Anda di halaman 1dari 8

Pembangkit Listrik Hibrida

Perancangan Pembangkit Listrik Hibrida


PLTS-GeneratorBerkapasitas 3.000 VA
Nasrun Hariyanto1, Decy Nataliana2
1
Teknik Elektro, Itenas, Bandung
nasrun@itenas.ac.id
2
Teknik Elektro, Itenas, Bandung
decy@itenas.ac.id

ABSTRAK

Kebutuhan manusia akan energi listrik meningkat dari tahun ke tahun. Disisi lain penggunaan
bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama untuk menghasilkan energi listrik. Bahan bakar fosil
bukanlah sumber energi yang tidak terbatas, semakin hari jumlah bahan bakar fosil semakin menipis.
Oleh karena itu diperlukan sumber energi alternatif sebagai pengganti atau pendamping penggunaan
energi dari bahan bakar fosil. Pembakit Listrik Hibrida yang dipilih adalah pembankit listrik tenaga
surya dan generator berkapasitas 3.000 VA.
Metoda perancangan dengan melakukan perhitungan : kapasitas panel surya, kapasitas batere,
kapasitas inverter yang dibutuhkan. Serta analisis ekonomi suatu investasi untuk menentukan layak-
tidaknya suatu investasi dibangun dan menentukan harga listrik per KWh.
Hasil analisis didapat 16 unit panel surya berkapasitas 250 Wp, 20 unit batere berkapasitas
60Ah bertegangan 12 V, 1 unit inverter 2550 W dan Gengerator 3.000 VA. Hasil analisis ekonomi
didapat: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode menunjukkan
investasi yang diharapkan berumur selama 20 tahun ini memiliki nilai NPV positif dengan suku bunga
sebesar 10%, nilai IRR 23,67% dan masa pengembalian modal (Break Event Point) adalah 4 tahun 1
bulan. Harga listrik Rp. 1.224/KWh.

Kata kunci: Panel Surya, Generator, NPV, IRR, BEP, Harga Listrik

ABSTRACT

The human needs for electricity will increase from year to year. On the other hand
the use of fossil fuels is still the main choice to produce electricity. Fossil fuels are not an
unlimited source of energy, the more fossil fuels are depleting the day.
Therefore, alternative energy sources are needed as a substitute or companion to the
use of energy from fossil fuels. The selected Hybrid Power Plant is a solar power plant and a
3,000 VA capacity generator.
Design method by calculating: solar panel capacity, battery capacity, inverter
capacity needed. As well as an economic analysis of an investment to determine whether or
not an investment is built and determine the price of electricity per KWh.
The analysis results obtained 16 units of solar panels with a capacity of 250 Wp, 20
units of 60Ah battery with a voltage of 12V, 1 unit of inverter 2,550 W and a Genger of 3,000
VA. The results of the economic analysis were obtained: Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), and Payback Period shows that the expected investment of 20 years old
has a positive NPV value with an interest rate of 10%, IRR value of 23.67% and the payback
period (Break Event Point) is 4 years 1 month. Electricity prices Rp. 1,224 / KWh.

Keywords: Solar Panels, Generator, NPV, IRR, BEP, Electricity Prices

Seminar Nasional 2018 : Renewable Energy and Smart Energy System, 18 Oktober 2018, Prodi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta.
Srisakdi Charmonman

I. PENDAHULUAN menutupi kelemahan masing-masing dan dapat


Kehidupan manusia semakin berkembang dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan pada beban tertentu.
teknologi. Begitupun dengan sifat dan kebiasaan Gambar 1 menunjukkan sistem pembangkit
manusia, semakin berkembangnya kemajuan listrik Hibrida PLTS – Generator sistem saklar.
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
manusia menjadi semakin konsumtif, termasuk
kebutuhan energi listrik. Akibatnya, kebutuhan
manusia akan energi listrik meningkat dari tahun
ke tahun.
Disisi lain penggunaan bahan bakar fosil
masih menjadi pilihan utama untuk menghasilkan
energi listrik. Bahan bakar fosil bukanlah sumber
energi yang tidak terbatas, semakin hari jumlah Gambar 1. Sistem Hibrida Saklar ( switch )
bahan bakar fosil semakin menipis. Cara kerja sistem Hibrida PLTS-Generator
Oleh karena itu diperlukan sumber energi pensuplaian energi listrik secara bergantian
alternatif sebagai pengganti atau pendamping dengan cara memindahkan saklar secara manual.
penggunaan energi dari bahan bakar fosil.
Pembakit Listrik Hibrida yang dipilih adalah Diagram blok sistem pembangkit Listrik
pembankit listrik tenaga surya dan generator Hibrida ditunjukkan oleh gambar 2.
berkapasitas 3.000 VA.
Rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana mendapatkan hasil rancangan
untuk sistem tenaga listrik hibrida PLTS –
Generator BBM dengan memanfaatkan
sumber energi surya sebagai sumber energi
utama dan generator BBM sebagai sumber
energi cadangan.
2. Bagaimana mendapatkan hasil perhitungan
Gambar 2. Diagram blok PLTS-Generator
keekonomian dan mengetahui kelayakan
investasi dari pembangunan sistem
II.2. Panel Surya
pembangkit listrik hibrida PLTS – Generator
Panel surya merupakan komponen yang
BBM.
berfungsi untuk mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik. Panel ini tersusun dari
Tujuan penelitian sebagai berikut :
beberapa sel surya yang dihubungkan secara seri
1. Mendapatkan rancangan sistem tenaga listrik
maupun paralel. Sebuah panel surya umumnya
hibrida dengan memanfaatkan sumber daya
terdiri dari 32-40 sel surya, tergantung ukuran
alam yang ada, yaitu surya, dan menggunakan
panel (Quaschning, 2005). Gabungan dari panel-
generator BBM sebagai sumber energi
panel ini akan membentuk suatu “Array”.
cadangan.
Gambar 3. Menunjukkan Sel Surya
2. Mendapatkan hasil perhitungan keekonomian
( fotovoltaik), Modul Surya dan Array.
dan kelayakan investasi pada pembangunan
sistem pembangkit listrik hibrida PLTS –
Generator BBM.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem Pembangkit Listrik Hibrida


Pengertian hibrida adalah penggunaan dua
atau lebih pembangkit listrik dengan sumber
energi yang berbeda. Tujuan utama dari sistem
hibrida pada dasarnya adalah berusaha
menggabungkan dua atau lebih sumber energi Gambar 3 Sel Surya, Modul Surya, dan Array
(sistem pembangkit) sehingga dapat saling
Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.2
c) Maximum Power Point (MPP) : adalah titik
Sel surya tersusun dari dua lapisan daya output maksimum, yang sering
semikonduktor dengan muatan yang berbeda. dinyatakan sebagai ”knee” dari kurva I-V.
Lapisan atas sel surya bermuatan negatif
sedangkan lapisan bawahnya bermuatan positif.
Silikon adalah bahan semikonduktor yang paling
umum digunakan untuk sel surya.
Dengan menggunakan pengaruh sinar surya
dari bahan semikonduktor, sel surya dapat
langsung mengkonversi sinar matahari menjadi
listrik arus searah (dc). Bila sel surya itu
mendapat sinar matahari, maka terjadi
pergerakkan elektron dan hole. Elektron-elektron
dan holes yang timbul di sekitar pn junction
bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke
arah lapisan p. Gambar 4. Kurva I-V cell Surya
Sehingga pada saat elektron-elektron dan
holes itu melintasi pn junction, timbul beda
potensial pada kedua ujung sel surya. Ketika II.3. Battery Charge Control (BCR) / Solar
disinari, umumnya satu sel surya komersial Charge Control
menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1
BCR berfungsi mengatur lalu lintas dari
volt, dan arus short-circuit dalam skala
milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini panel surya ke batere. Alat elektronik ini juga
tidak cukup untuk berbagai aplikasi. mempunyai banyak fungsi yang pada
Sehingga umumnya sejumlah sel surya dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai.
disusun secara seri membentuk modul surya. Fungsi dari BCR adalah:
Modul surya tersebut bisa digabungkan secara  Mengatur arus untuk pengisian ke baterai,
paralel atau seri untuk memperbesar total menghindari overcharging, dan
tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya overvoltage.
yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.  Mengartur arus yang dibebaskan/ diambil
dari baterai agar baterai tidak 'full
Total pengeluaran listrik (Watt) dari sel surya discharge', dan overloading.
adalah sama dengan tegangan (V) operasi
Terdapat 2 mode kerja BCR, yaitu:
dikalikan dengan arus (I) operasi. Tegangan serta
arus keluaran yang dihasilkan ketika sel surya  Charging mode: Mengisi baterai (kapan
memperoleh penyinaran merupakan karakteristik baterai diisi, menjaga pengisian ketika
yang disajikan dalam bentuk kurva I-V pada baterai penuh).
gambar 4. Kurva ini menunjukkan bahwa pada  Operation mode: Penggunaan baterai
saat arus dan tegangan berada pada titik kerja ke beban (pelayanan baterai ke beban
maksimal (Maximum Power Point) maka akan diputus jika batere sudah mulai
menghasilkan daya keluaran maksimum (PMPP). kosong).
Tegangan di Maximum Power Point (MPP)
VMPP, lebih kecil dari tegangan rangkaian
II.4. Batere
terbuka (Voc) dan arus saat MPP IMPP, adalah
Cahaya matahari yang dihasilkan oleh sel
lebih rendah dari arus short circuit (Isc)
surya disimpan dalam batere dalam bentuk
(Quaschning, 2005) .
energi. Batere disini berfungsi sebagai
penyimpanan energi listrik secara kimiawi dan
a) Short Circuit Current (Isc) : terjadi pada suatu berfungsi sebagai sumber energi listrik saat
titik dimana tegangannya adalah nol, sehingga baterai digunakan.
pada saat ini, daya keluaran adalah nol. Pada saat pelepasan muatan, arus searah yang
b) Open Circuit Voltage (Voc) : terjadi pada suatu berasal dari batere kemudian dialirkan menuju
titik dimana arusnya adalah nol, sehingga beban. Untuk menjaga agar baterai tidak
pada saat ini pun daya keluaran adalah nol. mengalami kelebihan muatan (over charge) dan
kekurangan muatan (under charge) maka

Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.3
Srisakdi Charmonman

pengoperasian baterai perlu diawasi dan


dikontrol oleh suatu sistem kontrol. Sistem 3. Penentuan Spesifikasi Komponen
kontrol dan pemilihan baterai yang tepat dapat
menjaga agar baterai tidak mudah rusak dan 3.1. Perhitungan Kebutuhan Energi
berfungsi secara optimal. Perencanaan sistem tenaga listrik yang dibuat
Dalam pemilihan baterai yang akan adalah sistem dengan kapasitas daya semu
digunakan haruslah memperhatikan hal- hal dengan satuan (VA), sedangkan daya yang
berikut ini : digunakan oleh beban adalah daya nyata dengan
besaran watt (W) dan energi yang digunakan
dalam selang waktu tertentu dinyatakan dengan
a. Mempunyai umur panjang (lebih dari 3
besaran (Wh).
tahun). Power Factor yang digunakan adalah 0,85.
b. Mempunyai kondisi charge yang stabil. Untuk mendapatkan nilai energi yang dibutuhkan
c. Mempunyai self discharge yang rendah. maka dapat digunakan persamaan:
d. Kestabilan depth of discharge (DOD). Daya Nyata :
e. Mempunyai efisiensi pengisian (chargain) P = S.cosϕ ..............................................(1)
yang tinggi. Dengan : P = Daya nyata (W)
f. Mudah untuk dibongkar pasang dengan S = Daya semu (VA)
menggunakan peralatan sederhana untuk Cosϕ = Faktor daya
keperluan transportasi ke daerah terpencil.
Energi Listrik : E = P.t ...............................(2)
II.5. Inverter Dengan: E = Energi listrik (Wh)
Inverter adalah perangkat elektrik yang
digunakan untuk mengubah arus listrik searah 3.2. Perhitungan Modul Surya
(DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Kapasitas total modul surya dapat ditentukan
Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu
batere, panel sel surya menjadi AC. Penggunaan kebutuhan energi total, insolasi matahari, serta
inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga faktor penyesuaian (adjustment factor) sebesar
Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang 1,1 (Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric
menggunakan AC (Alternating Current). System for Africa). Faktor penyesuaian ini
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dimaksudkan untuk memperhitungkan rugi-rugi
dalam pemilihan inverter: yang terdapat pada kabel, battery charging
 Kapasitas beban dalam Watt, usahakan regulator, dan inverter.
memilih inverter yang beban kerjanya Kapasitas daya total modul :
mendekati dgn beban yang hendak kita
gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal. ...................... ....(3)
 Besar tegangan input DC.
 Sinyal keluaran berupa sinewave atau square
wave. Dengan: Etotal = Energi total (Wh)

II.6. Generator Jumlah modul surya yang dibutuhkan adalah


Generator adalah mesin yang dapat mengubah dengan membagi total kebutuhan daya yang
energi mekanis menjadi energi listrik melalui dihasilkan dengan kapasitas daya dari modul
proses induksi elektromagnetik. Generator ini surya per-unitnya, adalah :
memperoleh energi mekanis dari prime mover.
Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan ..................................... (4)
sebutan alternator. Generator diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi Dengan: Ʃmodul = Jumlah modul (unit)
gangguan, dimana suplai tersebut digunakan Etotal = Energi total (Wh)
untuk beban prioritas. Emodul= Energi yang dihasilkan
modul(Wh)
3.3. Perhitungan Inverter
Inverter adalah suatu alat yang berisi rangkaian
pengubah tegangan DC menjadi AC, berfungsi
Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.4
untuk merubah tegangan DC dari baterai menjadi Untuk mengetahui estimasi konsumsi bahan
tegangan AC. Dalam pemlilihan inverter perlu bakar generator diesel dalam suatu selang waktu
memperhatikan spesifikasi inverter berupa dapat dihitung dengan persamaan:
kapasitas inverter, efisiensi, serta tegangan dan
arus masukan dan keluaran inverter. Besar daya ......................(7)
yang masuk ke inverter sama dengan daya yang Dengan: P = Daya yang disuplai generator
keluar dari inverter. t = Lama generator bekerja
Arus masukkan inverter didapat dengan
persamaan:
Teori yang dituliskan dalam sub bab ini
..................................................... (5) adalah semua teori pendukung yang digunakan
dalam penelitian.
Dengan: Pin = Daya masukinverter (W)
4. METODE PENELITIAN
Vin = Tegangan masuk inverter (V)
4.1. Digram Alir Penelitian
3.4. Perhitungan Battery Charge Regulator Diagram alir penelitian ditunjukkan oleh
Beban DC pada sistem PLTS mengambil gambar 5.
energi dari baterai yang disalurkan melalui BCR.
Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat
ditentukan dengan mengetahui kapasitas arus
yang mengalir pada beban.

.......................................... (6)

Dengan: Imax = Arus maksimum BCR (A)


Ptotal = Daya total sistem (W)
Vs = Tegangan Sistem (V)

3.5. Penentuan Spesifikasi Generator BBM


Specific Fuel Consumption (SFC), adalah
konsumsi bahan bakar spesifik dari suatu
generator berdasarkan pada jumlah pemakaian
bahan bakar yang dibagi dengan daya output
motor penggerak. Dalam perhitungan estimasi
yang dilakukan, daya output motor penggerak
(brake horsepower, flywheel horsepower)
dianggap sama dengan daya yang dikonsumsi
(daya beban), walau sebenarnya ada faktor
effisiensi. Jika tidak tercantum pada spesifikasi
yang ditulis pabrikan generator, maka dapat
menggunakan data berikut ini:
Gambar 5. Diagram alir penelitian
 Otto (gasoline) engine: 273-227 g/kw/hr,
Pertama dialkukan identifikasi makalah,
nilai rata-rata = 250 g/kw/hr
setelah itu studi literatur. Studi literatur dianggap
 Diesel engine: 209-178 g/kw/hr, nilai cukup dilanjutkan dengan menentukan sistem dan
rata-rata = 194 g/kw/hr besarnya kapasitas daya. Kapasitas daya telah
Berat jenis suatu bahan bakar bergantung ditetapkan, dilanjutkan dengan menentukan
pada temperatur dan kandungannya, secara jumlah dan spesifikasi komponen. Terakhir
umum dapat diambil harga rata-rata dari dilakukan analisis ekonomi.
Wikipedia sebagaimana dibawah ini:
 Bensin : 0,745 kg/l 5. HASIL PENELITIAN DAN
 Solar : 0,832 kg/l PEMBAHASAN
A. Penentuan Kebutuhan Energi

Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.5
Srisakdi Charmonman

Pada perencanaan sistem yang akan dibuat


besar daya 3000 VA dan faktor daya 0,85 .
Daya nyata :

= 2.550 W Dengan memperhitungkan faktor DOD


Untuk penggunaan selama 18 jam, maka baterai kapasitas baterai yang diperlukan adalah:
total kebutuhan energi adalah:

B. Penentuan Modul Surya


Penentuan kapasitas daya pada modul surya
diambil berdasarkan harga terendah insolasi Untuk memasok listrik selama 18 jam
matahari. Kapasitas daya total modul surya kapasitas baterai yang diperlukan adalah
adalah: 1.196Ah. Jika menggunakan baterai berkapasitas
60 Ah 12 V, maka jumlah baterai yang
dibutuhkan adalah:

D. Penentuan Kapasitas Inverter


Spesifikasi inverter ditentukan berdasarkan
kapasitas daya inverter, arus masukkan dan
keluaran inverter serta tegangan masukkan dan
Gambar 6. Data insolasi Kota Bandung keluaran inverter. Kapasitas daya inverter adalah
Kapasitas daya total modul : lebih dari 2550 Watt.
Tegangan masukkan inverter adalah tegangan
sistem PLTS yang akan dibuat dan tegangan
keluaran inverter adalah tegangan yang akan
menuju beban, yaitu 220 VAC dan tegangan
Modul surya yang akan digunakan adalah masukkan inverter adalah tegangan sistem PLTS
modul surya dengan kapasitas modul sebesar 250 yaitu 48 VDC.
Wp. Rata-rata penyinaran matahari adalah 8 jam. Arus masuk Inverter :
Untuk mencari energi yang dihasilkan
modul surya maka kapasitas modul dikalikan
dengan faktor pengali 3-5 jam dengan asumsi
bahwa dalam satu hari matahari tidak selalu terik.

= 750 W C. Penentuan Battery Charge Regulator (BCR)


Battery Charge Regulator (BCR) mempunyai
Dalam satu modul surya dengan kapasitas dua fungsi yaitu sebagai titik pusat sambungan ke
250 Wp, dalam 3 jam penyinaran maka dapat beban, modul surya dan baterai sedangkan fungsi
menghasilkan energi sebesar 750 Wh. Jumlah kedua adalah pengatur sistem agar penggunaanya
modul surya yang dibutuhkan adalah: aman dan efektif. Arus maksimum pada BCR
adalah:

= 53,125
C. Perhitungan Jumlah Batere
Kapasitas arus batere : E. Penentuan Spesifikasi Generator (BBM)

Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.6
Generator set yang digunakan adalah 8,5136 - 27.661.206,5 x 8,5136
generator gasoline (bensin) dengan mesin 4 tak NPV = Rp. 125.553.921,24
berkapasitas 3.000 VA dengan tegangan keluaran NPV = -127.475.000+57.331.762
220 V AC (P/A, 10%,20) – 26.826.920,94
Generator akan bekerja selama 6 jam. (P/A, 10%,20)
Penggunaan konsumsi bahan bakar dapat dilihat NPV = -127.475.000+57.331.762 x
pada spesifikasi generator yang akan digunakan. 8,5136 - 26.826.920,24 x 8,5136
Apabila tidak terdapat keterangan, maka dapat NPV = Rp. 92.168.453,12
I. Internal Rate of Return (IRR)
menggunakan persamaan berikut:
Nilai IRR didapat dengan cara menaikkan
- Tingkat konsumsi bahan bakar (Tkbb)
nilai suku bunga dalam perhitungan NPV sampai
bensin terhadap listrik : 250 g/kw/hr NPV menghasilkan nilai minus (-). Untuk itu
- Berat jenis bensin: 0,745 kg/l perlu diambil beberapa sampel nilai NPV dengan
nilai suku bunga yang berbeda.

Tabel 4 NPV dengan nilai i 10%-22%


i NPV
10% Rp 125.553.921,24
/hari 12% Rp 94.519.717,19
15% Rp 58.554.872,99
F. Analisis Ekonomi 18% Rp 31.610.217,38
Tabel 1 Rincian biaya investasi 20% Rp 18.036.839,69
22% Rp 5.087.593,66
25% Rp -9.962.895,64

Dengan menghitung nilai NPV dengan suku


bunga berbeda maka didapat NPV dengan suku
bunga 20% adalah NPV bernilai positif terdekat
dengan angka nol dan NPV dengan suku bunga
G. Biaya Penggantian Alat
22% adalah NPV bernilai negatif terdekat dengan
Tabel 2 Rincian penggantian alat angka nol. Untuk mendapatkan nilai IRR maka
digunakan persamaan :

H. Net Present Vale (NPV) IRR=23,01%


Tabel 3 Pendapatan dan pengeluaran rata-rata
Pendapatan rata- J. Payback Periode (PP)
Rp 57.331.762,00
rata
Break Event Point, atau titik kembalinya
Pengeluaran rata- modal pada perencanaan ini didapat pada antara
Rp 26.826.920,94
rata tahun ke-5 dan tahun ke-6 dimana pada tahun ke-
Dalam prediksi selama 20 tahun kedepan 5 pendapatan kumulatif yang diadapat sebesar
pendapatan rata-rata yang didapat adalah Rp Rp126.583.745,64 dan tahun ke-6 pendapatan
57.331.762,00 dan pengeluaran rata-rata adalah kumulatif yang didapat sebesar
Rp 26.826.920,94. Dengan nilai inflasi saat ini Rp155.418.464,59. Besar dari nilai investasi
sebesar 10% (sumber: www.bi.go.id), nilai NPV berada diantara kedua nilai ini yaitu sebesar
yang didapat adalah: Rp127.475.000,00. Kenaikan pendapatan
kumulatif pada tahun ke-6 adalah sebesar
NPV = -117.825.000+57.331.762 Rp28.834.718,95. Jika diasumsikan kenaikan
(P/A, 10%,20) – 27.661.206,5 pada tahun ke-6 bernilai sama setiap bulannya,
(P/A, 10%,20) pendapatan kumulatif bertambah sebesar
NPV = -117.825.000+57.331.762 x

Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.7
Srisakdi Charmonman

Rp2.402.893,25 per-bulannya, maka Break Event [2] Julianto. “Perencanaan Pembangkit Listrik
Point terjadi pada tahun ke 5 bulan ke 1. Tenaga Surya (PLTS) Terpusat pada Kampung
Puay Distrik Sentani Timur”.
[3] Hariyanto, Nasrun. “Perancangan dan
K. Harga listrik Per-KWh Aplikasi Pembangkit Listrik Hybrida Energi
Jumlah penggunaan listrik selama satu Surya dan Energi Biogas di Kampung Haur
tahun: Gembong Kabupaten Sumedang”. Institut
Teknologi Nasional, Bandung.
[4] Bansal, N.K. 1995. “Dynamics and Control
of Isolated Wind Diesel Power Systems”, Int.
kWh J. Energy Research, 19, 729-740.
[5] Wachjoe, C.K. 1999. “Pengembangan Sistem
Tabel 5 Harga Peralatan dan Biaya Operasional
Hibrida Untuk Mendukung Kelistrikan di
Indonesa, Presentasi Energi Baru Dan
Terbarukan Di Indonesia”. Jakarta.
[6] PT. LEN Industri “Buku Petunjuk Instalasi,
Pengoperasian, & Pemeliharaan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (SHS 50 Watt peak)”.
[7] Messenger, Roger A. Ventre, Jerry. 2003.
“Photovoltaic Systems Engineering”, second
edition, CRC Press.
[8] Quashning, Volker. 2005. “Understanding
Renewable Energy Systems”. London,
Harga energi listrik per-tahun adalah:
Sterling, VA.
[9] Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu
per-kWh. Wibowo. 2008. “Perancangan Sistem Hibrid
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan
Jala-Jala Listrik PLN Untuk Rumah
6. KESIMPULAN
Perkotaan. Universitas Trisakti.
Hasil analisa ekonomi yang dilakukan dengan
metode Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), dan Payback Periode
menunjukkan investasi yang diharapkan berumur
selama 20 tahun ini memiliki nilai NPV positif
dengan suku bunga sebesar 10%, nilai IRR
23,67% dan masa pengembalian modal (Break
Event Point) adalah 5 tahun. Ketiga hasil ini
menunjukkan bahwa NPV bernilai positif, nilai
IRR lebih besar dari suku bunga, dan masa
pengembalian modal kurang dari umur investasi.
Dengan hasil analisa ini dapat disimpulkan
bahwa perencanaan investasi yang dibuat
memenuhi syarat kelayakan investasi dan
investasi layak (feasible) secara ekonomis. Harga
listrik Rp. 1.224,01/KWh.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Amelia, Rosa. 2012. “Analisis Ekonomi dan


Perancangan Pembangkit Hybrid Wind Surya
di Desa Parangtritis Yogyakarta”. Institut
Teknologi Nasional, Bandung.

Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008,

2.8

Anda mungkin juga menyukai