Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
APLIKASI OP-AMP
ABSTRAK
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan
dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahui fungsi Op-Amp dan penggunaannya serta untuk mempelajari dan menggunakan Op-Amp inverting, Non-
Inverting, penguat penambah, penguat pengurang dan komparator. Peralatan yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah Power supply, LM741, LDR, Multimeter, Project board, Resistor, kapasitor, dan alat yang lainnya. Metode
yang digunakan adalah dengan cara eksperimen yang hasilnya di bandingkan dengan hasil pehitungan. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa operational amplifier merupakan komponen sirkuit terintegrasi yang
dapat dirangkai menjadi inverting op-amp, non-inverting op-amp, penguat penambah dan pengurang, maupun
rangkaian komparator.
D. Metode pengukuran
Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum tentang Aplikasi OP-AMP ini Skema 3. Rangkaian percobaan 3
dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Febuari 2018
pada pukul 07.30-11.30 WIB yang bertempat di
Laboratorium HY U-203 D3 Metrologi dan
Instrumentasi Sekolah Vokasi UGM.
Alat dan bahan
a) Power supply
b) LM741
c) LDR
d) Resistor, kapasitor, dan alat yang lainnya
e) Multimeter
f) Project board
Skema percobaan
Skema 4. Rangkaian percobaan 4
Penguat Penjumlahan
NO VIN1 (V) VIN2 (V) VOUT (V) 3. Hasil Gain pada rangkaian penguat non-pembalik
1 4.96 2.97 7.74 (non-inverting) bernilai plus/positive karena sinyal
2 4.97 1.18 5.1 keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
3 2.96 0.98 3.84 masukannya
Tabel 4. Penguat penjumlahan 4. Besarnya resistor mempengaruhi besarnya
tegangan yang keluar (Vout)
Untuk menentukan keseuaian hasil, 5. Besarnya resistor mempengaruhi besarnya Gain
dilakukanlah perhitungan atas data yang telah didapat (penguat) pada rangkaian
dari hasil pengukuran (Vout=Vin1+Vin2). Hasil 6. Hasil keluaran (Vout) dari penguat pengurangan
tersebut adalah 4.77 Volt (no 1), 3.92 Volt (no 2) dan adalah Vin1-Vin2 pada rangkaian
2.86 (no 3). Hasil tersebut sesuai dengan Vin1nya 7. Hasil keluaran (Vout) dari penguat pengurangan
meskipun ada perbedaan sedikit yang disebababkan adalah Vin1+Vin2 pada rangkaian
oleh pembulatan angka dan faktor lainnya. 8. Adanya pergantian nyala lampu saat LDR
ditutup/dibuka disebabkan oleh adanya beda
tegangan sesuai dengan perlakuan yang
Rangkaian Komparator
diterimanya
V kaki 2 V kaki 3 Vout/kaki 6
9. Besarnya resistor menjadi penentu besar atau
Lampu
2.31 2.54 3.9 kecilnya Vout
Hijau
10. Besarnya Vout menentukan besar atau kecilnya
Lampu Gain (besar penguat pada rangkaian)
3.9 2.54 2.12
Merah 11. Pada rangkaian Inverting dengan R1 1 KΩ dan
Vin 4.96 V didapat RF 0.56 KΩ memiliki Vout
Saat LDR dibiarkan (tidak tertutup) lampu 2.178 V dan Gain -0.547 V, RF 1 KΩ memiliki
yang menyala adalah lampu berwarna hijau, hal Vout 5.04 V dan Gain -1.016 dan RF 2 KΩ
tersebut terjadi karena tegangan pada V1 lebih kecil memiliki Vout 9.99 dan Gain -2.014.
sehingga terjadi perbedaan tegangan pada lampu hijau. 12. pada rangkaian Non-Inverting dengan R1 1 KΩ
Sedangkan saat LDR ditutup, lampu yang menyala dan Vin 4.97 V didapat RF 0,1 KΩ memiliki Vout
adalah lampu berwarna merah V1 lebih besar 5.43 V dan Gain 1.902, RF 1 KΩ memiliki Vout
9.82 V dan Gain 1.975, dan RF 2 KΩ memiliki
Besarnya Gain (kemampuan penguatan Vout 10.54 V dan Gain 2.12 V.
penguat dalam input/output) tiap rangkaian bisa 13. Untuk penguat pengurangan pertama didapat Vin1
ditentukan dengan rumus Gain=Vout/Vin. Terbukti 4.96 V, Vin2 2.94 V, dan Vout 1.963 V. Kedua
pada saat praktikan menghitung dengan rumus didapat Vin1 4,96 V, Vin2 1.1 V, dan Vout 3.85
tersebut, hasil yang didapat adalah sesuai. Pada tiap V. Ketiga didapat Vin1 2.965 V, Vin2 0.99 V dan
percobaan, resistor menjadi penentu besar atau Vout 1.973 V
kecilnya Vout (V yang keluar), Vout tersebut 14. Untuk penguat penjumlahan pertama didapat Vin1
menentukan besarnya Gain (besar penguat pada 4.96 V, Vin2 2.97 V, dan Vout 7.74 V. Kedua
rangkaian). didapat Vin1 4.97 V, Vin2 1.18 V, dan Vout 5.1
V. Ketiga didapat Vin1 2.96 V, Vin2 0,98 V, dan
F. Kesimpulan Vout 3.84 V.
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini 15. Saat lampu hijau menyala, kaki 2 memiliki
adalah : tegangan 2.31 V, kaki 3 memiliki tegangan 2.54 V
1. Op-Amp berfungsi sebagai penguat dan pengindra dan kaki 6 sebagai Vout memiliki tegangan 3.9
sinyal 16. Saat lampu merah menyala, kaki 2 memiliki
2. Hasil Gain pada rangkaian penguat pembalik tegangan 3.9 V, kaki 3 memiliki tegangan 2.54 V
(inverting) bernilai minus karena sinyal keluaran dan kaki 6 sebagai Vout memiliki tegangan 2.12
memilili beda fasa sebesar 180°
Daftar Pustaka Fajar Timur, Rahmadani Achdiyat, 2013.
Operational Amplifier. ITS, Suarabaya.
Lilik Eko Nuryanto, 2017. PENERAPAN DARI Anonym. Instrumen Penguat Bab V. Universitas
OP-AMP (OPERATIONAL AMPIFIER). Gadjah Mada, Yogyakarta.
Politeknik Negeri Semarang, Semarang.
Anonim. Cara Kerja Sensor Rangkaian Dengan
Op-Amp741
Lampiran