Disusun Oleh :
ADISTI MAHARANI
ANISA FITRIA
ALDI RIVALDY
MUHAMMAD RAMDAN
SITI FATIMAH
SITI ROSIDAH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah metode ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain itu juga
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .Dengan terselesaikannya karya ilmiah
ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat timbulkan dan
mempercepat terjadinya korosi (karat), proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah
terjadinya korosi. Oleh karena itu, terselesaikannya KIR ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Kami menyadari bahwa
karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK …………………………………………………………………………………………………………………...
3
ABSTRAK
membahas faktor yang mempengaruhi korosi pada paku dan carapencegahannya.tujuan penulisan karya
Karya ilmiah yang berjudul Pengamatan terjadinya korosi pada paku ini Metode yang digunakan dengan
melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku yang lebih cepat
berkarat / korosi adalah paku di dalam asam cuka yang terbuka. Salah satu penyebabnya adalah karena
asam cuka mengandung H+ dan asam serta dipengaruhi oleh kelembaban udara di sekitar tempat
penyimpanan.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi,
padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah
satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi
dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan
logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat
memperkirakan, kerugian akibat korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai
perangkat transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1 persen dari
Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di kawasan tropis seperti Indonesia
4
paling banyak menderita kerugian akibat korosi ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara
Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat aktifitas
mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan
awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat
degradasi pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970- an. Ketika pengaruh
serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi
serangan korosi lubang yang luas pada permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan
tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salah satu faktor pertimbangan pada instalasi
pembangkit industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertaspulp. Selama
tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan
perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena tersebut, banyak
institusi mempelajari dan memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi
Penulisan ini makalah ini ditujukan sebagai bahan perhatian kembali kepada pelaku industriawan, dosen
dan pendidikan secara khususnya dan orang- orang yang berkompeten terhadap bidang, kimia, korosi
dan ilmu pengetahuan alam pada umumnya, bagaimana bahayanya korosi bakteri di lingkungan bebas
Mikroba merupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas pada habitat-habitatnya
dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di sistem air,
kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya.
5
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini
bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu
area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada
permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.
Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya
Lapisan film berupa biodeposit biasanya membentuk diameter beberapa centimeter di permukaan,
namun terekspos sedikit di permukaan sehingga dapat meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam
lapisan deposit mempunyai efek besar dalam kimia di lingkungan antara permukaan logam/film atau
6
1.2. Rumusan Masalah
1.4. Hipotesis
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan
yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang
mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)
bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses
pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)
8
1. Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi
2. Karat adalah lapisan yang terbentuk setelah senyawa besibereaksi dengan air dan oksigen. Ini
Pengkaratan lebih banyak terjadi di laut. Hal ini terjadi karena konsentrasi ion sodium khlorida yang
lebih tinggi di air laut. Pengkaratan juga terjadi lebih cepat apabila terkena dengan zat asam, tetapi bisa
Pada aluminium, pengkaratan berbeda. Karat aluminium malahan menjadi lapisan pelindung.
3. OKSIGEN, Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom oksigen dengan formula
kimia O2. Oksigen merupakan gas yang dibebaskan oleh tumbuhan ketika proses fotosintesis, dan
diperlukan oleh haiwan untuk pernafasan. Perkataan oksigen terdiri daripada dua
perkataan Greek, oxus (asid) dan gennan (menghasilkan). Oksigen cair dan pepejal mempunyai warna
biru lembut dan mempunyai sifat paramagnet (mudah menjadi magnet).Oksigen cair biasanya dihasilkan
dengan proses perbezaan suhu dari udara cair (disejukkan sehingga menjadi cecair).
4. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satumolekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yangterikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbaupada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)
and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
9
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat
2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi
apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran
karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan
Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut
dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi
redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan
permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
3. Larutan Garam
10
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air
hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut
4. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan
berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga
lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah
terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran
7. Temperatur
11
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin
tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat.
Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau
mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi
9. Metalurgi
· Permukaan logam.
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan
untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada
logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan
potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan
12
terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan
10. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal
ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan,
bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi
peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-
senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa
bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam
kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)
13
Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada
dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan
lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam
melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam
(permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama :
proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk
contoh korosi logam besi dalam udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )
Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam
yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah
yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih
tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya)
atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak
dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya
sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan
elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami
korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan
14
melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari
lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya
kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah,
terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan
efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat
diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang
terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan
Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan
air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan
bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada
juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan
STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat
kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu
menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan
bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan
15
"menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi,
bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga
mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara
antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap
beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan
Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan
air.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik. Pelastik
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara
elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi
16
timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada
yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi
karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah (EO Fe = -0,44 volt; E0 Sn = -0,14 volt). Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan,
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,
misalnya untuk bumper mobil. Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
6. Zink Plating
Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk
lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida
seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari
17
Fe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi
akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan
metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung
sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah
potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
7. Proteksi katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam
dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti
magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih
reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka
18
Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e–
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar
8. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat
kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan
19
mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor
teradsorpsi.
1) Inhibitor anodic
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer
ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan
senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu
tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-
ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik
secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik
dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari
lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh
20
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang
melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda
negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron
Bentuk-Bentuk Korosi
B entuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi
celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan
korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi intergranular, selective leaching,
1. Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu
pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per
satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi,
keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang
mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas
2. Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan
korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung
21
dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih
rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.
3. Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya
lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya,
pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan
pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran.
Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat
4. Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme
terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga
terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis,
sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan
dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga
5. Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosionfatique cracking) dan
korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion inducedhydrogen) adalah bentuk korosi dimana material
mengalami keretakan akibatpengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam
yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan
terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap
nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat
pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.
22
6. Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi
antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik
apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap
di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami
7. Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur
paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya
korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur
pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih
rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain
selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran.
Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang
berkembang yaitu :
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan
reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga
mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri
ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.
23
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi
sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan
campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur.
Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1.
menjadi asam.
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi.
Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit
pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.
BAB III
METODE PENELITIAN
24
1. Variabel Bebas : Air dan udara
Operasional Variabel : Air dan udara/oksigen dicampur dengan paku besi dengan kadar berbeda
Kadar Oksigen
Operasional Variabel : Mencampurkan besi dengan udara/oksigen yang berbeda kadarnya Kadar Garam
B. RANCANGAN PENELITIAN
C. SASARAN PENELITIAN
D. INSTRUMEN
Alat dan bahan yang di perlukan untuk melakukan penelitian ini adalah :
- Selotip
- Air secukupnya
26
c. Tuang air pad gelas 1 dan 2
1. Mencari dan membandingkan perbedaaan antara paku yang diberi perlakuan berbeda.
2. Mengetahui akibat dari percampuran paku, air, udara, garam dalam waktu yang lama
BAB IV
27
A. Deskripsi Data
KARAT
1 ya
2 ya
3 ya
4 ya
BAB V
28
4.1 Hasil Praktikum
Tabel Pengamatan
1 Paku + air *
3 Paku + kapur *
(tertutup)
(tertutup)
4.2 Pembahasan
29
Ø Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.nH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya
gas oksigen dan air. Karena pada kapur tidak mengandung air (H₂O) maka korosi tidak akan terbentuk.
Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas
oksigen dan air. Paku dalam minyak sama saja halnya dengan paku dalam kapur, korosi tidak akan
terjadi pada paku tersebut karena pada minyak tidak mengandung H₂O, dan reaksi kimia dari korosi
Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini, ,yaituE0sel =
+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi
karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian
30
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron
dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.
Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas
oksigen dan air. pada paku dalam air akan berlangsung rumus kimia sebagai berikut:
B. Interprestasi
Setelah dilakuakn penelitian ternyata paku kesatu dan kedua berkarat karena bercampur dengan air dan
C. UJI HIPOTESIS
Hipotesis di terima, bahwa percampuran besi, air dan udara/oksigenmenghasilkan besi yang berkarat.
BAB VI
31
A. KESIMPULAN
Jika bercampur Besi dengan air atau udara dapat membuat besi berkarat.
B. SARAN
Adapun hal-hal yang dapat kami berikan sebagai saran unutuk penelitian ini adalah :
1. Letakanlah barang atau alat yang terbuat dari besi di dalam ruangan yang tidak terkena air hujan
2. Bersihkan seslalu alat atau barang yang terbuat dari besi secara rutin agar terhindar dari pengkaratan
BIODATA PENELITI
STATUS : Pelajar
32
DAPTAR PUSAKA
http://nasrahanjani.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-tentang-
korosi.html
http://metodeilmiah.blogspot.co.id/2007/10/metode-ilmiah.html
http://kholdani.blogspot.co.id/2013/05/makalah-karya-ilmiah-
remajakorosi.html
http://kimia-korosiku.blogspot.co.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
https://www.google.co.id/search?q=korosi&rlz=1C1CHMO_idID641ID641&sour
ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi5oaWMyYLQAhVFK48KHTmJDRYQ_A
UICCgB&biw=1366&bih=672#imgrc=aYIfWnVcxGnG7M%3A
33
34