Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas karunia-Nya jualah
kegiatan pemantauan kualitas udara ambien yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota Tahun 2017 dapat selesai tepat waktu.
Adapun tujuan dari kegiatan pemantauan kualitas udara ambien ini adalah untuk
mengetahui status mutu udara ambien yang berada pada kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Timur. Kegiatan dilaksanakan di 9 (sembilan) kabupaten/kota, yaitu Samarinda,
Balikpapan, Bontang, Sangatta, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Penajam Paser
Utara, Tana Paser dan Berau. Pemantauan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahap pada bulan
September 2017 terdiri dari 9 (sembilan) titik pantau yang mewakili area transportasi.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada DLH Kabupaten /Kota dan
Laboratorium Penguji PT. Anugrah Analisis Sempurna yang secara langsung telah
mendukung pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas udara ambien pada tahun 2017
dapat berjalan dengan baik.
Semoga data dan informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai bahan
evaluasi untuk menentukan program dan kebijakan yang akan dilakukan dalam rangka
pengendalian pencemaran udara di Provinsi Kalimantan Timur.
BAB I
PENDAHULUAN
Menjaga kualitas udara merupakan tanggung jawab kita semua. Udara yang bersih akan
menciptakan generasi yang sehat dan sebaliknya udara yang kotor akan membangun generasi
yang rentan akan penyakit. Kualitas udara perkotaan saat ini menunjukkan kecenderungan
menurun dalam dekade terakhir. Ekonomi kota yang tumbuh dan telah mendorong urbanisasi
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas udara di perkotaan. Untuk
mengetahui kualitas udara perkotaan yang bersumber dari transportasi, maka untuk kesekian
kalinya diadakan kegiatan pemantauan kualitas udara pada tahun 2017 di 9 (Sembilan)
Kabupaten/Kota dengan masing-masing 1 (satu) titik lokasi.
Pencemaran udara merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang dihadapi
oleh daerah perkotaan. Kualitas udara perkotaan menunjukkan kecenderungan menurun dalam
dekade terakhir. Kebutuhan transportasi dan energi meningkat sejalan dengan bertambahnya
penduduk, perkembangan kota, perubahan gaya hidup karena meningkatnya pendapatan.
Peningkatan konsumsi energi ini menyebabkan meningkatkan pencemaran udara yang pada
akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi dan meningkatkan biaya kesehatan. Di kota-kota
besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagi sumber pencemar udara mencapai 60 –
70 %. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 1- - 15%,
sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran
sampah, kebakaran hutan dan lain sebagainya. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu
diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang
di anggap serius. WHO mempirkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup
udara kotor dari emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10% sisanya menghirup udara yang
bersifat marginal.
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
2
Pencemaran udara tak datang dengan begitu saja, tentunya terdapat beberapa
penyebab yang bisa menjadi faktor munculnya pencemaran udara. Sangat banyak efek yang
disebabkan oleh udara yang tercemar yaitu ekosistem hidup menjadi tertanggu. Sumber
pencemaran udara alamiah, misalnya akibat letusan gunung berapi, bis ajuga berupa kebakaran
hutan, nutrifikasi dan denitrifikasi biologi.
Zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia, yaitu :
1. Sulfur Oksida (SO2)
2. Nitrogen Dioksida (NO2)
3. Karbon Monoksida (CO)
4. Oksidan (O3)
5. Hidro Karbon (HC)
6. Partikulat Meter (PM10)
7. Debu (TSP)
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
Pemantauan kualitas udara ambien tahun 2017 dilakukan pada 9 (Sembilan) titik pantau
yang tersebar di 9 (Sembilan) Kabupaten/Kota yaitu Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta,
Tenggarong, Penajam, Tana Paser, Tanjung Redeb dan Sendawar dari Kabupaten/Kota yang ada
di provinsi Kalimantan Timur.
Adapun lokasi pemantauan kualitas udara ambien tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Pemantauan kualitas udara ambien dilaksanakan dalam satu periode pemantauan yaitu
pada bulan September dengan lokasi pemantauan di kawasan transportasi (road side). Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam pemantauan kualitas udara ambien adalah metode
aktif yang bekerja sama dengan Laboratorium PT Anugrah Analisis Sempurna. Dalam
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
pelaksanaan pengambilan sampel untuk pemantauan kualitas udara ambien di setiap lokasi titik
pantau, BLH Provinsi Kaltim didampingi oleh tenaga teknis dari BLH Kabupaten/Kota.
Pemantauan kualitas udara ambien dilaksanakan dalam satu periode pemantauan yaitu
pada bulan September dengan lokasi pemantauan di kawasan transportasi (road side) Metode
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
pengambilan sampel yang digunakan dalam pemantauan kualitas udara ambien adalah metode
aktif yang bekerja sama dengan Laboratorium PT Anugrah Analisis Sempurna. Dalam
pelaksanaan pengambilan sampel untuk pemantauan kualitas udara ambien di setiap lokasi titik
pantau, DLH Provinsi Kaltim didampingi oleh tenaga teknis dari DLH Kabupaten/Kota.
Pencemaran udara merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang dihadapi
oleh daerah perkotaan. Kualitas udara perkotaan menunjukkan kecenderungan menurun dalam
decade terakhir. Kebutuhan transportasi dan eenrgi meningkat sejalan dengan bertambahnya
penduduk, perkembangan kota, perubahan gaya hidup karena meningkatnya pendapatan.
Peningkatan konsumsi energi ini menyebabkan meningkatkan pencemaran udara yang pada
akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi dan meningkatkan biaya kesehatan. Di kota-kota
besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagi sumber pencemar udara mencapai 60 –
70 %. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industry hanya berkisar 1- - 15%,
sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran
sampah, kebakaran hutan dan lain sebagainya. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu
diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang
di anggap serius. WHO mempirkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup
udara kotor dari emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10% sisanya menghirup udara yang
bersifat marginal.
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
4
pelaksanaan pengambilan sampel untuk pemantauan kualitas udara ambien di setiap lokasi titik
pantau, BLH Provinsi Kaltim didampingi oleh tenaga teknis dari BLH Kabupaten/Kota.
BAB III
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
BAB IV
ANALISA PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN
Dari hasil pemantauan, konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2) pada Udara Ambien terlihat
bahwa konsentrasi SO2 pada udara ambien terukur pada semua titik pantau yaitu sebesar <23.82
ug/Nm3.
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat
mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar
sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh
dari sumbernya. SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan
bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah
yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal
seperti alumunium, tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper
sulfur utama adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara
ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang
menggunakan diesel dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak
mentah.
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk
gas yang tidak berwarna, yaitu Sulfur Dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya
disebut Sulfur Oksida (SOx). Sulfur Dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak
mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Masalah yang ditimbulkan oleh polutan yang dibuat manusia adalah dalam hal distribusinya
yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu, bukan dari jumlah
keseluruhannya, sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata.
Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan Sox tetapi pembakaran bahan bakar
pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SOx, misalnya pembakaran batu arang,
minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya.
Konsentrasi Pengaruh
(ppm)
3–5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 – 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konnsentrasi dalma waktu lama
50 – 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak singkat (30 menit)
400 - 500 Berbahaya meskkipun kontak secara singkat
Tabel 4. Range Konsentrasi SO2 yang Dapat Menimbulkan Dampak
bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 merupakan
polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Individu dengan indikasi
penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang
relatif rendah. SO2 juga bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6 – 12 ppm
mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat
menimbulkan spesme tergores otot otot polos pada broncholi, speme ini dapat berubah
menjadi semakin parah pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar dapat
membuat produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah
besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan
paralysis cilia dan apabila berulang kali terkena paparan maka adanya iritasi yang berulang ulang
dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia pada sel sel epitel dan dapat
menyebabkan terjadinya kanker.
Sifat asam dari air hujan ini dapat menyebabkan korosif pada logam-logam dan rangka-rangka
bangunan, merusak bahan pakaian dan tumbuhan (Tugaswati, 2004). Adanya hujan asam akan
dapat menyebabkan danau atau kolam menjadi terlalu asam, akibat yang ditimbulkan adalah
ikan-ikan yang terdapat di dalam kolam tersebut akan mengelami kematian dan tanaman di
sekitarnya menjadi banyak yang mati. Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan
bangunan gedung warnanya menjadi kusam kehitaman karena PbO pada cat bereaksi dengan
SOx menghasilkan PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat pengkaratan (Anonim,
2008).
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan
asam. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida
dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh
pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies
ikan akan hilang.
Gambar 2. Grafik Hasil Analisa Pemantauan Carbon Monoksida (CO) Tahun 2017
Di udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya
sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar
antara 10-15 ppm. Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2%
sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang
selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan.
Karbon Monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon,
sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan
prekursor banyak senyawa karbon.
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer
sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada
tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung
berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi
tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun,
sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan
menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen
atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana
dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi
menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di
atmosfer.
CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek
rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama
dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi
bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga
mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga
merupakan konstituen dari asap rokok.
karena menghirup gas CO maka gas tersebut akan mudah masuk kedalam sistem peredaran
darah kita sehingga dapat menyebabkan Oksigen kalah bersaing dengan karbon monoksida
sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu,
oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh
manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh
manusia. Selain itu juga, Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi
sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida
akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan
CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia. Gejala paparan tingkat rendah
CO mirip dengan banyak kondisi lain, seperti keracunana makanan dan flu. Namun, tidak
seperti flu, keracunan karbon monoksida tidak menyebabkan suhu tinggi (demam). Gejala
paling umum diantaranya adalah sebagai berikut :
Sakit kepala
Mual dan Muntah
Pusing
Kelelahan dan Kebingungan
Sakit Perut
Sesak napas
Paparan waktu jangka panjang untuk tinngkat CO yang rendah juga dapat menyebabkan gejala-
gejala neurologis, termasuk sebagai berikut :
Kesulitan berpikir atan konsentrasi
Perubahan emosional sering misalnya menjadi mudah depresi
Jika seseorang telah menghirup pada CO tingkat tinggi, ada kemungkinan bahwa mereka akan
mengalami gejala yang lebih parah. Ini mungkin termasuk sebagai berikut :
Intoksikasi, gangguan kepribadian dan perubahan mental
Vertigo, perasaan bahwa lingkungan sekitar berputar
Kejang, tak terkendali dari aktivitas listrik di otak yang menyebabkan kejnag otot
Ataksia, hilangnya fisik koordinasi disebabkan oleh kerusakan yang mendasari untuk otak
dan sistem saraf
Sesak napas dan takikardia, denyut jantung lebih dari 100 denyut per menit, nyeri dada yang
disebabkan oleh angina tau serangan jantung
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
kehilangan kesadaran, dalam kasus di mana ada tingkat yang sasngat tinggi dari karbon
monoksida, kematian dapat terjadi dalam beberapa menit.
100
50 Baku Mutu
Dari hasil pemantauan kualitas udara ambien untuk parameter Debu (TSP), tidak ada
yang melebihi baku mutu. Hasil pemantauan Debu tertinggi ada di Kota Bontang terdeteksi
sebesar 91 ug/Nm3 dan titik terendah terdeteksi sebesar 40.5 ug/Nm3 di Kota Balikpapan.
Kualitas udara ambien adalah faktor yang penting pada kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota, pusat-pusat kota dan
pusat-pusat industri, kualitas udara ambien telah mengalami perubahan yang semakin
menurun. Debu jatuh (DF) dan partikel tersuspensi total (TSP) sering digunakan untuk
mengkarakterisasi kualitas udara di dekat sumber debu. Kedua parameter penting ini
berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara sehingga perlu diukur sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1991.
Secara alamiah, partikulat dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh
angin, proses vulkanis yang berasal dari letusan gunung berapi, uap air laut. Partikulat juga
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa
karbon murni atau bercampur dengan gas-gas organik, seperti halnya penggunaan mesin diesel
yang tidak terpelihara dengan baik dan pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga
terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Jika dibandingkan dengan pembakaraan batu
bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan partikulat dalam jumlah yang
lebih sedikit. Emisi partikulat tergantung pada aktivitas manusia, terutama dari pembakaran
bahan bakar fosil, seperti transportasi kendaraan bermotor, industri berupa proses
(penggilingan dan penyemprotan) dan bahan bakar industri, dan sumber-sumber non industri,
misalnya pembakaran sampah baik domestik ataupun komersial.
Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal yang
lebih besar dari 0.002 µm tetapi lebih kecil dari 500 µm yang tersuspensi di atmosfer dalam
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
keadaan normal. Partikulat dapat berupa asap, debu dan uap yang dapat tinggal di atmosfer
dalam waktu yang lama.
Partikulat terdiri dari beberapa jenis berdasarkan distribusi partikelnya, antara lain:
Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi secara fisik ukuran
partikulat berkisar antara 0,0002 – 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat mempunyai
umum dalam bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur
partikulat tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang ditentukan dari ukuran dan
densitas partikulat serta aliran (turbulensi) udara.
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara
yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan
berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena
partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Untuk mengurangi potensi meningkatnya parameter Total Suspended
Partikel (TSP) dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Penerapan aturan yang ketat dan konsisten terhadap emisi dari sumber kendaraan bermotor
roda 2 maupun 4, terutama sistem pembuangannya yang harus lolos uji emisi
2. Lokalisasi terhadap sumber pencemar yang tidak bergerak yaitu industri maupun pemukiman
3. Perbaikan infrastuktur jalan untuk mengurangi emisi partikel debu
lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara
juga.
Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan
menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata (Visibility)
Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di udara merupakan
bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada umumnya udara yang tercemar hanya mengandung
logam berbahaya sekitar 0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi
logam tersebut dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada
jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang terkandung di udara yang dihirup
mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis sama yang berasal dari
makanan atau air minum.
Iklim mempengaruhi jumlah polutan, misal sistem pemanas di dalam rumah-rumah dan
gedung meningkat sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan
terbentuknya lebih banyak partikulat
Kerusakan pasif terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang
terbuat dari tanah sehingga harus sering dibersihkan
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
Sapi dan domba juga mengalami keracunan, yaitu keracunan arsen karena mengonsumsi
vegetasi yang terkontaminasi partikulat yang mengandung arsen
Dari hasil pemantauan tahap II untuk konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2), Karbon
Monoksida (CO) Nitrogen Dioksida (NO2), O3, PM10, TSP dan Pb pada udara ambien
berdasarkan hasil pengukuran di 9 (sembilan) titik sampling pada 9 (sembilan) kota yang
dipantau masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien Nasional yang telah ditetapkan dalam
lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian Pencemaran
Udara.
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir yang
terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk oksida
nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui sebagai bahan
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
pencemar udara. Nitrogen Monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen
monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO2. Pembentukan NO dan
NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang
bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm
dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm
akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang. Pemaparan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses pembakaran.
Ketika nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan gabungan dari NO dan
NO2 secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida (NOx). Pada sangat konsentrasi tinggi,
dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang fatal, paparan NO2 dapat
mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga
terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan selama
peristiwa polusi di kota.
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan
bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan
terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Di udara ambien yang normal, NO
dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Penelitian terhadap hewan
percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala
kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus yang
dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian
diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada
kadar tersebut berlangsung selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan
semua tikus yang diuji akan mati.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm
dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm
akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang. Pemaparan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang
dihasilkan pada proses pembakaran.
Gas nitrogen oksida (Nox) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas
nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan
keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit
diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila
mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat
kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi
dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila
keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih
berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata
yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia
lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry
Smog yang sangat berdampak terhadap lingkungan dan bersifat karsiogenik. Salah satu
dampaknya terhadap lingkungan yaitu akibat timbulnya asap tebal dapat menyebabkan
terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan.
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah yang
terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi
pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara merata
sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO yang
diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat
tertentu. Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx diudara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti
halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang
diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx
buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin. Kadar NOx di udara
dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari intensitas sinar mataharia dan
aktivitas kendaraan bermotor. Perubahan kadar NOx berlangsung sebagai berikut :
1. Sebelum matahari terbit, kadar NO dan NO2 tetap stabil dengan kadar sedikit lebih
tinggi dari kadar minimum sehari-hari.
2. Setelah aktivitas manusia meningkat ( jam 6-8 pagi ) kadar NO meningkat terutama
karena meningkatnya aktivitas lalu lintas yaitu kendaraan bermotor. Kadar NO tetinggi
pada saat ini dapat mencapai 1-2 ppm.
3. Dengan terbitnya sinar matahari yang memancarkan sinar ultra violet kadar NO2
(sekunder) kadar NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
4. Kadar ozon meningkat dengan menurunnya kadar NO sampai 0,1 ppm.
5. Jika intensitas sinar matahari menurun pada sore hari ( jam 5-8 malam ) kadar NO
meningkat kembali.
6. Energi matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui reaksi hidrokarbon) tetapi O3
yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan NO. Akibatnya terjadi kenaikan
kadar NO2 dan penurunan kadar O3.
Produk akhir dari pencemaran NOx di udara dapat berupa asam nitrat, yang kemudian
diendapkan sebagai garam. garam nitrat didalam air hujan atau debu.
Hasil pemantauan parameter yang melebihi baku mutu untuk parameter Hidrokarbon (HC)
kemungkinan disebabkan kondisi lingkungan sebagai berikut:
1. Emisi gas buang kendaraan gas bermotor roda 2 maupun 4 (sektor transportasi)
2. Emisi gas maupun partikel dari cerobong asap industri besar maupun industri kecil UKM
(sektor industri)
Hidrokarbon (HC) adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan
maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk
padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas
pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya, sedangkan bila
berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan
membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
Sebagai bahan pencemar udara, hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang
disemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokima dari ozon. HC merupakan
polutan primer karena dilepas ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia
merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfer dari hasil reaksi – reaksi yang
melibatkan poluten primer. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam
bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemprosesan karet.
Diperkirakan emisi industri sebesar 10% berupa HC.
Hidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon alifatik dan
hidrokarbon aromatik. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang memiliki
rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk hidrokarbon aromatik,
rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. (model hidrokarbon alifatik dan
aromatik).
Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik
akan menghasilkan HC. Umumnya pada cpagi hari kadar HC di udara tinggi, namun pada siang
hari menurun, selanjutnya pada sore hari kadar HC akan meningkat dan pada malam hari akan
kembali menurun. Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana, dengan rumus
struktur CH4. (model struktur senyawa metana). Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita
untuk dapat menuliskan rumus molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah
atom setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan
bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain.
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan
baru yang disebut Plycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan
padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.
Untuk pengukuran kadar partikulat (PM10) dengan ambang batas baku mutu sebesar 150
ug/Nm3 juga telah dilakukan. Dapat dilihat dari hasil analisa laboratorium tahun 2017, sebanyak titik
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
sampling pada 9 (sembilan) kota yang dipantau masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien
Nasional yang telah ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
tentang pengendalian Pencemaran Udara.
Particulate Matter (PM) adalah istilah untuk partikel padat atau cair yang ditemukan di
udara. Partikel dengan ukuran besar atau cukup gelap dapat dilihat sebagai jelaga atau asap.
Sedangkan partikel yang sangat kecil dapat dilihat dengan mikroskop electron. Partikel berasal
dari berbagai sumber baik mobile dan stasioner (diesel truk, woodstoves, pembangkit listrik,
dll), sehingga sifat kimia dan fisika partikel sangat bervariasi. Partikel dapat langsung diemisika
atau terbentuk di atmosfer saat polutan gas seperti SO2 dan NOx bereaksi membentuk partikel
halus.
PM-10 Standar merupakan partikel kecil yang bertanggung jawab untuk efek kesehatan
yang merugikan karena kemampuannya untuk mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran
pernapasan. PM-10 termasuk partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang. Standar
kesehatan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 untuk PM-10 adalah 150 µg/Nm3 (24 jam).
Efek utama bagi kesehatan manusia dari paparan PM-10 meliputi: efek pada pernapasan dan
sistem pernapasan, kerusakan jaringan paru-paru, kanker, dan kematian dini. Orang tua, anak-
anak, dan orang-orang dengan penyakit paru-paru kronis, influenza, atau asma, sangat sensitif
terhadap efek partikel. PM-10 yang asam juga dapat merusak bahan buatan manusia dan
merupakan penyebab utama berkurangnya jarak pandang.
sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak
partikulat.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam
atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi
sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar
yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami kondensasi. Selain
itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat
dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi.
PM10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit
jantung dan pernafasan. pada konsentrasi 140 µg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada
anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 µg/m3 dapat memperparah kondisi penderita
bronkhitis. Partikulat juga merupakan sumber utama haze (kabut asap) yang menurunkan
visibilitas.
2. Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal di dalam
saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
Partikulat – partikulat yang beracun biasanya tidak terdapat dalam jumlah tinggi di
atmosfer kecuali aerosol asam sulfat, melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil.
Pada tanaman, partikulat debu PM10 jika bergabung dengan uap air atau air hujan
gerimis akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci
dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu
proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah
pertukaran CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu.
pengaruh partikulat tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya bagi hewan yang
memakan tanaman tersebut.
Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas intensitas sinar tersebut hilang sehingga
keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan visibilitas
ini dapat membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal terbang.
Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada musim gugur dan salju,
sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat sehingga dibutuhkan tenaga
yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak partikulat.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam
atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi
sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar
yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami kondensasi. Selain
itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat
dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi. Suhu atmosfer bumi ternyata
menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa abad terakhir ini terjadi kenaikan
kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer.
Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat mungkin berperan dalam penurunan suhu
atmosfer tersebut.
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
24
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Pada tahun 2017 realisasi target capaian SPM bidang lingkungan hidup Provinsi
Kalimantan Timur untuk jenis pelayanan informasi status mutu udara ambien adalah
99.87%. Dari sepuluh kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur,
Sepuluh kabupaten/Kota telah dipantau kualitas udaranya dengan jumlah titik
pemantauan sebanyak 9 (Sembilan) titik pantau yang berlokasi yaitu di Balikpapan,
Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Penajam Paser Utara,
Tana Paser, dan Berau.
2. Waktu Pemantauan Kualitas Udara Ambien dilaksanakan dalam satu periode yaitu pada
bulan September 2017 dengan dengan lokasi pemantauan roadside dan sekitar kawasan
pemukiman atau pada titik-titik tertentu yang dianggap dapat mewakili keadaan kualitas
udara di masing-masing Kabupaten/Kota. Metode yang digunakan dalam pemantauan
kualitas udara ambien adalah metode aktif. Pengambilan sampel bekerja sama dengan
Laboratorium PT. Anugrah Analisis Sampurna Jakarta. Parameter yang dipantau mengacu
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
yaitu SO2, NO2, CO, HC, O3, Pb,TSP dan PM10.
3. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2017 diperoleh informasi status mutu udara
ambien dari setiap kota yang dipantau yaitu bahwa tidak ada parameter yang melebihi
Baku Mutu.
5.2 SARAN
Untuk mengurangi potensi meningkatnya polutan udara dapat dilakukan dengan hal-hal
antara lain penerapan aturan yang ketat dan konsisten terhadap emisi dari sumber
kendaraan bermotor terutama sistem pembuangannya yang harus lolos uji emisi, lokalisasi
terhadap sumber pencemar yang tidak bergerak yaitu industri maupun pemukiman serta
perbaikan infrastuktur jalan untuk mengurangi emisi partikel debu.