Anda di halaman 1dari 10

PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MENGATASI REAKSI SIBLING ANAK

USIA TODLER TERHADAP SAUDARA YANG SEDANG MENJALANI


HOSPITALISASI

Dagu Fidelis1, Mukaromah Siti2, Sinaga Sumiati3


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada, Jl. Kadrie
OeningNo. 77, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: fidelisdagu@gamil.com
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiayata Husada Jl. Kadrie
OeningNo. 77, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: s.mukaromah2014@gmail.com
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiayata Husada Jl. Kadrie
OeningNo. 77, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: sumiatisinaga@stikeswhs.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang : Kondisi anak sakit akan menyita perhatian juga waktu dari orang tua, hal ini akan
menimbulkan reaksi dari sibling yang berupaya untuk mendapatkan kembali perhatian dan waktu dari
orang tua yang telah lebih memprioritaskan pada saudaranya yang sakit yang disebut dengan sibling
rivalry. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih,
afeksi dan perhatian dari satu atau dari kedua orang tua, atau untuk mendapatkan pengakuan atau
suatu yang lebih. Dalam hal ini peran orang tua sangat krusial dalam mengatasi reaksi pada sibling
yang muncul untuk menghindari konflik dan masalah lain yang dapat timbul pada perkembangan
emosional dan kepribadian juga interaksi anak dimasa yang akan datang. Tujuan Penelitian :
Mendeskripsikan pengalaman orang tua dalam mengatasi reaksi sibling anak usia todler terhadap
saudara yang sedang menjalani hospitalisasi.Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan jumlah partisipan sebanyak 5 orang yang
memenuhi kriteria. Informan dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil :
Penelitian ini menghasilkan lima tema, yaitu Perubahan perilaku sibling sebagai respon terhadap
proses hospitalisasi pada saudaranya, upaya orang tua untuk mengendalikan reaksi sibling, kesulitan
orang tua dalam mengatasi reaksi sibling, cara orang tua mengatasi hambatan dan harapan orang tua
terhadap sikap sibling. Simpulan : Pengalaman orang tua sangat mempengaruhi bagaimana perilaku
sibling nantinya, baik kepada saudranya maupun kepada orang tuanya. Kemampuan orang tua dalam
memahami, merespon, dan menangani reaksi sibling akan mempengaruhi sejauh mana sibling
memberikan reaksi.

Kata Kunci : Pengalaman Orang Tua, Sibling Rivalry, Hospitalisasi

ABSTRACT

Background: The condition of sick children will also draw attention from parents, this will cause a
reaction from siblings who try to regain attention and time from parents who have prioritized their
sick siblings which is called sibling rivalry. Sibling rivalry is a competition between siblings to get
love, affection and attention from one or both parents, or to get recognition or something more. In
this case the role of parents is very crucial in overcoming reactions to sibling that arise to avoid
conflicts and other problems that can arise in the development of emotional and personality as well
as future interactions of children. Research Objective: Describe the experience of parents in
overcomingreactions of sibling toddler-age children to siblings who are undergoing
hospitalization.Method: This study used a qualitative research method with a phenomenological
approach with 5 participants fulfilling the criteria. Informants in this study were taken by purposive
sampling technique. Results: This study produced five themes, namely changes inbehavior sibling
as a response to the process of hospitalization to his siblings, parents 'efforts to controlreactions
sibling, parental difficulties in overcomingreactions sibling, the way parents overcome obstacles
and parents' expectations ofattitudes sibling. Conclusion: Parents' experience greatly influences
howbehavior sibling later, both to their siblings and to their parents. The ability of parents to
understand, respond to, and handlereactions sibling will influence the extent to which sibling
reacts.

Keywords : Parents' Experience, Sibling Rivalry, Hospitality

PENDAHULUAN Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari 5


juta anak menjalani hospitalisasi (2006
Orang tua akan selalu dihadapkan dengan
dalam Tini Ingriani, 2016). Menurut
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
Sumaryako (2008 dalam Purwandari,
ini adalah suatu hal yang tidak dapat
2009), di Indonesia, diperkirakan 35 per
dihindari dan yang penting adalah
1000 anak menjalani hospitalisasi. Selama
bagaimana cara orang tua menyikapinya
masa anak-anak sekitar 30% anak pernah
secara positif. Anggota keluarga dapat
mengalami perawatan di rumah sakit,
belajar menggunakan koping yang positif
sementara itu sekitar 5% pernah dirawat
sebagai strategi koping yang baik untuk
beberapa kali di rumah sakit menurut
dipertahankan khususnya ketika
Kzemi, Ghazimoghaddam, Besharat,
menghadapi masalah sehat-sakit dalam
Kashani (2012 dalam Winarsih2012), di
keluarga seperti hospitalisasi pada anak
Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda
(Supartini, 2004).Hospitalisasi akan
jumlah pasien anak pada tiga bulan
menimbulkan stresor pada anak yang
terakhir sejak juli hingga september 2018,
dirawat di rumah sakit seperti cemas
berjumlah 1.448 anak yang menjanali
karena perpisahan, kehilangan kendali dan
hospitalisasi.
luka pada tubuh dan rasa sakit (rasa
Hospitalisasi adalah bentuk stressor
nyeri). Dampak hospitalisasi pada anak
individu yang berlangsung selama
akan tergantung dari reaksi keluarga
individu tersebut dirawat di rumah sakit
terhadap anak yang sakit dan dirawat
(Wong, 2003 dalam Yuli Utami,
dirumah sakit khususnya dari orang tua
2014).Ketika mengalami hospitalisasi,
dan saudara kandung (sibling) (Asmadi,
anak sering kali merasa takut terhadap
2008).
orang asing dan dapat mengingat
Kondisi sakit pada anak sangat
peristiwa traumatik.Akibatnya, akan
memungkinkan membutuhkan pelayanan
terjadi hambatan dalam pengobatan dan
kesehatan di rumah sakit (RS), di
pemulihan, juga regresi dan penolakan lebih.Perubahan sikap dan perilaku
untuk makan adalah reaksi yang umum dengan kehadiran sibling rivalry yang
dilakukan anak sehingga anak akan sangat dapat ditunjukan oleh anak, antara lain
bergantung pada orang tuanya (Terry memukul bayi, mendorong bayi dari
Kyle & Susan Carman, 2014).Reaksi pangkuan ibu, menjauhkan puting susu
orang tua terhadap anaknya yang sakit dari mulut bayi, secara verbal
dan dirawat di rumah sakit berupa menginginkan bayi kembali keperut ibu,
penolakan/ketidakpercayaan mengompol lagi, kembali tergantung pada
(denial/disbelif). Hal ini terjadi terutama susu botol, bertingkah agresifArmini,
bila anak tiba-tiba sakit serius, marah atau NW. Sriasih, NGK. Marhaeni, GA
merasa bersalah atau keduanya, (2017).
ketakutan, cemas dan frustasi, dan Dampak sibling rivalry ada tiga yaitu
depresi. dampak pada diri sendiri, pada saudara
Jika peran keluarga atau rutinitas berubah kandung dan pada orang lain. Dampak
secara signifikan, saudara kandung dapat sibling rivalry pada diri sendiri yaitu
merasa cemas dan mengalami perubahan adanya tingkah laku agresif, self efficacy
kinerja sekolah atau perubahan perilaku. rendah. Dampak sibling rivalry pada
Saudara kandung dari anak yang di saudara yaitu agresi, tidak mau berbagi
hospitalisasi juga dapat mengalami dengan saudara, tidak mau membantu
ketidakamanan, penolakan, kebingungan, saudara dan mengadukan saudara. Selain
ansietas, tempramen dan bahkan regresi damapak pada diri sendiri dan dampak
untuk mendapatkan perhatian orang pada saudara, sibling rivalry juga
tua(Terry Kyle & Susan Carman, 2014). berdampak pada orang lain. Ketika pola
Keadaananak yang dihospitalisasi akan hubungan antara anak dan saudara
berdampak dan mempengaruhi respon kandugnya tidak baik, maka sering terjadi
saudara kandung dari anak yang pola hubungan yang tidak baik tersebut
menjalani hospitalisasi karena berubahnya akan dibawa anak kepada pola hubungan
rutinitas, waktu, dan sikap orang tua sosial diluar rumah (Hurlock, 1989 : 211)
(Terry Kyle & Susan Carman, 2014). dalam Putri, A.C.T., Deliana, S. M &
Sibling rivalry adalah kompetisi antara Hendriyani, R (2013).
saudara kandung untuk mendapatkan
METODE
cintakasih, afeksi dan perhatian dari satu
atau kedua orang tuanya, atau untuk Penelitian ini merupakan penelitian
mendapatkan pengakuan atau satu yang kualitatif dengan menggunakan
pendekatan fenomenologi dan yang ketika menggendong saudaranya yang
menjadi sampel dalam penelitian ini sakit, berteriak-teriak dan menangis
adalah orang tua yang memiliki anak usia dengan keras. Partisipan 1,2,3,4,dan 5
todler yang salah satu saudranya sedang juga mengatakan bahwa selain perilaku
menjalani hospitalisasi, dimana agresif sibling juga menunjukan perilaku
pengambilan sampel dilakukan dengan mencari perhatian kepada orang tua yaitu
menggunakan tehnik Purposive sampling. dengan menunjukan kecemburuan,
menjadi lebih manja, ingin selalu dekat
Tehnik pengambilan data dalam
dengan orang tuanya dan ingin digendong
penelitian ini menggunakan wawancara
pada saat orang tuanya sedang dekat
sebagai metode pengambilan data utama.
dengan saudaranya yang sedang sakit.
Selain melakukan wawancara,
“Ia ada, kalo misal kakaknya digendong
pengambilan data penelitian ini juga itu dia narikin (tangan ibu). Pokoknya
kaya dia ini sakit juga sudah rasanya
dilakukan melalui observasi. Data yang
haha.” (P1)
diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk
Tema 2: Upaya orang tua untuk
transkrip wawancara dan dilakukan proses
mengendalikan reaksi sibling.
pengolahan data mulai dari coding,
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
membuat kategori hingga membuat tema.
dilakukan kepada 5 orang partisipan
HASIL mengenai upaya orang tua untuk
Penelitian ini menghasilkan lima tema, mengendalikan sibling, partisipan 1, 2 dan
yaitu : 4 berupaya untuk memenuhi permintaan
Tema 1: Perubahan perilaku sibling sibling, partisipan 2, 4 dan 5 uga
sebagai respon terhadap proses mengatakan tetap berusaha memberikan
hospitalisasi pada saudaranya. penjelasan kepada sibling agar mau
Berdasarkan hasil wawancara yang telah memahami keadaan adiknya yang sedang
dilakukan kepada 5 orang partisipan sakit dan membutuhkan perhatian lebih
mengenai perubahan perilaku sibling dari orang tuanya, partisipan 3 dan 4 juga
terhadap saudaranya yang sedang mengatakan memberikan sanksi kepada
menjalani hospitalisasi, partisipan 1, 3, sibling untuk mendisiplinkan sikap sibling
dan 4 mengatakan bahwa sibling yang memberikan reaksi negatif.
menunjukan perilaku agresif baik kepada “Tapi kadang saya langsung ambil sikap
tegas, nada tinggi “diam, ade lagi sakit”
orang tuanya maupun kepada saudaranya nah tapi baru dia pergi baru dia baring
yang lain dengan menarik tangan ibunya tapi sedikit dia nangis tapi nda lama
kelamaan dia diam.” (P4)
hampir semua partisipan yakni partisipan
Tema 3: Kesulitan orang tua dalam
1, 2, 4, dan 5 mengatakan tetap
mengatasi reaksi sibling.
memberikan pengertian kepada sibling
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dengan harapan secra perlahan sibling
dilakukan kepada 5 orang partisipan
mampu memahami keadaan yang sedang
mengenai hambatan yang dialami oleh
terjadi dan mempertahankan hubungan
orang tua dalam mengatasi reaksi sibling,
interpersonal antara orang tua dan anak.
partisipan 2,3,4, dan 5 mengatakan bahwa
“Ya saya gendong dia (sibling) dulu,
usia anak merupakan penyulit dalam soalnya dia (sibling) kalo nangis kaya
berontak, ribut sekali saya kan ngga enak
mengatasi reaksi sibling pada anak,
disini kan rame.” (P1)
dikarenakan keterbatasan anak untuk
Tema 5: Harapan orang tua terhadap
menyerap dan menerima dan memahami
sikap sibling.
keadaan yang sedang terjadi termasuk
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
penjelasan dan perubahan perilaku yang
dilakukan kepada 5 orang partisipan
ditunjukan oleh orang tuanya.
mengenai harapan orang tua terhadap
“Kalo itu ya pasti karna umurnya kan
masih kecil apa-apa ya masih susah, sikap sibling dimana semua partisipan
kasih tau ya kadang susah juga, kalo mau
mengatakan harapannya agar sibling
dimarahin ya namanya anak-anak nanti
paling dia ulang lagi.” (P2) dapat memahami keadaan yang sedang
dihadapi oleh keluarganya, termasuk
Tema 4: Cara orang tua mengatasi
peningkatan perhatian dan waktu dari
hambatan.
orang tua kepada saudara yang sedang
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
sakit. Partisipan 1, 2 dan 5 juga
dilakukan kepada 5 orang partisipan
mengatakan berharap agar peranannya
mengenai cara orang tua dalam mengatasi
sebagai orang tua dalam merawat anak
kendala yang ada, partisipan 1 dan 2
yang sakit dapat terpenuhi dengan
mengatakan dengan memberikan
maksimal sebagai bentuk tanggung
perhatian kepada sibling agar sibling agar
jawabnya sebagai orang tua.
tidak merasa ditinggalkan dan untuk
“Ya.. anak-anak kita pengertian kalo
menghindari perilaku memberontak dari mamanya itu sedang bingung, sedang
emosi menghadapi satu anak yang sakit,
sibling karena perubahan kebiasaan yang
pokoknya pengertian dari anak lah. “
tiba-tiba terjadi. Partisipan 2 dan 4 juga (P3)
mengatakan berupaya untuk menjaga
Pengalaman orang tua sangat
emosinya agar tidak menyakiti sibling
mempengaruhi bagaimana perilaku
baik secara fisik maupun psikisnya. Dan
sibling nantinya, baik kepada saudranya dalam keadaan ketika saudaranya sedang
maupun kepada orang tuanya. menjalani hospitalisasi, dalam proses
Kemampuan orang tua dalam memahami, pelaksanaannya orang tua yang menjadi
merespon, dan menangani reaksi sibling partisipan mengatakan akan berusaha
akan mempengaruhi sejauh mana sibling untuk memenuhi permintaan sibling
memberikan reaksi. sambil mencoba untuk memberi
penjelasan dan bahkan memberikan
PEMBAHASAN
sanksi kepada anak untuk
Perubahan perilaku sibling sebagai mengandalikannya.
respon terhadap proses hospitalisasi pada Kesulitan orang tua dalam
saudaranya merupakan akumulasi mengatasi reaksi sibling merupakan
emosional yang dialami sibling dan kendala yang dihadapi oleh orang tua
diungkapkan melalui berbagai bentuk ketika ingin menyelesaikan persoalan
aktivitas dan juga perilaku untuk yang timbul ketika ada anak yang
mendapatkan perhatian orang tua yang menjalani hospitalisasi. Dalam penelitian
secara umum akan lebih besar kepada ini, kendala utama yang dimiliki oleh
saudaranya yang menjalani hospitalisasi. partisipan dalam mengatasi reaksi sibling
Berdasarkan hasil penelitian yang adalah usia anak. Menurut kamus besar
dilakukan peneliti pada partisipan yang bahasa indonesia usia adalah lama waktu
bersedia menjadi partisipan, maka hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diperoleh hasil bahwa munculnya perilaku diadakan). Usia anak yang masih sangat
sibling rivalry sebagai respon terhadap kecil sangat berpengaruh pada proses
proses hospitalisasi yang dijalani penyerapan informasi, pemahaman dan
saudaranya yang mengakibatkan tidak dapat dipaksakan secara cepat untuk
berubahnya porsi waktu dan perhatian dapat segera menyesuaikan dengan apa
orang tua yang diberikan terhadap sibling yang menjadi harapan oleh orang tua.
yang terbagi atas dua kategori yaitu Cara orang tua mengatasi
perilaku agresif dan perilaku mencari hambatan merupakan apa yang dilakukan
perhatian. oleh orang tua ketika menemukan
Upaya orang tua untuk hambatan yang mempersulit dalam usaha
mengendalikan reaksi sibling adalah untuk memberi jalan keluar atas berbagai
gambaran keinginan orang tua agar reaksi sibling yang muncul. Penelitian ini
hubungan dan interaksi sibling dengan menjelaskan bagaimana cara partisipan
saudaranya terjalin dengan baik termasuk dalam mengatasi kendala yang terjadi
dalam mengatasi hambatan yaitu dengan pada reaksi yang diberikan oleh sibling.
memberi perhatian, mengendalikan emosi Reaksi yang diberikan sibling terhadap
dan memberi pengertian, dimana orang tua dapat menjadi penguat bagi
partisipan menegaskan pada anak apa orang tua upaya merawat anak yang sakit.
yang baik dan yang tidak baik untuk
KESIMPULAN
dilakukan. Sejalan dengan Rimm, (2003)
yang menyebutkan bahwa tidak ada pola Perubahan perilaku sibling sebagai respon
asuh yang sempurna yang dapat terhadap proses hospitalisasi pada
diterapkan pada anak dan juga barangkali saudaranya dengan menunjukan perilaku
tidak baik pada anak. Hal yang paling agresif dan perilaku mencari perhatian,
berguna dalam mendidik anak adalah orang tua berupaya untuk mengendalikan
kasih sayang, rasa antusias, rasa reaksi sibling dengan memenuhi
humor,kesabaran, keberanian, bersikap permintaan sibling, sambil juga memberi
tegas tepat pada waktunya dan konsisten. penjelasan hingga memberikan sanksi
Pada penelitian ini partisipan kepada anak untuk mengontrol sikap
mengungkapkan harapannya agar sibling sibling agar tidak menjadi
dapat memahami keadaan bahwa kebiasaan.Kesulitan orang tua dalam
saudaranya sedang menjalani hospitalisasi mengatasi reaksi sibling sangat
sehingga otang tua akan memberikan dipengaruhi oleh usia anak, dimana usia
waktu dan perlakuan yang berbeda kepada anak mempengaruhi kemampuan anak
saudaranya untuk mencapai kesembuhan untuk berpikir logis dan menerima
yang lebih cepat. Dalam penelitian ini pemahaman.Cara orang tua mengatasi
partisipan mengharapkan pemahaman hambatan dalam mengatasi reaksi sibling
juga dapat tumbuh dalam anaknya anak adalah dengan cara memberi
khususnya pada sibling ketika ada perhatian, memberi pengertian dan
saudaranya sedang menjalani mengendalikan emosi untuk menghindari
hospitalisasi, hal ini dikarenakan adanya kekerasan fisik pada anak.Harapan orang
perubahan pada sikap dan peran orang tua tua terhadap sikap sibling yaitu agar
pada saat itu. Orang tua juga ingin sibling bisa lebih mengerti keadaan yang
memenuhi apa yang menjadi harapan sedang dihadapi orang tua sehingga orang
untuk dapat mengurus dan merawat anak tua dapat mengoptimalkan peran sebagai
yang sakit dengan baik untuk orang tua dalam merawat anak yang sakit.
memeprcepat proses pemulihan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pemenuhan harapan ini juga bergantung
Terimakasih kepada pihak rumah sakit Djiwandono (2008:144). Menyikapi
yang telah bersedia menjadi tempat Perilaku Agresif Anak. Yogyakarta :
penelitian dan kepada perawat diruangan Kanisius
yang dilakukan penelitian yang telah Elisabeth & Purwoastuti, E. 2015. Asuhan
bersedia mendukung dalam memfasilitasi Kebidanan: Masa Nifas & Menyusui,
pertemuan peneliti dengan partisipan. Yogakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
RFERENSI
Gunarsa, Singgih D (2007). Konseling
Afiyanti, Y. & Rachmawati, I. N. (2014)
dan Psikologi. Jakarta : Gunung
Metodologi Penelitian Kualitatif Mulia
Dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Inggriani, T (2016) Pengalaman Perawat
PT. Rajagrafindo Persada
Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Anantasari. 2006. Menyikapi Perilaku
Pada Anak di Rumah Sakit Umum
Agresif Anak. Yogyakarta : daerah Dr. Adjidarmo
KANISIUS Rangkasbitung. (internet), Diambil
Arikunto (2013) Prosedur Penelitian:
dari: http://ejournal.stik-
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
immanuel.ac.id/file.php?file=jurnal&
Rineka Cipta id=542&cd=9590039574730b3f7065
Armini, NW. Sriasih, NGK. Marhaeni, c5c12bf651c7&name=769%20-
GA (2017) Asuhan Kebidanan :
%20780%20Tini%20Inggriani.pdf.>
Neonatus, Bayi, Balita & Anak
(diakses senin, 22 okober 2018)
prasekolah.Yogyakarta: Andi Offset Irawati, E (2014) Faktor-Faktor yang
Asmadi (2008) Konsep Dasar Mempengaruhi Sibling Rivalry Pada
Keperawatan. Jakarta: EGC
Balita di Kemukiman Kandang
Bahri, Samsul (2018). Akar karakter Anak
Kecamatan Kluet Selatan Aceh
Saleh. Yogyakarta : Diandra Kreatif Selatan tahun 2014. (internet),
Bernstein, Daniel. (2007). The diambil dari:
Cardiovascular System. Dalam:
simtakp.uui.ac.id/docjurnal/ERVINA
Kliegman,
_IRAWATI-jurnal.pdf> (diakses
Robert M. et al. 2007. Nelson pada 10 oktober 2018)
Textbook of Pediatrics 18th Edition. KBBI. Arti kata (internet), diambil
Saunders Elsevier, Philadelphia: 1828 –
darihttps://kbbi.web.id/. > (diakses
1928.
pada 17 Januari 2019)
Muharto & Ambarita, A (2016) Metode nload.php?file=FKIP_Vol2_No1_part
Penelitian Sistem Informasi: 216> (diakses pada 25 oktober 2018)
Mengatasi Kesulitan Mahasiswa Subagyo, Ahmad (2008) Studi kelayakan
dalam Menyusun Proposal : Teori dan aplikasi. Jakarta :
Penelitian. Yogyakarta: Deepublish Gramedia
Muhith (2015) Pendidikan Keperawatan Sugiyono (2015). Metode Penelitian
Jiwa. Yogyakarta: CV ANDI Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
OFFSET Cetakan 22. Bandung : Alfabeta
Nursalam. (2017) Metodologi Penelitian Supartini (2014) Buku Ajar Konsep Dasar
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Praktis edisi 4. Jakarta: Salemba Tauhid, Ahmad J. (2007) Kompas Rohani.
Medika Jakarta : Serambi ilmu semesta
Nursalam, Susilaningrum. E, Sri. U Tejena, N & Valentina, T. D (2015)
(2008) Asuhan Keperawatan Bayi Sibling rivalry antara anak dengan
dan Anak (Untuk Perawat dan mild intellectual disability dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika saudara kandung. (internet), diambil
Putri, A.C.T., Deliana, S. M & dari: https://www.e-
Hendriyani, R (2013) Dampak jurnal.com/2017/03/sibling-rivalry-
Sibling Rivalry (Persaingan Saudara antara-anak-dengan-mild.html>
Kandung) Pada Anaka Usia Dini. (diakses pada 30 Oktober 2018)
(internet), diambil dari: Terry, K. & Susan, C. (2015) Buku Ajar
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p Keperawatan Pediatri: Edisi 2, Vol 1.
hp/dcp/article/view/2071> (diakses Jakarta: EGC
pada 10 oktober 2018) Terry, K. & Susan, C. (2015) Buku Ajar
Rimm, Sylvia (2003). Mendidik dan Keperawatan Pediatri: Edisi 2, Vol 2.
Menerapkan Disiplin Pada Anak Jakarta: EGC
Prasekolah : Pola Asuh Masa Kini. Utami, Y. (2014) Dampak Hospitalisasi
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Terhadapa Perkembangan Anak.
Safithry E.A. (2016) Terapi perilaku (internet), diambil dari: https://e-
untuk mengurangi perilaku sibling journal.jurwidyakop3.com/index.php/
rivalry pada anak. (iternet), diambil jurnal-ilmiah/article/view/177/156>
dari: (diakses senin, 22 oktober 2018)
jurnal.umpalangkaraya.ac.id/libs/dow Yusuf. A.M (2014) Metode Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan
(Edisi pertama). Jakarta:
Prenadamedia Grup
Widoyoko, EP (2012) Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Wong (2008) Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai