Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan perbedaan CPOB dan CPOTB pabrik yang memproduksi sediaan


solida!
Jawab:
CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional dengan Baik) adalah
merupakan cara pembuatan obat tradisional yang diikuti dengan pengawasan
menyeluruh dan bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa
memenuhi persyaratan yang berlaku .

Persyaratan dasar dari CPOTB adalah:


a. Personalia
 Sehat fisik dan mental
 Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya
 Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan CPOTB
Apoteker (penanggung jawab teknis)
 Penyiapan prosedur pembuatan dan pengawasan pelaksanaan proses
pembuatan
 Kebenran bahan, alat dan prosedur pembuatan
 Kebersihan pabrik
 Keamanan dan mutu obat tradisional
b. Bangunan
 Bangunan didirikan di lokasi yang terhindar dari pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan
 Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi
 Memiliki ruang2 pembuatan yang rancang bangun dan luasnya sesuai dengan
bentuk, sifat dan jumlah OT yang dibuat, jenis dan jumlah peralatan yang
digunakan, jumlah karyawan serta fungsi ruangan
c. Peralatan
 Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi keamanan dan mutu OT
 Rancang bangun yang tepat sehingga dapat menjamin kemanan, mutu dan
keseragaman OT dari batch ke batch
 Ukuran dan kapasitas produksi yang sesuai dengan jumlah produksi dan luas
ruangan

1
 Letak sesuai, tidak mencemari dan mudah dibersihkan
Peralatan Minimal :
 Timbangan gram dan miligram
 Mikroskop dengan perlengkapannya
 Alat gelas sesuai keperluan
 Lampu spiritus
 Bahan kimia dan larutan pereaksi sesuai keperluan
 Literatur : MMI, FI, EFI
d. Sanitasi dan Hygiene
 Pada setiap aspek pembuatan OT harus dilakukan upaya untuk menjamin
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan
 Personalia, bangunan, peralatan, bahan, proses pembuatan, pengemas dan
setiap hal yang merupakan sumber pencemaran produk
e. Pengolahan dan Pengemasan
 Bahan baku dan bahan pengemas harus memenuhi persyaratan yang berlaku
 pengujian berkala
 Validasi proses, validasi ulang
 No pencemaran fisik, kimia atau jasad renik
 Nomor kode produksi  kemudahan penelusuran kembali
 Pengolahan  hindari kontaminasi silang
 Pengemasan  cek kebenaran
 Penyimpanan  teratur dan rapi, FIFO
f. Pengawasan Mutu
 Dilakukan agar OT yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan yang
berlaku
 Dilakukan terhadap bahan baku, bahan pengemas, proses pembuatan, produk
ruahan dan produk jadi
g. Inspeksi Diri
 Inspeksi diri secara berkala harus dilakukan agar rangkaian pembuatan selalu
memenuhi CPOTB
 Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembuatan harus diperbaiki

2
h. Dokumentasi
 Instruksi yang menyangkut pembuatan obat tradisional harus dilakukan
secara tertulis dengan jelas
 Sistem dokumentasi harus dapat menggambarkan riwayat lengkap setiap
tahap kegiatan sehingga dapat ditelusuri kembali produk dari setiap batch
yang dikehendaki
i. Penanganan terhadap hasil pengamatan produk di peredaran
 Keluhan dan laporan masyarakat yang menyangkut keamanan mutu dan hal-
hal lain harus diperiksa, dievaluasi dan ditindaklanjuti
 OT yang terbukti menimbulkan efek samping yang merugikan atau mutu dan
keamanannya tidak memadai lagi harus ditarik dari peredaran dan
dimusnahkan

CPOB (Cara Pembuatan Obat dengan Baik) adalah bagian dari


Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara
konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan
dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk.

Persyaratan dasar dari CPOB adalah:


1. Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, dikaji secara sistematis
berdasarkan pengalaman dan terbukti mampu secara konsisten menghasilkan
obat yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan;
2. Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses dan sarana
penunjang serta perubahannya yang signifikan divalidasi;
3. Tersedia semua sarana yang diperlukan dalam CPOB termasuk: ¾ personil
yang terkualifikasi dan terlatih; ¾ bangunan dan sarana dengan luas yang
memadai; ¾ peralatan dan sarana penunjang yang sesuai; ¾ bahan, wadah dan
label yang benar; ¾ prosedur dan instruksi yang disetujui; dan ¾ tempat
penyimpanan dan transportasi yang memadai.
4. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang jelas,
tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana yang
tersedia;

3
5. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar;
6. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama
pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan
dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan
jumlah serta mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi;
7. Catatan pembuatan termasuk distribusi yang memungkinkan penelusuran
riwayat bets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk
yang mudah diakses;
8. Penyimpanan dan distribusi obat yang dapat memperkecil risiko terhadap mutu
obat;
9. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat manapun dari peredaran;
10. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu
diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan
pengulangan kembali keluhan.

2. Apa saja yang menjadi permasalahan dalam pencetakan tablet


Jawab:
1. Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :
 Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
 Bunyi keras pada mesin
 Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
 Antiadheren kurang
 Lubrikan kurang atau tidak tepat
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada
die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau
capping.
 Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika
etoksi benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl,

4
yaitu terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi
lengket.
 Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam
masalah pencetakan, contoh :Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin
(Antibiotik turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
 Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
 Penggantian lubrikan yang cocok
 Memperbaiki distribusi lubrikan dengan pengayakan melalui ayakan mesh
30 dan mencampurnya dengan granul
 Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum,
karena tablet menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah
yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan dengan
menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu
yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin.
 Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau
cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
 Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humiditas rendah karena
khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran
eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air.
Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam
klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi.
Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.
 Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat
mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil
pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan
mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.
2. Lengket pada punch (sticking, picking & filming)
- Sticking terjadi karena pengeringan/ lubrikan yang tidak sesuai, akibatnya
permukaan tablet melekat pada bagian muka punch sehingga muka tablet
nampak goresan

5
- Picking adalah lekatan lekatan di mana sebagian kecil granul lengket pada
muka punch dan terus bertambah pada setiap revolusi pengempaan,
menimbulkan lekukan-lekukan pada muka tablet
- Filming adalah pembentukan lambat dari picking dan pada sebagian besar
dikarenakan kandungan lembab granul berlebihan, kelembaban dan suhu
ruang yang tinggi atau muka punch aus (hilang pelumasan).

Penanggulangannya :

 Menurunkan ukuran granul


 Mengganti/ mengurangi lubrikan
 Tambah adsorben (silika, avicel, Al(OH)3)
 Memoles muka punch sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil
 Membersihkan dan menyalut muka punch dengan minyak mineral
3. Capping/Laminating
Capping : bagian atas tablet terpisah dari bagian utamanya
Laminating : tablet memisah dan menjadi 2 bagian saat proses pengeluaran dari
die
Penyebab :
 Terjebaknya udara dalam granul sehingga tertekan dalam die selama
pengempaan dan kemudian mengembang pada saat gaya kempa dilepaskan
(Jeratan udara disebabkan jumlah fine dalam granul)
 Kadar air granul terlalu tinggi
 Terlalu banyak/ terlalu sedikit lubrikan
 Punch dan die masih baru sehingga menyatu sangat rapat pada saat
pengempaan (gaya tekan terlalu besar)
 Zat pengikat yang kurang tepat.
Penanggulangannya :
 Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau
kekurangan pengikat atau tidak cocok.
 Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC,
LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan
kekompakan tablet.

6
 Mengganti prosedur granulasi
 Mengganti atau meningkatkan/ menurunkan jumlah lubrikan
 Mengurangi diameter punch sampai 0,0005 – 0,002 inchi (bergantung
ukurannya)
4. Chipping/ Retakan (Cracking)
Chipping : tablet rusak di bagian tepi
Penyebab:
 Mesin/ pengaturan stasion tidak tepat
 Masalah mirip dengan capping, laminating
 Retak biasanya pada bagian tengah atas tablet karena pengembangan tablet
saat gaya kompresi dilepaskan
 Terjadi jika menggunakan deep concave punch
Penyelesaian :
 Punch dan die supaya di poles
 Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul.
 Diganti punch dan die
 Tambahkan pengikat kering
 Kurangi jumlah fine
5. Mesin berderit-derit selama proses pencetakan
Dapat disebabkan karena kurang lubrikan/ tingginya gesekan antara masa cetak
dengan dinding die.
6. Totol-totol
Totol pada permukaan tablet terjadi karena terjadi migrasi warna yang tidak
homogen/ hasil reaksi antar komponen dalam formula/ ukuran granul tidak
sesuai dengan bobot tablet.
7. Keseragaman bobot (FI III) tidak memenuhi syarat
Penyebab pertama :
 Aliran kurang baik
 Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin
saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot
karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan.

7
 Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik
terutama punch bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-
beda.
Penyelesaian masalah :
 Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan distribusi ukuran
granul, pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.
 Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
 Aliran yang tidak baik dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda.
Penyebab aliran kurang baik: kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi
dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines
dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas
meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua :
Distribusi granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
 Kurangi kadar air
 Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi
granul optimal sehingga aliran bagus.
8. Keseragaman Kandungan (Suplemen FI IV)
Dilakukan bila :
 Kadar bahan aktif dibawah 25 mg
 Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada
25%
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
 Karena aliran jelek
 Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat
aktif dalam granul (di pabrik)
 Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
 Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
 Kondisi mesin tidak benar.

8
Penyelesaian masalah :
 Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat,
granulasi.
 Kalibrasi mesin.

Anda mungkin juga menyukai