Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Fastabiqul Khairat: Berlomba-lomba dalam hal kebaikan”

Disusun oleh:

Galih Achmad Prawiradiawan (20183020094)

Dosen Pembimbing:

Abdul Aziz Hasan, S.Pd.I., M.Pd.I.

D3 TEKNIK MESIN PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami persembahkan kepada Allah SWT yang masih mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah “Fastabiqul Khairat: Berlomba-
lomba dalam hal kebaikan” dapat terselesaikan. Kemudian shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memerankan fungsi- fungsi kekhalifahan
dengan baik sehingga beliau dipilih Allah SWT sebagai uswatun hasanah bagi seluruh
manusia.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam, serta membantu teman-teman dalam memahami tentang Berlomba-lomba dalam
hal kebaikan. Makalah ini terdiri dari tiga bagian, antara lain: Pendahulua, Isi, dan
Penutup
Saya berharap, makalah ini bisa berguna bagi teman-teman untuk mempelajari
Akhlak Tasawuf terutama baik dan buruknya sesuatu. Kami penyusun makalah
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Akhirnya kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca agar dapat
membangun wawasan yang lebih luas bagi kami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 11 Desember 2018

Galih Achmad Prawiradiawan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah Ta’ala telah memberikan berbagai nikmat-Nya kepada kita semua yang
tentunya harus kita syukuri dengan cara: yang pertama, kita meyakini dalam hati bahwa
nikmat-nikmat tersebut datangnya dari Allah semata, yang merupakan karunia-Nya
yang diberikan kepada kita; yang kedua, mengucapkan rasa syukur kepada-Nya
melalui lisan-lisan kita dengan cara memuji-Nya; dan yang ketiga, mempergunakannya
sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.
Di antara nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah harta dan
sehatnya anggota badan seperti lisan, tangan, kaki dan lainnya. Semua nikmat itu harus
kita gunakan untuk ketaatan kepada Allah,dan berkompetisi dalam meraih kebaikan
untuk kehidupan yang akan datang dengan cara menginfakkan harta yang kita miliki di
jalan kebenaran, membiasakan lisan kita untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya
dengan dzikir-dzikir yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam haditsnya yang shahih, mengucapkan ucapan yang baik, beramar ma’ruf nahi
munkar dan sebagainya.
Allah akan menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan
atas segala amal perbuatannya. Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada
yang dapat melemahkannya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari
pembalasan. Kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau
kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku di mana pun dia berada dan dalam
keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya semakin banyak perbuatan
baik yang dilakukannya maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan
Allah SWT.
Sebagaimana yang kita ketahui di kalangan orang iman itu ada tiga golongan,
golongan yang pertama adalah golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam
kebaikan (fastabiqul khoirot), golongan yang kedua adalah golongan orang-orang yang
muqtasidun (sedang), golongan yang ketiga adalah golongan orang-orang yang
dholimu linafsih (menganiaya diri sendiri). Idealnya seorang mukmin bisa menjadi
seperti cermin bagi mukmin lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan
memperhatikann dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan termasuk dalam
hal berbuat baik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kita ambil dari latar belakang diatas
adalah:
1. Apakah isi penjelasan tentang kompetisi dalam kebaikan?
2. Apa saja contoh perbuatan yang termasuk dalam kompetisi dalam kebaikan?
3. Bagaimana ciri – ciri perilaku yang mencerminkan perilaku berkompetisi
dalam kebaikan?
4. Bagaimana penjelasan perintah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-
Baqarah:148 untuk berkompetisi ?
5. Bagaimana penjelasan perintah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al- Faathir
: 32 untuk berkompetisi ?
6. Apa faedah berkompetisi dalam urusan akhirat ?

1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang dapat kita ambil dari latar belakang diatas
adalah:
1. Menjelaskan pengertian Fastabiqul Khairat
2. Menjelaskan ayat – ayat tentang kompetisi dalam kebaikan
3. Menjelaskan contoh perbuatan yang termasuk kompetisi dalam kebaikan
4. Menjelaskan ciri - ciri perilaku yang mencerminkan berkompetisi dalam
kebaikan
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kompetisi dan Kebaikan


A. Kompetisi
Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek
sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan),
over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan
dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.
Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas
mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau
kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur
reward dalam suatu situasi.
Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua
individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.
B. Kebaikan
Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku
tersebut menuju kesempuranan manusia. Kebaikan disebut nilai(value), apabila
kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit. Manusia menentukan
tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalanyang ditempuh. Pertama kali yang
timbul dalam jiwa adalah tujuan itu, dalampelaksanaanya yang pertama diperlukan
adalah jalan-jalan itu. Jalan yangditempuh mendapatkan nilai dari tujuan
akhir.Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.
Tujuan harus ada, supaya manusia dapat menentukan tindakan pertama. Jika
tidak,manusia akan hidup secara serampangan. Tetapi bisa juga orang
mengatakanhidup secara serampangan menjadi tujuan hidupnya.Akan tetapi dengan
begitu manusia tidak akan sampai kepada kesempurnaan kebaikan selaras dengan
derajat manusia.Untuk setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir. Seluruh
manusiamempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut
kesempurnaan.Tujuan akhir selamanya merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu
mencarinya dengan kesenangan atau tidak.
Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila
membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang
membuatnya baik sebagai manusia.

2.2 Contoh perbuatan yang termasuk dalam kompetisi dalam Kebaikan


1. Sedekah
a. Pengertian sedekah
Sedekah dalam agama islam ialah Suatu pemberian yang diberikan oleh seorang
Muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu
dan jumlah tertentu; suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap rida Allah SWT dan pahala semata.
b. Manfaat sedekah
1) Dengan bersedekah kita bukan hanya mendapatkan pahala dari allah SWT, tetapi
juga bisa meredam/mengurangi dosa yang telah lalu.menurut H.R At-tirmidzi:
Rasullah bersabda “sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api”
2) Amalan sedekah bisa menghindarkan kita dari kematian yang su’ul khatimah
(kematian dalam keadaan tidak beriman).
3) Menurut beberapa hadist memulai hari dengan bersedekah bisa menghindarkan
dari kejadian yang buruk, atau bisa dikatakan bahwa sedekah adalah penolak
bala/bencana. Hal ini juga karena ketika anda bersedekah allah akan menjaga kita
sepanjang hari.
4) Sedekah mampu menyucikan jiwa dan harta kita. Hati kita akan merasa damai dan
tentu saja anda akan terhindar dari perasaan negatif. Selain itu harta kita juga akan
lebih di berkahi oleh allah.
5) Sedekah bisa memanjangkan umur kita karena allah akan mengundurkan waktu
kematian kita. Allah memang pernah mengatakan kepada rasullah bahwa sedekah
memang memanjangkan umur dan menunda kematian.
6) Manfaat amalan sedekah yang lainnya ialah sedekah bisa melipat gandakan harta.
Ini sesuai dengan janji allah dalam Q,S Al-An’am (160) yang arti nya berbunyi:
“Barang siapa membawa amal baik maka baginya (pahala)sepuluh kali lipat
amalnya;dan barang siapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak akan di
beri balasan melainkan seimbal dengan kejahatannya,sedang mereka sedikit pun
tidak di aniaya(di rugikan)”.juga dari Q.S Saba’(39):”dan barang apasaja yang
kamu nafkahkan maka allah akan mengganti nya,dialah pemberi rejeki yang
sebaik-baiknya.

2. Menuntut Ilmu
a. Pengertian menuntut ilmu
“Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik, karena pada
dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan
kebodohan.”
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaiman sabda Nabi Muhammad Saw.
Artinya :
“Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuan”
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena
mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya
adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad,
mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya
perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah
laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.
b. Keutamaan ilmu dan menuntutnya
Ilmu memiliki keutamaan, diantaranya :
1) Menuntut ilmu adalah jalan menuju Surga. Rasulullah SAW bersabda :
‫ط ِر ْيقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬ َ ‫ط ِر ْيقًا يَ ْلت َ ِمس فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬
َ ‫س َّه َل هللا لَه بِ ِه‬ َ ‫سلَ َك‬
َ ‫َم ْن‬
(‫ و غيره عن أبي هريرة‬2699 ‫ رقم‬2074/4‫ رواه مسلم‬t )
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah
akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR Muslim 4/2074 no. 2699 dan yang
lainnya dari shahabat Abu Hurairah t).

2) Warisan para Nabi, sebagaimana sabda Rasululloh :


“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan
dinar dan tidak pula dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Sehingga siapa yang
mengambil ilmu tersebut maka telah mengambil bagian sempurna darinya (dari
warisan tersebut).” (HR At Tirmidzie )
3) Allah mengangkat derajat ahli ilmu didunia dan akhirat, sebagaimana
firmanNya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang-lapanglah
dalam majlis”, lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan:”Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(QS. 58:11)
4) Ilmu Pintu kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Rasululloh :

َّ ‫َم ْن ي ِر ْد‬
ِ ‫َّللا بِ ِه َخي ًْرا يفَ ِق ْهه فِي الد‬
‫ِين‬
“Barang siapa yang Allah inginkan padanya kebaikan maka Allah fahamkan
agamanya.”

Anda mungkin juga menyukai