OLEH
Kelompok V
Madya Rukmana Sirait
Enina Eninta Singarimbun
Ellen Cristin Panjaitan
Ganda Eka Purba
Helinida Saragih
Herlina
Julita Tamba
Jentrina Pardede
Scolastika
Maya Yusiska Sirait
Kristina Pernawati
Vincentius Nduru
Vennesya Panggabean
Wahyunita Ginting
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya , penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah yang ditulis oleh kelompok adalah “Asuhan Keperawatan Pada
Klien Gangguan Endokrin Dengan Gangguan Addison Cortisol “. Adapun tujuan
penulis dalam pembuatan makalah ini agar mahasiswa mampu mengetahui apa
yang menjadi penyebab Addison cortisol,tanda dan gejala Addison cortisol, dan
cara pencegahan Addison cortisol.
Disini kelompok juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
pembimbing Sr.M.Imelda Derang, FSE. Yang telah mempercayakan kelompok
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengetahui banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini , jadi
kelompok mohon saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan
makalah ini, agar dalam pembuatan makalah di kemudian hari kelompok dapat
membuat yang lebih baik.
Atas perhatiannya kelompok mengucapkan terima kasih.
Kelompok V
Bab I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang terjadi
pada semua kelompok umur dan menimpa pria – pria dan wanita – wanita sama
rata. Penyakit di karakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot,
kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua –
duanya yaitu bagian – bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka.
(http:/www.total kesehatan nanda.com/Addison 4html)
Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di
Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Dari Bagian Statistik Rumah
Sakit Dr. Soetomo pada tahun 1983, masing-masing didapatkan penderita penyakit
Addison. Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-
laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur,
tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun.
Diketahui penyakit Addison ini dapat disebabkan oleh karena autoimun atau
tuberkolosa yang kita ketahui kebanyakan masyarakat menderita penyakit
tuberkulosa,karna semakin banyaknya dan tingginya masyarakat yang terpapar
penyakit tuberkulosa sehingga kelompok berharap dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat di masyarakat dan orang banyak.
B.Tujuan Umun
Agar mahasiswa/I memahami dan mengetahui tentang asuhan keperawatan
gangguan system endokrin dengan Addison cortisol.
C.Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/I mengetahui defenisi Addison cortisol
Agar mahasiswa/I mengetahui etiologi Addison Cortisol
Agar mahasiswa/I mengetahui patofisiologi Addison cortisol
Agar mahasiswa/I mengetahui komplikasi Addison kortisol
Agar mahasiswa/I mengetahui Asuhan keperawatan dengan Addison
Cortisol
D.Metode Penulisan
Tinjauan Teori
A. Definisi
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal.
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon – hormon korteks adrenal
(soediman,1996)
Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau
atrofik, biasanya auto imun atau tuberkulosa (baroon, 1994)
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal
(keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325)
B.Etiologi
Tuberculosis
Histo plasmosis
Koksidiodomikosisd
Kriptokokissie
Pengangkatan kedua kelenjar adrenal
Kanker metastatik (Ca. Paru, Lambung, Payudara, Melanoma, Limfoma)
Adrenalitis auto imun
C.Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
E. Komplikasi
F.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium :
4. Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal
sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik
Cortisol adarah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari
ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendek cepat.
Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu
suntikan ACTH adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah
dan urin.
Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH
“Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal.
Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur
sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan
ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak
hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH
menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan respon ACTH
menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.
F. Penatalaksanaan
1. Medik
a) Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu
dosis 12,5-50 mg/hr.
c) Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti
kortisol.
2. Keperawatan
c) Meniempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai
ditinggikan.
e) Fallow up : mempertahankan berat badan, tekanan darah dan elektrolit yang
normal disertai regresi gambaran klinis.
f) Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang menunjukan
adanya krisis Addison
Bab II
Tinjauan Teoritis
A.Pengkajian
1.Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami
krisis adrenal.
2.Keluhan Utama
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala
awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan
hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih,
hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi
arterial (TD : 80/50 mm).
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang
sama / penyakit autoimun yang lain.
6. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)
a) Sistem Pernapasan
Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung.
Terdapat pergesekan dada tinggi.
Resonan.
Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
b) Sistem Cardiovaskuler
c) Sistem Pencernaan
e) Sistem Endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik
ACTH meningkat.
Integumen : Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas
dingin,cyanosis, pucat, terjadi hiperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan
kuku – kuku pada jari, siku dan mebran mukosa
g) Eliminasi Alvi
h) Sistem Neurosensori
i) Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas
j) Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang
diikuti hipotermi (keadaan krisis)
k) Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari), tidak mampu
beraktivitas / bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas
yang minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
l) Seksualitas
Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder
(berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido.
m) Integritas Ego
Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik
atau pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
B.Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui
ginjal, kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron).
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual, muntah,
anoreksia) defisiensi glukontikord.
Dx. 1 . Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan output
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Hasil lab :
Ht : W = 37 – 47 %
L = 42 – 52 %
Ureum = 15 – 40 mg/dl.
Natrium = 135 – 145 mEq/L.
Intervensi Rasional
observasi TTV, catat perubahan tekanan Hipotensi pastoral merupakan bagian dari
darah pada perubahan posisi, kekuatan hiporolemia akibat kekurangan hormon
dari nadi perifer. aldosteron dan penurunan curah jantung
sebagai akibat dari penurunan kolesterol.
Ukur dan timbang BB klien. Memberikan pikiran kebutuhan akan
pengganti volume cairan dan keefektifan
pengobatan, peningkatan BB yang cepat
disebabkan oleh adanya retensi cairan dan
natrium yang berhubungan dengan
pengobatan strois.