Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia pada hakikatnya selain disebut sebagai makhluk individu, juga


disebut sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan bantuan dari
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut yangmendasari terjadinya
proses pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Pelayanan bisa berupa
pelayanan fisik maupun pelayanan administratif. Dalam hal ini bentuk pelayanan yang
dimaksudkan adalah pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap warga
negaranya.

Pelayanan menjadi suatu tolak ukur kinerja pemerintah yang paling kasat mata.
Masyarakat dapat langsung menilai kinerja pemerintah berdasarkan kualitas pelayanan publik
yang diterima karena kualitas pelayanan publik menjadi kepentingan banyak orang dan
dampaknya langsung dirasakan mayarakat dari semua kalangan. Keberhasilan dalam
membangun kinerja pelayanan publik secara profesional, efektif dan akuntabel akan
mengangkat citra positif pemerintah di mata warga masyarakatnya.

Pernikahan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia.
Dengan adanya pernikahan, rumah tangga dapat ditegakkan dan dibina sesuai dengan norma
agama dan tata kehidupan masyarakat. Dalam rumah tangga berkumpul dua insan yang
berlainan jenis yaitu suami dan istri, mereka saling berhubungan agar mendapat keturunan
sebagai penerus generasi. Insan-insan yang berada dalam rumah tangga itulah yang disebut
keluarga.

Pernikahan menjadikan proses keberlangsungan hidup manusia di dunia ini berlanjut,


dari generasi ke generasi. Pernikahan juga berfungsi untuk mengatur hubungan antara laki-
laki dan perempuan berdasarkan pada asas saling menolong dalam wilayah kasih sayang dan
cinta serta penghormatan.

Pencatatan perkawinan sendiri bertujuan untuk mewujudkan ketertiban perkawinan


dalam masyarakat, baik perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan hukum Islam maupun
perkawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang tidak berdasarkan hukum Islam.
Pencatatan perkawinan merupakan upaya untuk mencaga kesucian (mitsaqan galidzan) aspek

1
hukum yang timbul dari aspek perkawinan. Realisasi pencatatan itu, melahirkan Akta Nikah
yang masing-masing dimiliki oleh suami dan istri salinannya. Akta tersebut dapat digunakan
oleh masing -masing pihak bila ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan perkawinan itu
untuk mendapatkan haknya.

Kantor Urusan Agama merupakan lembaga pemerintah yang berada di bawah


naungan Departemen Agama. Tugas dan wewenang Kantor Urusan Agama adalah
melaksanakan tugas kantor Departemen Agama kota dan kabupaten yang di bidang urusan
Agama Islam di wilayah Kecamatan. Kantor Urusan Agama Untuk meningkatkan kinerja,
pelayanan dan bimibingan masyarakat islam perlu dilakukan penataan organisasi dan tata
kerja yang baik, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.
34 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan.
Sehingga, dalam makalah ini kami akan membahas tentang etika pelayanan publik kantor
urusan agama di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana instansi pelayanan publik kantor urusan agama?


2. Bagaimana standar operasional pelayanan di KUA?
3. Bagaimana etika pelayanan di KUA kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Instansi Pemerintah Pelayanan Kantor Urusan Agama

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang bertugas
melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama kabupaten/kota di bidang urusan
agama islam untuk wilayah kecamatan.1 KUA memiliki tugas dan fungsi yang telah disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 517 Tahun 2001 untuk mengurusi perkara
berikut ini di wilayah kecamatannya ; (1) Menyelenggarakan statisitik dan dokumentasi,
(2) Menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga KUA (3)
Melaksanakan pencatatan nikah, rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul
maal, dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan di dalam Pasal 2,


disebutkan bahwa “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku“. Bagi orang-orang Islam, perkawinan dicatat oleh KUA yang terletak di
kecamatan pihak yang berkepentingan. Sedangkan untuk orang-orang non-islam pencatatan
nikah dilakukan oleh Kantor Catatan Sipil. Pernikahan yang tidak dicatat atau disebut nikah
siri tidak memiliki kekuatan hukum walaupun sah di dalam hukum islam sehingga jika terjadi
permasalahan setelah pernikahan, maka perkara tersebut tidak bisa diselesaikan di pengadilan
agama.

Pencatatan perkawinan sendiri bertujuan untuk mewujudkan ketertiban perkawinan


dalam masyarakat, baik perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan hukum Islam maupun
perkawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang tidak berdasarkan hukum Islam.
Pencatatan perkawinan merupakan upaya untuk mencaga kesucian (mitsaqan galidzan) aspek
hukum yang timbul dari aspek perkawinan. Realisasi pencatatan itu, melahirkan Akta Nikah
yang masing-masing dimiliki oleh suami dan istri salinannya. Akta tersebut dapat digunakan
oleh masing -masing pihak bila ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan perkawinan itu
untuk mendapatkan haknya.

3
Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Urusan berfungsi sebagai Penyelenggara
statistik dan dokumentasi, penyelenggara surat menyurat, kearsipan, pengetikan rumah
tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan, pelaksana pencatatan pernikahan, rujuk, mengurus
dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan
pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dirjen
Bimas Islam berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sama halnya seperti
instansi yang lain, Kantor Urusan Agama sebagai pemberi layanan juga dituntut untuk
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Tetapi pada kenyataannya
masih banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan yang ada di Kantor Urusan Agama
tersebut terutama pada pengurusan pencatatan pernikahan. Demikian halnya dengan Kantor
Urusan Agama banyak masyarakat yang masih merasa bahwa pelayanan yang diberikan
belum memuaskan atau masih di bawah standar pelayanan.

2. Standar Operasional Pelayanan kantor Urusan Agama

Prosedur pertama dalam prosesi pernikahan di kantor urusan agama adalah harus
memenuhi beberapa persyaratan, sebagai berikut:

a) Surat keterangan untuk nikah (model N1),


b) Surat keterangan asal-usul (model N2),
c) Surat persetujuan mempelai (model N3),
d) Surat keterangan tentang orang tua (model N4)
e) Surat pemberitahuan kehendak nikah (model N7) apabila calon pengantin
berhalangan, pemberitahuan nikah dapat dilakukan oleh wali atau wakilnya
f) Bukti imunisasi TT(Tetanus Toxoid) I calon pengantin wanita, Kartu imunisasi, dan
Imunisasi TT II dari Puskesmas setempat
g) Membayar biaya pencatatan nikah sebesar Rp30.000
h) Surat izin pengadilan apabila tidak ada izin dari orang tua/wali
i) Pas foto ukuran 3 x 2 sebanyak 3 lembar
j) Dispensasi dari pengadilan bagi calon suami yang belum berumur 19 tahun dan bagi
calon istri yang belum berumur 16 tahun
k) Bagi anggota TNI/POLRI membawa surat izin dari atasan masing-masing
l) Surat izin Pengadilan bagi suami yang hendak beristri lebih dari seorang
m) Akta cerai atau kutipan buku pendaftaran talak/buku pendaftaran cerai bagi mereka
yang perceraiannya terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989

4
n) Surat keterangan tentang kematian suami/istri yang ditandatangani oleh Kepala
Desa/Lurah atau pejabat berwenang yang menjadi dasar pengisian model N6 bagi
janda/duda yang akan menika

Sedangkan dalam proses pengurusan surat nikah di KUA, kita harus memenuhi hal-
hal berikut:

I. Calon Suami
a) Pengantar RT-RW dibawa ke Kelurahan setempat untuk mendapatkan Isian Blangko
N1, N2, N3 & N4.
b) Datang ke KUA setempat untuk mendapatkan Surat Pengantar/Rekomendasi Nikah
(Jika calon Istri beralamat lain daerah/Kecamatan).
c) Jika calon Istri sedaerah/Kecamatan, berkas calon Suami diserahkan ke pihak calon
Istri
Lampiran:
a) Fotokopi KTP,
b) Akte Kelahiran & C1 (Kartu KK).
c) Pas Foto 3 x 4 = 2 lembar, jika calon istri luar daerah,
d) Pas Foto 2 x 3 = 5 lembar, jika calon istri sedaerah/Kecamatan

II. Calon Istri


a) Pengantar RT-RW dibawa ke Kelurahan setempat untuk mendapatkan Isian Blangko
N1, N2, N3 & N4.
b) Datang ke KUA setempat untuk mendaftarkan Nikah dan pemeriksaan administrasi
(bersama Wali dan calon suami)
c) Calon Suami dan Calon Istri sebelum pelaksanaan nikah akan mendapatkan
Penasihatan Perkawinan dari BP4

Lampiran:

a) Fotokopi KTP,
b) Akte Kelahiran & C1 (Kartu KK) caten.
c) Fotokopi Kartu Imunisasi TT
d) Pas Foto latar biru ukuran 2 X 3 masing-masing caten 5 lembar.
e) Akta Cerai dari PA bagi janda/ duda cerai.
f) Dispensasi Pengadilan Agama bila usia kurang dari 16 tahun dan 19 tahun.

5
g) Izin atasan bagi anggota TNI/ POLRI
h) Surat Keterangan Kematian Ayah bila sudah meninggal
i) Surat Keterangan Wali jika Wali tidak sealamat dari Kelurahan setempat
j) Dispensasi Camat bila kurang dari 10 hari
k) N5 (surat izin orang tua) bila usia caten kurang dari 21 tahun.
l) N6 (Surat Kematian suami/istri) bagi janda/duda meninggal dunia.

Tata cara mengurus pendaftaran pernikahan di kantor urusan negara, sebagai berikut:

1). Pertama, Urus Surat Pengantar Pernikahan dari RT-RW

Sebelum kamu ke KUA untuk melakukan pendaftaran pernikahan bersama dengan


pasangan kamu, kamu harus terlebih dahulu ke RT dan RW dimana kamu berdomisili. Di RT
dan RW kamu harus mengungkapkan kehendak kamu yang akan melangsungkan pernikahan.
Maka RT dan RT akan memberikan kamu Surat Pengantar Pernikahan. Jumlah suratnya ada
dua ya, satu untuk suami dan satu untuk suami. Masing-masing di dapat dari RT dan RW
domisi calon suami dan istri.

2). Kedua, Silakan datang Ke Puskesmas

Setelah mendapatkan surat pengantar pernikahan, selanjutkany urus Bukti imunisasi


Tetanus Toxoid (TT) I calon pengantin wanita, dan Kartu imunisasi serta Imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) II dari Puskesmas setempat untuk masing-masing calon.

3). Ketiga, lakukan foto bersama

Lakukan foto bersama dengan pasangan anda. Foto ini akan ditempel pada buku nikah
anda. Biasanya tempat cetak foto sudah tahu ketentuan ini. jadi silakan datangi tempat cetak
foto dan bilang kegunaan fotonya. Jumlahnya 5, Pas foto ukuran 3 x 2.

4). Datangi kelurahan setempat

Untuk calon suami, Surat Pengantar dari RT-RW kemudian dibawa ke Kelurahan
setempat untuk mendapatkan Isian Blangko N1, N2, N3 & N4. Lalu:

a) Jika sudah, calon mempelai datang ke KUA setempat untuk mendapatkan Surat
Pengantar atau Rekomendasi Nikah (Jika calon Istri beralamat lain daerah atau
Kecamatan). Jika calon Istri sedaerah atau Kecamatan, berkas calon Suami diserahkan
ke pihak calon Istri

6
b) Berkas Calon suami disertai dengan lampiran berupa fotokopi KTP, Pas Foto 2 x 3 =
5 lembar (jika calon istri sedaerah atau Kecamatan) atau Pas Foto 3 x 4 = 2 lembar
(jika calon istri luar daerah), akte Kelahiran & C1 (Kartu KK)

Untuk calon Istri, Surat Pengantar dari RT dan RW juga dibawa ke Kelurahan untuk
mendapatkan Isian Blangko N1, N2, N3 & N4. Lalu:

a) Jika berkas N1 dan N4 sudah lengkap, calon mempelai datang ke KUA untuk
mendaftar nikah dan melakukan pemeriksaan administrasi. Calon mempelai
perempuan didampingi oleh Wali dan calon suami.
b) Setelah itu, calon Suami serta calon Istri akan mendapatkan Penasihatan Perkawinan
dari BP4 sebelum pelaksanaan nikah.
c) Berkas calon istri disertai lampiran berupa Fotokopi KTP, Akte Kelahiran & C1
(KK), Fotokopi Kartu Imunisasi TT, Akta Cerai dari PA bagi janda atau duda karena
cerai, Surat dispensasi Pengadilan Agama apabila usia calon penganti kurang dari 16
tahun dan 19 tahun, Surat izin atasan untuk calon mempelai yang merupakan anggota
TNI/ POLRI, Surat Keterangan Kematian Ayah untuk calon mempelai perempuan
apabila ayahnya sudah meninggal, serta surat Keterangan Wali jika Wali tidak satu
alamat atau sedaerah dari Kelurahan calon mempelai perempuan.
d) Dispensasi dari camat apabila pernikahan dilaksanakan kurang dari 10 hari lagi,
e) Surat izin orang tua (N5) bila usia calon mempelai masih kurang dari 21 tahun.
f) Surat Kematian suami atau istri (N6) bagi janda atau duda karena meninggal dunia.

5). Datangi KUA dan serahkan semua berkas

Setelah semua berkas diatas, kamu dapatkan dan kamu kumpulkan jadi satu,
selanjutnya menyerahkan semua berkasnya ke KUA. Berkas-berkas tersebut terdiri dari:

a) Surat Keterangan Menikah (N1), Surat keterangan asal-usul (N2), Surat persetujuan
mempelai (N3), dan Surat keterangan tentang orang tua (N4),
b) Surat pemberitahuan kehendak nikah (model N7), pemberitahuan nikah dapat
dilakukan oleh wali atau wakilnya apabila calon pengantin berhalangan.
c) Bukti imunisasi Tetanus Toxoid (TT) I calon pengantin wanita, dan Kartu imunisasi
serta Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) II dari Puskesmas setempat untuk semua calon.
d) Bukti pembayaran biaya pencatatan nikah, Pas foto 3 x 2 sebanyak 5 lembar
e) Surat izin pengadilan (jika tidak ada izin dari orang tua atau wali),

7
f) Surat dispensasi yang dikeluarkan oleh pengadilan untuk calon mempelai laki-laki
yang berumur kurang dari 19 tahun dan bagi calon mempelai perempuan yang
berumur kurang dari 16 tahun,
g) Surat izin dari atasan untuk anggota TNI atau POLRI dan Surat izin Pengadilan bagi
suami yang akan mempunyai istri lebih dari seorang
h) Akta cerai atau lainya bagi mereka yang bercerai sebelum diundangkanya Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1989.
i) Surat keterangan kematian suami atau istri. Surat keterangan kematian suami atau istri
harus ditandatangani oleh Kepala Desa (Lurah) atau pejabat berwenang. Surat ini
akan menjadi dasar pengisian blanko N6 untuk janda atau duda yang akan menikah.

6). Biaya Mengurus Surat Nikah di KUA

Saat ini telah ada Peraturan Pemerintah baru yaitu PP No 48 Tahun 2014 yang
mengganti PP Nomor 47 tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP). Dalam peraturan yang baru ini diatur ketentuan sebagai berikut :

a) Bila proses nikah dilakukan di kantor KUA pada jam kerja kantor maka biayanya
yaitu Rp0 alias gratis.
b) Namun bila proses nikah dilakukan di luar kantor KUA atau di KUA tapi di luar jam
kerja maka dikenakan biaya administratif sebesar Rp600.000,-.

3. Etika Pelayanan Publik pada Kantor Urusan Agama di Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar

Etika pelayanan publik adalah refleksi tentang standar atau norma menentukan baik
atau buruk perilaku tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan untuk
melaksanakan tanggung jawab pelayanan publik. Salah satu etika pelayanan publik yaitu
pelayanan yang berkualitas. Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi harus bisa
dirasakan oleh masyarakat, pelayanan yang mudah, selesai tepat waktu dan tepat,
persyaratannya yang jelas. Pegawai yang bertugas memberikan pelayanan harus bersikap
sopan dan ramah serta tanggap akan kebutuhan masyarakat yang dilayani. sebagaimana yang
disampaikan oleh Zeithaml dalam Hadiansyah bahwa terdapat sepuluh indikator pelayanan
yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yaitu Tangible, Reliable,
Responsiveness, Competence, Courtesy, Credibility, Security, Access, Communication dan
Understanding The Customer.

8
a) Tangible

Pada Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten


Takalar, ketersediaan fasilitas yang nampak dirasakan oleh masyarakat sudah baik begitu
pula untuk pegawai pencatat nikah merasa sudah lengkap untuk melakukan proses pencatatan
pernikahan. Tetapi dari hasil pengamatan penulis, merasa perlunya ditambahkan alat
pendingin ruangan agar masyarakat tidak merasa gerah dan lebih nyaman lagi pada saat
menunggu.

b) Reliable

Reliable (Kemampuan), berkaitan dengan kandalan suatu instansi dalam memberikan


pelayanan yang akurat dari awal tanpa membuat kesalahan apapun dan menyapaikan
pelayanannya sesuai dengan waktu yang disepakati. Kemampuan yang dimiliki pegawai
pencatat nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Galesong Utara sudah baik, hal itu
terbukti dari layanan yang diberikan cukup akurat dari awal dan bisa cepat selesai bahkan
sebelum akad nikah.

c) Responsiveness

Kecepatan pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap dari pegawai dalam
pemberian pelayanan yang dibutuhkan masyarakat akan pencatatan nikah. Daya tanggap
yang dimiliki pegawai kepada calon pasangan suami isteri atau pasangan suami isteri sudah
baik, dengan adanya komunikasi dan kesigapan pegawai dengan masyarakat dalam
pengurusan pencatatan pernikahan.

d) Competence
Competence (Kompetensi), yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kompetensi pegawai
pencatat nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar dalam melayani pengurusan pencatatan nikah sudah baik dengan didasari oleh
pengalaman yang sudah lama bekerja pada bidang ini yaitu pencatatan pernikahan.
Masyarakat juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
e) Courtesy

Kesopanan merupakan wujud dari pribadi seseorang yang dapat terbentuk dengan
baik dari keluarga, pendidikan dan lingkungan sekitar. Sopan dan ramah kepada masyarakat

9
adalah hal mutlak dilakukan oleh pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dengan sikap pegawai yang ramah dan sopan akan memperlancar proses pelayan
pencatatan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar, masyarakat juga merasa puas dan dihargai dengan pelayanan yang diberikan.

f) Credibility

Kredibilitas merupakan kemampuan pemberi pelayanan dalam menimbulkan


kepercayaan dan keyakinan masyarakat melalui kesopanan dan menghargai perasaan
penerima pelayanan. Kepercayaan masyarakat timbul ketika pegawai melayani masyarakat
dengan menunjukkan sifat kepedulian dan keramahan dalam bekerja serta mampu
memberikan hasil yang baik. Hal ini yang dilakukan oleh para pegawai pencatat nikah di
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang melayani
dengan sepenuh hati sehingga masyarakat pun merasa puas dengan pelayanan yang ada.

g) Security

Security (Keamanan), yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Keamanan
dalam arti proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta dapat memberikan kepastian hukum. Keamanan yang diberikan dan dirasakan selama
proses pengurusan pencatatan nikah berlangsung sudah baik, masyarakat juga merasa puas
akan hal tersebut.

h) Akses

Akses merupakan kemudahan yang dicapai oleh seseorang tehadap suatu objek
pelayanan ataupun lingkungan. Adanya akses online dan akses manual juga boleh offline,
dengan aplikasi berbasis offline dan online mempermudah pegawai dalam proses pencatatan
nikah yang dikenal SIMKAH mobile. SIMKAH merupakan singkatan dari Sistem Informasi
Manjemen Nikah yang berbasi offline dan online di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Fungsinya untuk mengecek dan melihat
setiap peristiwa-peristiwa pernikahan yang dicatat.

Masyarakat juga tidak resah jika datanya hilang karena semua sudah tersimpan dalam
aplikasi yang disiapkan dan digunakan pada pencatatan nikah. Selain itu ada juga akses
pelaksanaan nikah yang mudah dilaksanakan di kantor urusan agama kecamatan gaelosng

10
utara tanpa harus dipungut biaya nikah. Hal ini dapat memberikan keringanan bagi
masyarakat yang ingin menikah namun kurang mampu. Tetapi masyarakat cenderung
lebih memilih untuk melaksanakan pernikahannya dirumah meskipun harus dipungut biaya
nikah. Dengan ini akses untuk meningkatkan kualitas pelayanan pencatatan nikah di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar sudah baik.

i) Communication

Baik atau tidaknya sebuah layanan dilihat dari bagaimana komunikasi yang terjalin
anatara pegawai dan masyarakat. Hal tersebut dibuktikan pegawai pencatat nikah di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dalam pelayanan
pencatatan nikah, pegawai melakukan sosialisasi terkait pencatatan nikah pada setiap
kegiatan. Selain itu, pegawai pencatat nikah juga melayani masyarakat dengan baik dan
lancar yang disertai sikap sopan juga ramah selama berkomunikasi denganmasyarakat selama
proses pencatatan nikah.

j) Understanding the Costumer

Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan


kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual dan mengenal pelanggan
reguler. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus pencatatan
pernikahannya dilakukan dengan langsung memberikan arahan, melalui sosialisasi kepada
mereka tentang bagaimana seharusnya dapat memperoleh pelayanan yang cepat dan prima
dari kantor urusan agama serta memberikan pelayanan merata tanpa melihat status atau
golongan

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kualitas pelayanan pencatatan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan


Galesong Utara Kabupaten Takalar dapat disimpulkan bahwa Kualitas pelayanan pencatatan
nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar berjalan
dengan baik meskipun ada sedikit dari beberapa individu yang belum berjalan maksimal yaitu
Tangible (Bukti Fisik) yang membutuhkan penunjang dalam hal ruang tunggu yaitu AC untuk
lebih memberikan kenyamanan pada masyarakat. Dan hal-hal kecil yang kadang terjadi yaitu dari
hasil pencatatan terdapat penulisan yang kadang salah pengetikan. Tetapi saat dilaporkan hal
tersebut cepat ditindak lanjuti pegawai pencatat nikah. Semua dimensi yang digunakan
mengukur kualitas pelayanan pencatatan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Galesong Utara Kabupaten Takalar keseluruhan sudah berjalan baik secara maksimal,
dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam melakukan pencatatan nikah, sehingga masyarakat
merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran yang


diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan pelayanan pada pencatatan nikah di
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, yaitu harus
lebih teliti dalam pencatatan nikah agar tidak lagi ditemukan masalah salah ketik dari
beberapa huruf atau angka pada akta nikah dan buku nikah. Dan penambahan
fasilitas fisik pada ruang tunggu agar masyarakat merasa sangat puas dan nyaman serta
memberikan sosialisasi .

12
DAFTAR PUSTAKA

Cermat.2016.Tata Cara dan Biaya di KUA.https://www.cermati.com/artikel/tata-cara-dan-


biaya-nikah-di-kua. Di akses pada 17 Juni 2019

nurulfadilah. 2018. Kualitas Pelayanan Pencatatan Nikah di Kantor Urusan Agama


Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/10177 di
akses pada 17 Juni 2019

13

Anda mungkin juga menyukai