Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fajri

NIM : 030450055
UPBJJ : Banda Aceh
Tuton : Kriminologi

Tugas 2

1. Upaya yang menjelaskan kejahatan selalu diwarnai oleh arus pemikiran besar yang ada di
zamannya. Artinya, dalam konteks ruang dan waktu memberi penjelasan yang mungkin
berbeda. Dalam studi Kriminologi dikenal dua penjelasan dasar tentang kejahatan.
Jelaskan mengenai keduanya.
2. Upaya mencari sebab-musabab kejahatan pada akhirnya sampai pada pencarian melalui
metode ilmiah. Upaya ilmiah ini menghasilkan penjelasan yang berbeda-beda, di mana
kepentingan praktis dikelompokkan dalam beberapa tipologi ajaran tentang sebab-
musabab kejahatan. Sebutkan salah satu tipologi yang dimaksud dan berikan penjelasan
singkat tentang masing-masing tipologi itu.

JAWABAN

1. Menurut penulis Kejahatan dilihat dari sudut pandang pendekatan legal diartikan sebagai
suatu perbuatan yang melanggar hukum pidana atau Undang-undang yang berlaku di
masyarakat. Pada hakikatnya, suatu perbuatan yang melanggar hukum pidana atau
Undang-undang yang berlaku dalam suatu masyarakat adalah suatu perbuatan yang
sangat merugikan masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa literature
kejahatan ini bias dinilai dari dua sudut pandang yaitu pandangan secara yuridis yaitu
perbuatan yang dilarang dan dapat dijatuhkan hukuman berdasarkan undang undang, dan
yang kedua yaitu kejahatan dari sudut pandang sosiologis yaitu perbuatan yang
menunjukkan gejala terhadap situasi tertentu yang dapat diterima baik oleh masyarakat.
Dengan dilanggarnya fondasi ketertiban masyarakat tersebut maka tentunya perbuatan
tersebut adalah jahat. Pernyataan bahwa tidak akan ada kejahatan apabila tidak ada
hukum (undang-undang) pidana dan bahwa kita akan dapat menghilangkan seluruh
kejahatan hanya dengan menghapuskan semua hukum (undang-undang) pidana adalah
logomachy. Memang benar bahwa andaikata undang-undang terhadap pencurian ditarik
kembali, maka mencuri itu tidak akan merupakan kejahatan, meskipun ia bersifat
menyerang atau merugikan dan masyarakat umum akan memberikan reaksi terhadapnya.
2. Differential Aseseorangciation Theory, tokohnya adalah Sutherland , yang menyatakan
bahwa perilaku criminal dipelajari melalui asosiasi yang dilakukan dengan individu yang
melanggar normanorma masyarakat termasuk norma hukum. Proses mempelajari tadi
meliputi tidak hanya teknik kejahatan sesungguhnya, namun juga motif, dorongan, sikap
dan rasionalisasi yang nyaman yang memuaskan bagi dilakukannya perbuatan-perbuatan
anti sosial. Teori asosiasi differensial Sutherland mengenai kejahatan menegaskan
bahwa perilaku kriminal dipelajari melalui interaksi dengan orang lain melalui suatu
proses komunikasi. Bagian penting dari pembelajaran perilaku kriminal terjadi dalam
kelompok personal yang akrab. Proses belajar dalam mempelajari perilaku kriminal,
teknik melakukan kejahatan dan arah spesifik dari motif, keinginan, rasionalisasi, dan
sikap

Anda mungkin juga menyukai