lower side
40 Selasa 12 maret 2019  Replace bolt and nut
41 Rabu 13 maret 2019  Replace yellow hp filter
42 Kamis 14 maret 2019  DO blending green EDP ENG2
43 Jumat 15 maret 2019  Remove landyard eng2 t/r
44 Sabtu 16 maret 2019  Libur
45 Minggu 17 maret 2019  Libur
46 Senin 18 maret 2019  Replace rubber seal rh wing T/E panel 674 DB
47 Selasa 19 maret 2019  DO leak check RH wing in board aileron
servo
48 Rabu 20 maret 2019  Replace rubber seal RH wing slat o/b side
49 Kamis 21 maret 2019  Replace RH wing in board aileron servo
50 Jumat 22 maret 2019  Replace bolt and nut of bonding jumper AT

25
Laporan Praktek Kerja Lapangan

RH wing track
51 Sabtu 23 maret 2019  Libur
52 Minggu 24 maret 2019  Libur
53 Senin 25 maert 2019 
54 Selasa 26 maret 2019 
55 Rabu 27 maret 2019 
56 Kamis 28 maret 2019 
57 Jumat 29 maret 2019 

26
Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 FLIGHT CONTROL ( AILERON )

AILERON

Ailerons mengontrol gerakanRolling (berguling) pada sumbu longitudinal (longitudinal


axis).

Ailerons melekat pada trailing edge (tepi belakang sebelah sisi luar) setiap sayap dan
bergerak dalam arah yang berlawanan dari satu sama lain. Ailerons dihubungkan
dengan kabel, bellcranks, katrol dan / atau push-pull tabung untuk kontrol roda atau
tongkat kontrol (control stick/ control couloumn).

Menggerakkan tongkat kendali ke kiri menyebabkan aileron kanan deflek ke bawah dan
aileron kiri deflek ke atas. Defleksi ke bawah dari aileron kanan ini meningkatkan
kecembungan wing (wing camber),mengakibatkan gaya angkat (lift) meningkat di sayap
kanan. Dan defleksi ke atasdari aileron kiri menurunkan kecembungan wing (wing
camber) mengakibatkan penurunan gaya angkat (lift) di sayap kiri. Dengan peningkatan
gaya angkat (lift) di sayap kanan dan menurun gaya angkat (lift) di sayap kiri
menyebabkan pesawat rolling ke kiri.

Kali ini saya akan membahas mengenai sistem kontrol kemudi terbang pada pesawat
terbang atau Flight Control System.terutama dibagian AILERON

Flight Control System digunakanuntuk mengontrol efek gaya (force) terhadap pesawat
terbang, arah(direction) terbangdan sikap (attitude) pesawat terbang.

Perlu dicatat bahwa sistem kontrol kemudi terbang dan karakteristiknyadapat bervariasi
tergantung pada jenispesawat terbang.
Kebanyakan desaindasar dari sistem kontrol kemudi terbang adalah mekanikal.
Sistem operasinya dengan menggabungkan bagian mekanikal seperti batang poros
(rods), kabel (cables), katrol (pulleys),

27
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Dan rantai (chains) untuk meneruskan gaya dari kolom kontrol (control couloumn)
terbang ke perangkat kontrol pesawat.
Mekanikal sistem kontrol saat ini masih digunakan pada pesawat-pesawat kecil
dan kategori pesawat olahraga di mana gaya aerodinamika tidak terlaluberlebihan.

Flight Control System terdiri dari dua sistem yaitu :


1. Sistem kontrol utama (primary control system) dan,
2. Sistem kontrol sekunder (secondary control system)

Sistem control utama (Primary Control Sysytem) terdiri dari :


1. Aileron,
2. Elevator dan,
3. Rudder.
Ketiganya merupakan sistem kontrol utama dan digunakan untuk mengontrol pesawat
terbang agar aman dan terkontrol dengan baik selama penerbangan.

Sistem kontrol sekunder terdiri dari :


1. Wing flaps,
2. Leading edge,
3. Spoiler dan,
4. Trim system.
Digunakan untuk meningkatkan karakteristik kinerja dari pesawat atau meringankan
gaya kontrol yang berlebihan pada kemudi pesawat terbang.

4.2 FLIGHT CONTROL SURFACE

Fitur desain defleksi kontrol kemudi terbang (flight control surfaces)


dibatasibesarannya, tujuan dari pembatasan desain ini adalah untuk mencegah pilot dari
secara tidak sengaja over controlling dan over stressing pesawat selama manuver
normal.

28
Laporan Praktek Kerja Lapangan

4.2 gambar flight control surface

4.3 SISTEMATIS PERGERAKAN AILERON

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa ada 3 hal yang bisa dilakukan oleh primary
control surface diantaranya adalah :

• Mengendalikan pergerakan pesawat,

• Mengendalikan pesawat berdasarkan sumbu rotasinya, dan

• Mengendalikan kestabilan pesawat.

Sistem kontrol pesawat dirancang untuk memberikan respon yang memadai untuk input
kontrol yang memungkinkan terasa alami. Pada kecepatan yang sangat rendah, kontrol
biasanya terasa lembut dan lamban, dan pesawat reaksinya lamban untuk mengontrol.
Pada kecepatan yang sangat tinggi, kontrol menjadi semakin kuat dan respon pesawat
lebih cepat.

29
Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gerakan salah satu dari tiga kontrol kemudi terbang utama atau flight control surfaces
(ailerons, elevators atau rudder), mengubah aliran udara dan tekanan distribusi atas dan
di sekitar airfoil. Perubahan ini mempengaruhi gaya angkat (lift)dan gaya hambat (drag)
yang dihasilkan oleh kombinasi dari airfoil / kontrol kemudi, dan memungkinkan pilot
dapat mengontrol pesawat pada ketiga sumbu rotasinya.

4.3 gambar sistematis aileron

Gambar diatas sistemtis proses aileron bergerak sebagai mana fungsinya

Yaitu untuk roll dan bisa juga membantu bagian flight kontrol primary lainya

Aileron adalah dua bilah permukaan yang berada di sisi sayap kanan dan di sisi sayap
kiri. Penempatan aileron berada di trailing edge sayap pesawat. Fungsi dari aileron
adalah untuk gerak pesawat miring kiri dan miring kanan (Rolling) terhadap sumbu
longitudinal axis. Untuk mengontrol gerak aileron menggunakan control stick. Cara
kerja, jika pesawat ingin rolling ke kanan, maka pilot akan menggerakkan control stick
ke kanan dan aileron sebelah kanan mengangkat ke atas dan yang kiri mengarah ke
bawah. Tetapi sudut gerak ke atas dan ke bawah berbeda, jika ke atas 20°, maka yang ke
bawah hanya setengahnya saja yaitu 10° dan gerak tersebut disebut differential.

Fungsi dari sudut differential yang permukaan aileron ke atas lebih besar sudutnya
daripada sudut yang permukaan aileron bergerak kebawah supaya permukaan aileron
yang bergerak ke bawah tidak menghasilkan drag. Contohnya jika pesawat rolling ke
kanan namun beloknya berlawanan ke arah kanan akibatnya sudut yang permukaan
aileron yang kebawah sama dengan yang ke atas.
Pemasangan aileron terletak pada trailing edge masing-masing dekat wing tip. Bila

30
Laporan Praktek Kerja Lapangan

dikehendaki pesawat miring ke kiri, maka control wheel digerakkan ke kiri maka
aileron kiri naik ke atas (secara otomatis aileron kanan ke bawah), maka akan miring ke
kiri , ia berguling pada sumbu longitudinal.

Ketika salah satu aileron turun ke bawah dan aileron lain naik ke atas maka drag yang
terjadi pada aileron turun ke bawah lebih besar daripada drag yang terjadi pada aileron
yang naik ke atas.

Hal ini menimbulkan kecenderungan nose pesawat bergeser ke samping, ke arah


aileron yang turun ke bawah kecenderungan bergeser akibat pergerakan aileron ini
disebut adverse yaw. Bila pesawat akan berbelok arah, maka gerakan aileron tadi harus
dikoordinasikan dengan menggunakan rudder dan elevator agar pesawat tidak
mengalami "slip" atau "skid".
Dinamakan pesawat mengalami slip pada saat belok apabila pesawat tersebut keluar
dari jalur yang seharusnya, ia mengarah ke dalam sehingga radius yang dibuat menjadi
lebih kecil dari radius yang seharusnya.

Gerakan berguling pada sumbu horizontal yang dikontrol oleh aileron disebut rolling.
Ketika salah satu aileron turun ke bawah dan aileron yang lainnya naik ke atas maka
drag yang terjadi pada aileron yang turun ke bawah lebih besar daripada drag yang
terjadi pada aileron yang naik ke atas. Hal ini akan menimbulkan kecenderungan nose
pesawat bergeser ke samping, kearah aileron yang turun ke bawah.

Kecenderungan bergeser arah pesawat sebagai akibat dari pergerakkan aileron ini
disebut “Adverse Yaw”. Untuk mengatasi adverse yaw dibuat sudut bukaan aileron ke
atas lebih besar daripada sudut bukaan kebawah.

31
Laporan Praktek Kerja Lapangan

4.4 Cara kerja aileron

4.4 gambar cara kerja aileron

Gambar diatas adalah gambar pesawat dilihat dari arah tail.


Jika seorang pilot ingin melakukan roll atau bank atau berguling kekanan, maka yang
dilakukan oleh pilot adalah : menggerakan stick control atau tuas kemudi ke arah kanan,
sehingga secara mekanik akan terjadi suatu pergerakan di mana aileron sebelah kanan
akan bergerak naik dan aileron kiri bergerak turun. Pada wing kanan dimana aileron up
akan terjadi pengurangan lift (gaya angkat) hal ini dikarenakan aileron yang naik
menyebabkan kecepatan aliran udara di permukaan atas wing berkurang (karena
idealnya aliran udara di atas airfoil lebih cepat daripada di permukaan bawah, sehingga
timbul Lift) sehingga sayap kanan kehilangan lift (gaya angkatnya) yang menyebabkan
wing kanan turun. Sedangkan pada wing sebelah kiri, aileron yang turun menyebabkan
tekanan udara terakumulasi dan mengakibatkan wing kiri naik. Begitu juga sebaliknya
jika pilot menginginkan pesawatnya melakukan roll ke sebelah kiri.

32
Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Fungsi utama flight kontrol Ailerons adalah untuk roll kiri kana
dan mengontrol gerakan Rolling (berguling) pada sumbu longitudinal (longitudinal
axis) Pada saat pesawat ingin memanufer

5.2.SARAN

Pemeriksaan atau check dibagian flight control khusunya bagian hidrauliknya dan
bagian kabel kabelnya yg berhubungan dengan komponen flight control itu sangat
harus diperhatikan karena bagian pesawat ini sangat penting dan sangat mendukung
untuk pergerakaan pesawat di saat mengudara agar bisa beroperasi dengan baik
sehingga pesawat jauh dari bahaya.

33
Laporan Praktek Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

.* Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation,


Federal Aviation Administration, 2008.

.*Tri adi prasetya web. flight control surface ,agustus 14, 2012.

34

Anda mungkin juga menyukai