Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN

KESEHATAN PERORANGAN
PUSKESMAS PADANG KANDIS
KECAMATAN GUGUAK
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukanlah hal yang


baru.Pada tahun (1820-1910) Frorence nightingale seorang perawat dari ingris
menekankan pada aspek-aspek keperawatan pada peningkatan mutu
pelayanan.Salah satu ajaranya yang terkenal sampai sekarang adalah” hospital
should do the patient no harn”, puskesmas jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Di amerika serikat upaya peningkatan mutu pelayanan medik dimulai oleh
ahli bedah Dr.E.A.Codman dari Boston dalam tahun 1917. Dr.E.A Codman dan
beberapa ahli bedah lain kecewa cdengan hasil operasi yang sering kali buruk,
karena seringnya terjadi penyulit. Mereka berkesimpulan bahwa penyulik itu
terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di puskesmas. Untuk itu perlu
ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan
pembedahan. Ini adalah upaya pertama yang berusaha mengidentifikasi masalah
klinis, dan kemudian mencari jalan keluarnya.
Di Indonesia langkah awal yang sangat mendasar dan terarah yang telah
dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka peningkatan mutu yaitu
penetapan akreditasi Puskesmas.
Puskesmas Padang Kandis merupakan suatu Puskesmas yang terletak di Jalan
Raya Padang Kandis, Jorong Padang Kandis kenagarian Tujuah Koto Talago,
Kecamatan Guguak yang memiliki “Visi Puskesmas Terwujudnya Puskesmas
dengan Pelayanan prima menuju masyarakat Kecamatan Guguak Sehat”
sedangkan Misi Puskesmas, Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang
berwawasan kesehatan, Meningkatkan Mutu Pelayanan ke masyarakat,
Meningkatkan kinerja Petugas, Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, Dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Dengan memiliki visi dan misi tersebut Puskesmas Padang Kandis
berkomitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi yang
berorientasi pada keselamatan pasien dan salah satu caranya melalui implementasi
standar akreditasi puskesmas dalam standar akreditasi agar puskesmas
malakukakan indikator mutu klinis, manajerial, melakukan penyusunan standar
pelayanan operasional, melakukan monitoring pelaporan insiden dan melakukan
pengkajian proaktif untuk meningkatkan keselamatan pasien, oleh karena itu
dalam program peningkatan mutu dan kinerja puskesmas padang kandis di
fokuskan pada area-area tersebut.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
atau pasien sesuai dengan Motto puskesmas padang kandis “ Basamo kito
sehatkan Tujuah Koto Talago” unyuk mewujudkan moto tersebutpuskesmas
padang kandis menetapkan tata nilai yaitu “GANEPO”
G : Giat Bekerja
A : Aman Pelayanannya
N : Nyaman Lingkungannya
E : Elok Petugasnya
P : Prilaku Mulia
O : Optimis Bekerja
Dalam mencapai pelayanan yang sesuai dengan Motto tersebut Puskesmas
Padang Kandis menetapkan strategi utama bagi organisasi kesehatan terutama
Puskesmas Padang Kandis, untuk agar tetap eksis di tengah persaingan global
yang semakin kuat.salah satu stategi yang paling tepat dalam mengantisipasi
adanya persaingan terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi
pada prosespelayanan mutu dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
keinginan pelanggan atau pasien.Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi
pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan dan
banyaknya pengunjung pasien ke puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan
pelayanan kesehatan dan kepuasan pelangan yang diperoleh berdasarkan
pengalaman sebelumnya.Penilaian keberhasilan puskesmas dapat dilakukan oleh
internal organisasi puskesmas yaitu berupa penilaian kinerja puskesmas mencakup
manajemen sumber daya tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem informasi
manajemen puskesmas
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan, maka perlu
dilaksanakan penilaian oleh pihak eksternal dengan mengunakan standar yang
telah ditetapkan melalui mekanisme akreditasi.
Akreditasi puskesmas adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
pada puskesmas, karena telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.Adapun
tujuan akreditasi puskesmas adalah meningatkan mutu pelayanan kesehatan
promotif, preventif dan upaya pelayanan klinis dasar sehingga kebutuhan
masyarakat Indonesia tentang kesehatan terpenuhi

B. TUJUAN
Meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan melalui upaya peningkatan
mutu pelayanan puskesmas padang kandis secara efektif dan efisien agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal.
C. SASARAN
1. Menetapakan indikator mutu klinis, mutu manajerial dan mutu
UKM ditetapkan sesuai dengan kesepakatan
2. Monitoring mutu klinis, mutu manajerial dan mutu UKM,
monitoring dilakukan oleh tim majemen mutu
3. Monitoring kepatuhan terhadap SOP dilaksanakan oileh tim Audit
internal
4. Monitoring pelaporan insiden semua indisen ( KPC, KNC,KTD)
5. Pelatihan staf
Seluruh staf dilatih Manajemen Pertolongan Pertama Pada Pasien
Gawat Darurat,CTPS dan penggunaan APAR

D. RUANG LINGKUP
Program peningkatan mutu dan kinerja puskesmas dalam pedoman ini
meliputi segala kegiatan dan tindakan yang berhubungan dengan
Puskesmas Padang Kandis.
Kegiatan meliputi
a. Menetapkan Indikator Mutu Klinis Puskesmas
b. Menetapkan Indikator Mutu Manajerial Puskesmas
c. Menetapkan Indikator Mutu UKM Puskesmas
d. Menetapkan Indikator Mutu sasaran keselamatan pasien puskesmas
e. Monitoring Indikator Mutu Klinis Puskesmas
f. Monitoring Indikator Mutu Manajerial Puskesmas
g. Monitoring Indikator Mutu UKM Puskesmas
h. Monitoring Indikator Mutu sasaran keselamatan pasien puskesmas
i. Monitoring pelaporan insiden
j. Melakukan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
k. Melakukan pelatihan Audit Internal
l. Pelatihan Manajemen Pertolongan Pertama Pada Pasien Gawat
Darurat,CTPS dan Penggunaan APAR

E. BATASAN OPERASIONAL PELAYANAN UNIT KERJA


Untuk tercapainya Visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat,
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya Kesehatan
Masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang ditujukan
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan
dan keluarga, sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu
kelompok dan masyarakat.
Batasan operasional untuk pelayanan kesehatan perorangan meliputi :
1. Pendaftaran pasien
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan
urutan pelayanan dan memudahkan pendapatan informasi rekam
medis bagi seluruh fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas.
Pendaftaran dari persiapan, kedatangan pasien sampai dengan
pengiriman kartu rekam medis ke masing-masing unit
pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis
ketempat semula.
2. Pelayanan klinis
Pelayanan klinis adalah pelayanan perorangan yang dilakukan
untuk pasien dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai
dengan masalah kesehatan klien. Kegiatan pelayanan klinis dimulai
dari anamnesa sampai dengan tindakan dan atau pengobatan yang
sesuai dengan diagnosanya.
Pelayanan klinis meliputi :
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
3. Pelayanan laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan penunjang
yang membantu penegakan diagnosa suatu penyakit. Kegiatan
pelayan laboratorium dilaksanakan dimulai dari permintaan
pemeriksaan sampai diperoleh hasil laboratorium.Permintaan
pemeriksaan berasal dari rujukan internal maupun eksternal.
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
a. Pemeriksaan Protein Urine
b. Pemeriksaan Kolesterol
c. Pemeriksaan Gula darah
d. Pemeriksaan Asam Urat
e. Pemeriksaan HB
f. Pembuatan Slide TB
4. Pelayanan kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya
(SDM,sarana dan prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinis
(penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi
obat dan pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan
tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tata laksana yang
sesuaii dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di luar gedung berupa pendekatan
promotif,preventif.Kegiatan upaya meliputi:
1. Upaya KIA
Upaya KIA adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeriksaan ibu hamil,ibu
bersalin,ibu nifas,bayi dan anak balita serta anak
prasekolah.Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat
dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P)
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular yaitu upaya pelayanan kesehatan puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penularan penyakit
menular/infeksi,untuk melindungi masyarakat dari tertularnya
penyakit,menurunkan jumlah yang sakit,cacat dan/atau
meninggal dunia,serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi
akibat penyakit menular.
3. Upaya kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan
lingkungan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi
dasar,pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
peningkatan peran serta masyarakat.Untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat,baik fisik,kimia,biologi
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4. Upaya promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang
berfokus pada pelayanan preventif dan promotif kepada
masyarakat.Kegiatannya meliputi penyuluhan kesehatan dan
pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Diantara
kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga
kesehatan,kerja sama lintas sektor dan upaya dalam
merumuskan kebijakan bersama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
5. Upaya perbaikan gizi masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu upaya
pokok puskesmas yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi,penanggulangan Kurang Energi
Protein,anemia gizi besi,Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY),kurang vitamin A,keadaan zat gizi
lebih,peningkatan surveilans gizi,dan pemberdayaan usaha
perbaikan gizi keluarga / masyarakat.
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat.Kegiatan upaya
dilaksanakan mulai dari perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi
(Plan : rencana ; Do : melaksanakan ;Check : analisa hasil ;
Action : perubahan/perbaikan)

F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.374/Menkes/SK/V/2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional.
BAB II
STANDAR SUMBER DAYA
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia kesehatan (SDM kesehatan) merupakan tatanan
yang menghimpun berbagai upaya perencanaan.Pendidikan dan pelatihan serta
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.Yang dimaksud dengan
kualifikasi SDM, sama halnya dengan job sertifikasi yaitu minimal
golongan/jabatan,masa kerja minimal,pendidikan minimal,pengalaman kerja,nilai
performance (kinerjanya) dan standar kompetensi
Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan kualitas atau mutu antara lain dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah (PP) No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.Dalam PP ini
antara lain dinyatakan :
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan (pasal
3) ; dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (pasal 21).
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan.Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal
jumlah,sebaran,mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.Untuk
Puskesmas Padang Kandis,kualifikasi sumber daya manusia sudah sesuai
walaupun masih ada beberapa tenaga yang belum melanjutkan ke jenjang
yang diharapkan,namun masih akan terus diupayakan agar semua tenaga
mencapai kualitas seperti yang diharapkan.
No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter Umum 1 orang

2 Dokter Gigi 1 orang

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang

4 Sarjana Keperawatan (Skep) 1 orang

5 Akademi Perawat (Akper) 3 orang

6 SPK 1 orang

7 Akademi Gizi (AKZI)/SP 2 orang

8 Perawat Gigi DIII 1 orang

9 Bidan DIV 1 orang

10 Bidan DIII 9 orang

11 Sanitasi 1 orang

12 Asisten Apoteker 1 orang

13 Petugas Kebersihan 3 orang

Tabel 1. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Padang Kandis


Puskesmas Padang Kandis buka pelayanan setiap hari kerja yaitu : Senin
sampai Sabtu

No. Jenis Pelayanan Waktu Keterangan


1 Pelayanan umum dan 08.00-12.00 WIB Jadwal pelayanan
pelayanan tindakan rawat jalan khusus
2 Pelayanan gigi 08.00-12.00 WIB hari jumat sampai
jam 10.30 WIB dan
3 Pelayanan MTBS dan 08.00-12.00 WIB
hari sabtu sampai
Tumbuh Kembang
jam 11.00 WIB
4 Pelayanan KIA/KB 08.00-12.00 WIB

5 Pelayanan konsultasi 08.00-12.00 WIB


(gizi,Kesehatan
limgkungan,berhenti
merokok,lansia)
6 Pelayanan laboratorium 08.00-12.00 WIB

7 Pelayanan farmasi 08.00-12.00 WIB

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Puskesmas Padang Kandis


B. Standar Fasilitas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengupayakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.Dalam melaksanakan
tugasnya,puskesmas menyelenggarakan dua fungsi yaitu pennyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaa Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.Puskesmas Padang Kandis merupakan salah satu
puskesmas yang berada di kawasan pedesaan.Adapun pola struktur organisasi
puskesmas yang dapat dijadikan acuan di puskesmas di kawasan pedesaan adalah
sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana,memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat,masa kerja di puskesmas minimal 2 (dua) tahun dan
telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas
2. Kasubag Tata Usaha,membawahi beberapa kegiatan diantaranya sistem
informasi puskesmas, kepegawaian, rumah tangga dan keuangan
3. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahi :
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggung jawab UKM pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan puskesmas antara lain :
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. Pelayanan kesehatan olahraga
e. Pelayanan kesehatan indera
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggung jawab UKP,kefarmasian dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan yaitu :
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan kefarmasian
g. Pelayanan laboratorium
6. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan yang membawahi :
a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
c. Bidan desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

A. JENIS-JENIS PELAYANAN

NO Jenis – jenis Pelayanan Hari / Waktu Jam

1. Pelayanan Dalam Gedung


 Klinik Pengobatan
Umum Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Klinik Gigi Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Klinik IBU-KB Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Klinik Konsultasi Gizi Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Ruang Anak Senin – Sabtu 08.00 –
13.30
 Klinik Sanitasi Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Laboratorium Senin – Sabtu 08.00 –
12.00
 Imunisasi Setiap Sabtu 08.00 –
12.00
 Pojok TB Paru Setiap Sabtu 08.00 –
12.00

B. TATALAKSANA PELAYANAN
Tata laksana pelayanan di Puskesmas Padang Kandis diawali di loket
pendaftaran,dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.
1. Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas)
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu kunjungan Puskesmas
Padang Kandis
2. Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke puskesmas)
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) atau kartu identitas lainnya (KTP/SIM)
3. Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke ruang
tindakan untuk mendapatkan penanganan.Salah satu anggota keluarga atau
yang mengantarkan pasien dapat mengurus pendaftaran
4. Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti kepesertaan

Petugas pendaftaran mengambil rekam medis berdasarkan identitas


pasien.Bagi pasien umum ( tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan rekam
medis, pasien diminta menunggu di depan ruang pelayanan yang dituju (RP
umum,RP gigi,KIA/KB,MTBS,Imunisasi,klinik IMS,pemeriksaan IVA) untuk
mendapatkan pelayanan.Bagi pasien umum dengan tindakan,maka pasien wajib
membayar retribusi tindakan sesuai Perda yang berlaku ke kasir.
1. Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang
diagnostik,maka pasien diberikan permintaan ke laboratorium. Setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang,pasien kembali ke unit pelayanan
sebelumnya untuk mendapatkan resep sesuai dengan diagnosis penyakit
2. Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien
diberikan rujukan internal ke unit pelayanan terkait
3. Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke
rumah sakit, maka pasien diberikan rujukan eksternal ke rumah sakit yang
dituju
4. Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal, maka
pasien mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat
BAB IV
LOGISTIK

Manajemen logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses
mengenai perencanaan,penentuan kebutuhan,pengadaan,penyimpanan,pemeliharaan serta
penghapusan material atau alat-alat kesehatan.Tujuan dari manajemen logistik adalah
tersedianya bahan saat dibutuhkan,baik mengenai jenis,jumlah maupun kualitas yang
dibutuhka secara efisien.Dengan demikian manajemen logistik dapat dipahami sebagai proses
penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial untuk
dimanfaatkan,untuk operasional secara efektif dan efisien.Oleh karena itu untuk menilai
apakah pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi
keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia,berapa kali frekuensinya,berapa
banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan berapa lama hal itu terjadi.Berapa
banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi.
Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan:
A. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar kebutuhan
bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu,biasanya untuk satu
tahun.Ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan obat
yaitu:
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu:
a. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode
b. Jumlah pembelian pada periode waktu
c. Jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode
d. Membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik,dikaitkan
dengan kinerja yang dicapai
e. Membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik,misalnya
frekuensi barang yang diminta “habis” atau tidak ada
persediaam,jumlah barang yang menumpuk,serta penyebab terjadinya
keadaan tersebut
2. Dengan melihat program kerja yang akan datang
a. Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana
kegiatan pada periode waktu yang akan datang,yang berorientasi
kepada program pelayanan,pola penyakit,target kinerja pelayanan
b. Memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisasi
bahan,ataupun kebijakan dalam pengadaan (untuk obat misalnya ada
formularium,untuk pengadaan di Puskesmas)
c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal
baik meliputi jenis,jumlah maupun spesifikasi logistik
d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang

B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan (dapat
berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang
terbaru),sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaan bahan logistik
tersebut.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan baik melalui prosedur:
1. Pembelian
2. Produksi sendiri maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidka mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan di gudang farmasi kabupaten
berdasarkan usulan kebutuhan obat dari puskesmas.
D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan barang,yang
sebenarnya juga mempunyai peran strategi.Secara garis besar yang harus dicek
kebenarannya adalah :
1. Kesesuaian dengan jenis,jumlah dan spesifikasi bahan srta waktu penyerahan
barang terhadap surat pesan (SP),surat perintah kerja (SPK) atau purchase
order (PO)
2. Kondisi fisik bahan,apakah tidak ada perubahan warna,kemasan,bau,noda dan
sebagainya yang mengindikasikan tingkat kualitas bahan
3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO
Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan (BAP)
barang.Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada beberapa jenis
barang logistik,yang biasanya tidak langsung disimpan di gudang,akan tetapi
diberikan langsung kepada pengguna.Yang penting adalah bahwa mekanisme ini haus
diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal Check (saling uji secara otomatis)
yang memadai yang ditetapkan oleh yang berwenang (pimpinan)
Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi.Beberapa
keuntungan melakukan fungsi penyimpanan adalah:
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif karena sering terjadi kesulitan
memperkirakan kebutuhan secara akurat
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya,serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga bahan
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap pakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian
Ada beberapa teori tentang pengendalian persediaan logistik namun dalam
penerapannya harus hati-hati,misalnya saja untuk menerapkan teori pengendalian
persediaan ada beberapa syarat antara lain :
1. Kebutuhan bahan dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti
2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin
3. Sistem informas logistik yang terintegrasi dalam sistem informasi manajemen
memadai
4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan konsekuen
5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat
6. Sistem reward dan punishment yang konsisten dan konsekuen
7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai
8. Anggaran yang cukup
Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di Puskesmas adalah
dengan memperhatikan sifat barang/obat,apakah termasuk barang vital,esensial atau normal
(VEN system),digabungkan dengan apakah barang tersebut termasuk fast atau slow
moving.Kombinasi kedua metode ini selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan
atau penggunaannya akan diketahui rata-rata penggunaan perbulan dan juga fluktuasi
permintaannya.Dari perhitungan itu secara empiris dapat ditentukan berapa besar jumlah :
1. Persediaan minimal/jenis perbulan
2. Persediaan maksimal/jenis barang perbulan
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)
Untuk menghitung ini,yang perlu diperhatikan adalah berapa lama (durasi) waktu
penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/suplier sampai barang diterima oleh puskesmas
(ini disebut Lead Time) dan berapa kebutuhan barang selama periode tersebut.
Dalam penyimpanan dikenal ada system first in first out (FIFO).Khusus di Puskesmas
seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO),mana yang mempunyai
masa kadaluarsa pendek/singkat harus dikeluarkan terlebih dahulu,tidak tergantung kapan
diterimanya digudang.

E. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan.Oleh karena itu harus
ditetapkan prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik,meliputi :
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan,baik mengenai jumlah,spesifikasi maupun
penyerahannya.Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggung jawab bendahara barang atas
bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang
berlaku,penghapusan barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk di daur ulang
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :


1. Pemusnahan yaitu dibakar atau dipendam/ditanam
2. Dijual/dilelang.Untuk instansi pemerintah,hasil penjualan atau pelelangan harus
disetor ke kas negara
Setelah penghapusan dilaksanakan,maka dibuat berita acara penghapusan,yang
tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.
BAB V
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau


pasien.Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan,maupun penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Kepuasan pasien merupakan salah
satu indikator kualitas pelayanan.Dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas
dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.Namun
ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,sebaran,mutu dan
kualifikasi,sistem pengembangan karir,dan kesejahteraan tenaga pelaksana
pelayanan.Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas
pelayanan,yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan
pelaksanaan pelayanan yang tidak bisa menyesuaikan
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,manajemen
resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan.Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana
dan pengendalian mutu pelayanan puskesmas,agar puskesmas dapat menjalankan fungsinya
secara optimal perlu dikelola dengan baik,baik kinerja pelayanan,proses pelayanan maupun
sumber daya yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai