Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NEO–MODERN
2.VILLA ST.JOHN
St.John Island, by Hariri&Hariri
architects
Bangunan villa St.John dapat
dikategorikan dalam bangunan
Neomodern aliran suprematism.
Hal ini terlihat dari
bentukan yang merupakan
pengembangan, pemaduan dan perekayasaan bentukan-
bentukan yang sederhana untuk memberikan karakter
pada bangunan namun dengan tetap mempertimbangkan
fungsi sains seperti pembayangan dan sirkulasi
udaranya.
Sifat disposisi pada dinding-dinding eksterior,
memiringkannya dan menumpuk bentukan-bentukan tanpa
aturan yang pasti merupakan ciri suprematism. Metode
yang digunakan seperti disjunctive complexcity,
bahkan sedikit comic destructive terlihat pada
bentukan luar bangunan. Namun dari interior terlihat
bahwa bangunan ini memiliki pengaturan ruang yang
sesuai dengan metode explosive space yang menembus
batas dan bersifat kontinu dan berhubungan satu
dengan yang lain.
4. INDIANAPOLIS HOUSE
Hariri & Hariri architects
Dengan menggunakan metode comic
destructive, Hariri mencoba membedah
lebih dalam dari suatu bentukan yang
sederhana dengan menggabungkan juga
metode explosive space, bangunan diatas
dapat dikategorikan sebagai bangunan
Neomodern suprematism yang terselubung.
Terlihat bahwa kompleksitas terdapat di
dalam bangunan.
5. AURORA PLACE
Sydney.Australia, by Renzo Piano
Bangunan ini dapat dikategorikan
dalam aliran Neomodern–hightech
dimana penggunaan struktur yang
ekstrim yang juga menunjang
sainsnya seperti pencahayaan dan
pembayangan.
Dengan konsep awal sebuah layar seperti konsep dari
bangunan Sydney Opera House, bangunan Aurora Place
dirancang dengan strategi pendekatan secara
perspektif diantara bangunan-bangunan pencakar
langit disekitarnya. Bangunan ini memberikan kesan
tersendiri baik dalam ide, keindahan secara detail
maupun keserasian dengan lingkungannya. Bangunan juga
dirancang dengan pertimbangan yang sangat mendalam
untuk skala tubuh manusia, pemanfaatan sains untuk
kenyamanan dan struktur yang inovatif. Arsitek
perancangnya, Renzo Piano berpendapat bahwa
arsitektur bukan hanya menggabungkan, memotong,
menambah atau mengubah bentukan-bentukan menjadi satu
bentuk baru, tetapi arsitektur sebaiknya memberikan
kontribusi khusus dalam jiwa sebuah bangunan
khususnya dan secara umum terhadap lingkungan di
sekitarnya.
Bangunan ini dikategorikan ke dalam bangunan
Neomodern karena memiliki konsep yang spesifik, juga
mempertimbangkan sains dan strukturnya dan bentukan
yang terjadi juga merupakan penggabungan antra unsur-
unsur geometris dan nongeometris.
C. Materi Kuliah :
5.1 Pemahaman Arsitektur Dekonstruksi
Setelah 20 tahun sejak karya Jacques Derrida
diterbitkan. Karyanya mulai tampil dalam uraian
arsitektural. Sepertinya ini merupakan uraian terakhir
untuk melibatkan namanya. Bacaannya nampak jauh dari teks
aslinya, tambahan akhir tentang apa yang disebut puncak
penafsiran.
Arsitektur dipahami sebagai perwakilan dekonstruksi,
perwakilan nyata dari ide yang abstrak. Penerimaan karya
Derrida sepertinya mengikuti jalur klasik dari ide
menjadi bentuk yang nyata, dari teori awal ke praktek
akhir, dari adanya pemikiran menuju perwujudannya.
Arsitektur, yang merupakan uraian yang paling nyata,
nampaknya paling banyak dialihkan dari karya aslinya,
keraguan dalam aplikasi, aplikasi yang terakhir, ornamen
penggambaran yang tidak dapat mempengaruhi tradisi
substansial yang ditambahkan, lapisan yang menutupi lebih
banyak daripada yang diungkapkan.
Arsitektur tidak pernah bisa menjadi tambahan karena
ide tambahan itu bersifat arsitektural. Dekonstruksi
tidak lebih daripada logika tambahan yang sangat berperan
dalam jenis pemikiran tertentu. Orang tidak bisa
mengarahkan penafsiran di luar dekonstruksi atau
arsitektur. Masalahnya menjadi semakin rumit. Tidak ada
titik awal yang higienis, dan tidak ada logika terbaik
untuk diterapkan, serta tidak ada prinsip yang bisa
ditemukan untuk mengatur uraian arsitektural atau uraian
dekonstruktif. Namun demikian terjadi pertukaran tertentu
diantara keduanya. Jadi penafsiran terhadap Arsitektur
dan dekonstruksi sebenarnya telah disatukan.
5.5 Phonosentrisme
Dalam bahasa ucapan manusia dapat menangkap makna dan
kesan kehadiran secara langsung. Akibatnya bahasa ucapan
dihargai lebih tinggi dari bahasa tulisan. Bahasa tulisan
dianggap sekedar peniruan atau transkripsi dari bahasa
ucapan.
Usaha untuk mendekonstruksikan oposisi antara bahasa
ucapan dan bahasa tulisan menurut Derrida dapat dilakukan
melalui kritik terhadap “metaphysics of presence”. Kata-
kata yang diucapkan manusia segera hadir dalam
kesadarannya secara intim, sementara tulisan cenderung
merampas eksistensi manusia. Melalui kritik “metaphysics
of presence” Derrida berusaha mengangkat bahasa tulisan
pada posisi yang sejajar dengan bahasa lisan.
5.6 Logosentrisme
Apabila Phonosentrisme bertumpu pada suara, maka
logosentrisme menurut Derrida bertumpu pada konsep
kebenaran dan realitas hakiki yang tak dapat dikritik,
yang disebut Metafisika.
Metafisika adalah sistem berpikir yang berlandas pada
“binary opposition”, dua kutub yang satu dengan lain
saling menyangkal. Oposisi binary mencerminkan suatu cara
memandang atau ideologi yang cenderung menarik garis
tegas antara apa yang bisa diterima dan apa yang harus
ditolak, antara yang dianggap benar dan yang salah,
antara permukaan dan isi. Oposisi binary menurut Derrida
berkaitan dengan “sentrisme”, yaitu kerinduan manusia
akan pusat (center). Derrida berusaha menghancurkan
oposisi binary yang dianggap telah membatasi cara
berpikir manusia dan memperkokoh kehadiran metafisika
dalam pikiran manusia.
A. Cross Programming
Menggunakan konfigurasi spasial tertentu untuk
program yang sama sekali berbeda; misalnya
bangunan gereja digunakan untuk tempat bowling.
Menempatkan suatu konfigurasi spasial pada lokasi
yang tidak berkaitan; misalnya museum diletakkan
dalam bangunan struktur parkir, atau beauty
parlour dalam sebuah gudang.
B. Trans-Programming
Mengkombinasikan dua program yang sifat dan
konfigurasi spasialnya berbeda; misalnya
planetarium dikombinasikan dengan roller-coaster,
perpustakaan dengan track balap mobil.
C. Dis-Programming
Mengkombinasikan dua program sedemikian rupa
sehingga konfigurasi ruang program pertama
mengkontaminasi program dan konfigurasi ruang
kedua; misalnya supermarket dikombinasikan dengan
perkantoran.
b. Pembalikan Hirarki
Differensiasi secara ketat menghasilkan perbedaan
dua kutub yang dipertentangkan secara diamatral
(oposisi binari). Pandangan ini lebih jelas terlihat
dalam faham Strukturalis yang diajukan oleh Ferdinand
de Sausure dalam linguistik atau C. Levi-Strauss dalam
Antropologi. Strukturalisme dalam memahami fenomena
selalu mengadakan pemilahan (differensiasi) ke dalam
elemen-elemen yang merupakan hasil abstraksi.
Derrida melakukan dekonstruksi terhadap pandangan
oposisi ini dengan menempatkan kedua elemen tersebut
tidak secara hierarkis yang satu di bawah yang lain,
tetapi sejajar sehingga secara bersama-sama dapat
menguak makna (kebenaran) yang lebih luas.
Interiority Follies
Pusat dan Scalling
marjinal
Self-similarity Framing
Sequence
Iterasi dan
makna
a. Revelatory Modernist
Diantara semua, kelompok ini yang paling
konservatif, masih mengutamakan prinsip abstraksi dan
mengutamakan fungsi mengoptimalkan kemungkinan hasil
industri bahan dan prefabrikasi namun dengan
memfragmentasi potongan-potongan, konteks dan program
prefabrikasi tersbeut dan hasilnya adalah kumpulan
ruang dan obyek yang terfragmentasi.
Yang termasuk kelompok ini : Gunther Behnish &
Partner, Jean Nouvel, Helmut Jahn, Emilio Ambasz,
Steven Hall, Eric Owen Moss
c. Textualist
Kelompok ini melihat bahwa arsitektur yang ada
sebagai “built Language” yang tidak mampu lagi
mencerminkan struktur dan kebenaran yang ada, seperti
halnya kata sebagai tanda tidak mampu serta merta
menyampaikan makna (kelompok ini sebenarnya termasuk
kelompok Dekonstruksi Derridean). Denah dan tampak
bangunan yang ada hanyalah menampilkan bias yang pucat
(topeng) dari struktur-struktur kenyataan yang ada,
terlalu banyak yang diredam (repressed). Untuk itu
struktur-struktur yang diredam (absence) perlu
ditampilkan dengan mengangkat konflik-konflik internal
yang ada. Bernard Tschumi sebagai salah satu eksponen
kelompok ini menyatakan :
“Menciptakan arsitektur adalah membayangkan “cation” dengan cara
yang kreatif dan produktif yaitu lewat narasi dengan medium kata
(bahasa), fotografi dan gambar”.
Seperti Derrida, Tschumi memanfaatkan kemungkinan
kreatif dari komposisi intertextual antara arsitektur
dengan bahasa, fotografi dan film.
Yang termasuk kelompok ini: Peter Eisenman, Bernard
Tschumi, Ben Nicholson, Steven Holl, Diller & Scofidio
d. New Mythologist
Utopia merupakan mitos yang selalu ada pada setiap
kurun waktu, karena tiada harapan tanpa utopia. Utopia
Arsitektur Modern adalah dunia yang satu, utuh dan
nyaris sama (International Style) yang telah gagal
memenuhi misi kemanusiaannya. Utopia kedua adalah
kebalikannya : Dystopia atau vision of self-destruction
yang tidak berkembang karena kesadaran manusia untuk
tetap mempertahankan kehidupan. Kelompok ingin
menciptakan suatu utopia sebagai suatu mitologi baru,
suatu dunia yang lain yang lokasi dan kaitannya dengan
masa lalu, masa kini dan mendatang tidak dikenali.
Diilhami cerita dan film fiksion seperti Star War,
Blader Runner dan Star Trek kelompok ini menggagas
proyek-proyek imajiner yang menerobos kungkungan
gravitasi, iklim, langgam dan semua tatanan yang ada.
Yang termasuk kelompok ini: Paulo Soleri, Lebbeus
Woods, Hodgetts & Fung Design Associates.
e. Technomoprisme
Pada mulanya manusia menciptakan alat (tehnologi)
hanya sebagai perpanjangan tangannya, namun dengan
berkembangnya teknologi, hubungan manusia dengan
teknologi sudah demikian menyatu. Telekomunikasi jarak
jauh telah menghapuskan jarak dan waktu dan pada
gilirannya mengubah tatanan sosial bangsa-bangsa.
Dibidang kedokteran, organ tubuh manusia sudah bisa
digantikan dengan peralatan / mesin. Sebagai penerus
proyek modern yang belum selesai, kelompok ini
mengakomodasi teknologi dan membuatnya menjadi artefak
yang tidak hanya menjadi teknologi bisa dilihat sebagai
usaha mengekstensi, manipulasi, mediasi, representasi
serta memetakan self-nya.
Yang termasuk kelompok ini: Macdonald & Salter, Toyo
Ito, Morphosis Architects, Holt, Hinshaw, PFAU, Jones
2. MIND ZONE
Millenium Zone, London,UK by Zaha Hadid
Yang
menandai obyek ini sebagai obyek postmodern adalah
Bangunan ini terlihat sangat rumit sekali dimana
banyak sekali garis yang saling berpotongan satu sama
lain,terdiri dari struktur baja yang sangat
komplex.Desain ini berusaha untuk merefleksikan ide dari
arsiteknya .Struktur yang diekspose pada interiornya
tersebut dibuat bengkok dan kadang menerus yang
menawarkan permainan ruang membuat pengunjung untuk
berpikir
Tampak bangunan yang seolah dominan dengan permainan
bidang dan kaya akan tarikan garis, juga tampak permainan
cahaya dominan pada bidang dengan warna- warna cerah
Permainan material seolah ingin memberikan kesan masif
namun ringan terlihat dari kombinasi material antara
kabel baja yang dikombinasi dengan beton dan bahan
fleksibel seperti tenda
Kaitannya dengan arsitektur modern
Penggunaan material untuk menimbulkan kesan ringan dan
transparan seperti fibreglass memegang prinsip
arsitektur modern yang senang keterbukaan dan penyatuan
antara ruang luar dan ruang dalam
Konsep gubahan massa hingga menjadi bangunan
postmodern
Zaha mengawali idenya dengan desain yang berbasis
pada struktur,beliau ingin merepresentasikan pikiran
ketika manifestasi fisik dari pikiran sebanding dengan
penanda kompleksitas dari pikiran,dimana pikiran pada
tingkat kesadaran eksperimental maka dapat terlihat
seperti sebuah mekanisme yang direfleksikan ke dalam
struktur yang amat rumit.
Bagi hadid, Mind Zone dengan ramp berlantai kaca dan
ruang serta tingkat yang saling berhubungan adalah
kelanjutan dari apa yang disebutnya “interior urban
space”,tujuannya adalah menciptakan ketidaktampakan,yaitu
ketidaktampakan dari dinding,lantai dan plafon tetapi
juga kesatuan dari ruang dengan ruang sirkulasi dan
kesatuan dari arsitektur dengan ruang pameran dan karya
seni sehingga semuanya dibaca sebagai satu kesatuan.
3. SCIENCE CENTER
Wolfsburg, Germany by Zaha Hadid
Yang menyebabkan objek ini
menjadi objek post modern
adalah :
Bentukan dari bangunan yang
terdiri dari geometri yang penuh
dengan sudut saling berpotongan
menciptakan bentukan baru, kadang
hanya berupa bidang yang
membentuk rongga dan saling
bertabrakan satu sama lain.
Dibuat berdasarkan visual axis
yang dijadikan poros, axis ini seperti membelah Science
Center bagaikan melihat melalui sebuah calaedoscope yang
kemudian akhirnya menyebar.
Penggunaan material yang menimbulkan efek estetis
memberi kesan halus, berhubungan dengan permainan
permukaan bidang, juga menggunakan sifat dari material
akustik
Kaitannya dengan arsitektur modern
Bangunan seperti menyatu dengan site,seolah bidang –
bidangnya dominan sejajar dengan site, bangunan seperti
diangkat dari tanah dan melayang bedanya kalau modern
kesan terbuka dan ringan sedangkan bangunan ini terkesan
masif tapi terlihat ringan
Gubahan massa hingga menjadi bangunan postmodern
Melukis adalah teknik penting yang mengawalinya dalam
mendesain walaupun kebanyakan pekerjaannya adalah
bangunan masif tapi selalu digambarkan dalam struktur
yang lebih transparan daripada lempeng tektonik yang
berat.Beliau mencoba untuk menyatukan ruang internal
terbuka untuk mendapatkan kesinambungan arsitektur. Untuk
ruang konsep yang dipakainya adalah menciptakan hubungan
organis antara public figure,gallery, dan foyer
D. Tugas / Soal Latihan :
Membuat paper karya arsitektur Dekonstruksi dari salah
satu tokoh arsiteknya untuk selanjutnya akan dilakukan
pembahasan serta pengungkapan karya arsitektur tersebut
dalam bentuk presentasi,diskusi kelas dan tanya jawab.
BAB VI
ARSITEKTUR POST MODERN DALAM KRITIK
C. Materi Kuliah :
6.1. Pandangan para Arsitek terhadap arsitektur Post-
Modern
Keberpihakan pandangan beberapa tokoh arsitek terhadap
Arsitektur Post Modern diantaranya adalah :
1. Pandangan Charles Jencks terhadap Arsitektur Post
Modern, dikatakan bahwa pada arsitektur post modern
mempunyai :
a. “Disharmonious Harmony” (keselarasan yang tidak
selaras), maka di sini Charles Jencks menganggap
bahwa dalam Arsitektur Post Modern ini terjadi
perpaduan antara keindahan dan komposisi, antara
yang tidak selaras dengan yang tidak indah, antara
yang simetris dengan yang asimetris.
b. “Pluralism”, Arsitektur Post Modern merupakan
gabungan dari beberapa aliran yang masih
mencerminkan arsitektur setempat.
c. “Urbane Urbanism”, Arsitektur Post Modern berhasil
menciptakan hunian yang sesuai dengan lingkungan.
d. “Anthropomorphism”, Arsitektur Post Modern mempunyai
ornamen yang sesuai dengan bentuk-bentuk struktur
manusia.
e. “Anamnesis”, lambang-lambang pada Arsitektur Post
Modern dapat menimbulkan kenangan masa lalu.
f. “Divergent Signification”, bentuk dari Arsitektur
Post Modern mengandung kesan atau makna yang beda
dari yang ditampilkan.
g. “Double Coding”, pada Arsitektur Post Modern terjadi
penggabungan dua macam langgam.
h. “Multivalence”, pada Arsitektur Post Modern juga
terjadi perpaduan dari beberapa macam gaya.
i. “Tradition Reinterpretation”, pada Arsitektur Post
Modern terjadi pengulangan akan tradisi yang lama.
j. “New Rethorical Figures”, pada Arsitektur Post
Modern mampu memperbarui tata cara lama dengan
figure yang baru.
k. “Return To The Absent Centre” (kembali pada pusat
yang telah lama ditinggalkan).
2. Pandangan Robert Venturi terhadap Arsitektur Post
Modern, dikatakan bahwa :
a. “Façade” yang ditampilkan menimbulkan makna
tertentu.
b. Arsitektur ini tidak meninggalkan simbol dari
lingkungan setempat
c. Arsitektur ini masih mempertimbangkan rancangan
setempat.
d. Arsitektur ini punya elemen-elemen yang saling
kontras satu dengan yang lain tapi mampu ditata
seselaras mungkin sehingga tidak menimbulkan
kebosanan.
e. Arsitektur ini mampu menunjukkan adanya kerumitan
dan kontradiksi dalam satu bangunan sehingga bisa
mengurangi kebosanan, karena bangunan akan terasa
lebih hidup.
3. Menurut Ir. Paul Retika, arsitek Indonesia,
mengatakan bahwa secara fisik Arsitektur Post Modern
mampu menampilkan permainan unsur-unsur geometris,
keberanian dalam menampilkan warna-warna yang menonjol
daripada warna yang ada di sekelilingnya, tapi
permainan itu ditata seselaras mungkin sehingga bisa
memperlihatkan wajah baru.
4. Menurut Ir. Ciputra, mengatakan bahwa
tampilan wajah baru dari Arsitektur Post Modern tidak
semudah itu bisa berkembang lebih-lebih di Indonesia,
karena keberaniannya masih perlu adaptasi lagi. Tetapi
bukan tidak mungkin untuk berkembang menjadi unsur
“prestige” untuk suatu bangunan.
C. Materi Kuliah :
1. ROBEERT VENTURI
PRITZKER ARCHITECTURE (1991)
besar kecil
tertutup-terbuka.
Melingkar-persegi.
Struktural-meruang.
Makna ganda yang sudah menjadi fenomena 'both-and'
dapat melibatkan perubahan bentuk di samping juga
kontradiksi didalamnya . Secara samar , satu makna
biasanya mendominasi makna kontradiksi lainnya, tetapi
dalam komposisi yang kompleks hubungan itu tidak selalu
konstan. Ada saat dimana sebuah makna menjadi suatu yang
dominan namun disaat yang lainnya makna yang lainya
terlihat yang terpenting.
2. Estetika
Faktor-faktor penentu kesuksesan estetik :
o Irama : ialah penerangan dari elemen-elemen, dalam
hal ini yang banyak dibicarakan hadirnya irama
dengan adanyaakhiran dan awalan, ciri-ciri
horizontal atau vertikal dan lain-lainnya.
o Emphasis : merupakan bagian yang menjadi pusat
perhatiaan dan mampu memberikan ciri tertentu yang
mengandung ide, tujuan dan isi.
o Unity :merupakan organisasi antara beberapa insur
satu sama lain tidak terpisahkan. Bilamana salah
satu unsur memisahkan satu sama lain maka kesatuan
tersebut tidak akan tercapai.
o Skala/Proporsi :menciptakan estetika dengan
mempertimbangkan peruntukan suatu elemen bangunan
yang cukup teratur dan sesuai dengan fungsinya.
o Komposisi : merupakan suatu pengolahan unsur dan
prinsip dalam usaha menciptakan kondisi yang unity
baik kontras maupun selaras.
1961-1964
Robert Venturi, Pritzker Prize Laureate
Philadelphia, Pennsylvania, USA
1971
Robert Venturi, Pritzker Prize Laureate
Nantucket Island, Massachusetts, USA
Tingginya khayalan
1. Burns House
Dibangun oleh
Charles Moore pada
tahun 1974. Tipe
bangunan ini dalah
rumah. Material yang
digunakan yaitu
kusen.Charles Moore
menggunakan aliran
modern Neo-Vernucular
yang artinya
menghidupkan kembali suasana/elemen tradisional dengan
membuat bentuk dan pola- pola bangunan local. Bangunan
ini mengikuti pola dan tradisi dari daerah California
selatan dan berrgaya arsitektur ruamh pada bangunan di
Eropa abad 17/18. bangunan ini bersifat Urban (seperti
dikota). Dibangun untuk masyarakat perkotaan.
2. More House
Bangunan ini
merupakan type rumah
kecil/sederhana.
Dibangun di daerah
Orlanda California
tahun 1962. Material
yang digunakan yaitu
Kusen, banguan ini
merupakan bangunan
tradisional dimana
terdapat lahan yang
sangat luas untuk sebuah rumah kecil. Rumah ini
mengikuti aliran post modern
neo - vernucular
3. OM Unger Museum Of
Architecture (Axonometric
section)
Bangunan ini dirancang oleh Charles Moore pada Tahun
POS
1981 sampai 1983. type bangunan ini adalah Museum seni.
Bangunan ini dirancang di Hanover, New Hamspire. Berada T
dilingkungan kampus yang beriklim sedang. Bangunan ini
bergaya post modern Vernucular.
Charles Moore menggunakan pendekatan secara
menyeluruh dengan metode semiotic dan ironic untuk
mengenalkan kembali arsitektur tradisonal yang
didominasi dengan simbol-simbol. Gaya arsitektur Charles
Moore lebih menyempai arsitektur alami dengan
mempertahankan bentukbentuk tertentu yang sesuai dengan
fungsinya. Tulisannya pada tahun 1967 menekankan untuk
mengaplikasikan suatu bentuk, apabila bentuk tersebut
memitiki fungsi, maka bentuk tersebut akan
dipertahankan. Karya Moore, Piazza d’Italia di New
Orleans mempakan suatu ekspresi dad arsitektur alami
tradisional.
Sebuah bangunan mempunyai kekuatan untuk menjadi apa
yang diinginkannya, mengatakan apa yang ingin
dikatakannya sehingga telinga kita mulai mendengar apa
yang ingin disampaikan oleh bangunan tersebut.
3. RENZO PIANO
Sydney.Aus
tralia, by Renzo Piano
Bangunan ini dapat dikategorikan dalam aliran
Neomodern-hightech dimana penggunaan struktur yang
ekstrim yang juga menunjang sainsnya seperti pencahayaan
dan pembayangan.
Dengan konsep awal sebuah layar seperti konsep dari
bangunan Sydney Opera House, bangunan Aurora Place
dirancang dengan strategi pendekatan secara perspektif
diantara bangunan-bangunan pencakar langit disekitarnya.
Bangunan ini memberikan kesan tersendiri baik dalam ide,
keindahan secara detail maupun keserasian dengan
lingkungannya. Bangunan juga dirancang dengan
pertimbangan yang sangat mendalam untuk skala tubuh
manusia, pemanfaatan sains untuk kenyamanan dan struktur
yang inovatif. Arsitek perancangnya, Renzo Piano
berpendapat bahwa arsitektur bukan hanya menggabungkan,
memotong, menambah atau mengubah bentukan-bentukan
menjadi satu bentuk baru, tetapi arsitektur sebaiknya
memberikan kontribusi khusus dalam jiwa sebuah bangunan
khususnya dan secara umum terhadap lingkungan di
sekitarnya.
Bangunan ini dikategorikan ke dalam bangunan
Neomodern karena memiliki konsep yang spesifik, juga
mempertimbangkan sains dan strukturnya dan bentukan yang
terjadi juga merupakan penggabungan.
Konsep desain
Cahaya, tekstur, dan warna merupakan cirikhas dari
karyanya , karena dapat menyajikan kualitas tiga
dimensi dari permukaan datar.
Alam setiap karya mempunyai komponen topografi yang
harus dipelajari secara detail termasuk sejarah,
geografi, geologi, dan iklim.
Bentuk : bentuk atap yang melengkung terlihat
seperti shell
Ruang : ruang terbentuk dari volume, tinggi dan
rendah, kompresi dan ekspansi, tenang dan tekanan
bidang horizontal dan bidang yang di bengkokkan.
4. ARATA ISOZAKI
Arata Isozaki lahir di Oita, Kyushu-Jepang pada tahun
1931. isozaki belajar di Universitas Tokyo dibawah
bimbingan Kenso Tange. Yang kemudian dia mampu
mensejajarkan dirinya dengan Tange, dan dikemudian hari
Isozaki menjadi pengganti Tange menjadi seorang penulis
dan teoritikus.
Arata Isozaki telah banyak menghasilkan karya yang
berada di berbagai penjuru dunia, bangunan yang telah
dibangunnya antara lain berupa museum, kuil, auditorium,
dan kantor pusat perusahaan-perusahaan dunia.
Beberapa karya Isozaki yaitu :
1. Fujiami Country Clubhouse, di Oita- Jepang
(1973-1974)
2. Yano House, di Kawasaki- Jepang (1978)
3. MOCA [The Mouseum Of Contemporary Art], di Los
Angeles (1981-1986)
4. Team Disney Building, di Florida (1989-1990)
5. Gunma Museum of Fine Art, di Takasaki- Jepang
(1971-1974)
6. Shukosa Building, di Fukuoka- Jepang (1974-1975)
2. YANO HAUSE
Rumah yang berada di Kawasaki- Jepang ini sebenarnya
merupakan 2 buah bangunan, yaitu rumah/ tempat tinggal
dan sebuah klinik. Bangunan yang dibangun tahun 1975 ini
menggunakan konstruksi beton. Isozaki, dalam bangunan ini
mengkontradiksi bentuk denah yang rumit, ditampilkan
dengan bentuk tampak yang sederhana. Kerumitan bentuk
denah karena adanya kolom-kolom sebagai elemen struktural
pendukung yang tetap di ekspose.
Bangunan ini disesuaikan dengan keadaan iklim sekitar,
yang rata-rata beriklim kering dan sub tropis, dengan
banyaknya bukaan yang lebar. Bukaan tersebut selain
menyesuaikan dengan keadaan cuaca, juga untuk membawa
alam masuk kedalam bangunan.
3. MOCA [The Mouseum Of Contemporary Art]
Jam Matahari
5. PETER EISENMAN
House X
juga dijadikan aksis dalam bangunan tersebut. Menjadikan
House X sebagai bentuk yang saling bertentangan, terlihat
jelas bentuk-bentuk seprti hadir-tidak hadir.
Arsitektur sebagai pengendalian yang mengarah ke
komunikasi dan transportasi dibidang sosial, hal ini
diwujudkan House X dalam perannya yang dapat
mengkomunikasikan urban dengan baik secara sosial. Dari
aspek sosial tersebut, terlihat adanya elemen-elemen yang
diatur ulang secara simultan dengan cara bebas, yaitu
bentukan kotaknya.
7. DANIEL LIBESKIND
8. ZAHA HADID
Zaha Hadid, Peraih Pritzker Prize 2004
Sang Dekonstruktor
Pengaruh Malevich
Lokasi Sudut
Lahan kota yang terbatas tidaklah menjadi penghalang
Zaha Hadid dalam berkarya, hasil rancangan yang terletak
diseberang jalan dari Aronoff untuk Pusat Seni Cesar
Pelli, menuntut suatu sudut bangunan yang diolah agar
lebih menarik dan seolah terlihat volume mengapung serta
gelas/kaca yang membungkus di sekitar medan tersebut.
Galeri terlihat kokoh dengan empat lantai yang tinggi
berfungsi sebagai kantor pada sisi selatan yang ditandai
oleh dinding tabir gelas/kaca yang biru.
Sisi Timur