MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dalam Program Studi
Akuntansi
Dosen Pembina
Oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah mini riset ini. Makalah ini ditujukan untuk pembelajaran dalam
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kami berusaha semaksimal
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Khairul Saleh, S.E.,M.Sc selaku dosen
pembimbing, dan para pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan dapat menjadi sumber ilmu, khususnya bagi
kami dan umumnya bagi para pembaca. kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan itu perlu agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani akan tetapi tidak selamanya
seseorang tersebut selalu berada dalam keadaan sehat, ada kalanya seseorang harus terjatuh
sakit. Berbagai cara dilakukan agar seseorang dapat kembali menjadi sehat salah satu cara
yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan memeriksakan diri ke tempat-
tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau
bawah.
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
Biaya yang di pikul masyarakat sangatlah terjangkau atau murah yaitu Rp 3000,-
/dalam sekali berobat ke puskesmas. Dengan biaya tersebut memang tidak sesuai dengan
biaya yang di keluarkan puskesmas sebenarnya. Setiap pasien yang datang ke puskesmas
maka dengan otomatis mereka telah merasakan bantuan kesehatan dari pemerintah. Dengan
harga yang relatif rendah yaitu Rp 3000,- maka kami disini ditugaskan meneliti berapa
Dalam penelitian ini kami membutuhkan informasi tentang berapa biaya sesungguhnya yang
harus dikeluarkan oleh pusat kesehatan masyarakat pada satu penyakit dan berapa anggaran yang
dianggarkan oleh pemerintah pada setiap kesehatan masyarakat khususnya salah satu puskesmas yang
ada di Bandung yaitu di jalan plered no . Disini kelompok kami melakukan obeservasi terhadap
Penyakit Diare . Alasan kami ingin tahu informasi tentang hal tersebut juga dilatar belakangi dari
tugas Mini Riset Akuntasi Sektor Publik ke Pusat layanan kesehatan masyarakat dan juga dilatar
belakangi oleh rasa ingin tahu kenapa puskesmas membebankan harga yang begitu relative murah
untuk masyarakat dengan mengetahui seberapa besar bantuan pemerintah yang diberikan kepada
pusat layanan kesehatan masyarakat sehingga biaya yang dibebankan juga relative terjangkau bagi
LANDASAN TEORI
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
kabupaten/kota.
2.2.1 Pengertian
Biaya Overhead Medis Adalah pembagian medis ke dalam bagian-bagian yang disebut
departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead medis.
Dalam departementalisasi biaya overhead medis, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen medis dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara
2.2.2 Manfaat
ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead medis dapat lebih
mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya sehingga
dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam
berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu
departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead medis sesuai tarif dari
departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap
Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead medis,
dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen
adalah BOM yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contoh BOP ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung
produksi).
Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOM diantaranya sebagai berikut:
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak
dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya
tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung
terdiri dari :
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya
bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
bangunan medis, mesin, perkakas laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang
digunakan di puskesmas.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan,
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai. Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam
yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead medis, terdapat dua masalah
jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. Setiap pusat
mengetahui apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk
dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
Biaya Bahan Baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses
produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau
pesanan tertentu dan nilainya relatif besar. Biaya yang timbul atau terjadi untuk
memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah disebut
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli, biaya angkutan, dan biaya-biaya
lainnya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut siap dipakai. Jadi harga
pokok bahan baku bukan hanya harga yang tercantum pada faktur pembelian (harga beli).
Biaya-biaya lainnya yang biasanya ikut diperhitungkan sebagai biaya bahan baku selain
harga beli dan biaya angkutan, antara lain; biaya pesan (order cost), biaya penerimaan,
biaya pembongkaran, biaya pemeriksaan, biaya asuransi, dan biaya pergudangan. Pada
umumnya, biaya bahan baku dicatat hanya sebesar harga beli menurut faktur pembelian
karena biayabiaya lain yang terjadi selain harga beli sulit diperhitungkan kepada harga
pokok bahan baku yang dibeli. Biaya-biaya lain tersebut biasanya diperhitungkan sebagai
Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat secara khusus
dan konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan produk, urutan pekerjaan
tertentu, atau penyediaan layanan juga, kita juga dapat mengatakan hal itu adalah biaya
pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat produk pada lini
produksi.
pengetahuan, dll
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan
untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung terdiri dari :
kedalam harga produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel
costing (Mulyadi2005:17)
semua unsur biaya pelayanan kedalam harga produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku,biaya tenaga kerja langsung ,dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku
variabel maupun tetap. Dengan demikian harga produk menurut metode full costing
Tabel 2.1
biaya pelayanan yang berprilaku variabel kedalam harga pelayanan yang terdiri dari
Tabel 2.2
HASIL PENELITIAN
Visi
Puskesmas “Bertekad”
Misi
- Pelayanan Administratif
- Konsultasi : Kesehatan, Pojok Gizi
Jenis Pelayanan :
Jam Kerja :
Loket pendaftaran
Rawat Jalan
Persyaratan Pelayanan :
1. Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di
Puskesmas
mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK,
keperluan , ke Petugas Loket, dengan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,- ditambah
biaya cetak kartu berobat Rp. 1.000,- kemudian semua data dimasukkan ke Komputer,
sementara Petugas Loket mencetak Kartu berobat Pasien diantar oleh Petugas lainnya
ke tempat pelayanan lainnya. (Pasien yang tidak membawa kartu akan diberi kartu
3. Pasien di panggil lalu datang ke tempat untuk mengecek tensi darahnya dan
4. Setelah selesai pasien datang ke ruangan dokter untuk di periksa dan di ambil darah
5. Setelah di ambil darah pasien akan di beri pemberitahuan lanjut apakah pasien perlu
6. Pasien lalu di berikan resep obat sementara yang dapat di tebus di apotik yang ada di
puskesmas
7. Setelah memberikan resep pada petugas di apotek pasien menunggu hingga namanya
Obat diberikan langsung oleh dinas kesehatan (tidak diberikan dana tunai) dengan
ketentuan jumlah dan jenis obatnya sudah di atur oleh dinas, puskesmas griya antapani setiap
Peralatan kesehatan (alat dokter, kursi dokter gigi, stetoskop, dll) diberikan langsung
oleh dinas kesehatan kota bandung sesuai dengan standar puskesmas di kota bandung
menjadi 3:
1. Penyetor
2. Pendahara umum
3. Bendahara maskin
Setiap 3 bulan, ada 50% pengembalian kepada puskesmas griya antapani atas uang
yang disetor tersebut, uang tersebut digunakan untuk membayar honor karyawan (diluar gaji.
Walaupun saat ini sudah ada BPJS, namun belum berjalan sepenuhnya dan belum ada
pelatihan tentang BPJS ke puskesmas griya antapani. Pengelolaan keuangan masih dilakukan
oleh dinas kesehatan kota bandung, seharusnya ada 2 bendahara di puskesmas griya antapani,
secara tersendiri, dan dapat melakukan pembukuan keuangan, saat ini belum ada pembukuan
Dari informasi yang kami terima, jika BPJS telah diterapkan maka ada ketentuan
pembagian dana dari dinas kesehatan sebesar 40% untuk sarana dan prasarana, dan 60%
Untuk semua penyakit dasar, pasien cukup membayar 3000 rupiah karena adanya
1. BPJS Kesehatan
Pasien yang tergolong jaminan tersebut tidak perlu membayar sama sekali (gratis)
Perujukan ke rumah sakit tidak berdasarkan permintaan pasien, namun atas permintaan
- Dokter PNS
- Dokter PTT
Rata-rata pasien yang datang ke puskesmas griya antapani diasumsikan 45 orang perhari
Beban Administrasi di puskesmas ini adalah sebesar Rp 3.000 untuk semua poli yang
ada di puskesmas ini dan bagi pengguna BPJS atau KBS tidak di kenakan biaya apapun.
a. Bahan Baku
Tabel 3.1
(OBAT-OBATAN)
mineral
(10 tablet)
Tabel 3.2
dan golongan
dengan administrasi /
pembayaran
Obatan
KERJA
GOL
mendiagnosa, dan
pasien
kebutuhan pasien
Tabel 3.4
1 B.O.P Variabel
2 B.O.P Tetap
- Penyusutan Peralatan :
a. Stestokop Rp 50.000
3.4 Perhitungan Harga Pokok Pelayanan untuk Sakit Demam Berdarah (DBD) di
Biaya yang harus dibayar oleh setiap pasien dengan sakit DBD sebagai berikut :
𝐁𝐓𝐊𝐋
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐁𝐓𝐊𝐋 𝐏𝐞𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
𝐁𝐓𝐊𝐓𝐋
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐁𝐓𝐊𝐓𝐋 𝐏𝐞𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
𝐁𝐓𝐊𝐋
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐎𝐯𝐞𝐫𝐡𝐞𝐚𝐝 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐬 𝐏𝐞𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
Biaya yang ditanggung pemerintah sebagai berikut :
Rumus = biaya yang harus dibayarkan pasien – biaya yang dibayarkan pasein
= Rp 40.720 − Rp 3000
4.1 KESIMPULAN
Dari data yang sudah kami dapat dan sudah di bahas di bab III maka kami dapat
menyimpulkan bahwa :
Biaya yang dibayar untuk setiap kali berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) sebesar Rp 3000 untuk semua pemeriksaan penyakit termasuk
untuk pemeriksaan Diare, setelah melakukan perhitungan untuk mencari harga
pokok pelayanana Biaya yang seharusnya dibayarkan oleh pasien yang berobat di
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) untuk sakit diare sebesar Rp 40.720
Dana bantuan yang diberikan pemerintah ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) untuk Diare sebesar Rp 37.720 , dalam satu bulan rata-rata 2
pasien yang mengalami atau terdiagnosa penyakit diare, maka dalam setahun ada 24
pasien.
Maka, dana bantuan yang di subsidi oleh pemerintah ke Puskesmas Neglasari yaitu
dalam satu Tahun 24 pasien X Rp 37.720 = Rp 905.280
4.2 SARAN
LAMPIRAN