Kep - Gadar (Kelompok 2, 4b, Banjir&Tsunami)
Kep - Gadar (Kelompok 2, 4b, Banjir&Tsunami)
MANAJEMEN
BENCANA TSUNAMI DAN BANJIR
Oleh kelompok: 2
Nabilah Auliya 1701021031
Faizatul Mukaromah 1701021038
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Bencana Tsunami dan Banjir” untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Keperawatan Kegawatdaruratan yang dibimbing oleh Bapak Ns. Cipto Susilo,
S.Pd., M.Kep. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW
yang menjadi teladan terbaik bagi umat manusia. Rasul yang membawa kita dari
jalan gelap menuju cahaya.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Harapan
penulis makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bagi penelitian berikutnya.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.................................................................................................3
A. Tsunami.....................................................................................................3
1. Definisi..................................................................................................3
2. Proses terjadinya tsunami (Badwi, 2019)..............................................3
3. Macam-Macam Tsunami Berdasarkan Penyebabnya (Tjandra, 2017)..4
4. Penjalaran Tsunami (Tjandra, 2017)......................................................7
5. Dampak Terjadinya Tsunami (Ardhiana, 2017).....................................7
6. Wilayah Rawan Tsunami.......................................................................9
7. Bencana Tsunami Terbesar di Indonesia (Claudia, 2018)...................10
8. Woc (Badwi, 2019)..............................................................................11
9. Mitigasi bencana tsunami (Aediansyah, 2018)....................................11
B. Banjir.......................................................................................................14
1. Definisi................................................................................................14
2. Macam-macam Banjir (Wahyu, 2017).................................................14
3. Proses terjadinya banjir (Adzania, 2017).............................................19
4. Penyebab Banjir (Noor, 2015).............................................................19
5. Dampak Terjadinya Banjir (Mabruri, 2016).......................................20
6. Wilayah Rawan Banjir.........................................................................22
7. Bencana Banjir Terbesar di Indonesia (Claudia dan Prasetyo, 2018)..23
4
8. Penanggulangan Banjir (Noor, 2015)..................................................24
9. Mitigasi Banjir (Wahyu, dkk, 2015)....................................................25
C. Peran Tenaga Kesehatan (Putra, 2017)....................................................27
BAB III..................................................................................................................31
PENTUP.................................................................................................................31
Kesimpulan........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong rawan
terhadap bencana alam. Secara geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik. Wilayah
Indonesia juga terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu hujan
dan panas, sehingga kondisi ini membuat tanah yang ada di Indonesia
termasuk tanah yang subur. Sebaliknya dampak negatif dari iklim yang ada di
Indonesia dapat menimbulkan beberapa bencana seperti banjir, tanah longsor,
tsunami, gempa bumi, dan sebagainya (Wardaningsih & Munandar, 2018).
Banyaknya bencana, mengakibatkan banyak sekali kerugian.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana terlihat adanya
peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor alam, contohnya curah hujan yang diatas normal dan
adanya pasang naik air laut, dll. Disamping itu faktor ulah manusia juga
berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di
daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan
sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan
pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya (Ramadhania, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Utama
Memahami dan mengaplikasikan pelayanan kesehatan atau
pertolongan terhadap korban bencana
2. Tujuan Khusus
a. Memahami bagaimana proses terjadinya tsunami
b. Memahami bagaimana proses terjadinya banjir
c. Memahami apa saja peran perawat dlam mengatasi bencana
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tsunami
1. Definisi
Kata tsunami secara harfiah berasal dari Jepang, yaitu “tsu” dan
“nami”. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti ombak besar yang
disebabkan oleh gempa bumi (Badwi, dkk, 2019)..
Tsunami adalah gelombang laut gravitasi periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan seperti gerakan patahan, gempa, longsor,
jatuhnya benda-benda langit (meteor), letusan gunung berapi bawah laut,
dan letusan (explosion) di dekat muka air laut.
Tsunami adalah bencana geologi yang dipicu oleh gempa bumi
(tektonik), letusan gunung api bawah laut (submarine volcano), tanah
longsor bawah laut, atau jatuhnya benda langit (meteor) ke dalam laut.
Dengan demikian peristiwa terjadinya bencana tsunami selalu didahului
oleh bencana geologi lainnya (Tjandra, 2017).
2. Proses terjadinya tsunami (Badwi, 2019)
Ratusan bangunan di Aceh luluh lantak setelah diterjang tsunami pada 2004
8. Woc (Badwi, 2019)
12
6) Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh
karena itu, sebelum ada pengumuman dari pihak berwenang bahwa
kondisi telah aman, janganlah meninggalkan tempat evakuasi
karena seringkali gelombang yang datang kemudian justru lebih
tinggi dan berbahaya.
7) Hindari jalan melewati jembatan. Anda dianjurkan untuk
melakukan evakuasi dengan berjalan kaki.
8) Bagi Anda yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan
terjadi kemacetan, segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta
melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki.
9) Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar,
upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan.
c. Pascabencana
1) Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang
Anda.Waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas.
2) Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman
dari pihak berwenana.
3) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman
dari pihak berwenang.
4) Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi
zat-zat berbahaya dan ancaman tersengat aliran listrik.
5) Hindari air yang bergerak karena arusnya dapat membahayakan
Anda.
6) Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok atau
terjebak dalam kubang.
7) Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat
berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-
orang di sekitar
10. Mitigasi bencana tsunami (Aediansyah, 2018)
terjadinya banjir tersebut. Jenis banjir yang disebutkan yakni: Banjir kilat,
Banjir luapan sungai, dan banjir pantai.
a. Banjir Kilat
Banjir kilat adalah banjir yang terjadi hanya dalam waktu
delapan jam setelah hujan lebat mulai turun. Biasanya jenis banjir ini
sering dihubungkan dengan banyaknya awan kumulus, kilat dan petir
yang keras, badai tropis atau cuaca dingin.Umumnya banjir kilat
diakibatkan oleh meluapnya air hujan yang sangat deras. Namun, selain
hal tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti: bendungan
yang gagal menahan debit air yang meningkat, es yang tiba-tiba
meleleh, dan berbagai perubahan besar dibagian hulu sungai.
b. Banjir Luapan Sungai
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses
yang cukup lama, walaupun terkadang proses tersebut tidak
diperhatikan, sehingga datangnya banjir terasa mendadak dan
mengejutkan. Banjir tipe ini biasanya bertipe musiman atau tahunan,
dan mampu berlangsung sangat lama. Penyebab utamanya adalah
kelongsoran di daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan debit
air.
c. Banjir Pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai
tropis. Banjir yang membawa bencana dari luapan air hujan sering
bertambah parah karena badai yang dipicu angin kencang di sepanjang
pantai. Hal ini mengakibatkan air garam akan membanjiri daratan
karena dampak perpaduan gelombang pasang.
Pada gambar 2.1 (a), 2.1 (b), dan 2.1 (c) berikut, akan
ditunjukkan ilustrasi dari ketiga jenis banjir yang telah disebutkan
diatas, berikut merupakan ilustrasi dari banjir kilat, banjir luapan, dan
banjir pantai:
18
dapat terjadi dengan waktu yang singkat dan juga disertai membawa
material-material sampah atau debris. Untuk mengetahui ilustrasi dari
banjir bandang, akan ditunjukkan melalui gambar 2.2 sebagai berikut
Gambar 2.2 Peristiwa Banjir Bandang
Gambar 2.2 diatas merupakan salah satu peristiwa banjir
bandang yang terjadi di Negara Iran pada tahun 2015 ini. Banjir ini
disebabkan karena hujan lebat yang turun di daerah pegunungan
sebelah utara negara tersebut.
Selain itu, dampak dari meningkatnya curah hujan di
kawasan selatan Indonesia adalah ancaman banjir lahar dari gunung
Merapi. Banjir lahar mempunyai dampak yang merusak.
Karakteristik aliran lahar yang melaju cepat dengan tenaga besar
karena gunung Merapi termasuk dalam gunung api tipe strato
volcano yang mempunyai lereng curam.
Kombinasi aliran material vulkanik seperti abu gunung api, kerikil,
kerakal, dan bongkahan batu dengan lereng curam menjadikan aliran
Banjir bandang di Bima, NTB. (Foto: Dokumen BNPB dan BPBD Bima)
Sebanyak 129.187 orang terdampak banjir yang terjadi di
enam kecamatan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Januari
2017. Banjir terjadi setelah beberapa hari hujan lebat dan
menyebabkan air sungai meluap juga diperparah dengan air laut
yang pasang sehingga sulit surut. Tak hanya merendam rumah
penduduk, banjir tersebut juga mengakibatkan 175 hektare sawah
gagal panen.
8. Penanggulangan Banjir (Noor, 2015)
Mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi jenis yang luas dari
perhitungan yang dilakukan sebelum suatu kejadian terjadi yang mana
akan mencegah korban sakit, cidera, dan meninggal serta mengurangi
sekecil- kecilnya dampak kehilangan harta benda. Rencana mitigasi pada
umumnya meliputi : kemampuan untuk memelihara fungsi, desain
bangunan, lokasi bangunan di luar dari zona bahaya, kemampuan esensial
bangunan, proteksi dari bagian dari suatu bangunan, asuransi, edukasi
publik, peringatan, dan evakuasi.
Mitigasi dilaksanakan sebelum, sesudah, dan sebelum terjadinya
suatu bencana. Untuk bencana banjir sendiri, salah satu tindakan mitigasi
bencana banjir adalah melakukan peringatan dini bencana banjir. Salah
satu contoh apabila tidak ada peringatan dini banjir, maka semua daerah
yang dilalui aliran banjir akan memakan kerugian yang besar. Pada
daerah hulu, dapat dilakukan beberapa cara peringatan dini, seperti:
menempatkan pengukur hujan di hulu dengan akses komunikasi ke
wilayah hilirnya, melakukan identifikasi jenis material yang terbawa arus
banjir, dan melihat dan mengamati kondisi awan dan lamanya hujan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun
2006 tentang Pedoman umum mitigasi bencana menjelaskan tentang
langkah-langkah yang dilakukan dalam mitigasi bencana banjir seperti:
pengawasan penggunaan lahan, pembangunan infrastruktur yang kedap
air, pengerukan dan pembangunan sudetan sungai, pembuatan tembok
pemecah ombak, pembersihan sedimen, pembuatan saluran drainase,
pelatihan pertanian yang sesuai dengan daerah banjir, dan juga
menyiapkan persiapan evakuasi bencana banjir.
Sementara (KEMENKES, 2014) melalui buku panduannya memberikan
beberapa langkah yang haru dilakukan pada saat sebelum, ketika, dan
setelah banjir terjadi.
31
Kesimpulan
Tsunami adalah bencana geologi yang dipicu oleh gempa bumi (tektonik),
letusan gunung api bawah laut (submarine volcano), tanah longsor bawah laut,
atau jatuhnya benda langit (meteor) ke dalam laut. Dengan demikian peristiwa
terjadinya bencana tsunami selalu didahului oleh bencana geologi lainnya,
sedangkan banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan
yang banyak dialiri oleh alirasn sungai dan saat ini sepertinya sudah menjadi
langganan bagi beberapa daerah dan kota besar di Indonesia ketika musim
penghujan tiba. Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu outputdari pengelolan
DAS yang tidak tepat. Banjir bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu curah hujan
yang sangat tinggi, karakteristik DAS, penyempitan saluran drainase dan
perubahan penggunaan lahan.
Saran
Berdasarkan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diharapkan
perawat dapat memahami dan mengaplikasikan bagaimana cara memberikan
penolongan terhadap korban bencana. Diharapkan kepada masyarakat dapat
memahami dan mengaplikasikan penanggulangan, dan pencegahan bencana untuk
mencegah banyak korban.
36
DAFTAR PUSTAKA