Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN LEMBAR KERJA BERBASIS PROYEK

PADA FITOREMEDIASI AMONIA LIMBAH CAIR TAHU


MENGGUNAKAN BIOFILTER

ABSTRAK PENELITIAN

Oleh:

DEWI YUNIA
1152080014

BANDUNG
2019 M / 1440 H
ABSTRAK PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
No. Alat Jumlah
1. Spatula 1 buah
2. Gelas kimia 100 mL 1 buah
3. Gelas ukur 25 mL 1 buah
4. Pipet tetes 2 buah
5. Corong kaca 1 buah
6. Botol semprot 1 buah
7. Kaca arloji 1 buah
8. Neraca analitik 1 buah
9. Labu Erlenmeyer 250 mL 3 buah
10. Sumbat karet 1 buah
11. Tabung kjeldahl 1 buah
12. Labu Destilasi 1 buah
13. Statif 1 buah
14. Bosshead 1 buah
15. Klem 1 buah
16. Kondensor 1 buah
17. Mantle heat 1 buah
18. Labu Volumetrik 150 mL 1 buah
19. Buret 1 buah
20. Klem 1 buah
21. Selang panjang 1 buah
22. Selang pendek 1 buah
23. Aerator 1 buah
24. Bak air 1 buah
25. Ball Pipet 1 buah
26. Pipet Volume 1 buah
No. Alat Jumlah
Wadah sebagai media
27. 1 buah
reaktor

No. Bahan Jumlah


1. Limbah ciar tahu 1 gram
2. K2SO4 5,7 gram
3. Aquadest 250 mL
4. HCl 0,1 N 25Ml
5. NaOH 50% 25Ml
6. Larutan H2SO4 98% 25Ml
7. Indikator PP 1% 1 Ml

2. Prosedur Pembuatan
- Prosedur pembuatan media biofilter

Media biofilter untuk wadah biofilter sarang tawon yang digunakan terbuat

dari plastik dengan berbagai ukuran.

- Prosedur penentuan kadar amonia dari sampel limbah cair tahu

Penentuan kandungan amonia dari sampel limbah cair tahu dengan metode

kjeldahl yang meliputi 3 tahap diantaranya :

1. Tahap destruksi

Pada tahap destruksi, menimbang sampel limbah sebanyak 1 gram lalu

dimasukkan pada tabung kjehdahl. Selanjutnya, ditimbang padatan K2SO4


sebanyak 5,7 gram dan diambil larutan H2SO4 pekat (98%) sebanyak 25 mL.

Langkah selanjutnya, dimasu kkan K2SO4 dan larutan H2SO4 kedalam labu

kjehdahl berisi sampel. Aduk larutan dengan menggoyangkan labu kjeldahl

dan disimpan pada alat destruksi kjehdahl. Suhu diatur hingga 400 °C.

Tunggu hingga larutan menjadi jernih.

2. Tahap destilasi

Hasil destruksi diencerkan menjadi 3-4 kali lipat dari volume yang

dihasilkan, kemudian mengambil sampel hasil pengenceran sebanyak 25mL,

dan dimasukkan pada labu destilasi. Larutan NaOH 50% ditambahkan

sebanyak 25 ml kedalam labu destilasi. Selanjutnya, pada erlenmeyer

penampung destilat diisi dengan 25 mL HCl 0,1 N. Ditunggu destilat menetes

hingga larutan asam kemudian cek menggunakan indikator lakmus.

3. Tahap titrasi

Sebelum titrasi terhadap hasil destilat, dilakukan standarisasi larutan

NaOH 0,1 N terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam oksalat 0,1

N.

a. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat (CH2C2O4.2H2O) 0,1 N

Asam oksalat ditimbang sebanyak 0,63 gram dan dilarutkan dengan

aquadest. Selanjutnya diaduk dan dimasukkan pada labu volumetrik

100 mL dan Diencerkan hingga batas cincin. Langkah terakhir yaitu

dihomogenkan.

b. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N


Padatan NaOH ditimbang sebanyak 0,4 gram dan dilarutkan dengan

aquadest yang telah dipanaskan dan didinginkan.

c. Standarisasi

Larutan asam oksalat sebanyak 10 mL 0,1 N dimasukkan kedalam

erlenmeyer 100 mL. Kemudian ditambahkan 3-5 tetes indikator

phenolftalein (PP) 1%. Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan

NaOH 0,1 N hingga terbentuk larutan warna merah jambu yang tidak

hilang saat dikocok selama 15 detik. Dilakukan duplo atau triplo untuk

keakuratan volume titrasi, kemudian dihitung normalitas rata-rata

NaOH.

d. Titrasi Destilat dengan larutan NaOH

Mengambil hasil destilat sebanyak 10 mL, kemudian menambahkan 3-

5 tetes indikator phenolftalein (PP) 1%, kemudian titrasi dengan NaOH

0,1 N sampai larutan berwarna merah muda yang tidak hilang saat

dikocok 15 detik. Dilakukan duplo atau triplo sesuai jumlah destilat

yang tersisa. Kemudian dihitung kadar amonia dengan menggunakan

rumus :

(𝑉𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝐸)
% NH3 = x 100%
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

(Jr, 1991)

Keterangan :

V = Volume titrasi (mL)

N = Normalitas larutan peniter (meq/mL)

M = Massa Sampel (mg)


BE = Berat Eqivalen amonia (mg/meq)

3. Hasil Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penurunan kadar amonia pada sampel limbah

cair tahu melalui fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok dan

penggunaan media biofilter sarang tawon. Limbah cair tahu menurut beberapa

penelitian terdahulu mengandung kadar amonia yang ketika dalam jumlah yang

banyak dapat merusak ekosistem perairan atau badan tanah saat dibuang. Oleh

karenanya, selain menganalisis kadar amonia yang terdapat dalam sampel limbah

cair tahu yang terdapat di pabrik A dilakukan juga pengolahan limbah cair tahu

menggunakan fitoremediasi dan biofilter dengan harapan dapat menurunkan

kadar amonia.

Media reaktor atau wadah yang digunakan masing-masing kelompok

menggunakan wadah berbahan plastik dengan ukuran yang berbeda, sehingga

media biofilter menyesuaikan wadah yang telah disediakan. Selain itu, dalam

mengolah limbah cair tahu yang mengandung amonia dilakukan beberapa variasi

terhadap waktu tinggal.

Perbedaan waktu tinggal yang dilakukan pada fitoremediasi amonia limbah

cair tahu menggunakan biofilter dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Variasi Waktu Tinggal Pengolahan Limbah Cair Tahu

Rincian Waktu Tinggal


Fitoremediasi
Total Waktu Tinggal
menggunakan eceng Biofilter sarang tawon
gondok
2 Hari 1 Hari 1 Hari
4 Hari 2 Hari 2 Hari
Rincian Waktu Tinggal
Fitoremediasi
Total Waktu Tinggal
menggunakan eceng Biofilter sarang tawon
gondok
6 Hari 3 Hari 3 Hari
8 Hari 4 Hari 4 Hari

Berdasarkan data yang telah diperoleh. Dari keempat variasi waktu tinggal

yang tertera pada tabel 1.1 diperoleh bahwa waktu tinggal 6 hari lebih efektif

dibanding dengan 8 hari. data penurunan kadar sebelum dan setelah pengolahan

limbah cair tahu menggunakan fitoremediasi dan biofilter dapat dilihat pada tabel

1.2

Tabel 1.2 Data Penurunan Kadar Amonia Limbah Cair Tahu Sebelum Dan

Setelah Pengolahan

Jumlah kadar
Variasi waktu Kadar awal Kadar akhir
yang turun
tinggal (ppm) (ppm)
(ppm)
2 hari 5,83 ppm 3,85 ppm 1,98 ppm
4 hari 5,83 ppm 2,32 ppm 3,51 ppm
6 hari 5,83 ppm 2,2 ppm 3,63 ppm
8 hari 5,83 ppm 2,74 ppm 3,09 ppm

Pada penelitian ini penggunaan media tanaman pada metode fitoremediasi


adalah eceng gondok. Eceng gondok dapat menyerap zat organik melalui ujung
akar. Zat– zat organik yang terserap akan masuk ke dalam batang melalui pembuluh
pengangkut kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman eceng gondok. Pada
proses ini zat organik akan mengalami reaksi biologi dan terakumulasi di dalam
batang tanaman, kemudian diteruskan ke daun.
Dengan bantuan mikroba yang tumbuh disekitar akar eceng gondok
senyama ammonia yang beriupa ion ammonium akan mengalami nitrifikasi
menjadi senyawa nitrat dan nitrit. (aerob).

Proses Nitrifikasi
NH4+ + 2O2 NO3- + 2H+ + 2H2O
Senyawa nitrit dan nitrat akan di absorbsi oleh akar tumbuhan untuk
nutriennya Sisa nitrit yang tidak terpakai akan mengalami proses denitrifikasi
menjadi nitrogen dengan bantuan bakteri yang tumbuh pada akar (anaerob).
Proses Denitrifikasi
2NO3- + 12H+ N2+6H2O

CO2 yang dihasilkan pada anaerob akan dimanfaatkan tumbuhan untuk


fotosintesisnya.
Analisis kadar ammonia sebelum dan sesudah pengolahan dengan metode
kjedhal yang terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi. Di bawah ini tabel 1.3
merupakan data perlakuan dan pengamatan yang dilakukan saat penentuan kadar
amonia setelah dilakukan pengolahan dengan fitoremediasi amonia limbah cair tahu
menggunakan biofilter.
Tabel 1.3 Destruksi
Perlakuan Pengamatan Dokumentasi

Diambil sampel limbah Sampel berwarna


cair tahu sebanyak 1 kuning kecolatan
gram

Dimasukan sampel Sampel berwarna


kedalam labu kjeldahl coklat bening
100 ml dan tambahkan K2O4 serbuk
5,7 gram K2SO4 berwarna putih
Perlakuan Pengamatan Dokumentasi

Setelah dicampurkan
tidak homogen

Dimasukan 25 ml Larutan homogen dan


H2SO4 98% melaui tak berwarna
dinding labu kjeldal
Dipanaskan labu kjeldal Timbul uap air
dalam alat selama 1 jam
hingga suhu 400C

Amati perubahan yang Larutan berwarna


terjadi kecoklatan

Pada tahap destruksi ditambahkan asam sulfat hingga terjadi pemecahan


menjadi unsur-unsurnya. Sedangkan nitrogen akan menjadi (NH4)2SO4.
Sampel + H2SO4 → (NH4)SO4+ CO2 + SO2 +H2O
Penambahan K2SO4 sebagai katalis.
Tahap selanjutnya yaitu destilasi dengan data pengamatan yang tercantum
pada tabel 1.4.
Tabel 1.4 Destilasi

Perlakuan Pengamatan Dokumentasi

Dinginkan larutan hasil Laurtan berwarna


destilasi kekuningan

Diencerkan hasil Larutan tidak


destilat dengan berwarna
menambahan aquades
homogenkan Larutan terasa panas
Dimasukan larutan Larutan tetap tidak
sampel yang telah berwarna
diencerkan kedalam
labu destilasi sebanyak
25 ml dan Tambahkan
25 ml NaOH 50%
kedalam labu desttilasi
Lakukan destilasi Destilasi dilakukan
sampai larutan
mendidih, destilat
pertama didapat pada
menit ke-10
Hasil destilasi + HCl Larutan tidak
berwarna
Tahap destilasi melibatkan proses menambahan NaOH pada saat proses
pemanasan agar tidak terjadi lewat panas dengan persamaan reaksi :
(NH4)SO4 + 2NaOH → NaSO4 + H2O + 2NH3
Amonia yang dibebaskan selanjutkan akan ditangkap oleh HCl..
Tahap selanjutnya yaitu titrasi dengan pengamatan yang dicantumkan pada
tabel 1.4.
Tabel 1.4 Titrasi

Perlakuan Pengamatan Dokumentasi

Diambil sampel hasil Larutan tidak


proses destilat berwaran

Ditambahkan HCl Larutan tidak


sebanyak 25 ml berwarna

Bagi kedalam 3 labu 10 mL setiap labu


erlenmeyer masing- erlenmeyer larutan
masing 10 ml tak berwarna
Tambahkan 5 tetes Larutan tak berwarna
phenoptalien pada
masing masing labu
erlenmeyer
Lakukan titrasi dengan Larutan berwarna
penambahan NaOH 0,1 merah muda
M

Volume titrasi yang dihasilkan dari tahap analisis kadar amonia limbah cair
tahu dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa kadarnya. Perlakuan sebelum
dan setelah pengolahan limbah cair tahu dalam analisis menggunakan metode
kjeldahl sama seperti data pengamatan sebelumnya, hanya pada volume titrasi yang
digunakan pada sampel sebelum dan setelah pengolahan berbeda.
Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dalam
proses fitoremediasi amonia limbah cair tahu menggunakan biofilter berjalan
dengan baik dengan penurunan kadar amonia pada sampel sesuai dengan waktu
tinggal yang diberikan. Semakin lama waktu tinggal yang diberikan terhadap
fitoremediasi maka semakin besar juga kadar amonia yang diturunkan. Namun,
pada pesnelitian ini, waktu yang efektif untuk menurunkan kadar amonia dengan
jumlah kadar yang signifikan yaitu pada waktu 6 hari.
4. Perhitungan
Perhitungan menetukan kadar amonia limbah cair tahu sebelum pengolahan
Diketahui:
V NaOH: 5,6 mL
Massa sampel = 10 ml = 10000 mg
N NaOH = 0,0613 mg/meq
BE NH3 = 17 mg/meq
Ditanya: % NH3 ?
Jawab:
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝐸 𝑁𝐻3
%𝑁𝐻3 = 𝑋100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑒𝑞
5,6 𝑚𝑙 𝑥 0,0613 𝑥 17𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑞 0,000583
= 𝑚𝑙 𝑥100% = 𝑥100%
10000 𝑚𝑔 10000
10000 𝑝𝑝𝑚
= 0,000583%𝑥 = 5,83 𝑝𝑝𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 5,83 𝑚𝑔/𝐿
1%

Perhitungan menetukan kadar amonia limbah cair tahu setelah pengolahan


berdasarkan waktu tinggal 6 hari.
2.1 𝑚𝑙+2.2 𝑚𝑙+2.1 𝑚𝑙
Diketahui: VNaOH = = 2.13 𝑚𝑙
3

Massa sampel = 10 ml = 10000 mg


N NaOH = 0,0613 mg/meq
BE NH3 = 17 mg/meq
Ditanya: % NH3 ?
Jawab:
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝐸 𝑁𝐻3
%𝑁𝐻3 = 𝑋100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑒𝑞
2.13 𝑚𝑙 𝑥 0,0613 𝑥 17 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑞 2.2196
= 𝑚𝑙 𝑥100% = 𝑥100%
10000 𝑚𝑔 10000
10000 𝑝𝑝𝑚
= 0,00022%𝑥 = 2.2 𝑝𝑝𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 2.2 𝑚𝑔/𝐿
1%

Anda mungkin juga menyukai