KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Komunikasi Matematis
a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communis, yang berarti
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Akar kata communis adalah communico, yang artinya berbagi. Dalam hal
ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.
Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, communicate berarti
bertukar pikiran, perasaan dan informasi. Sedangkan dalam kata benda (noun),
communication berarti pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan
informasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585)
disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Sedangkan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Liliweri (2007: 4), komunikasi proses pengalihan suatu makna dari
satu sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas,
rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
2. Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika
memdefinisikan komunikasi sebagai proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.
3. Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang-
lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang
lain (komunikan).
8
9
pembelajaran. Tujuan dari kegiatan siswa dalam langkah ini adalah agar
siswa dapat mengevaluasi proses yang telah dilakukan (kemampuan
strategis) dan meningkatnya kemampuan diskusi siswa.
d. Langkah 4. Menyimpulkan
Guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan suatu konsep matematika
berdasarkan hasil membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru
meminta siswa membuat kesimpulan tentang apa yang telah dikerjakan.
Guru memberi kesempatan siswa mendapatkan kesimpulan sendiri, yaitu
melalui masalah yang disajikan siswa sampai pada tahap menemukan sifat,
definisi, teorema, atau prosedur secara mandiri melalui mengalami sendiri
proses yang sama sebagaimana sifat, definisi, teorema, atau prosedur itu
ditemukan. Jika siswa gagal, guru perlu mengarahkan ke arah kesimpulan
yang seharusnya. Tujuan kegiatan siswa dalam langkah ini adalah agar
siswa dapat menarik kesimpulan atas permasalahan yang diberikan
(kemampuan sosiolinguistik).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik diawali dengan fenomena,
kemudian siswa dengan bantuan guru diberikan kesempatan menemukan kembali
dan mengkonstruksi konsep sendiri. Setelah itu, diaplikasikan dalam masalah
sehari-hari atau dalam bidang lain.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk sampai pada jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan. Selaras dengan penjelasan dalam latar
belakang bahwa terdapat masalah dalam suatu kelas di SMP Negeri 14 Surakarta
dimana kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, hal ini disebabkan
karena pembelajaran terfokus pada guru. Guru memberikan teori secara ceramah
kemudian memberi contoh soal dan dilanjutkan dengan latihan soal. Pembelajaran
tidak memungkinkan terciptanya kondisi yang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa, oleh karena itu diperlukan suatu usaha perbaikan
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa.
Peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif Inside-Outside
Circle (IOC) dengan Pendekatan Matematika Realistik dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
sehingga para siswa dapat mengkomunikasikan ide mereka baik secara tertulis
maupun lisan. Peneliti merasa perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif
Inside-Outside Circle (IOC) dengan Pendekatan Matematika Realistik karena
proses pembelajarannya menuntut siswa untuk mengkomunikasikan idenya baik
secara tertulis maupun lisan.
Dalam Inside-Outside Circle (IOC), siswa akan menyelesaikan tugas yang
diberikan bersama dengan pasangan awal dalam tahap ini siswa dituntut untuk
memikirkan strategi pemecahan masalah yang diberikan pada LKS. Kegiatan ini
akan mendorong tercapainya indikator kemampuan komunikasi matematis siswa
khususnya kemampuan mendeskripsikan suatu strategi yang akan digunakan dalam
memecahkan masalah. Kegiatan selanjutnya adalah siswa menyampaikan hasil
diskusi dari pasangan awal ke pasangan baru sampai seterusnya kemudian kembali
ke pasangan awal. Tahap selanjutnya adalah pemaparan hasil diskusi oleh
kelompok besar sehingga terjadi diskusi antar kelompok besar. Tahap ini
mendorong tercapainya indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu
29
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Hipotesis ini masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui
data yang terkumpul. Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan dan
kerangka berpikir maka peneliti merumuskan hipotesis yaitu bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dengan Pendekatan
Matematika Realistik (PMR) pada pembelajaran matematika, kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VII B SMP Negeri 14 Surakarta dapat
meningkat.