Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN

TERHADAP LOYALITAS: STUDI TENTANG PERAN MEDIASI


SWITCHING COSTS
Asmai Ishak
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
e-mail: asmai.ishak@uii.ac.id
Zhafiri Luthfi
Fakutlas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Abstract
This study is aimed to investigate the role of Switching Costs in mediating the influences of
Consumer Satisfaction and Trust on Consumer Loyalty by using Celular phone provider. 120
respondents were selected as sample using convinience sampling method. Structural Equation
Modeling (SEM) has been used to examine the hypotheses of this research. Findings indicate that
all of the hypotheses are supported. In other words, Consumer Satisfaction and Trust influence the
Consumer Loyalty both directly and indirectly through Swithcing Costs. These results are
consistent with previous findings, and the same time, however, they reveal that Switching Costs
does not fully mediate the influence of Consumer Satisfaction and Trust on Consumer Loyalty. The
existence of direct influence of Consumer Satisfaction and Trust on Consumer Loyalty shows this
evidence.
Keywords: Consumer Loyalty, Switching Cost, Consumer Satisfaction and Trust

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran Biaya Pengalihan (Switching Cost) sebagai
mediasi pengaruh Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction) dan Kepercayaan Konsumen
(Consumer trust) dalam menggunakan jasa penyedia telepon Celular. 120 responden dipilih sebagai
sampel, menggunakan metode pengambilan sampel konfinien. Structural Equation Model (SEM)
telah digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Temuan menunjukkan bahwa semua
hipotesis didukung. Dengan kata lain, Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan Konsumen
mempengaruhi Loyalitas Konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Biaya
Pengalihan. Hasil ini konsisten dengan temuan sebelumnya. Walaupun penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa Biaya Pengalihan tidak sepenuhnya memediasi pengaruh Kepuasan
Konsumen dan Kepercayaan Konsumen pada Loyalitas Konsumen. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pengaruh langsung Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan Konsumen pada Loyalitas
Konsumen.
Kata kunci: Loyalitas Konsumen, Switching Cost, Kepuasan Konsumen, Kepercayaan Konsumen.
PENDAHULUAN yang ada di Indonesia kini sudah mencapai 10
Perkembangan dunia telekomunikasi seluler operator, dimana masing-masing operator
saat ini sangatlah pesat di Indonesia, hal ini seluler tersebut bersaing secara bebas dalam
dapat dilihat dari banyaknya pengguna layanan pasar untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-
seluler di Indonesia, paling tidak di tahun 2009 banyaknya. Dalam hal ini bukan saja berbicara
saja pelanggan kartu seluler di Indonesia bagaimana strategi memasuki pasar dan
mencapai 117 juta dan jumlah operator seluler memperoleh pelanggan, tetapi hal yang juga
penting adalah bagaimana mempertahankan
56 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

pelanggan tersebut, dimana hal ini merupakan membeli prodauk atau jasa tersebut (Lau and
kunci utama dalam pemasaran. Lee, 1999).
Menurut Gerpott et al. (2001) dalam Selain kepuasaan dan kepercayaan,
industri jasa telekomunikasi, jika seorang loyalitas konsumen juga dipengaruhi oleh
pelanggan telah menjadi bagian dari sebuah switching costs. Secara umum switching costs
operator atau terkoneksi dengan sebuah didefinisikan sebagai biaya yang harus dike-
jaringan telekomuniaksi pada sebuah operator luarkan konsumen untuk pindah dari produk
tertentu, maka mereka akan fokus pada atau jasa perusahaan saat ini kepada produk
hubungan jangka panjang dengan operator atau jasa perusahaan pesaing (Burnham et al.,
tersebut. Kondisi semacam ini sangat penting 2003). Konsumen yang tidak puas akan tetap
untuk kesuksesan perusahaan pada pasar yang menggunakan satu merek tertentu ketika
kompetitif. Kotler (2003), menyatakan bahwa mereka akan menanggung biaya tinggi jika
kunci keunggulan bersaing dalam situasi yang pindah ke merek lain, atau ketika mereka tidak
penuh persaingan adalah kemampuan memiliki alternatif lain. Tetapi ketika tersedia
perusahaan dalam meningkatkan loyalitas alternatif lain dan switching cost rendah, kon-
pelanggan. Kesetiaan pelanggan akan menjadi sumen yang tidak puas dapat dengan mudah
kunci sukses dan keunggulan bersaing memilih proveider baru. Dilain pihak, kon-
perusahaan tidak hanya dalam jangka pendek sumen yang mengalami switching cost yang
tetapi juga dalam jangka panjang. tinggi cendrung loyal meskipun mereka tidak
Oliver (1997) menyatakan bahwa puas dengan pelayanan yang ada (Feick et al.,
loyalitas merupakan suatu komitmen yang kuat 2001). Hal ini dibuktikan oleh Bloemer et al.
yang mendorong untuk terjadinya pembelian (1998) dan Jones et al. (2000) yang menemu-
kembali. Loyalitas konsumen secara umum kan bahwa hubungan antara loyalitas pelanggan
dapat diartikan sebagai kesetiaan konsumen dan kepuasan pelanggan akan lebih kuat pada
terhadap suatu produk, baik barang maupun konsumen dengan switching costs yang lebih
jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan tinggi.
manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan Uraian diatas menunjukkan bahwa
konsumen dalam menggunakan fasilitas untuk membangun loyalitas konsumen,
maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak hanya perlu meningkatkan
pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap
konsumen dari perusahaan tersebut. Seperti merek produk yang dipasarkan, tetapi juga
yang diungkapkan oleh Singh (1991), bahwa perlu membangun hambatan agar mereka tetap
kepuasan merupakan faktor yang berpengaruh loyal terhadap produknya yaitu dengan
langsung terhadap loyalitas konsumen. Hal ini menciptakan switching costs yang tinggi.
memperkuat pendapat Reichheld dan Sasser Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
(1990) yang menyatakan bahwa konsumen tentang peran mediasi switching costs pada
yang puas akan memiliki loyalitas yang lebih pengaruh kepuasan dan kepercayaan terhadap
besar, yang memungkinkan kesempatan untuk loyalitas konsumen.
melakukan pembelian ulang di masa depan.
Selain kepuasan, kepercayaan kon- KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESA
sumen terhadap merek merupakan faktor Loyalitas Konsumen
penting lain yang dapat membangun loyalitas
(Aydin et al., 2005). Kepercayaan melibatkan Loyalitas konsumen merupakan suatu komit-
kesediaan seseorang untuk untuk berperilaku men untuk membeli kembali suatu barang atau
tertentu karena dia meyakini bahwa mitranya jasa secara konsisten di masa yang akan datang.
dalam melakukan transaksi akan memberikan Oliver (1997) menyatakan bahwa loyalitas
apa yang dia harapkan. Hal ini menunjukkan adalah suatu kesediaan pelanggan untuk
bahwa jika satu pihak mempercayai pihak melanjutkan pembelian pada sebuah perusaha-
lainnya, akan dimungkinkan untuk membentuk an dalam jangka waktu yang panjang dan
sebuah perilaku positif dan niat baik. Oleh mempergunakan produk atau pelayanan secara
karena itu saat konsumen memiliki keper- berulang, serta merekomendasikannya kepada
cayaan kepada sebuah produk atau jasa teman-teman dan perusahaan lain secara suka-
tertentu, maka konsumen memiliki niat untuk rela. Kemampuan perusahaan untuk memper-
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 57

tahankan pelanggan dan membuat halangan- lanjut menjelaskan bahwa biaya tersebut tidak
halangan bagi mereka untuk tidak berpindah hanya semata-mata terkait dengan biaya
kepada perusahaan pesaing menjadi salah satu finansial yang dikeluarkan oleh konsumen,
kunci sukses perusahaan untuk bersaing di tetapi juga termasuk biaya pencarian, transaksi,
pasar. Loyalitas konsumen merupakan salah diskon yang biasanya diterima sebagai
satu faktor sukses utama bagi perusahaan untuk konsumen yang loyal, biaya emotional dan
memperoleh daya saing yang berkesinam- usaha-usaha kognitif, dan biaya social dan
bungan (Lee and Cunningham, 2001). psikologis yang dirasakan oleh konsumen
Perusahaan perlu mengetahui mengapa ketika berpindah ke penyedia layanan lain. Hal
konsumen melakukan pembelian kembali ini memperkuat pendapat Dick and Basu
setelah menggunakan produknya. Informasi (1994) yang menyata kan bahwa switching costs
tersebut merupakan landasan bagi perusahaan tidak hanya berkenaan dengan biaya financial
dalam menetapkan strategi pemasaran. Umum- tetapi juga terkait dengan waktu dan usaha-
nya perusahaan memakai ukuran kepuasan usaha psikologis pada saat konsumen
pelanggan sebagai standar untuk memantau menggunakan penyedia layanan baru. Oleh
loyalitas pelanggan. Namun kepuasan saja karena itu Burnham et al (2003) meng-
tidak akan menciptakan loyalitas pelanggan klasifikasikan swithing costs menjadi tiga aspek
tanpa ada kepercayaan (Lee and Cunningham, yaitu procedural switching costs, financial
2001). Seringkali perusahaan terjebak pada switching costs, dan relational switching costs.
asumsi bahwa hanya kepuasan pelangganlah Procedural switching costs berkenaan
yang paling penting untuk diperhatikan. dengan pengeluaran konsumen yang terkait
Keyakinan tersebut didasari oleh anggapan dengan waktu dan usaha seperti resiko
bahwa kepuasan konsumen akan diikuti oleh ekonomi, waktu dan usaha yang digunakan
pembelian ulang yang pada akhirnya akan untuk mengevaluasi, belajar dan pengaturan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. penggunaan penyedia layanan yang baru.
Keyakinan seperti ini cenderung bersifat Financial switching costs merupakan biaya
myopicdan bisa menyesa tkan, mengingat study yang berasal dari kerugian finansial yang
empiris menunjukkan bahwa kepuasan dialami konsumen karena pindah ke penyedia
konsumen hanya mampu menjelaskan layanan baru. Sedangkan relational switching
seperempat dari penyimpangan perilaku costs merupakan kerugian konsumen berkenaan
pembelian ulang (Burhan et al., 2003 dan dengan perasaan kurang nyaman dikarenakan
Szymanski and Henard, 2001). Hal senada juga hilangnya identitas dan putusnya hubungan
dikemukakan oleh Mittal and Kamakura (2001) dengan penyedia layanan yang lama seperti
bahwa hubungan antara kepuasan konsumen hilangnya hubungan personal baik dengan staff
sangat komplek. Oleh karena itu praktisi dan merek penyedia layanan lama.
pemasaran sebaiknya perlu mempelajari dan Lee and Cunningham (2001) menyata-
memahami berbagai faktor yang mampu kan bahwa pada dasarnya switching costs
mendorong terbangunnya loyalitas konsumen, terjadi ketika adanya dua pihak (pembeli dan
tidak hanya semata-mata kepuasan pelanggan penjual atau konsumen dan merek produk
(Burnham et al., 2003). tertentu) yang melakukan transaksi sehingga
terbentuk hubungan diantara keduanya. Ketika
Switching Cost salah satu pihak, biasanya pembeli/konsumen,
Jones et al (2000) mendifinisikan switching tidak terlalu tergantung kepada pihak lain,
cost sebagai biaya yang terkait dengan maka pembeli/konsumen tersebut tidak
perpindahan konsumen dari suatu merek mempunyai hambatan untuk melakukan
tertentu ke merek lain atau dari penyedia jasa transaksi dengan pihak lain. Pada kondisi yang
tertentu ke penyedia jasa lainnya. Sementara demikian konsumen mempunyai switciching
Burnham et al. (2003) berpendapat bahwa costs yang rendah. Sebaliknya pada switching
switching cost merupakan semua biaya yang costs yang tinggi, konsumen sangat tergantung
harus dikeluarkan oleh konsumen ketika proses kepada penjual atau merek produk tertentu,
perpindahan dari penyedia layanan tertentu ke sehingga dia akan melakukan transaksi dengan
penyedia layanan yang lain. Mereka lebih penjual atau merek tersebut bukan dengan
penjual atau merek lain.
58 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

Pemikiran diatas merujuk kepada hasil kepuasan yang menyeluruh (overall customer
penelitian mereka yang menunjukkan bahwa satisfaction).
loyalitas konsumen terhadap layanan tertentu Dalam beberapa dekade terakhir,
tidak hanya ditentukan oleh kualitas layanan kepuasan konsumen selalu menjadi fokus
saja tetapi juga ditentukan oleh kemungkinan perhatian para akademisi dan praktisi
adanya hambatan untuk berpindah ke layanan pemasaran. Perhatian tersebut berasal dari
lain (switching barriers). Temuan ini meleng- sebuah filosofi yang menyatakan bahwa untuk
kapi hasil penelitian Dick and Basu (1994) mencapai kesuksesan perusahaan tergantung
yang menemukan bahwa loyalitas pelanggan pada kemampuan perusahaan tersebut dalam
ditentukan tidak hanya oleh kepuasan tetapi memberikan apa yang diinginkan konsumen-
juga oleh switching costs. Burnham et al. nya. Dengan kata lain, kepuasan konsumen
(2003), menegaskan bahwa switching costs merupakan kunci sukses perusahaan (Kurtz and
mempunyai pengaruh yang lebih besar dari Clow, 1993). Lebih lanjut Shin and Elliot
pada kepuasan konsumen dalam membangun (1998) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen
loyalitas. Pengaruh yang signifikan dari menciptakan retensi konsumen (consumer
switching costs terhadap loyalitas konsumen retention) yang selanjutnya dapat meningkat-
juga ditunjukkan oleh Aydin et al. (2005), kan keuntungan perusahaan, mengingat biaya
Aydin and Ozer (2006), dan Chadha and untuk mempertahankan konsumen yang sudah
Kapoor (2009). ada lebih murah daripada biaya mencari
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini konsumen baru. Selain itu kepuasan tidak
mengajukan hipotesa sebagai berikut: hanya mendorong kecenderungan perilaku
H1: Semakin tinggi switching cost maka konsumen untuk melakukan pembelian ulang
semakin tinggi pula loyalitas konsumen tetapi juga mendorong mereka untuk
melakukan positive word of mouth (Reicheld
Kepuasan konsumen dan Sasser, 1990; Boulding et al., 1993).
Terdapat banyak definisi mengenai kepuasan Selanjutnya, Bitner (1990) menunjuk-
pelanggan. Kotler (2003) mendefinisikan kan bahwa kepuasan konsumen tidak hanya
kepuasan pelanggan sebagai perasaan suka atau mempengaruhi retensi tetapi juga dapat
tidak suka seseorang terhadap suatu produk meningkatkan loyalitas. Temuan ini kemudian
setelah membandingkan kinerja produk diperkuat oleh peneliti lain yang mengungkap
tersebut dengan yang diharapkan. Sementara adanya pengaruh kepuasan konsumen terhadap
Johnson and Fornell (1991) menyatakan bahwa loyalitas secara positif dan signifikan (Dick and
kepuasan konsumen merupakan hasil evaluasi Basu, 1994; Bei and Chiao, 2001; Szymanski
menyeluruh konsumen atas kinerja produk and Henard, 2001; Burnham et al., 2003; dan
yang dikonsumsinya. Yi (1991) meng- Chadha and Kapoor, 2009). Berdasarkan temuan
identifikasi dua konsep kepuasan konsumen tersebut maka penelitian mengajukan hipotesa:
yang berbeda yaitu transaction-specific H2: Semakin tinggi kepuasan konsumen maka
satisfaction dan overall satisfaction. Transac- semakin tinggi pula loyalitasnya
tion-specific satisfaction merupakan konsep Selain menguji pengaruh kepuasan
yang merujuk kepada penilaian kepuasan pelanggan terhadap loyalitas, Burnham et al.
konsumen setelah melakukan pembelian (2003) juga meneliti eksistensi peran moderator
produk atau merek tertentu. Sementara overall dari switching costs pada pengaruh kepuasan
satisfaction adalah konsep yang mengukur
kepuasan (ketidakpuasan) konsumen terhadap pelanggan terhadap loyalitas, tetapi hasil
produk atau merek tertentu secara menyeluruh penelitian mereka menunjukkan peran
berdasarkan seluruh pengalamannya dalam moderator tersebut tidak signifikan. Hal ini
mengkonsumsi produk atau merek tersebut. berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dengan demikian overall satisfaction bisa Lam et al. (2004) yang membuktikan bahwa
dipandang sebagai fungsi dari semua switching costs meningkatkan intensitas
transaction-specific satisfaction yang terjadi hubungan antara kepuasan konsumen dengan
sebelumnya. Dalam penelitian ini konsep loyalitas. Temuan ini diperkuat oleh Tsai et al.
kepuasan konsumen yang dipergunakan adalah (2010). Secara lebih spesifik, Aydin and Ozer
(2006) meneliti keterkaitan antara kepuasan
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 59

konsumen, kepercayaan, switching costs, dan culkan loyalitas terhadap merek tersebut.
loyalitas. Mereka menemukan bahwa kepuasan Temuan ini didukung oleh Sirdeshmukh et al.
konsumen dan kepercayaan tidak hanya (2002) dan Aydin et al. (2005) yang membuk-
berkorelasi secara positif dengan loyalitas, tikan adanya pengaruh kepercayaan konsumen
tetapi juga dengan switching costs. Temuan- terhadap loyalitas secara positif dan signifikan.
temuan ini menunjukkan bahwa kepuasan tidak Dalam konteks ini kepercayaan berfungsi
hanya mempengaruhi loyalitas secara langsung sebagai pelindung dari hubungan yang sudah
tetapi juga secara tidak langsung melalui dibangun dengan cara (1) tetap bekerjasama
switching costs. dengan mitra yang sudah ada, (2) menolak
Berdasarkan uraian diatas maka alternatif jangka pendek yang kelihatannya
penelitian ini mengajukan hipotesa: menarik demi keuntungan hubungan jangka
H3: Semakin tinggi kepuasan konsumen panjang dengan mitra yang ada, dan (3) meng-
maka semakin tinggi switching costs. amati potensi tindakan yang beresiko tinggi
sebagai prinsip hati-hati atas keyakinan bahwa
Kepercayaan Konsumen mitranya tidak akan berperilaku oportunis
Moorman et al. (1993) mendifinisakan keper- (Morgan and Hunt, 1994).
cayaan sebagai kesediaan untuk bergantung Konsisten dengan temuan-temuan
kepada pihak lain yang telah dipercaya. Keper- diatas, maka penelitian ini mengajukan
cayaan mengandung dua aspek yang berbeda hipotesa sebagai berikut:
yaitu kredibilitas yang merujuk kepada ke- H4: Semakin tinggi kepercayaan konsumen
yakinan bahwa pihak lain mempunyai keahlian maka semakin tinggi pula loyalitasnya.
dalam menjalankan tugasnya dan benovelence Selanjutnya, Aydin et al. (2005) juga
yang merujuk kepada kesunggguhan pihak lain meniliti eksistensi peran moderasi dari
bahwa dia mempunyai kesungguhan untuk switching costs pada pengaruh kepercayaan
melaksanakan yang sudah disepakati (Ganesan, terhadap loyalitas. Hal ini berangkat dari
1994). Definisi tersebut mengindikasikan temuan yang diungkap oleh Sharma (2003) dan
bahwa kepercayaan merupakan komponen Patterson and Sharma (2000). Aydin et al.
fundamental dari strategi pemasaran dalam (2005) menemukan hasil yang bertentangan
menciptakan hubungan sejati dengan kon- dengan hasil kedua penelitian tersebut.
sumen. Perusahaan yang beroperasi di pasar Sementara Aydin et al. menemukan peran
industri membangun hubungan kerjasama moderasi yang negatif dari switching costs,
dengan pelanggannya sebagai salah satu Patterson and Sharma (2000) menunjukkan
strategi bersaing. Dengan hubungan kerjasama peran moderasi yang positif sedangkan Sharma
yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat (2003) mengungkapkan tidak adanya peran
bekerja lebih efektif dengan menghemat biaya moderasi switching costs pada pengaruh
transaksi dan dapat meningkatkan daya saing. kepercayaan dan loyalitas.
Hubungan kerjasama yang demikian biasanya Merujuk kepada hasil penelitian diatas
ditandai dengan adanya kepercayaan yang dan mempertimbangkan temuan Aydin and
tinggi (Morgan and Hunt, 1994). Ozer (2006) yang mengungkapkan bahwa
Kondisi yang hampir sama juga terjadi kepercayaan tidak hanya berkorelasi positif
di pasar konsumen dimana tingkat persaingan dengan loyalitas tetapi juga berhubungan
antar perusahaan sangat tinggi. Mengikuti positif dengan switching cost, maka penelitian
strategi yang dilakukan oleh perusahaan indus- ini membangun hipotesa:
tri, perusahaan barang konsumsi berusaha H5: Semakin tinggi kepercayaan konsumen
membangun hubungan dengan konsumennya maka semakin tinggi pula switching cost
(Bennet, 1996). Hal ini dilakukan dengan
membangun kepercayaan konsumen terhadap Kerangka Konseptual Penelitian
merek produk perusahaan. Lau and Lee (1999)
menunjukkan bahwa pada saat konsumen per- Berdasarkan hipotesa-hipotesa diatas maka
caya bahwa merek tertentu mampu memberi- kerangka konseptual penelitian ini dapat
kan apa yang mereka harapkan akan memun- digambarkan dalam sebagai berikut:
60 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

Kepuasaan
Konsumen H2
H3
Switching H1 Loyalitas
cost Konsumen

Kepercayaan H5
H4
Konsumen

Gambar 1: Kerangka Konseptual Penelitian


METODE PENELITIAN Islam Indonesia. Pemilihan sample sebanyak
Obyek penelitian ini adalah industri 140 dilakukan dengan menggunakan non-
telekomunikasi, khususnya penggunaan telepon probability sampling method dengan
seluler. Oleh karena itu populasi dari penelitian pendekatan convinience. Dari 140 responden
ini adalah pengguna jasa layanan telepon yang terlibat dalam penelitian ini, hanya 120
seluler. Mengingat populasi penelitian ini yang dipertimbangkan untuk diikutkan dalam
sangat luas, maka peneliti membatasi daerah analisa. Sedangkan 20 responden yang lain
penelitian ini di Yogyakarta, khususnya di tidak disertakan dalam analisa karena respon
seputar Kampus Fakultas Ekonomi Universitas yang diberikan tidak lengkap.

Tabel 1: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian


Corrected
Vareabel / Indikator Item-Total Cronbach Status
Correlation Alpha
Loyalitas Konsumen 0.753 Reliabel
Akan terus menggunakan operator yang digunakan saat ini 0.434 Valid
Jika ingin membeli nomor baru, akan lebih memilih operator lama yang dipakai saat ini 0.514 Valid
Merekomendasikan operator yang dipakai saat ini kepada orang-orang 0.764 Valid
Mendorong teman-teman yang berencana membeli produk ke operator yang dipakai 0.452 Valid
saat ini
Sekalipun operator lain menawarkan biaya yang lebih rendah, akan tetap 0.473 Valid
menggunakkan operator yang dipakai saat ini
Switching Cost 0.611
Ketika beralih ke operator baru, akan menyebabkan timbulnya biaya tambahan 0.364 Valid
Jika beralih ke operator baru, layanan yang ditawarkan oleh operator baru yang 0.274 Tidak
mungkin tidak bekerja seperti yang diharapkan Valid
Tidak yakin bahwa tagihan/biaya/tarif dari operator baru akan lebih baik 0.399 Valid
Untuk beralih ke operator baru, harus membandingkan dengan semua operator 0.429 Valid
(berkenaan dengan, layanan, cakupan area, penagihan/biaya/tarif)
Sekalipun memiliki informasi yang cukup, membandingkan operator dengan satu 0.381 Valid
sama lain membutuhkan banyak tenaga, waktu dan usaha
Jika beralih ke operator baru, tidak serta merta dapat menggunakan beberapa layanan 0.165 Tidak
tanpa belajar sebelumnya Valid
Khawatir kehilangan kontak dengan orang-orang yang biasa menghubungi, jika 0.171 Tidak
beralih ke operator baru Valid
Kepuasan Konsumen 0.733
Operator yang digunakkan saat ini mampu bersaing dengan operator lain 0.410 Valid
Puas dengan operator yang dipakai saat ini 0.734 Valid
Operator yang dipakai saat ini sudah memenuhi harapan 0.780 Valid
Kepercayaan Konsumen 0.901 0.30
Percaya dengan operator yang dipakai saat ini 0.744 Valid
Merasa dapat mengandalkan operator yang dipakai saat ini untuk melayani 0.770 Valid
kebutuhan dengan baik
Percaya sistem penagihan/biaya/tarif pada operator ini 0.822 Valid
Percaya bahwa operator yang digunakan saat ini tidak akan menipu 0.857 Valid
Operator ini sangat bisa diandalkan, terutama berkaitan dengan kepentingan pelanggan 0.637 Valid
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 61

Pengumpulan data penelitian dilakukan tersebut sebagian besar (56,7 %) adalah pria
dengan menggunakan kuesioner yang dan sisanya wanita. Sebagian besar (65,8 %)
merupakan adaptasi dari istrumen penelitian dari mereka berusia antara 20 sampai 30 tahun,
yang telah dipergunakan oleh Aydin et al. 32,5 % berusia kurang dari 20 tahun, dan
(2005). Sebelum pengumpulan data dilakukan sisanya berusia lebih dari 30 tahun. Dalam hal
kuesioner penelitian diuji validitas dan pekerjaan, lebih dari separo responden adalah
reliabilitasnya terlebih dahulu, dengan pelajar/mahasiswa, sepertiga nya bekerja
menggunakan 35 orang responden yang tidak sebagai pegawai swasta sedangkan sisanya
disertakan dalam analisa data. Dengan bekerja sebagai PNS/TNI/Polri dan lainnya
menggunakan persyaratan minimal corrected- Selanjutnya digunakan Structural
item total correlation sebesar 0.30 untuk Equation Modelling (SEM) dan program
validitas dan Cronbach alpha sebesar 0,60 AMOS versi 6 dalam menganalisa kerangka
untuk reliabilitas, hanya tiga item pertanyaan konseptual penelitian ini. Sebelum pengujian
dari variabel Switching Costs yang tidak valid, hipotesa, terlebih dahulu perlu dilakukan
sementara yang lain valid dan reliabel dalam pengujian validitas dan reliabilitas data yang
mengukur variabel penelitian ini. Secara lebih akan dipergunakan dalam analisa. Mengacu
rinci item pertanyaan dari masing-masing kepada Holmes-Smith (2001), sebuah indikator
variabel tersebut dan hasil uji validitas dan dinyatakan valid jika nilai t nya 1,96 dan
reliabilitasnya dapat dilihat pada Tabel 1. sebuah variabel dinyakan valid jika memiliki
construct reliability. 0,50. Berdasarkan
HASIL PENELITIAN persyaratan tersebut semua indikator atau item
Seperti yang telah dijelaskan di depan bahwa pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel dalam
responden yang terlibat dalam penelitian dan mengukur variabelnya. Tabel 2 memaparkan
layak untuk analisa lebih lanjut berjumlah 120 hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari
responden. Dari responden yang terlibat data yang telah terkumpul.

Tabel 2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian


Indikator λi εi tvalue Construct Persyaratan Keterangan
Reliability Minimal
Loyalitas Konsumen 0,753 0.5 Releabel
Loy1 0,669 0,774 1 1,96 Valid
Loy2 0,751 0,736 7,200 1,96 Valid
Loy3 0,840 0,457 8,131 1,96 Valid
Loy4 0,705 0,752 7,211 1,96 Valid
Loy5 0,585 0,715 5,744 1,96 Valid
Switching Cost 0,753 0.5 Releabel
SC1 0,538 1,010 5,022 1,96 Valid
SC2 0,895 0,308 6,617 1,96 Valid
SC3 0,795 0,429 6,452 1,96 Valid
SC4 0,584 0,845 1 1,96 Valid
Kepuasan Konsumen 0,866 0.5 Releabel
CS1 0,799 0,481 10,351 1,96 Valid
CS2 0,972 0,072 12,241 1,96 Valid
CS3 0,812 0,482 1 1,96 Valid
Kepercayaan 0,914 0.5 Releabel
Trust1 0,775 0,452 11,535 1,96 Valid
Trust2 0,880 0,328 14,931 1,96 Valid
Trust3 0,805 0,495 12,397 1,96 Valid
Trust4 0,921 0,221 16,525 1,96 Valid
Trust5 0,918 0,241 1 1,96 Valid
62 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

Selanjutnya, dengan data yang valid dan relia- Hasil perhitungan di bawah menunjuk-
bel tersebut peneliti melakukan analisa struk- kan bahwa dari lima hipotesa yang dibangun
tural menggunakan Program AMOS 6.0 untuk pada penelitian ini semuanya terbukti. Hal ini
menguji hipotesa dari penelitian ini. Pengaruh ditunjukkan dengan nilai t dan tingkat signifi-
variabel eksogen terhadap variabel endogen kansi dari masing-masing regresi yang lebih
dan nilai t dari masing-masing pengaruh nam- besar dari nilai minimumnya yaitu 1,96 dan
pak seperti pada Gambar 2. Nilai statistik dari 5%. Terbuktinya semua hipotesa penelitian ini
model structural final menunjukkan bahwa mengindikasikan bahwa Switching Costs tidak
model tersebut sangat bagus (fit) dalam sepenuhnya berperan sebagai mediator baik
merepresentasikan data penelitian ini. Hal ini pada pengaruh Kepuasan–Loyalitas maupun
dibuktikan dengan nilai χ2 sebesar 222,9 pada pengaruh Kepercayaan–Loyalitas. Signi-
dengan degree of freedom 113 maka Normed fikannya pengaruh langsung Kepuasan ter-
χ2 = 1,97 yang berarti bahwa model tersebut hadap Loyalitas dan Kepercayaan terhadap
mempunyai tingkat kesesuaian yang cukup Loyalitas menunjukkan hal itu. Secara umum
bagus. Fakta ini diperkuat oleh nilai RMSEA hasil penelitian ini tidak hanya konsisten
sebesar 0,07 dan nilai GFI, serta CFI masing- dengan temuan Aydin et al. (2005) dan Aydin
masing sebesar 0.92. Selanjutnya, nilai and Ozer (2006) tetapi juga memperkuat
Expected Cross Validation Index (ECVI) model temuan mereka. Tidak seperti halnya Aydin et
penelitian ini sebesar 2,55. Nilai ini lebih al yang menunjukkan Switching Costs sebagai
rendah dari pada ECVI for the saturated model variabel moderasi atau Aydin dan Ozer yang
yang bernilai 2,57. Hal ini menunjukkan bahwa membuktikan korelasi antara ke empat variabel
model penelitian ini bisa direplikasi pada yang diteliti, penilitian ini menunjukkan peran
sample yang serupa pada populasi yang sama. Switching Costs yang signifikan dalam me-
Adapun signifikansi pengaruh antar vareabel mediasi (meskipun tidak sepenuhnya) pengaruh
dan pengujian hipotesa penilitian ini nampak Kepuasan dan Kepercayaan terhadap Loyalitas.
seperti pada Tabel 3.
γ11=0.19
Kepuasaan (1,97/5%)
Konsumen
1 γ21=0.25
(2,28/0,2%) β12=0.33
Switching (2,92/0,3%) Loyalitas
Cost Konsumen
2 1
γ22=0.37
Kepercayaan (3,19/0,1%)
Konsumen
2 γ12=0.36
(3,46/0,0%)
Gambar 2: Model Struktural
Tabel 3: Ringkasan Pengujian Hipotesa
β or γ
Hipotesa (t-value/Signifikansi) Kesimpulan
H1: Switching Costs berpengaruh secara positif terhadap 0,33 (2,92/0,3%) Terbukti
Loyalitas Konsumen
H2: Kepuasan Konsumen berpengaruh secara positif terhadap 0,19 (1,97/5%) Terbukti
Loyalitas Konsumen
H3: Kepercayaan Konsumen berpengaruh secara positif 0,36 (3,46/0.0%) Terbukti
terhadap Loyalitas Konsumen
H4: Kepuasan Konsumen berpengaruh secara positif 0,25 (2,28/2%) Terbukti
terhadap Switching Costs
H5: Kepercayaan Konsumen berpengaruh secara positif 0,37 (3,19/0,1%) Terbukti
terhadap Switching Costs
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 63

Koefisien regresi dari pengaruh tidak langsung Kepercayaan sebesar 0,37


Switching Costs terhadap Loyalitas sebesar dengan tingkat signikansi lebih kecil dari 0,1%.
0,33 dengan tingkat signifikansi 0,3% menun- Dengan kata lain, hasil ini mendukung H3 dan
jukkan bahwa hipotesa pertama (H1) dari H5. Terbuktinya kedua hipotesis tersebut
penelitian ini terbukti. Temuan ini meng- menggambarkan bahwa kepuasan dan keper-
gambarkan bahwa pada saat resonden merasa- cayaan responden tidak hanya meningkatkan
kan biaya yang tinggi pada saat berpindah ke loyalitas mereka terhadap penyedia layanan
penyedia layanan lain maka mereka cenderung tetapi juga meningkatkan hambatan mereka
untuk tetap menggunakan penyedia layanan untuk pindah ke penyedia layanan lain. Lebih
atau merek yang sudah biasa digunakan. Hal ini jauh penelitian ini menunjukkan bahwa
konsisten dengan pendapat Lee and Cunning- Switching Costs berperan sebagai mediator dari
ham (2001) yang menyatakan bahwa konsumen pengaruh Kepuasan – Loyalitas, bukan mode-
cenderung tidak loyal kepada penyedia jasa rator seperti yang dikemukakan oleh Burnham
atau merek tertentu pada saat mereka tidak et al. (2003), Lam et al. (2004), dan Tsai et al.
merasakan adanya hambatan untuk berpindah (2010). Hal yang senada juga terjadi pada
ke penyedia layanan atau merek lain, dan pengaruh Kepercayaan – Loyalitas, dimana
sebailiknya. Temuan ini konsisten dengan hasil Switching Costs berperan sebagai mediator
penelitian Burnham et al. (2003), Aydin et al. bukan moderator (Patterson and Sharma, 2000;
(2005), Aydin and Ozer (2005), dan Chadha Sharma, 2003; Aydin et al., 2005).
and Kapoor (2009).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa PEMBAHASAN
loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kepuasan Secara keseluruhan hasil penelitian ini
dan kepercayaan mereka terhadap penyedia menggambarkan bahwa loyalitas konsumen
jasa, koefisien regresi dan tingkat signifikansi tidak hanya ditentukan oleh kepuasan dan
masing-masing sebesar 0,19 dan 5% serta 0,25 kepercayaan mereka terhadap penyedia layanan
dan 2%. Selain membuktikan hipotesa kedua tetapi juga ditentukan oleh adanya switching
dan keempat (H2 dan H4), temuan ini costs yang merepresentasikan hambatan untuk
menunjukkan bahwa responden akan loyal pada pindah ke penyedia layanan lain. Dengan kata
saat mereka merasa puas dan percaya terhadap lain, eksistensi switcing costs yang tinggi dapat
penyedia layanan Temuan ini mendukung hasil membuat konsumen tetap loyal ke penyedia
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa layanan yang mereka gunakan meskipun pada
kepuasan (Dick and Basu, 1994; Bei and Chiao, saat itu mereka merasakan adanya ketidak-
2001; Szymanski and Henard, 2001; Burnham puasan atau ketidak-percayaan terhadap
et al., 2003; dan Chadha and Kapoor, 2009) dan penyedia layanan tersebut. Temuan tersebut
kepercayaan (Lau and Lee, 1999; Sirdeshmukh juga menunjukkan bahwa Switching Costs
et al., 2002; dan Aydin et al., 2005) konsumen berperan sebagai vareabel antara. Namun
berpengaruh positif terhadap loyalitas. dan demikian, peran mediasi Switching Costs tidak
secara bersamaan kepuasan konsumen. penuh, karena selain mempengaruhi Switching
Terbuktinya H1, H2 dan H4 mengindikasikan Costs, pada saat yang bersamaan Kepuasan dan
bahwa loyalitas responden terhadap penyedia Kepercayaan juga mempengaruhi Loyalitas
layanan yang dipergunakan tidak semata-mata secara langsung.
karena mereka puas tetapi juga karena mereka Hasil penelitian ini memberikan
percaya terhadap penyedia layanan tersebut dan implikasi teoritik dan praktis. Temuan ini
menghadapi hambatan untuk pindah ke konsisten dan memperkuat hasil penelitian
penyedia layanan lain. sebelumnya, khusnya yang dilakukan oleh
Selain itu, hasil penelitian ini menun- Aydin et al. (2005) dan Aydin and Ozer (2006).
jukkan bahwa Kepuasan dan Kepercayaan tidak Secara teoritis konsistensi temuan ini
hanya berpengaruh langsung terhadap menunjukkan kemapanan (robustness) dari
Loyalitas, tetapi juga memempunyai pengaruh pengaruh Kepuasan, Kepercayaan, dan
tidak langsung melalui Switching Costs. Peng- Switching Costs dalam meningkatkan Loyalitas
aruh tidak langsung Kepuasan terhadap konsumen.
Loyalitas sebesar 0,36 dengan tingkat signi-
fikansi mendekati 0,0% sementara pengaruh
64 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

Selanjutnya, bagi praktisi pemasaran, Switching Costs as a Moderator


hasil penelitian ini memberikan gambaran yang Variable: A Case in Turkish Mobile
sebaiknya dipertimbangkan dalam mengem- Phone Market. Marketing Interlligence
bangkan strategi pemasaran, khususnya dalam and Planning. 23 (1). 89-103
membangun loyalitas pelanggannya. Temuan Aydin, S. and G. Ozer. 2006. How Switching
penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan Costs Affect Subscriber Loyalty in the
pelanggan bukanlah satu-satu nya penentu Turkish Mobile Phone Market: An
loyalitas mereka terhadap penyedia layanan Exploratory Study. Journal of
atau merek, tetapi juga ditentukan oleh tingkat Targeting, Measurement and Analysis
kepercayaan meraka dan adanya hambatan for Marketing. 14 (2). 141-155
untuk pindah ke penyedia layanan atau merek
lain. Terbuktinya peran mediasi switching costs Bei, LT. and YC. Chiao. 2001. An integrated
mengindikasikan bahwa kepuasan dan keper- model for the effects of perceived
cayaan pelanggan tidak hanya mampu mening- product, perceived service quality, and
katkan loyalitas tetapi juga dapat membangun perceive price fairness on consumer
hambatan mereka untuk pindah ke penyedia satisfaction and lyalty. Journal of
layanan atau merek lain yang pada akhirnya Consumer Satisfaction, Dissatisfaction,
membuat pelanggan tersebut lebih loyal. and complaining Behavior. 14. 125-
Eksistensi hambatan untuk pindah 140.
tersebut membuat konsumen tidak terlalu Bennet, R. 1996. Relationship and Governance
memikirkan alternatif lain yang tersedia di in Consumer Markets: Tracsactional
pasar. Lebih jauh, membangun hambatan Analysis versus the Behaviorist
konsumen untuk pindah ke penyedia layanan Approach. Journal of Marketing
atau merek lain akan sangat bermanfaat dalam Management.. 12. 417-436
membuat konsumen untuk tetap loyal Bitner, WJ. 1990. Evaluating Service
khususnya pada saat mereka merasa kurang Encounters: The Effects of Physical
puas atau kurang percaya terhadap penyedia Surrounding and Employee Responses.
layanan atau merek yang dikonsumsinya. Journal of Marketing. 54 (April). 69-82
Hambatan untuk berpindah bisa dibangun Bloemer, JC., K. Ruyter and M. Wetzels. 1998.
melalui pengembangan hubungan emosional On the relationship between perceived
dan pengembangan diferensiasi produk yang service quality, service loyalty and
bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen baik switching cost. International Journal of
secara ekonomis maupun emosional. Indusry Management. 9 (5).436-53,
cited in Aydin and Ozer (2006)
PENUTUP Boulding, W., A. Kalra, R. Staelin and VA.
Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan Zeithaml. 1993. A Dynamic Process
yang perlu diatasi bagi peneliti yang tertarik Model of Service Quality: From
untuk meneliti loyalitas pelanggan, khususnya Expectations to Behavioural Intentions.
Journal of Marketing Research. 30
berkenaan dengan pemilihan subjek penelitian. (February). 7-27
Seperti halnya beberapa penelitian sebelumnya, Burnham, TA., JK. Frels and V. Mahajan. 2003
penelitian ini dilakukan pada industri Consumer switching cost: a typology,
telekomunikasi sebagai representasi pasar jasa. antecedents and consequences. Journal
Untuk memperoleh temuan yang dapat of The Academy of Marketing Science.
digeneralisir di pasar jasa, penelitian selanjut- 31 (1). 33-58.
nya perlu menggunakan industri jasa yang lain
atau bahkan menggunakan pasar barang Chadha, SK. and D. Kapoor. 2009. Effect of
konsumsi untuk menguji konsistensi temuan Switching Cost, Servive Quality and
pada lintas pasar. Customer Satisfaction on Customer
Loyalty of Cellular Service Providers
DAFTAR PUSTAKA in Indian Market. The IUP Journal of
Aydin, S., G. Ozer and O. Arasil. 2005. Marketing Management. 8 (1). 24-37
Customer Loyalty and The Effect of
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan … (Asmai Ishak dan Zhafiri Luthfi) 65

Dick, SA. and K. Basu. 1994. Customer Understanding Service Loyalty.


Loyalty: Toward an Integrated Journal of Services Marketing. 15 (2).
Coceptual Framework. Journal of the 113-130
Academy of Marketing Science. 22 (2). Mittal, V., and WA. Kamakura. 2001.
99-113 Satisfaction, Repurchase Intent, and
Feick, L., J. Lee and J. Lee. 2001. The Impact Repurchase Behavior: Investigating the
of Switching Costs on the Customer Moderating Effect of Customer
Satisfaction-Loyalty Link: Mobile Characteristics. Journal of Marketing
Phone Service in France. Journal of Research. 38 (1). 131-142
Services Marketing. 15 (1). 35-48 Moorman, C., R. Deshpande and G. Zaltman.
Ganesan, S. 1994. Determinants of Long-Term 1993. Factors Affecting Trust in
Orientation in Buyer-Seller Market Research Relationship. Journal
Relationships. Journal of Marketing. of Marketing. 51 (January). 81-101
58 (April). 1-19 Morgan, RM. and SD. Hunt. 1994. The
Gerpott, TJ., W. Rams and A. Schindler. 2001. commitment-trust theory of
Customer Retention, loyalty, and relationship marketing. Journal of
Satisfaction in the German Mobile Marketing. 58 (July). 20-38.
Cellular Telecommunication Market. Oliver, RL. 1997. Satisfaction: A behavior
Telecommucation Policy. 25. 249-269, perspective on The Consumer. USA.
cited in Aydin and Ozer (2006) McGraww-Hill Companies, Inc.
Patterson, PG. and N. Sharma. 2000. Switching
Jones, MA., SE. Beatty and DV. costs, alternative attractiveness and
Mothersbaugh. 2000. Switching experience as moderatoers of
Barriers and Repurchase Intentions in relationship commitment in
Services. Journal of Retailing. 76 (2). professional consumer services.
259-274 International Journal of Sevice
Johnson, MD. and C. Fornell. 1991. A frame Industry Management. 11 (5). 470-90.
work for comparing customer cite in Aydin et al. (2005)
satisfaction across individuals and Reichheld, FF. and WE. Sasser. 1990. Zero
product categories. Journal of Defections: Quality Comes to Services.
Economic Psychology. 12 (2). 267-86. Harvard Business Review. 68
Kotler, P. 2003, Marketing Management, New (September-October). 301-307
Jersey: 11th Ed. Prentice Hall Sharma, N. 2003. The role pure and quasi-
International Edition. moderators in services: an empericial
investigation of ongoing customer-
Kurtz, DL. and KE. Clow. 1993. Managing services-provider relationship. Jounal
Consumer Expectations on Services. of retailing and Consumer Services. 10
Journal of Marketing Management. 2 (4). 253-62. cited in Aydin et al. (2005)
(2). 19-25 Shin, D. and K. Elliot. 1998. Assessing the
Lam, YS., V. Shankar, MK. Erramilli and B. Impact of Customer Satisfaction on
Murphy. 2004. Customer value, Customer Retention. Journal of
satisfaction, loyalty, and switching Marketing Management. 8 (2). 95-102
costs: An illustration from a business- Singh, J. 1991. Understanding the Structure of
to-business service context. Journal of Consumer Satisfaction Evaluations of
the Academy of Marketing Science. 32 Service Delivery. Journal of the
(3). 293-311 Academy of Marketing Science. 19 (3).
Lau, G. and S. Lee. 1999. Consumers’ trust in a 223-244
brand and link to brand loyalty. Sirdeshmukh, D., J. Singh and B. Sabol. 2002.
Journal of Market Focused Consumer trust, value, and loyalty in
Management. 4. 341-70. relational exchanges. Journal of
Lee, M. and LF. Cunningham. 2001. A Marketing. 66 (January). 15-37.
Cost/Benefit Approach to
66 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 55-66

Szymanski, DM. and DH. Henard. 2001. of Hypermarkets in Taiwan. Social


Customer Satisfaction: A Meta- Behavior and Personality. 38 (6). 729-
Analysis of the Emperical Evidence. 740
Journal of the Academy of Marketing Yi, Y. 1991. A Critical Review of Consumer
Science. 29 (1). 16-35 Satisfaction. in Zeithaml, V. A. (ed.)
Tsai, MT., CL. Tsai and HC. Chang. 2010. The Review of Marketing 1990. American
Effect of Customer Value, Customer Marketing Association. Chicago. IL.
Satisfaction, and Switching Costs on 68-123, cited in Aydin et al. (2005).
Customer Loyalty: An Empirical Study

Anda mungkin juga menyukai