Anda di halaman 1dari 89

ARSITEKTUR

NEO–MODERN

Aliran Neo Modern muncul pada masa antara tahun 1980


seiring dengan perkembangan jaman sejak dinyatakannya
kematian arsitektur modern (1975) dan kemudian
ditandai munculnya bangunan-bangunan baru Post-Modern.
Arsitektur Neo-Modern juga berkembang bersamaan dengan
aliran Dekonstruksi dimana arsitek-arsitek besar pada
masa itu seperti Frank Gehry, Peter Eisenman, Rem
Koolhaas, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Fumihiko Maki,
Kazuo Shinoara, dan lain-lain yang menghasilkan karya-
karya Neo Modern dan Dekonstruksi. Karya-karya
arsitektur Neo-modern sangat bertentangan dengan sifat
klasik (clasissism)
Ciri-ciri yang mendasar pada bangunan-bangunan Neo-
Modern yaitu :
1. Memiliki konsep yang spesifik seperti bangunan-
bangunan postmodern aliran lainnya pada umumnya.
Dapat bersifat abstrak tetapi juga merepresentasikan
sesuatu, tidak hanya sebagai stilasi dari suatu
bentukan tertentu.
2. Masih memperlihatkan kejelasan struktur dan sainsnya
dengan ide-ide yang inovatif, beralasan dan masuk
akal.
3. Pertimbangan yang sangat mendasar terhadap karakter
bangunan dengan tetap memperhatikan segi manusia
yang menggunakannya.
4. Pada umumnya merupakan pengembangan / lanjutan dari
bentukan-bentukan sederhana melalui konsep-konsep
dan rekayasa baik secara karakter bangunan maupun
fungsi struktur serta sains dengan pemikiran yang
mendalam.
5. Keseragaman dan keserasian pada facade bangunan
lebih diutamakan dengan penggunaan bahan dan warna
terkadang bersifat monoton namun inovatif.
6. Memadukan unsur-unsur yang berkesan mungkin dan yang
tidak mungkin.
Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri umum yang
dapat terlihat secara visual dari bangunan Neo-Modern.
Untuk mengungkapkannya, para arsitek Neomodern
memanfaatkan bentuk, penggunaan material dan warna
serta struktur dan teknologi yang membuat Neo-Modern
berkembang juga menjadi beberapa aliran seperti
Plastism, Suprematism, High-tech dan lain-lain.
Dalam aliran Plastism, banyak digunakan bentukan-
bentukan yang berkesan fleksibel dengan banyak kurva
serta lengkung. Bentukan yang fleksibel ini membuat
bangunan lebih dinamis dan memiliki karakter. Bentukan
tersebut tidak selalu bersifat struktural, seringkali
bersifat dekoratif namun menyatu dengan bangunan dan
bukan sekedar “tempelan” baik secara facade maupun
interior bangunan caranya dengan menggunakan warna dan
material bangunan yang inovatif. Intinya aliran
Plastism berusaha mengemukakan ide melalui bentukan-
bentukan yang tidak umum dari sebuah bangunan dengan.
Aliran Suprematism mengutamakan perekayasaan bentuk
dari bentukan yang umum. Dari arti kata “suprematis”
sendiri yaitu melawan hal-hal yang bersifat lampau dan
natural, aliran ini berusaha mengiterpretasikannya
kedalam bangunan dengan merekayasa segala hal yang
bersifat umum pada bangunan. Misalnya dinding, kolom
bahkan lantai yang miring. Istilah disposisi merupakan
hal yang wajar dalam aliran Suprematism dalam
mengemukakan ide dan konsep. Namun aliran ini
memusatkan perhatian pada bangunan dari segi konsep
bentukan yang mengarah pada karakter bangunan tanpa
mempertimbangkan fungsi secara mendalam. Sense of art
sangat terlihat dalam bangunan-bangunan karya aliran
Neomodern-suprematism.
Aliran High-tech biasanya menggunakan struktur
yang ekstrim untuk “memaksakan” bentuk yang sesuai
dengan konsep/ide. Namun dalam hal ini juga
dipertimbangkan fungsi secara sains yang menunjang
kenyamanan manusia penggunanya. Aliran-aliran dalam
Neomodern sebenarnya tidak baku karena setiap arsitek
dalam mengemukakan idenya berbeda-beda, namun tujuan
dan pemikiran dasar dapat dikategorikan dalam Neo-
modern.
Anti-Post Modern, Anti-Clasicisme, Anti-Disneyland,
Anti-Deniel, juga Neo-Classic/Classicisme. Kadang
mengembangkan Post-Modern dan Late-Modern sebagai
perbendaharaan abstrak. Gehry telah mengembangkan
ruang Post-Modern dari Charles Moore serta Late-
Modern sebagai perbendaharaan absrak dari karya-
karyanya. Gehry juga menyimpulkan argumentasi-
argumentasi mengenai Post-Modern yang dianut oleh
Charles Jenks, Charles Moore, Michael Grraves tetapi
tidak menganutnya.

4.2 Metode serta Style Arsitektur Neo-Modern


Teori mengenai post-modern mulai dikemukakan sekitar
tahun 1960 dan terus berkembang dan menghasilkan
metode-metode diantaranya metode yang menjadi dasar
dalam perancangan bangunan Neo-modern.
Metode-metode yang digunakan dalam Neo-modern pada
umumnya sama dengan metode-metode dalam Dekonstruksi.
Metode-metode dalam Neo-modern yaitu : Hermetic
Coding, Disjunctive complecxity, Exsplosive space,
Frenzied Cacophony, Thematised Ornament, Traces of
Memory, Comic Destructive, Non-place Sprawl, dan lain-
lain. Metode-metode ini seringkali digunakan dalam
setiap karya-karya Neo-modern dengan style/aliran yang
berbeda-beda, diantaranya yaitu :

A. Metode Hermetic Coding


Mengatakan bahwa arsitektur merupakan sebuah
bahasa yang bersifat self learning dari individu yang
melihat dan menilai karya-karya arsitektur. Berbeda
dengan bahasa artistik yang memiliki style yang memang
perlu dipelajari secara khusus. Bahasa dalam Neomodern
bersifat futuristis dan mungkin baru dapat diterima
pada masa-masa yang akan datang namun masa tersebut
tergantung dari seberapa dalam individu yang menilai
suatu karya Neomodern mau mempelajari lebih dalam
makna yang terkandung dalam karya tersebut. Hal ini
yang membuat karya-karya neomodern sulit dimengerti
oleh masyarakat awam karena membutuhkan suatu minat
dan keinginan mengetahui lebih dalam, penilaian karya
juga menjadi subjektif berdasarkan seberapa jauh
individu menganalisa.

B. Metode Disjunctive Complexity


Mengatakan bahwa neo-modern berusaha berurusan
dengan kerumitan dan pertentangan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal-hal yang bersifat biasa dan
berantakan tidak diabaikan namun digabungkan sehingga
memberikan suatu kesan yang berbeda. Hal ini juga
seringkali menyebabkan orang menilai banyak
ketidakcocokan dan keanehan pada bentukan karya-karya
arsitektur postmodern khususnya neomodern dan
dekonstruksi. Intinya metode ini ingin menggabungkan
yang biasa dengan yang rumit, yang baik dan yang
buruk, dan lain-lain untuk saling menutupi kelemahan
satu sama lain dan menciptakan suatu kesan baru yang
lebih baik. Contohnya pada bangunan Edgemar Farms
Conversion, Santa Monica oleh arsitek Frank Gehry.
Temanya adalah untuk menginterpretasikan penggabungkan
banyak fungsi yang berbeda menjadi satu dalam
bentukan. Proyek ini adalah bangunan pertokoan,
perkantoran dan museum.

C. Metode Explosive Space


Mengemukakan bahwa ruang berbentuk kubus dengan
transparansi dan overlap akan membentuk rangkaian yang
bersifat kontinu. Dengan merekayasa bentukan luar dan
dalam ruang-ruang yang terjadi dapat digunakan secara
ekstrim untuk keperluan-keperluan dalam bangunan
sehingga menimbulkan kesan “imposible”. Hal ini
menyebabkan mengapa dalam karya-karya Neomodern
memiliki kesan yang berbeda di dalam (interior) dengan
di luar (eksterior). Contohnya pada disain Zaha Hadid,
The Peak Club, Hong Kong yaitu bangunan studio,
apartemen dan void, dengan kekhususan disainnya yang
terdiri dari “balok-balok” memanjang yang disusun
bertumpangan, seperti lapisan-lapisan horizontal.
Konsep perancangan tersebut terutama karena bentuk
dari situasi geologi Hongkong, yang terdiri dari
lapisan-lapisan yang tersusun dengan tidak teratur
sampai ke puncak pegunungannya. Karena itulah, maka
bentuk keseluruhan dari Peak Club Building ini seolah
seperti susunan pegunungan buatan manusia, yang
tersusun seperti suatu “kesatuan” yang tidak rata.
Bentuknya yang tersusun horisontal namun brutal dan
dinamis, sesuai dengan situasi hongkong sendiri. Peak
Club Building direncanakan sebagai suatu fasilitas
untuk bersenang-sengang semata, penampilannya mewah,
dan digunakan untuk masyarakat kelas atas. Ruang-ruang
kosong yang terletak diantara balok-balok massa,
difungsikan sebagai “Club” itu sendiri, yang terdiri
dari kolam renang, perpustakaan dan fasilitas
olahraga. Bagian massa-massa balok itu sendiri
berfungsi sebagai apartemen dan studio sedangkan
bagian yang paling atas berfungsi sebagai penthouse.
Konsep Zaha mengenai “penyatuan” antara bangunan dan
lingkungan telah tampak jelas demikian juga dengan
penghubung elemen-elemen bangunan yang berbeda-beda
sesuai aktifitasnya melali sistim sirkulasi yang ada.
Walaupun tidak dibangun, disain ini menunjukan
ketidakmungkinan dalam ruang menjadi suatu hal yang
berguna yang tidak terpikirkan sebelumnya.

D. Metode Frenzied Cacophony


Mengemukakan teori style seperti suatu “bunyi hiruk
pikuk” dalam disain bangunan. Tujuannya utnuk
memberkikan kesan yang tidak lazim / biasa. Penggunaan
ornamen-ornamen struktural yang berlebihan sehingga
menjadi unsur dekoratif namun berkesan tidak teratur
dan sulit dipahami bahkan dibenci. Contohnya adalah
bangunan Ronecher Theatre, Vienna, Austria oleh grup
Coop Himmelblau - Wolfgang Prix dan Helmut Swiczinsky.
Theatre ini merupakan theatre yang konvensional di
abad 19 di kota Bienna, yang sudah tidak layak untuk
abad 21. Awal idenya adalah menciptakan ruangan yang
fungsionsl dari basement sampai atap. Konsep
perencanaan bangunan ini dibatasi oleh adanya kondisi
sejarah kota tersebut. Theatre ini terdiri dari
panggung (untuk perlengkapan teknis), public area
(auditorium dengan foyer, restoran, bar dan lain-
lain), ruang latihan, administrasi dan kantor. Pada
panggung dilengkapi dengan teknologi yang canggih
untuk tata suara dan musik yang akan memberi back-
ground. Bermula dari panggung yang berkapasitas 56
orang dengan sistem panggung yang dapat dibuka-tutup.
Namun demikian Ronecher Theatre tidak dapat disebut
sebagai theatre, kaena bangunan ini dipakai untuk
keperluan televisi tentang budaya. Bangunan ini selain
letaknya dekat dengan pusat sejarah kota, dapat
dipakai pula untuk melihat skyline kota dari atapnya.

E. Metode Thematist Ornament,


Seperti namanya menggunakan ornamen-ornamen dengan
tema tersendiri untuk memperkuat konsep bangunan.
Ornamen-ornamen ini tidak selalu struktural dan juga
tidak selalu harus fungsional tetapi masih merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari bangunan. Contoh
bangunan Wexner Center for the Visual Arts, Ohio, oleh
Peter Eisenman.

G. Metode Traces of Memory,


Bertujuan menciptakan suatu karya arsitektur yang
mencerminkan masa lampau (the past), masa kini (the
present), bahkan masa depan (the future) dalam satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Diperlukan adanya
pengetahuan langsung dari arsitek yang mendisain untuk
mengetahui konsep memori tentang apa yang
direpresentasikan oleh bangunan sehingga dapat
terlihat hubungannya dengan memori-memori tersebut.
H. Metode Comic Destructive,
Mengemukakan bahwa bentukan yang terjadi dapat
berawal dari rasa penasaran yang mendalam untuk
membedah dan membongkar sesuatu untuk mencari makna
yang berbeda. Hal tersebut terjadi secara spontan dan
ketika berurusan dengan aturan-aturan, itu menjadi
sangat lucu dan menarik. Bersifat lebih responsif
dengan hal-hal yang ada pada masanya.

I. Metode Non-Place Sprawl,


Menyatukan sebuah dataran pada daerah suburban sering
terkesan sangat luas dan tidak terencana, jelek, tidak
terpusat, jauh dari aktivitas, membosankan, dan lain-
lain. Contoh Parc De La Villette, Paris, oleh Bernard
Tschumi. Park De La Villete berlokasi di suatu tapak
terbesar dan yang terakhir, yang tersisa di Paris,
terletak di sebelah Timur Laut kota, antara the Metro
Stations Porte de Pantin dan Porte De La Villette.
Terlihat sebagai percampuran bermacam-macam dasar
pragmatis, disamping adanya “the park, a large museum
of science & industry, a city of music, a grand halle
for exhibitions, and a rock consert all.” Oleh sebab
itu, “the park” bukan merupakan replika lansekap yang
sederhana. Sebaliknya merupakan “urban park for 21st
century” yang mengembangkan suatu program yang
kompleks dari kultur dan fasilitas hiburan, yang
terdiri “open air theatre, restaurant, art galleries,
music & painting workshop, playgrounds, video,
computer displas”, sebaik “obligatory garden” yang
lebih menekankan pada hasil ciptaan kultural daripada
hanya berupa rekreasi alami. Ttschumi berhasil
menampilkan “a large metropolitan venture”, yang
diperoleh dari “disjunction & disasociations” dari
waktu kini. Ini dicobanya untuk mempromosikan suatu
strategi urban yang baru dengan keterkaitan konsep :
seperti “superimposition” architectural “combination &
cinematic” lansekap. Tschumi menggambarkan sebagai
“the largest discontinious building in the world”.
4.3 Studi Kasus Arsitektur Neo-Modern
1. AMERICAN FOLK ART MUSEUM
Dikategorikan dalam aliran
suprematism karena merupakan
pengembangan dari bentukan yang
sederhana tanpa alasan yang jelas.
Penggunaan material bangunan
menunjukan seperti sebuah
bongkahan batu tetapi dengan
bentukan yang tidak mungkin
terjadi dengan menggunakan bahan
batu, warna yang seragam, struktur
tidak diperlihatkan. Tidak ada
segi sains maupun fungsi yang
dipertimbangkan, hanya karakter
bangunan yang menunjukan bahwa bangunan tersebut
bangunan tua “sejarah” dengan bentuk “masa depan”
yang inovatif dan tidak lazim. Metodenya yaitu dengan
hermetic coding, terlihat disini Arsiteknya ingin
mengemukakan ide sebuah bangunan museum dari masa ke
masa yakni dari masa prehistoric sampai masa kini
bahkan sampai masa depan.

2.VILLA ST.JOHN
St.John Island, by Hariri&Hariri
architects
Bangunan villa St.John dapat
dikategorikan dalam bangunan
Neomodern aliran suprematism.
Hal ini terlihat dari
bentukan yang merupakan
pengembangan, pemaduan dan perekayasaan bentukan-
bentukan yang sederhana untuk memberikan karakter
pada bangunan namun dengan tetap mempertimbangkan
fungsi sains seperti pembayangan dan sirkulasi
udaranya.
Sifat disposisi pada dinding-dinding eksterior,
memiringkannya dan menumpuk bentukan-bentukan tanpa
aturan yang pasti merupakan ciri suprematism. Metode
yang digunakan seperti disjunctive complexcity,
bahkan sedikit comic destructive terlihat pada
bentukan luar bangunan. Namun dari interior terlihat
bahwa bangunan ini memiliki pengaturan ruang yang
sesuai dengan metode explosive space yang menembus
batas dan bersifat kontinu dan berhubungan satu
dengan yang lain.

3. KOREAN MUSEUM OF ART

Juga termasuk dalam aliran


suprematism, yakni
pengembangan dari bentukan
yang sederhana.
Memiringkan dinding,
menggabungkan dengan
bentukan-bentukan lain
sehingga menjadi satu
kesatuan dengan hubungan
yang tidak jelas.
Penggunaan metode disjunction complexcity serta
explosive space pada tampak luar dan dalam bangunan.
Juga terdapat konsep seperti yang dikemukakan Peter
Eisenman dengan bentukan L-nya yang merupakan suatu
metode hermetic coding.

4. INDIANAPOLIS HOUSE
Hariri & Hariri architects
Dengan menggunakan metode comic
destructive, Hariri mencoba membedah
lebih dalam dari suatu bentukan yang
sederhana dengan menggabungkan juga
metode explosive space, bangunan diatas
dapat dikategorikan sebagai bangunan
Neomodern suprematism yang terselubung.
Terlihat bahwa kompleksitas terdapat di
dalam bangunan.
5. AURORA PLACE
Sydney.Australia, by Renzo Piano
Bangunan ini dapat dikategorikan
dalam aliran Neomodern–hightech
dimana penggunaan struktur yang
ekstrim yang juga menunjang
sainsnya seperti pencahayaan dan
pembayangan.
Dengan konsep awal sebuah layar seperti konsep dari
bangunan Sydney Opera House, bangunan Aurora Place
dirancang dengan strategi pendekatan secara
perspektif diantara bangunan-bangunan pencakar
langit disekitarnya. Bangunan ini memberikan kesan
tersendiri baik dalam ide, keindahan secara detail
maupun keserasian dengan lingkungannya. Bangunan juga
dirancang dengan pertimbangan yang sangat mendalam
untuk skala tubuh manusia, pemanfaatan sains untuk
kenyamanan dan struktur yang inovatif. Arsitek
perancangnya, Renzo Piano berpendapat bahwa
arsitektur bukan hanya menggabungkan, memotong,
menambah atau mengubah bentukan-bentukan menjadi satu
bentuk baru, tetapi arsitektur sebaiknya memberikan
kontribusi khusus dalam jiwa sebuah bangunan
khususnya dan secara umum terhadap lingkungan di
sekitarnya.
Bangunan ini dikategorikan ke dalam bangunan
Neomodern karena memiliki konsep yang spesifik, juga
mempertimbangkan sains dan strukturnya dan bentukan
yang terjadi juga merupakan penggabungan antra unsur-
unsur geometris dan nongeometris.

6. LONDON BRIDGE TOWER


Livingstone,London By
Renzo
Piano
Bentukannya yang berupa
menara menjulang tinggi
mengadopsi bentukan kapal layar
Thames yang legendaris dipadukan dengan puncak menara
gereja.Facadenya didostorsi oleh adanya bidang-
bidang lempeng yang berbeda material berkesan ringan
namun masif,karena adanya pemakaian kaca pada
facadenya. Kesan bentukan geometri begitu kuat
terlihat dari bentukannya yang sederhana hanya
mengandalkan permainan pada fasade tampaknya bentukan
tiga dimensi merupakan proyeksi dari denah. Puncak
menara yang setinggi 100 meter merupakan radiator
yang memakai 35 mph kekuatan angin untuk mendinginkan
bangunan

D. Tugas / Soal Latihan :


Membuat paper karya arsitektur era Neo-Modern dari
salah satu tokoh arsiteknya untuk selanjutnya akan
dilakukan pembahasan serta pengungkapan karya
arsitektur tersebut dalam bentuk presentasi,diskusi
kelas dan tanya jawab.
BAB V
ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI

A. Tinjauan Umum Perkuliahan :


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Arsitektur Dekonstruksi

B. Tinjauan Khusus Perkuliahan :


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang
Arsitektur Dekonstruksi menurut pemahaman para tokohnya
dan aliran-aliran yanmg ada, serta ciri-cirinya.

C. Materi Kuliah :
5.1 Pemahaman Arsitektur Dekonstruksi
Setelah 20 tahun sejak karya Jacques Derrida
diterbitkan. Karyanya mulai tampil dalam uraian
arsitektural. Sepertinya ini merupakan uraian terakhir
untuk melibatkan namanya. Bacaannya nampak jauh dari teks
aslinya, tambahan akhir tentang apa yang disebut puncak
penafsiran.
Arsitektur dipahami sebagai perwakilan dekonstruksi,
perwakilan nyata dari ide yang abstrak. Penerimaan karya
Derrida sepertinya mengikuti jalur klasik dari ide
menjadi bentuk yang nyata, dari teori awal ke praktek
akhir, dari adanya pemikiran menuju perwujudannya.
Arsitektur, yang merupakan uraian yang paling nyata,
nampaknya paling banyak dialihkan dari karya aslinya,
keraguan dalam aplikasi, aplikasi yang terakhir, ornamen
penggambaran yang tidak dapat mempengaruhi tradisi
substansial yang ditambahkan, lapisan yang menutupi lebih
banyak daripada yang diungkapkan.
Arsitektur tidak pernah bisa menjadi tambahan karena
ide tambahan itu bersifat arsitektural. Dekonstruksi
tidak lebih daripada logika tambahan yang sangat berperan
dalam jenis pemikiran tertentu. Orang tidak bisa
mengarahkan penafsiran di luar dekonstruksi atau
arsitektur. Masalahnya menjadi semakin rumit. Tidak ada
titik awal yang higienis, dan tidak ada logika terbaik
untuk diterapkan, serta tidak ada prinsip yang bisa
ditemukan untuk mengatur uraian arsitektural atau uraian
dekonstruktif. Namun demikian terjadi pertukaran tertentu
diantara keduanya. Jadi penafsiran terhadap Arsitektur
dan dekonstruksi sebenarnya telah disatukan.

5.2 Dekonstruksi dan Seni Bangunan


Beberapa pernyataan kunci oleh Jacques Derrida :
a. Dekonstruksi bukan semata-mata metoda kritis.
b. Sikap dekonstruksi senantiasa afirmatif, dan tidak
negatif.
c. Menembus dan menerobos berbagai wilayah disiplin
keilmuan dan necessites dari dekonstruksi.
d. Dekonstruksi adalah suatu cara untuk mempertanyakan
“architecture” dalam philosofi dan barangkali
“architecture” sendiri.
e. “Deconstruktive Architecture” … adalah bukan untuk
membangun sesuatu yang “nyeleneh”, sia-sia, tanpa bisa
dihuni, tetapi untuk membebaskan seni bangunan dari
segala keterselesaian yang membelenggu.
f. Dekonstruksi tidak sesederhana untuk melupakan masa
lalu. Tapi membuat “inscripsi” kembali yang melibatkan
rasa hormat pada tradisi dalam bentuk “memorial”.
g. Dekonstruksi tidak semata-mata theoretikal, tetapi
juga membina dan membangun struktur-struktur baru,
namun tidak pernah menganggap selesai.
h. Dekonstruksi senantiasa memberikan perhatian dan pada
kelipatgandaan, keanekaragaman dan mempertajam
keunikan-keunikan yang tak dapat direduksi dari
masing-masing.
i. Dekonstruksi menolak secara seimbang terhadap yang
menghubungkannya dengan sesuatu yang spesifik modern
atau Post-modern.

Dekonstruksi adalah post-strukturalisme, reaksi


pertama terhadap teori structural, keseluruhan dan
penjelasan antara dua hal. Dekonstruksi berkaitan dengan
proses dislokasi, dekomposisi dan decoding. terdiri dari
unsur de dan dis Dekomposisi, detaches dan decentre
dari struktur, maksudnya menguraikan struktur menjadi
bagian-bagian. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengrusakan, pembongkaran unsur bangunan namun tetap
dapat berdiri dan menciptakan keharmonisan sosial.
Dekonstruksi tidak lebih dan tidak kurang dari suatu
upaya atau metoda kritis untuk memahami Ada dan
Keberadaan manusia dalam segala representasi dan
manifestasinya. Sejak Sokrates, metaphisika Barat lebih
banyak sibuk mengejar jawaban tentang sesuatu (objek)
untuk mengetahui hakekat dan fungsinya terhadap manusia
(subjek).Dekonstruksi sebagai suatu upaya atau metoda
kritis, tidak hanya berupaya membongkar bangun-bangun
teori atau karya lewat elemen, struktur, infrastruktur
maupun context-nya.
Dekonstruksi berharap bisa menjadi suatu wacana
kalangan arsitek karena mencoba menghasilkan suatu
pendekatan dan pengungkapan rancang-bangun yang “anti
kemapanan”. Di masyarakat arsitek, kemapanan dihubungkan
dengan konsep-konsep gubahan yang memiliki
kharakteristik: Simetri-stabil, harmoni, sistematik
struktural / organisasional, dan utuh.
Derrida secara jelas menolak gagasan bahwa penerapan
dekonstruksi akan menjadi semacam “aliran” atau “langgam”
baru pada seni bangunan. Sekalipun demikian, ia tak
mungkin memungkiri kenyataan, bahwa apa yang disebut
architecture deconstrutivist, akan membawa orang pada
arah dan gerakan baru. Bahkan Derrida pun tidak men-
deconstruct Ada dan Beradanya Architecture. Bahkan
Derrida menggunakan konsep architecture untuk menunjukkan
suatu bangun yang struktural.

5.3 Filsafat Dekonstruksi


Jacques Derrida mengajukan sebuah konsep penting yang
berkaitan dengan bahasa, yaitu “sous rature” (under
erasure), yang diturunkan dari Marthin Heidegger. Menurut
Derrida, penanda (signifier) tidak secara langsung
menggambarkan petanda (signified) seperti kaca
memantulkan bayangan. Hubungan penanda-penanda tidak
seperti dua sisi dari sehelai kertas yang digambarkan
Saussure, karena tidak ada pemisahan yang jelas antara
penanda dan petanda.
Struktur tanda ditentukan oleh jejak yang senantiasa
absen. Tanda membawa kita pada tanda yang lain dan
seterusnya tanpa batas, yang secara bergiliran menjadi
penanda dan petanda. Makna tidak pernah identik dengan
tanda. Makna berubah menurut konteks atau rantai penanda
yang mengikatnya.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa bahasa tidak
stabil seperti yang diduga oleh para strukturalis.
Elemen-elemen bahasa tidak bisa didefinisikan, karena
harus senantiasa dibaca/ditelusuri dalam kaitan dengan
yang lain.

5.4 Metoda Dekonstruksi


Dekonstruksi menurut Derrida adalah metoda membaca
teks secara teliti, sehingga premis-premis yang
melandasinya dapat digunakan untuk meruntuhkan
argumentasi yang disusun atas premis tersebut.
Dekonstruksi dengan demikian membuktikan bahwa bibit
kehancuran sebuah teks ada dalam dirinya, berupa
inkonsistensi dan paradoks dalam penggunaan premis dan
konsep.
Derrida mengaitkan metoda Dekonstruksi dengan kritik
terhadap “metaphysics of presence” yang menjadi asumsi
dasar para filosof tradisional. Derrida menolak gagasan
bahwa ada yang disebut “present” dalam pengertian suatu
saat yang terdefinisikan sebagai sekarang (now). Derrida
juga mengembangkan konsep “Defferance”, yang dibentuk
dari gabungan kata “to differ” dan to “differ” (to delay,
to postpone).

5.5 Phonosentrisme
Dalam bahasa ucapan manusia dapat menangkap makna dan
kesan kehadiran secara langsung. Akibatnya bahasa ucapan
dihargai lebih tinggi dari bahasa tulisan. Bahasa tulisan
dianggap sekedar peniruan atau transkripsi dari bahasa
ucapan.
Usaha untuk mendekonstruksikan oposisi antara bahasa
ucapan dan bahasa tulisan menurut Derrida dapat dilakukan
melalui kritik terhadap “metaphysics of presence”. Kata-
kata yang diucapkan manusia segera hadir dalam
kesadarannya secara intim, sementara tulisan cenderung
merampas eksistensi manusia. Melalui kritik “metaphysics
of presence” Derrida berusaha mengangkat bahasa tulisan
pada posisi yang sejajar dengan bahasa lisan.

5.6 Logosentrisme
Apabila Phonosentrisme bertumpu pada suara, maka
logosentrisme menurut Derrida bertumpu pada konsep
kebenaran dan realitas hakiki yang tak dapat dikritik,
yang disebut Metafisika.
Metafisika adalah sistem berpikir yang berlandas pada
“binary opposition”, dua kutub yang satu dengan lain
saling menyangkal. Oposisi binary mencerminkan suatu cara
memandang atau ideologi yang cenderung menarik garis
tegas antara apa yang bisa diterima dan apa yang harus
ditolak, antara yang dianggap benar dan yang salah,
antara permukaan dan isi. Oposisi binary menurut Derrida
berkaitan dengan “sentrisme”, yaitu kerinduan manusia
akan pusat (center). Derrida berusaha menghancurkan
oposisi binary yang dianggap telah membatasi cara
berpikir manusia dan memperkokoh kehadiran metafisika
dalam pikiran manusia.

5.7 Relevansi Dekonstruksi terhadap Arsitektur


Wacana Dekonstruksi telah membuka perspektif baru
dalam dunia rancang bangun. Namun rancangan Dekonstruksi
memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,
karena itu perlu ketekunan dan kesabaran. Tanpa itu semua
yang terjadi adalah rancangan yang betul-betul semrawut
baik tampilan maupun konsep dan logika berpikirnya.
Dekonstruksi juga memberikan kesempatan pada semua
eksponen yang marjinal, di sini arsitektur lokal dan
vernakular mendapat kesempatan untuk diangkat kembali,
sudah barang tentu perlku didefinisikan lagi pada konteks
yang baru.
Filsafat Dekonstruksi Derrida sangat relevan karena
menawarkan pemahaman dan perspektif baru tentang
arsitektur, sehingga proses pemikiran kembali (re-
thinking) premis dan kaidah tradisional arsitektur dapat
dilakukan. Dekonstruksi telah menggariskan prinsip-
prinsip penting sebagai berikut, bahwa :
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur. Tidak ada
satu cara atau gaya yang terbaik, atau landasan hakiki
dimana seluruh arsitektur harus berkembang. Gaya
klasik, tradisional, modern dan lainnya mempunyai
posisi dan kesempatan yang sama untuk berkembang.
2. Tidak ada ontologi dan teologi dalam arsitektur. Tidak
ada kokoh atau figur yang perlu didewakan atau
disanjung.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur
harus segera diakhiri. Perkembangan arsitektur
selanjutnya harus mengarah pada keragaman pandangan
dan tata nilai.
4. “Visiocentrism” atau pengutamaan indera penglihatan
dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi
indera lain harus dimanfaatkan pula secara seimbang.
5. Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan.
Arsitektur terkandung dalam ide, gambar, model dan
fisik bangunan, dengan jangkauan dan aksentuasi yang
berbeda. Prioritas yang diberikan pada ide, gambar,
model dan bangunan harus setara, karena ide, gambar
dan model tidak hanya berfungsi sebagai simulasi atau
representasi gedung, tetapi bisa menjadi produk atau
tujuan akhir arsitektur.

5.8 Dekonstruksi Derridean


Dekonstruksi Derridean dapat ditempuh melalui dua
cara, yakni dekonstruksi teks arsitektur dan dekonstruksi
program atau brief.

5.8.1 Dekonstruksi Teks Arsitektur


Dekonstruksi dapat dilakukan pada teks
arsitektural seperti karya Vitruvius, le Corbusier,
dan penulis lainnya, dengan cara mencari kontradiksi
internalnya. Robert Venturi misalnya dalam
“Complexity and Contradiction” (1966) mencoba
menyerang konsep “transparansi” yang oleh para
kritikus dianggap sebagai ciri penting gerakan
arsitektur modern yang membedakannya dari arsitektur
masa sebelumnya. Venturi justru menonjolkan ciri
“Both-And” yang tampil cukup dominan dalam
arsitektur modern, yakni kualitas mendua seperti
“terbuka tapi tertutup”, “simetri tetapi tidak
simetri”, dan lain-lain. Menurut Venturi kualitas
“luar” dan “dalam” tidak dapat ditentukan secara
transparan melalui kehadiran dinding fisik. Bagian
dalam suatu ruang mungkin merupakan bagian luar dari
ruang lain.

5.8.2 Dekonstruksi Program


Dekonstruksi dapat dilakukan terhadap program
yang dominan dalam tradisi arsitektur modern,
seperti konsep estetika murni, kaitan bentuk dengan
fungsi, dan lain-lain. Dekonstruksi program berusaha
mematahkan otonomi modernisme dan kaidah-kaidahnya
dengan menggunakan pembalikan konsep-konsep yang
diturunkan dari modernisme sendiri atau sumber-
sumber lain. Bernard Tschumi melakukan dekonstruksi
program dengan beberapa pendekatan, yakni :

A. Cross Programming
Menggunakan konfigurasi spasial tertentu untuk
program yang sama sekali berbeda; misalnya
bangunan gereja digunakan untuk tempat bowling.
Menempatkan suatu konfigurasi spasial pada lokasi
yang tidak berkaitan; misalnya museum diletakkan
dalam bangunan struktur parkir, atau beauty
parlour dalam sebuah gudang.
B. Trans-Programming
Mengkombinasikan dua program yang sifat dan
konfigurasi spasialnya berbeda; misalnya
planetarium dikombinasikan dengan roller-coaster,
perpustakaan dengan track balap mobil.

C. Dis-Programming
Mengkombinasikan dua program sedemikian rupa
sehingga konfigurasi ruang program pertama
mengkontaminasi program dan konfigurasi ruang
kedua; misalnya supermarket dikombinasikan dengan
perkantoran.

Dalam proyek Parc de la Villette Tschumi melakukan


dekonstruksi program dengan beberapa strategi :
a. Menata arsitektur yang kompleks tanpa rujukan pada
kaidah desain tradisional seperti komposisi,
hierarki, keteraturan, tetapi pada konsep
“disjunction”, disosiasi dan fragmentasi.
b. Memutarbalik oposisi klasik seperti bentuk-fungsi,
struktur-ekonomi, dan menggantikannya dengan konsep
konfiguiti dan superimposisi, permutasi dan
substitusi.

Sedangkan Peter Eisenman menggunakan beberapa


strategi untuk melakukan dekonstruksi program :
a. Penolakan terhadap “antroposentrisme” dalam desain,
yaitu rujukan pada proporsi fisik tubuh manusia
sebagai ukuran ideal bagi segalanya.
b. Penerapan proses “scaling”, melalui pengembangan
tiga konsep destabilisasi: “discontinuity”,
“recursibility” dan “self-similarities”.
c. Penolakan terhadap “center” sebagai bagian paling
penting dan memiliki hierarki lebih tinggi.
d. Penolakan terhadap kekakuan oposisi dialektis dan
kategori hierarkis tradisional seperti “form follows
function”, “ornament added to structure” , digantikan
oleh “existing between”, “almost this or almost
that, but not quite either”.
e. Pemahaman arsitektur secara tekstual dalam kaitan
dengan “ortherness”, “trace” dan “absence”.
5.9 Konsep Dekonstruksi Derridean
Pengaruh Derrida dalam Arsitektur seolah mengisi
kehampaan makna yang dirasakan para arsitek terhadap
Arsitektur Modern maupun Post Modern yang muncul
sesudahnya. Pada dasarnya setiap manusia adalah filsuf
yang ingin mendapatkan jawaban atas hal-hal hakiki dari
apa yang dilakukannya atau dihadapinya.
Banyak buku yang ditulis oleh Derrida berisi
pemikirannya yang menyangkut banyak bidang meliputi :
filsafat, bahasa, dan seni. Ia juga menciptakan banyak
istilah baru dengan pengertian yang cukup rumit. Beberapa
pemikiran Derrida yang mempunyai hubungan langsung
terhadap perancangan antara lain :

a. Pembedaan dan Penundaan Makna


Derrida mempersoalkan seluruh tradisi filsafat Barat
yang bermuara pada pengertian “ada” sebagai
“kehadiran”, atau yang disebut metafisika kehadiran.
Dalam bahasa yang mudah dapat dikatakan yang hadir
itulah yang “ada”. Kalau sesuatu yang tidak hadir
ingin dihadirkan maka tanda dapat menjadi
penggantinya. Jadi tanda menghadirkan
(mempresentasikan) yang tidak hadir (absence).
Menurut Derrida, kata atau tanda kini tidak mampu
lagi menghadirkan makna sesuatu yang dimaksud secara
serta merta. Makna harus dicari dalam rangkaian tanda
yang lain yang mendahului tnada yang pertama. Derrida
menciptakan konsep “difference”, ada dua kata dalam
bahasa Inggris yang mendekati kata ini yaitu “to
differ” yaitu membedakan dan “to defer” yaitu menunda.
Dalam sistim tanda, konsep difference ini melihat
bahwa antara yang hadir dan yang absen ada dalam
kondisi saling tergantung bukannya saling meniadakan.
Kehadiran baru punya makna bila ada kemungkinan absen
yang setara.

b. Pembalikan Hirarki
Differensiasi secara ketat menghasilkan perbedaan
dua kutub yang dipertentangkan secara diamatral
(oposisi binari). Pandangan ini lebih jelas terlihat
dalam faham Strukturalis yang diajukan oleh Ferdinand
de Sausure dalam linguistik atau C. Levi-Strauss dalam
Antropologi. Strukturalisme dalam memahami fenomena
selalu mengadakan pemilahan (differensiasi) ke dalam
elemen-elemen yang merupakan hasil abstraksi.
Derrida melakukan dekonstruksi terhadap pandangan
oposisi ini dengan menempatkan kedua elemen tersebut
tidak secara hierarkis yang satu di bawah yang lain,
tetapi sejajar sehingga secara bersama-sama dapat
menguak makna (kebenaran) yang lebih luas.

c. Pusat dan Marjinal


Perbedaan antara “pusat” dengan “marjinal” merupakan
konsekwensi dari adanya hierarki yang ditimbulkan
oposisi binari. Yang “marjinal” adalah yang berada pada
batas, pada tepian, berada di luar (outside) karena itu
dianggap tidak penting. Sementara yang “pusat” adalah
yang terdalam, yang di jantung daya tarik dan makna
dimana setiap gerakan berasal dan merupakan tujuan
gerakan dari yang marjinal.
Derrida mempertanyakan keabsahan posisi ini dalam
konsep “parergon” (para : tepi, ergon : karya), yaitu
bingkai lukisan. Sebagai yang marjinal, parergon oleh
Derrida diberi peranan yang penting untuk menunjukkan
sikap pembalikan hierarki.

d. Pengulangan [ Interability ] dan Makna


Suatu kata atau tanda memperoleh maknanya dalam
suatu proses berulang (iteratif) pada konteks yang
berbeda. Dalam Arsitektur, penggunaan metafor secara
berulang-ulang akan membuka pemahaman yang lebih baik
terhadap makna yang dimaksudkannya.
Derivasi filsafat Dekonstruksi Derrida ke bidang
Arsitektur ini juga dilakukan oleh dua orang
Arsitek secara intens yaitu Peter Eisenman dan Bernard
Tschumi.
Dekonstruksi Dekonstruksi Dekonstruksi
Filsafat Arsitektur Arsitektur
Jaques Derrida Peter Eisenman Bernard Tschumi
Difference Trace Disjunction
Palimsest Dissociation
Quarry Disruption
Chora Fragmentation
Superimposisi

Perbaikan Weak Form Reciprocity


Hierarki Betweeness Superposition
Twoness Juxtaposition
Displacement

Interiority Follies
Pusat dan Scalling
marjinal
Self-similarity Framing
Sequence
Iterasi dan
makna

5.10 Dekonstruksi Non-Derridean


Dekonstruksi Non-Derridean mencakupi dekonstruksi
bentuk dan struktur bangunan, yang didasarkan pada
konsep-konsep “disruption”, “dislocation”, “deviation”
dan “distortion”, sehingga menyebabkan stabilitas, kohesi
dan identitas bentuk-bentuk murni terganggu.
Dalam pameran “Decontructivist Architecture” yang
diselenggarakan di Museum of Modern Art di New York tahun
1988 terdapat kata-kata : “Pure form has been
contaminated, transforming architecture into an agent of
instability, disharmony and conflict”, kata-kata ini
dengan tepat menggambarkan karya-karya yang dipamerkan :
bentuk-bentuk yang tidak murni, semrawut bahkan
kontradiktif. Para arsitek yang ditunjuk ikut pameran
tidak mewakili suatu aliran tertentu, masing-masing
dengan caranya sendiri megekspresikan karyanya.
Aaron Betsky dalam bukunya “Violated Perfection”
mengelompokkan 210 orang arsitek yang tergolong garda
depan ini kedalam lima kelompok yaitu :

a. Revelatory Modernist
Diantara semua, kelompok ini yang paling
konservatif, masih mengutamakan prinsip abstraksi dan
mengutamakan fungsi mengoptimalkan kemungkinan hasil
industri bahan dan prefabrikasi namun dengan
memfragmentasi potongan-potongan, konteks dan program
prefabrikasi tersbeut dan hasilnya adalah kumpulan
ruang dan obyek yang terfragmentasi.
Yang termasuk kelompok ini : Gunther Behnish &
Partner, Jean Nouvel, Helmut Jahn, Emilio Ambasz,
Steven Hall, Eric Owen Moss

b. Shard & Sharks


Kelompok ini menampilkan bentuk-bentuk serpihan
batang dan lempeng yang dikomposisikan sedemikian rupa
sehingga kesannya semrawut, menakutkan dan penuh teka-
teki. Diantara semuanya, kelompok ini adalah yang
paling radikal, programnya adalah membedah, mengolok-
olok dan merombak proses modernisasi dan mencerminkan
lingkungannya yang chaos, penuh kekerasan dan
berbahaya.
Yang termasuk kelompok ini: Fank Gehry, Gunther
Domenig, Coop Himmelblau, Kazuo Shinohara, Zaha Hadid.

c. Textualist
Kelompok ini melihat bahwa arsitektur yang ada
sebagai “built Language” yang tidak mampu lagi
mencerminkan struktur dan kebenaran yang ada, seperti
halnya kata sebagai tanda tidak mampu serta merta
menyampaikan makna (kelompok ini sebenarnya termasuk
kelompok Dekonstruksi Derridean). Denah dan tampak
bangunan yang ada hanyalah menampilkan bias yang pucat
(topeng) dari struktur-struktur kenyataan yang ada,
terlalu banyak yang diredam (repressed). Untuk itu
struktur-struktur yang diredam (absence) perlu
ditampilkan dengan mengangkat konflik-konflik internal
yang ada. Bernard Tschumi sebagai salah satu eksponen
kelompok ini menyatakan :
“Menciptakan arsitektur adalah membayangkan “cation” dengan cara
yang kreatif dan produktif yaitu lewat narasi dengan medium kata
(bahasa), fotografi dan gambar”.
Seperti Derrida, Tschumi memanfaatkan kemungkinan
kreatif dari komposisi intertextual antara arsitektur
dengan bahasa, fotografi dan film.
Yang termasuk kelompok ini: Peter Eisenman, Bernard
Tschumi, Ben Nicholson, Steven Holl, Diller & Scofidio

d. New Mythologist
Utopia merupakan mitos yang selalu ada pada setiap
kurun waktu, karena tiada harapan tanpa utopia. Utopia
Arsitektur Modern adalah dunia yang satu, utuh dan
nyaris sama (International Style) yang telah gagal
memenuhi misi kemanusiaannya. Utopia kedua adalah
kebalikannya : Dystopia atau vision of self-destruction
yang tidak berkembang karena kesadaran manusia untuk
tetap mempertahankan kehidupan. Kelompok ingin
menciptakan suatu utopia sebagai suatu mitologi baru,
suatu dunia yang lain yang lokasi dan kaitannya dengan
masa lalu, masa kini dan mendatang tidak dikenali.
Diilhami cerita dan film fiksion seperti Star War,
Blader Runner dan Star Trek kelompok ini menggagas
proyek-proyek imajiner yang menerobos kungkungan
gravitasi, iklim, langgam dan semua tatanan yang ada.
Yang termasuk kelompok ini: Paulo Soleri, Lebbeus
Woods, Hodgetts & Fung Design Associates.

e. Technomoprisme
Pada mulanya manusia menciptakan alat (tehnologi)
hanya sebagai perpanjangan tangannya, namun dengan
berkembangnya teknologi, hubungan manusia dengan
teknologi sudah demikian menyatu. Telekomunikasi jarak
jauh telah menghapuskan jarak dan waktu dan pada
gilirannya mengubah tatanan sosial bangsa-bangsa.
Dibidang kedokteran, organ tubuh manusia sudah bisa
digantikan dengan peralatan / mesin. Sebagai penerus
proyek modern yang belum selesai, kelompok ini
mengakomodasi teknologi dan membuatnya menjadi artefak
yang tidak hanya menjadi teknologi bisa dilihat sebagai
usaha mengekstensi, manipulasi, mediasi, representasi
serta memetakan self-nya.
Yang termasuk kelompok ini: Macdonald & Salter, Toyo
Ito, Morphosis Architects, Holt, Hinshaw, PFAU, Jones

5.11 Dekonstruksi Bentuk Arsitektural


Dekonstruksi bentuk arsitektur dapat dilakukan melalui
beberapa cara :
a. Secara intelektual melalui permainan sistem-sistem
geometri yang komplek dan canggih, seperti banyak
dilakukan oleh Peter Eisenman.
b. Secara pragmatik atau mekanik melalui model trial-
and-error, sketsa dan eksperimen lapangan, seperti
dilakukan oleh Frank Gehry, Zaha Hadid dan Coop
Himmelblau.
c. Secara intuitif melalui pengembangan respons dan
impuls kreatif dalam diri arsitek, seperti terjadi
pada Rem Koolhaas dan OMA.

5.12 Dekonstruksi Struktur


Dekonstruksi struktur umumnya dilakukan melalui metoda
pragmatis trial-and-error, dan dibedakan sebagai
berikut :
a. Dekonstruksi Konstruksi Massa, seperti pada “Choral
Work” karya Eisenman dan Derrida.
b. Dekonstruksi Konstruksi Bidang, seperti pada“Best
Products” karya James Wines dan site atau “Berlin
Museum” karya Libeskind.
c. Dekonstruksi Konstruksi Baja, seperti pada karya-
karya Coop Himmelblau.
d. Dekonstruksi Konstruksi Kulit, yang masih jarang
ditemukan.

5.13 Studi Kasus Arsitektur Dekonstruksi

1. THE SAMITAUR BUILDING

Hayden Tract, Culver


City,California by Eric
Owen Moss

Yang menandai obyek kasus ini sebagai obyek kasus


postmodern ada beberapa hal yaitu:
Bangunan dibuat melayang seolah ringan hanya ditopang
oleh kolom-kolom yang kurus padahal kesan yang terlihat
berupa kotak masif dengan pembukaan yang kecil-kecil
Bentukannya memberi kesan kokoh namun juga luwes,
terdiri dari bentukan box panjang yang masif dengan atap
datar yang kemudian tiba-tiba berbentuk cekung kemudian
lancip pada bagian akhir dengan jendela yang asimetris
( ada yang kotak, ada yang berbentuk seperempat
lingkaran)
Penggunaan yang saling
bertabrakan dan tidak lazim antara
kaca dengan beton masif (kaca
sebagai railing pada bentukan tangga
yang masif)memadukan dua unsur yang
bertolak belakang,kaca yang ringan
dengan dinding batu yang berkesan
berat)
Tidak memainkan warna-warna yang
mencolokhanya satu warna juga tidak sepenuhnya bermain
material namun bermain bentuk dan bayangan yang
diciptakankan oleh bangunan sendiri.Hasil dari efek ini
terasa lebih mengalir dan memberi nuansa tersendiri.
Keterkaitannya dengan arsitektur modern
Dengan diangkatnya bangunan dari permukaan tanah
sehingga menghasilkan suatu perspektif baru ,bangunan
seolah melayang di udara sama seperti prinsip pilotis
milik Le Corbusier pada kebanyakan bangunan modern
.Bedanya disini bangunan yang diangkat berkesan masif
namun melayang sehingga juga berkesan ringan
Tidak ada ornamen,polos sama seperti modern juga
pemakaian material yang tidak bervariasi hanya beton dan
kaca Untuk menekankan konsep masif ini dipakai bahan
dominan beton, lebih mudah dalam mencapai kesatuan
bentuk.
Pengolahan bentukan
Karena site kecil arsiteknya Eric
Owen Moss mengembangkan strategy yaitu
dengan memakai salah satu strategi
dalam dekonstruksi”Conjuctive
Point”yang kemudian direalisasikan
menjadi titik yang merupakan energi
arsitektural yang nyata, saling overlap
menyatukan site menjadi landscape yang koherenSmith dan
Moss dalam membangun selalu memulai rancangan dari satu
titik yang ditentukan secara intuitif.Proyek yang biasa
dipresentasikan lewat karyanya kadang membingungkan tapi
juga puitis dan tidakjarang dapat dikatakan
briliant.Rumit,individual dan open-ended,ia menyebutnya
sebagai” gnostic architecture” .Mossjuga sering
melibatkan kreasinya yaitu “anomalies”yangbila ditilik
dari sudut arsitektural merupakan volume yang signifikan
memberi setiap bangunan memiliki makna,dimana secara
formal menarik karena keseimbangan banguna bisa terlihat
netral secara alami walaupun terjadi distorsi geometris
oleh bentukan yang sama sekali bersebrangan

2. MIND ZONE
Millenium Zone, London,UK by Zaha Hadid
Yang
menandai obyek ini sebagai obyek postmodern adalah
Bangunan ini terlihat sangat rumit sekali dimana
banyak sekali garis yang saling berpotongan satu sama
lain,terdiri dari struktur baja yang sangat
komplex.Desain ini berusaha untuk merefleksikan ide dari
arsiteknya .Struktur yang diekspose pada interiornya
tersebut dibuat bengkok dan kadang menerus yang
menawarkan permainan ruang membuat pengunjung untuk
berpikir
Tampak bangunan yang seolah dominan dengan permainan
bidang dan kaya akan tarikan garis, juga tampak permainan
cahaya dominan pada bidang dengan warna- warna cerah
Permainan material seolah ingin memberikan kesan masif
namun ringan terlihat dari kombinasi material antara
kabel baja yang dikombinasi dengan beton dan bahan
fleksibel seperti tenda
Kaitannya dengan arsitektur modern
Penggunaan material untuk menimbulkan kesan ringan dan
transparan seperti fibreglass memegang prinsip
arsitektur modern yang senang keterbukaan dan penyatuan
antara ruang luar dan ruang dalam
Konsep gubahan massa hingga menjadi bangunan
postmodern
Zaha mengawali idenya dengan desain yang berbasis
pada struktur,beliau ingin merepresentasikan pikiran
ketika manifestasi fisik dari pikiran sebanding dengan
penanda kompleksitas dari pikiran,dimana pikiran pada
tingkat kesadaran eksperimental maka dapat terlihat
seperti sebuah mekanisme yang direfleksikan ke dalam
struktur yang amat rumit.
Bagi hadid, Mind Zone dengan ramp berlantai kaca dan
ruang serta tingkat yang saling berhubungan adalah
kelanjutan dari apa yang disebutnya “interior urban
space”,tujuannya adalah menciptakan ketidaktampakan,yaitu
ketidaktampakan dari dinding,lantai dan plafon tetapi
juga kesatuan dari ruang dengan ruang sirkulasi dan
kesatuan dari arsitektur dengan ruang pameran dan karya
seni sehingga semuanya dibaca sebagai satu kesatuan.

3. SCIENCE CENTER
Wolfsburg, Germany by Zaha Hadid
Yang menyebabkan objek ini
menjadi objek post modern
adalah :
Bentukan dari bangunan yang
terdiri dari geometri yang penuh
dengan sudut saling berpotongan
menciptakan bentukan baru, kadang
hanya berupa bidang yang
membentuk rongga dan saling
bertabrakan satu sama lain.
Dibuat berdasarkan visual axis
yang dijadikan poros, axis ini seperti membelah Science
Center bagaikan melihat melalui sebuah calaedoscope yang
kemudian akhirnya menyebar.
Penggunaan material yang menimbulkan efek estetis
memberi kesan halus, berhubungan dengan permainan
permukaan bidang, juga menggunakan sifat dari material
akustik
Kaitannya dengan arsitektur modern
Bangunan seperti menyatu dengan site,seolah bidang –
bidangnya dominan sejajar dengan site, bangunan seperti
diangkat dari tanah dan melayang bedanya kalau modern
kesan terbuka dan ringan sedangkan bangunan ini terkesan
masif tapi terlihat ringan
Gubahan massa hingga menjadi bangunan postmodern
Melukis adalah teknik penting yang mengawalinya dalam
mendesain walaupun kebanyakan pekerjaannya adalah
bangunan masif tapi selalu digambarkan dalam struktur
yang lebih transparan daripada lempeng tektonik yang
berat.Beliau mencoba untuk menyatukan ruang internal
terbuka untuk mendapatkan kesinambungan arsitektur. Untuk
ruang konsep yang dipakainya adalah menciptakan hubungan
organis antara public figure,gallery, dan foyer
D. Tugas / Soal Latihan :
Membuat paper karya arsitektur Dekonstruksi dari salah
satu tokoh arsiteknya untuk selanjutnya akan dilakukan
pembahasan serta pengungkapan karya arsitektur tersebut
dalam bentuk presentasi,diskusi kelas dan tanya jawab.
BAB VI
ARSITEKTUR POST MODERN DALAM KRITIK

A. Tujuan Umum Perkuliahan :


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang kritik
arsitektur pada Arsitektur Post-Modern
B. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan kelebihan dan
kekurangan yang ada pada Arsitektur Post-Modern.

C. Materi Kuliah :
6.1. Pandangan para Arsitek terhadap arsitektur Post-
Modern
Keberpihakan pandangan beberapa tokoh arsitek terhadap
Arsitektur Post Modern diantaranya adalah :
1. Pandangan Charles Jencks terhadap Arsitektur Post
Modern, dikatakan bahwa pada arsitektur post modern
mempunyai :
a. “Disharmonious Harmony” (keselarasan yang tidak
selaras), maka di sini Charles Jencks menganggap
bahwa dalam Arsitektur Post Modern ini terjadi
perpaduan antara keindahan dan komposisi, antara
yang tidak selaras dengan yang tidak indah, antara
yang simetris dengan yang asimetris.
b. “Pluralism”, Arsitektur Post Modern merupakan
gabungan dari beberapa aliran yang masih
mencerminkan arsitektur setempat.
c. “Urbane Urbanism”, Arsitektur Post Modern berhasil
menciptakan hunian yang sesuai dengan lingkungan.
d. “Anthropomorphism”, Arsitektur Post Modern mempunyai
ornamen yang sesuai dengan bentuk-bentuk struktur
manusia.
e. “Anamnesis”, lambang-lambang pada Arsitektur Post
Modern dapat menimbulkan kenangan masa lalu.
f. “Divergent Signification”, bentuk dari Arsitektur
Post Modern mengandung kesan atau makna yang beda
dari yang ditampilkan.
g. “Double Coding”, pada Arsitektur Post Modern terjadi
penggabungan dua macam langgam.
h. “Multivalence”, pada Arsitektur Post Modern juga
terjadi perpaduan dari beberapa macam gaya.
i. “Tradition Reinterpretation”, pada Arsitektur Post
Modern terjadi pengulangan akan tradisi yang lama.
j. “New Rethorical Figures”, pada Arsitektur Post
Modern mampu memperbarui tata cara lama dengan
figure yang baru.
k. “Return To The Absent Centre” (kembali pada pusat
yang telah lama ditinggalkan).
2. Pandangan Robert Venturi terhadap Arsitektur Post
Modern, dikatakan bahwa :
a. “Façade” yang ditampilkan menimbulkan makna
tertentu.
b. Arsitektur ini tidak meninggalkan simbol dari
lingkungan setempat
c. Arsitektur ini masih mempertimbangkan rancangan
setempat.
d. Arsitektur ini punya elemen-elemen yang saling
kontras satu dengan yang lain tapi mampu ditata
seselaras mungkin sehingga tidak menimbulkan
kebosanan.
e. Arsitektur ini mampu menunjukkan adanya kerumitan
dan kontradiksi dalam satu bangunan sehingga bisa
mengurangi kebosanan, karena bangunan akan terasa
lebih hidup.
3. Menurut Ir. Paul Retika, arsitek Indonesia,
mengatakan bahwa secara fisik Arsitektur Post Modern
mampu menampilkan permainan unsur-unsur geometris,
keberanian dalam menampilkan warna-warna yang menonjol
daripada warna yang ada di sekelilingnya, tapi
permainan itu ditata seselaras mungkin sehingga bisa
memperlihatkan wajah baru.
4. Menurut Ir. Ciputra, mengatakan bahwa
tampilan wajah baru dari Arsitektur Post Modern tidak
semudah itu bisa berkembang lebih-lebih di Indonesia,
karena keberaniannya masih perlu adaptasi lagi. Tetapi
bukan tidak mungkin untuk berkembang menjadi unsur
“prestige” untuk suatu bangunan.

D. Tugas / Soal Latihan :


1. Ceritakan tentang Teori Arsitektur dan Kritik
Arsitektur yang saudara ketahui !
2. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang Arsitektur
Modern dan Arsitektur Post-Modern !
3. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang
perkembangan Arsitektur Post-Moder yang ada di
Indonesia ? ceritakan secara singkat dan jelas !
BAB VII
TOKOH DAN KARYA
ARSITEKTUR POST MODERN

A. Tujuan Umum Perkuliahan :


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan menjelaskan beberapa tokoh
Arsitektur Post-Modern berikut hasil karyanya.

B. Tujuan Khusus Perkuluiahan :


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan biografi
tokoh-tokoh Arsitek Post-Modern serta karya Arsitekturnya
berikut konsep-konsep yang melatar belakangi desain karya
arsitekturnya.

C. Materi Kuliah :

1. ROBEERT VENTURI
PRITZKER ARCHITECTURE (1991)

Robert Venturi dilahirkan di Philadelphia,


Pennsylvania pada tahun 1925 mengikuti akademi keuskupan
di Philadelphia dan lulus dari Princeton Universitas. Ia
bekerja dengan Eero Saarinen dan Louis I. Kahn sebelum ia
bekerja untuk dirinya sendiri pada tahun 1958, pada tahun
1964 ia membentuk suatu persekutuan dengan Yohanes
Rausch. Tiga tahun kemudian, isteri barunya, Denise Scott
Brown, menggabungkan persekutuan itu.
Walaupun Venturi telah merancang bangunan untuk banyak
orang, teorinya sudah menciptakan lebih banyak dampak.
Yang didasarkan pada Filosofi kompleksitas dan
pertentangan, ia mempunyai arsitektur re-assessed untuk
menekan pentingnya berbagai maksud / arti di dalam
menilai disain.
Berlawanan dengan pembaharu yang lain, Venturi
menggunakan suatu format arsitektur secara simbolis
dihias berdasar pada sesuatu yang dapat dijadikan
teladan. Ia percaya bahwa struktur dan dekorasi harus
tinggal sebagai kesatuan yang terpisah dan dekorasi itu
harus mencerminkan kebudayaan dimana kebudayaan itu ada.
Di dalam pertenatangan, Venturi juga mempertimbangkan
simbolisme yang tak perlu sejak teknologi modern
berkembang dan simbolisme historis yang jarang
menyelaraskan.
Walaupun Venturi mempertimbangkan sendirinya suatu
arsitek dari Tradisi Kalsik Barat, ia mengakui aturan
yang secara ilmu bangunan itu sudah berubah. Ia menolak
suatu populist label, tetapi di dalam belajar dari Las
Vegas ia menggeser dari suatu Kritik Pandangan Modern
yang intelektual dalam kaitan dengan kompleksitas kepada
suatu penerimaan yang ironis terhadap “yang megah untuk
kapitalisme tinggi” sebagai format dari bahasa daerah.
Teori-teorinya sudah menghasilkan Populist Aesthetic
Post-Modern yang terbaru.
Robert Venturi adalah pendiri utama perusahaan,
pemimpin disain dari principal-in-change dari semua
proyek secara ilmu bangunan. Walaupun Venturi memperoleh
reputasi utamanya dari bangunan yang diselesaikannya, ia
juga terpandang sebagai seorang ahli teori dan seniman,
mengkomunikasikan gagasannya dengan kejenakaannya, dengan
Scott Brow, pekerja yang mempunyai suatu pengaruh yang
bersifat menetukan pada arsitek yang ada di seluruh
dunia. Di bawah bimbingan mereka, dan yang didukung oleh
suatu kader dari anggota perusahaan jangka panjang
senior, VSBA, ia menghasilkan disain yang tidak biasa,
mau mendengarkan program klien dan konteks membangun,
mengembangkan suatu aesthetic yang membedakan untuk
masing-masing proyek dengan suatu kombinasi kesenia dan
ekonomi.
Pengajaran Venturi, nasehat serta tulisannya dan
perkuliahannya sudah menerima perhatian publik yang
terbesar luas dengan tinjauan ulang kritis. Bukunya
Kompleksitas dan Pertentangan di dalam Arsitektur, adalah
suatu yang dikenali sebagai tonggak mil di dalam teori
secara ilmu bangunan, yang diterbitkan pada tahun 1966,
yang dalam 18 bahasa. Pada tahun 1996 buku ini sebagai
buku klasik yang menerima penghargaan buku Arsitektur
Internasional tahunan ke tujuh AIA’S. Penghargaan lain
Venturi meliputi Pritzker Arsitektur (1991) dan Medali
Nasional Presiden mengenai seni (1992).
Teori Kompleksitas dan Kontradiksi Venturi
Dalam bukunya ‘Complexity and Contradiction’ Robert
Venturi menyebutkan bahwa dengan karya arsitektur yang
elemen-elemennya saling bertentangan akan membuahkan
suatu karya yang sama menariknya dengan suatu karya yang
elemen-elemennya tidak saling bertentangan. Suatu karya
yang dinilai orang membosankan dapat dibuat menarik
dengan cara menampilkan suatu pertentangan atau masalah
dalam elemen-elemen bangunan tersebut. Sesuatu yang
dianggap orang sebagai suatu karya yang ‘kacau’ dapat
menjadi suatu karya yang ‘teratur’ dengan
menampilkan/mengekspos kekacauannya. Kekacauan antar
elemen geometris, langgam gaya, bentuk bangunan dan
elemen-elemen yang lainnya.
Akan tetapi karya arsitektur yang kompleks dan
kontradiktif juga mempunyai batasan-batasan. Batasan
tersebut berfungsi untuk tetap menampilkan suatu karya
yang estetik, meskipun menampilkan kerumitan, kekacauan
dan pertentangan, arsitek harus tetap memperhatikan
aspek-aspek keharmonisan antar elemen-elemen bangunan.
Jadi disini peran harmoni adalah sebagai alat pengontrol
dari arsitektur yang kompleks dan kontradiktif agar tidak
jauh terlepas dari kaidah-kaidah estetis dari suatu karya
arsitektur.
Kesederhanaan estetik merupakan asal dari inti
kompleksitas. Sebagai contoh adalah kesederhanaan doric
yang dicapai melalui kehalusan dan ketetapan dari
penyimpangan bentuk geometrinya dan kontradiksi serta
tegangan dalam tatanannya.
Klasifikasi kompleksitas dan kontradiksi terdiri atas
dua bagian penting yaitu :
1. Bentuk dan isi sebagai perwujudan atas
program/rencana dan susunannya.
2. Media dan proses dari pengertian bahwa kompleksitas
dan kontradiksi adalah hasil dari penjajaran atas
‘apa yang dirasakan’ dan ‘apa yang dilihat’.

Teori Kontradiksi , kontradiksi yang merupakan satu


kesatuan dengan kompleksitas dalam arsitektur memiliki
tingkatan tersendiri. Tingkatan tersebut adalah :
 Fenomena 'Both and'
 Elemen berfungsi ganda.

Fenomena 'Both and' dan unsur berfungsi ganda yang


menjadi bagian penting dalam kompleksitas memiliki
kesamaan yang berkaitan dengan kontradiksi .
Tapi keduanya memiliki perbedaan yaitu :

 Elemen berfungsi ganda lebih berfokus pada fungsi dan


susunan elemen itu sendiri.
 Fenomena 'Both-and' lebih pada bagian tertentu
terhadap keseluruhan.

a). Fenomena 'Both -and'

Sumber dari fenomena 'Both-and' adalah kontradiksi


yang mencakup beberapa tingkatan makna diantara beragam
elemen didalamnya . Diantaranya yaitu sebuah media
arsitektur dapat memiliki elemen-elemen yang memiliki
nilai yang saling berlawanan secara bersamaan , misalnya:

 besar kecil
 tertutup-terbuka.
 Melingkar-persegi.
 Struktural-meruang.
Makna ganda yang sudah menjadi fenomena 'both-and'
dapat melibatkan perubahan bentuk di samping juga
kontradiksi didalamnya . Secara samar , satu makna
biasanya mendominasi makna kontradiksi lainnya, tetapi
dalam komposisi yang kompleks hubungan itu tidak selalu
konstan. Ada saat dimana sebuah makna menjadi suatu yang
dominan namun disaat yang lainnya makna yang lainya
terlihat yang terpenting.

b). Elemen berfungsi ganda.

Elemen berfungsi ganda sangat sangat jarang digunakan


dalam arsitektur modern. Sebaliknya arsitektur modern
mengutamakan pemisahan dan pengkhususan dalam segala cara
, pada material dan struktur disamping program dan
ruang.Elemen fungsi ganda dapat menjadi sebuah detail.
Biasanya detail tersebut merupakan detail yang
konvensional (Classic Style). Elemen-elemen konvensional
tersebut mewakili satu tahap pengembangan revolusioner.
Perubahan dalam elemen tersebut adalah hasil dari
penggabungan yang lama dan yang baru yang mengalami
modifikasi atau pembaharuan funsi baik secara structural
atau program dengan koneks yang baru. Elemen konvensional
tersebut tidak lagi memiliki kejelasan sebuah makna tapi
sudah menerapkan kekayaan makna,

Prinsip – prinsip yang berkaitan dengan teori


kompleksitas dan kontradiksi
1. Harmoni
Sesuatu yang kontras dalam arsitektur dapat muncul
diantara suatu keteraturan. Harmoni dapat dikatakan bila
bagiannya yang tersendiri mempunyai identitas dan arah
yang jelas dan dapat dapat dianalisa secara terpisah,
tetapi mereka tidak mempunyai nilai diluar dari
keseluruhan bangunan. Keseimbangan yang baik antara
keseluruhan dan pembagian ada pada kealamiahan harmoni.
Untuk dapat memperoleh suatu karya arsitektur yang
kompleks dan kontrdiktif tapi masih memiliki kesan unity
perlu diperhatuikan beberapa faktor, diantara lain:
o Penggunaan bahan
o Penggunaan bentuk
o Komposisi membentuk keseluruhan
o Adanya hubungan irama dan prinsip-prinsip yang
terkoordinasi
o Harus ada interkoneksi
o Kesuksesan kesatuan tercapai karena adanya
penegasan yang kuat

2. Estetika
Faktor-faktor penentu kesuksesan estetik :
o Irama : ialah penerangan dari elemen-elemen, dalam
hal ini yang banyak dibicarakan hadirnya irama
dengan adanyaakhiran dan awalan, ciri-ciri
horizontal atau vertikal dan lain-lainnya.
o Emphasis : merupakan bagian yang menjadi pusat
perhatiaan dan mampu memberikan ciri tertentu yang
mengandung ide, tujuan dan isi.
o Unity :merupakan organisasi antara beberapa insur
satu sama lain tidak terpisahkan. Bilamana salah
satu unsur memisahkan satu sama lain maka kesatuan
tersebut tidak akan tercapai.
o Skala/Proporsi :menciptakan estetika dengan
mempertimbangkan peruntukan suatu elemen bangunan
yang cukup teratur dan sesuai dengan fungsinya.
o Komposisi : merupakan suatu pengolahan unsur dan
prinsip dalam usaha menciptakan kondisi yang unity
baik kontras maupun selaras.

Untuk menciptakan susunan dalam suatu komposisi


arsitektur yang baik maka diperlukan prinsip-prinsip
aturan sebagai alat visual yang memungkinkan bentuk-
bentuk dan ruang-ruang yang beraneka ragam dapat bersama-
sama secara konsep dan persepsi menjadi kesatuan yang
utuh. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
o SUMBU, merupakan sebuah garis yang terbentuk oleh
dua buah titik di dlam ruang dimana bentuk dan
ruang dapat tersusun.
o SIMETRI. Merupakan distribusi bentuk dan ruang yang
sama dan seimbang terhadap satu garis bersama
(sumbu) atau titik (pusat).
o HIRARKI, merupakan penekanan suatu elemen penting
atau menyolok dari suatu bentuk atau ruang menurut
besarnya, atau penempatan, atau potongan yang
secara relatif terhadap bentuk dan ruang lain dalam
suatu organisasi.
o IRAMA/PENGULANGAN, merupakan penggunaan pola-pola
yang sama untuk mengorganisir satu seri bentuk atau
ruang yang serupa.
o DATUM, merupakan sebuah garis atau ruang yang oleh
karena kesinambungan atau keteraturannya berguna
untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan
mengorganisir suatu pola bentuk dan ruang.
o TRANSFORMASI, merupakan suatu prinsip penyusunan
bentuk dan ruang melalui perubahan-perubahan,
manipulasi, pertukaran yang dapat memperkuat dan
mengembangkan konsep perancangan.
Proses transformasi dapat dicapai melalui cara :
1. Perubahan dimensi (Dimentional
transformation) : dimana sebuah bentuk dapat diubah
dengan mengubah satu atau lebih dimensinya.
2. Perubahan akibat pengurangan
(Substractive transfomation) : dimana sebuah bentuk
dapat diubah dengan mengurangi sebagian volumenya
3. Perubahan akibat penambahan (Additive
transformation) : dimana sebuah bentuk dapat diubah
dengan dengan menambah unsur-unsur tertentu pada
volumenya.

Teknik Pengubahan Bentuk


1. Translation (pergeseran) : suatu bentuk dapat
digeser sedemikian rupa terhadap sumbu tertentu.
2. Rotation (perputaran) :suatu bentuk dapat diputar
menurut sudut putaran tertentu terhadap sumbu
tertentu.
3. Reflection (pencerminan) : suatu bentuk dapat
dicerminkan terhadap sumbu tertentu.
4. Stretching (peregangan) : sutu bentuk dapat
diregangkan sehingga menjadi lebih besar.
5. Shrinking (pemampatan) : suatu bentuk dapat
dimampatkan sehingga menjadi lebih kecil.
6. Scale (skala) : suatu bentuk dapat diubah skalanya
menjadi lebih besar atau lebih kecil.
7. Twisting (puntir) : suatu bentuk dapat sedemikian
rupa sehingga dapat tercipta bentuk yang lain dari
yang aslinya.

Beberapa Karya Arsitektur Robert Venturi

Vanna Venturi House

1961-1964
Robert Venturi, Pritzker Prize Laureate
Philadelphia, Pennsylvania, USA

Vanna Venturi House


Pritzker Prize Laureate

Gambar diatas adalah merupakan salah satu karya yang


dibuat oleh Robert Venturi.
Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan olehnya,
pada bangunan terlihat adanya unsur masa silam yaitu
berupa pediment. Disini penggunaan pediment tentu saja
mengalami perubahan/transformasi sebelum digunakan, yaitu
pediment pada masa silam biasanya berukir, dan letaknya
selalu diatas kolom-kolom, sekarang oleh venturi diubah
menjadi vasade dari bangunan secara keseluruhan.
Brant House (Robert Venturi)

Pada bangunan diatas Robert Venturi berusaha untuk


menyajikan fenomena dimana antara bangunan dan
lingkungannya terjadi kesatuan yang baik sekali. Hal ini
bisa kita lihat pada penggunaan material yang sejenis
dengan lingkungan. Pada bangunan tidak lagi ditekan
dengan penekanan-penekanan simbolik. Kebebasan dalam
membentuk merupakan bagian yang penting dalam proses
pembuatan bangunan tersebut.

Trubek and Wislocki Houses

1971
Robert Venturi, Pritzker Prize Laureate
Nantucket Island, Massachusetts, USA

Trubek and Wislocki Houses


Pritzker Prize Laureate

Dalam bangunan yang dibangun Venturi tersebut sebagai


villa untuk dua saudara dekat, beliau mampu menyelaraskan
antara bangunan dan lingkungannya. Dalam bangunan
tersebut tampak kolaborasi antara kesederhanaan dan gaya
neo-vernacular. Kontras dengan letaknya yang berada dekat
laut, bangunan ini berwarna kelabu dan mencerminkan
seperti rumah nelayan.
2. CHARLES MOORE
Charles Williard Moore lahir di Pelabuhan Benton,
Michigan tahun 1925. Pada tahun 1947 beliau lulusan dari
Universitas Michigan dengan Ijazah Arsitektur. Pada tahun
tesebut beliau mengikuti wisuda dan mendapatkan suatu
Gelar Arsitektur Muda dari Universitas Michigan tersebut,
kemudian ia melanjutkan studinya di San Francisco, selama
dua tahun di Universitas Princeton, di menerima suatu
gelar Doktor Ilmu seni Bangunan pada tahun 1957.
Charles Williard Moore juga merupakan seorang Arsitek
terkenal dan seorang penulis dari beberapa buku dan
artikel. Moore sepanjang karirnya adalah seorang guru,
sebagai Dekan, dan Ketua fakultas pada lima universitas
berbeda yaitu universitas California, Berkeley,
Universitas Yale, Universitas Texas dan Austin. Sebagai
seorang Arsitek terkenal ia menyelesaikan 180 komisi
pengawas, dan bertindak sebagai arsitek prinsip
dibeberapa perusahaan California, Connecticut, dan Taxas.
Dua pekerjaan kolaboratif yang dikerjakanya meliputi
peternakan laut, dan berfungsi sebagai tempat rekreasi
bagi masyarakat dekat San Francisco,yang dibangun 1960,
dan perancangan Kresge Perguruan Tinggi di Universitas
California pada Santa Crus tahun 1973. Charles Moore juga
mengajarkan ilmu bangunan di Universitas Texas, yang
terdiri dari material fotografis, slide, pekerjaan
menggambar, model dan freestanding kolom.
Charles Moore pada tahun 1965 meninggalkan California
untuk memimpin suatu sekolah Arsitektur di Universitas
Yale dan membuat suatu organisasi yaitu yang dikenal
dengan sebutan “MLTW”- Moore, Lyndon, Turnbull, Whitaker .
Yang didasarkan pada studinya di Princeton, Moore juga
mengembangkan suatu pendekatan humanistic ke Arsitektur
dimana masing-masing desain mencoba untuk melibatkan
pemakai didalam suatu linkungan suatu ruang harus
tergambar jelas. Untuk mengaktifkan ruang secara efektif
dan menghasilkan sintanse. Selama Moore menjabat di Yale,
Ia mengembangkan penekanan desain dari formalisme secara
ilmu bangunan kepada suatu re-ekamination alami dan
fungsi arsitekur didalam dunia masa kini. Moore merancang
beberapa bangunan selama periode ini yang menggambarkan
perbedaanya dengan posisi yang moralistic yang banyak
diasumsikan pada arsitektur modern.
Moore percaya bahwa arsitektur harus menimbulkan
tanggapan yang sehat dari semua pemikiran, yang berupa
visual. Ia merasakan bahwa arsitektur harus didasarkan
pada pikiran klien dan pada suatu acuan simbolis kepada
lokasi itu. Ia secara sepenuh arti menciptakan arsitektur
yang melibatkan sejarah, dongeng dan kreatifitas. Sebagai
ganti penggunaan architectureto yang membicarakan salah
dan benar suatu ideal, ia menggunakan idenya untuk
menghasilkan suatu lingkungan yang dapat merangsang
sipemakai/ penghuni.
Pada pertengahan tahun 1970 “MLTW” berubah menjadi
Moore Grover Harpa yang berfungsi sebagai “centerbrook
architect”, yang berpusat di California. Moore Ruble
Yudell sebagai mitra dan Profesor Santa Monika sebagai
kepala program disekolah Arsitektur dan Perencanaan Kota
di Universitas California, los Angeles (UNCLA). Dimana ia
mulai aktif dalam bidang pembaharuan dan penggolongan
kota.
Di tahun 1984 ia pindah keAustin, Texas disana ia
memegang kedudukan tertinggi di Universitas Texas
tersebut. Tidak lama dari kedatanganya Carles W. Moore
mendirikan suatu perusahaan di Austin. Tetapi kemudian
perusahaan tersebut menjadi persekutuan antara Moore dan
Andersson. Moore tetap berkonsultasi dengan Centerbrook
Arsitek dan kelompok inovasi yang berhubungan dengan tata
kota. Seorang mitra Moore yang bernama Moore Ruble Yudell
mengusulkan untuk sekolah bisnis baru di Universitas
Berkeley, California. Moore diterima menjadi seorang
arsitek dan tinggal di Akademi Amerika yang ada di Roma,
disana Moore mendapatkan Guggemheim/bea siswa karena
memenangakan lomba desain.
Pada tahun 1989 Moore dihadiahi mendali Ratna Cempaka
karena dia unggul dalam pelajaran Ilmu Bangunan. Dan pada
bulan mei 1991, Carles Moore mendapatkan Penghagaan
Mendali Emas dari institute Amerika tentang arsitek.
Penghormatan tersebut merupakan penghargaan tertinggi
dari beberapa decade, atas keunggulanya dibidang Desain.
Diwaktu yang sama dia juga mendapatkan hadiah dari AIA’S
karena telah dua puluh lima tahun membangun kondomenium
peternakan laut. Penghargaan tersebut juga diberikan
kepada masing-masing yang membangun suatu suatu proyek,
yang diselesaikan 25 sampai 35 tahun yang lalu, yang
menerangkan suatu contoh perancangan yang langka.

Beberapa Karya Arsitektur CHARLES MOORE

Piazza (serambi) D'Italia


Dibangun tahun 1978, bangunan ini berupa serambi dari
suatu monument yang dibangun oleh Carles Moore.

Sketsa desain yang dibuat oleh Charles Moore


Desain kolom patah

Tingginya khayalan

Merah Muda dan khayalan jeruk

1. Burns House
Dibangun oleh
Charles Moore pada
tahun 1974. Tipe
bangunan ini dalah
rumah. Material yang
digunakan yaitu
kusen.Charles Moore
menggunakan aliran
modern Neo-Vernucular
yang artinya
menghidupkan kembali suasana/elemen tradisional dengan
membuat bentuk dan pola- pola bangunan local. Bangunan
ini mengikuti pola dan tradisi dari daerah California
selatan dan berrgaya arsitektur ruamh pada bangunan di
Eropa abad 17/18. bangunan ini bersifat Urban (seperti
dikota). Dibangun untuk masyarakat perkotaan.
2. More House

Bangunan ini
merupakan type rumah
kecil/sederhana.
Dibangun di daerah
Orlanda California
tahun 1962. Material
yang digunakan yaitu
Kusen, banguan ini
merupakan bangunan
tradisional dimana
terdapat lahan yang
sangat luas untuk sebuah rumah kecil. Rumah ini
mengikuti aliran post modern
neo - vernucular

3. OM Unger Museum Of
Architecture (Axonometric
section)
Bangunan ini dirancang oleh Charles Moore pada Tahun
POS
1981 sampai 1983. type bangunan ini adalah Museum seni.
Bangunan ini dirancang di Hanover, New Hamspire. Berada T
dilingkungan kampus yang beriklim sedang. Bangunan ini
bergaya post modern Vernucular.
Charles Moore menggunakan pendekatan secara
menyeluruh dengan metode semiotic dan ironic untuk
mengenalkan kembali arsitektur tradisonal yang
didominasi dengan simbol-simbol. Gaya arsitektur Charles
Moore lebih menyempai arsitektur alami dengan
mempertahankan bentukbentuk tertentu yang sesuai dengan
fungsinya. Tulisannya pada tahun 1967 menekankan untuk
mengaplikasikan suatu bentuk, apabila bentuk tersebut
memitiki fungsi, maka bentuk tersebut akan
dipertahankan. Karya Moore, Piazza d’Italia di New
Orleans mempakan suatu ekspresi dad arsitektur alami
tradisional.
Sebuah bangunan mempunyai kekuatan untuk menjadi apa
yang diinginkannya, mengatakan apa yang ingin
dikatakannya sehingga telinga kita mulai mendengar apa
yang ingin disampaikan oleh bangunan tersebut.

3. RENZO PIANO

Renzo piano lahir di Genoa pada tanggal 14 September


1937, berasal dari keluarga pembangunan. Ia lulus dari
Sekolah Arsitektur di Politeknik Milan pada tahun 1937.
Ia sekolah sambil bekerja di bawah panduan Franco
Albini, saat itu ia masih tinggal bersama ayahnya.
Pada tahun 1965- 1970 ia bekerja sama dengan Louis I.
Khan di Philadelpia, dan Z S Makowsky di London.
Sementara itu ia juga bersahabat dengan Jean Prouve yang
sangat mempengaruhi pekerjaannya.
Ia berkolaborasi dengan Richard Rogers (197 ), Peter
Rice (1977 ), dan akhirnya ia membuka kantor di Paris
yaitu Renzo Piano Workshop.
Beberapa Karya Arsitektur RENZO PIANO
1. AURORA PLACE

Sydney.Aus
tralia, by Renzo Piano
Bangunan ini dapat dikategorikan dalam aliran
Neomodern-hightech dimana penggunaan struktur yang
ekstrim yang juga menunjang sainsnya seperti pencahayaan
dan pembayangan.
Dengan konsep awal sebuah layar seperti konsep dari
bangunan Sydney Opera House, bangunan Aurora Place
dirancang dengan strategi pendekatan secara perspektif
diantara bangunan-bangunan pencakar langit disekitarnya.
Bangunan ini memberikan kesan tersendiri baik dalam ide,
keindahan secara detail maupun keserasian dengan
lingkungannya. Bangunan juga dirancang dengan
pertimbangan yang sangat mendalam untuk skala tubuh
manusia, pemanfaatan sains untuk kenyamanan dan struktur
yang inovatif. Arsitek perancangnya, Renzo Piano
berpendapat bahwa arsitektur bukan hanya menggabungkan,
memotong, menambah atau mengubah bentukan-bentukan
menjadi satu bentuk baru, tetapi arsitektur sebaiknya
memberikan kontribusi khusus dalam jiwa sebuah bangunan
khususnya dan secara umum terhadap lingkungan di
sekitarnya.
Bangunan ini dikategorikan ke dalam bangunan
Neomodern karena memiliki konsep yang spesifik, juga
mempertimbangkan sains dan strukturnya dan bentukan yang
terjadi juga merupakan penggabungan.

2.. LONDON BRIDGE TOWER

Livingstone,London By Renzo Piano

Bentukannya yang berupa menara menjulang tinggi


mengadopsi bentukan kapal layar Thames yang legendaris
dipadukan dengan puncak menara gereja.Facadenya
didostorsi oleh adanya bidang- bidang lempeng yang
berbeda material berkesan ringan namun masif,karena
adanya pemakaian kaca pada facadenya. Kesan bentukan
geometri begitu kuat terlihat dari bentukannya yang
sederhana hanya mengandalkan permainan pada fasade
tampaknya bentukan tiga dimensi merupakan proyeksi dari
denah. Puncak menara yang setinggi 100 meter merupakan
radiator yang memakai 35 mph kekuatan angin untuk
mendinginkan bangunan .

3.KANZAI AIRPORT TERMINAL


Bangunan ini di bangun di Osaka, Jepang oleh Renzo
Piano Workshop.

Data Fisik Bangunan

 Airport ini terletak di pulau buatan dengan panjang


1,7 km dengan daya tampung 100.000 penumpang.
 Secara fungsional bentuk harus mengalirkan udara
dalam bangunan dan dapat menahan gempa yang sering
terjadi di Jepang dan sudah terbukti tidak ada
kerusakan saat terjadi musibah, bahkan kacapun tidak
pecah.
 Bentuk diambil dari konsep aliran anginyang
aerodinamik.
 Bahan atap yang meliuk ter buat dari 82.000
lempengan stainless steel yang berwarna perak
mengkilap yang dapat memantulkan cahaya. Sedangkan
struktur Space Frame atap terbuat dari baja, dinding
juga terbuat dari space frame yang dilapisi kaca.
 Platform sebagai landasan yang didukung < 10.000
tiang pancang yang turun 20 m air laut, 20 m Lumpur
menancap ke dalam 40 m batu keras.

Konsep desain
 Cahaya, tekstur, dan warna merupakan cirikhas dari
karyanya , karena dapat menyajikan kualitas tiga
dimensi dari permukaan datar.
 Alam setiap karya mempunyai komponen topografi yang
harus dipelajari secara detail termasuk sejarah,
geografi, geologi, dan iklim.
 Bentuk : bentuk atap yang melengkung terlihat
seperti shell
 Ruang : ruang terbentuk dari volume, tinggi dan
rendah, kompresi dan ekspansi, tenang dan tekanan
bidang horizontal dan bidang yang di bengkokkan.

4. ARATA ISOZAKI
Arata Isozaki lahir di Oita, Kyushu-Jepang pada tahun
1931. isozaki belajar di Universitas Tokyo dibawah
bimbingan Kenso Tange. Yang kemudian dia mampu
mensejajarkan dirinya dengan Tange, dan dikemudian hari
Isozaki menjadi pengganti Tange menjadi seorang penulis
dan teoritikus.
Arata Isozaki telah banyak menghasilkan karya yang
berada di berbagai penjuru dunia, bangunan yang telah
dibangunnya antara lain berupa museum, kuil, auditorium,
dan kantor pusat perusahaan-perusahaan dunia.
Beberapa karya Isozaki yaitu :
1. Fujiami Country Clubhouse, di Oita- Jepang
(1973-1974)
2. Yano House, di Kawasaki- Jepang (1978)
3. MOCA [The Mouseum Of Contemporary Art], di Los
Angeles (1981-1986)
4. Team Disney Building, di Florida (1989-1990)
5. Gunma Museum of Fine Art, di Takasaki- Jepang
(1971-1974)
6. Shukosa Building, di Fukuoka- Jepang (1974-1975)

Arata Isozaki lebih dikenal sebagai arsitek Post-


modern dari Jepang yang menawarkan sudut pandang yang
knitis dengan fundamental yang berhubungan dengan
classisme dan pengalaman modern. Kebudayaan Jepang dan
pengaruh Iuar negeri dengan clasissme dan modernisme
adalah suatu perpaduan yang kompleks dimana Jepang tidak
lepas dari kebudayaannya sampai abad ke-19 yang
mengingatkan pada identitas nasional sampai pada saat
ini, yang mengikat pada kultur premodern.

Dimana pada masa itu (abad 15), Eropa kembali ke


tradisi Barat yang tidak terpisah dan dunia klasik. Di
sini Jepang mengadopsi tradisi luar dan meninggalkan
kultur tradisionalnya. Arsitektur modern di Jepang lebih
dikenal dengan komposisi, bentuk dan detailnya. Isozaki
mengexplore tradisi Barat dalam arsitektur modern Jepang,
ía merencanakan untuk memakai aliran klasik Barat ke
dalam konteks Jepang, berbeda dengan arsitektur modern
asli, Isozaki lebih berkonsentrasi dalarn platonic solids
yang menyimbolkan kepahlawanan, Ledoux dan hirarki
tradisional.
lsozaki memikirkan desain sebagai yang utama dari
konsepnya yang mana memudarkan image tradisional, yang
pasti manifestasi yang ekstnim dan ironic sama dengan
penggunaan campidoghio sebagai pendekatan simbol. lsozaki
lebih banyak mengeksplorasi ide-idenya dengan bentuk-
bentuk fisik yang tidak memihiki hirarki tradisional
seperti pada Okanayama Graphic Museum yang memihiki kolom
yang serupa seperti Michaelangeho’s Laurention Library.

Beberapa Karya Arsitektur ARATA ISOZAKI

1. FUJIAMI COUNTRY CLUBHOUSE

‘Mengapa orang jepang sangat menyukai permainan


golf ?’, pertanyaan yang sering terdengar dikalangan
masyarakat jepang tersebut menjadi inspirasi bagi Isozaki
untuk bentuk bangunan ini. Dengan mengadopsi bentuk dari
symbol tanda tanya [ ? ]. Bangunan sentra permainan golf
yang berada di Oita-Jepang ini, jika dilihat dari atas
berbentuk seperti tanda tanya.
Pada Fujimi Country Clubhouse, Isozaki menggunakan
bentuk-bentuk dasar yang dipakai Ledoux dengan
mengkombinasikan bentukan platonic terutama kubus yang
merupakan detail klasisme. Isozaki mengambil lagi dari
Ledoux untuk perencanaan hotel, concert hall, info-
center, shopping mall dan corninitas center, yang
mengakibatkan arsitektur modern Jepang sebagai awal dari
ciri dan identitas arsitektur jepang.

2. YANO HAUSE
Rumah yang berada di Kawasaki- Jepang ini sebenarnya
merupakan 2 buah bangunan, yaitu rumah/ tempat tinggal
dan sebuah klinik. Bangunan yang dibangun tahun 1975 ini
menggunakan konstruksi beton. Isozaki, dalam bangunan ini
mengkontradiksi bentuk denah yang rumit, ditampilkan
dengan bentuk tampak yang sederhana. Kerumitan bentuk
denah karena adanya kolom-kolom sebagai elemen struktural
pendukung yang tetap di ekspose.
Bangunan ini disesuaikan dengan keadaan iklim sekitar,
yang rata-rata beriklim kering dan sub tropis, dengan
banyaknya bukaan yang lebar. Bukaan tersebut selain
menyesuaikan dengan keadaan cuaca, juga untuk membawa
alam masuk kedalam bangunan.
3. MOCA [The Mouseum Of Contemporary Art]

MOCA merupakan karya Isozaki yang terletak di Los


Angles- California, dibangun antara tahun 1981-1986.
bangunan ini merupakan musium seni milik pemerintah
dengan gaya arsitektur post modern. Ciri yang mencolok
dari bangunan ini adalah komposisi/ perpaduan bentuk-
bentuk geometrikdan penggunaan warna-warna yang mencolok.
Warna dan komposisi tersebut terlihat mencolok karena
pada sekeliling bangunan ini merupakan bangunan-bangunan
bergaya moder, yang didominasi satu bentuk kubus dan
bahan kaca.

Bangunan ini termasuk bangunan bergaya post modern


karena mampu memadukan antara komposisi dan keindahan,
yaitu perpaduan bentuk-bentuk dan warna-warna. Perpaduan
elemen yang kontras namun mampu ditata seselaras mungkin
sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
MOCA sendiri berdiri dikawasan Plaza California yang
megah, sehingga bentuk bangunan ini menyesuaikan dengan
bentukan bangunan yang ada disekitarnya/ sudah ada.

selain kemegahan, ditengah bangunan ini terdapat unsur


alam yaitu air sebagai penyeimbang elemen-elemen keras
disekitarnya.

4. TEAM DISNEY BUILDING

Kawasan kantor pusat Disney yang berada di Florida ini


juga termasuk bangunan bergaya post modern. Bangunan yang
mampu menampung 1200 karyawan Disney ini didesain dengan
struktur beton sederhanadan jelas seperti layaknya
arsitektur jepang. Sedangkan bagian luar gedung berwarna
pastel sesuai dengan warna khas Florida.

Dari dua hal tersebut terlihat perpaduan dua langgam,


yaitu Jepang dan Florida sebagai langgam
budaya/arsitektur setempat.
Pada gerbang masuk Isozaki meletakan dua telinga
tikus- Mickey Mouse- yang merupakan mascot Walt Disney.
Penggunaan mascot dimaksudkan untuk memberi kesan
terhadap mastarakat sebelum mereka masuk ke kantor pusat
Walt Disney tersebut.

Tampak samping Walt Disney

Disini Isozaki menerapkan unsure transparansi, yaitu


dengan menggunakan material kaca untuk jendela-jendela
dalam desainnya. Tujuannya untuk membawa alam kedalam
bangunan dan menciptakan hubungan visual antara penghuni
dan lingkungan.

Tampak atas Walt Disney

Secara umum bangunan ini terdiri dari dua sayap yang


membentang dari utara-selatan. Diantara sayap tersebut
adalah sebuah jam matahari terbesar didunia. Sehingga
jika dilihat dari atas secara keseluruhan bangunan
terlihat seperti jam tangan. Penggunaan jam matahari ini
selain sebagai ciri utama bangunan, Isozaki juga ingin
menampilkan tata cara lama dalam pengetaraan waktu,
karena pada jaman dahulu perubahan waktu dapat ditandai
dengan menggunakan jam matahari.

Jam Matahari

5. PETER EISENMAN

Post modernism merupakan


istilah untuk menyebut suatu masa
atau zaman dipakai berbagai
disiplin untuk menguraikan bentuk
budaya dari suatu titik pandang
berlawanan atau pengganti istilah
modernism.
Titik pandang ini dalam
arsitektur tidak bisa digunakan,
namun agak tahun 1970-an untuk
Peter Eisenman Photo: Jason mulai digunakan untuk menyebut
gaya elektrik, memilih unsur-unsur lama dari berbagai
Schmidt
periode, terutama unsur klasik bahkan dikombinasikan
dengan bentuk-bentuk yang kelihatan aneh.
Kemungkinan besar postr modern berkembang oleh karena
kejenuhan terhadap konsep fungsionalisme yang berlaku
mengacu kepada fungsi. Pemakaian elemen-elemen geometris,
ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam
komposisi ataupun sebagai dekor.
Salah satu bentuk arsitektur yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah dekonstruksi, dekonstruksi merupakan
bagian dari kritik post modern yang bertujuan mengakhiri
dominasi arsitektur modern.
Tujuan dati dekonstruksi adalah untuk menempatkan
kategori filosofi dan menjadi seorang ahli, seperti
membuat suatu bentuk menjadi bentuk lainnya yang
bertentangan, seperti hadir atau tidak hadir, Jacques
Derida, seorang filsuf Perancis yang hampir selalu
bekerja dengan yang berkaitan dengan dekonstruksi,
mempelajari kegunaan dari operasi teori untuk memproduksi
dasar tanah atau pondasi perdebatan dan mengambil catatan
untuk setiap catatan yang telah diberikan konsep. Jacques
Derrida juga melihat arsitektur sebagai sebuah
pengendalian yang mengarah ke komunikasi dan transportasi
pada bidang sosial, sama halnya dengan bidang ekonomi.

Tschumipun berpendapat hal yang sama pula untuk


mendapatkan konstruksi kondisi dimana ditempatkan yang
paling tradisional dan aspek dari sosial kita dan
mengatur ulang secara simultan elemen ini dengan cara
yang paling bebas, ditemukan batasan yang bertegangan
dengan disiplin dan subyek, yaitu kritis radikal. Tschumi
tertarik dengan kelas arsitektur, sebagaimana suatu
potensial yang terbaru, tapi melanggar disiplin tersebut.
Jika tanda tidak dapat diartikan maka kemudian diartikan
dengan beberapa cara simultan.
Salah satu contoh bangunan
dekonstruksi adalah House X-
Karya Peter Eisenman, House X
karya Peter Elsenman ini
memasukkan kategori filosofi
di dalamnya dimana bangunan
ini dibuat dengan konsep yang
jelas terhadap urban.
Terdapatnya aksis urban yang

House X
juga dijadikan aksis dalam bangunan tersebut. Menjadikan
House X sebagai bentuk yang saling bertentangan, terlihat
jelas bentuk-bentuk seprti hadir-tidak hadir.
Arsitektur sebagai pengendalian yang mengarah ke
komunikasi dan transportasi dibidang sosial, hal ini
diwujudkan House X dalam perannya yang dapat
mengkomunikasikan urban dengan baik secara sosial. Dari
aspek sosial tersebut, terlihat adanya elemen-elemen yang
diatur ulang secara simultan dengan cara bebas, yaitu
bentukan kotaknya.

BIOGRAFI PETER EISENMAN


Peter Eisenman dilahirkap pada tahun 1932 di Newark,
New Jessey, meskipun kakeknya adalah seorang kontraktor,
peter Eisenman menyatakan Bahwa keputusan untuk menjadi
seorang arsitek bukan karena itu melainkan karena ia
menemukan dunia arsitektur, sebelum dia lulus daru
Universitas Cornell.
Di universitas Cornell (1955), ia belajar di bawah
bimbingan Colin rowe, kemudian ia memperoleh penghargaan
medali Chorles G Sandi Memorial. Di bawah bmbingan Colin
Rowe itulah Peter Eisenman dibesarkan hatinya untuk
menyelidiki asal dari arsitektur modern, terutama gedung-
gedung yang dibangun oleh seorang arsitek Prancis yakni
Le Corbuisier (1887-1965).
Kemudian berkat laporan singkat magangnya tersebut,
Peter Eisenman diterima sebagai mahasiswa di Universitas
Cambridge, Inggris. Di universitas ini dalam memperoleh
gelar M.A. (1962) dan Ph. D (1963) dalam disain teori-
nya.
Peter Eisenman kembali ke Amerika pada tahun 1963
untuk mengajar sebagai asisten profesor di sekolah
arsitektur di universitas Princeton. Peter Eisenman juga
mengadakan debat secara langsung bersama para profesional
muda tentang masa depan arsitektur dan debat tersebut
dimenangkan oleh Eisenman.
Pada tahun 1964, Eisenman menjadi salah satu anggota
yang mendirikan CASE (Conference of Architects study of
the Environment) dan di tahun 1967 dia mendirikan dan
sekaligus bekerja sebagai direktor I A US (Institute for
Architecture and Urban Studies). Kritik waktu itupun
mulai berkembang di sekeliling kealamian kota modern dan
perumahan.
Pada tahun 1967 Eisenman bekerja sama dengan Michael
Graces dan Daniel Perry, mengusulkan sebuah urban
megastructure untuk pembaruan di Hariem/pedesaan bagi
orang-orang kulit hitam. Proyek inipun menjadi center
piece dalam pameran moseum assitektur modern yang digelar
di New York. Pameran itu merupakan salah satu dari sekian
banyak pameran-pameran lain yang pernah diikuti Eisenman
selama periode itu, berkat proyek tersebut Eisenman
dikenal sebagai generasi ke 3 aliran modern. Padahal
nantinya ia akan berpidah menjadi beraliran post modern.
Lalu di tahun 1969 Eisenman melalui sebuah pameran di
moseum seni modern yang disponsori oleh CASE, bergabung
dengan grup arsitek yag kemudian dengan cepat menambah
kepopuleran dan ketenaran sebagai the new york five.
Bersama engan group ini Eisenman diakui sebagai pemimpin
mereka, termasuk juga Charles Gwathmey (lahir tahun
1938), Michael Graves (lahir 1934), Richard Mejer (lahir
tahun 1934) dan Joh Hejduk (lahir 1929).
Mereka mencari kembali asal pandangan modern abad 20,
seperti yang dapat kita lihat paa karya Le Corbusier,
Biuseppe Terragai orang rasional Italia (1904-1943) dan
orang-orang pergerakan arsitek Belanda (1888-1964).
Karya-karya mereka cenderung asah abstrak dan aspek
teoritis dari arsitektur inilah yang memandu pekerjaan
New York Five. Karya-karya yang dipersembahkan New York
Five adalah yang paling terkemuka melalui pemesan mereka
yang banyak yang menyebabkan kepopularitasan mereka juga
meningkat. Peran utama Eisenman adalah sebagai pembicara
intelektual dengan ide-ide terbarunya yakni arsitek
karton pada debat kritis berikut ini.
Pada tahun 1967 Eisenman memulai desain-desain dari
kediaman (rumah) miliknya yang pertama diber label
arsitektur kaston yakni dinding putih miliknya yang
pertama diberi label arsitektur kaston yakni dinding
putih tipis dimana ia menyelidiki implikasi dari teorinya
pada bentuk bangunan. Aplikasi praktis ini merupakan
sautu kesimpulan bagi penyelidikan intelektualnya.
Bagunan ini seperti apa yang Eisenman katakan sebagai
struktur dalam, dimana ia mencoba untuk menyelidiki
dugaan dari pandangan syntaks.
Sifat kompleks dari pekerjaan ini adalah membendung
minat Eisenman dalam bahasa dan semiotics, yang ia
peroleh melalui studinya dari catatan ahli bahasa/filsuf
Noatu Chomsky (yang dilahirkan 1929).
Nama Peter Eisenman di akhir tahun 70-an dia dikenal
sebagai pimpinan pergerakan arsitektur modern, karena
istilah post modern menimbulkan sedikit masalah diwaktu
itu.
Setelah itu muncul lagi teori yang berhubungan dengan
kesusastraan dan melambungkan kritikus yang bernama
Chorles Jenks Beberapa pengamat arsitek mengungkapkan
apakah perkembangan arsitek selalu berjalan sesuai alur
jamannya Eisenman mengatakan bahwa di tiap jaman akan ada
karya-karya baru.
Pekerjaan Eisenman di awal 80-an adalah sebagai
pengembang beberapa karya-karya arsitektur disitulah
kemampuannya. Diuji dalam menerapkan ilmu ukur yang murni
dalam menetapkan ilmu skalar yang akan digunakan untuk
memetakan struktur kompleks seperi informasi cuaca.
Ia tertarik oleh gagasan Benolt MandelBat yang membahas
struktur kompleks tersebut. Dari penyelidikan ini
Eisenman memperoleh apa yang ia kenal sebagai petujuk,
bentuk atau gema dari sumber lainnya yang bisa dirasa di
dalam aspek apapun daru suatu masalah disain.Salah satu
perwujudan dan gagasan dari Benoit Mandebrot adalah
proyek pertamanya dengan skala besar yaitu pusat Wexner
untuk seni fvisual pada universitas Ohio, Columbus Ohio
(1983-1989).
Sejak tahun 60-an teori arsitktur selalu bergabung
pada jajaran paradigma yang luas dan itu dibuktikan dalam
pembuatan teori baru untuk arsitektur yang dipandang dari
berbagai paradigma, yaitu politik ,etika ilmu bahasa,
estetika dan fesiomologi. Teori-teori tersebut dapat
digolongkan dalam berbagai subyek seperti preskriptif
menawarkan suatu penyelesaian untuk berbagai masalah
khusus, dan berfungsi sebagai penentu norma baru dalam
realisasinya yang akan menaikkan penentuan standar
disain, dapat menjadi kritis atau afirmatif.
Teori iroskritif yang menawarkan beberapa standar
ukuran dalam disain, dalam proskritif sangat dihindarkan
sesuatu yang negatif dalam karya arsitekturnya. Teori
kritis mempengaruhi hubungan kehidupan dunia dan
masyarakatnya. Teori ini beroorientasi pada politik dan
etika untuk mendorong suatu perubahan.
Variasi I
Salah satu dari volume berisi living speace yang telah
diperluas secara vertikal dan volume yang transparan.
Volume diperluas secara horisontal, kemudian memperluas
raunag interior hingga ke ruang eksterior.
Variasi II
Volume transapraran yang lain telah ditambahkan
berlawanan dari yang pertama mengkreasikan sautu
perubahan teras atau mengeksterior. Potongan kecil pada
sudut living space (red volume) telah ditiutupoleh kaca
atau layar), menciptakan suatu sudut pandang ruang yang
kecil ruang antara 2 volume warna kuning juga ditutup
oleh kaca memperluas modifikasi antara bidang bersilangan
sepanjang aksis lain.
Variasi III
Volume transparan yang asli telah diperpanjang lagi,
kali ini dengan papan tipis berwarna hijau dibawahnya,
untuk memperluas ruang interior 2 bidang dalam sisi yang
berlawanan (biru) telah dipindahkan, yang mana telah
meninggalkan tepi yang tidak berkeseimbangan. Variasi
yang terakhir ini sama seperti karya-karya Eisenman yang
lain.
6. FRANK 0. GEHRY
Frank Gehry adalah seorang yang berbeda di antara
arsitek konternporer yang mana beralih dan praktek
komersil yang sukses ke arab dunia yang penuh resiko,
dimana keputusa~ya berdasarkan pada intuisinya. Hal mi
lebih dikenal dengan komposisi Ad Hoc, ia menemukan
u~risur keindahan dalam pemakaian bahan yang murah, ia
bukan seorang yang dengan pendekatan fiindalisme, namun
lebih ke arab prestige. Gehry mulai rnenjelajah dunia
Classical karena sesuai dengan karakteristiknya yaitu
kebebasan estetika. Gehry mulai lebih dekat ke Classisme
yang sesungguhnya dalam desainnya di Loyola Marymount
University Law School, Los .Angeles, California (1984-6),
di sini ia menernukan hubungan antara klasikisme dengan
hukum yang diekspresikan pada bentuk kolom klasik yang
sening ada pada pengadilan di Amenika. Rancangannya ini
menyeimbangkan arsitektur pada abad 19 yang merupakan
arsitektur murni yang berkelanjutan sampai abad 20. The
Loyola Law School's dirancang tidak terlalu minip seperti
sebuah kampus, bangunan bertingkat rendah mencerminkan
transisi dan refleksi Iingkungan dan bangunan sekitar
(berupa bangunan individual yang ada pada area terbuka).
Kondisi tersebut didesain kembali oleh Gehny dengan
kelas/kantor yang cukup besar namun benlantai sedikit.
Bangunan terbesar di kampus ini adalah Burns Building
yang memiliki facade ke arah jalan.
Pada Meenifield Hall terdapat bangunan yang
menyimbolkan perpaduan dan unsur klasisme dan kubisme.
Gehry memakai asumsi dan tempat dan waktu serta
penggunaan bentuk dan simbol masa lalu, yang diwujudkan
ke keadaan yang lebih nyata. Kampus ini lebih mengarah ke
urban setting dimana struktur diisolasi dan saling
berkaitan.
Didalam suatu artikel terbitan The New York Times pada
bulan november 198,kritikus arsitektur Paul Goldberger
menulis tentang pekerjaan Frank O.Gehry:”Bangunannya
adalah esei kuat pada geometris bentuk dan material dan
dari sudut pandang estetik bahwa meraka adalah suatu
pekerjaan arsitektur yang brilian”.
Beliau mempunyai perhatian tertentu pada tatacara
orang-orang yang pindah,tinggal dan bisa bekerja dengan
nyaman di ruang yang telah ia ciptakan.Ia mengungkapkan
dengan tegas bahwa bangunan harus merujuk pada budaya dan
konteks lokasi mereka.
Itu adalah kemampuan Gehry untuk merujuk pada budaya
dan kebutuhan dari Universitas Museum Seni yang
membuatnya menjadi kandidat yang sempurna untuk membangun
Museum Seni Frederick R.Weisman yang baru.Setelah
melalui suatu proses pemilihan yang panjang,Lyndel
King,Direktur Weisman yang baru menyatakanbahwa Gehry
telah terpilih menjadi Arsitek “sebab ia telah
menunjukkan bahwa ia benar-benar memahami misi dan impian
dari Museum itu”.
Pemusatan Gehry pada tradisi Universitas dan kebutuhan
dari para siswa,ia menciptakan suatu Museum baru yang
mana menyerupai pahatan permanen dan penambahan di Kampus
Universitas.Ia mendesain Museum Weisman yang telah
memenangkannya memperoleh The Progessive Architecture
Design Award di tahun 1991.
Meskipun ia telah menjadi terkenal sebagai salah satu
arsitek Amerika yang unik,Gehry ternyata lahir di
Toronto,Kanada.Dan pada umur 17 tahun ia pindah ke Los
Angeles sampai dengan saat ini.Ia menerima gelar Bachelor
of eArchitecturnya di Universitas California Selatan,dan
belajar Rencana Pembangunan Kota di Universitas Harvard
jurusan desain.Di tahun 1962 ia mendikan Firma miliknya
sendiri,Frank O.Gehry Associates, Inc.Sejak pendirian
perusahaannya karir Gehry telah merentang 3 dekade dan
memproduksi bangunan publik dan privat di Amerika,Jepang
dan paling akhir di Eropa.
Gehry telah dikenal diseluruh dunia dan memperoleh
banyak penghargaan,diantaranya Imperiale Awrd in
Architecture tahun 1992,suatu penghargaan yang diberikan
oleh Asosiasi Seni Jepang,The 1989 Pritzker Architecture
Prize dan di tahun 1994 Gehry menjadi penerima pertama
Lilian Gish Award untuk kontribusi seumur hidupnya untuk
seni.Pekerjaan model dan menggambar Gehry,seperti halnya
desainnya untuk karton dan bentwood mebel dan berbagai
penafsiran ikan,telah diperlihatkan di Museum-Museum di
seluruh dunia.Ia sering bekerjasama dengan pemain
sandiwara,pelukis dan pemahat,terutama sekali Claes
Oldenburg dan Coosje Van Bruggen.Di tahun 1986 di suatu
pameran yang retrospektif utama berjudul “The
Architecture of Frank O. Gehry “telah di sosialisasikan
oleh seni pejalan kaki Minneapolis di seluruh Amerika
Utara dan berakhir di Museum seni Whitney di New
York.Gehry sekarang tinggal di Santa monika,California
dengan istrinya Bertha dan putra-putri mereka,Alejandro
dan Sami.

Beberapa karya Arsitektur FRANK O. GEHRY

1.VILA OLIMPICA HOTEL ARTS


Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Barcelona, Spanyol
The Vila Olimpica Hotel Arts

The Vila Olimpica Hotel Arts berlokasi di Olympic


Village yang memiliki luas 150.000 square feet. Dengan
waktu pelaksanaan yang cukup lama (1989-1992), bangunan
ini menjadi sebuah karya yang unik. Dengan menampilkan
bentukan – bentukan trimatra , bangunan yang merupakan
transformasi dari bentuk ikan yang direalisasikan dalam
sebuah konstruksi sepanjang 54 meter dengan ketinggian 35
meter. Dengan bentukan dan dimensi seperti ini, bangunan
ini menjadi landmark bagi daerah sekitar.
Bangunan ini memamerkan penonjolan konstruksi yang
mutakhir sebagai daya tarik yang menjadikan bangunan ini
lebih hidup dan berirama. Pengkomunikasian antara hasil
teknologi dan pemilihan bahan mampu berperan dalam
meningkatkan elemen – elemen artistic dan estetik yang
dominan pada bangunan ini. Selain unsur –unsur yang lepas
dari keteraturan, masih dapat kita amati bagian – bagian
yang tak lepas dari ‘peninggalan’ pendahulunya, yaitu
arsitektur modern. Hal ini nampak pada hadirnya unsur –
unsur geometris yang terdapat pada sisi podium. Sehingga
dapat kita amati bagaimana arsitek melakukan perjalanan
untuk menghasilkan karya, langkah – langkah apa yang
menjadi pemikiran arsitek sebelum masuk kedalam
dekonstruksi.

2. VITRA INTERNATIONAL HEADQUARTERS


Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Basel, Switzerland

VITRA INTERNATIONAL HEADQUARTERS

Bangunan ini berlokasi didaerah sub-urban di luar kota


Basel yang dipenuhi oleh bangunan industri seperti pabrik
serta apartment yang diperuntukkan sebagai pelengkap
daerah baru yang sedang berkembang.Sebagai bangunan yang
berlokasi di daerah yang sedang berkembang, maka
diperlukan hal – hal yang mampu menjadi daya tarik bagi
keperluan komersial bangunan itu sendiri, terlebih
bangunan ini juga diperuntukkan sebagai bangunan
industri.
Karenanya pada bangunan ini, unsur ‘ruang’ masih
diperhatikan dalam penggarapan desainnya, sehingga muncul
bentukan yang lebih ‘sederhana’ jika dibandingkan dengan
contoh kasus pada Denver Art Museum pada pembahasan
sebelumnya. Bangunan ini nampak memperatahankan bentukan
geometrisnya.
Meskipun bentukan yang terjadi lebih sederhana, namun
tidak mengurangi
eksistensi bangunan sebagai bagian dari arsitektur
dekonstruksi. Permainan bidang masih menjadi unsur
penangkap bagi eksistensi tersebut. Unsur penangkap lain
dapat dihadirkan dari permainan penggunaan bahan pada
fasade eksterior bangunan. Nampak penggunaan metal dan
permainan warna menjadi daya tarik dari bangunan ini.
3. DER NEUE ZOLLHOF
Arsitek : Frank O. Gehry
Lokasi : Dusseldorf, Germany

Bangunan ini berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah


publik yang berskala urban. Menempati lahan seluas 28.000
meter persegi menjadikan kompleks bangunan ini mampu
menghadirkan sesuatu tanpa memikirkan keterbatasan ruang
Letaknya yang berada di tepi dermaga sungai menjadi nilai
tambah karena memungkinkan terbentuknya open space di
bagian muka kompleks bangunan yang membuat perpaduan
visualisasi bentuk bangunan terekam dengan komposisi yang
baik.
Desain ketiga bangunan ini nampak berorientasi kepada
‘ruang’ didalamnya mengingat fungsi bangunan. Namun
batasan tersebut tidak lantas membatasi bentukan yang
terjadi. Unsur simpang siur yang menjadi salah satu ciri
dari arsitektur dekonstruksi masih nampak jelas. Ketiga
bangunan ini memiliki karakteristik yang berbeda satu
sama lainnya , namun tetap memberikan kesan dinamis pada
kesatuannya. Penampilan bentukan 3 dimensi membuat
eksistensi bangunan ini sebagai bangunan yang berlanggam
dekonstruksi tampak nyata. Permainan bidang – bidang
menjadi salah satu pemicunya. Selain permainan bidang –
bidang geometris , permainan kecangihan teknologi
konstruksi juga ditonjolkan dalam desain pada bangunan
ini. Hal ini ditunjang dengan pemanfaatan material yang
tepat sehingga menunjang kesan yang hadir.
Gambar. Guggenheim Museum Bilbao,New York

7. DANIEL LIBESKIND

Daniel Libeskind adalah seorang figure


arsitek internasional dan seorang
urban desainer. Dia sangat terkenal dalam
mengeluarkan kritik – kritik baru dalam
dunia arsitektur. Hasil karyanya sangat
banyak dan meluas dari bangunan kebudayaan,
sampai dengan bangunan institusi komersial,
termasuk museum dan gedung – gedung untuk konser,
convention center, universitas, hotel, shopping
center,dan gedung opera.
Daniel Libeskind dilahirkan di Postwar, Polandia tahun
1946. Daniel Libeskind menjadi orang Amerika pada tahun
1965. Dia belajar musik di Israel ( America – Israel
cultural Fondation Scholarship ) dan dan di NewYork.
Daniel Libesking menjadi orang yang ahli dalam bidang
musik. Namun kemudian Dia memutuskan untuk meninggalkan
musik dan belajar arsitektur. Dia memperoleh gelar
arsitek profesional pada tahun 1970 dari Cooper Union for
the advancement of science and art di New York. Kemudian
Dia memperoleh gelar sarjana dalam bidang sejarah dan
teory arsitektur di Essex University ( England ) pada
tahun 1972. Pada tahun 1989, Daniel Libeskind memenangkan
kompetisi untuk bangunan museum Jewish di Berlin, yang
dibuka untuk umum pada bulan September 2001. Selain itu
ada juga The City museum of Osnabruck ( Jerman ), The
Felix Nussbaum Haus, yang dibuka pada bulan Juli tahun
1998. Pada bulan Juli tahu 2000, dibuka untuk umum The
Imperial War museum North di Manchester ,Inggris,dsb.
Daniel Libeskind telah mengajar dan memberikan kuliah
di universitas – universitas di seluruh dunia. Dia
memliki posisi yang sama dengan Frank O Gehry di
Univesitas Toronto, dia menjadi seorang profesor di
Hoschshule fur Gestaltung, Karlsruhe Jerman, di
Universitas Pensylvania dia memperoleh Cret Chair, dan
Louis Khan Chair di Yale University. Dia telah menerima
banyak penghargaan diberbagai bidang termasuk penghargaan
penghargaan Hiroshima Art Prize tahun 2001, penghargaan
itu diberikan kepada Daniel sebagai seorang seniman yang
bekerja untuk mempromosikan perdamaian dan persahabatan
dunia. Penghargaan itu belum pernah sebelumnya diberikan
kepada seorang arsitek. Jadi Daniel Libeskind adalah
arsitek pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Selain itu dia juga menerima penghargaan yaitu German
Architect Prize pada tahun 1999 untuk karyanya yaitu
Jewish Museum Berlin, juga Gaethe Medallion tahun 2000
untuk kontribusinya dalam kebudayaan, dan masih banyak
lagi.
Hasil karya Daniel Libeskind menjadi hasil karya utama
yang ditonjolkan di berbagai museum dan galery diseluruh
dunia. Dan karyanya menjadi topik utama diberbagai media
publikasi diseluruh dunia yang disajikan dalam berbagai
bahasa.
Ide – idenya telah mempengaruhi generasi baru arsitek
dan semua pihak yang memiliki perhatian terhadap
perkembangan kota dan kebudayaan dimasa yang akan datang.

Ide dan Gagasan DANIEL LIBESKIND


Arsitektur adalah seni yang komunikatif meskipun
terlihat bisu. Bangunan dipahami sebagai materi konsumen
yang tersedia dimana keberadaannya telah hilang oleh
fungsinya. Saat ini pembedaan ynag dibuat orang tentang
arsitektur dan bangunan adalah bangunan merupakan sesuatu
yang bermanfaat, sedangkan arsitektur adalah sebuah
monumen seperti kuburan. Daniel Libeskind berkeinginan
menghilangkan pandangan yang meremehkan tradisi
arsitektur ini, dan memperbaiki dikotomi yang sangat
ekstrim ini. Ketika Dia mulai bekerja dalam sebuah
kompetisi untuk Imperial War Museum North,Daniel Libesind
sangat ditantang oleh keinginan untuk menciptakan suatu
tempat yang membuat kita merasa sangat akrab dan bersatu,
sebuah tempat dimana sejarah , pengorbanan, tragedy,
tujuan konflik, dapat nampak hidup.
Apa yang dapat diinformasikan sebuah museum konflik
dan perang?yang jelas ini bukanlah sekedar museum
perdamaian, namun lebih dari itu,yaitu museum yang
memperjuangkan dan menciptakan perdamaian yang
abadi.Ketika dia memikirkan tentang isi dari imperialis
war museum, pikirannya telah diduduki oleh sejumlah
gambaran – gambaran, yaitu :
Pernyataan Churchil yang menyatakan bahwa konflik
sebagai salah satu dimensi stabilitas dunia, lukisan
Goyas Saturnus yang memakan anaknya sendiri, kemenangan
pasukan sekutu atas tirani,memoriku sendiri yang
memecahkan gelas diatas potret Stalin ketika aku masih
duduk dikelas 3 sepanjang pemberontakan tahun 1956.
Setiap orang yang hidup saat ini secara sadar maupun
tidak disadari telah dipengaruhi oleh konflik. Jika kita
mengingat kembali akan sesuatu hal yang tak dapat
dimengerti tentang tentang berapa banyak lagi darah yang
harus ditumpahkan demi tercapainya kemenangan pada sebuah
konflik peperangan, maka hal ini dapat dijadikan sebagai
inspirasi yang akan dihadirkan sebagai sebuah pengalaman
dala museum. Tujuannya adalah menciptakan sebuah bangunan
tidak hanya sekedar untuk membuat program yang bagus
karena adanya even – even pada bangunan tersebut tetapi
satu hal yaitu secara emosional memindahkan jiwa
pengunjung kepada sesuatu yang terkadang kehadirannya tak
dapat diduga. Konflik bukanlah sekedar cerita yang
berakhir bahagia maupun tidak bahagia, tetapi merupakan
suatu daya gerak yang berkelanjutan yang strukturnya
adalah pemahaman seseorang tentang masa depan dan
hubungannya dengan masa lalu.Dalam rangka menyentuh
hasrat pengunjung dan struktur bangunan yang sengaja
dipasang, Daniel Libeskind merancang sebuah bangunan yang
menyimbolkan bumi dihancurkan oleh sebuah konflik.
Seiring dengan gerakan pengunjung diatas bola bumi ini
yang lengkungannya terbagi – bagi, ada suatu perasaan
yang sensitif dan mudah terluka. Secara normal ada suatu
detasemen pengunjung dari pameran tersebut, tetapi disini
ada peleburan ruang yang tidak stabil dengan pencerminan
waktu yang bersifat permanen. Untuk menciptakan sebuah
pengalaman yang berkesinambungan melintasi penafsiran
yang tidak berkesinambungan adalah tujuannya. Ruang dalam
bangunan menghasilkan goncangan antara keahlian dalam
merancang dan material yang mengisinya.
Masing – masing pengunjung dibuat peka oleh Topos,
sama halnya langkah kaki dan mata yang menjadi pemandu
yang melintasi suatu sejarah yang akan menyingsing jika
kita dapat melihat peristiwa masa lalu. Penyusunan
kembali ilmu ukur kearah program kreatif , secara phisic
mengartikulasikan tegangan yang rancu yang mencerminkan
sebuah usaha untuk membangun dan merekonstruksi suatu
dunia khayal. Objek pokok dalam pameran tidak hanya
ditujukan oleh pameran, tetapi oleh suatu hubungan yang
mendalam kepada bangunan tersebut. Penting untuk disadari
bahwa museum melukiskan implikasi yang berkelanjutan
tentang konflik masa lampau dan masa kini.

Beberapa Karya Arsitektur DANIEL LIBESKIND


1. BOILERHOUSE WING ( MUSEUM, LONDON, ENGLAND )
BOILERHOUSE WING ( MUSEUM, LONDON, ENGLAND )

Kedekatan dengan masa depan telah diperkenalkan, satu


dari gejala desain yang masuk akal telah diperkenalkan
dialam semesta ini. Semua telah ditentukan dari mulai
pakaian mereka, kendaraan mereka, mebel, computer, dan
bahasa. Namun demikian usaha terbaik mereka telah
dihalangi oleh suatu hal yang tidak beralasan. Ilmu
arsitek sepanjang abad-20 telah berperang melawan
rasional, romance, alasan dan kekacauan. Siapa yang bisa
mengatakan siapa yang menang? Sesungguhnya tidak ada yang
menang. DiLondon, sebagai pendekatan terhadap abad baru,
desain spiral Daniel Libeskind untuk gallery baru di
Victoria dan Albert Museum menghadirkan persatuan dari
kekuatan yang berkebalikan. Hal tersebut menjadi sebuah
masukan bagi bangunan untuk dibuat bengkok dan memutar
sebagai bentuk kekuatan keteraturan dan kekacauan atau
ditarik miring oleh kekuatan kutub yang berkebalikan.
Bangunan dirancang agar dapat memuat banyak ruang yang
bervariasi dan berada didalam suatu tempat yang tertutup
( terkurung ). Gagasan Libeskind adalah suatu urutan
jalan pada galery yang jalannya menuju keatas, menambah
pencakar langit dan warna –warni langit selatan, dan
Victorian Museum yang penuh cinta.

8. ZAHA HADID
Zaha Hadid, Peraih Pritzker Prize 2004

TANAH Irak tidak pernah kehilangan kemampuan untuk


melahirkan manusia-manusia yang mampu mencengangkan
dunia. Dulu Nebukadnezar, lalu datang Saddam Hussein.
Kini, bukan dalam hal perang atau kasus senjata pemusnah
massal, Irak telah menghasilkan perempuan arsitek pertama
yang mampu meraih Pritzker Architecture Prize,
penghargaan arsitektur paling bergengsi di dunia.

ZAHA Hadid, perempuan kelahiran Baghdad 53 tahun lalu


yang meraih pendidikan arsitektur di London dan kemudian
berkarier di negeri Inggris, pada 22 Maret lalu diumumkan
menjadi peraih Pritzker Prize 2004. Dalam sejarahnya
selama 26 tahun diadakan, Pritzker Prize selalu menjadi
dominasi arsitek pria. Namun, sesungguhnya, pengumuman
tahun ini tidak terlalu mengejutkan karena memang Hadid
selalu menjadi "kerikil kecil yang mengganjal di dalam
sepatu" bagi dunia arsitektur yang memang lumayan berbau
maskulin.
Bergabung dengan office for metropolitan
Architectur,mengajar di Arcitectural Association bersama
rem Koolhaas dan Elia Zenghelis ,dan akhirnya mendirikan
studio sendiri di Aasampai 1987,dan Cardiff Bay Opera
House di Wales.

Tahun 1988-1989, ia membangun Vitra Fire Station di


Weil am Rhein,Jerman yang menjadi salah sat karya
arsitektur terpenting abad ke-20 Proyeknya yang lain
adalah paviliun pameran seni video di Groningen (1990)
dan instalasi untuk pameran “The Great Utopia’di Solomon
R Guggenheim Museum di New York (1992).selain atu, sebuah
pavilium serbaguna yang terdiri dari restoran ,kantor,dan
ruang pemeran baru seleai dibangun Desember 1999 umtuk
Landesgartenschau di Weil am Rhein,Jerman.Lukisan dan
sketsa Hadid telah dipamerkan di AA(1983),Guggenheim
Museum-New York (1978),GA Gallery-Tokyo (1985),MoMA-New
york (1995).karyanya juga menjadi koleksi utama di
MoMA,New York dan Deutsches Architektur Museum,Frankfurt.

Pritzker Architecture Prize sebagai nama resmi dan


sering disebut saja sebagai Pritzker Prize sering
disebut-sebut sebagai bentuk protes kepada Nobel Prize
akibat tidak dimasukkannya bidang arsitektur di dalam
penghargaan tersebut. Di luar anekdot itu, Pritzker Prize
memang benar-benar hampir mirip dengan Nobel Prize dengan
mengikuti hampir semua prosedur dan tata cara
penganugerahannya.

Adalah keluarga Pritzker, pemilik jaringan Hotel


Hyatt, yang menggagas diadakannya penghargaan ini. Tujuan
utamanya adalah memberi penghargaan kepada arsitek (yang
masih hidup) yang karyanya mampu memberi sumbangan nyata
kepada masalah kemanusiaan dan lingkungan binaan. Pendiri
jaringan Hotel Hyatt, Jay A Pritzker, dan istrinya, Cindy
Pritzker, sadar betul bahwa arsitektur mampu memberi
rangsangan pada perilaku manusia yang akhirnya
memengaruhi kehidupan di dunia. Tujuan sekundernya tentu
saja mengharapkan penghargaan ini akan memacu kreativitas
dalam profesi arsitek.

Sang Dekonstruktor

Bersama Bernard Tschumi, Zaha Hadid sering disebut-


sebut sebagai pengusung utama aliran dekonstruksi Derrida
di bidang arsitektur. Bangunan-bangunan yang dia hasilkan
selalu berusaha lepas dari tipologi bangunan yang selama
ini ada, lalu secara satu per satu dikonstruksi ulang
dengan paham yang berbeda dengan yang luas dianut
masyarakat. Yang timbul adalah bentuk bangunan yang
kadang-kadang di luar jangkauan pikiran manusia terhadap
suatu bentuk geometri.

Karyanya yang paling terkenal, Stasiun Pemadam


Kebakaran Vitra di Weil am Rhein, Jerman, membuat orang
tidak akan menyangka bahwa bangunan itu adalah stasiun
pemadam kebakaran akibat bentuknya yang "compang-
camping". Tentu saja karya itu mendapat kritik keras
karena akan sulit berfungsi dengan baik sebagai stasiun
pemadam kebakaran walau hanya untuk skala pabrik mebel.
Namun, tampaknya sang pemberi tugas, perusahaan mebel
Vitra, dan Hadid memiliki konsep yang sama akan citra
yang hendak dibangun di atas lingkungan pabrik. Maka
berdirilah karya ini dengan pro dan kontra yang
menyertainya.

Melalui karyanya ini tampak bahwa Hadid ingin


memunculkan irama petugas pemadam kebakaran yang dituntut
bergerak cepat, namun memiliki ritual tertentu ke dalam
bentuk bangunan. Sebagai bagian dari lingkungan pabrik,
Hadid juga ingin menghadirkan bangunan yang tidak lepas
dari konteks pabrik mebel. Ia mencoba melepas paham
bangunan pemadam kebakaran yang konvensional dan "begitu-
begitu saja" dengan mengenali fungsi dan filsafat masing-
masing ruang dan material bangunan lalu mencoba
membangunnya dengan paham baru. Begitulah cara
berpikirnya, lalu jadilah bangunan bercitra "tajam" ini.
Pemberi tugas bangunan ini adalah direktur perusahaan
mebel Vitra, Rolf Fehlbaum. Dia menjadi juri pada
Pritzker Prize tahun 2004 ini. Entah karena faktor inikah
sehingga Zaha Hadid menjadi pemenang, namun Fehlbaum
tampaknya memang sangat mengagumi Hadid. Hal ini terlihat
dalam siaran persnya mengenai kemenangan Hadid. Ia
berkata bahwa perjuangan Hadid dalam inovasi yang selama
ini tampaknya banyak mendapat serangan ternyata
membuahkan hasil dengan kemenangannya di Pritzker Prize
tahun ini.

Karya Hadid lain yang baru saja diselesaikan adalah


Rosenthal Center for Contemporary Art di Cincinnati,
Amerika Serikat. Bangunan yang selesai tahun lalu ini
merupakan karya Zaha Hadid pertama di Amerika. Hadid
menggunakan pusat pameran dan pertunjukan seni
kontemporer ini untuk membuktikan teorinya tentang "Urban
Carpet". Ia ingin agar pejalan kaki yang lalu lalang di
pedestrian merasakan pula suasana ruang di dalam bangunan
sehingga tertarik mencoba ikut ke dalam dan menikmati
seluruh karya pameran.

Konsep ini memang kemudian tidak terlalu berhasil pada


siang hari akibat penggunaan kaca sebagai peralihan
"ruang luar" dan "ruang dalam". Ternyata hasilnya terlalu
gelap dan memantulkan terlalu banyak cahaya dari luar.
Selain itu street furniture yang ramai sangat mengurangi
efek dramatis yang diinginkan arsitek. Namun, kemampuan
Hadid menciptakan suasana ruang yang tak terduga di dalam
bangunan tidak berkurang, bahkan semakin baik. Pertemuan
antara sinar Matahari dengan beton yang diekspos bisa
dimanfaatkan untuk mendapat ruang yang menuntun orang
terus berjalan mengikuti alur bangunan.

Pada tahun 1999 Zaha Hadid memenangi kompetisi


arsitektur internasional untuk merancang sarana olahraga
ski di Innsbruck, Austria. Yang menjadi titik
kemenangannya adalah ia tidak merancang sarana olahraga
semata, namun malah memanfaatkan ketinggian bangunan
untuk dijadikan tenggeran kawasan wisata Gunung Bergisel.

Mungkin karena karya yang dihasilkan selalu di luar


jangkauan manusia kebanyakan dan tak pernah sama, Hadid
dianggap menjadi arsitek yang tepat untuk menciptakan
bangunan yang mampu memberi citra baru/baik kota atau
perusahaan.

Saat ini Hadid sedang ditugaskan menciptakan


Guggenheim Museum di Taichung, Taiwan, dan BMW Central
Building di Leipzig, Jerman. Baik Kota Taichung dan
perusahaan BMW ingin bangunan yang jadi nantinya menjadi
simbol utama kota dan citra perusahaan sehat dan inovatif
dalam hal teknologi.

Pengaruh Malevich

Pelukis Kasimir Malevich yang hidup antara tahun 1878


dan 1935 tampaknya membawa pengaruh cukup kuat bagi
perkembangan rancangan Hadid. Karya tugas akhirnya di
sekolah arsitektur Architecture Association di London
bahkan diberi nama Malevich s Tektonik. Kalau kita
perhatikan, memang ada kesamaan antara karya Malevich dan
Hadid. Keduanya sering memadukan beberapa bentuk
geometris sederhana yang kaku lalu menjadikannya karya
abstrak (lihat seri karya Malevich yang mengembangkan
gaya melukis sendiri yang disebut suprematisme seperti
Suprematist Painting:Aeroplane Flying (1915); Suprematist
Composition (1915); Suprematism: Self - Portrait in Two
Dimensions (1915). [Suprematisme adalah pengutamaan rasa
di atas segala bentuk artistik seperti disebut dalam
situs www.mcs.csuhayward.edu -Red].

Pedoman Malevich dalam melukis yaitu "ingin


membebaskan seni dari beban keberadaan sebuah benda" bisa
dilihat pada karya-karya Hadid yang tidak ingin
membiarkan stigma yang melekat pada benda menjadi
pembatasnya untuk mencipta. Inilah sebabnya bangunan
hasil cipta Hadid seolah-olah pemberontakan terhadap
setiap paham yang dianut masyarakat.

Penyerahan Pritzker Prize secara tradisi dilakukan di


tempat bersejarah atau memiliki nilai arsitektur tinggi.
Tahun ini akan diadakan di The State Hermitage Museum, St
Petersburg, Rusia, pada 31 Mei 2004. Di Kota St
Petersburg inilah pelukis Melevich hidup dan berkarya.

Beberapa karya Arsitektur ZAHA HADID

1. PUSAT SENI MODERN


Cincinnati, Ohio

Penempatan Sudut bangunan menuju/mendorong


pengembangan dua facade berbeda, tetapi komplementer,
bagian muka gedung.
Bagian muka gedung Selatan, sepanjang Jalan Keenam,
membentuk suatu kulit tembus cahaya berombak-ombak,
dengan nama passersby dengan arti maksud hidup yang
tersembunyi. Pusat kantor, mengorganisir sepanjang sisi
ini untuk menyediakan daya tarik lingkungan kerja dan
pandangan kota besar, memperlihatkan bagian muka gedung
dengan animasi manusia.

Hadid terkenal untuk pekerjaan menggambar dan lukisan


ilmu bangunan yang futuristic sepanjang hasil karya
ciptanya. Hadid telah pula dihadiahi Hadiah Pertama di
Kompetisi internasional untuk Pusat Arsitektur Dan Seni
Modern di Roma dan Ilmu pengetahuan Musat Wolfsburg,
Negara Jerman.

2. PUSAT SENI MODERN


Roma, Italia

Zaha Hadid Arsitek yang merancang gedung pameran Pusat


Arsitektur dan Seni Modern di Roma.

Phaeno Pusat Kegiatan Ilmiah di Wolfsburg

Vitra Pos Pemadam Kebakaran ( yang diselesaikan


1994)

Lokasi Sudut
Lahan kota yang terbatas tidaklah menjadi penghalang
Zaha Hadid dalam berkarya, hasil rancangan yang terletak
diseberang jalan dari Aronoff untuk Pusat Seni Cesar
Pelli, menuntut suatu sudut bangunan yang diolah agar
lebih menarik dan seolah terlihat volume mengapung serta
gelas/kaca yang membungkus di sekitar medan tersebut.
Galeri terlihat kokoh dengan empat lantai yang tinggi
berfungsi sebagai kantor pada sisi selatan yang ditandai
oleh dinding tabir gelas/kaca yang biru.
Sisi Timur

Bagai suatu atrium jangkung yang berfungsi untuk


memasukkan cahaya matahari pada pusat bangunan serta
terlihat adanya stairs/ramps yang seolah membentuk
suatu tulang belakang menaik.

Permadani yang berkenaan dengan kota


Hadid telah menerangkan bahwa visi nya adalah tidak
sebagai penganut faham elit. Seperti, dia ingin area lobi
musium bertindak menjadi semacam lapangan umum. secara
visual, titik ini dibuat sebagai sumbu yang berhubungan
dengan kota": trotoar kakilima ditarik ke dalam bangunan
dan dibuat naik untuk menjadi punggung sebagai wall--
providing sehingga menjadi suatu kesinambungan antara
bagian luar bangunan dan bagian dalam bangunan.

D. Tugas / Soal Latihan :


Membuat paper tokoh Arsitektur Post Modern serta karya
arsitekturnya yang terkenal untuk diungkap dan dibahas
konsep-konsep yang melatarbelakangi desainnya, dalam
bentuk presentasi,diskusi kelas dan tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Henry ; 1986, Architecture from Prehistory to Post


Modern / to Western Traditional ; Inc . Publishers New
York.
Artikel “Saling Silang Post Mo dan Anti Mo” . Harian Tempo 4
Agustus 1990, hal. 12.
“Bagaimana Tren Rumah Tahun ini,” dalam Majalah Asri Edisi
Bulan Januari - Maret 1990 hal. 18 - 21.
Evans, Marie. Helen and Davis Dumensil, Carla, 1982 ; An
Invitation to Design, London.
Gerlad Allen, Charles Moore, 1980, New York : Whitney
Library of Design, York, Praeger.
Glancey, Jonathan. 2001 ; 20th Century Architecture.
Heger, Paul. 1993. American Architecture. New York : Van
Nostrand Reinehold.
Isozaki, Arata. Architecture. 1960 – 1990. New York :
Rizzdi
Jencks, Charles. The New Modern from Late to Neo
Modernism, Academy Edition.
Jenkcks, Charles. 1988. "The Architecture of Decoration :
The Pleasures of Absence" dalam Architecture Today,
London : Academy Edition.
Johnson Sulaiman, Cahyadi dkk, 1990, Diktat Arsitektur Post
Modern.
Johnson, Philip and Wigley, Mark, 1988, Decontructivist
Architecture, New York, The Museum of Modern Art.
Moore, Charles. Gerald Allen, Donlyn Lyndon ; 1974, The
Place of Houses, New York ; hall Rinehartan Winston.
Sumalyo. Yulianto ; Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan
Abad XX, gajah Mada University, Pers Yogyakarta.
Wiryanto, BP, 1993 : Perkembangan Arsitektur Modern di
jerman dan Post Modern ; Unioversitas Atmajaya,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai