Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN DIABETES MELLITUS MODEL KONSEP TEORI DOROTHEA E.
OREM DI RUANG ALGHIFARI RS ISLAM SUKAPURA

Oleh
PERI ZULIANI
NPM. 2017980015

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2018
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. T MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI ”SELF
CARE” OREM DI RUANG ALGHIFARI RS SUKAPURA JAKARTA

A. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama pasien : Ny. T
2) Usia : 50 tahun
3) Agama : Islam
4) Jenis kelamin : Perempuan
5) Alamat : GG Sadar III RT 6/3 No 4 Jakarta Utara
6) Pendidikan : SD
7) Pekerjaan : Tidak Bekerja
8) Status Perkawinan : Menikah
9) Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
10) Tanggal Pengkajian: 05 Desember 2018 Jam : 10.00 WIB

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Mual, perut terasa kembung, pusing serta lemes
2) Riwayat penyakit sekarang
Ny. P IGD masuk rumah sakit islam sukapura pada tanggal 02 Desember 2018
dengan keluhan mual, peret kembung, bada terasa lemes, makan sedikit krna
tidak nafsu. Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 05 Desember 2018 di
ruangan abuzar di dapatkan pasien masing mengeluhkan bandanya masih terasa
lemes, perutnya masih terasa kembung dengan sedikit terasa mual akan tetapui
tidak ada keinginan untuk muntah dan tidak ada keluhan nyeri. Pasien juga
mengeluhkan kakinya sering bengkak jika sering di bawa untuk aktifitas atau
berjalan dan pasien juga mengeluhkan padangannya sedikit kabur mata yang
sesekali mengeluarkan air mata. Hasil TTV : TD : 130/80 mmHg, RR : 24
0
x/menit, N : 88x/menit, S : 36 C.

3) Riwayat penyakit dahulu


Pasien menderita penyakit hipertensi dan diabetes melitus sejak lebih
kurang 15 tahun yang lalu, pasien juga mengkonsumsi obat secara rutin
aka tetapi tidak mengetahui jenis obat yang dia minum. Pasien juga
mengatakan sudah 4 kali dirawat di rs islam sukapura dengan keluhan
yang sama. Pasien juga mengatakn tidak ada dari anggota keluarga yang
menderita penyakit seperti yang dia alami.
4) Status perkembangan
Lansia
5) Sosial budaya
Suku jaw, beragama islam, berbahasa indonesia. Setelah sakit pasien tidak
mempunyai pekerjaan hanya saya pasien menjaga kedua cucunya di rumah.
6) Sistem pelayanan kesehatan
Untuk mengatasi masalah kesehatan pasien memanfaatkan fasilitas kesehatan
terdekat, biaya perawatan ditanggung oleh BPJS kesehatan.
7) Sistem keluarga
Pasien sudah meniksh, dia mepunyai 3 orang anak dan 2 orang cucu.
Komunikasi pasien dan keluarga sangan baik dan saat sakit di rawat oleh
anaknya.
8) Pola hidup
Pasien mengatakan dia mempunyai pola hidup yang kurang baik di antranya
di menjaga pola makan dan istirahat dengan cukup
9) Sumber – sumber
Anak – anaknya merupakan sumber – sumber pendukung dalam kehidupan
pasien.
SELF CARE AGENCY SISTEM PELAYANAN
THERAPEUTIC SELF MASALAH
KEPERAWATAN
CARE DEMAND ABILITIES LIMITATION KEPERAWATAN
MENURUT OREM
Keseimbangan Pemeriksaan Fisik  Pasien mengatakan badanya Supportif dan Edukatif  Risiko penurunan curah
pemasukan udara Inspeksi : masih terasa lemah Klien memerlukan jantung
 Pasien mengatkan terkadang
atau oksigenasi  Kesadaran pendidikan kesehatan,  Risiko perfusi miokard
sempoyongan saat berjalan diantaranya:
- composmentis tidak efektif
Pemeriksaan Fisik - Management respiratory
 GCS : 15
Inspeksi :
E: 4 M: 6 V:5
 Kesadaran compos mentis
 Pernafasan spontan
GCS :15
 Irama teratur
E:4M:6V:5
 RR : 12-22 x/mnt
 Pernapasan spontan
 Pernapasan :
 Pola napas teratur
(dada / perut)
 RR : 24 x/menit
 Kemampuan mengeluarkan
 Bentuk dada normal
sputum
Palpasi
 Bentuk dada
 Ekspansi dada (simetris)
(ratio AP / PA 1 : 2)
 CRT > 2 detik ( 2 detik)
 Gangguan tulang belakang :(-)
 Clubbing finger : ( - ) Tanda Vital :
 Tidak ada nyeri TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
Palpasi RR : 24 x/menit
 Ekspansi dada (simetris) Suhu : 36C

 CRT < 2 detik Perkusi

 distensi vena jugularis (-)  Hasil perkusi (Sonor)

 Deviasi trakea ( - ) Auskultasi

 Taktil premitus ( - )  Bunyi napas normal vesikuler

 massa, lesi, dan bengkak: ( - ) Pemeriksaan penunjang

 Syncope : ( - )  HB : 7,3 mg/dl


 Hematokrit : 21,8 %
Tanda Vital:  Lekosit : 5.56
 Tekanan Darah  Trombosit : 140 ribu

- sistole : 90 – 120 mmhg Riwayat pengobatan : diabetes meiltus


- diastole : 60 – 80 mmhg dan hipertensi
 Nadi
60 – 100 x/menit
 Irama
Regular
 Suhu : 36 – 37 0C
Perkusi
 Hasil perkusi
(resonans,Dullness,tympany
Auskultasi
 Bunyi napas
(vesikuler, bronchial,
bronkovesikuler)
Pemeriksaan penunjang
Tes Kulit :
 Uji Mantoux : ( - )
 Uji Skin Prick (uji tusuk)
(-)
 EKG
Kesan : irama sinus / normal
 Rongten Thoraks
Kesan : Dalam Batas Normal
 Ct scan
Kesan : Dalam Batas Normal
 ECHO
Kesan : Dalam Batas Normal
Laboratorium
AGD
 PH : 7.35 – 7.45
 PCO2 : 38 – 42 mmHg
 PaO2 : 75 – 100 mmHg
 HCO3 : 22 – 28 mmol/L
 SaO2 : 94 – 100 %
Hasil : . . . . . . . . . . . .
Hemoglobin
 Wanita : 12 – 16 gr/dl
 Pria : 14 – 18 gr/dl
Hematokrit
 Wanita : 37 – 43 %
 Pria : 40 – 48 %
Sputum
 BTA : + / -
 BTA : gen expert

Keseimbangan Pemeriksaan fisik  Pasien mengatakan sering Wholly Compensantory  Gangguan sirkulasi
Cairan dan Inspeksi : kecing dengan frekunsi 5 – 7 System : spontan
elektrolit £ Tidak ada tanda-tanda kali/hari terutama pada Klien memerlukan bantuan  Perfusi perifer tidak
dehidrasi malam hari. perawat sepenuhnya, efektif
 Pasien mengatakan saat diantara nya:
Hasil : . . . . . . . . . . . . . . .  Risiko gangguan
kencing tidak lancar dan
 Balance cairan - Dalam keadaan sirkulasi spontan
terputus – putus.
□ intake Retensi urin klien  Risiko perdarahan
 Pasien mengatakan
- 30 – 50 ml / kg BB membutuhkan terapi  Risiko perfusi
kencingnya berwarna kuning
anti diuretik ataupun
Hasil : . . . . . . . . . . . . agak pekat. penggunaan kateter. gastrointestinal tidak
 Pasien mengatakan masih
□ output Partially Compensatory efektif
merasakan mual dan
urin : 0,5 – 1 cc / kg BB System :  Risiko perfusi
kembung.
Hasil : . . . . . . . . . . . . - Membutuhkan perifer tidak efektif
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang bantuan untuk BAB/  Risiko perfusi renal
inspeksi
Laboratorium BAK (ditempat tidak efektif
 Kekurangan cairan :
 Elektrolit serum  Mukosa bibir kering tidur/kamar mandi).  Risiko perfusi
 Turgor kulit tidak elastis
 Natrium : 136 – 145 serebal tidak efektif
 Mata cekung
gr/dl
Balance cairan
 Kalium : 3,5 – 5,0
 Intake : 2300 cc/24 jam
mmol Supportif dan Edukatif :
Oral : 1200 cc/24 jam
 Clorida : 98 – 106 mmol Parenteral : 1100 cc/24 jam
 Bikarbonat (HCO3) : 22 – - Menganjurkan latihan
 Otuput : 2400 cc/24 jam
26 mmol/l BAK : 1200 cc/24 jam rentang gerak pasif/
IWL : 1200 cc/24 jam
Hasil : . . . . . . . . . . . . aktif.
Balance cairan/24 jam : + 100 cc
 Hitung darah - Menganjurkan
Tanda – tanda vital
(Hematokrit) pemberian kompres
TD : 130/80
- Pria dewasa: 40-54 Nadi : 88 x/menit hangat pada area
RR : 24 x/menit vesika urinaria/
%. Suhu : 36C
- Wanita dewasa: 37-47 baldder.
Pemeriksaan penunjang
%. Laboratorium - Memotivasi klien
Hasil : . . . . . . . . . . . . Tgl 04/12/2018 untuk BAB dan BAK
 pH urin : 4,6 – 8.  HB : 7,3 mg/dl di toilet.
 Hematokrit : 21,8 %
Hasil : . . . . . . . . . . . .
 Lekosit : 5.56
 berat jenis urin : 1,003-  Trombosit : 140 ribu
 GD sewaktu 1 : 41 mg/dl
1,030
 GD sewaktu 2 : 126 mg/dl
Hasil : . . . . . . . . . . . .  SGPT 46 U/L
 Creatinin : 5,1 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
Gula darah kurva harian :
 GD jam 06 : 176 mg/dl
 GD jam 11 : 155 mg/dl
 GD jam 16 : 160 mg/dl
Tgl 05/12/2018
 GDS : 96 mg/dl
Pemenuhan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik Wholly Compensantory  Berat badan
kebutuhan nutrisi inspeksi inspeksi System lebih/kurang
 Napsu makan : normal Meningkat / Menurun Klien memerlukan bantuan  Deficit nutrisi
 Porsi makan : dihabiskan Porsi makan : ½ posrsi perawat sepenuhnya,  Diare
 Frekuensi makan : 3 x/ hari maknan diantara nya:  Disfungsi motilitas
Frekuensi Makan 3/ hari
Hasil:….......x/hari Diet lunak 3 DM - Kebutuhan nutrisi dan intestinal
 Penampilan umum Diet rendah Karbohidrat cairan dipenuhi melalui  Hypervolemia
(rambut, postur tubuh, berat Rambut tampak : kering. parenteral atau NGT  Hypovolemia
badan, tinggi badan) Berat badan : 50 kg (sonde)  Kesiapan persiapan
 Konjungtiva tidak anemis Tinggi Badan : 155 cm Partially Compensatory peningkatan
 Indeks masa tubuh (18,5 –  IMT : 33 kg/m2 ( Obesitas ) System keseimbangan cairan
24,9)  Mual (+) Klien memerlukan bantuan  Kesiapan
 Lingkar lengan atas  kembung perawat sebagian, peningkatan nutrisi
□ Laki-laki : 29,3 auskultasi diantaranya :  Ketidak stabilan
cm  Bising usus : 15 x/mnt - Klien mengalami kadar glukosa darah
□ Perempuan : 28,5 cm palpasi kelemahan sehingga  Obesitas
 pemenuhan nutrisi
£ Tidak ada keluhan Nyeri abdomen tidak ada  Risiko berat badan
Hasil palpasi klien di bantu
mual muntah lebih
keluarga atau
£ Tidak ada gangguan  Tidak ada hepatomegaly  Risiko deficit nutrisi
perawat dengan cara
mengunyah, menelan,  Tidak ada splenomegali  Risiko disfungsi
di suap
motilitas, proses Perkusi motilitas
Supportif dan Edukatif
penyerapan  timpany gastrointestinal
Klien memerlukan
auskultasi Pemeriksaan penunjang  Risiko hypovolemia
pendidikan kesehatan,
 Bising usus ( 9 – 12 x/mt) laboratorium  Risiko ketidak
Hasil : . . . . . . . . . . . . Tgl 04/12/2018 diantaranya: seimbangan cairan
palpasi  HB : 7,3 mg/dl - Pengaturan jenis  Risiko ketidak
 Hematokrit : 21,8 %
 Tidak ada nyeri tekan pada diet di konsumsi seimbangan
 Lekosit : 5.56
semua kuadran abdomen  Trombosit : 140 ribu - Pengajarkan pola elektrolit
 GD sewaktu 1 : 41 mg/dl
 Tidak ada pembesaran organ diet yang benar  Risiko ketidak
 GD sewaktu 2 : 126 mg/dl
Hepar  SGPT 46 U/L seimbangan gula
□ wanita : 7,5 cm  Creatinin : 5,1 mg/dl darah
 Albumin : 3,1 g/dl
□ pria : 10,5 cm  Risiko syok
Gula darah kurva harian :
Hasil : . . . . . . . . . . . .
 GD jam 06 : 176 mg/dl
 GD jam 11 : 155 mg/dl
limpa  GD jam 16 : 160 mg/dl

12 cm, 7cm tinggi, 4cm tebal dan Tgl 05/12/2018

beratnya sekitar 150 gram GDS : 96 mg/dl

Hasil : . . . . . . . . . . . .
perkusi
 Suara timpani pada semua
kuadran abdomen (usus
besar, usus kecil)
Hasil : . . . . . . . . . . . .
 Suara pekak pada kuadran
kanan atas (hati)
Hasil : . . . . . . . . . . . .
Pemeriksaan penunjang
£ USG abdomen
Kesan: dalam batas normal
£ Rontgen
Kesan: dalam batas norma
Laboratorium
 Albumin (0 – 8 mg / dl)
 SGOT : 3-45 u/L
 SGPT : 0-35 u/L
Kebutuhan Pemeriksaan fisik Inspeksi Wholly Compensantory  Intoleransi aktivitas
Aktivitas dan Inspeksi £ Pasien masih terlihat lemah System :  kesiapan
istirahat Aktifitas Aktifitas Klien memerlukan bantuan peningkatan tidur
 Mampu naik-turun  Kelemahan fisik perawat sepenuhnya,
tempat tidur  Pasien tampak sempoyongan diantara nya:
 Mampu ambulasi dan jika berjalan - Penggunaan alat
berjalan sendiri  Kaki bengkak jika banyak
bantu (kursi roda)
 Tonus otot maksimal berjalan
 Mampu melakukan Perkusi - Membutuhkan
aktivitas dan berpindah  Reflex patella : - /- terapi pengobatan
 Tidak ada nyeri  Reflex Babinski : - /-
(analgesic,
 Reflex bisep/trisep : - /-
sedative, narkotik)
istirahat Partially Compensatory
perkusi
 Tidur : .7-8 jam/hri System :
 Reflex patella : + / +  Keluhan sering terbangun - Penggunaan alat
 Reflex Babinski : + / +
pada pukul 3 -5 pagi
 Reflex bisep/trisep : + / bantu (tongkat,
karena BAK
+ kruk, walker)
Pemeriksaan penunjang
Hasil: ………………………….. - Penggunaan
Tgl 04/12/2018
Istirahat tempat yang
 HB : 7,3 mg/dl
 Tidur 6-8 jam/hari tenang,
 Hematokrit : 21,8 %
Hasil : . . . . . . . . . . . . pembatasan
 Lekosit : 5.56
 Siklus tidur normal  Trombosit : 140 ribu pengunjung
 GD sewaktu 1 : 41 mg/dl
Hasil : . . . . . . . . . . . . Supportif dan Edukatif :
 GD sewaktu 2 : 126 mg/dl
 Tidur nyenyak  SGPT 46 U/L - Menganjurkan
 Creatinin : 5,1 mg/dl
Tidak ada gangguan latihan rentang
 Albumin : 3,1 g/dl
gejala sleep apnea gerak sendi secara
Gula darah kurva harian :
Pemeriksaan penunjang aktif maupun pasif
 GD jam 06 : 176 mg/dl
£ Foto Rontgen  GD jam 11 : 155 mg/dl - Menjelaskan
 GD jam 16 : 160 mg/dl
Kesan: dalam batas normal pentingnya
Tgl 05/12/2018
 Ct scan kebutuhan istirahat
 GDS : 96 mg/dl dalam proses
Kesan : Dalam Batas Normal
£ MRI penyembuhan

Kesan: dalam batas normal penyakit


11) Developmen Self Care Requisite
a. Memelihara lingkungan untuk proses penyembuhan : aktifitas sehari –

hari seperti makan, mandi, BAK dan BAB pasien dibantu oleh anaknya,

terpasang infuse, klien mengikuti instruksi dokter dan perawat untuk

menunjang proses penyembuhan, misalnya minum obat dan mobilisasi


b. Pencegahan terhadap kondisi yang mengancam perkembangan normal :

klien mengatakan memahami tentang faktor – faktor yang

menyebabkan penyakit diabetes mellitus seperti yang saat ini diderita

pasien.
12) Health Deviation Self Care Requisites
a. Kepatuhan pada terapi medis : Klien mengikuti instruksi yang diberikan

oleh dokter selama di rumah sakit, baik keperawatan, maupun medis.

Termasuk untuk minum obat. Melakukan serangkaian pemeriksaan

laboratorium lain-lain.
b. Kesadaran pasien terhadap pentingnya pengobatan yang dilakukan :

Klien sudah mengetahui tentang penyakitnya yang susah disembuhkan

karena klien juga menyadari umurnya yang sudah tua mengakibatkan

fungsi tubuhnya mulai turun, tetapi klien tetap berusaha menjalani

pengobatan dan berharap kondisi kesehatannya akan pulih seperti

semula
c. Modifikasi citra diri untuk menggabungkan perubahan status

kesehatan : Klien menerima penyakit dan perawatan selama di RS

dengan baik, namun klien belum mampu menerapkan gaya hidup yang

sehat sesuai dengan kondisi penyakitnya. Klien mulai beradaptasi

dengan kondisi penyakitnya,. Klien tidak mengalami masalah dengan

konsep dirinya.
d. Penyesuaian gaya hidup untuk mengakomodasi perubahan dalam status

kesehatan dan terapi medis : Klien menerima kondisinya. Respon

keluarga sangat kooperatif memberikan semangat pada klien untuk

menyesuaikan dengan adanya keterbatasan dalam memenuhi self care.

Klien dapat beradaptasi dengan rasa sesaknya. Untuk program

pengobatan selama di RS klien merasakan masih belum ada perubahan

gaya hidup yang berarti karena jika di RS klien tidak banyak melakukan

aktivitas dan lebih banyak berbaring di tempat tidur.


e. Mencari bantuan medis ketika terjadi perubahan kesehatan : Klien

memutuskan ke rumah sakit supaya kondisi membaik, tidak sakit

sakitan supaya bisa beraktifitas seperti semula, karena dia kasian dengan

suaminya yang harus lama menunggunya di rumah sakit, karena harus

bekerja.
12) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 04 Desember 2018

Nama pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


 HB 7,3 mg/dl
 Hematokrit 21,8 %
 Lekosit 5.56 /mm3
 Trombosit 140 /mm3
 GD sewaktu 1 Mg/dl
41 Mg/dl
GD sewaktu 2 u/l
 SGPT 126
mg/dl
 Creatinin 46 g/dl
 Albumin
5,1
Gula darah kurva
3,1 mg/dl
harian : mg/dl
£ GD jam 06 mg/dl
£ GD jam 11
176 mg/dl
£ GD jam 16
155
Tgl 05/12/2018
160
GDS
96

13) Terapi pengobatan

Nama obat Dosis Rute pemberian


Captopril 25 mg (extra) Oral
Amplodipine 10 mg (extra) Oral
Candesartan 1 x 16 mg Oral
Sucralfat 3 x 10 cc Oral
Domperidone 3 x 10 mg Oral
Sulfaserosus 3 x 200 mg Oral
Asam folat 3 x 1 mg Oral
CaCo3 3 x 500 mg Oral
Acarbose 1x 100 mg Oral
D5 10 % 500 cc/24 jam Intravena

14) Diet DM 150 kalori

ANALISA DATA

DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH


DS : Osmotik deuresis, Gangguan keseimbangan
 pasien mengatakan sering poliuri
cairan dan eretrosit
kecing dengan frekunsi 5 –
7 kali/hari terutama pada
malam hari.
 pasien mengatakan saat
kencing tidak lancar dan
terputus – putus.
 pasien mengatakan
kencingnya berwarna
kuning agak pekat.
 Pasien mengatakan masih
merasakan mual dan
kembung.
DO :
 Mukosa bibir kering
 Turgor kulit tidak elastis
 Mata cekung
Balance cairan
 Intake : 2300 cc/24 jam
Oral : 1200 cc/24 jam
Parenteral : 1100 cc/24 jam
 Otuput : 2400 cc/24 jam
BAK : 1200 cc/24 jam
IWL : 1200 cc/24 jam
Balance cairan/24 jam : + 100 cc
Tanda – tanda vital
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Tgl 04/12/2018
 HB : 7,3 mg/dl
 Hematokrit : 21,8 %
 Lekosit : 5.56
 Trombosit : 140 ribu
 GD sewaktu 1 : 41 mg/dl
 GD sewaktu 2 : 126 mg/dl
 SGPT 46 U/L
 Creatinin : 5,1 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
Gula darah kurva harian :
 GD jam 06 : 176 mg/dl
 GD jam 11 : 155 mg/dl
 GD jam 16 : 160 mg/dl
Tgl 05/12/2018
1. GDS : 96 mg/dl
DS : Gangguan Gangguan pemenuah
2. Pasien mengatakn masih gastrointestinal kebutuhan nutrisi.
merasakan mual dan perut
terasa kembung
3. Pasien mengatakan kurang
nafsu makan
4. Pasien mengatakan hanya
menghabiskan ½ porsi
makanan yang di berikan.
5. Pasien mnagtakan sejak
sakit dirinya memang susah
untuk makan.
DO :
 Pasien tampak lemah
 Pasien lebih banyak
terbaring di tempat tidur
 Tampak ½ makan yang
tidak di habiskan oleh
pasien
Frekuensi Makan 3/ hari
Diet lunak 3 DM
Diet rendah Karbohidrat
Rambut tampak : kering.
Berat badan : 50 kg
Tinggi Badan : 155 cm
 IMT : 33 kg/m2 ( Obesitas )
 Mual (+)
 kembung
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang
Tgl 04/12/2018
 HB : 7,3 mg/dl
 Hematokrit : 21,8 %
 Lekosit : 5.56
 Trombosit : 140 ribu
 GD sewaktu 1 : 41 mg/dl
 GD sewaktu 2 : 126 mg/dl
 SGPT 46 U/L
 Creatinin : 5,1 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl

DS : Kelemahan pada Intoleransi aktivitas


 Pasien mengatakan ektremitas
badanya masih terasa
lemah
 Pasien mengatakan
terkadang sempoyongan
saat berjalan
Aktifitas
 Kelemahan fisik
 Pasien tampak
sempoyongan jika berjalan
 Kaki bengkak jika banyak
berjalan
istirahat
 Tidur : .7-8 jam/hri
 Keluhan sering
terbangun pada pukul 3
-5 pagi karena BAK
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang
 HB : 7,3 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
Gula darah kurva harian :
 GD jam 06 : 176 mg/dl
 GD jam 11 : 155 mg/dl
 GD jam 16 : 160 mg/dl

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan keseimbangan cairan dan eretrosit b/d di uresis osmotik dan

poliuria
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake kurang

adekuat karena adanya mual muntah.


c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat penurunan produksi energi
3. Rencana asuhan keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1 Gangguan keseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola eliminasi urin 1. Mengetahui keadaan umum
cairan dan eretrosit b/d di keperawatan selama 2x24 jam di klien, konsentrasi urin, pasien
uresis osmotik dan poliuria harapkan kebutuhan pasien terpenuhi keadaan turgor kulit pasien.
2. Timbang berat badan klien
denga kriteria hasil : 2. Merupakan indikator dari
tiap hari
1. Hidrasi yang adekuat tingkat dehidrasi atau volume
dibuktikan dgn TTV yang sirkulasi yang adekuat.
3. Monitor intake dan output 3. Monitoring intek dan output
stabil
2. Turgor kuli dan CRT baik cairan klien untuk penatalaksanaan
3. Haluaran urin tepas secara
selanjutnya
individu dan kadar eritrosit 4. Cairan yang keluar harus di
4. Anjurkan klien minum
dalam batas normal ganti untuk balace cairan di
dengan jumlah yang cukup
dalam tubuh.
(1500-3000ml/hr).
5. Mengetahui keadaan umum.
5. Monitor tanda vital
6. Sebagai indikasi dalam
melakukan tindakan terapi
6. Monitor keadaan albumin carian dan intake cairan.
7. Pemberian insulin dan
dan elektrolit
antidiabetika mengurangi dan
7. Laksanakan program mengatasi manisfetasi klinis
pengobatan pemberian yang ada.
insulin atau obat
antidiabetik
2 Gangguan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status nutrisi klien 1. Menentukan kebutuhan
kebutuhan tubuh b/d intake keperawatan selama 2x24 jam di nutrisi klien
2. Timbang berat badan
2. Barat badan indicator
kurang adekuat karena harapkan kebutuhan pasien terpenuhi
setiap 3 hari atau sesuai
status nutrisi klien.
adanya mual muntah. denga kriteria hasil :
dengan indikasi.
1. Jumlah kalori dan nutrisi yang 3. Ukur body massa indeks 3. Kebutuhan tubuh
tepat pasien ditentukan juga oleh BMI
2. Menunjukan tingkat energi 4. Identifikasi factor-faktor 4. Banyak factor yang
biasanya yang mempengaruhi mempengaruhi status
3. BB stabil ata bertambah
status nutrisi pasien nutrisi sehingga perlu
4. Nilai lab normal seperti glukosa
dikethui penyebab kurang
nutrisi adan merencanakan
kebutuhan nutrisi.
5. Perubahan gula dalam
darah dapat terjadi setiap
5. Monitoring gula darah
saat serta dapat
pasien secara periodic
menentukan perencanaan
sesuai indikasi
kebutuhan kalori.
6. Penurunan albumin
indikasi penurunan
6. Monitoring adanya tanda-
protein, penuruhan hb
tanda
indikasi penurunan
hipoglikemi/hiperglikemi
eritrosit darah, penurunan
transfering indikasi
penurunan serum protein,
kadar otassium dan
sodium menurun pada
malnutrisi.
7. Peningkatan kadar lemak
7. Monitor nilai laboratorium
dapat menyebabkan
yang terkait dengan nutrisi
penyakit jantung dan
seperti albumin, Hb,
stroke.
transferring, elektrolit. 8. Pasien DM rentan terjadi
8. Monitor kadar serum lipid
komplikasi sehingga
seperti kolesterol total,
pasien dan keluarga harus
low density lipoprotein
memahami komplikasi
(LDL) kolesterol, high
akut dan kronik.
density lipoprotein (HDL)
9. Aktifitas latihan yang rutin
kolesterol, dan trigliserida.
9. Kaji tentang pengetahuan membantu menurunkan
pasien dan keluarga komplikasi penyakit
tentang diet diabetik. jantung dan menurunkan
kadar gula darah.
10. Ahli gizi lebih
berkompeten dalam
10. Kaji pola makan dan
menentukan dan
aktivitas klien
merencanakan kebutuhan
nutrisi klien
11. Keluarga dan pasien
merupakan sumber daya
11. Konsultasikan dengan ahli
yang memiliki suatu
diet DM
keyakinan tentang rencana
program nutrisi
12. Pengobatan merupakan
bagian yang
12. Libatkan keluarga dalam
takterpisahkan dari
merencanakan kebutuhan
peningkatan status nutrisi
nutrisi
13. Pemberian obat
antidiabetik atau insulin
13. Laksanakan program
dapat menimbulkan
terapi seperti pemberian
hipoglikemik
obat antidiabetik atau 14. Pasien kooperatif dalam
insulin program pemulihan status
14. Berikan penkes tentang
nutrisi.
diet DM 15. Memberikan motivasi dan
percaya diri pasien untuk
15. Berikan dukungan yang
tetap melaksanakan
positif jika pasien mampu
program diet
melaksanakan program
nutrisi dengan benar.
3 Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat memberikan
kelemahan akibat penurunan keperawatan selama 2x24 jam di kebutuhan akan aktivitas serta informasi dan motivasi untuk
produksi energi harapkan kebutuhan pasien terpenuhi tidak menimbulkan kelelahan meningkatkan tingkat aktivitas
2. Beri aktivitas alternatif dengan
denga kriteria hasil : meskipun pasien sangat lemah
periodede aktivitas yang 2. Mencegah kelelahan yang
 Menunjukanperbaikan kemampuan
cukup’ berlebihan
untuk berpartisifasi dalam aktifitas 3. Pantau Nadi RR dan TD 3. Mengidentifikasi tingkat
yang di inginkan sebelum dan sesudah aktivitas aktivitas yang dapat
 Tidak terjadi kelemahan 4. Tingkatkan partisifasi pasien
 Tidak lemas ditolerasikan secara pisiologis
dalam melakukan aktivitas 4. Menigkatkan kepercayaan diri
sehari hari sesuai dengan apa dan harga diri pasien sesuai
tang di tolerasnsikan tingkat aktifits yang ditolerasi
pasien

3. Implementasi dan evaluasi

NO CATATAN PERKEMBANGAN
HARI TANGGAL JAM
DX IMPLEMENTASI EVALUASI
05 Desember 2018 12.0 1 Subjek :
10.00 WIB 0 1. Mengkaji pola eliminasi urin klien, 1. Klien mengatakan masih sering kencing
konsentrasi urin, keadaan turgor kulit dengan frekuensi 3 – 5 kali terutama pada
pasien. malam hari
2. Melakukan pengukuran berat badan klien 2. Klien saat BAK masih sering terputus –
tiap hari putus
3. Memonitor intake dan output cairan klien Objek :
4. Anjurkan klien minum dengan jumlah yang
1. Klien masih tampak lemas
cukup (1500-3000ml/hr). 2. Klien terlihat sesekali ke kamar mandi
5. Memonitor tanda vital
6. Monitor keadaan albumin dan elektrolit untuk BAK
7. Laksanakan program pengobatan pemberian 3. Berat badan : 80 kg
insulin atau obat antidiabetik 4. Tb : 155 kg
5. Intake : 2300 cc/24 jam
Oral : 1200 cc/24 jam
Parenteral : 1100 cc/24 jam
6. Otuput : 2400 cc/24 jam
BAK : 1200 cc/24 jam
IWL : 1200 cc/24 jam
Balance cairan/24 jam : + 100 cc
7. Tanda – tanda vital
TD : 130/80 mmhg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
SPO2 : 98%
8. Medikasi :
IFVD Dex 10 % / 8 jam
Candesartan 1 x 0 mg
Sufaserosus 3 x 200 mg
Asam folat 3 x 1 mg
CaCo3 3 x 500 mg
Acarbose 1 x 100 mg
9. Hasil laboratorium :
Albumin 3,1 mg/dl
Cratinin 5,1 mg/dl
Gula darah kurva harian :
GD jam 06 : 176 mg/dl
GD jam 11 : 155 mg/dl
GD jam 16 : 160 mg/dl
Assasment :
Design nursing system : Partialy compensantory
system, membutuhkan bantuan untuk BAK dan
BAB di tempat tidur atau di kamar mandi.
Planing :
1. Kaji pola eliminasi urin klien, konsentrasi
urin, keadaan turgor kulit pasien.
2. Monitoring tanda dan gejalan dehidrasi
3. Lakukan pengukuran berat badan klien
tiap hari
4. Monitor intake dan output cairan klien
5. Memonitor tanda vital
6. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk
elektrolit
7. Lanjutkan program pengobatan
pemberian insulin atau obat antidiabetik
sesuai indikasi.

1. Kaji status nutrisi klien Subjek :


1. Pasien mengatakan masih merasakan mual
2. Timbang berat badan setiap 3 hari atau dan perut terasa kembung
sesuai dengan indikasi.
2. Pasien mengatakan masih menghabiskan ½
3. Ukur body massa indeks pasien
porsi makanan yang di berikan.
4. Identifikasi factor-faktor yang Objektif :
mempengaruhi status nutrisi pasien
 Pasien masih tampak lemah
 Pasien lebih banyak terbaring di tempat
5. Monitoring gula darah pasien secara
periodic sesuai indikasi tidur
 Tampak ½ makan yang tidak di habiskan
6. Monitoring adanya tanda-tanda
oleh pasien
hipoglikemi/hiperglikemi
Frekuensi Makan 3/ hari
7. Monitor nilai laboratorium yang terkait
Diet lunak 3 DM
dengan nutrisi seperti albumin, Hb,
transferring, elektrolit. Diet rendah Karbohidrat
Rambut tampak : kering.
8. Monitor kadar serum lipid seperti kolesterol
total, low density lipoprotein (LDL) Berat badan : 50 kg
kolesterol, high density lipoprotein (HDL) Tinggi Badan : 155 cm
kolesterol, dan trigliserida.
 IMT : 33 kg/m2 ( Obesitas )
9. Kaji tentang pengetahuan pasien dan
 Mual (+)
keluarga tentang diet diabetik.
 kembung
10. Kaji pola makan dan aktivitas klien
Tanda Vital :
11. Konsultasikan dengan ahli diet DM TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
12. Libatkan keluarga dalam merencanakan
kebutuhan nutrisi Pemeriksaan penunjang laboratorium :
 HB : 7,3 mg/dl
13. Laksanakan program terapi seperti  Albumin : 3,1 g/dl
pemberian obat antidiabetik atau insulin
Assasment :
14. Berikan penkes tentang diet DM Design nursing system : Partialy compensantory

15. Berikan dukungan yang positif jika pasien system, klien memerlukan bantuan dan modifikas
mampu melaksanakan program nutrisi makana serta medikasi
dengan benar.
Planing :
1. Identifikasi faktor pencetus mual dan
kembung.
2. Informasikan kepada pasien dan kelurga
tentang asupan nutrisi yang baik untuk DM
dan CKD
3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet
DM dan juga CKD
4. Bantu pasien dalam pemenuhan nutrisi
secara perlahan dengan juga memotivasi
pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi.
5. Monitoring berat badan
6. Lanjutkan medikasi termasuk rencana
tranfusi darah.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan Subjektf :
aktivitas serta tidak menimbulkan kelelahan
 Pasien mengatakan badanya masih
2. Beri aktivitas alternatif dengan periodede terasa lemah
aktivitas yang cukup.  Pasien mengatakan terkadang

3. Pantau Nadi RR dan TD sebelum dan sempoyongan saat berjalan


sesudah aktivitas Objektif :

4. Tingkatkan partisifasi pasien dalam  Pasien masih tampak lemah


melakukan aktivitas sehari hari sesuai  Pasien tampak sempoyongan jika berjalan
dengan apa tang di tolerasnsikan  Kaki bengkak jika banyak berjalan
 Tidur : .7-8 jam/hri
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang
 HB : 7,3 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
Gula darah kurva harian :
 GD jam 06 : 176 mg/dl
 GD jam 11 : 155 mg/dl
 GD jam 16 : 160 mg/dl
Assasment :
Design nursing system : Wholly compensantory
system, klien memerlukan bantuan perawat dan
keluarga dalam aktivitas.

Planing :
1. bantu semua aktivitas pasien di tempat tidur
2. bantu pasien dalam berpindah posisi secara
bertahap
3. monitoring hemodinamik
4. kolaborasi pemberian O2.
NO CATATAN PERKEMBANGAN
HARI TANGGAL JAM
DX IMPLEMENTASI EVALUASI
06 Desember 2018 12.0 1 Subjek :
10.00 WIB 0 1. Mengkaji pola eliminasi urin klien, 1. Klien mengatakan masih sering kencing
konsentrasi urin, keadaan turgor kulit dengan frekuensi 5 kali terutama pada
pasien. malam hari
2. Melakukan pengukuran berat badan klien 2. Klien saat BAK masih sering terputus –
tiap hari putus
3. Memonitor intake dan output cairan klien 3. Pasien mengatakan saat ini memakai
4. Anjurkan klien minum dengan jumlah yang pempers karna tidak kuat ke kamar mandi.
cukup (1500-2400ml/hr). Objek :
5. Memonitor tanda vital
6. Monitor keadaan albumin dan elektrolit 1. Klien masih tampak lemas
7. Laksanakan program pengobatan pemberian 2. Klien terlihat sesekali ke kamar mandi
insulin atau obat antidiabetik untuk BAK
3. Berat badan : 80 kg
4. Tb : 155 kg
5. Intake : 2300 cc/24 jam
Oral : 1300 cc/24 jam
Parenteral : 1000 cc/24 jam
6. Otuput : 2200 cc/24 jam
BAK : 1000 cc/24 jam
IWL : 1200 cc/24 jam
Balance cairan/24 jam : + 100 cc
7. Tanda – tanda vital
TD : 130/80 mmhg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
SPO2 : 98%
8. Medikasi :
IFVD Dex 10 % / 8 jam
Candesartan 1 x 0 mg
Sufaserosus 3 x 200 mg
Asam folat 3 x 1 mg
CaCo3 3 x 500 mg
Acarbose 1 x 100 mg

Assasment :
Design nursing system : Partialy compensantory
system, membutuhkan bantuan untuk BAK dan
BAB di tempat tidur atau di kamar mandi.
Planing :
1. Kaji pola eliminasi urin klien, konsentrasi
urin, keadaan turgor kulit pasien.
2. Monitoring tanda dan gejalan dehidrasi
3. Lakukan pengukuran berat badan klien
tiap hari
4. Monitor intake dan output cairan klien,
kebutuhan cairan pasien 3200 cc/24 jam
5. Memonitor tanda vital
6. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk
elektrolit
7. Lanjutkan program pengobatan
pemberian insulin atau obat antidiabetik
sesuai indikasi.

1. Kaji status nutrisi klien Subjek :


1. Pasien mengatakan masih merasakan mual
2. Timbang berat badan setiap 3 hari atau dan perut terasa kembung
sesuai dengan indikasi. 2. Pasien mengatakan masih menghabiskan ½

3. Ukur body massa indeks pasien porsi makanan yang di berikan.


3. Pasien mengatakan memakan beberapa
4. Identifikasi factor-faktor yang potong roti karena masih belum nafsu
mempengaruhi status nutrisi pasien
makan.
5. Monitoring gula darah pasien secara Objektif :
periodic sesuai indikasi 1. Pasien masih tampak lemah
2. Pasien lebih banyak terbaring di tempat
6. Monitoring adanya tanda-tanda tidur
hipoglikemi/hiperglikemi 3. Tampak ½ makan yang tidak di habiskan
7. Monitor nilai laboratorium yang terkait oleh pasien
dengan nutrisi seperti albumin, Hb, 4. Frekuensi Makan 3/ hari
transferring, elektrolit.
5. Diet lunak 3 DM
8. Monitor kadar serum lipid seperti kolesterol 6. Diet rendah Karbohidrat
total, low density lipoprotein (LDL)
kolesterol, high density lipoprotein (HDL) 7. Rambut tampak : kering.
kolesterol, dan trigliserida. 8. Berat badan : 50 kg

9. Kaji tentang pengetahuan pasien dan 9. Tinggi Badan : 155 cm


keluarga tentang diet diabetik. 10. IMT : 33 kg/m2 ( Obesitas )

10. Kaji pola makan dan aktivitas klien 11. Mual (+)
12. kembung
11. Konsultasikan dengan ahli diet DM
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
12. Libatkan keluarga dalam merencanakan RR : 24 x/menit
kebutuhan nutrisi Suhu : 36C
13. Laksanakan program terapi seperti Pemeriksaan penunjang laboratorium :
pemberian obat antidiabetik atau insulin  HB : 7,3 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
14. Berikan penkes tentang diet DM
Assasment :
15. Berikan dukungan yang positif jika pasien Design nursing system : Partialy compensantory
mampu melaksanakan program nutrisi
system, klien memerlukan bantuan dan modifikas
dengan benar.
makana serta medikasi
Planing :
1. Identifikasi faktor pencetus mual dan
kembung.
2. Informasikan kepada pasien dan kelurga
tentang asupan nutrisi yang baik untuk DM
dan CKD
3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet
DM dan juga CKD
4. Bantu pasien dalam pemenuhan nutrisi
secara perlahan dengan juga memotivasi
pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi.
5. Monitoring berat badan
6. Lanjutkan medikasi termasuk rencana
tranfusi darah.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan Subjektf :
aktivitas serta tidak menimbulkan kelelahan
 Pasien mengatakan badanya masih
2. Beri aktivitas alternatif dengan periodede terasa lemah
aktivitas yang cukup.  Pasien mengatakan terkadang
sempoyongan saat berjalan
3. Pantau Nadi RR dan TD sebelum dan
sesudah aktivitas Objektif :

4. Tingkatkan partisifasi pasien dalam  Pasien masih tampak lemah


melakukan aktivitas sehari hari sesuai  Pasien tampak sempoyongan jika berjalan
dengan apa tang di tolerasnsikan  Kaki bengkak jika banyak berjalan
 Tidur : .7-8 jam/hri
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang
 HB : 7,3 mg/dl
 Albumin : 3,1 g/dl
Assasment :
Design nursing system : Wholly compensantory
system, klien memerlukan bantuan perawat dan
keluarga dalam aktivitas.
Planing :
1. Bantu semua aktivitas pasien di tempat
tidur
2. Bantu pasien dalam berpindah posisi secara
bertahap
3. Monitoring hemodinamik
4. Kolaborasi pemberian O2.

NO CATATAN PERKEMBANGAN
HARI TANGGAL JAM
DX IMPLEMENTASI EVALUASI
07 Desember 2018 12.0 1 Subjek :
10.00 WIB 0 1. Mengkaji pola eliminasi urin klien, 1. Klien mengatakan masih sering kencing
konsentrasi urin, keadaan turgor kulit dengan frekuensi 5 kali sejak semalam.
2. Pasien memakai pempers
pasien. 3. Pasien dan keluarga memahami dan
2. Melakukan pengukuran berat badan klien
mengerti apa yang telah di jelaskan oleh
tiap hari
3. Memonitor intake dan output cairan klien perawat.
4. Memonitor tanda vital 4. Pasien mengatakan akan melaksanakan
Edukasi pasien rencana pulang : apa yang telah di edukasi.
1. Edukasi tentang diet pasien CKD Objek :
2. Diskusikan kebuthan cairan pasien dalam 24 1. Klien masih tampak lemas
jam 2. Intake : 1200 cc/12 jam
3. Anjurkan pasien untuk kontrol sesuai waktu Oral : 400 cc/24 jam
yang dintukan. Parenteral : 800 cc/12 jam
4. Edukasi pasien tentang program 3. Otuput : 1400 cc/12 jam
BAK : 900 /12 jam
pengobatan, cara dan waktu minum obat
IWL : 600 cc/12 jam
serta efek samping. Balance cairan/24 jam : + 100 cc
4. Tanda – tanda vital
TD : 130/80 mmhg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
SPO2 : 98%
5. Medikasi :
IFVD Dex 10 % / 8 jam
Candesartan 1 x 0 mg
Sufaserosus 3 x 200 mg
Asam folat 3 x 1 mg
CaCo3 3 x 500 mg
Acarbose 1 x 100 mg
Tranfusi PRC 450 cc.

Assasment :
Design nursing system : Partialy compensantory
system, membutuhkan bantuan untuk BAK dan
BAB di tempat tidur atau di kamar mandi.
Planing :
1. Motivasi & ingatkan klien meningkatkan
self care.
2. Discharge planning dengan home care.
1. Kaji status nutrisi klien Subjek :
1. Pasien mengatakan tidak merasakan mual
2. Kaji tentang pengetahuan pasien dan dan kembung lagi.
keluarga tentang diet diabetik. 2. Pasien mengatakan masih menghabiskan ½

3. Libatkan keluarga dalam merencanakan porsi makanan yang di berikan.


kebutuhan nutrisi 3. Pasien mengatakan masih belum nafsu
makan.
4. Berikan penkes tentang diet DM 4. Pasien dan keluarga mengatakan

5. Berikan dukungan yang positif jika pasien memahami tentang diet pasien DM serta
mampu melaksanakan program nutrisi program pengobatan.
dengan benar.
Objektif :
1. Pasien masih tampak lemah
2. Pasien lebih banyak terbaring di tempat
tidur
3. Tampak ½ makan yang tidak di habiskan
oleh pasien
4. Berat badan : 50 kg
5. Tinggi Badan : 155 cm
6. IMT : 33 kg/m2 ( Obesitas )
Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36C
Pemeriksaan penunjang laboratorium :
 HB : 9,3 mg/dl (post tranfusi 450 cc PRC)
Assasment :
Design nursing system : Partialy compensantory
system, klien memerlukan bantuan dan modifikas
makana serta medikasi

Planing :
1. Motivasi & ingatkan klien meningkatkan
self care.
2. Discharge planning dengan home care.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan Subjektf :
aktivitas serta tidak menimbulkan kelelahan
 Pasien mengatakan badanya lebih
2. Beri aktivitas alternatif dengan periodede bertenaga.
aktivitas yang cukup.  Pasien mengatakan siap beraktivitas

3. Pantau Nadi RR dan TD sebelum dan secara perlahan di rumah.


sesudah aktivitas Objektif :
 Pasien masih tampak lebih segar dari
4. Tingkatkan partisifasi pasien dalam
melakukan aktivitas sehari hari sesuai sebelumnya.
dengan apa tang di tolerasnsikan  Pasien tampak siap beraktivtas secara
perlahan.
5. Lakukan aktivitas secara perlahan di bantu
oleh keluarga saat di rumah. Tanda Vital :
TD : 120/80
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37C
Pemeriksaan penunjang
 HB : 9,3 mg/dl

Assasment :
Design nursing system : Wholly compensantory
system, klien memerlukan bantuan keluarga dalam
aktivitas.
Planing :
1. Motivasi & ingatkan klien meningkatkan
self care.
2. Discharge planning dengan home care.
1. Gangguan keseimbangan cairan dan eretrosit b/d di uresis osmotik dan

poliuria
Pada pasien Ny. T masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

akibat adanya penyakit DM tipe 2 yang diderita oleh Ny. T dimana yang

seharunya cairan di transfer ke dalam sel akan tetapu di karenakan adanya

peningkatan glukosa darah sedangkan produksi insuli yang seharunya

sebagai prantara masukanya cairan kedalam ginjal berkurang hal ini

menyebakan cairan dan glukosa menumpuk di dalam pembulu darah

terjadi perbedaan tekanan osmotik antra pembulu darah dan sel

mengakibatkan cairan di dalam sel pindah ke pembulu darah. Hal ini akan

mengakibatkan peningakatan kerja ginja


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan metabolisme protein di usus
Pada kasus Ny. T masalah gangguan pertukaran gas muncul akibat dari
adanya penumpukan cairan di paru. Gagal ginjal kronis yang di derita Ny.
T berawal dari penyakit DM tipe II yang dideritanya. DM tipe II
menyebabkan membran basal ginjal mengalami penebalan sehingga ginjal
tidak dapat mereabsorbsi glukosa. Akibatnya glukosa masuk ke dalam
urine sehingga terjadi glukosuria. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
pelebaran dari glomerulus sehingga lambat laun glomerulus di ginjal
mengalami kerusakan yaitu glomerulosklerosis. Terjadi lesi sklerotik
nodular yang menghambat aliran darah di ginjal. Aliran ginjal yang
terhambat ini merusak neffron di glomerulus akibatnya terjadi nefropati
akibat komplikasi dari DM tipe II. Nefropati menyebabkan penurunan
jumlah nefron fungsional progresif dan irreversibel sehingga nefron
melakukan kompensasi dan adaptasi sehingga nefron yang masih sehat
akan mengambil alih fungsi-fungsi ginjal yang masih utuh. Lambat laun
terjadi hipertrofi dan hiperfungsi nefron yangmasih sehat. Keadaan ini
akan berlangsung terus hingga ¾ nefron mengalami kerusakan hingga
nefron sehat yang tersisa tidak mampu lagi melakukan berbagai fungsi dan
kelebihan beban. Terjadi kerusakan nefron hingga 90%. Keadaan ini
disebut dengan gagal ginjal kronis. Akibatnya terjadi peningkatan kadar
kreatinin dan BUN serum, azotemia. Sehingga ureum tidak bisa
disekresikan secara optimal. Kadar kreatinin dan ureum yang tidak bisa
disekresikan sampai pada saluran gastrointestinal mengganggu proses
metabolisme protein di usus sehingga timbul gejala mual pada Ny. T
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak
adekuat, keletihan
Adanya autoantibodi reseptoir insulin pada Ny. T sehingga terjadi
insensitifitas reseptor insulin yaitu penurunan sensitifitas insulin terhadap
kadar glukosa) lama-27 kelamaan terjadi resistensi insulin sehingga
glukosa tidak dapat masuk ke sel. Menyebabkan sel-sel mengalami
kekurangan glukosa sebagai bahan baku katabolisme sehingga terjadi
kelemahan otot, Ny. T mengeluh lemas.

Anda mungkin juga menyukai