Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYULUHAN GIZI SEIMBANG

A. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi, juga
merupakan karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya. Promosi kesehatan sangat efektif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan tersebut. Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai
peranan sangat dominan dalam peningkatan kualitas kesehatan.
Masalah perilaku menyangkut kebiasaan, budaya, dan masalah-masalah
lain yang tidak mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan kesadaran
dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, perlunya pengembangan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, dan untuk itu diperlukan
peningkatan upaya promosi kesehatan. Sementara itu Promosi Kesehatan
telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan, sehingga perlu digarap
secara sungguh-sungguh dengan dukungan sumber daya yang memadai.
Sementara itu Peraturan dan perundangan yang ada memberikan landasan
hukum yang cukup kuat terhadap penyelenggaraan promosi kesehatan.
Pendidikan gizi atau penyuluhan gizi merupakan kegiatan pelayanan gizi
yang bersifat promotif dan preventif. Pendidikan/penyuluhan Gizi adalah
serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilaku positif sasaran dan lingkungannya terhadap
upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok
atau golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah
pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
melaksanakan pendidikan/penyuluhan gizi harus berkoordinasi dengan tenaga
promosi kesehatan sehingga kegiatan pendidikan gizi berjalan lancar.
B. LATAR BELAKANG
Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun
1955. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang
telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi
serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Tahun 1990 an kita sudah punya
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Lebih dari 15 tahun lalu Pedoman
Gizi Seimbang telah dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat,
namun masih banyak masalah dan kendala dalam sosialisasi Gizi Seimbang
sehingga harapan untuk merubah perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi
seimbang belum sepenuhya tercapai. Konsumsi pangan belum seimbang baik
kuantitas maupun kualitasnya, dan perilaku hidup bersih dan sehat belum
memadai. Memperhatikan hal diatas telah tersusun Pedoman Gizi Seimbang
yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 lalu telah diselenggarakan workshop
untuk mendapat masukan dari para pakar pemerintah serta non pemerintah,
lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi.
Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman-
pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip
yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu 1). Mengonsumsi
makanan beragam, tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung
semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru
lahir sampai berusia 6 bulan; 2). Membiasakan perilaku hidup bersih, perilaku
hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang; 3) Melakukan
aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan
pemasukan zat gizi kedalam tubuh; 4) Mempertahankan dan memantau Berat
Badan (BB) dalam batas normal. Memantau BB normal merupakan hal yang
harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga
dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi
penyimpangan maka dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan
dan penanganannya.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi

D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di Puskesmas
Uwen Pantai tentang Pedoman Gizi Seimbang sehingga masyarakat
menjadi sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Uwen Pantai tentang Pedoman Gizi Seimbang
b. Informasi tentang Pedoman Gizi Seimbang dapat disosialisasikan oleh
masyarakat lain atau keluarganya sehingga dapat mengubah status gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Uwen Pantai.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyuluhan tentang gizi seimbang, meliputi :
a. Pengertian gizi seimbang
b. Faktor yang mempengaruhi gizi seimbang
c. Triguna makanan gizi seimbang
d. Manfaat pemenuhan gizi seimbang
e. Pedoman umum gizi seimbang (PUGS)

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Menyusun kerangka acuan kegiatan.
2. Mempersiapkan alat dan bahan penyuluhan.
3. Membuat surat pemberitahuan dan jadwal kegiatan.
4. Mendatangi lokasi dan berkoordinasi dengan kepala sekolah/guru.
5. Memberikan materi tentang pedoman gizi seimbang: penyuluhan di dalam
kelas dengan metode ceramah.
6. Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan.
7. Melaporkan hasil kegiatan.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan bulan Juli 2020.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan untuk dapat
segera mendeteksi jika ada masalah dalam pelaksanaan program. Evaluasi
dilaksanakan oleh pemegang program.

Uwen Pantai, 9 Juli 2019

Kepala Puskesmas Uwen Pantai

TIDORA OHOIULUN

NIP. 19610817 198512 2 006

Anda mungkin juga menyukai