Anda di halaman 1dari 10

ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIKA

APLIKASI OP-AMP

Desnita Ameliaˡ, Prisma Megantoro², Trias Prima Satya³

Metrologi dan Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Sekip 1Catur Tunggal Yogyakarta 55281 Yogyakarta, Indonesia

desnitaamelia@gmail.com, prisma.megantoro@giz.de, trias.primasatya@ugm.ac.id

ABSTRAK

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan
dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahui fungsi Op-Amp dan penggunaannya serta untuk mempelajari dan menggunakan Op-Amp inverting, Non-
Inverting, penguat penambah, penguat pengurang dan komparator. Peralatan yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah Power supply, LM741, LDR, Multimeter, Project board, Resistor, kapasitor, dan alat yang lainnya. Metode
yang digunakan adalah dengan cara eksperimen yang hasilnya di bandingkan dengan hasil pehitungan. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa operational amplifier merupakan komponen sirkuit terintegrasi yang
dapat dirangkai menjadi inverting op-amp, non-inverting op-amp, penguat penambah dan pengurang, maupun
rangkaian komparator.

Kata kunci : OP-AMP, LM741, Inverting, Non-inverting

A. Pendahuluan impedansi masukan tinggi, penguat keluaran


Operational Amplifier adalah perangkat yang impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan
sangat efisien dan serba guna. Operational Amplifier dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat,
atau di singkat op-amp merupakan salah satu sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal, menguatkan
komponen analog yang sering digunakan dalam sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan
berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op- pula dalam pengaturan tegangan, filter aktif,
amp yang paling sering dipakai antara lain adalah intrumentasi, pengubah analog ke digital dan
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan sebaliknya.
differensiator. Contoh penggunaan penguat
operasional adalah untuk operasi matematika B. Tinjauan pustaka
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan Dari beberapa jurnal yang didapatkan bahwa
terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada aplikasi OP-AMP sudah banyak digunakan untuk
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator penguat suatu tegangan. Salah satu penelitian tentang
dengan distorsi rendah. penerapan OP-AMP dilakukan oleh Lilik Eko
Nuryanto dengan judul Penerapan Dari OP-AMP
Adapun fungsi Op-Amp yang lain adalah (Operational Amplifier). Percobaan tersebut
sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik menggunakan Op-Amp yang digunakan pada percoaan
DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi tersebut adalah Op-Amp dengan tipe LM741.
Percobaan tersebut dilakukan untuk mengetahui disebut juga rangkaian terpadu (IC = Integrated
prinsip kerja Op-Amp pada saat penerapan. Dalam Circuit). Dimana fungsinya adalah mewakili suatu
percobaan tersebut digunakan osciloscopedoble trace rangkian tertentu sehingga membentuk suatu rangkaian
untuk mendapatkan bentuk sinyal yang dapat dianalisa yang kompak.
langsung perbandingan sinyal input dan sinyal output
rangkainya. Metode yang digunakannya adalah dengan Pada umumnya keunggulan IC ini tidak mudah
metode eksperimen dan dengan menghitung langsung terganggu oleh pengaruh suhu ataupun kesalahan kecil
menggunakan rumus. Didapat hasil tegangan memalui karena bahan dan IC tersebut. Penguatan (gain) yang
osiloskop mamupun perhitungan menunjukan hasil besar mempunyai input yang besar pula sehingga
yang sama. Percobaan tersebut berkesimpulan bahwa output-nya benimpedansi rendah.
Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op-
Amp) adalah penguat diferensial yang memiliki Di dalam prakteknya, Op-Amp tidak dapat
penguatan yang sangat tinggii [1] digunakan tanpa adanya komponen lain seperti
resistor, kapasitor, dioda atau komponen lain. Untuk
Percobaan lain dilakukan oleh Fajar Timur dan dapat memahami penggunaaan Op-Amp ini diperlukan
Rahmadani Achdiyat dengan judul Operational adanya suatu kemampuan menganalisa rangkaian
Amplifier. Tujuan dilakukannya percobaan tersebut listrik. Semakin banyak kemampuan kita menganalisa
adalah untuk mengetahui fungsi Op-Amp dan rangkaian listrik, semakin luas kita dapat menetapkan
penggunaanya serta untuk mempelajari dan penggunaan Op-Amp.
menggunakan Op-Amp Inverting dan Non-Inverting.
Peralatan yang digunakan pada percobaan tersebut Op - Amp adalah suatu penguat gandengan
adalah IC Op-Amp LM741. Metode percobaan langsung yang memperkuat sinyal arus searah (DC)
tersebut adalah dengan cara eksperimen Inverting atau tegangan yang berubah-ubah terhadap satuan
Amplifier dan Non-Inverting Amplifier. Percobaan waktu. Penguatan yang tinggi dilengkapi dengan
tersebut berkesimpulan bahwa operational amplifier umpan balik untuk mengendalikan karakteristiknya
merupakan komponen sirkuit terintegrasi yang dapat secara menyeluruh. Simbol dan Op-Amp tampak pada
dirangkai menjadi inverting op-amp dan non-inverting Gambar berikut :
op-amp. Pada rangkaian inverting op-amp sinyal yang
dihasilkan akan dikuatkan namun dengan polaritas
yang berbeda. Pada rangkaian non-inverting op-amp
sinyal yang dihasilkan akan dikuatkan dengan polaritas
sama. Pada rangkaian inverting dan non-inverting
keduanya memiliki selisih antara besar tegangan
keluaran (V out) hasil percobaan dan perhitungan. [2]
Gambar 1. Simbol Op-Amp
C. Dasar teori
 OP-AMP A adalah penguat tegangan tanpa beban, dimana
Operasional amplifier yang lebih dikenal dengan harga ini adalah tegangan yang kita dapatkan bila tidak
nama Op-Amp sebagai kependekan dan namanya, ada beban yang dihubungkan pada keluaran. Tegangan
merupakan komponen elektronik yang kegunaannya masuk (V1 dan V2) dan tegangan keluaran (Vo)
sangat banyak. Ukuran Op-Amp sangat kecil yaitu dihitung terhadap jalur tanah. Sumber tegangan (Vcc)
sebesar kuku jari kita, memudahkan dalam yang diperlukan oleh Op-Amp ada dua macam, yaitu
perancangan-perancangan piranti elektronik yang pada sumber tegangan positif (+ Vcc) dan sumber tegangan
saat ini cenderung memimmalkan ukuran. negatif (- Vcc). Hal ini ditujukan agar Op-Amp dapat
memperkuat tegangan yang positif maupun negatif,
Isi dan sebuah Op-Amp tediri dan puluhan begitu juga pada bagian output-nya di mana tegangan
transistor, resistor dan kapasitor yang dikemas dalam dapat berharga positif maupun negatif.
suatu rangkaian terpadu, sehingga Op-Amp dapat
Semua jenis Op-Amp mempunyai tiga buah output Op-amp akan memberikan tegangan output.
bagian, yaitu penguat diferensial berimpedansi input Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat
tinggi, tingkat penguat sinyal dan output berimpedansi diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat
rendah. operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp)
memiliki karakteristik sebagai berikut :

Impedansi Input (Zi) besar = ∞


Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
Band Width respon frekuensi lebar = ∞
Gambar 2. Bagian-bagian dari Op-Amp
V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada
besarnya V1.
Tampak pada Gambar 2. pada penguat diferensial
Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak
berimpedansi input tinggi memiliki tingkat stabilitas
tergantung temperatur / suhu.
yang cukup tinggi (low drift), dan jangkauan band
(band width) yang cukup lebar.
 LM741
Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok
Apablia sebuah penguat diferensial yang
penguat yang mempunyai dua masukan dan satu
mempunyai dua buah input yaitu input inverting (-)
keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas
dan input non inverting (+), maka penguat ini akan
dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC).
berfungsi membandingkan dua sinyal yang
Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang
dimasukkan ke dalam input – input nya. Sinyal yang
populer adalah LM741. IC LM741 merupakan
keluar dari tingkat ini besarnya akan sebanding dengan
operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual
perbedaan atau diferensial antara kedua sinyal yang
in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki
masuk tadi. Tetapi bila kedua sinyal itu nol, maka
tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk
output-nya
menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut.
nol juga. Polaritas kedua sinyal apabila sama maka
Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan
output-nya akan sebanding dengan selisih dari kedua
arah jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling
sinyal tersebut. Sebaliknya jika kedua sinyal itu
dekat dengan tanda bulat atau strip pada kemasan DIP
berlawanan polaritasnya maka output-nya pun akan
tersebut. IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin
sebanding dengan jumlahnya. Bila salah satu input-nya
seperti terlihat pada gambar berikut.
nol (tidak ada sinyal) maka output akan sebanding
dengan sinyal yang dimasukkan pada salah satu input-
nya.

Tingkat penguat berfungsi memperkuat sinyal


yang ke!uar dan penguat diferensial sebesar mungkin
(kira-kira 100.000 kali). Sedangkan output Gambar 3. Konfigurasi pin IC pada Op-Amp
berimpedansi rendah berfungsi mengisolasi tingkat
penguat ini agar tidak dipengaruhi adanya beban dan Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power
menghasilkan daya pendorong supply, satu pin output, satu pin NC (No Connection),
dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan
Prinsip Kerja kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op- internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output
Amp) adalah membandingkan nilai kedua input (input menjadi nol ketika kedua input bernilai nol.
inverting dan input non-inverting), apabila kedua input
bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan IC LM741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat
apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih Op-
Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki penguat operasional (Op-Amp) memiliki faktor
karakteristik yang sangat mirip dengan konsep Op- penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada
Amp ideal pada analisis rangkaian. Pada kenyataannya kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting
IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan
perlu diperhatikan, yaitu : balik (feedback) dan resistor input adalah untuk
1. tegangan maksimum power supply tidak boleh mengatur faktor penguatan inverting amplifier
melebihi rating maksimum, karena akan merusak (penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya
IC. resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka
2. Tegangan output dari IC op amp biasanya satu faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur
atau dua volt lebih kecil dari tegangan power dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui atau
supply. Sebagai contoh, tegangan swing output menguji dari penguat membalik (inverting amplifier)
dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V dapat menggunakan rangkaian dasar penguat
adalah ±13V. membalik menggunakan penguat operasional (Op-
3. Arus output dari sebagian besar op amp memiliki Amp) seperti pada gambar berikut.
batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi
beban yang ditambahkan pada output op amp
harus cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak
melebihi batas arus maksimum.

Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp) dikenal


beberapa istilah yang sering dijumpai, diantaranya
adalah :
1. Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio Gambar 4. Rangkaian penguat pembalik (Inverting)
menyatakan seberapa jauh v+ dan v terpisah untuk
mendapatkan keluaran 0 volt. Rangkaian penguat membalik diatas merupakan
2. Arus offset masukan (input offset current) rangkaian dasar inverting amplifier yang menggunakan
menyatakan kemungkinan seberapa berbeda kedua sumber tegangan simetris. Secara matematis besarnya
arus masukan. faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat
3. Arus panjar masukan (input bias current) memberi membalik adalah (-Rf/Rin).
ukuran besarnya arus basis (masukan).
4. Harga CMRR menjamin bahwa output hanya  Non-Inverting
tergantung pada (v+) – (v-), walaupun v+ dan v- Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)
masing-masing berharga cukup tinggi. merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat
sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama
Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-
frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency memberi inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan
gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya penguat operasional, karena penguat operasional
berlaku untuk isyarat yang kecil saja karena untuk memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik
isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-
sehingga output maksimum hanya dihasilkan pada membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
frekuensi yang relative rendah. isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap
sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan
 Inverting dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari
amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai
penguat operasional sebagai penguat sinyal dengan
impedansi sekitar 100 MOhm. Contoh rangkaian dasar
karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang
penguat tak-membalik menggunakan operasional
berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya
amplifier (Op-Amp) dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5. Rangkaian penguat non-pembalik (non-
inverting) Skema 2. Rangkaian percobaan 2

Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh


penguat tak-membalik menggunakan operasional
amplifier (Op-Amp) tipe 741 dan memnggunakan
sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input
yang diberikan pada terminal input non-inverting,
maka besarnya penguatan tegangan rangkaian penguat
tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf
yang dipasang.

D. Metode pengukuran
 Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum tentang Aplikasi OP-AMP ini Skema 3. Rangkaian percobaan 3
dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Febuari 2018
pada pukul 07.30-11.30 WIB yang bertempat di
Laboratorium HY U-203 D3 Metrologi dan
Instrumentasi Sekolah Vokasi UGM.
 Alat dan bahan
a) Power supply
b) LM741
c) LDR
d) Resistor, kapasitor, dan alat yang lainnya
e) Multimeter
f) Project board
 Skema percobaan
Skema 4. Rangkaian percobaan 4

Skema 1. Rangkaian percobaan 1


supaya penguatannya (GAIN = Vout/Vin) bernilai
-1/2 kali, -1 kali, dan -2 kali, dengan rumus di
bawah :
𝑅𝐹
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( ) × 𝑉𝑖𝑛
𝑅1
d) Mengukur tegangan pada titik Vin dan Vout serta
catat nilai RF dan R1 yang digunakan pada 1
e) Melakukan poin d-e umtuk rangkaian penguat
non pembalik seperti pada GAMBAR 2,
menentukan sendiri nilai RF supaya penguatannya
(GAIN=Vout/Vin) bernilai 1 kali, 2 kali, dan 3
kali, dengan rumus di bawah :
𝑅𝐹
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + ) × 𝑉𝑖𝑛
𝑅1
f) Mengerjakan rangkaian penguat pengurangan
pada GAMBAR 3, menghitung dengan rumus
dibawah :
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝑉2 − 𝑉1)
g) Mengukur tegangan pada titik Vin1, Vin2, dan
Vout serta mencatat nilai R1, R2, RF dan RG yang
digunakan
h) Mengerjakan rangkaian penguat penjumlahan,
memvariasi kedua tegangan input Vin1 dan Vin2
sesuai table 3, menghitung dengan rumus dibawah
:
Skema 5. Rangkaian percobaan 5
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝑉2 + 𝑉1)
i) Mengukur tegangan pada titik Vin1 dan Vin2 dan
 Langkah percobaan
Vout serta mencatat nilai R1, R2, RF dan RG yang
a) Memastikan semua alat dan bahan sudah tersedia
digunakan
untuk masing-masing kelompok
j) Mengerjakan rangkaian komparator seperti pada
b) Memastikan semua sumber tegangan sudah
gambar 5
tersedia dan terukur dengan benar.
k) Menutup/membuka ldr untuk mengetahui respon
i. +12V untuk sumber tegangan simetris op
rangkaian
amp pada PSU HITAM
l) Mengukur dan mencatat tegangan pada kaki 2, 3,
ii. -12 untuk sumber tegangan simetris op
dan 6 pada IC LM741 tersebut ketika lampu hijau
amp pada PSU HITAM
menyala, dan ketika lampu merah menyala pada
iii. +5V untuk sumber tgangan Vin dan Vin1 (
table 5
input ) pada PSU HITAM
iv. +3V untuk sumber tegangan Vin2 pada
E. Hasil & pembahasan
PSU CHI-TERMINAL 12V
Berdasarkan data hasil percobaan, didapat :
v. +1V untuk sumber tegangan Vin2 pada
 Penguat Pembalik (Inverting)
PSU CHI-TERMINAL 5V
No RF (kΩ) R1 (kΩ) Vin (V) Vout (V) GAIN (V)
Note: karena menggunakan 2 PSU, 1 0.56 1 4.96 2.178 -0.547
pastikan semua port GND tersambung satu 2 1 1 4.96 5.04 -1.016
sama lain 3 2 1 4.96 9.99 -2.014

c) Mengerjakan rangkaian penguat pembalik seperti


Tabel 1. Penguat pembalik (Inverting)
pada gambar 1, menentukan sendiri nilai RF
Grafik 2. Histogram penguat Non-pembalik (Non-
Grafik 1. Histogram penguat pembalik (Inverting) Inverting)
*keterangan : - Histogram merah RF dengan VOUT
- Histogram merah muda RF denga Setelah menentukan nilai RF supaya
GAIN penguatannya bernilai 1 kali, 2 kali, dan 3 kali
menggunakan rumus,didapat RF sebesar 100 Ω, 1 kΩ,
Setelah menentukan nilai RF supaya dan 2 kΩ. Memalui rangkaian percobaan yang sudah
penguatannya bernilai -1/2 kali, -1 kali, dan -2 kali ditentukan didapat VOUT dan GAIN untuk RF 100 Ω
menggunakan rumus, didapat RF sebesar 500 Ω yang adalah 5.43 Volt dan 1.092 Volt, untuk RF 1 kΩ
digantikan oleh 560 Ω, 1 kΩ, dan 2 kΩ. Memalui didapat 9.82 Volt dan 1.975 Volt, dan untuk RF 2 kΩ
rangkaian percobaan yang sudah ditentukan didapat didapat 10.54 Volt dan 2.120 Volt.
VOUT dan GAIN untuk RF 560 Ω adalah 2.178 Volt
dan 0.547 Volt, untuk RF 1 kΩ didapat 5.04 Volt dan Pada grafik 2 terlihat bahwa semakin besar RF
1.016 Volt, dan untuk RF 2 kΩ didapat 9.99 Volt dan maka semakin besar pula VOUTnya dan semakin
2.014 Volt. besar RF maka semakin besar pula GAINnya.
Perbedaan dengan grafik 1 adalah pada hasilnya. Table
Hasil Gain pada rangkaian penguat pembalik 1 hasil tiap RF terlihat cukup jauh sedangkan pada
(inverting) bernilai minus karena sinyal keluaran grafik 2 tidak terlalu jauh.
memilili beda fasa sebesar 180°.
 Penguat Pengurangan
Pada grafik 1 terlihat bahwa semakin besar RF No VIN1 (V) VIN2 (V) VOUT (V)
maka semakin besar pula VOUTnya dan semakin 1 4.96 2.94 1.963
besar RF maka semakin besar pula GAINnya. Ini 2 4.96 1.1 3.85
sudah menjadi ciri khas dari rangkaian Inverting. 3 2.965 0.99 1.973
Tabel 3. Penguat pengurangan
 Penguat Non-pembalik (Non-Inverting )
No RF (kΩ) R1 (kΩ) Vin (V) Vout (V) GAIN (V) Untuk menentukan keseuaian hasil, dilakukanlah
1 0.1 1 4.97 5.43 1.092
perhitungan atas data yang telah didapat dari hasil
2 1 1 4.97 9.82 1.975
pengukuran (Vout=Vin1-Vin2). Hasil tersebut adalah
3 2 1 4.97 10.54 2.12
4.903 Volt (no 1), 4.95 Volt (no 2) dan 2.963 (no 3).
Hasil tersebut sesuai dengan Vin1nya meskipun ada
Tabel 2. Penguat Non-pembalik (Non-Inverting)
perbedaan sedikit yang disebababkan oleh pembulatan
angka dan faktor lainnya.

 Penguat Penjumlahan
NO VIN1 (V) VIN2 (V) VOUT (V) 3. Hasil Gain pada rangkaian penguat non-pembalik
1 4.96 2.97 7.74 (non-inverting) bernilai plus/positive karena sinyal
2 4.97 1.18 5.1 keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
3 2.96 0.98 3.84 masukannya
Tabel 4. Penguat penjumlahan 4. Besarnya resistor mempengaruhi besarnya
tegangan yang keluar (Vout)
Untuk menentukan keseuaian hasil, 5. Besarnya resistor mempengaruhi besarnya Gain
dilakukanlah perhitungan atas data yang telah didapat (penguat) pada rangkaian
dari hasil pengukuran (Vout=Vin1+Vin2). Hasil 6. Hasil keluaran (Vout) dari penguat pengurangan
tersebut adalah 4.77 Volt (no 1), 3.92 Volt (no 2) dan adalah Vin1-Vin2 pada rangkaian
2.86 (no 3). Hasil tersebut sesuai dengan Vin1nya 7. Hasil keluaran (Vout) dari penguat pengurangan
meskipun ada perbedaan sedikit yang disebababkan adalah Vin1+Vin2 pada rangkaian
oleh pembulatan angka dan faktor lainnya. 8. Adanya pergantian nyala lampu saat LDR
ditutup/dibuka disebabkan oleh adanya beda
tegangan sesuai dengan perlakuan yang
 Rangkaian Komparator
diterimanya
V kaki 2 V kaki 3 Vout/kaki 6
9. Besarnya resistor menjadi penentu besar atau
Lampu
2.31 2.54 3.9 kecilnya Vout
Hijau
10. Besarnya Vout menentukan besar atau kecilnya
Lampu Gain (besar penguat pada rangkaian)
3.9 2.54 2.12
Merah 11. Pada rangkaian Inverting dengan R1 1 KΩ dan
Vin 4.96 V didapat RF 0.56 KΩ memiliki Vout
Saat LDR dibiarkan (tidak tertutup) lampu 2.178 V dan Gain -0.547 V, RF 1 KΩ memiliki
yang menyala adalah lampu berwarna hijau, hal Vout 5.04 V dan Gain -1.016 dan RF 2 KΩ
tersebut terjadi karena tegangan pada V1 lebih kecil memiliki Vout 9.99 dan Gain -2.014.
sehingga terjadi perbedaan tegangan pada lampu hijau. 12. pada rangkaian Non-Inverting dengan R1 1 KΩ
Sedangkan saat LDR ditutup, lampu yang menyala dan Vin 4.97 V didapat RF 0,1 KΩ memiliki Vout
adalah lampu berwarna merah V1 lebih besar 5.43 V dan Gain 1.902, RF 1 KΩ memiliki Vout
9.82 V dan Gain 1.975, dan RF 2 KΩ memiliki
Besarnya Gain (kemampuan penguatan Vout 10.54 V dan Gain 2.12 V.
penguat dalam input/output) tiap rangkaian bisa 13. Untuk penguat pengurangan pertama didapat Vin1
ditentukan dengan rumus Gain=Vout/Vin. Terbukti 4.96 V, Vin2 2.94 V, dan Vout 1.963 V. Kedua
pada saat praktikan menghitung dengan rumus didapat Vin1 4,96 V, Vin2 1.1 V, dan Vout 3.85
tersebut, hasil yang didapat adalah sesuai. Pada tiap V. Ketiga didapat Vin1 2.965 V, Vin2 0.99 V dan
percobaan, resistor menjadi penentu besar atau Vout 1.973 V
kecilnya Vout (V yang keluar), Vout tersebut 14. Untuk penguat penjumlahan pertama didapat Vin1
menentukan besarnya Gain (besar penguat pada 4.96 V, Vin2 2.97 V, dan Vout 7.74 V. Kedua
rangkaian). didapat Vin1 4.97 V, Vin2 1.18 V, dan Vout 5.1
V. Ketiga didapat Vin1 2.96 V, Vin2 0,98 V, dan
F. Kesimpulan Vout 3.84 V.
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini 15. Saat lampu hijau menyala, kaki 2 memiliki
adalah : tegangan 2.31 V, kaki 3 memiliki tegangan 2.54 V
1. Op-Amp berfungsi sebagai penguat dan pengindra dan kaki 6 sebagai Vout memiliki tegangan 3.9
sinyal 16. Saat lampu merah menyala, kaki 2 memiliki
2. Hasil Gain pada rangkaian penguat pembalik tegangan 3.9 V, kaki 3 memiliki tegangan 2.54 V
(inverting) bernilai minus karena sinyal keluaran dan kaki 6 sebagai Vout memiliki tegangan 2.12
memilili beda fasa sebesar 180°
Daftar Pustaka  Fajar Timur, Rahmadani Achdiyat, 2013.
Operational Amplifier. ITS, Suarabaya.
 Lilik Eko Nuryanto, 2017. PENERAPAN DARI  Anonym. Instrumen Penguat Bab V. Universitas
OP-AMP (OPERATIONAL AMPIFIER). Gadjah Mada, Yogyakarta.
Politeknik Negeri Semarang, Semarang.
 Anonim. Cara Kerja Sensor Rangkaian Dengan
Op-Amp741
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai