Anda di halaman 1dari 3

Barotrauma telinga

Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan dan sekuelnya yang terjadi


akibat perbedaan tekanan udara di dalam ruang telinga tengah dengan tekanan
lingkungan. Dikenal dua bentuk barotrauma telinga yaitu barotrauma telinga
waktu turun (descent) dan barotrauma telinga waktu naik (ascent).
Barotrauma dibagi lagi menurut anatomi telinga yaitu barotrauma telinga luar,
tengah dan dalam, tergantung dari bagian telinga yang terkena, yang dapat terjadi
secara bersamaan.
Prasetyo AT, Soemantri JB, Lukmantya.Pengaruh kedalaman dan lama
menyelam terhadap ambang-dengar penyelam tradisional dengan
barotrauma telinga. ORLI Vol. 42 No. 1 Tahun 2012

Faktor Risiko
Hal-hal yang menjadi faktor predisposisi terjadinya barotrauma :
 Kongesti hidung karena alergi atau infeksi
 Sumbatan pada tuba eustachius
 Peradangan tenggorokan
 Menyelam dalam jangka waktu lama
 Naik kepermukaan dengan cepat setelah penyelaman.
Gejala-gejala klinik barotrauma telinga
1.Gejala descent (menyelam) barotrauma:
-Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar.
-Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring.
-Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.
2.Gejala ascent (penerbangan) barotrauma:
-Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga.
-Vertigo.
-Tinnitus/tuli ringan.
-Barotrauma telinga dalam sebagai komplikasi.
Grading klinis kerusakan membrane timpani akibat barotrauma(5)
 Grade 0: gejala tanpa tanda-tanda klinis
 Grade 1: injeksi membrane timpani.
 Grade 2: injeksi, perdarahan ringan pada membrane timpani.
 Grade 3: perdarahan berat membrane timpani.
 Grade 4: perdarahan pada membrane timpani menonjol dan agak kebiruan.
 Grade 5: perdarahan pada meatus eksternus + rupture membrane timpani.

Diagnosis
Anamnesis yang teliti sangat membantu penegakan diagnosis. Jika dari
anamnesis ada riwayat nyeri telinga atau pusing, yang terjadi setelah penerbangan
atau suatu penyelaman, adanya barotruma seharusnya dicurigai. Diagnosis dapat
dikomfirmasi melalui pemeriksaan telinga, dan juga tes pendengaran dan
keseimbangan.(6)
Diagnosis dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak sedikit
menonjol keluar atau mengalami retraksi. Pada kondisi yang berat, bisa
terdapat darah di belakang gendang telinga. Kadang-kadang membran timpani
akan mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan perdengaran konduktif
ringan.(1)
Perlu ditekankan bahwa tinnitus yang menetap, vertigo dan tuli
sensorineural adalah gejala-gejala kerusakan telinga dalam. Barotrauma telinga
tengah tidak jarang menimbulkan kerusakan telinga dalam. Kerusakan telinga
dalam merupakan masalah yang serius dan mungkin memerlukan pembedaham
untuk mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. Semua orang yang
mengeluh kehilangan pendengaran dengan barotrauma harus menjalani uji
pendengaran dengan rangkaian penala untuk memastikan bahwa gangguan
pendengaran bersifat konduktif dan bukannya sesorineural.(1)

Penatalaksanaan
Untuk mengurangi nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga,
pertama-tama yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk membuka tuba
eustakius dan mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet, menguap,
atau melakukan perasat valsava selama tidak ada infeksi saluran nafas atas.(6)
Kemudian diberikan dekongestan, antihistamin atau kombinasi keduanya
selama 1-2 minggu atau sampai gejala hilang, antibiotic tidak diindikasikan
kecuali bila terjadi perforasi di dalam air yang kotor.(6)

Komplikasi
Ruptur atau perforasi gendang telinga, infeksi telinga akut, kehilangan
pendengaran yang menetap, tinnitus yang menetap, dan vertigo.

Prognosis
Kadang barotraumas dapat menyebabkan kerusakan telinga tengah
bahkan sampai ke telinga dalam. Kerusakan telinga dalam merupakan masalah
serius dan membutuhkan pembedahan untuk mencegah kehilangan pendengaran
menetap. Setiap pasien dengan barotraumas harus menjalani uji pendengaran
untuk memastikan bahwa gangguan pendengaran bersifat konduktif dan bukan
sensorineural. Sering juga dikeluhkan adanya vertigo yang menyertai keluhan
pada brotrauma telinga tengah.(1)
1.Adams Boeis Higler. BOEIS Buku Ajar Penyakit THT. ECG, 1997
5. Anatomy of Inner Ear. 2010;
http://galileo.phys.virginia.edu/classes/304/pix.htm (diakses 4 Januari
2012).
6. Ear Barotrauma. 2012; http://www.medtogo.com/ear-lung-
barotrauma.html (diakses 6 Januari 2012)

Anda mungkin juga menyukai