Anda di halaman 1dari 34

METODE ILMIAH

KOROSI PADA BESI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Fisika

Disusun Oleh :

ADISTI MAHARANI

ANISA FITRIA

ALDI RIVALDY

LIA NUR AMALIA RAHMAH

MUHAMMAD HERMAN MAULANA

MUHAMMAD RAMDAN

SITI FATIMAH

SITI ROSIDAH

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah metode ilmiah ini dapat

terselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain itu juga

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .Dengan terselesaikannya karya ilmiah

ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat timbulkan dan

mempercepat terjadinya korosi (karat), proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah

terjadinya korosi. Oleh karena itu, terselesaikannya KIR ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis

semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Kami menyadari bahwa

karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta saran yang membangun dari para

pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat

memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor terjadinya korosi.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………...

ABSTRAK …………………………………………………………………………………………………………………...

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………

1.1.Latar belakang …………………………………………………………………………………………..

1.2.rumusan masalah ……………………………………………………………………………………..

1.3.Tujuan penelitian ………………………………………………………………………………………

BAB II : KAJIAN TEORITIS ……………………………………………………………………………………………..

2.1. korosi ……………………………………………………………………………………………………….

ü Penyebab korosi ………………………………………………………………………………..

ü Proses terjadinya korosi …………………………………………………………………….

3
ABSTRAK

membahas faktor yang mempengaruhi korosi pada paku dan carapencegahannya.tujuan penulisan karya

Karya ilmiah yang berjudul Pengamatan terjadinya korosi pada paku ini Metode yang digunakan dengan

melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku yang lebih cepat

berkarat / korosi adalah paku di dalam asam cuka yang terbuka. Salah satu penyebabnya adalah karena

asam cuka mengandung H+ dan asam serta dipengaruhi oleh kelembaban udara di sekitar tempat

penyimpanan.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah

Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi,

padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah

satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi

dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan

membahayakan.Oleh karena itu,dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi. KOROSI pada

logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat

memperkirakan, kerugian akibat korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai

perangkat transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1 persen dari

Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di kawasan tropis seperti Indonesia
4
paling banyak menderita kerugian akibat korosi ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara

tersebut tentang jumlah kerugian setiap tahunnya.

Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat aktifitas

mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan

awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat

degradasi pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970- an. Ketika pengaruh

serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi

serangan korosi lubang yang luas pada permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan

tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salah satu faktor pertimbangan pada instalasi

pembangkit industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertaspulp. Selama

tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan

perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena tersebut, banyak

institusi mempelajari dan memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi

bahaya korosi tersebut.

Penulisan ini makalah ini ditujukan sebagai bahan perhatian kembali kepada pelaku industriawan, dosen

dan pendidikan secara khususnya dan orang- orang yang berkompeten terhadap bidang, kimia, korosi

dan ilmu pengetahuan alam pada umumnya, bagaimana bahayanya korosi bakteri di lingkungan bebas

baik air, udara dan tanah di sekitar kita.

Mikroba merupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas pada habitat-habitatnya

dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan

pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di sistem air,

kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya.

5
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini

bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu

area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada

permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.

Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya

bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.

Lapisan film berupa biodeposit biasanya membentuk diameter beberapa centimeter di permukaan,

namun terekspos sedikit di permukaan sehingga dapat meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam

lapisan deposit mempunyai efek besar dalam kimia di lingkungan antara permukaan logam/film atau

logam/deposit tanpa melihat efek dari sifat bulk electrolyte.

Mikroorganisme dikatagorikan berdasarkan kadar oksigen yaitu :

1. Jenis anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak adanya oksigen.

2. Jenis Aerob, berkembang biak pada kondisi kaya oksigen.

3. Jenis anaerob fakultatif, berkembang biak pada dua kondisi.

4. Mikroaerofil, berkembang biak menggunakan sedikit oksigen

6
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Terjadinya Korosi

2. Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Korosi

3.Apakah Pengaruh Udara Dan Air Terhadap Besi?

1.3. Tujuan masalah

1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.

2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi

1.4. Hipotesis

“ Air dan udara berdampak negative terhadap besi yaitu berkara “

7
BAB II

KAJIAN TEORITIS

korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan

yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.

Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang

mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)

bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.

Persamaan reaksi pembentukan karat :

Anode : Fe2+ + 2e- → Fe

Katode : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-

Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses

pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu

logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak

dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim

adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.

Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu

zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian

tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)

8
1. Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan

manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi

mempunyai simbol Fe dannomor atom 26.

2. Karat adalah lapisan yang terbentuk setelah senyawa besibereaksi dengan air dan oksigen. Ini

merupakan campuran antara oksida besi dan oksida air.

Rumus persamaannya adalah sebagai berikut:

Fe -> Fe2+ + 2e-

Pengkaratan lebih banyak terjadi di laut. Hal ini terjadi karena konsentrasi ion sodium khlorida yang

lebih tinggi di air laut. Pengkaratan juga terjadi lebih cepat apabila terkena dengan zat asam, tetapi bisa

diperlambat dengan alkali.

Pada aluminium, pengkaratan berbeda. Karat aluminium malahan menjadi lapisan pelindung.

3. OKSIGEN, Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom oksigen dengan formula

kimia O2. Oksigen merupakan gas yang dibebaskan oleh tumbuhan ketika proses fotosintesis, dan

diperlukan oleh haiwan untuk pernafasan. Perkataan oksigen terdiri daripada dua

perkataan Greek, oxus (asid) dan gennan (menghasilkan). Oksigen cair dan pepejal mempunyai warna

biru lembut dan mempunyai sifat paramagnet (mudah menjadi magnet).Oksigen cair biasanya dihasilkan

dengan proses perbezaan suhu dari udara cair (disejukkan sehingga menjadi cecair).

4. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satumolekul air tersusun atas

dua atom hidrogen yangterikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,

tidak berasa dan tidak berbaupada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)

and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki

9
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa

jenis gas dan banyak macam molekul organik.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KOROSI

1. Uap air

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk

berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat

berlangsungnya proses korosi.

2. Oksigen

Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi

apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran

karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan

potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C).

Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut

dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi

redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan

permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.

3. Larutan Garam

10
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air

hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut

merupakan korosi yang utama.

4. Permukaan logam

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan

berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi

sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.

5. Keberadaan zat pengotor

Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga

lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil

pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada

permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.

6. Kontak dengan elektrolit

Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah

terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran

elektron sehingga korosi meningkat.

7. Temperatur

11
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin

tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya

temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan

efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat.

Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau

mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara

langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).

8. Tingkat keasaman (pH)

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi

reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:

2H+(aq) + 2e- → H2

Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi

sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.

9. Metalurgi

· Permukaan logam.

Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan

untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.

· Efek galvanic coupling

Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada

logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan

potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan

12
terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan

logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.

10. Mikroba

Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal

ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk

memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara

lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.

Penyebab korosi

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal

dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan,

bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan

sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan

zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan

korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa

maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat mempercepat

proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi

peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-

senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa

bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam

kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah

terlepas ke udara.

( Purba, Michael.2007)

13
Proses Terjadinya Korosi

Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada

dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan

lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan

terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam

melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam

(permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama :

proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk

contoh korosi logam besi dalam udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )

Dampak dari korosi

Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam

yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah

yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih

tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya)

atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi

elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak

dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya

sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses

terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan

elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami

korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan
14
melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari

lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak

yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.

Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.

Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur

bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi

karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya

kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah,

terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan

efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat

diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang

terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan

bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)

Mencegah terjadinya korosi

Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan

air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan

bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada

juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan

STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat

kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu

menlindungi benda

besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan

bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan
15
"menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi,

bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga

mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara

antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap

beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan

permukaan besi membentuk karat.

( Sagala, Polmer P. 2011 )

CARA-CARA PENCEGAHAN KOROSI

Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.

1. Mengecat

Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.

2. Melumuri dengan oli dan gemuk

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan

air.

3. Dibalut denagn plastik

Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik. Pelastik

mencegah kontak besi dengan udara dan air.

4. Tin plating (pelapisan dengan timah)

Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara

elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi
16
timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi,

lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada

yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi

karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah (EO Fe = -0,44 volt; E0 Sn = -0,14 volt). Oleh

karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai

anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan,

sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

5. Cromium plating (pelapisan dengan kromium)

Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,

misalnya untuk bumper mobil. Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,

kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.

6. Zink Plating

Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk

lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah

pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi

sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut.

Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida

seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari

besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Eo = –0,44 V

17
Fe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V

Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi

akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan

metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung

sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah

potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.

7. Proteksi katodik

Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam

dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti

magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih

reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka

besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 3.

Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.

18
Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e–

Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq)

Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s)

Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar

jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.

8. Penambahan Inhibitor

Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat

kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan

19
mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor

teradsorpsi.

1) Inhibitor anodic

Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer

ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan

senyawa molibdat.

2) Inhibitor katodik

Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu

tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-

ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.

3) Inhibitor campuran

Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik

secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik

dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

4) Inhibitor teradsorpsi

Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari

lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh

jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.

20
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang

melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda

negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron

mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Bentuk-Bentuk Korosi

B entuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi

celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan

korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi intergranular, selective leaching,

dan korosi erosi.

1. Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu

pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per

satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi,

keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang

mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas

dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).

2. Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan

korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung

21
dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih

rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.

3. Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya

lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya,

pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan

pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran.

Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat

menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak.

4. Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme

terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga

terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis,

sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan

dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga

terbentuk celah yang terkorosi.

5. Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosionfatique cracking) dan

korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion inducedhydrogen) adalah bentuk korosi dimana material

mengalami keretakan akibatpengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam

yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan

terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap

nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat

pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.

22
6. Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi

antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik

apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap

di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami

korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut.

7. Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur

paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya

korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur

pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih

rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain

selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran.

Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan

lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.

2.0.Bakteri Penyebab Korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang

berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat

Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan

reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga

mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri

ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.

23
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi

sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan

campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis

ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.

2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur.

Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1.

bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang

menjadi asam.

3. Bakteri besi mangan oksida

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi.

Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit

pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

24
1. Variabel Bebas : Air dan udara

Operasional Variabel : Air dan udara/oksigen dicampur dengan paku besi dengan kadar berbeda

2. Variabel Terikat : Besi

Operasional Variabel : Mengamati perubahan paku yaitu, warnanya, kadar karat.

3. Variabel Terkontrol : Jumlah Air

Operasional Variabel : Mencampurkan besi dengan air yang berbeda jumlahnya

Kadar Oksigen

Operasional Variabel : Mencampurkan besi dengan udara/oksigen yang berbeda kadarnya Kadar Garam

Operasional Variabel : Mancampurkan air dan paku dengan garam secukupnya.

B. RANCANGAN PENELITIAN

Gelas 1 : Dimasukan paku dan air

Geals 2 : Dimasukan paku, air dan garam

Geals 3 : Dimasukan paku, lalu ditutup rapat


25
Gelas 4 : Diamasukan paku, lalu dibiarkan

C. SASARAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini sasaran yang di teliti :

Populasi : Semua alat yang terbuat dari besi

Sampel : Paku Besi

D. INSTRUMEN

Alat dan bahan yang di perlukan untuk melakukan penelitian ini adalah :

- Empat buah gelas yang sama

- Sebuah penutup gelas dari plastic yang tebal

- Selotip

- Empat buah paku ayng berukuran sama

- Air secukupnya

- Garam satu sendok

E. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

a. Siapkan alat-alat dan bahan yang di perlukan

b. Masukkan paku dalam amsing-masing gelas

26
c. Tuang air pad gelas 1 dan 2

d. Masukkan garam secukupnya ke dalam gelas 2

e. Tutup rapat gelas 3

F. RENCANA ANALISIS DATA

1. Mencari dan membandingkan perbedaaan antara paku yang diberi perlakuan berbeda.

2. Mengetahui akibat dari percampuran paku, air, udara, garam dalam waktu yang lama

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

27
A. Deskripsi Data

Keadaan keempat paku tersebut :

KARAT

Paku Tidak Sedikit Banyak

berkarat berkarat berkarat

1 ya

2 ya

3 ya

4 ya

BAB V

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

28
4.1 Hasil Praktikum

Tabel Pengamatan

No Bahan Banyak Korosi Sedikit Korosi Tidak ada Korosi

1 Paku + air *

2 Paku + air (tertutup) *

3 Paku + kapur *

4 Paku + kapur (tertutup) *

5 Paku + minyak makan *

6 Paku + minyak makan *

(tertutup)

7 Paku + larutan garam *

8 Paku + larutan garam *

(tertutup)

4.2 Pembahasan

a. Mengapa paku dalam kapur tidak berkarat?

29
Ø Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.nH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya

gas oksigen dan air. Karena pada kapur tidak mengandung air (H₂O) maka korosi tidak akan terbentuk.

b. Mengapa paku dalam minyak tidak berkarat?

Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas

oksigen dan air. Paku dalam minyak sama saja halnya dengan paku dalam kapur, korosi tidak akan

terjadi pada paku tersebut karena pada minyak tidak mengandung H₂O, dan reaksi kimia dari korosi

Fe2O3.nH2O tidak mungkin akan terbentuk.

c. Mengapa paku dalam larutan garam berkarat?

Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas

oksigen dan air.

misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Anode {Fe(s)→ Fe2(aq)+ 2 e} x2

Katode O2(g)+ 4H(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)

Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)

Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini, ,yaituE0sel =

+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi

karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian

teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :

4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)

30
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron

dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.

d. Mengapa paku dalam air berkarat?

Ø Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas

oksigen dan air. pada paku dalam air akan berlangsung rumus kimia sebagai berikut:

Anode : Fe(s)→ Fe2(aq)+ 2 e

Katode : O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)

Maka reaksi dari korosi akan terbentuk.

B. Interprestasi

Setelah dilakuakn penelitian ternyata paku kesatu dan kedua berkarat karena bercampur dengan air dan

udara, sedangakan paku ketiga tidak.

C. UJI HIPOTESIS

Hipotesis di terima, bahwa percampuran besi, air dan udara/oksigenmenghasilkan besi yang berkarat.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

31
A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian, maka kami dapat kami simoulakan bahwa :

Jika bercampur Besi dengan air atau udara dapat membuat besi berkarat.

B. SARAN

Adapun hal-hal yang dapat kami berikan sebagai saran unutuk penelitian ini adalah :

1. Letakanlah barang atau alat yang terbuat dari besi di dalam ruangan yang tidak terkena air hujan

2. Bersihkan seslalu alat atau barang yang terbuat dari besi secara rutin agar terhindar dari pengkaratan

BIODATA PENELITI

NAMA : ALDI RIVALDY

STATUS : Pelajar

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Cianjur, 29 Juni 1999

32
DAPTAR PUSAKA

http://nasrahanjani.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-tentang-

korosi.html

http://metodeilmiah.blogspot.co.id/2007/10/metode-ilmiah.html

http://kholdani.blogspot.co.id/2013/05/makalah-karya-ilmiah-

remajakorosi.html

http://kimia-korosiku.blogspot.co.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi

https://www.google.co.id/search?q=korosi&rlz=1C1CHMO_idID641ID641&sour

ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi5oaWMyYLQAhVFK48KHTmJDRYQ_A

UICCgB&biw=1366&bih=672#imgrc=aYIfWnVcxGnG7M%3A
33
34

Anda mungkin juga menyukai