Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis ritel di Indonesia saat ini pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini

karena hasilnya sangat menjanjikan tidak hanya bagi produsen lokal namun juga

produsen asing. Data dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

menunjukkan bahwa pertumbuhan industri ritel sampai akhir tahun 2017 telah

mencapai 12,3 persen. (www.aprindo.org).

Secara umum bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua (2)

kelompok, yakni Ritel Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern merupakan

pengembangan dari ritel tradisional. Ritel modern ini muncul dan berkembang

seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yaitu

saat ini masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam berbelanja. Aktifitas

dan kesibukan masyarakat sekarang ini membuat kebutuhan akan layanan

berbelanja semakin meningkat. Peluang-peluang seperti inilah yang ditangkap oleh

ritel modern (www.aprindo.org).

Ritel modern pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1962, yaitu

berdirinya Toserba (Toko Serba Ada) Sarinah. Pada era 1970 sampai dengan 1980-

an, bentuk bisnis ini terus berkembang. Awal dekade 1990-an ritel asing mulai

masuk ke Indonesia, ditandainya dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang yaiyu

Sogo di Indonesia. Ritel modern kemudian berkembang pesat saat pemerintah

mengeluarkan peraturan Kepres nomor 99 tahun 1998, dimana pemerintah

mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing. Sebelum

1
2

tersebut diterbitkan, jumlah pengusaha ritel asing di Indonesia sangat dibatasi

(www.aprindo.org).

Saat ini persaingan bisnis ritel modern semakin ketat, mulai dari ritel modern

lokal hingga ritel asing raksasa yang merajai pangsa pasar Indonesia seperti

Carefour, Hypermart dan Lotte Mart dan lain-lain. Untuk dapat terus bertahan maka

meningkatkan keunggulan bersaing mutlak dilakukan oleh para pengusaha ritel.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mendorong kinerja

karyawan yang dimiliki oleh perusahaan. Kinerja karyawan yang tinggi tentunya

akan berdampak pada kestabilan perusahaan dalam proses mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dan memenangkan persaingan yang dihadapi.

Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006:378) mengemukakan bahwa

kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Lebih lanjut

Mathis dan Jackson mengemukakan kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah kuantitas dari hasil pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh

seseorang dalam waktu satu hari kerja, kualitas dari hasil pekerjaan seseorang

dengan mentaati prosedur yang ada, kehandalan dalam melakukan pekerjaan yang

diberikan, kehadiran dalam bekerja dan kesesuaian jam kerja yang menjadi tolak

ukur kedisiplinan seorang karyawan, dan kemampuan bekerja sama dengan orang

lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan. Sedangkan

menurut Hasibuan, (2007:89) kinerja karyawan dipengaruhi oleh gaji, lingkungan

kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja, disiplin kerja,

kepuasan kerja, dan motivasi.


3

Sutrisno (2009:87), menyatakan lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana

dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan

yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, lingkungan kerja ini meliputi

tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencayahaan,

ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antar karyawan. Sementara

Sudarmayanti (2007:49), mengemukakan bahwa lingkungan kerja bahwa secara

garis besar lingkungan kerja terbagi menjadi dua (2) dimensi yaitu lingkungan

kerja fisik dengan indikator tempat kerja, fasilitas kerja, ruang kerja, dan gedung

tempat kerja pegawai dan lingkungan kerja nonfisik dengan indikator hubungan

dengan atasan dan hubungan dengan rekan sekerja. Lingkungan kerja baik fisik

maupun nonfisik akan menentukan capaian kinerja seorang karyawan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Nitisemito (1992:86), lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Ini berarti para pekerja akan dapat

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik di dukung oleh lingkungan kerja yang

baik.

Kinerja karyawan selain dipengaruhi oleh lingkungan kerja, juga ditentukan

oleh disiplin kerja yang mereka miliki. Nitisemito (1992:102), mengemukakan

bahwa disiplin kerja sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sementara Sutrisno

(2009:66), mengemukakan bahwa disipiln kerja salah satunya dapat dilihat dari

seberapa tinggi setiap karyawan mematuhi semua aturan di tempat kerja, seperti

kepatuhan terhadap aturan di tempat kerja, kepatuhan terhadap jam kerja, dan
4

kepatuhan terhadap cara-cara kerja. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi disiplin

kerja setiap karyawan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.

Dengan semakin tingginya kinerja karyawan, maka pencapaian tujuan perusahaan

akan lebih mudah untuk dicapai.

Selain lingkungan kerja dan disiplin kerja, faktor lain yang juga

mempengaruhi kinerja karyawan sebagaimana dikemukan oleh Hasibuan,

(2007:12) adalah motivasi kerja. Menurut Hasibuan (2007:121), motivasi adalah

pemberian daya penggerak atau rangsangan yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mau bekerja sama, bekerja secara efektif dan terintregasi dengan

segala daya upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa motivasi adalah salah satu cara yang ditempuh oleh sebuah

perusahaan untuk mendorong karyawannya memiliki kinerja lebih tinggi. Motivasi

tersebut dapat berupa pemberian hadiah, promosi, penghargaan atau lainnya.

Motivasi itu sendiri ditujukan agar karyawan lebih bersemangat dalam

melaksanakan tugasnya demi memenuhi kebutuhan mereka sendiri, karena dengan

terpenuhinya kebutuhan karyawan, maka karyawan dapat bekerja lebih baik tanpa

harus merasa khawatir akan kekurangan kebutuhan mereka sehingga kinerja

karyawan menjadi lebih tinggi.

Penelitian ini dilakukan di Usaha Dagang (UD) Fajar Toserba Talaga, yang

merupakan salah satu cabang retail modern Fajar Group yang berlokasi di

Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. UD Fajar Toserba Talaga secara umum

sama dengan retail modern lainnya yang juga menjual makanan, minuman, pakaian

dan alat-alat rumah tangga lainnya. Jumlah karyawan UD Fajar Toserba Talaga
5

sampai tahun 2018 seluruhnya berjumlah 53 orang. (Bag.Administrasi UD Fajar

Toserba Talaga, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Administrasi UD.Fajar Toserba

Talaga, diperoleh informasi yang menunjukkan bahwa tingkat kehadiran karyawan

mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir pada tahun 2018. Berikut

disajikan data kehadiran karyawan UD. Fajar Toserba Talaga pada tabel 1.1

dibawah ini :

Tabel 1.1
Kehadiran Karyawan UD. Fajar Toserba Talaga,
Periode April – Oktober Tahun 2018
Tanpa Prosentase
Hadir Sakit Jumlah
No Bulan Keterangan (%)
(Org) (Org) (Org)
(Org) Kehadiran
1 April 46 7 0 53 86,79
2 Mei 43 8 2 53 81,13
3 Juni 51 2 0 53 96,23
4 Juli 52 0 1 53 98,11
5 Agustus 49 3 1 53 92,45
6 September 44 6 3 53 83,02
7 Oktober 41 5 7 53 77,36
Rata-Rata 47 4 2 87,87
Terendah 41 0 0 77,36
Tertinggi 52 8 7 98,11
Sumber : Bag. Administrasi UD.Fajar Toserba Talaga (2018) data diolah sendiri.

Pada tabel 1.1 tersebut diatas, dapat dilihat bahwa selama periode April –

Oktober tahun 2018. Kehadiran karyawan sebagai salah satu indikator kinerja, rata-

rata mencapai 47 orang (87,87%), dengan jumlah kehadiran paling rendah pada

bulan Oktober sebanyak 41 orang (77,36%), dan jumlah kehadiran paling tinggi

pada bulan Juli sebanyak 52 orang (98,11%). Tidak terpenuhinya kehadiran

karyawan 100% pada UD.Fajar Toserba Talaga lebih banyak disebabkan karena
6

alasan sakit dibandingkan tanpa keterangan. Pada tabel 1.1 tersebut, dapat dilihat

bahwa rata-rata karyawan yang tidak hadir ditempat kerja karena alasan sakit pada

periode yang sama setiap bulannya mencapai 4 orang, sementara yang tanpa

keterangan sebanyak 2 orang. Banyaknya karyawan yang tidak hadir ditempat kerja

karena alasan sakit terjadi pada bulan Mei yaitu sebanyak 8 orang, dan yang tanpa

keterangan paling banyak 7 orang pada bulan Oktober.

Pada tabel 1.1 diatas, jika diamati teradapat kecenderungan menurunnya

jumlah kehadiran karyawan yaitu bulan Agustus – Oktober 2018. Bulan Agustus

jumlah karyawan yang hadir sebanyak 49 orang (92,45%), menjadi 44 orang

(83,02%) pada September dan Oktober menjadi 41 orang (77,36%) pada Oktober

2018. Menurunnya jumlah karyawan yang hadir ditempat kerja, tentunya akan

berdampak terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Dalam hal ini, UD. Fajar

Toserba Talaga harus dapat mengatasinya dengan cara memperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan seperti lingkungan kerja, disiplin

kerja serta motivasi kerja karyawan.

Hasil pengamatan sementara penulis pada UD. Fajar Toserba Talaga,

menunjukkan bahwa lingkungan kerja karyawan secara fisik cukup memadai.

Keadaan ini dapat dilihat dari warna gedung yang cerah, berfungsinya penerangan

dan sirkulasi udara dengan baik, tidak banyak suara bising serta ruang gerak yang

luas. Namun begitu, secara non fisik beberapa karyawan masih mengeluhkan

adanya perhatian dan dukungan pimpinan yang tidak sama antar karyawan satu

dengan lainnya, juga masih rendahnya kerjasama antar unit kerja satu terhadap unit

kerja lainnya. Hal ini diungkapkan oleh salah satu karyawan yang mengatakan
7

bahwa kerjasama antar unit kerja (divisi) masih terkesan berjalan sendiri, sering

terjadi keluhan konsumen yang ditujukan pada bagian penjualan, karena ada barang

yang dijual sudah kadaluarsa dan juga harga yang tertera pada barang tidak sama

dengan harga yang tertera pada bagian penjualan. Kondisi ini terjadi karena kurang

lancarnya komunikasi antara divisi gudang dan divisi penjualan.

Selain faktor lingkungan kerja tersebut, informasi yang penulis peroleh dari

hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa karyawan UD. Fajar Toserba

Talaga, mengatakan bahwa disiplin kerja karyawan masih cukup rendah. Pada UD.

Fajar Toserba Talaga, masuk-pulang kerja adalah jam 07.30 – 21.00 WIB, namun

beberapa karyawan ada yang masuk kerja jam 8.30 - 09.00 WIB, bahkan beberapa

diantaranya pulang jam 20.00 WIB atau lebih awal dari jam kerja yang telah

ditetapkan.

Disamping disiplin yang masih cukup rendah, penulis memperoleh juga

infomasi bahwa motivasi kerja karyawan juga masih belum cukup tinggi. Beberapa

karyawan mengemukakan bahwa pihak manajemen terkesan belum banyak

memberikan motivasi kepada karyawan, misalnya dalam hal promosi jabatan.

Promosi jabatan jarang dilakukan, kalaupun ada biasanya dua (2) tahun sekali.

Sedangkan pendidikan dan pelatihan hanya diberikan pada kepala unit kerja

(divisi), namun begitu penghargaan kepada karyawan yang memiliki kinerja tinggi

tetap diberikan setiap tahunnya pada saat memperingati hari jadi UD. Fajar Toserba.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan

sumber daya manusia yang ada secara efektif dan efisien, dimana perusahaan harus
8

dapat dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik, penegakan disiplin yang

tegas serta selalu memberi motivasi kerja kepada para karyawan, dalam

melaksanakan setiap pekerjaannya. Tuntutan akan adanya sumber daya manusia

efektif dan efisien serta memiliki kinerja tinggi in berlaku bagi semua perusahaan

termasuk UD. Fajar Toserba Talaga, jika ingin bertahan dan memenangkan

persaingan bisnis saat ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja karyawan di UD. Fajar Toserba Talaga. Adapun judul penelitian ini adalah

Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin dan Motivasi Terhadap Kinerja

Karyawan UD. Fajar Toserba Talaga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraiakan diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan UD. Fajar

Toserba Talaga.

2. Bagaimana pengaruh disiplin terhadap terhadap kinerja karyawan UD. Fajar

Toserba Talaga.

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan UD. Fajar Toserba

Talaga.

4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja, disiplin dan motivasi terhadap kinerja

karyawan UD. Fajar Toserba Talaga.


9

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan UD. Fajar

Toserba Talaga.

2. Mengetahui pengaruh disiplin terhadap terhadap kinerja karyawan UD. Fajar

Toserba Talaga.

3. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan UD. Fajar Toserba

Talaga.

4. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja, disiplin dan motivasi terhadap kinerja

karyawan UD. Fajar Toserba Talaga.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi

tentang lingkungan kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja serta kinerja karyawan

UD. Fajar Toserba Talaga.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan memberikan

manfaat bagi perkembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya

tentang lingkungan kerja, disiplin kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan dalam

mendukung pengembangan bisnis.


10

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk pengembangan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan kerja, disiplin kerja,

motivasi kerja dan kinerja karyawan.

2. Bagi UD. Fajar Toserba Talaga

Sebagai bahan informasi dan masukan dalam menyusun kebijakan-kebijakan

perusahaan berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian karyawan.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan referensi dalam

melakukan pengembangan atau penelitian pada tema yang sejenis.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UD. Fajar Toserba Talaga yang beralamat di Jalan

Raya Cikijing Talaga Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga Kabupaten

Majalengka.

1.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 6 (enam) bulan mulai bulan Oktober

2018 sampai dengan Februari 2019. Adapun rencana kegiatan penelitian dapat

dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :


Tabel 1.2
Matrik Kegiatan Penelitian
2018 2019
No Kegiatan Oktober September November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Kepastian Judul
3 Studi Pustaka
4 Perijinan dan Observasi Awal
5 Penyusunan Usulan Penelitian
6 Seminar Usulan Penelitian
7 Revisi Seminar Usulan Penelitian
8 Pengumpulan dan Pengolahan Data
9 Penyusunan Draft Skripsi
10 Seminar Draft Skripsi
11 Revisi Draft Skripsi
12 Sidang Skripsi
13 Revisi Skripsi
Sumber : Data diolah sendiri (2018)

11

Anda mungkin juga menyukai