Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Tempat Tanggal Lahir : 20 – 05- 1965
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pelaku rawat : Tn.S
Alamat : Dusun Kedung Asem RT/RW : 08/04, Desa Mekarmaya,
Karawang Kab. Gilamaya Wetan
Dokter : Kiki Ahmad Rizki, dr.,Sp.B.Onk(K)
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Diagnosis : Efusi Pleura dextra ec malignan pada pasien IDNST mamae
dextra post radikal mastektomy dextra + kemoterapi 6 siklus
yang telah dilakukan insersi chest tube thoracostomy
Metastase :
Tanggal Pengkajian : 29 Juni 2019
Tanggal Masuk RS : 25 Juni 2019
No. Medrek : 0001689369
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
X : Meninggal
: Pasien
: Hubungan perkawinan
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah
E. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengalami penurunan kesadaran
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 29 Juni 2019, klien terlihat lemah ditempat tidur,
klien sulit untuk diajak berkomunikasi, klien terpasang nasal canul dengan O2 4 lpm,
klien terpasang NGT untuk membantu makan, adanya luka CTT pada bagian dextra,
tangan kanan edema dan tidak bisa digerakan, tangan kiri dan kedua kaki masih bisa
digerakan tetapi lemas, terpasang infus RL pada tangan kiri, klien dapat membuka mata
ketika dipanggil. Menurut keluarga klien tidak bisa diajak berkomunikasi dan hanya
tiduran di tempat tidur sejak 2 minggu sebelum masuk RSHS.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut penuturan suami klien, klien mengalami keluhan adanya benjolan di bawah
ketiak pada tahun 2018 (sebelum puasa ramadhan), klien pun berobat ke dokter terdekat
dan diberikan obat. Setelah beberapa minggu kemudian klien mengatakan pada suaminya
mengalami keluhan adanya benjolan pada daerah payudara sebelah kanan dan tangan
kanannya terlihat bengkak, karena merasa khawatir klien pun dibawa oleh keluarganya
ke rumah sakit terdekat di Karawang. Pada saat itu, dokter menyarankan agar klien
berobat ke RSHS untuk dilakukan biopsi. Setelah dilakukan biopsi ternyata klien
mengalami kanker payudara dan harus dilakukan operasi. Klien dilakukan operasi pada
saat puasa bulan ramadhan pada tahun 2018. Setelah itu, klien harus melakukan
kemoterapi selama 6 kali (1 bulan 2 kali pengobatan). Setelah dilakukan kemoterapi klien
disarankan untuk minum obat.
Pada saat itu, klien sudah mampu untuk beraktifitas membantu pekerjaan dirumah, klien
pun menjalankan ibadah puasa pada tahun 2019, tiba – tiba pada tanggal 15 Juni 2019
klien selalu mengalami kejang kadang pada malam hari ataupun siang hari, klien pun
dibawa ke RSHS Bandung. Klien tidak lama dirawat dan diperbolehkan untuk pulang.
Setelah beberapa hari dirumah klien sulit untuk diajak berkomunikasi oleh keluarganya,
klien sering tertidur terus, keluargapun merasa khawatir dan membawa klien ke RSHS
pada tanggal 25 Juni 2019. Menurut suami klien, klien sudah dibawa ke RSHS + 21 kali.
4. Riwayat kesehatan Keluarga
Menurut penuturan sumai kien, dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti
klien.
F. Obat – obatan sebelumnya
Tracetate Megastrol Acetate 40 mg (200cc), diminum 1 sendok/hari
G. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum : Klien tenang, penurunan kesadaran
2. Kesadaran: Somnolen (E=2 ,M=2 ,V=1 )
3. Nyeri : skala nyeri dengan menggunakan FMS : 5
4. Tanda-tanda vital
TD :156/90mmHg
HR : 68 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,50C
5. BB setelah sakit : 65 kg ; BB sebelum sakit : tidak terkaji
6. TB : 160 cm
7. BMI : 25,3 : berat badan berlebih
8. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala & wajah
Inspeksi : kepala tampak bersih, tidak terdapat massa dan lesi pada area kepala
dan wajah, bentuk dan ukuran kepala normal. Rambut lengket dan agak kotor,
distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, rambut mudah rontok. Bentuk
wajah bulat, wajah simetris, ekspresi wajah terlihat tenang, pasien somnolen.
Palpasi : nyeri tekan kepala tidak terkaji karena penurunan kesadaran
2) Mata
Inspeksi : kantung mata pasien tampak menghitam, bentuk mata simetris antara kiri
dan kanan. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, respon
pupil (+/+). Kelopak mata dalam keadaan baik, edema (-), radang (-). Iris berwarna
coklat tua. Alis dan bulu mata persebarannya merata, gerakan bola mata normal.
Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
3) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekresi hidung (-), indra penciuman masih berfungsi
dengan baik, lesi (-), sekret (-), mukosa lembab, tidak terdapat pergerakan cuping
hidung, tidak ada pembengkakan atau polip, terpasang O2 nasal canule 4lpm,
terpasang NGT pada lubang hidung kanan.
Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
4) Mulut
Inspeksi : bentuk mulut simetris, mukosa mulut terlihat lembab, tidak adanya
perdarahan di area mulut, sianosis (-), lesi (-). Tidak terdapat karies, tidak memakai
gigi palsu. Gusi dalam kondisi baik, tidak ada pembesaran tonsil, lidah berwarna
merah muda, jamur (-), bibir kering.
5) Telinga
Inspeksi : posisi telinga kiri dan kanan sejajar (simetris), tidak adanya lesi atau
massa pada kedua telinga, tidak ada penumpukan serumen, tidak adanya keluaran
cairan dari telinga, pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu.
Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
6) Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak terdapat luka pada area leher, reflek
menelan baik, tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji, teraba sedikit benjolan pada leher sebelah
kanan
7) Dada, paru-paru, jantung, payudara
Inspeksi : dada terlihat simetris. Pengembangan dada simetris, tidak tampak
adanya penggunaan otot napas tambahan, tidak tampak ictus cordis. Payudara
kanan telah dilakukan operasi mastectomy, terdapat bekas luka yang sudah kering
sepanjang 15 cm, terpasang CTT di ICS 3.
Palpasi : tactile fremitus teraba, nyeri tekan tidak terkaji
Perkusi : saat diperkusi suara paru terdengar pekak pada paru kiri, suara
jantung terdengar dullness (ICS 2-5)
Auskultasi : bunyi nafas paru vesikuler, terdapat suara nafas tambahan gargling,
ronkhi -/-, wheezing -/-, crackles -/-, bunyi jantung normal, murmur -/-. Bunyi
jantung S1 dan S2 murni regular.
8) Abdomen
Inspeksi : abdomen cembung lembut, tidak terdapat distensi abdomen. Lesi (-).
Auskultasi : bising usus 6 kali/menit
Palpasi : tidak terkaji nyeri tekan di area abdomen, tidak teraba adanya
pembesaran hati (hepatomegali) dan limpa (splenomegali)
Perkusi : Dullness area kanan atas. Timpani pada area kanan bawah, kiri atas,
dan kiri bawah.
9) Ekstremitas
Inspeksi : bentuk ekstremitas simetris, tidak terdapat lesi dan edema pada area
ekstremitas, tidak adanya fraktur, kekuatan otot 5/5 pada semua ekstremitas baik
ekstremitas atas maupun bawah
Palpasi : tidak terdapat nyeri di area ekstremitas.
10) Genitalita dan Anus
Pasien tidak memiliki keluhan terkait dengan area genitalia dan anus. Terpasang kateter
urine. Genitalia bersih, tidak ada pengeluaran cairan, lendir atau darah. Anus tidak ada
hemoroid.
11) Pemeriksaan ekstremitas/ musculoskeletal
a. Inspeksi: tidak terdapat deformitas, tidak ada lesi, kulit kering, terdapat edema
derajat 3 pada ekstremitas kanan atas, kebersihan kuku tangan dan kaki bersih, kuku
panjang, tidak ada clubbing finger, tidak sianosis
b. Palpasi : CRT 3 dtk, turgor kurang bagus, tidak ada krepitasi
c. Kekuatan otot :
1 1
1 1
3. Dukungan lingkungan :
a. Konsep Diri
Gambaran Diri
Identitas Diri
Peran Diri Tidak dapat dikaji
Harga Diri
Ideal Diri
Mekanisme Koping
b. Riwayat Aktivitas Sosial
Keluarga mengatakan bahwa sebelum sakit klien cukup aktif dalam kehidupan sosialnya,
klien aktif dalam kegiatan mengaji dengan ibu-ibu pengajian di sekitar rumahnya, klien
juga suka menengok apabila ada tetangga atau saudara yang sakit.
c. Riwayat Aktivitas Spiritual
Menurut keluarga (adik ipar klien), semasa sebelum sakit klien aktif dalam setiap
kegiatan pengajian, sholat 5 waktu tidak pernah ketinggalan, namun setelah sakit pola
aktivitas ibadah klien mengalami perubahan. Selama di Rumah Sakit pasien tidak
melakukan solat 5 waktu karena pasien mengalami penurunan kesadaran. Keluarga pun
tidak berusaha memfasilitasi karena ketidaktahuan mereka akan kebutuhan spiritual yang
diperlukan klien pada kondisi pada saat ini.
d. Status Ekonomi
Keluarga pasien mengatakan bahwa selama pasien dirawat di rumah sakit, sudah banyak
biaya yang keluar. Selama itulah untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang menunggui
pasien (bekal selama di Bandung). Saat ini, keluarga hanya berharap segera di beri
kesembuhan untuk pasien.
e. Pengetahuan tentang penyakit
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah mengetahui sedikit tentang peyakitnya.
Pasien menyadari bahwa saat ini pasien menderita penyakit kanker payudara dan namun
tidak mengetahui kalau kanker sudah menjalar ke anggota tubuh lainnya. Keluarga
pasien menyadari bahwa penyakit yang pasien alami saat ini sulit untuk disembuhkan
namun keluarga yakin dan mau berusaha menjalani pengobatan sampai sembuh.
4. Skrining Nutrisi
No Resiko Nilai Skor
1 Apakah pasienmengalami penurunan BB yang tidak direncanakan?*
Tidak (tidak terjadi penurunan BB dalam 6 bulan terakhir) 0
Tidak yakin (tanyakan apakah baju/celana terasa longgar?) 2 2
Ya, berapa penurunan BB (kg)?
o 1-5 1
o 6-10 2
o 11-15 3
o >15 4
o Tidak yakin 2
2 Apakah asupan makanan pasienburuk akibat nafsu makan menurun (misalnya asupan
makanan hanya ¾ dari biasanya)**
Tidak 0
Ya 1 1
3 Sakit berat ?***
Tidak 0
Ya 2 2
Total Skor 5
Kesimpulan dan tindak lanjut
Total skor ≥ 2 rujuk ke dietisien untuk assassement gizi
Totalskor < 2 skrining ulang 7 hari
Keterangan :
Total skor ≥ 2 : resiko maksimal
*Malnutrisi yang dimaksud dalam hal ini adalah kekurangan gizi
**Asupan makanan yang buruk juga dapat terjadi karena gangguan mengunyah atau menelan
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan pada pasiendengan kelebihan berat badan atau obesitas dapat beresiko
terjadinya malnutrisi
***Penyakit yang beresiko terjadinya gangguan gizi diantaranya: dirawat di HCU/ICU, penurunan kesadaran,
kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, peritonitis, asites massif, tumor intraabdomen besar, post operasi), gangguan
pernafasan berat, keganasan dengan komplikasi, gagal jantung, gagal ginjal kronik, gagal hati, diabetes mellitus, atau
kondisi sakit berat lain
Total Skor 55
Definisi resiko :
0–24 = pasien tidak beresiko 25 -45 = resiko rendah >45 = resiko tinggi
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori resiko
7. PENAPISAN PASIENPALIATIVE CARE
1 Penyakit Dasar Skor Jumlah Skor
a. Kanker 2 2
b. PPOK 2
c. Stroke (dengan penurunan fungsional > 50%) 2
d. Penyakit Ginjal Kronis 2
e. Penyakit Jantung berat 2
f. HIV/ AIDS 2
2 Penyakit Ko Morbiditas Skor Jumlah Skor
a. Penyakit hati kronis 1
b. Penyakit ginjal moderat 1
c. PPOK Moderat 1
d. Gagal jantung kongestif 1
e. Kondisi/ komplikasi lain: Efusi Pleura 1 1
3 Status fungsional pasien Menggunakan status perfoma ECOG Skor Jumlah Skor
0. = Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti 0
sebelum ada penyakit
1. = Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi dapat melakukan 0
pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor yang ringa, rawat
jalan.
2. = Rawat jalan, dpat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan 1
semua aktifitas, lebih dari 50% jam bangun.
3. = Dapat mengurus ddiri sendiri secara terbatas, lebih banyak waktunya di 2
tempat tidur atau dikursi roda dengan waktu
4. = Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat 3 3
tidur, kondisi berat/cacat.
4 Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan pasien Skor Jumlah Skor
a. Tidak akan menjalani perngobatan kuratif 1
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi 1
c. Nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam 1
d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual, muntah) : sesak 1
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian 1 1
f. Sering berkunjung ke unit gawat/darurat di rumah sakit 1 1
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari 1
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna 1
i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan 1
j. Memiliki prognosis yang jelek 1 1
Total Skor 9
Keterangan:
Total Skor = 9 Perlu Intervensi Paliatif
8. PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIENPALIATIF & END OF LIFE
► ASSESMENT SISTEMATIK
KRITERIA YA TIDAK KETERANGAN
GENERAL
Lelah √ Keluarga mengatakan klien selalu mengeluh lelah menjalani
pengobatan
Gangguan Tidur √ Klien mengalami ganggguan tidur karena sesak
Nyeri
Gangguan Mobilisasi √ Aktivitas klien terbatas karena merasa lelah dan lemes
SISTEM SARAF PUSAT
Sakit kepala
Pusing
Pingsan
Kelemahan Tungkai
Penurunan Kesadaran √ Klien mengalami penurunan kesadaran setelah mengalami
kejang
Kebingungan
Hilang memori √ Keluarga mengatakatan klien seringkali nampak bingung
bila ditanya siapa kerabat yang datang menengoknya
Halusinasi
Mimpi buruk
RESPIRASI
Sesak napas √ Klien nampak sesek nafas dan terdengar gurgling
Batuk
Sputum
Hemoptosis
SALURAN CERNA
Nafsu Makan Hilang √ Keluarga mengatakan makin ke sini klien makin sulit makan
Gangguan oral √ Klien sering kali mengalami sariawan
Penurunan berat badan
Disfagia √ Menurut keluarga klien mengalami kesulitan menelan
Mual √ Menurut keluarga klien seringkali mengeluh mual
Muntah √ Klien kadang-kadang muntah setelah diberikan diit via NGT
Konstipasi √ Sejak dirawat di RSHS klien belum bab
Diare
Hematemesis
Melena
SALURAN KEMIH
Gangguan kemih √ Karena penurunan kesadaran, klien tidak dapat menahan bak
Gangguan kandungan
Kateter √ Terapasang DC, urine (+), warna kuning jernih, produksi
urine 50 cc/ jam
INTEGUMEN
Gatal
Kemerahan
PSIKOLOGIS
Sedih
Depresi
Cemas
LAINNYA
► PERAWATAN TERINTEGRASI
Pasien Keluarga
Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
Wawasan Mengetahui diagnosis √
Mengetahui prognosis
Mengetahui tujuan perawatan √
Kebutuhan akan dukungan spiritual pada pasien √
Keagamaan/kebutuhan spiritual pada keluarga/lainnya
Dukungan
Kecemasan pasien/kerabat terhadap diri sendiri atau orang lain √
Spiritual
Dukungan dari tim secara keseluruhan √
Identifikasi tradisi keagamaan
Masalah psikologis : Cemas meninggalkan anak-anak
Masalah
No Data Etiologi Keperawatan
1,2,3,4,5 07.30 1. Melakukan BHSP dengan NY.S dan 1. Keluarga dapat Siti .Sumiati
,6 keluarga kooperatif
2. Klien mengalami
1,2,3,4,5 08.00 2. Melakukan pengkajian kepada Ny.S penurunan kesadaran
,6 dan keluarga dan sulit untuk terkaji,
sehingga pengkajian
lebih banyak dilakukan
kepada keluarga klien
09.00 3. Memberikan therpy : 3.
Omeprazole 40 mg (IV)
Paracetamol 500 mg (PO)
Ketorolac 200 mg (IV)
N-Asetylsistein 200 mg (PO)
1,2,4 15.00 4. Melakukan pengaturan posisi tidur yaitu 4. Posisi head up 45°
head up 45°
Minggu,
30-06-
2019
Dinas
pagi
4 08.00 1. Monitoring EWS Ny.S 1. TD : 170/100 mmHg, HR : Siti Sumiati
70x/menit, RR : 23x/menit, T
: 36,5oC.
3,5 09.00 2. Memberikan nutrisi via NGT 2. Minum (susu) masuk 200 CC
6 11.00 3. Memotivasi keluarga untuk 3. Keluarga mengatakan akan
membimbing Ny.S sholat membimbing Ny.S untuk
sholat
1,2 11.30 4. Mengecek kepatenan oksigen 4. Klien terpasang nasal canule
4 lpm
Minggu,
30-06-
2019
Dinas
malam
4 21.30 1. Monitoring EWS Ny.S 1. TD: 180/110 mmHg, HR: Anne, Tita
75x/menit, RR: 26x/menit, T:
36oC, dilakukan pelaporan ke
perawat penanggung jawab
Hari/
SOAP Paraf
DX Tanggal
1 Senin, S:-
O:
01-07-2019
- Pasien meninggal pukul 08.00
2 Senin, S:-
O:
01-07-2019
- Pasien meninggal pukul 08.00
3 Senin, S:-
01-07-2019 O:
- Pasien meninggal pukul 08.00
5 Senin, S:-
O:
01-07-2019
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor dan
disfungsiolesa).
- Kondisi balutan luka CTT bersih karena baru diganti balutan.
- Pasien meninggal pukul 08.00
A : Masalah resiko infeksi tidak teratasi
P : Hentikan intervensi
6 Senin, S:-
O:
01-07-2019
- Keluarga melakukan DNR pada pukul 07.50 karena tidak ingin
menyakiti pasien dan akan menerima takdir Allah SWT).
- Keluarga terlibat dalam keputusan untuk melakukan DNR (Do Not
Resusitation) pada pukul 07.50
- Pasien meninggal pukul 08.00
- Keluarga nampak berduka namun lama kelamaan keluarga terlihat
tenang dan menerima serta mengikhlaskan kepergian pasien
A : Masalah hambatan religiolitas teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Awan, S. A., Astuti, N., Bukhari, A., Mahendradatta, M., Tawali, A. B (2014). Manfaat Suplementasi
Ekstrak Ikan Gabus terhadap Kadar Albumin, MDA pada Luka Bakar Derajat II. JST
Kesehatan Vol. 4 No. 4: 385 - 393
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Intervention
Classification. Langford: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, e. (2013). Nursing Outcome Classification.
Langford Lane: Elsevier.
NANDA. (2018). Nursing Diagnose : Definition and Classification 2018-2012 Eleventh Edition.
Thieme.