Anda di halaman 1dari 10

INTRGRASI SISTEM KONTROL DAN SAFETY PADA LAJU PIPA BAHAN BAKAR

BOILER BERBASIS STATE FLOW DIAGRAM

Arufiko Septanto, Hendra Cordova

Jurusan Teknik Fisika – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
E-mail: arufiko@yahoo.com

ABSTRAK

Bahwa terjadinya api dalam burner karena adanya proses pembakaran sebagai akibat
bereaksinya antara bahan bakar, udara dan sumber panas. Jika bahan bakar terlalu sedikit maka
akan terjadi pembakaran tidak sempurna, sehingga timbul jelaga dan ada bahan bakar yang tidak
terbakar. Sehingga akan menimbulkan gas – gas explosive yang bisa menimbulkan ledakan. Untuk
mencegah kondisi tersebut, dibutuhkan sistem kontrol dan Sistem interlock untuk menjamin proses
berjalan dengan baik dan aman dalam mengatasi bahaya yang terjadi dengan proses. Sehingga
bahaya yang terjadi dapat di hindari dengan Safety Instrumented System (SIS) yang tersedia.
Dalam Penelitian ini dilakukanlah analisa terhadap sistem kontrol dan sistem safety yang
telah tersedia, dimana dalam sistem safety ini menggunakan state flow diagram untuk
mengidentifikasi keadan suatu plant dalam keadaan normal, alarm atau shutdown.
Dari hasil simulasi ini didapatkan performansi terbaik dengan nilai Kp = 1.25 , Ti = 0.85s
dan Td=0.5 s menghasilkan Tdelay=15 s, Ts= 31 s, dan Ess=0.25%.. Dan pada sistem safety
bekerja apabila sistem kontrol sudah tidak bisa mengontrol sistem tersebut. Sistem kontrol bekerja
pada set point 80 m³/s maka sistem pada kondisi stabil, terus apabila diberi beban melebihi
kemampuannya (ambang batas 130 m³/s) maka akan terjadi shutdown atau trip, sehingga pada
kondisi ini sistem safety bekerja.

Kata kunci: Sistem Safety, Sistem Kontrol, Safety Instrumented System (SIS), dan State Flow
Diagram.

I. PENDAHULUAN boiler tersebut sesuai yang diinginkan. Sering


Boiler adalah bejana tertutup dimana kali, inputan maupun outputan bahan bakar
panas pembakaran dialirkan ke air sampai boiler baik fuel oil dan fuel gas mengalami
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau perbedaan tekanan dan perbedaan flow. Agar
steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan sistem didalamnya bisa menjalankan fungsinya
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Boiler dengan baik tanpa mengalami adanya suatu
ini dapat dioperasikan dengan sistem kegagalan, maka beberapa hal yang mungkin
pembakaran single firing maupun double firing perlu diperhatikan antara lain tingkat keamanan
yaitu pembakaran menggunakan 2 jenis bahan yang diperlukan untuk mengamankan proses.
bakar, fuel oil dan fuel gas. Bahaya yang paling
besar adalah jika terjadi kegagalan pada sistem Dengan menggunakan state flow
supply fuel, dan membutuhkan waktu yang diagram maka akan didapatkan kombinasi
relatif lama untuk mematikan api dan antara sistem kontrol dan safety. Sistem safety
pengurangan bahan bakar. Untuk menjaga fuel pada Low atau High Fuel Oil Flow digunakan
tetap terbakar dengan sempurna dan untuk sebagai sistem safety/proteksi yang bertujuan
menghindari terjadinya banjir di dalam dapur untuk mengantisipasi adanya kegagalan pada
karena fuel tidak terbakar (tekanan fuel terlalu sistem kontrol. Adapun komponen-komponen
tinggi atau rendah) maka setiap dapur sistem safety terdiri dari antara lain logic
mempunyai system safeguard dengan parameter solver, dan final control element. Dimana
Flow Fuel Oil (High atau Low Flow). Bahan system safety akan bekerja jika terjadi Low atau
bakar yang digunakan boiler harus melalui High Fuel Oil Flow pada laju aliran bahan
beberapa tahapan proteksi supaya bahan bakar bakar Boiler.

1
I.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang sebelumnya,
maka dirumuskanlah permasalahan dalam Tugas
Akhir ini yang kemudian berdasarkan metodologi
yang ada harus dipecahkan. Adapun untuk
rumusan permasalahannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana membuat model dan
mensimulasikan sistem kontrol (BPCS) .
2. Bagaimana membuat model dan
mensimulasikan sistem safety (SIS)-nya
pada aliran pipa bahan bakar Boiler.

I.2 Tujuan penelitian Gambar 1. P&ID Pengendalian Flow


Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk
melakukan analisa kinerja sistem pengendalian tidak terjadi perubahan kimia dalam fluida
flow dan safety melalui simulasi yang terintegrasi aliran, tidak ada heat loss dan volume serta
untuk mengetahui keamanan proses flow pada properti fisik konstan. Dalam hal ini
laju aliran bahan bakar boiler. Selanjutnya menggunakan hukum keseimbangan gaya.
simulasi yang telah dibuat digunakan sebagai tool Dengan menganggap adanya liquid-flow dalam
dalam menjawab beberapa permasalahan yang sebuah pipa. Liquid-flow diperoleh dengan
dirumuskan. perbedaan tekanan di antara dua daerah dalam
pipa, dimana menyebabkan perubahan flow-
I.3 Batasan Masalah rate. Dengan menganggap Luas area dalam pipa
Untuk pemfokusan permasalahan dalam konstan (A. m²) dan perbedaan tekanan diantara
Tugas Akhir ini, beberapa batasan masalah yang dua daerah (ΔP. kg/ m²).Dimana persamaannya
diambil adalah sebagai berikut : sebagai berikut.
1. Plant yang dipelajari adalah Laju Aliran Berdasarkan gambar 1, didapatkan
Pipa Bahan Bakar Boiler PT.Pertamina pemodelan proses dengan persamaan
UP IV Cilacap . kesetimbangan gaya yang menggambarkan
2. Sistem Kontrol (BPCS) berorientasi pada proses dalam aliran pipa.

in  out 
pengendalian flow pada kondisi Normal
Operation. Qout  Qin  
3. Data-data proses diambil pada saat L
kondisi Normal Operation.
4. Karakteristik fluida dianggap konstan. II.2 Aksi Pengendali PID
5. Perangkat utama dalam studi ini adalah Sesuai dengan namanya, pengendali ini
software Simulink Matlab 7.1. terdiri atas pengendali Proportional (P),
pengendali Integral (I) dan pengendalian
Diffrential (D). Masing – masing pengendali
II. Tinjauan Pustaka mempunyai karakter yang unik.
Pada bagian ini akan diberikan penjelasan
mengenai beberapa teori penunjang yang terkait Pengendalian Tipe Proporsional (P)
dengan pencapaian tujuan dari permasalahan Kontroler proporsional memiliki 2
yang diajukan. parameter, pita proporsional (proportional
band) dan konstanta proporsional. Daerah kerja
II.1 Pemodelan Proses kontroler efektif dicerminkan oleh pita
Berdasarkan pada gambar 1. maka dapat proporsional [Gunterus,1994], sedangkan
diturunkan model matematis proses dengan konstanta proporsional menunjukkan nilai
menggunakan beberapa asumsi. Dalam faktor penguatan terhadap sinyal kesalahan, Kp.
memodelkan dinamika laju aliran dalam pipa. Hubungan antara pita proporsional (PB) dengan
konstanta proporsional (Kp) ditunjukkan secara
presentasi oleh Persamaan
1
PB  x100% .......................................(2)
Kp

2
bahkan lebih dari satu variabel dalam keadaan
Pengendali Integral (I) off-limit, sepanjang kita belum melangkah pada
Kontroler integral memiliki karakteristik suatu tindakan lanjutan. Interlock sendiri
seperti halnya sebuah integral. Keluaran kontroler berfungsi untuk memberi
sangat dipengaruhi oleh perubahan yang perlindungan/mengamankan peralatan
sebanding dengan nilai sinyal kesalahan. proses,pekerja dan proses itu sendiri. Suatu
Keluaran kontroler ini merupakan jumlahan yang sistem alarm dan interlock ini terdiri dari empat
terus menerus dari perubahan masukannya. Kalau komponen dasar seperti pada blok diagram
sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, berikut:
keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum
terjadinya perubahan masukan. Peralatan Sistem Peralatan
1
U  K c  e.dt .........................................(3) Input Logika output
TI

Pengendali Diferensial (D)


Keluaran kontroler diferensial memiliki
sifat seperti halnya suatu operasi derivatif. Sistem
Perubahan yang mendadak pada masukan Alarm
kontroler, akan mengakibatkan perubahan yang
sangat besar dan cepat.
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Alarm dan
de Interlock
U  K c .TD ...........................................(4)
dt
 Peralatan input biasanya merupakan
sakelar, switch pneumatik elektronik,
Untuk menutupi kekurangan dari masing –
misalnya pressure switch, flow switch,
masing pengendali, ketiga pengendali tersebut
level switch, temperature switch,
dapat saling dikombinasikan menjadi pengendali
tombol push botton dan lain-lain.
PI, PD atau PID. Keluaran kontroler PID
merupakan jumlahan dari keluaran kontroler  Sistem logika dapat berupa pneumatik
proporsional, keluaran kontroler integral dan ataupun peralatan elektronika maupun
keluaran kontrol diferensial. komponen logika, Programmable Logic
Controller (PLC), Sistem ini dapat
t digunakan untuk shutdown interlock.
1 de 
u (t )  K c (e(t )  
TI 0
e(t )dt  TD ) ......(5)
dt
Peralatan Output, digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang
berhubungan langsung dengan proses.
Karakteristik kontroler PID sangat Misalnya: solenoid valve.
dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga  Sistem alarm digunakan untuk
parameter P, I dan D. Penyetelan konstanta Kp, memberikkan peringatan, petunjuk
Ti, dan Td akan mengakibatkan penonjolan sifat secara visual/audio dari suatu kondisi
dari masing-masing elemen. Satu atau dua dari proses yang tidak berjalan normal,
ketiga konstanta tersebut dapat disetel lebih peralatan yang dipakai untuk keperluan
menonjol dibanding yang lain. Konstanta yang ini disebut “annuciantor”.
menonjol itulah akan memberikan kontribusi  Interlock didefinisikan sebagai
pengaruh pada respon sistem secara keseluruhan. perangkat yang digunakan untuk
mengindera kondisi batas(batas bawah
II.3 Filosofi Dasar Sistem Interlock maupun atas, maximum maupun
Sistem alarm dan interlock adalah suatu sistem minimum) dan menghubungkan kondisi
yang dapat mencegah operasi tergelincir kepada tersebut dengan peralatan lainnya untuk
kondisi yang potensial berbahaya. Interlock pengaturan yang diinginkan ataupun
sistem bekerja menuruti suatu prosedur urutan kerja yang salah dan melakukan
pentahapan yang telah ditetapkan baik untuk aksi shutdown (penghentian darurat)
start-up maupun untuk shutdown. Suatu interlock untuk seluruh ataupun sebagian
sistem masih tidak akan bekerja walaupun suatu peralatan proses.
variabel dari proses di luar batas setting-nya atau

3
Sistem interlock dirancang untuk obyek yang digambarkan secara grafis (states
memberikan keamanan dan perubahan dari suatu boxes, functions, tulisan-tulisan perintah,
keadaan ke keadaan berikutnya. transisi, connective junctions, dan history
junctions) serta unsur-unsur obyek yang
II.4 Sifat Umum Alarm Dan Interlock digambarkan secara nongrafis (events, data, dan
Implementasi dari sistem alarm dan targets). Berikut ini adalah unsur-unsur obyek
interlock/shutdown tergantung pada prioritas grafis dalam diagram stateflow.
yang dipilih, tetapi dalam perancangan dan
pembuatannya biasanya masih berpedoman pada
sifat-sifat umum sebagai berikut:
a) Sistem interlock dibuat terpisah dengan
sistem kontrol.
b) Sisten dilengkapi dengan alarm
peringatan agar operator mempunyai
waktu untuk melakukan perbaikan
kondisi sebelum shutdown.
c) Sistem Alarm dan Interlock dibuat
sehingga menghasilkan fail safe (bila ada
ganguan tenaga sistem dalam posisi
aman).
d) Bila diperlukan Bypass, misalnya untuk
start up maka Bypass harus di reset
kembali dan diberikan alarm/petunjuk
bahwa bypass sedang dilakukan.

II.5 Announciator & Alarm


Peralatan ini dipasang terutama untuk Gambar 3. Unsur-unsur obyek grafis dari diagram
pertimbangan safety dan untuk men-siap- stateflow [mathwork, Inc]
siagakan operator, serta untuk memberikan
informasi secepatnya atas status dari operasi Keterangan :
boiler setiap saat. Dengan peralatan ini operator o States merepresentasikan mode dari
mendapatkan peringatan dini apabila terjadi sebuah sistem yang di eksekusi.
sesuatu hal misalnya kegagalan suatu peralatan o Transisi yang digambarkan seperti anak
atau penyimpangan dari operasi. Dengan panah yang melambangkan bagian dari
peringatan ini operator dapat mengambil tindakan diagram stateflow untuk merubah dari
koreksi untuk menjaga agar unit tetap normal. satu mode ke mode lainnya pada saat
Variabel – variabel yang memerlukan alarm diagram di eksekusi.
adalah: o Default transition berfungsi untuk
o High dan low water level pada steam drum mengaktifkan diagram (start-up)
o High dan Low fuel oil supply pressure o Events adalah jalannya eksekusi diagram
o High Atomizing steam differensial pressure stateflow
o High dan low fuel gas pressure o Data adalah variabel-variabel (numerical
o Low flow combustion air values) yang dimasukkan pada diagram
o Loss of main burner flame stateflow
o Instrument air low pressure o Condition adalah keadaan selama event
o Loss of electric power o Conncetive junction adalah sebuah titik
o high/low oxygen content in flugase untuk mengambil keputusan
o History junction berfungsi untuk me-
record aktifitas dari states

II.6 Logic Solver (state flow) Berikut ini adalah salah satu contoh pemodelan
Berbeda halnya dengan model simulink yang kontrol logic dengan menggunakan diagram alir
didalamnya hanya mengandung unsur-unsur keadaan (Stateflow) pada sistem kontrol logic
kombinasi dari block-block simulink, block laju aliran bahan bakar.
toolbox, dan block stateflow. Maka didalam
diagram stateflow mengandung unsur-unsur

4
II.7 Interface antara stateflow dengan
simulink
Diagram stateflow dapat di-interface-kan
dengan model simulink dengan melalui sumber-
sumber kode eksternal seperti (data, events,
custom code). Adapun bagian-bagian yang perlu
diperhatikan dalam meng-interface-kan antara
stateflow dengan simulink antara lain
o menentukan metode peng-update-an
block Stateflow
o menentukan Output ke events Simulink
o menambahkan dan menentukan
nonlocal events dan nonlocal data
dengan diagram Stateflow
o menentukan hubungan dengan semua
sumber-sumber eksternal
berikut ini adalah salah satu contoh diagram
stateflow yang diintegrasi-kan dengan model
simulink pada sistem kontrol laju aliran bahan
bakar.

Gambar 5. Diagram alir pengolahan data

III.1 Perancangan Simulasi


Perancangan simulasi ini didasarkan
pada gambaran yang ada pada Piping &
Instrument Diagram dan kondisi proses yang
ada, yang kemudian diwakili dengan model
matematis yang dijabarkan dalam program
Gambar 4. Sistem kontrol laju aliran bahan bakar simulink Matlab. Berikut akan ditampilkan
[mathwork, Inc] hasil simulasi dari pemodelan dalam thermal
oxidizer.

III. Metodologi Penelitian Model matematis control valve


Untuk menyelesaikan permasalahan dalam Untuk kebutuhan mengontrol laju bahan
tugas akhir ini, maka diperlukan tahapan bakar yang masuk pada Dinamika Pipa, pada
peyelesaian dalam menuju tujuan akhir dari pipa main fuel oil menggunakan Control Valve
penelitian ini. Berikut akan disajikan flow chart 057-FV-007, dimana Control Valve ini
pengolahan data dalam tugas akhir ini. berperan untuk sistem proses kontrol 057-SOV-
007 dan sistem proteksi nya 057-ZSL-007.

Gambar 6. Model control valve pada simulink

Secara umum fungsi alih dari control valve


dapat didekati dengan sistem orde 1
sebagaimana pada persamaan dibawah ini

m b s  K cv
 …………………………...(8)
U s   cv s  1

5
dimodelkan dalam simulink matlab seperti
Dengan menggunakan persamaan 8, maka fungsi gambar 8 dibawah ini.
alih dari control valve 225-TV-2526, adalah


m b s  0.0625
 ............................................(9)
U s  1.67 s  1

Model Matematis Temperature Transmitter


Untuk pengukuran nilai variabel proses, Gambar 8. Model Flow Transmitter pada simulink
dan dalam hal ini adalah temperature pembakaran
pada Thermal Oxidizer serta pengkonversian ke III.2 Model Matematis Logic Solver
dalam besaran elektrik 4-20 mA dipasanglah (Stateflow)
Flow Transmitter 057-FT-007 pada sistem Sistem proteksi pada thermal oxidizer
pengendalian. Blok Diagram Transmitter tersebut digunakan sebagai sistem safety yang bertujuan
dapat dilihat pada gambar 6, yang untuk mengantisipasi adanya kegagalan pada
menggambarkan hubungan linieritas antara input sistem kontrol dinamik. Adapun komponen-
Process variabel dan output maipulated variabel. komponen sistem proteksi terdiri dari sensor,
logic solver, dan final control element. Dimana
0–130 Flow Transmitter 4 - 20 mA
Kg/m² 057 FT 007
system safety akan bekerja jika terjadi over
flow pada laju aliran dalam pipa.
MV

4-20 mA

0 – 130 kg/m f low


Gambar 9. Model Logic solver pada simulink
Gambar 7. Diagram blok Temperature Transmitter
Flow pada laju pipa bahan bakar Boiler dapat
Secara umum fungsi alih dari temperatur dikatakan normal apabila Flow_Out ≤
transmitter dapat didekati dengan sistem orde 1 115 Kg/s. Sementara apabila 115 ≤ Flow_Out ≤
sebagaimana pada persamaan dibawah ini 130 Kg/s, maka temperatur alarm akan aktif
(On) dan perlu adanya penangan dari operator
Toy KT untuk inspeksi lebih lanjut ke lapangan.
 .................................................(10) Sedangkan apabila temperatur masih terus naik
Tox T s 1 Flow_Out ≥ 130 Kg/s, maka laju aliran pada
pipa bahan bakar Boiler harus dimatikan.
Dengan menggunakan persamaan 10, maka Berikut adalah sistem logic solver (state flow)
fungsi alih dari temperature transmitter 225-TT- yang ditanamkan pada proses safety laju aliran
2526, adalah pada pipa bahan bakar Boiler.

Toy 0.0183
 …………………………….(1)
Tox 0.76 s  1

Dengan menggunakan perhitungan tersebut,


maka flow transmitter 057-FT-007 dapat

6
kontrol PID untuk mendapatkan performasni
sistem yang terbaik dan sistem safety yang
digunakan adalah dengan mematikan aliran fuel
oil yang masuk. Adapun algoritma kontrol
yang
digunakan adalah PID controller, dan untuk
simulasi proteksi nya menggunakan state flow
yang berperan sebagai select output dari
process variabel yang keluar dari aliran pipa.
Untuk gambaran secara detail mengenai sistem
integrasi dalam thermal oxidizer akan
digambarkan dalam gambar 11.
Gambar 10. Model diagram logic solver (stateflow)

Dibuatlah sebuah range nilai yang


IV. Pengujian dan Analisa hasil simulasi
menyebabkan kondisi dari sebuah plant dapat
Pada bagian ini akan ditampilkan hasil
dinyatakan normal operation, alarm dan kondisi
analisa yang telah dimodelkan dalam simulink
yang mengharuskan plant tersebut trip. Dengan
matlab yang telah dibahas pada bagian
algoritma yang telah diprogram, maka sistem
sebelumnya. Dengan korelasi aspek
safety yang akan menunjang sistem kontrol yang
keseluruhan total yang dimulai dari
telah dimodelkan sebelumnya.
pendahuluan hingga metodologi penelitian,
maka dapat ditarik analisa yang telah
Integrasi sistem interlock (SIS) dan sistem
didapatkan dari grafik hasil simulasi. Analisa
pengendalian laju pipa bahan bakar.
yang dilakukan adalah dengan menganalisa
Integrasi sistem pengendalian dan sistem
grafik respon proses, sistem pengendalian flow
interlock pada laju pipa bahan bakar di PT.
dan Safety Instrumented System (SIS).
Pertamina UP IV Cilacap menggunakan sistem

Gambar 11. Sistem integrasi sistem safety dan sistem kontrol laju aliran dala pipa.

7
IV.1 Pengujian Control Valve 057-FV-007
Simulasi yang digunakan di pengujian
control valve ini menggunakan signal uji step,
yang besaran nya disesuaikan dengan besaran
standard signal kontrol 4 – 20 mA. Pada
pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui
performansi pada control valve yang kita
rancang, dengan signal kontrol 4 mA diharapkan
control valve mampu menutup secara maksimal
sehingga flow fuel oil tidak dapat mengalir pada
pipa main fuel oil. Dan jika diberi signal 20 mA,
maka valve akan terbuka 100 % dalam
mengalirkan fuel oil.
Gambar 13. Respon open loop laju aliran dalam pipa

Hubungan grafik hasil simulasi sistem


open loop laju aliran dalam pipa, sehingga
terlihat semakin besar fuel oil yang masuk,
maka semakin tinggi pula flow yang terjadi
dalam pipa.

IV.3 Pengujian sistem pengendalian dengan


masukan step.
Setelah proses yang terjadi pada kondisi
sistem open loop berjalan. Maka perlu diuji
pula sistem pengendalian dengan uji step, yaitu
dengan memberikan masukan berupa setpoint
yang sesuai dengan kondisi real plant. Pada
pengujian ini akan diberikan input step 80 m³/s.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja sistem pengendalian yang telah kita
rancang agar mampu mengatasi setpoint yang
telah kita berikan. Berikut adalah sistem
pengendalian yang telah dibuat dalam simulink
matlab.

Gambar 12 . Respon Control Valve signal 4 dan 20mA

Dari hasil simulasi diketahui control


valve dapat bekerja dengan baik, yaitu ditandai
dengan bukaan valve yang sesuai. Saat sinyal
20mA control valve memiliki action untuk
membuka dan 4mA memiliki action untuk
menutup.

IV.2 Pengujian Open Loop Dinamika Pipa


Pengujian open loop ini ditujukan untuk
mengetahui kinerja daripada blok proses yang Gambar 14. Grafik respon uji step pada
telah kita buat. Simulasi open loop ini dapat pengendalian dinamikaaliran pipa
menggunakan sinyal uji step berupa sinyal
masukan bahan bakar yang masuk pada aliran
pipa. Dilakukan pengujian untuk sistem open Dalam grafik respon gambar 4.10
loop dapat terlihat dalam gambar 10. diketahui bahwa untuk mencapai setpoint pada
flow 80 Kg/s, dengan nilai maximum overshoot
(Mp) sebesar 6.64 % dari nilai setpoint yang
ditetapkan dan memiliki peak time (tp) sebesar

8
25 s. Memiliki delay time (td) 15 s, rise time (tr)
22 s, settling time (ts) 31 s dan error steady state
(Ess) 0.25 %.

Dalam grafik respon gambar 4.10 diketahui


bahwa untuk mencapai setpoint pada flow 80
m³/s, dibutuhkan waktu 22 s. Setelah dilihat
dalam gambar 4.10 maka dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan antara fuel oil dengan laju
aliran melalui pipa. Semakin besar aliran fluida
(oil) yang masuk ke ruang burner boiler melalui
pipa, maka pembakaran yang terjadi di dalam
ruang burner pun meningkat dan menghasilkan
laju aliran yang tinggi pula. Oleh karena itu
setelah mencapai setpoint yang diinginkan,
kontroler diperintahkan untuk menjaga bukaan
control valve agar laju aliran yang terjadi di
dalam ruang bakar bisa stabil. Gambar 15. grafik respon dengan penambahan
beban 20 m³/s
IV.4 Pengujian sistem interlock / SIS (state
flow)
Setelah proses pengendalian berjalan
sesuai dengan kondisi plant yang diinginkan,
maka perlu dirancang sebuah fungsi proteksi
yang bekerja saat terjadi kondisi ekstrem. Dalam
kaitannya dengan kondisi ekstrem di dalam pipa
adalah kondisi over flow. Hasil sistem interlock
dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Range flow untuk flow dalam pipa


NO Flow (m³/s) Kondisi
1 80 20 mA (normal)
2 115 20 mA (normal)
3 125 10 mA (alarm)
4 130 4 mA (Trip)
Gambar 16. grafik respon dengan penambahan
Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat nilai beban 50 m³/s
range flow dalam pipa, dengan nilai flow yang
terdapat dalam range. Jika terjadi over flow maka
akan menyebabkan proses pada aliran dalam pipa
mengalami trip. Untuk lebih jelasnya akan Pada gambar 15 terlihat bahwa respon
ditampilkan pada pengujian beban. uji load dengan 50 m³/s. Sistem kontrol tidak
mampu lagi mengontrol flow sehingga sistem
proteksi harus bekerja untuk men-trip-kan
IV.5 Pengujian Beban (Load) proses, agar tidak terjadi kerusakan yang
Pengujian beban ini dilakukan dengan berbahaya karena over flow.
memberikan gangguan secara internal, yaitu
dengan memberikan uji penambahan flow sebesar
20 m³/s dimana sistem masih dalam keadaan V. KESIMPULAN DAN SARAN
stabil. Kemudian, diberi penambahan flow Dari serangkaian metodologi yang telah
sebesar 50 m³/s dimana sistem sudah tidak bisa dilaksanakan, maka terakhir dapat ditarik
berjalan yang berarti terjadi shutdown. kesimpulan pada Tugas Akhir ini dan saran
untuk pengembangan selanjutnya.

9
V.1 Kesimpulan Daftar Pustaka
Kesimpulan yang dapat diambil dalam
tugas akhir ini antara lain, adalah : Gunterus, Frans, “Falsafah dasar sistem
pengendalian proses“, Elex Media
 Pada uji closed-loop setpoint 80 m³/s Komputindo, Jakarta, 1994
didapatkan parameter performansi sistem
Masrul, Arif., “Simulasi integrasi SIS dan BPCS
: maximum overshoot (Mp) = 6.64 %;
untuk memenuhi Safety Integrity Level pada
peak time (tp) = 25; delay time (td) 15 s;
gas turbin PT. Indonesia Power UBO
rise time (tr) 22 s; settling time (ts) 31 s;
Semarang menggunakan digaram alir
error steady state (Ess) 0.25 %.
keadaan”,Jurusan Teknik Fisika ITS, 2008
 Berdasarkan hasil simulasi didapatkan
Ogata, Katsuhiko, ”Teknik Kontrol Automatik
nilai performansi terbaik untuk tuning
Jilid 1”, Erlangga, Jakarta, 1997.
parameter Kp = 1.6, Ti = 1 dan Td = 0.25
s. Purwoko, Handin., “Studi performansi sistem
kontrol dan proteksi pada high
 Sistem safety bekerja apabila sistem pressure drum PT. Indonesia Power
kontrol sudah tidak bisa mengontrol UBP Semarang untuk mengetahui
sistem tersebut. Pada saat sistem kontrol kondisi kemanan proses melalui
bekerja pada set point 80 m³/s maka simulasi”,Jurusan Teknik Fisika ITS,
sistem pada kondisi stabil, terus apabila 2008
diberi beban melebihi kemampuannya Sanyoto, Siswo, “Sistem Instrumentasi
(ambang batas 130 m³/s) maka akan Proteksi”, PT. Pertamina UP VI
terjadi shutdown atau trip. Cilacap, 2001.

NO Flow (m³/s) Kondisi Ogata, Katsuhiko, ”System Dinamics 4th”,


1 80 20 mA Pearson Education Inc. Univesity Minnesota,
(normal) 1997.
2 90 20 mA
(normal)
3 100 20 mA BIODATA PENULIS
(normal) Nama : Arufiko Septanto
4 115 20 mA NRP : 2404 100 041
(normal) TTL : Cilacap, 10 September1984
5 120 10 mA Riwayat Pendidikan:
Tek. Fisika ITS Surabaya 2004 – skrg
(alarm) SMU Negeri 3 Cilacap 2000 – 2003
6 125 10 mA SLTP Negeri 07 Cilacap 1997 – 2000
(alarm) SDN 06 Mertasinga, Cilacap 1991 – 1997
7 130 4 mA (Trip)
8 130 < ke atas 4 mA (Trip)

V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam
penelitian Tugas Akhir ini adalah :
 Dalam penelitian ini karakteristik fluida
di anggap konstan, maka perlu
menganggap karakteristik fluida juga
mempengaruhi sistem tersebut. Supaya
gangguan sistem tersebut lebih kompleks.

 Penggunaan software safety yang lain,


supaya bisa diketahui desain sistem
safety yang lebih mudah dipahami atau
sesuai dengan kondisi real plant.

10

Anda mungkin juga menyukai