18 PDF
18 PDF
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran Biaya Pengalihan (Switching Cost) sebagai
mediasi pengaruh Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction) dan Kepercayaan Konsumen
(Consumer trust) dalam menggunakan jasa penyedia telepon Celular. 120 responden dipilih sebagai
sampel, menggunakan metode pengambilan sampel konfinien. Structural Equation Model (SEM)
telah digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Temuan menunjukkan bahwa semua
hipotesis didukung. Dengan kata lain, Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan Konsumen
mempengaruhi Loyalitas Konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Biaya
Pengalihan. Hasil ini konsisten dengan temuan sebelumnya. Walaupun penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa Biaya Pengalihan tidak sepenuhnya memediasi pengaruh Kepuasan
Konsumen dan Kepercayaan Konsumen pada Loyalitas Konsumen. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pengaruh langsung Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan Konsumen pada Loyalitas
Konsumen.
Kata kunci: Loyalitas Konsumen, Switching Cost, Kepuasan Konsumen, Kepercayaan Konsumen.
PENDAHULUAN yang ada di Indonesia kini sudah mencapai 10
Perkembangan dunia telekomunikasi seluler operator, dimana masing-masing operator
saat ini sangatlah pesat di Indonesia, hal ini seluler tersebut bersaing secara bebas dalam
dapat dilihat dari banyaknya pengguna layanan pasar untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-
seluler di Indonesia, paling tidak di tahun 2009 banyaknya. Dalam hal ini bukan saja berbicara
saja pelanggan kartu seluler di Indonesia bagaimana strategi memasuki pasar dan
mencapai 117 juta dan jumlah operator seluler memperoleh pelanggan, tetapi hal yang juga
penting adalah bagaimana mempertahankan
56 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66
pelanggan tersebut, dimana hal ini merupakan membeli prodauk atau jasa tersebut (Lau and
kunci utama dalam pemasaran. Lee, 1999).
Menurut Gerpott et al. (2001) dalam Selain kepuasaan dan kepercayaan,
industri jasa telekomunikasi, jika seorang loyalitas konsumen juga dipengaruhi oleh
pelanggan telah menjadi bagian dari sebuah switching costs. Secara umum switching costs
operator atau terkoneksi dengan sebuah didefinisikan sebagai biaya yang harus dike-
jaringan telekomuniaksi pada sebuah operator luarkan konsumen untuk pindah dari produk
tertentu, maka mereka akan fokus pada atau jasa perusahaan saat ini kepada produk
hubungan jangka panjang dengan operator atau jasa perusahaan pesaing (Burnham et al.,
tersebut. Kondisi semacam ini sangat penting 2003). Konsumen yang tidak puas akan tetap
untuk kesuksesan perusahaan pada pasar yang menggunakan satu merek tertentu ketika
kompetitif. Kotler (2003), menyatakan bahwa mereka akan menanggung biaya tinggi jika
kunci keunggulan bersaing dalam situasi yang pindah ke merek lain, atau ketika mereka tidak
penuh persaingan adalah kemampuan memiliki alternatif lain. Tetapi ketika tersedia
perusahaan dalam meningkatkan loyalitas alternatif lain dan switching cost rendah, kon-
pelanggan. Kesetiaan pelanggan akan menjadi sumen yang tidak puas dapat dengan mudah
kunci sukses dan keunggulan bersaing memilih proveider baru. Dilain pihak, kon-
perusahaan tidak hanya dalam jangka pendek sumen yang mengalami switching cost yang
tetapi juga dalam jangka panjang. tinggi cendrung loyal meskipun mereka tidak
Oliver (1997) menyatakan bahwa puas dengan pelayanan yang ada (Feick et al.,
loyalitas merupakan suatu komitmen yang kuat 2001). Hal ini dibuktikan oleh Bloemer et al.
yang mendorong untuk terjadinya pembelian (1998) dan Jones et al. (2000) yang menemu-
kembali. Loyalitas konsumen secara umum kan bahwa hubungan antara loyalitas pelanggan
dapat diartikan sebagai kesetiaan konsumen dan kepuasan pelanggan akan lebih kuat pada
terhadap suatu produk, baik barang maupun konsumen dengan switching costs yang lebih
jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan tinggi.
manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan Uraian diatas menunjukkan bahwa
konsumen dalam menggunakan fasilitas untuk membangun loyalitas konsumen,
maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak hanya perlu meningkatkan
pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap
konsumen dari perusahaan tersebut. Seperti merek produk yang dipasarkan, tetapi juga
yang diungkapkan oleh Singh (1991), bahwa perlu membangun hambatan agar mereka tetap
kepuasan merupakan faktor yang berpengaruh loyal terhadap produknya yaitu dengan
langsung terhadap loyalitas konsumen. Hal ini menciptakan switching costs yang tinggi.
memperkuat pendapat Reichheld dan Sasser Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
(1990) yang menyatakan bahwa konsumen tentang peran mediasi switching costs pada
yang puas akan memiliki loyalitas yang lebih pengaruh kepuasan dan kepercayaan terhadap
besar, yang memungkinkan kesempatan untuk loyalitas konsumen.
melakukan pembelian ulang di masa depan.
Selain kepuasan, kepercayaan kon- KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESA
sumen terhadap merek merupakan faktor Loyalitas Konsumen
penting lain yang dapat membangun loyalitas
(Aydin et al., 2005). Kepercayaan melibatkan Loyalitas konsumen merupakan suatu komit-
kesediaan seseorang untuk untuk berperilaku men untuk membeli kembali suatu barang atau
tertentu karena dia meyakini bahwa mitranya jasa secara konsisten di masa yang akan datang.
dalam melakukan transaksi akan memberikan Oliver (1997) menyatakan bahwa loyalitas
apa yang dia harapkan. Hal ini menunjukkan adalah suatu kesediaan pelanggan untuk
bahwa jika satu pihak mempercayai pihak melanjutkan pembelian pada sebuah perusaha-
lainnya, akan dimungkinkan untuk membentuk an dalam jangka waktu yang panjang dan
sebuah perilaku positif dan niat baik. Oleh mempergunakan produk atau pelayanan secara
karena itu saat konsumen memiliki keper- berulang, serta merekomendasikannya kepada
cayaan kepada sebuah produk atau jasa teman-teman dan perusahaan lain secara suka-
tertentu, maka konsumen memiliki niat untuk rela. Kemampuan perusahaan untuk memper-
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 57
tahankan pelanggan dan membuat halangan- lanjut menjelaskan bahwa biaya tersebut tidak
halangan bagi mereka untuk tidak berpindah hanya semata-mata terkait dengan biaya
kepada perusahaan pesaing menjadi salah satu finansial yang dikeluarkan oleh konsumen,
kunci sukses perusahaan untuk bersaing di tetapi juga termasuk biaya pencarian, transaksi,
pasar. Loyalitas konsumen merupakan salah diskon yang biasanya diterima sebagai
satu faktor sukses utama bagi perusahaan untuk konsumen yang loyal, biaya emotional dan
memperoleh daya saing yang berkesinam- usaha-usaha kognitif, dan biaya social dan
bungan (Lee and Cunningham, 2001). psikologis yang dirasakan oleh konsumen
Perusahaan perlu mengetahui mengapa ketika berpindah ke penyedia layanan lain. Hal
konsumen melakukan pembelian kembali ini memperkuat pendapat Dick and Basu
setelah menggunakan produknya. Informasi (1994) yang menyata kan bahwa switching costs
tersebut merupakan landasan bagi perusahaan tidak hanya berkenaan dengan biaya financial
dalam menetapkan strategi pemasaran. Umum- tetapi juga terkait dengan waktu dan usaha-
nya perusahaan memakai ukuran kepuasan usaha psikologis pada saat konsumen
pelanggan sebagai standar untuk memantau menggunakan penyedia layanan baru. Oleh
loyalitas pelanggan. Namun kepuasan saja karena itu Burnham et al (2003) meng-
tidak akan menciptakan loyalitas pelanggan klasifikasikan swithing costs menjadi tiga aspek
tanpa ada kepercayaan (Lee and Cunningham, yaitu procedural switching costs, financial
2001). Seringkali perusahaan terjebak pada switching costs, dan relational switching costs.
asumsi bahwa hanya kepuasan pelangganlah Procedural switching costs berkenaan
yang paling penting untuk diperhatikan. dengan pengeluaran konsumen yang terkait
Keyakinan tersebut didasari oleh anggapan dengan waktu dan usaha seperti resiko
bahwa kepuasan konsumen akan diikuti oleh ekonomi, waktu dan usaha yang digunakan
pembelian ulang yang pada akhirnya akan untuk mengevaluasi, belajar dan pengaturan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. penggunaan penyedia layanan yang baru.
Keyakinan seperti ini cenderung bersifat Financial switching costs merupakan biaya
myopicdan bisa menyesa tkan, mengingat study yang berasal dari kerugian finansial yang
empiris menunjukkan bahwa kepuasan dialami konsumen karena pindah ke penyedia
konsumen hanya mampu menjelaskan layanan baru. Sedangkan relational switching
seperempat dari penyimpangan perilaku costs merupakan kerugian konsumen berkenaan
pembelian ulang (Burhan et al., 2003 dan dengan perasaan kurang nyaman dikarenakan
Szymanski and Henard, 2001). Hal senada juga hilangnya identitas dan putusnya hubungan
dikemukakan oleh Mittal and Kamakura (2001) dengan penyedia layanan yang lama seperti
bahwa hubungan antara kepuasan konsumen hilangnya hubungan personal baik dengan staff
sangat komplek. Oleh karena itu praktisi dan merek penyedia layanan lama.
pemasaran sebaiknya perlu mempelajari dan Lee and Cunningham (2001) menyata-
memahami berbagai faktor yang mampu kan bahwa pada dasarnya switching costs
mendorong terbangunnya loyalitas konsumen, terjadi ketika adanya dua pihak (pembeli dan
tidak hanya semata-mata kepuasan pelanggan penjual atau konsumen dan merek produk
(Burnham et al., 2003). tertentu) yang melakukan transaksi sehingga
terbentuk hubungan diantara keduanya. Ketika
Switching Cost salah satu pihak, biasanya pembeli/konsumen,
Jones et al (2000) mendifinisikan switching tidak terlalu tergantung kepada pihak lain,
cost sebagai biaya yang terkait dengan maka pembeli/konsumen tersebut tidak
perpindahan konsumen dari suatu merek mempunyai hambatan untuk melakukan
tertentu ke merek lain atau dari penyedia jasa transaksi dengan pihak lain. Pada kondisi yang
tertentu ke penyedia jasa lainnya. Sementara demikian konsumen mempunyai switciching
Burnham et al. (2003) berpendapat bahwa costs yang rendah. Sebaliknya pada switching
switching cost merupakan semua biaya yang costs yang tinggi, konsumen sangat tergantung
harus dikeluarkan oleh konsumen ketika proses kepada penjual atau merek produk tertentu,
perpindahan dari penyedia layanan tertentu ke sehingga dia akan melakukan transaksi dengan
penyedia layanan yang lain. Mereka lebih penjual atau merek tersebut bukan dengan
penjual atau merek lain.
58 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66
Pemikiran diatas merujuk kepada hasil kepuasan yang menyeluruh (overall customer
penelitian mereka yang menunjukkan bahwa satisfaction).
loyalitas konsumen terhadap layanan tertentu Dalam beberapa dekade terakhir,
tidak hanya ditentukan oleh kualitas layanan kepuasan konsumen selalu menjadi fokus
saja tetapi juga ditentukan oleh kemungkinan perhatian para akademisi dan praktisi
adanya hambatan untuk berpindah ke layanan pemasaran. Perhatian tersebut berasal dari
lain (switching barriers). Temuan ini meleng- sebuah filosofi yang menyatakan bahwa untuk
kapi hasil penelitian Dick and Basu (1994) mencapai kesuksesan perusahaan tergantung
yang menemukan bahwa loyalitas pelanggan pada kemampuan perusahaan tersebut dalam
ditentukan tidak hanya oleh kepuasan tetapi memberikan apa yang diinginkan konsumen-
juga oleh switching costs. Burnham et al. nya. Dengan kata lain, kepuasan konsumen
(2003), menegaskan bahwa switching costs merupakan kunci sukses perusahaan (Kurtz and
mempunyai pengaruh yang lebih besar dari Clow, 1993). Lebih lanjut Shin and Elliot
pada kepuasan konsumen dalam membangun (1998) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen
loyalitas. Pengaruh yang signifikan dari menciptakan retensi konsumen (consumer
switching costs terhadap loyalitas konsumen retention) yang selanjutnya dapat meningkat-
juga ditunjukkan oleh Aydin et al. (2005), kan keuntungan perusahaan, mengingat biaya
Aydin and Ozer (2006), dan Chadha and untuk mempertahankan konsumen yang sudah
Kapoor (2009). ada lebih murah daripada biaya mencari
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini konsumen baru. Selain itu kepuasan tidak
mengajukan hipotesa sebagai berikut: hanya mendorong kecenderungan perilaku
H1: Semakin tinggi switching cost maka konsumen untuk melakukan pembelian ulang
semakin tinggi pula loyalitas konsumen tetapi juga mendorong mereka untuk
melakukan positive word of mouth (Reicheld
Kepuasan konsumen dan Sasser, 1990; Boulding et al., 1993).
Terdapat banyak definisi mengenai kepuasan Selanjutnya, Bitner (1990) menunjuk-
pelanggan. Kotler (2003) mendefinisikan kan bahwa kepuasan konsumen tidak hanya
kepuasan pelanggan sebagai perasaan suka atau mempengaruhi retensi tetapi juga dapat
tidak suka seseorang terhadap suatu produk meningkatkan loyalitas. Temuan ini kemudian
setelah membandingkan kinerja produk diperkuat oleh peneliti lain yang mengungkap
tersebut dengan yang diharapkan. Sementara adanya pengaruh kepuasan konsumen terhadap
Johnson and Fornell (1991) menyatakan bahwa loyalitas secara positif dan signifikan (Dick and
kepuasan konsumen merupakan hasil evaluasi Basu, 1994; Bei and Chiao, 2001; Szymanski
menyeluruh konsumen atas kinerja produk and Henard, 2001; Burnham et al., 2003; dan
yang dikonsumsinya. Yi (1991) meng- Chadha and Kapoor, 2009). Berdasarkan temuan
identifikasi dua konsep kepuasan konsumen tersebut maka penelitian mengajukan hipotesa:
yang berbeda yaitu transaction-specific H2: Semakin tinggi kepuasan konsumen maka
satisfaction dan overall satisfaction. Transac- semakin tinggi pula loyalitasnya
tion-specific satisfaction merupakan konsep Selain menguji pengaruh kepuasan
yang merujuk kepada penilaian kepuasan pelanggan terhadap loyalitas, Burnham et al.
konsumen setelah melakukan pembelian (2003) juga meneliti eksistensi peran moderator
produk atau merek tertentu. Sementara overall dari switching costs pada pengaruh kepuasan
satisfaction adalah konsep yang mengukur
kepuasan (ketidakpuasan) konsumen terhadap pelanggan terhadap loyalitas, tetapi hasil
produk atau merek tertentu secara menyeluruh penelitian mereka menunjukkan peran
berdasarkan seluruh pengalamannya dalam moderator tersebut tidak signifikan. Hal ini
mengkonsumsi produk atau merek tersebut. berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dengan demikian overall satisfaction bisa Lam et al. (2004) yang membuktikan bahwa
dipandang sebagai fungsi dari semua switching costs meningkatkan intensitas
transaction-specific satisfaction yang terjadi hubungan antara kepuasan konsumen dengan
sebelumnya. Dalam penelitian ini konsep loyalitas. Temuan ini diperkuat oleh Tsai et al.
kepuasan konsumen yang dipergunakan adalah (2010). Secara lebih spesifik, Aydin and Ozer
(2006) meneliti keterkaitan antara kepuasan
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 59
konsumen, kepercayaan, switching costs, dan culkan loyalitas terhadap merek tersebut.
loyalitas. Mereka menemukan bahwa kepuasan Temuan ini didukung oleh Sirdeshmukh et al.
konsumen dan kepercayaan tidak hanya (2002) dan Aydin et al. (2005) yang membuk-
berkorelasi secara positif dengan loyalitas, tikan adanya pengaruh kepercayaan konsumen
tetapi juga dengan switching costs. Temuan- terhadap loyalitas secara positif dan signifikan.
temuan ini menunjukkan bahwa kepuasan tidak Dalam konteks ini kepercayaan berfungsi
hanya mempengaruhi loyalitas secara langsung sebagai pelindung dari hubungan yang sudah
tetapi juga secara tidak langsung melalui dibangun dengan cara (1) tetap bekerjasama
switching costs. dengan mitra yang sudah ada, (2) menolak
Berdasarkan uraian diatas maka alternatif jangka pendek yang kelihatannya
penelitian ini mengajukan hipotesa: menarik demi keuntungan hubungan jangka
H3: Semakin tinggi kepuasan konsumen panjang dengan mitra yang ada, dan (3) meng-
maka semakin tinggi switching costs. amati potensi tindakan yang beresiko tinggi
sebagai prinsip hati-hati atas keyakinan bahwa
Kepercayaan Konsumen mitranya tidak akan berperilaku oportunis
Moorman et al. (1993) mendifinisakan keper- (Morgan and Hunt, 1994).
cayaan sebagai kesediaan untuk bergantung Konsisten dengan temuan-temuan
kepada pihak lain yang telah dipercaya. Keper- diatas, maka penelitian ini mengajukan
cayaan mengandung dua aspek yang berbeda hipotesa sebagai berikut:
yaitu kredibilitas yang merujuk kepada ke- H4: Semakin tinggi kepercayaan konsumen
yakinan bahwa pihak lain mempunyai keahlian maka semakin tinggi pula loyalitasnya.
dalam menjalankan tugasnya dan benovelence Selanjutnya, Aydin et al. (2005) juga
yang merujuk kepada kesunggguhan pihak lain meniliti eksistensi peran moderasi dari
bahwa dia mempunyai kesungguhan untuk switching costs pada pengaruh kepercayaan
melaksanakan yang sudah disepakati (Ganesan, terhadap loyalitas. Hal ini berangkat dari
1994). Definisi tersebut mengindikasikan temuan yang diungkap oleh Sharma (2003) dan
bahwa kepercayaan merupakan komponen Patterson and Sharma (2000). Aydin et al.
fundamental dari strategi pemasaran dalam (2005) menemukan hasil yang bertentangan
menciptakan hubungan sejati dengan kon- dengan hasil kedua penelitian tersebut.
sumen. Perusahaan yang beroperasi di pasar Sementara Aydin et al. menemukan peran
industri membangun hubungan kerjasama moderasi yang negatif dari switching costs,
dengan pelanggannya sebagai salah satu Patterson and Sharma (2000) menunjukkan
strategi bersaing. Dengan hubungan kerjasama peran moderasi yang positif sedangkan Sharma
yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat (2003) mengungkapkan tidak adanya peran
bekerja lebih efektif dengan menghemat biaya moderasi switching costs pada pengaruh
transaksi dan dapat meningkatkan daya saing. kepercayaan dan loyalitas.
Hubungan kerjasama yang demikian biasanya Merujuk kepada hasil penelitian diatas
ditandai dengan adanya kepercayaan yang dan mempertimbangkan temuan Aydin and
tinggi (Morgan and Hunt, 1994). Ozer (2006) yang mengungkapkan bahwa
Kondisi yang hampir sama juga terjadi kepercayaan tidak hanya berkorelasi positif
di pasar konsumen dimana tingkat persaingan dengan loyalitas tetapi juga berhubungan
antar perusahaan sangat tinggi. Mengikuti positif dengan switching cost, maka penelitian
strategi yang dilakukan oleh perusahaan indus- ini membangun hipotesa:
tri, perusahaan barang konsumsi berusaha H5: Semakin tinggi kepercayaan konsumen
membangun hubungan dengan konsumennya maka semakin tinggi pula switching cost
(Bennet, 1996). Hal ini dilakukan dengan
membangun kepercayaan konsumen terhadap Kerangka Konseptual Penelitian
merek produk perusahaan. Lau and Lee (1999)
menunjukkan bahwa pada saat konsumen per- Berdasarkan hipotesa-hipotesa diatas maka
caya bahwa merek tertentu mampu memberi- kerangka konseptual penelitian ini dapat
kan apa yang mereka harapkan akan memun- digambarkan dalam sebagai berikut:
60 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66
Kepuasaan
Konsumen H2
H3
Switching H1 Loyalitas
cost Konsumen
Kepercayaan H5
H4
Konsumen
Pengumpulan data penelitian dilakukan tersebut sebagian besar (56,7 %) adalah pria
dengan menggunakan kuesioner yang dan sisanya wanita. Sebagian besar (65,8 %)
merupakan adaptasi dari istrumen penelitian dari mereka berusia antara 20 sampai 30 tahun,
yang telah dipergunakan oleh Aydin et al. 32,5 % berusia kurang dari 20 tahun, dan
(2005). Sebelum pengumpulan data dilakukan sisanya berusia lebih dari 30 tahun. Dalam hal
kuesioner penelitian diuji validitas dan pekerjaan, lebih dari separo responden adalah
reliabilitasnya terlebih dahulu, dengan pelajar/mahasiswa, sepertiga nya bekerja
menggunakan 35 orang responden yang tidak sebagai pegawai swasta sedangkan sisanya
disertakan dalam analisa data. Dengan bekerja sebagai PNS/TNI/Polri dan lainnya
menggunakan persyaratan minimal corrected- Selanjutnya digunakan Structural
item total correlation sebesar 0.30 untuk Equation Modelling (SEM) dan program
validitas dan Cronbach alpha sebesar 0,60 AMOS versi 6 dalam menganalisa kerangka
untuk reliabilitas, hanya tiga item pertanyaan konseptual penelitian ini. Sebelum pengujian
dari variabel Switching Costs yang tidak valid, hipotesa, terlebih dahulu perlu dilakukan
sementara yang lain valid dan reliabel dalam pengujian validitas dan reliabilitas data yang
mengukur variabel penelitian ini. Secara lebih akan dipergunakan dalam analisa. Mengacu
rinci item pertanyaan dari masing-masing kepada Holmes-Smith (2001), sebuah indikator
variabel tersebut dan hasil uji validitas dan dinyatakan valid jika nilai t nya 1,96 dan
reliabilitasnya dapat dilihat pada Tabel 1. sebuah variabel dinyakan valid jika memiliki
construct reliability. 0,50. Berdasarkan
HASIL PENELITIAN persyaratan tersebut semua indikator atau item
Seperti yang telah dijelaskan di depan bahwa pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel dalam
responden yang terlibat dalam penelitian dan mengukur variabelnya. Tabel 2 memaparkan
layak untuk analisa lebih lanjut berjumlah 120 hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari
responden. Dari responden yang terlibat data yang telah terkumpul.
Selanjutnya, dengan data yang valid dan relia- Hasil perhitungan di bawah menunjuk-
bel tersebut peneliti melakukan analisa struk- kan bahwa dari lima hipotesa yang dibangun
tural menggunakan Program AMOS 6.0 untuk pada penelitian ini semuanya terbukti. Hal ini
menguji hipotesa dari penelitian ini. Pengaruh ditunjukkan dengan nilai t dan tingkat signifi-
variabel eksogen terhadap variabel endogen kansi dari masing-masing regresi yang lebih
dan nilai t dari masing-masing pengaruh nam- besar dari nilai minimumnya yaitu 1,96 dan
pak seperti pada Gambar 2. Nilai statistik dari 5%. Terbuktinya semua hipotesa penelitian ini
model structural final menunjukkan bahwa mengindikasikan bahwa Switching Costs tidak
model tersebut sangat bagus (fit) dalam sepenuhnya berperan sebagai mediator baik
merepresentasikan data penelitian ini. Hal ini pada pengaruh Kepuasan–Loyalitas maupun
dibuktikan dengan nilai χ2 sebesar 222,9 pada pengaruh Kepercayaan–Loyalitas. Signi-
dengan degree of freedom 113 maka Normed fikannya pengaruh langsung Kepuasan ter-
χ2 = 1,97 yang berarti bahwa model tersebut hadap Loyalitas dan Kepercayaan terhadap
mempunyai tingkat kesesuaian yang cukup Loyalitas menunjukkan hal itu. Secara umum
bagus. Fakta ini diperkuat oleh nilai RMSEA hasil penelitian ini tidak hanya konsisten
sebesar 0,07 dan nilai GFI, serta CFI masing- dengan temuan Aydin et al. (2005) dan Aydin
masing sebesar 0.92. Selanjutnya, nilai and Ozer (2006) tetapi juga memperkuat
Expected Cross Validation Index (ECVI) model temuan mereka. Tidak seperti halnya Aydin et
penelitian ini sebesar 2,55. Nilai ini lebih al yang menunjukkan Switching Costs sebagai
rendah dari pada ECVI for the saturated model variabel moderasi atau Aydin dan Ozer yang
yang bernilai 2,57. Hal ini menunjukkan bahwa membuktikan korelasi antara ke empat variabel
model penelitian ini bisa direplikasi pada yang diteliti, penilitian ini menunjukkan peran
sample yang serupa pada populasi yang sama. Switching Costs yang signifikan dalam me-
Adapun signifikansi pengaruh antar vareabel mediasi (meskipun tidak sepenuhnya) pengaruh
dan pengujian hipotesa penilitian ini nampak Kepuasan dan Kepercayaan terhadap Loyalitas.
seperti pada Tabel 3.
γ11=0.19
Kepuasaan (1,97/5%)
Konsumen
1 γ21=0.25
(2,28/0,2%) β12=0.33
Switching (2,92/0,3%) Loyalitas
Cost Konsumen
2 1
γ22=0.37
Kepercayaan (3,19/0,1%)
Konsumen
2 γ12=0.36
(3,46/0,0%)
Gambar 2: Model Struktural
Tabel 3: Ringkasan Pengujian Hipotesa
β or γ
Hipotesa (t-value/Signifikansi) Kesimpulan
H1: Switching Costs berpengaruh secara positif terhadap 0,33 (2,92/0,3%) Terbukti
Loyalitas Konsumen
H2: Kepuasan Konsumen berpengaruh secara positif terhadap 0,19 (1,97/5%) Terbukti
Loyalitas Konsumen
H3: Kepercayaan Konsumen berpengaruh secara positif 0,36 (3,46/0.0%) Terbukti
terhadap Loyalitas Konsumen
H4: Kepuasan Konsumen berpengaruh secara positif 0,25 (2,28/2%) Terbukti
terhadap Switching Costs
H5: Kepercayaan Konsumen berpengaruh secara positif 0,37 (3,19/0,1%) Terbukti
terhadap Switching Costs
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 63