ABSTRAK
Bahwa terjadinya api dalam burner karena adanya proses pembakaran sebagai akibat
bereaksinya antara bahan bakar, udara dan sumber panas. Jika bahan bakar terlalu sedikit maka
akan terjadi pembakaran tidak sempurna, sehingga timbul jelaga dan ada bahan bakar yang tidak
terbakar. Sehingga akan menimbulkan gas – gas explosive yang bisa menimbulkan ledakan. Untuk
mencegah kondisi tersebut, dibutuhkan sistem kontrol dan Sistem interlock untuk menjamin proses
berjalan dengan baik dan aman dalam mengatasi bahaya yang terjadi dengan proses. Sehingga
bahaya yang terjadi dapat di hindari dengan Safety Instrumented System (SIS) yang tersedia.
Dalam Penelitian ini dilakukanlah analisa terhadap sistem kontrol dan sistem safety yang
telah tersedia, dimana dalam sistem safety ini menggunakan state flow diagram untuk
mengidentifikasi keadan suatu plant dalam keadaan normal, alarm atau shutdown.
Dari hasil simulasi ini didapatkan performansi terbaik dengan nilai Kp = 1.25 , Ti = 0.85s
dan Td=0.5 s menghasilkan Tdelay=15 s, Ts= 31 s, dan Ess=0.25%.. Dan pada sistem safety
bekerja apabila sistem kontrol sudah tidak bisa mengontrol sistem tersebut. Sistem kontrol bekerja
pada set point 80 m³/s maka sistem pada kondisi stabil, terus apabila diberi beban melebihi
kemampuannya (ambang batas 130 m³/s) maka akan terjadi shutdown atau trip, sehingga pada
kondisi ini sistem safety bekerja.
Kata kunci: Sistem Safety, Sistem Kontrol, Safety Instrumented System (SIS), dan State Flow
Diagram.
1
I.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang sebelumnya,
maka dirumuskanlah permasalahan dalam Tugas
Akhir ini yang kemudian berdasarkan metodologi
yang ada harus dipecahkan. Adapun untuk
rumusan permasalahannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana membuat model dan
mensimulasikan sistem kontrol (BPCS) .
2. Bagaimana membuat model dan
mensimulasikan sistem safety (SIS)-nya
pada aliran pipa bahan bakar Boiler.
2
bahkan lebih dari satu variabel dalam keadaan
Pengendali Integral (I) off-limit, sepanjang kita belum melangkah pada
Kontroler integral memiliki karakteristik suatu tindakan lanjutan. Interlock sendiri
seperti halnya sebuah integral. Keluaran kontroler berfungsi untuk memberi
sangat dipengaruhi oleh perubahan yang perlindungan/mengamankan peralatan
sebanding dengan nilai sinyal kesalahan. proses,pekerja dan proses itu sendiri. Suatu
Keluaran kontroler ini merupakan jumlahan yang sistem alarm dan interlock ini terdiri dari empat
terus menerus dari perubahan masukannya. Kalau komponen dasar seperti pada blok diagram
sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, berikut:
keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum
terjadinya perubahan masukan. Peralatan Sistem Peralatan
1
U K c e.dt .........................................(3) Input Logika output
TI
3
Sistem interlock dirancang untuk obyek yang digambarkan secara grafis (states
memberikan keamanan dan perubahan dari suatu boxes, functions, tulisan-tulisan perintah,
keadaan ke keadaan berikutnya. transisi, connective junctions, dan history
junctions) serta unsur-unsur obyek yang
II.4 Sifat Umum Alarm Dan Interlock digambarkan secara nongrafis (events, data, dan
Implementasi dari sistem alarm dan targets). Berikut ini adalah unsur-unsur obyek
interlock/shutdown tergantung pada prioritas grafis dalam diagram stateflow.
yang dipilih, tetapi dalam perancangan dan
pembuatannya biasanya masih berpedoman pada
sifat-sifat umum sebagai berikut:
a) Sistem interlock dibuat terpisah dengan
sistem kontrol.
b) Sisten dilengkapi dengan alarm
peringatan agar operator mempunyai
waktu untuk melakukan perbaikan
kondisi sebelum shutdown.
c) Sistem Alarm dan Interlock dibuat
sehingga menghasilkan fail safe (bila ada
ganguan tenaga sistem dalam posisi
aman).
d) Bila diperlukan Bypass, misalnya untuk
start up maka Bypass harus di reset
kembali dan diberikan alarm/petunjuk
bahwa bypass sedang dilakukan.
II.6 Logic Solver (state flow) Berikut ini adalah salah satu contoh pemodelan
Berbeda halnya dengan model simulink yang kontrol logic dengan menggunakan diagram alir
didalamnya hanya mengandung unsur-unsur keadaan (Stateflow) pada sistem kontrol logic
kombinasi dari block-block simulink, block laju aliran bahan bakar.
toolbox, dan block stateflow. Maka didalam
diagram stateflow mengandung unsur-unsur
4
II.7 Interface antara stateflow dengan
simulink
Diagram stateflow dapat di-interface-kan
dengan model simulink dengan melalui sumber-
sumber kode eksternal seperti (data, events,
custom code). Adapun bagian-bagian yang perlu
diperhatikan dalam meng-interface-kan antara
stateflow dengan simulink antara lain
o menentukan metode peng-update-an
block Stateflow
o menentukan Output ke events Simulink
o menambahkan dan menentukan
nonlocal events dan nonlocal data
dengan diagram Stateflow
o menentukan hubungan dengan semua
sumber-sumber eksternal
berikut ini adalah salah satu contoh diagram
stateflow yang diintegrasi-kan dengan model
simulink pada sistem kontrol laju aliran bahan
bakar.
5
dimodelkan dalam simulink matlab seperti
Dengan menggunakan persamaan 8, maka fungsi gambar 8 dibawah ini.
alih dari control valve 225-TV-2526, adalah
m b s 0.0625
............................................(9)
U s 1.67 s 1
4-20 mA
Toy 0.0183
…………………………….(1)
Tox 0.76 s 1
6
kontrol PID untuk mendapatkan performasni
sistem yang terbaik dan sistem safety yang
digunakan adalah dengan mematikan aliran fuel
oil yang masuk. Adapun algoritma kontrol
yang
digunakan adalah PID controller, dan untuk
simulasi proteksi nya menggunakan state flow
yang berperan sebagai select output dari
process variabel yang keluar dari aliran pipa.
Untuk gambaran secara detail mengenai sistem
integrasi dalam thermal oxidizer akan
digambarkan dalam gambar 11.
Gambar 10. Model diagram logic solver (stateflow)
Gambar 11. Sistem integrasi sistem safety dan sistem kontrol laju aliran dala pipa.
7
IV.1 Pengujian Control Valve 057-FV-007
Simulasi yang digunakan di pengujian
control valve ini menggunakan signal uji step,
yang besaran nya disesuaikan dengan besaran
standard signal kontrol 4 – 20 mA. Pada
pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui
performansi pada control valve yang kita
rancang, dengan signal kontrol 4 mA diharapkan
control valve mampu menutup secara maksimal
sehingga flow fuel oil tidak dapat mengalir pada
pipa main fuel oil. Dan jika diberi signal 20 mA,
maka valve akan terbuka 100 % dalam
mengalirkan fuel oil.
Gambar 13. Respon open loop laju aliran dalam pipa
8
25 s. Memiliki delay time (td) 15 s, rise time (tr)
22 s, settling time (ts) 31 s dan error steady state
(Ess) 0.25 %.
9
V.1 Kesimpulan Daftar Pustaka
Kesimpulan yang dapat diambil dalam
tugas akhir ini antara lain, adalah : Gunterus, Frans, “Falsafah dasar sistem
pengendalian proses“, Elex Media
Pada uji closed-loop setpoint 80 m³/s Komputindo, Jakarta, 1994
didapatkan parameter performansi sistem
Masrul, Arif., “Simulasi integrasi SIS dan BPCS
: maximum overshoot (Mp) = 6.64 %;
untuk memenuhi Safety Integrity Level pada
peak time (tp) = 25; delay time (td) 15 s;
gas turbin PT. Indonesia Power UBO
rise time (tr) 22 s; settling time (ts) 31 s;
Semarang menggunakan digaram alir
error steady state (Ess) 0.25 %.
keadaan”,Jurusan Teknik Fisika ITS, 2008
Berdasarkan hasil simulasi didapatkan
Ogata, Katsuhiko, ”Teknik Kontrol Automatik
nilai performansi terbaik untuk tuning
Jilid 1”, Erlangga, Jakarta, 1997.
parameter Kp = 1.6, Ti = 1 dan Td = 0.25
s. Purwoko, Handin., “Studi performansi sistem
kontrol dan proteksi pada high
Sistem safety bekerja apabila sistem pressure drum PT. Indonesia Power
kontrol sudah tidak bisa mengontrol UBP Semarang untuk mengetahui
sistem tersebut. Pada saat sistem kontrol kondisi kemanan proses melalui
bekerja pada set point 80 m³/s maka simulasi”,Jurusan Teknik Fisika ITS,
sistem pada kondisi stabil, terus apabila 2008
diberi beban melebihi kemampuannya Sanyoto, Siswo, “Sistem Instrumentasi
(ambang batas 130 m³/s) maka akan Proteksi”, PT. Pertamina UP VI
terjadi shutdown atau trip. Cilacap, 2001.
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam
penelitian Tugas Akhir ini adalah :
Dalam penelitian ini karakteristik fluida
di anggap konstan, maka perlu
menganggap karakteristik fluida juga
mempengaruhi sistem tersebut. Supaya
gangguan sistem tersebut lebih kompleks.
10