Anda di halaman 1dari 2

Tugas Promosi Kesehatan (Promkes)

Nisfi Rinda Anggraini AKA16017

“Dampak mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang mengandung zat pewarna dan
Pemanis sintetis pada pertumbuhan anak”

Dewasa ini, kita sering menjumpai banyak variasi dan inovasi pada bidang kuliner tak
terkecuali kuliner-kuliner yang berada pada pinggir jalan atau yang biasa di jual di sekolah-
sekolah, seperti halnya di sebuah sekolah dasar SD yang berada di daerah lumajang. Pedagang
baik minuman maupun makanan yang seolah hafal betul dengan jam kepulangan siswa-siswi
sekolah dasar tersebut, mulai tampak berjejer rapi bahkan sebelum jam pulang. Hal ini menjadi
wajar, namun karena sasarannya anak-anak dibutuhkan strategi marketing yang bagus, contoh
gampangnya mengutamakan penampilan fisik jajanan tersebut dengan warna-warna yang
mencolok dan juga rasa yang enak (Manis). Kita tahu bahwa pewarna alami tidak mampu
memberikan warna yang mecolok dan bagus seperti halnya pewarna sintetis, begitu halnya
Pemanis alami (gula tebu/gula merah) mungkin dibutuhkan lebih banyak daripada pemberian
Pemanis Buatan (Sakarin, siklamat, Aspartam), selain itu harganya yang jauh lebih murah
pemanis buatan tersebut ketimbang pemanis alami. Pada penelitian yang telah dilakukan dengan
mengambil sampel baik jajanan dan minuman yang dijual di depan SD didaerah Lumajang,
terdapat 4 sampel minuman dan 3 sampel makanan, dari hasil uji yang dilakukan (kromatografi
kertas saring dengan benang wol) diketahui bahwa 9 sampel tersebut positif mengandung
pewarna sintetis yaitu Rhodamin-B dan Methanyl Yellow, dan 4 sampel minuman tersebut
Positif mengandung Pemanis Buatan. Seperti yang kita tahu bahwa penambahan pewarna
maupun pemanis sintetis pada makanan tidak dibenarkan, karena dampaknya yang buruk bagi
kesehatan, pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dapat menyebabkan gagal
ginjal bahkan kanker. Seperti yang terjadi pada seorang anak di daerah Lumajang yang bernama
“Bayu” berjenis kelamin laki-laki, berusia 7 tahun, kini ia harus menjalani hari-harinya tiap
minggu untuk dilakukan cuci darah, karena terdapat masalah pada ginjalnya.

Mengambil contoh dari kasus yang diderita Bayu, siswa sekolah dasar yang berusia 7
tahun di Lumajang tersebut, setelah kita melakukan pencarian info tentang kebiasaan sehari-hari
Bayu, kita dapat mengetahui bahwa hampir setiap hari paling tidak bayu mengkonsumsi
minuman-minuman sachet yang banyak dijual di pinggir sekolah dasar, minuman sachet tersebut
kemudian di larutkan kedalam air dan diberi batu es agar menambah rasa dingin ketika di
konsumsi, hal itu yang membuat Bayu gemar untuk mengkonsumsi minuman sachet yang kita
tahu dijual sangat terjangkau bagi anak sekolah dasar yang berusia 7 tahun. Dari prilaku pola
hidup bayu yang memang sudah tidak sehat, menurut informasi bayu tidak suka melakukan
olahraga lain diluar jam mata pelajarannya di sekolah, selain itu, dia juga tidak begitu suka
mengkonsumsi air putih. Padahal kita tahu jika air putih memiliki banyak sekali manfaat untuk
kesehatan kita, namun Bayu tidak suka mengkonsumsi air putih apabila mengkonsumsi
Minuman-minuman sachet tersebut, selain itu bayu juga suka jajan dengan tambahan saus atau
bubuk rasa (balado, jagung bakar, keju dll) dengan tambahan yang lebih banyak ketimbang anak-
anak lainnya.

Dari kasus yang diderita Bayu, kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit tidak memilih
dengan siapa ia akan menyerang bahkan pada anak-anakpun ia dapat menyerang, namun pada
kasus Bayu seharusnya mengetuk hati kita untuk prihatin, karena dari penyakit yang dialaminya
kini bayu tidak bisa hidup dan beraktifitas normal layaknya teman sebayanya. Hal ini terjadi
tidak jauh dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi makanan dan
minuman dengan bahan tambahan baik gula maupun pewarna sintetis, kurangnya pemahaman
bagaimana untuk membedakan makmin (makanan dan minuman) yang mengandung pewarna
dan pemanis buatan, serta pola hidup yang didasari prilaku yang kurang sehat. Untuk itu, saran
saya sebagai penulis memberikan solusi untuk diberikan penyuluhan di tiap-tiap sekolah dasar,
terutama penyuluhan bagi anak-anak dan guru, supaya mereka menjadi paham dan lebih berhati-
hati dikemudian hari. memberikan tentang bahayanya pewarna dan pemanis buatan jika kita
konsumsi berlebihan, juga bagaimana mengetahui adanya kandungan tersebut (mungkin bisa
sekalian didemokan dengan alat peraga dan meminta peserta penyuluhan ikut mencoba menguji)
hal itu bertujuan agar peserta penyuluhan terutama anak-anak agar informasi yang disampaikan
mudah diserap dan diingat ketimbang penyuluhan yang hanya omongn-omongan dan gambar
saja. Selain itu, di penyuluhan itu, kita memberikan gambaran-gambaran dengan menerapkan
pola hidup sehat, dengan rajin berolahraga dan konsumsi air putih yang cukup (ini bisa
dipraktekan dengan video olahraga simpel dan video tentang manfaat mengkonsumsi air
mineral) hal itu tentu akan menambah rasa tertarik anak-anak diusia sekolah Dasar. Hal ini tentu
dilakukan supaya tidak ada Bayu-Bayu lagi di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai