Anda di halaman 1dari 4

2.

PT Mobile-8 Telecom dengan Smart Telecom


Merdeka.com - PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Mobile-8
Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum bulan April 2011. Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh
PT Global Mediacom Tbk. Namun akibat krisis finansial dan penurunan penjualan
produk, maka Perusahaan ini diakuisisi oleh Sinar Mas Group pada bulan November
2011.

Oleh Sinar Mas, Smartfren kemudian dijadikan holding atau induk usaha dari PT Smart
Telecom. Padahal, smartfren sendiri merupakan hasil merger dari PT Telekomindo
Selular Raya (Telesera), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel), PT Komunikasi Selular
Indonesia (Komselindo), dan PT Menara Jakarta

Saat itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha menilai penggabungan antara Smart
dengan Mobile-8 tidak menimbulkan efek persaingan tidak sehat karena baik dari sisi
pelanggan maupun penguasaan frekuensi tidak memicu dominasi di industri.

Kementerian Kominfo pun merasa tak perlu mengambil sebagian atau seluruh frekuensi
keduanya karena yang terjadi adalah proses akuisisi, bukan merger, meski pergantian
nama dari Mobile-8 menjadi Smartfren seharusnya tidak diperbolehkan karena
kepemilikan frekuensi melekat pada nama perusahaan, bukan pemilik saham.

PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Smart Telecom Tbk dan PT Mobile-8
Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum tanggal 23 Maret 2011.[2] PT Mobile-8 Telecom Tbk awalnya dimiliki
oleh PT Global Mediacom Tbk.[3] Namun akibat krisis finansial dan penurunan penjualan produk,
[4]
maka perusahaan ini diakuisisi oleh Sinar Mas Group pada tanggal 12 Agustus 2009 dan
mengganti nama perusahaan menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada tanggal 23 Maret 2011. [5]

Liputan6.com, Jakarta - Rencana PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) berkolaborasi


dengan PT Bakrie Telecom Tbk (Btel ) supaya bisa masuk dalam era teknologi komunikasi
terbaru ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Kedua perusahaan itu akhirnya
mengumumkan kerjasama yang dilakukan terkait jaringan dan layanan yang dimilikinya.

Kerjasama antara Btel dan Smartfren diselenggarakan melalui penandatanganan Perjanjian


Kolaborasi dan Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 lalu.
Kerjasama ini diklaim sebagai bentuk pelaksanaan Keputusan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomer 932/2014.

"Kerjasama ini adalah respon cepat kami, operator CDMA, terhadap arahan pemerintah
untuk mendorong 'broadband society' dan 'broadband economy' di seluruh Indonesia," kata
Presiden Direktur Btel Jastiro Abi dalam keterangan resminya.

Dengan Perjanjian Kolaborasi tersebut, jaringan Btel akan digabungkan dengan jaringan
milik Smartfren sehingga dapat melayani pelanggan Esia. Selanjutnya, Btel akan menyewa
jaringan dari Smartfren untuk melayani pelanggan Esia sehingga dapat terlayani dengan
jangkauan yang lebih baik.

"Kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menetapkan frekuensi 800
Mhz sebagai frekuensi yang netral teknologi sehingga seluruh pelanggan Esia dan
Smartfren dapat terus menikmati layanan telekomunikasi yang murah dan berkualitas tinggi
yang selama ini didapatkan dari teknologi CDMA," tambah Abi.

Ia juga melanjutkan bahwa kolaborasi yang dilakukan kedua perusahaan itu akan membuka
peluang bisnis yang jauh lebih besar bagi Btel dan Smartfren karena keduanya telah
mengantongi izin penggunaan teknologi netral di frekuensi 800 Mhz.

Presiden Direktur Smartfren Rodolfo Pantoja pun mengaku menyambut baik konsolidasi
yang telah dijalin Smartfren dan Btel. Rodolfo mengungkap di dalam Perjanjian Sewa
Menyewa Jaringan bahwa Smartfren berkomitmen untuk memberikan kualitas layanan
yang sama dengan yang diberikan kepada pelanggan Smartfren sendiri.

"Sebagai dua operator milik pengusaha nasional, kita bukan saja harus cepat dan terdepan
dalam mendukung program pemerintah, tapi juga harus saling mendukung satu dengan
yang lain, bersama-sama mengatasi masalah yang selama ini membatasi pertumbuhan
perseroan” ungkap Rodolfo.

Pemerintah telah menyetujui rencana konsolidasi jaringan di spektrum 850 Mhz dari PT
Bakrie Telecom Tbk ke PT Smartfren Telecom Tbk.

Penambahan luas pita di frekuensi 850 Mhz disebut-sebut akan dimanfaatkan juga oleh
Smartfren untuk menyediakan layanan berbasis 4G LTE (long term evolution).

Namun, perusahaan itu harus melakukan proses lain agar memiliki luas pita yang
memenuhi persyaratan teknologi internet cepat tersebut.

Ketika proses penggabungan spektrum selesai, maka Smartfren akan memiliki luas pita
sebesar 10 Mhz di frekuensi 850 Mhz yang sudah memenuhi standar minimum
penggunaan teknologi 4G LTE.
Supaya bisa memiliki 10 Mhz di spektrum 850 Mhz, Smartfren harus melakukan langkah
selanjutnya demi menyediakan layanan 4G. Perusahaan harus memindahkan blok kanal
frekuensi miliknya agar berdampingan karena saat ini frekuensi Smartfren dan Bakrie
Telecom terpisah dengan masing-masing lebar pita 5 Mhz.

"Proses perpindahan kanal sedang dalam proses negosiasi karena berkaitan dengan
perusahaan lain. Sekarang lagi diupayakan mendapat hasil terbaik, semoga bisa selesai
segera," ujar Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren di Jakarta.

Djoko juga mengaku perusahaannya tengah membangun jaringan baru yang dimilikinya di
frekuensi 2300 Mhz supaya bisa mengadopsi teknologi 4G LTE. Rencananya, perusahaan
akan menyediakan layanan berbasis 4G sekaligus di 10 kota besar yang berada di Pulau
Jawa.

Layanan 4G milik Smartfren memanfaatkan pita selebar 30 Mhz yang baru saja didapatkan
perusahaan telekomunikasi itu dari pemerintah. Frekuensi baru yang dimiliki Smartfren
sebagai ganti dari pita selebar 13,5 Mhz di spektrum 1900 Mhz yang terpaksa kena 'gusur'.

Esia menyerahkan seluruh pelayanan data internet sebesar 5 MHz kepada Smartfren di spektrum
850 MHz yang digunakan pula oleh Smartfren dalam menggelar jaringan 4G LTE. Dari spektrum
850 MHz inilah, Smartfren memulai jaringan 4G LTE (FDD - TDD).

Penutupan layanan dan pemindahan ke smartfren


Pada akhir tahun 2015, Bakrie Telecom mengumumkan bahwa penghentian layanan esia di
beberapa kota telah dilakukan secara bertahap, terhitung mulai pada tanggal 1 Januari 2016.
Sebelumnya, pada tahun 2015, esia resmi menghentikan layanan akses data, maka pada
tahun 2016, esia juga resmi menghentikan layanan dasar, yaitu voice dan SMS. Pelanggan di
beberapa kota sudah benar-benar tidak bisa menggunakan nomor esia mereka. Bakrie Telecom
sendiri memang mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir. Menurunnya pasar CDMA
membuat salah satu unit bisnis Bakrie ini mengalami kerugian dan penurunan kinerja drastis. Pada
tahun 2014, Bakrie Telecom bekerja sama dengan PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) untuk
menuju layanan 4G. Dalam kesepakatannya, Bakrie Telecom menyerahkan frekuensinya selebar
5 MHz kepada smartfren. Dengan kata lain, Bakrie Telecom tak lagi menjadi operator seluler atau
penyelenggara telekomunikasi, melainkan penyedia jasa. Maka itu, pelanggan Esia akan tetap
terlayani menggunakan jaringan smartfren.
Bolt terancam gulung tikar karena berhutang terhadap Kemkominfo yang akan mencabut izin
penggunaan pita frekuensi 2.3GHz (2300 MHz) sejak 2016. Total, tunggakan keduanya mencapai
Rp 708,4 miliar, sudah termasuk denda. Dalam hal ini, First Media menunggak Rp 364,8 miliar
dan Bolt berutang Rp 343,5 miliar. First Media mendaftarkan izin atas frekuensi LTE 2300 MHz di
Medan dan sebagian Jabodetabek, sementara Internux hanya memiliki izin di Jabodetabek.
Kominfo resmi mencabut layanan Bolt! dan membuat Bolt! menghentikan seluruh operasionalnya
pada 28 Desember 2018.
Penanganan teknis pemindahan dengan pelanggan dilakukan dengan cara menghimbau pelanggan
untuk menatar (upgrade) nomor esia dan BOLT! yang lama ke nomor smartfren. Dengan melakukan
penataran pelanggan akan mendapatkan layanan yang setara dengan pelanggan smartfren yaitu
kecepatan akses internet hingga 14,4 Mbps (esia up to 3,1 Mbps) bahkan memperoleh layanan
seluler 4G/LTE. Pelanggan yang mendapatkan nomor baru smartfren tidak akan kehilangan nomor
esia dan BOLT! yang lama karena panggilan tetap diterima di nomor terbaru meskipun
menggunakan nomor lama pelanggan. Pembaruan pun dapat dilakukan di gerai esia, BOLT! atau
smartfren.

Anda mungkin juga menyukai