Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah salah satu hal yang harus

dilakukan sebelum dilakukannya pembangunan proyek yang nantinya akan

menunjang pekerjaan proyek tersebut. RAB dimaksudkan untuk menghitung

jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu pembangunan proyek, dengan

cara menghitung per item pekerjaan untuk mendapatkan jumlah biaya.

Proyek Pembangunan Rumah Susun 3 Universitas Muhammadiyah Aceh

Kota Banda Aceh nantinya akan digunakan sebagai asrama mahasiswa. Dana yang

dibutuhkan adalah sebesar Rp9.899.085.000,00 (Sembilan Miliar Delapan Ratus

Sembilan Puluh Sembilan Juta Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah), sedangkan

dana yang dibutuhkan untuk pekerjaan balok adalah sebesar Rp856.577.115,98

(Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu

Seratus Lima Belas Koma Sembilan Delapan Rupiah). Proyek ini mempunyai 3

(tiga) lantai dengan luas bangunan ± 487,69 m 2. Pada Proyek Pembangunan

Rumah Susun 3 Universitas Muhammadiyah Aceh Kota Banda Aceh ini terdiri

dari berbagai item pekerjaan, dimana setiap itemnya memiliki sub biaya

tersendiri, begitu juga dengan balok.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penulisan Tugas Akhir ini yaitu membandingkan

berapa jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan balok Proyek


Pembangunan Rumah Susun 3 Universitas Muhammadiyah Aceh Kota Banda

Aceh, dimana Penulis menghitung menggunakan metode Analisa (Cara Modern)

RAB A. Soedradjat S., sedangkan pihak Konsultan menggunakan Analisa SNI

Tahun 2016.

1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup

Tugas Akhir ini bertujuan untuk menghitung kembali biaya yang

dibutuhkan khusus pada pekerjaan balok, mencakup perhitungan volume,

perhitungan berat besi, perhitungan biaya tenaga kerja, perhitungan material, dan

perhitungan biaya peralatan. Dimana balok yang dihitung yakni dimulai dari

balok lantai satu, lantai dua, lantai tiga, dan lantai atap. RAB yang Penulis hitung

menggunakan metode Analisa (Cara Modern) RAB A. Soedradjat S. digunakan

untuk membandingkan biaya yang dibutuhkan pada pekerjaan balok dengan RAB

yang telah dihitung oleh Konsultan menggunakan Analisa SNI 2016.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari Tugas Akhir ini adalah:
1. Bagi Penulis, Menambah wawasan serta penerapan teori yang telah diperoleh

selama masa perkuliahan khususnya mengenai perhitungan Rencana Anggaran

Biaya pada suatu proyek konstruksi.


2. Bagi Pembaca, dapat dijadikan sebagai referensi untuk menghitung Rencana

Anggaran Biaya pada suatu proyek konstruksi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya

Menurut Bachtiar (1993), Rencana Anggaran Biaya bangunan atau proyek

adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta

biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan proyek

tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan

teliti, cermat, dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama

akan berbeda di masing-masing daerah, disebabkan karena harga bahan dan upah

tenaga kerja.

2.2 Perencanaan Anggaran Biaya

A. Soedradjat S. (1984) berpendapat bahwa Perhitungan Rencana

Anggaran Biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan, yaitu harga

bermacam material atau beban, biaya peralatan, upah tenaga kerja, dan pekerjaan

yang akan terjadi pada konstruksi. Rencana Anggaran Biaya pembangunan proyek

adalah salah satu dokumen kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operasional

pelaksanaan proyek yang berfungsi sebagai acuan/pedoman Khususnya

pengelolaan yang berhubungan dengan hasil usaha proyek, yaitu sebagai pedoman

dalam mencapai pendapatan proyek dan mengendalikan biaya proyek agar

tercapai seperti yang direncanakan. Perhitungan berdasarkan tabel yang ada dalam

metode Analisa (Cara Modern) RAB A. Soedradjat S.

2.3 Pengertian Volume

Sebelum menghitung banyaknya biaya yang dibutuhkan dalam suatu

pekerjaan proyek, maka diharuskan menghitung volume pekerjaan terlebih


dahulu. Tulangan beton dihitung berdasarkan beratnya dalam kilogram atau ton,

kualitas harga besi tidak sama, permukaan tulangan ada yang polos dan ada yang

berulir untuk menambah daya ikat terhadap beton (A. Soedradjat S., 1984).

Dalam kasus ini, volume yang perlu dihitung adalah Volume Balok.

1. Volume Balok

Balok adalah pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur

yang digunakan sebagai dudukan lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka

penguat horizontal bangunan akan beban-beban. Dalam menghitung volume

balok, pekerjaan terdiri dari pembuatan bekisting, pembesian, serta pengecoran

baloknya. Sehingga pekerjaan tersebut dapat dihitung menggunakan rumus:

a. Pekerjaan Bekisting Balok Berbentuk Persegi Panjang.

V = p x l ........................................................................................................(2.1)

Dimana,

V = volume (m2)

p = panjang (m)

l = lebar permukaan (m)

b. Pekerjaan Pembesian
Dalam pekerjaan pembesian pengerjaannya sangat bervariasi, dikarenakan

berbedanya diameter tulangan serta tipe tulangan yang digunakan. Namun untuk

menghitung berat tulangan menggunakan rumus:

Berat = 0,00616 x d x p .................................................................................(2.2)

Dimana,

0,00616 = angka ketetapan perhitungan berat besi

d = diameter besi (mm)

p = panjang besi (m)

c. Pengecoran Balok.

Dalam pengecoran balok menggunakan rumus:

V = p x l x t ....................................................................................................(2.3)

Dimana,

V = volume (m3)

p = panjang (m)

l = lebar (m)

t = tinggi (m)

2.4 Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja

berdasarkan perhitungan analisis (Bachtiar, 1993). Harga bahan diperoleh dari

harga satuan upah yang dipakai oleh proyek atau harga dari Pemda, dikumpulkan

dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan. Untuk menyusun suatu

RAB perlu mengetahui harga satuan di pasaran agar bisa mengatur dana yang
diperlukan. Analisa SNI dapat menentukan ukuran untuk menentukan harga

satuan pekerjaan, setiap bahan atau tenaga yang diperlukan diberikan angka

koefisien. Angka koefisien ini dijadikan rumus atau pedoman yang dijadikan

sebagai pengali terhadap volume pekerjaan dan harga material sehingga

menghasilkan harga satuan untuk setiap pekerjaan.

2.5 Biaya Material

A. Soedradjat S. (1984), dalam penggunaan material untuk keperluan

pembangunan proyek disarankan menggunakan material yang ada sebaik

mungkin. Pengontrolan material yang baik dapat mengarah pada efisiensi yang

lebih tinggi, melalui pemilihan material yang sesuai dengan perencanaan dan

tingkat penyediaan yang cukup, sehingga kebutuhan material dapat berjalan

dengan baik. Jumlah bahan yang digunakan dapat dihitung menggunakan rumus:

Vi = ai x b ......................................................................................................(2.4)

Dimana,

Vi = volume bahan

ai = koefisien satuan

b = volume pekerjaan

Untuk menghitung biaya material bisa menggunakan persamaan:

Bm = Hm x Vm .............................................................................................(2.5)

Dimana,

Bm = biaya material (Rp/m2 atau Rp/m3)

Hm = harga material (Rp)


Vm = volume material (m2 atau m3)

2.6 Upah Tenaga Kerja

A. Soedradjat S. (1984), kebutuhan tenaga kerja untuk suatu pekerjaan

sangat tergantung dari jenis pekerjaan dan keadaan setempat serta keterampilan

dari pekerja tersebut. Setiap produktivitas suatu pekerjaan memerlukan keahlian

yang berbeda. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang ahli dan

terampil di bidangnya.

Produktivitas tiap tenaga kerja dapat diperoleh dari tabel-tabel analisa A.

Soedradjat S. atau menggunakan rumus:

V
Pk = n x w .............................................................................................(2.6)

Untuk menghitung waktu kerja yang diperlukan untuk melaksanakan suatu

aktifitas dapat menggunakan rumus:

V
w = n x Pk x 1 hari ................................................................................(2.7)

Dimana,

Pk = produktivitas tiap tenaga kerja (m3/hari)

V = volume tiap jenis pekerjaan (m3)

n = jumlah tenaga kerja (orang)

w = waktu pelaksanaan (hari)

Untuk menghitung biaya tenaga kerja dapat dihitung dengan persamaan:

Btk = Up x n x w ...........................................................................................(2.8)

Dimana,
Btk = biaya tenaga kerja (Rp/m2 atau Rp/m3)

V = upah tenaga kerja (Rp)

n = jumlah tenaga kerja (orang)

w = waktu pelaksanaan (hari)

2.7 Biaya Peralatan

Penggunaan peralatan pada pekerjaan merupakan sumber daya yang

mempunyai peranan penting dalam melancarkan pekerjaan. Pengoperasian

peralatan perlu diketahui beberapa hal, antara lain: cara pengoperasian alat, ruang

gerak, dan kapasitas alat.

Perhitungan biaya peralatan dapat dihitung dengan persamaan:

Bp = Sp x n x w .............................................................................................(2.9)

Dimana,

Bp = biaya peralatan (Rp)

Sp = sewa peralatan (Rp/jam)

n = jumlah peralatan (unit)

w = waktu pemakaian (hari)

Peralatan jenis heavy equipment adalah jenis peralatan yang diperhitungkan

masa pemakaiannya berdasarkan harga sewa peralatan, contohnya seperti

molen/pengaduk beton. Peralatan jenis hand power tool adalah jenis peralatan

yang tidak diperhitungkan masa pemakaiannya. Peralatan jenis hand power tool

dihitung berdasarkan banyaknya peralatan yang dipergunakan dan besarnya harga

beli. A. Soedradjat S. (1984) mengemukakan bahwa peralatan jenis hand power


tool dihitung berdasarkan jumlah biaya bahan untuk jenis pekerjaan sebesar 1-

2,5%.

1. Molen/Pengaduk Beton

Molen/pengaduk beton adalah alat untuk mencampur beton. A. Soedradjat

S. (1984), kapasitas alat pengaduk beton bermacam-macam dari yang 1/10 m 3

sampai 3/4 m3 atau lebih. Rata-rata lamanya satu kali mengaduk adalah 3 menit, 4

menit atau 5 menit, meliputi pengisian, pengadukan, dan pengeluaran adukan

yang lamanya 1-1,5 menit.

Anda mungkin juga menyukai