Disusun oleh:
Nimas Asri Sihcahyanti
16/408403/KU/19449
1
BBLSR DAN HMD
A. BBLSR
1. Pengertian
Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurang dari 1500 gram dan karena usia
kehamilan < 37 minggu. Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 10%
pada kurva pertumbuhan intrauterine, bayi tersebut dapat lahir pada kondisi
preterm, aterm, atau postterm.
2. Etiologi
BBLR/BBLSR disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kondisi ibu
1) Penyakit ibu seperti penyakit toxemia gravidarum, perdarahan ante
partum, trauma fisik atau psikologis, nefritis akut, diabetes militus.
2) Usia lbu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun,
multigravida dengan jarak kehamilan dekat
3) Keadaan sosial ekonomi rendah.
b. Faktor janin seperti hidramnion, gemeli, kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan seperti radiasi, tinggal di dataran tinggi, zat racun.
3. Klarifikasi
a. Bayi kurang bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan lebih dari 37
mg
b. Bayi cukup bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 37 mg - 42
mg.
c. Bayi lebih bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 42 mg atau
lebih.
Berdasarkan pengertian diatas bayi dengan BBLR/BBLSR dibagi
menjadi dua golongan, yaitu : prematur dan dismatur
a. Prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 mg
dan mempunyai BB sesuai dengan BB masa kehamilan (NKB –
KMK).
b. Dismatur adalah bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya
untuk masa kehamilan, bisa terjadi pre term, term, atau post term.
Dismatur dapat juga disebut :
1) Neonatus kumng bulan, kecil untuk masa kehamilan (NKB –
KMK)
2) Neonatus cukup bulan, kecil masa kehamilan (NEB – KMK)
3) Neonatus lebih bulan, kecil masa kehamilan (NLB – KMK)
B. HMD (Hyalin Membrane Diseases)
2
1. Pengertian
Respiratory distress syndrom yang idiopatik dikenal juga sebagai Hyalin
Membrane Disease, hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang
terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir,
lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang
mempunyai berat dibawah 1500 gram (Suryadi dan Yuliani, 2001)
Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane
Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi yang kurang
(Mansjoer, 2002).
2. Etiologi
a. Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu)
dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactant
b. Bayi prematur yang lahir dengan operasi Caesar karena dadanya tidak
mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat pengeluaran
cairan dari dalam paru.
c. Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur
atau prematur.
3. Tanda dan Gejala
a. Dispnoe Berat
b. Penurunan Compliance Paru
c. Pernapasan yang dangkal dan cepat pada mulanya yang menyebabkan
alkalosis respiratorik karena ( CO2 ) karbondioksida banyak terbang.
d. Peningkatan kecepatan penapasan
e. Nafasnya pendek dan ketika menghembuskan nafas terdengar suara
ngorok
f. Kulit kehitaman akibat hipoksia
g. Retraksi antargia atau dada setiap kali bernapas
h. Napas cuping hidung
i. Takipnea ( > 60x/mnt)
C. MASALAH YANG SERING MUNCUL
1. Suhu tubuh yang tidak stabil
a. Pusat mengatur nafas badan belum sempurna.
b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
c. Otot bayi masih lemah.
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas
badan.
3
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan
berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak lemak banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,5-37,5%.
2. Gangguan pernafasan
a. Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b. Surfaktan masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna
c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah
d. Dapat disertai penyakit, penyakit hyalin membran, mudah infeksi paru-
paru, gagal pernafasan
3. Gangguan pencernaan dan nutrisi
a. Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan
banyak lemak, kurang baik
b. Aktivitas otot pencernaan makan masih belum sempurna sehingga
pengosongan lambung berkurang
c. Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan apsirasi
pneumonis
4. Imaturitas hati
Hepar yang belum matang (immatur), mudah menimbulkan gangguan
pemecahan billirubin, sehingga mudah terjadi hiperbillirubinemia (kuning)
sampai kena ikterus
5. Anemia, perdarahan intraventrikuler
Terjadi karena gangguan pembentukan Fe
6. Perdarahan oro
a. Pembuluh darah bayi peramturnisasi rapuh dan mudah pecah
b. Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan anak
c. Perdarahan dalam orok memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi
d. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadinya
perdarahan dan nekoris.
7. Neurologisà reflek>>, Kejang, hipotonia, ROP, HIE
8. Imunologis àInfeksi
9. Metabolisme àHipoglikemi/hiperglikemi, hipokalsemi
D. MANAJEMEN BAYI BBLR
1. Sebelum lahir: mencegah kelahiran kurang bulan, kortikosteroid utk ibu
hamil
4
2. Selama persalinan: persiapan petugas dan alat resusitasi
3. Setelah lahir:
a. Pengaturan suhu (memelihara neutral thermal environment atau
melakukan perawatan metode kangguru)
Bayi dapat dengan cepat akan kehilangan panas badan dan bayi
menjadi hipotermia karena pusat pengaturan panas badan berfungsi
dengan baik. Metabolismenya rendah, dan permukaannya badan relatif
luas oleh karena itu bayi harus dirawat di inkubator sehingga panas
badannya mendekati dalam rahim, bila tidak ada inkubator, bayi
prematuritas dapat dibungkus dengan kain.
b. Oksigenasi (tergantung masalah yang didapat)
c. Pencegahan infeksi
Bayi mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, pembentukan
antibodi belum sempurna. Aseptik dan cuci tangan memiliki peranan
penting dalam pencegahan infeksi.
d. Pemberian makanan
Harus dilakukan sedini mungkin/ early feeding. Alat pencernaan bayi
masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapai sering,
permulaan cairan yang diberikan ± 90-60 cc kg BB/hari terus
dinaikkan sampai 20 cc kg BB/hari.
E. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Menilai kondisi bayi
Keadaan bayi baru lahir rendah
Niai APGAR
score =
7-10 : tidak asfiksi
4-6 : bayi asfiksi ringan-sedang
0-3 : bayi asfiksi berat
Gejala 0 1 2
1. Warna kulit Tidak ada < 100 > 100
5
2. Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
3. Tonus obat Tumpul Extremitas, flexi sedikit Gerakan aktif
4. Reflek Tidak bereaksi Gerakan sediktit Menangis
5. Warna kulit Biru/pucat Badan kemerahan Seluruh tubuh kemerahan
extremitas biru
6
d. Refleks menggenggam (dropping refleks) ketika disentuh telapak
tangan bayi akan menggenggam.
e. Refleks babinski (refleks terjadi jika telapak kaki diusap, bayi akan
menyebarkan gerakan memutar)
7
DIAGNOSA NOC NIC
2. Sediakan ruangan yang
menenangkan dan hangat
3. Berikan ibu pakain dengan
bagian depan yang terbuka
4. Posisikan bayi pronasi diatas
dada ibu
5. Dukung kontak maata ibu
terhadap bayi
Ketidakefektifan Pola Napas Respiration Status :Airway Airway Management
Definisi : Patency Aktivitas :
Inspirasidan/atau ekspirasi Selama 3x24 jam klien akan 1. Pelihara kepatenan jalan napas
yang tidak memberi vwntilasi 2. Posisikan klien untuk ventilasi
menunjukkan termoregulasi
adekuat maksimal
ditandai dengan kriteria hasil
Batasan karakteristik : 3. Posisikan klien untuk mencegah
sebagai berikut :
1. Perubahan kedalaman dispnea
Kriteria hasil Target 4. Monitor status respirasi dan
pernapasan
Frekuensi respirasi 5
2. Dispnea oksigenasi
Keterangan :
3. Pernapasan cuping hidung 5. Auskultasi suara napas
4. Takipnea 1 : penyimpangan berat 6. Bantu perubahan posisi
Faktor yang berhubungan : 2 : penyimpangan substansial
1. Hiperventilasi 3 : penyimpangan sedang
2. Disfungsi neuromuscular 4 : penyimpangan ringan
3. Defomitas dinding dada 5 : tidak ada penyimpangan
4. Imaturitas neurologis
Resiko Infeksi Risk control : Infection process Infection control
Definisi : Selama 3 x 24 jam klien Aktivitas :
Mengalami peningkatan resiko menunjukkan pengendalian 1. Bersihkan ruang perawatan
terserang organism patogenik resiko yang ditandai dengan setelah digunakan pasien
Faktor resiko : kriteria hasil sebagai berikut ini : sebelumnya dengan tepat
Imunitas yang didapat tidak Kriteria hasil Target 2. Batasi jumlah pengunjung
adekuat Mempertahankan 5 3. Ajarkan keluarga cara cuci
Prosedur invasive kebersihan tangan yang benar
Ketuban pecah dini lingkungan secara 4. Anjurkan pengunjung untuk
Pertahanan tubuh sekunder konsisten mencuci tangan saat memasuki
yang tidak adekuat Mempraktekkan 5 dan meninggalkan ruang
cuci tangan dengan perawatan
benar secara 5. Cuci tangan sebelum dan
konsisten sesudah melakukan tindakan
Menunjukkan 5 keperawatan pada setiap pasien
hygiene pribadi 6. Monitor tanda-tanda vital
yang adekuat secara 7. Monitor tanda-tanda infeksi
konsisten 8. Ajarkan keluarga bagaimana
Keterangan : cara menghindari infeksi
1: tidak pernah menunjukkan 9. Kolaborasi pemberian terapi
2 : jarang menunjukkan
antibiotic
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
8
DIAGNOSA NOC NIC
5 : selalu menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M., 2015. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition.USA: Elsevier Mosby.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI. 2011. Modul (Buku Panduan Peserta)
Manajemen Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan dan
Perawat. Available from http://www.gizikia.depkes.go.id on: 10 Mei 2014.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes RI.
Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. SA : Elsevier Mosby.
NANDA. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. The
North American Nursing Diagnosis Association. Philadelphia. USA.
Prawirohardjo,S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBP-SP.