Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 21, No 2, December 2017 (142-152)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

PEMETAAN KUALITAS EMPIRIK SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SMA DI KABUPATEN KLATEN
Yulinda Erma Suryani
Universitas Widya Dharma Klaten
yulinda@unwidha.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas empirik soal Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pelaksanaan ujian akhir semester SMA di Kabupaten Klaten dalam empat tahun terakhir. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yang mengutip respon jawaban 1125 peserta didik pada ujian akhir semester tingkat SMA di
Kabupaten Klaten pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X pada Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai
Tahun Pelajaran 2014/2015. Analisis kualitas empirik soal ujian akhir semester meliputi: tingkat kesukaran, daya
pembeda, efektivitas distraktor, validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa
tingkat kesukaran butir soal ujian akhir semester di Kabupaten Klaten pada Tahun Pelajaran 2011/2012 kategori
mudah sebanyak 64%, sedang 24 % dan sukar 12%. Pada Tahun Pelajaran 2012/2013 78% soal mudah, 12%
sedang 10% sukar 10%. Pada tahun pelajaran 2013/2014 12% soal mudah, 14% sedang dan 74% sukar. Pada
tahun pelajaran 2014/2015 64% mudah, 16% sedang dan 28% sukar. Daya pembeda soal ujian akhir semester
pada tahun pelajaran 2011/2012 yang memenuhi kriteria sebanyak 62%, pada Tahun Pelajaran 2012/2013
sebanyak 76%, pada tahun pelajaraan 2013/2014 sebanyak 62%, pada Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 64%.
Distraktor pada soal ujian akhir semester Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat berfungsi dengan baik sebanyak 86%,
pada Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 90%, pada Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 76%, pada Tahun
Pelajaran 2014/2015 sebanyak 90%. Hasil analisis validitas empirik pada soal ujian akhir semester tahun pelajaran
2011/2012 diperoleh 36% butir yang valid dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,232. Pada soal ujian akhir
semester tahun pelajaran 2012/2013, 56% butir soal valid dengan nilai koefisien reliabilitas 0,428. Koefisien
reliabilitas soal ujian akhir semester pada tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh sebesar 0,238 dengan butir soal
yang valid 40%. Validitas empirik pada ssoal ujian akhir semester tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 50% butir
soal valid dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,603.
Kata kunci: pemetaan, kualitas, ujian semester, bahasa Indonesia

MAPPING OF APPING OF THE EMPIRICAL QUALITY OF INDONESIAN LANGUAGE


SUBJECT FINAL EXAM FOR SENIOR HIGH SCHOOL IN KLATEN REGENCY
Yulinda Erma Suryani
Universitas Widya Dharma Klaten
yulinda@unwidha.ac.id
Abstract
This research aims at determining the empirical quality of Indonesian Language subject test questions used for
Final Exam for senior high school in Klaten Regency within the last four years. This research uses a descriptive
quantitative method. The data for this research were collected by means of documentation. Documentation that
cites the responses of the students of the final exam of high school semester in Klaten Regency on the
Indonesian Language Subject of class X in the 2011/2012 Year Learning Year until the 2014/2015 Lesson Year
which amounts to 1125 students. Empirical quality analysis of the final exam of the semester include: item
difficulty, discriminating power, distractor effectiveness, validity and reliability. Based on the results of data
analysis can be seen that the level of difficulty item semester final exam in Klaten regency in the academic year
2011/2012 easy categories as much as 64%, while 24% and 12% difficult. In school year 2012/2013 78% easy
problem, 12% medium 10% difficult 10%. In the academic year 2013/2014 12% easy questions, 14% medium
and 74% difficult. In academic year 2014/2015 64% easy, 16% medium and 28% difficult. The discriminating
power of final exam of semester in academic year 2011/2012 that have qualified as much as 62%, Lessons
2012/2013 as much as 76%, 62/2014 years of education as much as 62%, Lesson 2014/2015 as much as 64%.
Distractor at the end of semester exam in the academic year 2011/2012 to function properly as much as 86%, in
the Academic Year 2012/2013, as much as 90%, in the Academic Year 2013/2014 by 76%, in the Academic Year
2014/2015 by 90%. The results of empirical validity analysis on the final exam of the academic year 2011/2012
obtained 36% valid grain with the value of reliability coefficient of 0.232. On the matter of the final exam of the
year 2012/2013 academic year, 56% items are valid with the value of reliability coefficient of 0.428. Reliability
coefficient about final exam of semester in academic year 2013/2014 obtained equal to 0,238 with item 40% valid
matter. Empirical validity in semester test case final year 2014/2015 amounted to 50% items valid with reliability
coefficient value of 0.603
Keywords: mapping, quality, semester test, Indonesian language

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


p-ISSN: 1410-4725, e-ISSN: 2338-6061
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

Pendahuluan kegiatan yang berkaitan dan berurutan. Se-


Desentralisasi pendidikan secara res- cara umum penilaian atau evaluasi adalah
mi dimulai dengan diberlakukannya Un- suatu sistem sistematis untuk mengetahui
dang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 ten- tingkat keberhasilan dan efisiansi suatu
tang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut program. Evaluasi dalam sistem pendidikan
Umiarso & Gojali (2010) desentralisasi pen- adalah salah satu kegiatan yang sangat pen-
didikan muncul dan berkembang sebagai ting dilaksanakan secara teratur pada peri-
bagian dari agenda besar global tentang de- ode-periode tertentu, antara lain untuk me-
mokratisasi dan desentralisasi pemerintahan mantau kualitas mutu pendidikan dan mem-
dalam rangka mewujudkan tata pemerintah- bantu proses belajar mengajar (PBM) di
an yang lebih baik (good governance). Desen- kelas, karena itu diperlukan alat ukur. Pe-
tralisasi dalam penyelenggaraan pendidikan mahaman siswa terhadap materi pelajaran
disebut dengan manajemen berbasis sekolah dapat diketahui seseorang berdasarkan hasil
(MBS). Konsep dasar manajemen berbasis evaluasi, sehingga informasi yang bermakna
sekolah adalah pengelolaan peningkatan mu- dapat diperoleh dalam pengambilan kepu-
tu pendidikan yang dilakukan sekolah secara tusan. Oleh karena itu dalam praktiknya
mandiri dengan melibatkan semua pihak masalah pengukuran mempunyai keduduk-
yang terkait dengan pendidikan yang biasa an yang sangat penting dalam proses eva-
disebut dengan otonomi pendidikan atau luasi. Baik buruknya hasil evaluasi tergan-
sekolah. Esensi MBS adalah otonomi seko- tung pada hasil pengukuran.
lah dan pengambilan keputusan partisipasif Umar (1991) mengemukakan jika ku-
untuk mencapai sasaran mutu pendidikan di alitas kegiatan evaluasi cukup baik maka
sekolah. Sehingga dalam proses perencana- data yang dihasilkan dapat digunakan untuk
an, pelaksanaan dan evaluasi mutu pendi- mengambil keputusan mengenai peserta di-
dikan di sekolah mampu melibatkan stake- dik dan untuk penyempurnaan kurikulum.
holder sekolah. Sebaliknya jika evaluasi rendah mutunya,
Evaluasi mutu pendidikan di sekolah akan menyesatkan para pengambil keputus-
dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri an atau kebijakan. Hal ini berarti bahwa eva-
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun luasi bertujuan untuk memperbaiki proses
2007 tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar belajar siswa serta dapat memberi umpan
Penilaian Pendidikan. Dalam peraturan ter- balik yang dapat dipergunakan sebagai dasar
sebut disebutkan bahwa standar penilaian untuk perencanaan di masa yang akan da-
pendidikan adalah standar nasional pendi- tang. Agar hasil ujian semester ini dapat
dikan yang berkaitan dengan mekanisme, menggambarkan keadaan yang sesungguh-
prosedur, dan instrumen penilaian hasil bel- nya, maka perangkat soal yang digunakan
ajar peserta didik, dan penilaian pendidikan harus memenuhi segala aspek persyaratan
adalah prosespengumpulan dan pengolahan bagisebuah alat ukur yang baik dan teruji
informasi untuk menentukan pencapaian ha- dalam berbagai aspek. Perangkat soal yang
sil belajar peserta didik (Menteri Pendidikan digunakan dalam ujian semester dibuat oleh
Nasional, 2007). Menurut Mardapi (1999) masing-masing guru di masing-masing se-
Penilaian merupakan proses penggambaran, kolah sesuai dengan bidang studi yang
memperoleh dan memberikan informasi diajarkan. Menurut Masrun (1978) gambar-
yang berguna sebagai alternatif pengambilan an tentang baiknya suatu alat ukur tercermin
keputusan. Suatu proses penilaian, ada yang pada karakteristik dari perangkat soal itu
didasarkan atas hasil pengukuran yang ber- sendiri. Karakteristik adalah ciri-ciri yang
sifat kuantitatif dan ada pula yang kualitatif melekat atau dimiliki oleh suatu perangkat
yang didasarkan atas non-pengukuran. Ciri soal yaitu validitas, reliabilitas, tingkat ke-
penting dalam pengukuran adalah adanya sukaran, dan daya beda.
proses perbandingan. Oleh karena itu, peng- Dengan adanya kebijakan otonomi
ukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan pendidikan maka pelaksanaan pendidikan

Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir ... − 143


Yulinda Erma Suryani
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

menjadi hak dan wewenang daerah setem- mulai Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai
pat. perangkat dapat diketahui dari hasil Tahun Pelajaran 2014/2015. Soal ulangan
bukti empiris. Perbaikan mutu pendidikan akhir semester mata pelajaran Bahasa In-
dapat dilakukan melalui sistem evaluasi. donesia kelas X dengan bentuk soal pilihan
Perbaikan sistem evaluasi dapat dimulai dari ganda, yang berjumlah 50 butir soal.
proses penyelenggaraan ujian semester baik Untuk mengetahui kualitas empirik
itu semester I maupun semester II. Evaluasi soal ujian semester pada Mata Pelajaran
keberhasilan belajar peserta didik dalam Bahasa Indonesia mulai Tahun Pelajaran
bidang studi, baik yang diselenggarakan 2011/2012 sampai Tahun Pelajaran 2014/
pada setiap semester maupun akhir program 201 di Kabupaten Klaten, dilakukan tahap-
pendidikan perlu direncanakan sebaik-baik- an analisis terhadap data yang diperoleh, ya-
nya. Perangkat tes untuk kepentingan evalu- itu dengan melakukan analisis kualitas soal
asi tersebut, pada masa yang akan datang ujian semester Tingkat SMA di Kabupaten
sistem dan penyelenggaraannya harus dida- Klaten, dilakukan dengan menggunakan pen-
sarkan pada tes standar sehingga hasilnya dekatan teori tes klasik. Teori tes klasik di-
dapat dipertanggungjawabkan. Melalui pe- gunakan untuk mengetahui tingkat kesukar-
nelitian ini akan dilakukan pemetaan mutu an, daya beda soal dan efektivitas distraktor.
pendidikan di Kabupaten Klaten, karena Analisis kualitas soal secara klasik dilakukan
sistem pengajaran dan sistem evaluasi me- dengan menggunakan program Iteman. Be-
miliki keterkaitan dalam rangka memantau sarnya tingkat kesukaran hasil analisis de-
mutu pendidikan. Untuk dapat meningkat- ngan menggunakan program Iteman dikate-
kan mutu pendidikan harus dimulai dengan gorikan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Mu-
memperbaiki sistem pengajarannya, tetapi dah jika nilai propcorrect > 0,70; (2) Sedang
untuk mendapatkan informasi tentang efek- jika 0,30 ≤ nilai propcorrect ≤ 0,70; dan (3)
tivitas dan efisiensi sistem pengajaran yang sukar jika nilai propcorrect < 0,30 (Hayat &
telah dilakukan diperlukan sistem evaluasi Suprananto, 1999). Pengkategorian hasil
yang baik. Kedua hal tersebut harus me- analisis daya pembeda dengan mengguna-
rupakan suatu sistem yang harus sejalan kan program Iteman menggunakan kriteri
dalam skala yang lebih besar, yaitu sebagai berikut: (1) bagus sekali jika nilai Biser >
bagian dari sistem pendidikan. Tujuan pe- 0,40; (2) lumayan bagus tapi mungkin masih
nelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas perlu peningkatan jika 0,30 < nilai Biser <
empirik soal Mata Pelajaran Bahasa Indo- 0,39; (3) belum memuaskan, perlu diper-
nesia yang digunakan dalam pelaksanaan baiki jika 0,20 < nilai Biser < 0,29; dan (4)
ujian semester di Kabupaten Klaten dalam jelek dan harus dibuang jika nilai Biser <
empat tahun terakhir. Melalui hasil pene- 0,20 (Azwar, 2016). Hasil analisis distraktor
litian ini Guru-guru Mata Pelajaran Bahasa pada program Iteman dapat dilihat pada ini-
Indonesia di Kabupaten Klaten memper- lai Biser dan Point Biser yang dihasilkan, jika
oleh gambaran mengenai kualitas soal yang nilai Biser dan Point Biser negatif dan tinggi
telah digunakan dalam proses evalusi yang maka distraktor dikategorikan dapat ber-
dilaksanakan setiap akir semester. fungsi dengan baik. Validitas butir soal di-
analisis dengan menggunakan perhitungan
Metode Penelitian koefisien korelasi antara skor butir soal de-
ngan total soal (Pradana, Parno, & Handa-
Metode yang digunakan dalam pene- yanto, 2017). Reliabilitas butir soal dianalisis
litian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan perhitungan koefisien
kuantitatif. Metode pengumpulan data yang Cronbach Alpha (Djaali & Muljono, 2008,).
digunakan dalam penelitian ini adalah do- Butir soal ujian akhir semester SMA pada
kumentasi dengan menggunakan respon mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X
jawaban 1125 siswa pada soal ulangan akhir dinyatakan valid apabila nilai Biser setiap
semester SMA di Kabupaten Klaten pada butir soal > 0,30 dan distraktor berfungsi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X

144 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

dengan baik. Estimasi reliabilitas instrumen Pada Gambar 1 tampak bahwa ting-
menggunakan konsistensi internal dengan kat kesukaran butir soal ujian semester da-
formula alpha cronbach. Prosedur yang di- lam empat tahun terakhir sangat bervariasi.
lakukan dalam menganalisis data adalah: (1) Pada tahun pelajaran 2011/2012 tingkat
melakukan koordinasi dengan dinas Pen- kesukaran butir soal yang termasuk dalam
didikan Kabupaten Klaten mengenai data kategori Mudah sebanyak 32 butir soal atau
hasil ujian akhir semester di kabupaten 65%, yang termasuk dalam kategori Sedang
Klaten, (2) melakukan koordinasi dengan sebanyak 12 butir soal atau 24% dan yang
percetakan CV. Saudara yang bekerjasama termasuk dalam kategori Sukar sebanyak 6
dengan Dinas Pendidikan Kabuaten Klaten butir atau 12%. Pada tahun pelajaran 2012/
dalam penyelenggaraan ujian akhir semester, 2013 tingkat kesukaran butir soal yang ter-
dalam pengadaan lembar jawaban komputer masuk dalam kategori Mudah sebanyak 39
sekaligus melakukan scaning terhadap lembar butir soal atau 78%, yang termasuk dalam
jawaban komputer yang telah dikerjakan kategori Sedang sebanyak 6 butir soal atau
oleh siswa, (3) data hasil scaning ujian akhir 12% dan yang termasuk dalam kategori
semester siswa yang ada di percetakan CV. Sukar sebanyak 6 butir soal atau 10%. Pada
Saudara tersimpan dalam format ASCII, (4) tahun pelajaran 2013/2014 tingkat kesukar-
mengkonversi data dengan format ASCII an butir soal yang termasuk dalam kategori
menjadi Excel, (5) melakukan pembersihan Mudah sebanyak 6 butir soal atau 12%,
data, yang disesuaikan dengan format file yang termasuk dalam kategori sedang seba-
data program Iteman, (6) mengkonversi da- nyak 7 butir soal atau 14% dan yang terma-
ta Excel ke dalam format ASCII kembali suk dalam kategori Sukar sebanyak 37 butir
untuk keperluan analisis data, (7) menyiap- soal atau 74%. Pada tahun pelajaran 2014/
kan baris kontrol yang dibutuhkan pada 2015 tingkat kesukaran butir soal yang ter-
program Iteman, (8) melakukan analisis masuk dalam kategori Mudah sebanyak 32
data, (9) melakukan interpretasi terhadap butir soal atau 64%, yang termasuk dalam
hasil analisis data. kategori Sedang sebanyak 4 butir soal atau
16% dan yang termasuk dalam kategori Su-
Hasil Penelitian dan Pembahasan kar sebanyak 14 butir soal atau 28%.
Tingkat kesukaran merupakan rasio
Tingkat Kesukaran antara penjawab soal dengan benar dan ba-
Berdasarkan hasil analisis data, tingkat nyaknya peserta ujian. Secara teoritik dikata-
kesukaran butir soal ujian semester di Ka- kan bahwa tingkat kesukaran merupakan
bupaten Klaten dapat diilustrasikan pada probabilitas empirik untuk lulus pada butir
Gambar 1. soal tertentu bagi peserta ujian tertentu. Da-
lam teori skor-murni klasik, tingkat kesukar-
an adalah parameter yang mendskripsikan
40
seberapa sukarkah bagi sekelompok peserta
35
ujian yang dites untuk memberikan jawaban
30
yang benar terhadap suatu butir soal (Azwar,
25
20
2016). Menurut Sudjana (2004), sebaiknya
15
paket soal yang diberikan kepada siswa me-
10
miliki keseimbangan antara mudah, cukup,
5 sukar dengan perbandingan 3:4:3 atau 3:5:2.
0 Apabila soal ujian akhir semester berjumlah
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 50 maka seharusnya perbandingan antara
soal mudah:cukup:sukar adalah 15:20:15
MUDAH SEDANG SUKAR
atau 11:28:11. Perbandingan hasil analisis
tingkat kesukaran butir soal ujian akhir
Gambar 1. Grafik Tingkat Kesukaran semester SMA pada mata pelajaran Bahasa
Butir Soal
Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir ... − 145
Yulinda Erma Suryani
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Indonesia kelas X di Kabupaten Klaten butir soal atau 26% dan yang termasuk da-
dapat dilihat pada Tabel 1. lam kategori Jelek sebanyak 19 butir soal
atau 38%. Pada tahun pelajaran 2012/2013
Tabel 1. Perbandingan Hasil Analisis daya pembeda butir soal yang termasuk
Tingkat Kesukaran Butir Soal dalam kategori Bagus sebanyak 26 butir soal
No Tahun Pelajaran Perbandingan
atau 52%, yang termasuk dalam kategori
Revisi sebanyak 12 butir soal atau 24% dan
1 2011/2012 6,4 : 2,4 : 1,2 yang termasuk dalam kategori Jelek seba-
2 2012/2013 7,8 : 1,2 : 1,2 nyak 12 butir soal atau 24%. Pada tahun
3 2013/2014 1,2 : 1,4 : 7,4 pelajaran 2013/2014 daya pembeda butir
soal yang termasuk dalam kategori Bagus
4 2014/2015 6,4 : 0,8 : 2,8
sebanyak 20 butir soal atau 40%, yang ter-
masuk dalam kategori Revisi sebanyak 11
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat butir soal atau 22% dan yang termasuk da-
bahwa tingkat kesukaran butir soal ujian lam kategori Jelek sebanyak 19 butir soal
akhir semester SMA pada mata pelajaran atau 38%. Pada tahun pelajaran 2014/2015
Bahasa Indonesia kelas X belum memenuhi daya pembeda butir soal yang termasuk
unsur keseimbangan. Pada Tahun Pelajaran dalam kategori Bagus sebanyak 25 butir soal
2011/2012 soal didominasi oleh tingkat ke- atau 50%, yang termasuk dalam kategori
sukaran mudah, demikian pula untuk Tahun Revisi sebanyak 7 butir soal atau 14% dan
pelajaran 2013/2014 dan Tahun Pelajaran yang termasuk dalam kategori Jelek se-
2014/2015. Namun, pada Tahun Pelajaran banyak 18 butir soal atau 36%.
2013/2014 soal diddominasi oleh tingkat
kesukaran sukar. Butir soal yang baik adalah
yang tingkat kesulitannya cukupan, tidak 30
terlalu mudah atau terlalu sukar. Apabila 25
butir soal yang terlalu mudah atau sukar ma-
ka butir soal tersebut tidak dapat mencer- 20

minkan capaian hasil pembelajaran yang 15


dilakukan. Soal yang baik adalah soal yang 10
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
5
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
peserta didik untuk mempertinggi usaha 0
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
memecahkannya. Sebaliknya soal yang ter-
lalu sukar akan menyebabkan peserta didik BAGUS REVISI JELEK
menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar Gambar 2. Grafik Daya Pembeda Butir
jangkauannya (Arikunto, 2007). Soal
Daya Pembeda Daya pembeda merupakan kemampu-
Berdasarkan hasil analisis data, daya an suatu butir soal untuk membedakan in-
pembeda soal ujian semester di Kabupaten dividu yang satu dari yang lainnya berda-
Klaten dapat diilustrasikan pada Gambar 2. sarkan atribut yang diukur oleh tes (Azwar,
Pada Gambar 2 tampak bahwa daya 2016). Pada tes prestasi belajar Bahasa In-
pembeda butir soal ujian semester dalam donesia daya pembeda adalah kemampuan
empat tahun terakhir sangat bervariasi. Pada butir soal dalam membedakan individu ber-
tahun pelajaran 2011/2012 daya pembeda dasarkan hasil belajar siswa dalam bidang
butir soal yang termasuk dalam kategori Ba- Bahasa Indonesia. Daya pembeda merupa-
gus sebanyak 18 butir soal atau 36%, yang kan suatu pernyataan tentang seberapa be-
termasuk dalam kategori Revisi sebanyak 13 sar daya sebuah butir soal dapat membe-

146 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

dakan kemampuan antara peserta kelompok ngan kelompok rendah. Penentuan kelom-
tinggi dan kelompok rendah. Secara teoritis pok tinggi dan kelompok rendah dengan
peserta ujian akhir semester kelompok ting- mengambil 27% siswa yang memperoleh
gi harus bisa menjawab dengan benar butir- skor tertinggi sebagai kelompok tinggi dan
butir soal yang dikerjakan secara lebih ba- 27% siswa yang memperoleh skor terendah
nyak daripada jawaban benar kelompok sebagai kelompok rendah, 46% siswa dite-
rendah. Apabila jumlah jawaban benar pe- ngah distribusi tidak diikutkan dalam ana-
serta kelompok rendah lebih banyak dari- lisis. Menurut Kelly, pada kondisi normal,
pada kelompok tinggi, maka butir tersebut titik optimum di mana dua kondisi se-
dinyatakan tidak baik. Sebuah butir soal imbang dicapai pada 27% kelompok tinggi
yang baik adalah yang mempunyai daya be- dan bawah (Anastasi & Urbina, 1997).
da untuk membedakan kemampuan antara
peserta tes ujian akhir semester pada kedua Distraktor
kelompok (Nurgiyantoro, 2010). Siswa yang Berdasarkan hasil analisis data, efek-
tergolong pada kelopok tinggi memiliki tivitas distraktor soal ujian semester di Ka-
peluang yang lebih besar untuk menjawab bupaten Klaten disajikan pada Gambar 3.
dengan benar suatu butir soal dibandingkan
dengan siswa pada kelompok rendah.
Secara prinsip daya pembeda dicer-
minkan oleh perbedaan jawaban terhadap
butir soal diantara kelompok subjek yang
cerdas dan yang tidak cerdas. Besar kecilnya
nilai indek daya pembeda butir menunjuk-
kan tinggi rendahnya daya sebuah butir soal
untuk dapat membedakan kemampuan pe-
serta ujian akhir semsester. Semakin tinggi
indeks yang dimiliki oleh sebuah butir soal,
maka akan semakin baik butir soal tersebut
karena mempunyai daya untuk membeda-
kan kemampuan peserta ujian akhir semes-
ter. Daya pembeda soal ujian akhir semester Gambar 3. Grafik Distraktor
SMA pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di Kabupaten Klaten dalam empat tahun Pada Gambar 3 tampak bahwa Dis-
bersifat fluktuatif. Soal ujian akhir semester traktor soal ujian semester dalam empat
pada tahun pelajaran 2011/2012 hanya 36% tahun terakhir sangat bervariasi. Pada tahun
butir soal yang bisa membedakan kemam- pelajaran 2011/2012 Distraktor yang Ber-
puan peserta anatar kelompok tinggi dengan fungsi dengan Baik sebanyak 43 butir soal
kelompok rendah. Soal ujian akhir semester atau 86%, yang Tidak berfungsi sebanyak 7
pada tahun pelajaran 2012/2013 yang bisa butir soal atau 14%. Pada tahun pelajaran
membedakan kemampuan peserta antara 2012/2013 Distraktor yang Berfungsi de-
kelompok tinggi dengan kelompok rendah ngan Baik sebanyak 45 butir soal atau 90%,
meningkat menjadi 52%. Soal ujian akhir yang Tidak berfungsi sebanyak 5 butir soal
semester pada tahun pelajaran 2013/2014 atau 10%. Pada tahun pelajaran 2013/2014
turun menjadi 40% butir soal yang bisa Distraktor yang Berfungsi dengan Baik
membedakan kemampuan peserta anatar sebanyak 38 butir soal atau 76%, yang Tidak
kelompok tinggi dengan kelompok rendah. berfungsi sebanyak 12 butir soal atau 24%.
Soal ujian akhir semester pada tahun pel- Pada tahun pelajaran 2014/2015 Distraktor
ajaran 2014/2015 naik kembali menjadi yang Berfungsi dengan Baik sebanyak 45
50% butir soal yang bisa membedakan ke- butir soal atau 90%, yang Tidak berfungsi
mampuan peserta antar kelompok tinggi de- sebanyak 5 butir soal atau 10%.

Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir ... − 147


Yulinda Erma Suryani
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Distraktor bukan sekedar pelengkap gian besar siswa yang berkemampuan ren-
pilihan jawaban. Pengecoh diadakan dengan dah dan dipilih minimal 5% dari seluruh
tujuan untuk menyesatkan siswa agar tidak peserta tes yang berkemampuan tinggi. Jika
memilih kunci jawaban. Agar dapat melaku- pengecoh lebih banyak dipilih oleh siswa
kan fungsinya dengan baik maka distraktor yang berkemampuan tinggi maka dapat di-
harus dibuat semirip mungkin dengan kunci katakan pengecoh tersebut menyesatkan.
jawaban (Purwanto, 2009). Agar semua pi- Apabila pengecoh dipilih secara merata oleh
lihan jawaban efektif, penyusunan pilihan peserta tes, maka pengecoh tersebut ber-
jawaban yang salah harus dilakukan sedemi- fungsi (Suaedi, 2016)
kian rupa sehingga tidak terlalu mencolok
terlihat sebagai jawaban yang salah. Pilihan Validitas dan Reliabilitas
jawaban salah yang baik adalah yang serupa Berdasarkan hasil analisis validitas
tapi tidak sama dengan pilihan jawaban dapat dikatahui bahwa pada soal ujian akhir
benar sehingga mempunyai peluang untuk semester tahun pelajaran 2011/2012 ada 18
dipilih oleh perserta ujian akhir semester atau 36% butir soal yang tidak valid, tahun
yang tidak hati-hati (Nurgiyantoro, 2010). pelajaran 2012/2013 ada 26 atau 52%,
Item yang baik tidak saja memiliki tahun pelajaran 2013/2014 ada 20 atau 40%
daya pembeda yang tinggi dan tingkat ke- dan tahun 2014/2015 ada 25 atau 50%. Es-
sukaran yang sesuai tapi juga memiliki dis- timasi Reliabilitas dilakukan dengan meng-
traktor yang efektif. Fungsi distraktor ber- gunakan formula alpha cronbach. Hasil esti-
lawanan dengan fungsi daya pembeda. Daya masi reliabilitas soal ujian akhir semester
pembeda ditunjukkan dengan besarnya pro- tahun 2011/2012 yang diperoleh sebesar
porsi peserta ujian akhir semester pada ke- 0,232. Analisis estimasi reliabilitas soal ujian
lompok tinggi yang dapat menjawab dengan akhir semester tahun 2012/2013 diperoleh
benar dibandingkan dengan proporsi peser- koesisien reliabilitas sebesar 0,428. Hasil es-
ta ujian akhir semester pada kelompok ren- timasi reliabilitas soal ujian akhir semester
dah. Fungsi distraktor justru sebaliknya, dis- tahun 2013/2014 yang diperoleh sebesar
traktor akan berfungsi efektif jika besarnya 0,238. Hasil estimasi reliabilitas soal ujian
proporsi peserta ujian akhir semester pada akhir semester tahun 2014/2015 yang diper-
kelompok rendah yang terjebak oleh dis- oleh sebesar 0,603. Validitas dan reliabilitas
traktor dibandingkan dengan proporsi pe- adalah dua hal penting dalam pengukuran.
serta ujian akhir semester pada kelompok Reliabilitas akan mempengaruhi atau bahkan
tinggi (Azwar, 2016). Idealnya distraktor menentukan validitas walaupun tidak semua
harus dipilih hanya oleh perserta ujian akhir yang reliabel pasti valid. Proses validasi
semester yang termasuk pada kelompok ba- sangat penting dilakukan untuk setiap tes
wah, sedangkan peserta ujian pada kelom- kemampuan kognitif. Validitas adalah ka-
pok atas tidak ada yang memilih distraktor. rakteristik terpenting dalam pengukuran
Pada soal ujian akhir semester pada tahun yang mengacu kepada akurasi dan kecer-
pelajaran 2011/2012 ada 14% distraktor matan fungsi ukur tes yang bersangkutan.
yang tidak berfungsi, tahun pelajaran 2012/ Melakukan validasi tes adalah mencari bukti
2013 ada 10%, tahun pelajaran 2013/2014 empiris bahwa hasil ukur dari tes tersebut
ada 24% dan pada tahun pelajaran 2014/ memang memberikan informasi yang akurat
2015 ada 10% distraktor yang tidak ber- dan cermat mengenai atribut yang diukur,
fungsi. Terdapat beberapa faktor yang tanpa dicemari oleh informasi yang tidak
mempengaruhi berfungsi tidaknya penge- relevan (Azwar, 2016). Reliabilitas mengacu
coh yaitu jika soal terlalu mudah, pokok pada konsistensi pengukuran yang berarti
soal memberi petunjuk pada kunci jawaban bahwa perbedaan skor yang diperoleh da-
dan siswa sudah mengetahui materi yang lam pengukuran memang mencerminkan
akan ditanyakan terlalu mudah. Pengecoh adanya perbedaan kemampuan yang sesung-
dikatakan berfungsi jika dipilih oleh seba- guhnya, bukan perbedaan yang disebabkan

148 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

oleh adanya eror pengukuran. Estimasi re- kan 23,3% dari perbedaan pada skor peserta
liabilitas artinya mencari bukti empiris bah- tes yang sesungguhnya. Hal itu dapat dikata-
wa hasil ukur dari tes memang memberikan kan bahwa 76,7% dari perbedaan skor yang
variasi perbedaan yang konsisten, bukan tampak adalah akibat adanya variasi eror
perbedaan yang terjadi secara random atau pengukuran. Koefisien reliabilitas soal ujian
secara kebetulan. akhir semester tahun pelajaran 2012/2013
Wells & Wollack (2003) mengatakan sebesar 0,428 berarti bahwa 37,2% dari va-
bahwa tes yang dibuat oleh guru untuk ke- riasi skor tes Cuma menampakkan variasi
perluan class-room test harus memiliki koefi- eror.
sien reliabilitas paling tidak 0,700 atau lebih.
Hasil estimasi reliabilitas soal ujian akhir Pemetaan Kualitas Butir Soal Ujian
semester SMA pada mata pelajaran Bahasa Semester Pada Mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas X di Kabupaten Klaten dari Indonesia di Kabupaten Klaten
tahun pelajaran 2011/2012 sampai tahun Berdasarkan hasil analisis data, Ting-
pelajaraan 2014/2015 belum ada yang men- kat Kesukaran, Daya Pembeda dan efekti-
capai 0,700. Hal ini berarti Soal ujian akhir vitas Distraktor, Validitas dan Reliabilitas
semester SMA pada mata pelajaran Bahasa soal ujian semester di Kabupaten Klaten
Indonesia kelas X di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 2.
belum memenuhi kriteria koefisien konsis- Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat soal
tensi internal. Koefisien reliabilitas soal ujian akhir semester tahun pelajaran 2011/
akhir ujian semester SMA belum dapat di- 2012 memiliki tingkat kesukaran butir soal
katakan memuaskan, artinya hasil ukur dari mudah sebanyak 64%, sedang 24% dan
soal ujian akhir semester belum banyak me- sukar 12%. Daya pembeda bagus 36%, Re-
nampakkan variasi skor yang sesungguhnya visi 26% dan jelek 38%. Distraktor ber-
karena masih banyak dipengaruhi oleh vari- fungsi dengan baik sebanyak 86% dan yang
asi eror pengukuran. Koefisien reliabilitas tidak berfungsi sebanyak 14%. Berdasarkan
soal ujiaan akhir semester pada tahun pel- hasil analisis validitas empirik diperoleh
ajaran 2011/2012 sebesar 0,232 menunjuk- 36% butir yang valid dengan nilai koefisien
kan bahwa perbedaan (variasi) yang tampat reliabilitas sebesar 0,232.
pada skor ujian akhir semester mencermin-

Tabel 2. Pemetaan Kualitas Butir Soal Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


dalam Empat Tahun Terakhir
Karakteristik Instrumen Tahun Pelajaran
2011/ 2012/ 2013/ 2014/
2012 2013 2014 2015
Tingkat Kesukaran Mudah 64% 78% 12% 64%
Sedang 24% 12% 14% 16%
Sukar 12% 10% 74% 28%
Daya Pembeda Bagus 36% 52% 40% 50%
Revisi 26% 24% 22% 14%
Jelek 38% 24% 38% 36%
distraktor Berfungsi 86% 90% 76% 90%
Tdk Berfungsi 14% 10% 24% 10%
Validitas Empirik terpenuhi 36% 52% 40% 50%
Reliabilitas 0,232 0,428 0,238 0,603

Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir ... − 149


Yulinda Erma Suryani
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Hasil analisis soal ujian akhir semester tidak seorang siswapun yang dapat menja-
tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan wabnya dengan benar, yang akan berakibat
bahwa tingkat kesukaran butir soal mudah pada skor atau nilai yang peroleh siswa tidak
sebanyak 78%, sedang12% dan sukar 10%. akan bagus. Sesungguhnya tingkat kesukar-
Daya pembeda soal bagus sebanyak 52%, an merupakan probabilitas empirik untuk
Revisi 24% dan jelek 24%. Distraktor ber- lulus atau berhasil dalam mengerjakan soal.
fungsi dengan baik sebanyak 90% dan yang Demikian pula halnya dengan daya pembe-
tidak berfungsi sebanyak 10%. Dari 50 butir da soal, masih banyak soal ujian akhir se-
soal ada 56% butir soal yang valid dengan mester yang dibuat guru untuk penilaian ke-
nilai koefisien reliabilitas 0,428. las yang belum memiliki daya pembeda
Tingkat kesukaran soal ujian akhir se- bagus. Jika soal ujian akhir semeseter yang
mester tahun pelajaran 2013/2014 yang ter- diberikan memiliki daya pembeda yang be-
masuk dalam kategori mudah sebanyak 12%, lum bagus, maka butir soal tersebut tidak
sedang 14% dan sukar 74%. Daya pembeda bisa membedakan antara siswa pada kelom-
bagus sebanyak 40%, Revisi 22% dan jelek pok tinggi (kemampuan tinggi) dengan sis-
38%. Distraktor dapat berfungsi dengan wa pada kelompok rendah (kemampuan ren-
baik sebanyak 76% dan yang tidak berfungsi dah). Distraktor pada soal ujian akhir semes-
sebanyak 24%. Koefisien reliabilitas yang ter pada tahun pelajaran 2011/2012 sampai
diperoleh sebesar 0,238 dengan butir soal tahun pelajaran 2014/2015 sudah bisa men-
yang valid sebanyak 40%. capai 90% yang dapat berfungsi dengan ba-
Hasil analisis kualitas butir soal tahun gus walaupun masih ada yang belum ber-
pelajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa fungsi. Hasil analisis validitas dan reliabilitas
tingkat kesukaran butir soal yang termasuk yang diperoleh belum menunjukkan hasil
dalam kategori mudah sebanyak 64%, se- yang bagus. Soal ujian akhir semester pada
dang 16% dan sukar 28%. Daya pembeda Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X
soal bagus sebanyak 50%, revisi 14% dan yang berjumlah 50 butir soal setiap tahun-
jelek 36%. Distraktor berfungsi dengan baik nya, validitas tertinggi baru mencapai 52 %
sebanyak 90% dan yang tidak berfungsi yaitu soal ujian akhir semester tahun pelajar-
sebanyak 10%. 50% butir soal valid dengan an 2012/2013. Demikian pula dengan nilai
nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,603. koefisien reliabilitas, soal ujian akhir semes-
Hasil analisis Tingkat kesukaran soal ter tahun pelajaran 2011/2012 sampai
ujian akhir semester SMA pada mata pela- 2014/2015 belum ada yang memenuhi kri-
jaran Bahasa Indonesia kelas X di Kabupa- teria sebagaimana yang disyaratkan Wells &
ten Klaten pada tahun pelajaran 2011/2012 Wollack (2003) bahwa koefisien reliabilitas
sampai 2014/2015 belum memenuhi unsur untuk penilaian kelas harus memiliki koe-
keseimbangan antara butir soal yang mudah, fisien reliabilitas lebih dari 0,700.
sedang dan sukar seperti yang dikatakan
Sudjana (2004), sebaiknya paket soal yang Simpulan
diberikan kepada peserta didik memiliki ke-
Tingkat kesukaran butir soal ujian
seimbangan antara mudah:cukup:sukar de-
akhir semester di Kabupaten Klaten pada
ngan perbandingan 3:4:3 atau 3:5:2. Temuan
tahun pelajaran 2011/2012 memiliki tingkat
dalam penelitian ini sejalan dengan temuan
kesukaran butir soal mudah sebanyak 64%,
penelitian Sulistiawan (2016) dan Suaedi
sedang 24 % dan sukar 12%. Pada tahun
(2016), tingkat kesukaran butir soal buatan
pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa
guru belum memenuhi keseimbangan antara
tingkat kesukaran butir soal mudah seba-
butir soal mudah, sedang, dan sukar. Kese-
nyak 78%, sedang 12% dan sukar 10%.
imbangan komposisi butir soal mudah, se-
Pada tahun pelajaran 2013/2014 yang ter-
dang, sukar sangat penting untuk diperhati-
masuk dalam kategori mudah sebanyak 12%,
kan. Apabila soal ujian akhir semester yang
sedang 14% dan sukar 74%. Pada tahun
diberikan lebih banyak soal yang sukar maka
pelajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa

150 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

tingkat kesukaran butir soal yang termasuk 2013/2014 sebanyak 62%, pada Tahun
dalam kategori mudah sebanyak 64%, se- Pelajaran 2014/2015 sebanyak 64%.
dang 16% dan sukar 28%. Kualitas butir soal ujian semester
Daya pembeda soal ujian akhir se- yang digunakan dalam ujian semester di
mester pada tahun pelajaran 2011/2012 Kabupaten Klaten dalam empat tahun ter-
yang termasuk dalam ketegori bagus seba- akhir rata-rata termasuk dalam kategori mu-
nyak 36%, Revisi 26% dan jelek 38%. Pada dah. Komposisi tingkat kesukaran butir soal
tahun pelajaran 2012/2013, daya pembeda belum memenuhi unsur perimbangan antara
soal bagus sebanyak 52%, Revisi 24% dan soal yang mudah, sedang dan sukar. Oleh
jelek 24%. Pada tahun pelajaraan 2013/ karena itu, disarankan bagi guru-guru yang
2014 daya pembeda bagus sebanyak 40%, menulis soal dan pihak Dinas Pendidikan
Revisi 22% dan jelek 38%. Daya pembeda dan Kebudayaan Kabupaten Kepada agar
soal pada tahun pelajaran 2014/2015 ter- memperhatikan kualitas butir soal yang akan
masuk dalam kategori bagus sebanyak 50%, digunakan untuk ujian semester. Agar nanti
revisi 14% dan jelek 36%. skor yang diperoleh siswa mencerminkan
Distraktor pada soal ujian akhir kemampuan siswa sesungguh. Dalam arti
semester tahun pelajaran 2011/2012 dapat bahwa siswa mendapatkan skor 90 pada
berfungsi dengan baik sebanyak 86% dan mata pelajaran Bahasa Indonesia memang
yang tidak berfungsi sebanyak 14%. Dis- merupakan kemampuan (trait), bukan kare-
traktor berfungsi dengan baik sebanyak na soal-soal yang diberikan dalam ujian se-
90% dan yang tidak berfungsi sebanyak mester termasuk dalam kategori mudah. Se-
10% pada tahun pelajaran 2012/2013. Pada hingga nilai yang diperoleh siswa di Wilayah
tahun pelajaran 2013/2014 distraktor dapat Kabupaten Klaten dapat dibandingkan de-
berfungsi dengan baik sebanyak 76% dan ngan wilayah lainnya.
yang tidak berfungsi sebanyak 24%. Dis-
traktor pada tahun pelajaran 2014/2015 Daftar Pustaka
dapat berfungsi dengan baik sebanyak 90%
dan yang tidak berfungsi sebanyak 10%. Anastasi, A. & Urbina, S. (1979). Psychological
Hasil analisis validitas empirik pada testing. (4th ed.). New York: Macmillan
soal ujian akhir semester tahun pelajaran Publishing Co. Inc.
2011/2012 diperoleh 36% butir yang valid Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar evaluasi
dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar pendidikan. Edisi Revisi. Cetakan
0,232. Pada soal ujian akhir semester taahun ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara.
pelajaran 2012/2013, dari 50 butir soal ada
56% butir soal yang valid dengan nilai koe- Azwar, S. (2016). Konstruksi tes kemampuan
fisien reliabilitas 0,428. Koefisien reliabilitas kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
soal ujian akhir semester pada tahun pela- Djaali & Muljono, P. (2008). Pengukuran
jaran 2013/2014 diperoleh sebesar 0,238 dalam bidang pendidikan. Jakarta:
dengan butir soal yang valid sebanyak 40%. Grasindo.
Validitas empirik pada soal ujian akhir se-
Hayat, B., & Suprananto. (1999). Analisis
mester tahun pelajaran 2014/2015 diper-
butir soal secara klasik dengan
oleh 50% butir soal valid dengan nilai koe-
menggunakan program iteman. Pengelolaan
fisien reliabilitas sebesar 0,603.
pengujian bagi guru mata pelajaran. Jakarta:
Berdasarkan analisis tingkat kesukran,
Direktorat Pendidikan Menengah
daya pembeda dan efektifitas distraktor ma-
Umum, Direktorat Jendral Pendidikan
ka dapat disimpulkan bahwa kualitas soal
Dasar dan Menengah, Depdikbud.
ujian akhir semester pada tahun pelajaran
2011/2012 yang memenuhi kriteria seba- Mardapi, D. (1999). Evaluasi
nyak 62%, pada Tahun Pelajaran 2012/ Penyelenggaraan ebtanas. Laporan
2013 sebanyak 76%, pada tahun pelajaraan penelitian.Yogyakarta: Lembaga

Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir ... − 151


Yulinda Erma Suryani
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Penelitian IKIP Yogyakarta. MTsN Slawi tahun pelajaran


2015/2016 Jurnal Kamil, 3.
Masrun. (1978). Pengukuran dalam pendidikan.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Sudjana, N. (2004). Penilaian hasil dan proses
UniversitasGadjah Mada Yogyakarta. Belajar mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Menteri Pendidikan Nasional. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor Sulistiawan, C. H. (2016). Kualitas soal ujian
20 Tahun 2007 tentang Standar sekolah matematika program IPA dan
Penilaian Pendidikan (2007). Jakarta kontribusinya terhadap hasil ujian
nasional. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian
Pendidikan, 20(1). Retrieved from
pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jp
Yogyakarta: BPFE.
ep/article/view/7516.
Pradana, S. D. S., Parno, P., & Handayanto,
Umar, J. (1991). Pengantar Penilaian
S. K. (2017). Pengembangan tes
Pendidikan (Makalah). Jakarta: Pusisjian,
kemampuan berpikir kritis pada materi
Balitbang, Depdikbud
Optik Geometri untuk mahasiswa
Fisika. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Umiarso & Gojali, I. (2010). Manajemen mutu
Pendidikan, 21(1), 51-64. sekolah di era otonomi pendidikan.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/pep.v Yogyakarta: IRCiSoD.
21i1.13139 Wells, C. S. & Wollack, J. A. (2003). An
Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. instructor’s guide to understanding test
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. realiability, paper, testing & evaluation
Sevices. Madison: University of
Suaedi, M. (2016). Analisis terhadap kualitas
Wisconsin.
butir soal buatan guru IPA kelas VIII

152 − Volume 21, No 2, December 2017

Anda mungkin juga menyukai