Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KELAINAN LAMA KEHAMILAN

POST PARTUM PRE-EKLAMSI

A. DEFINISI PREEKLAMSI
Preeklampsia merupakan kelainan yang ditemukan pada waktu kehamilan yang
ditandai dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria, dan edema yang
biasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai 48 jam setelah persalinan.
Sedangkan eklampsia adalah kelanjutan dari preeklampsia berat dengan tambahan
gejala kejang-kejang atau koma. Hal yang membedakan preeklampsia dengan
eklampsia adalah jika muncul kriteria diagnosis preeklampsia ringan atau
preeklampsia berat yang diikuti dengan koma atau kejang tanpa ada kemungkinan
penyakit lain yang mendasari seperti epilepsi, perdarahan subaraknoid, dan
meningitis, maka pasien tersebut memenuhi kriteria diagnosis eklampsia. Hal ini juga
menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan ibu dengan preeklampsia ringan
langsung mengalami eklampsia tanpa harus melewati fase preeklampsia berat
terdahulu
B. PENYEBAB PRE-EKLAMSI
Pre-eklamsi terjadi karena adanyaa gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan
plesenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi maupun ibu. Plasenta
merupakan organ yang khusus dibentuk saat kehamilan dan berfungsi sebagai
pemasok makanan maupun oksigen dari ibu ke janin. Makanan dan oksigen
didistribusikan melalui aliran darah, oleh karena itu untuk mendukung pertumbuhan
serta perkembangan janin, plasenta membutuhkan pasokan aliran darah yang besar
dan konstan. Namun pada ibu yang mengalami preeklampsia, plasenta tidak
mendapatkan darah yang cukup. Hal ini terjadi diperkirakan akibat plasenta yang
tidak bekerja dengan baik untuk menyalurkan aliran darah tersebut, kemudian
mengganggu pembuluh darah dan tekanan darah pada ibu.
C. FAKTOR RESIKO
Berbagai faktor risiko dapat menyebabkan preeklampsia terjadi pada ibu hamil, yaitu:
1. Ibu memiliki riwayat atau masalah kesehatan lain seperti, diabetes mellitus,
penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, lupus, atau sindrom antifosfolipid.
2. Memiliki riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Sebanyak 16% ibu
yang pernah mengalami preeklampsia, pada kehamilan berikutnya mengalami
preeklampsia kembali.
3. Hamil pada usia di atas 35 tahun atau bahkan kurang dari 18 tahun
4. Ibu yang hamil untuk pertama kalinya
5. Ibu hamil yang mengalami obesitas
6. Ibu hamil yang mengandung bayi kembar
7. Ibu yang memiliki jeda kehamilan 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
8. Selain itu, faktor risiko lain yang bisa menyebabkan preeklamsia adalah faktor
genetik, diet, gangguan pada pembuluh darah, dan gangguan autoimun.

D. LAMA KEHAMILAN
U s i a k e h a m i l a n adalah lamanya kehamilan yang normal 280 h a r i a t a u
40 minggu dihitung dari hari pertama haid ya n g
terkahir sebagaimana tercantum dalam kartu status penderita
d i m a n a u m u r kehamilan merupakan faktor resiko terhadapa kejadian
preeklamsia dan semakin tua kehamilan semakin besar kemungkinan
timbulnya penyakit tersebut. Gejalanya adalah kenaikan tekanan darah.Hipertensi
biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila peningkatan tekanan
darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam trimester pertama atau kedua
awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita menderita hipertensi kronik. Tetapi
bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada akhir trimester kedua dan ketiga,
mungkin penderita menderita preeklampsia.Peningkatan tekanan sistolik sekurang-
kurangnya 30 mmHg, atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15
mmHg, atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan
diastolik sekurang- kurangnya 90 mmHg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mmHg
atau lebih, ini sudah dapat dibuat Sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah
dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila
diastolik sudah mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi
preeklampsia berat.
E. PENGERTIAN POST PARTUM
“Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8
minggu.” Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
F. NIFAS DIBAGI DALAM 3 PERIODE
1. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu boleh berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium Intramedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6–8 minggu
3. Puerperium Remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu-minggu bulanan atau tahunan.
G. PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI POST PARTUM
1. Perubahan Fisiologis
 Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil. Pada waktu bayi lahir tinggi fundus uteri setinggi pusat dan
berat uterus 1000 gram, waktu uri lahir

tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat dengan berat uterus 750 gram. 1 jam
setelah lahir tinggi fundus uteri setinggi umbilikus dengan konsistensi lembut dan
kontraski masih ada. Setelah 12 jam tinggi fundus uteri 1 cm di atas umbilikus
setelah 2 hari tinggi fundus uteri turun 1 cm. Satu minggu setelah persalinan tinggi
fundus uteri pertengahan pusat simfisis dengan berat uterus 500 gram, dua minggu
setelah persalinan tinggi fundus uteri tidak teraba di atas simfisis dengan berat
uterus 350 gram. 6 minggu setelah persalinan tinggi fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gram, dan 8 minggu setelah persalinan tinggi fundus uteri
kembali normal dengan berat 30 gram.

 Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Locea Rubra (Cruenta)

Berasal dari kavum uteri dan berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.

Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Hari ke 3 – 7 pasca pesalinan.

Lochea Serosa

Berwarna pink (merah muda) kecoklatan. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke
7 – 14 pasca persalinan.

Lochea Alba

Berwarna kuning putih. Setelah 2 minggu. Tanda bahaya jika setelah lochea rubra
berhenti warna darah tidak muda, bau seperti menstruasi. Lochea Purulenta jika
terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk, Locheostiasis Lochea
tidak lancar keluarnya. Pengeluran rata-rata lochea 240 – 270 ml.

 Servik dan Vagina


Segera setelah melahirkan servik lunak dan dapat dilalui oleh 2 jari, sisinya tidak
rata karena robekan saat melahirkan. Bagaimanapun juga servik tidak dapat
kembali secara sempurna ke masa sebelum hamil. Osteum externum akan menjadi
lebih besar karena adanya. Dalam beberapa hari bentuk servik mengalami distersi,
struktur internal kembali dalam 2 minggu. Struktur eksternal melebar dan tampak
bercelah. Sedangkan vagina akan menjadi lebih lunak dengan sedikit rugae dan
akan kembali mengecil tetapi akan kembali ke ukuran semula seperti sebelum
hamil dalam 6 – 8 minggu meskipun bentuknya tidak akan sama persis hanya
mendekati bentuk awalnya saja.

 Perineum
Selama persalinan Perinum mendapatkan tekanan yang besar, yang kemudian
setelah persalinan menjadi edema. Perawat perlu mengkaji tingkat kenyamanan
sehubungan dengan adanya luka episiotomi, laserasi dan hemoroid. Perawat perlu
melaporkan adanya edema, khimosis, kemerahan dan pengeluaran (darah, pus,
serosa). Dan apabila ada luka episiotomy kaji tanda-tanda infeksi dan luka
episiotomy ini akan sembuh dalam 2 minggu.

 Proses Laktasi
Di awal kehamilan, peningkatan estrogen yang diproduksi oleh placenta
menstimulasi perkembangan kelenjar susu. Pada hari pertama post partum
terdapat perubahan pada mammae ibu post partum. Semenjak masa kehamilan
kolostrum telah disekresi. Pada 3 hari pertama post partum mammae terasa penuh
atau membesar oleh karena kelahiran plasenta diikuti dengan meningkatnya kadar
prolaktin menstimulasi produksi susu.

 Tanda-tanda Vital
Jumlah denyut nadi normal antara 50 – 70 x/menit. Takikardi mengidentifikasi
perdarahan penyakit jantung infeksi dan kecemasan. Tekanan darah terus selalu
konsisten dengan keadaan sebelum melahirkan. Penurunan tekanan darah secara
drastis dicurigai adanya peradarahan. Kenaikan tekanan darah sistole 30 mmHg
dan distol 15 mmHg atau keduanya dicuriagi kehamilan dengan hipertensi atau
eklamsi. Kenaikan suhu tubuh hingga 38o C pada 24 jam pertama atau lebih
diduga terjadi infeksi atau karena dehidrasi. Perawat perlu mengkaji tanda-tanda
vital, karena sebagai petunjuk adanya peradarahan, infeksi atau komplikasi post
partum lainnya.

 Sistem Pernafasan
Diafragma turun dan paru kembali ke tingkat sebelum melahirkan dalam 6 – 8
minggu post partum. Respiratory rate 16 – 24 kali per menit. Keseimbangan asam
basa akan kembali normal dalam 3 minggu post partum. Dan metabolisme basal
akan meningkat selama 14 hari post partum. Pada umumnya tidak ada tanda-tanda
infeksi pernafasan atau distress pernafasan pada beberapa wanita mempunyai
faktor predisposisi penyakit emboli paru. Secara tiba-tiba terjadi dyspneu. Emboli
paru dapat terjadi dengan gejala sesak nafas disertai hemoptoe dan nyeri pleura.

 Sistem Muskuloskeletal
Pada kedua ekstremitas atas dan bawah dikaji apakah ada oedema atau perubahan
vaskular. Ekstermitas bawah harus diobservasi akan adanya udema dan varises.
Jika ada udema observasi apakah ada pitting udema, kanaikan suhu, pelebaran
pembuluh vena, kemerahan yang diduga sebagai tanda dari tromboplebitis.
Ambulasi harus sesegera mungkin dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan
mencegah kemungkinan komplikasi.

 Sistem Persyarafan
Ibu post partum hiper refleksi mungkin terpapar kehamilan dengan hipertensi. Jika
terdapat tanda-tanda tersebut perawat harus mengkaji adanya peningkatan tekanan
darah, proteinuria, udema, nyeri epigastritik dan sakit kepala.

 Sistem Perkemihan
Untuk mengkaji sistem perkemihan pada masa post partum secara akurat harus
meliputi riwayat : kebiasaan berkemih, infeksi saluran kemih, distensi kandung
kemih, retensi urine. Kemampuan untuk berkemih, frekuensi, jumlah, warna,
konsistensi, rasa lampias. Kemampuan untuk merasakan penuhnya kandung
kemih dan pengetahuan tentang personal hygiene. Pada umumnya dalam 4 – 8
jam setelah melahirkan ibu post partum, mempunyai dorongan untuk
mengosongkan kandung kemih. Dalam waktu 48 jam kemudian ibu post partum
akan sering berkemih tiap 3 – 4 jam sekali untuk menghidari distensi kandung
kemih.

 Sistem Pencernaan
Karakteristik dari fungsi normal usus adalah adanya bising usu 5 – 35 /menit.
Kurangnya pergerakan usus pada hari pertama post partum adalah hal yang biasa
terjadi. Sebagai akibat terjadinya udema saat kelahiran, kurang asupan makan
(puasa) sesaat sebelum melahirkan selanjutnya pada beberapa hari pertama post
partum. Khususnya saat berada di rumah sakit. Beberapa ibu tidak mendapatkan
kembali kebiasaan makannya. Jika terjadi konstipasi, abdomen akan mengalami
distensi, maka feses akan terpalpasi.

2. Perubahan Psikologis
 Taking in Phase
Timbul pada jam pertama kelahiran 1 – 2 hari selama masa ini ibu cenderung
pasif, ibu cenderung dilayani dalam memenuhi cenderung sendiri. Hal ini
disebabkan rasa tidak nyaman pada perineal, nyeri setelah melahirkan.

 Taking Hold Phase


Ibu post partum mulai berinisiatif untuk melakukan tindakan sendiri, telah suka
membuat keputusan sendiri. Ibu mulai mempunyai ketertarikan yang kuat pada
bayinya pada hari 4 – 7 hari post partum.

 Letting Go Phase
Ibu post partum dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Proses ini perlu
menyesuaikan diri terjadi pada hari terakhir minggu pertama.

H. PENATALAKSANAAN POST PARTUM


1. Early Ambulation
Ibu post partum diharapkan sedini mungkin melakukan early ambulation,
dimana ibu 8 jam pertama istirahat tidur terlentang, setelah 8 jam diperbolehkan
miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis dan boleh bangun dari
tempat tidur setelah 24 jam sampai 48 jam post partum.

2. Perawatan Payudara
Perhatikan kebersihan mammae, putting bila ada luka segera obati, dan pada
ibu yang belum mampu mengeluarkan ASI dilakukan perawatan payudara post
partum.
3. Pemberian Nutrisi
Nutrisi ibu diberikan harus memenuhi gizi seimbang porsinya lebih banyak
daripada waktu hamil, disamping untuk mempercepat pulihnya kesehatan setelah
kelahiran juga untuk meningkatkan produksi ASI.
4. Aktivitas Seksual
Pasangan dianjurkan untuk menunggu sampai terdapat pengeluaran lochea
akhir minggu ke 4. Perhatikan posisi, sebaiknya wanita pada posisi atas untuk
menghindari adanya penetrasi yang telalu dalam.

Anda mungkin juga menyukai