Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IDENTITAS DAN INTEGRASI

Di susun oleh :
ALDA SILVIA PUTRI Z. 21801082244
ERDILA PRASTYANINGTYAS 21801082205
NURATIRAN LAILIANA 218010822065
ELLYN AGNA SAFITRI 218010822170

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas berkah rahmat yang di berikan Allah
kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang di berikan oleh Bpk.Umar Said Sugiharto. Terciptanya makalah ini,tidak
hanya hasil dari kerja keras kami ,melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-
dorongan motivasi,untuk itu kami

Sekali lagi kami mengucapkan banyak – banyak terimakasih atas terselesainya makalah
ini,sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna. Untuk
itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini di waktu
mendatang.

Penulis

Pendidikan Kewarganegaraan 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……...……………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………...3
BAB I : Pendahuluan…….……………………………………………………….….4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….5
BAB II : Pembahasan……………………………………………………………….6
2.1 Bangsa Identitas……….………………………………………………………….6
2.2 Identitas Nasional Indonesia………………………..…………………………….9
2.3 Negara Kebangsaan Indonesia…………………………………………………....13
2.4 Integrasi Nasional…...…………………………………………………………....15
2.5 Pengembangan Integrasi di Indonesia……………………………………………15
BAB III : Penutup…………………………………………………………………..17
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………17

Pendidikan Kewarganegaraan 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-
kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang
berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari
lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi seperti suku,
masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara sebagai
persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok
manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai
pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara
adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada
persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara.
Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa
dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas
yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri
khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki
negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang
disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.
Pemerintahan di Indonesia sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di Indonesia.
Kendati pemahaman mayarakat tentang pemerintahan sangatlah berbeda-beda, Namun
setidaknya sebagian besar dari masyarakat membayangkan bahwa dengan adanya pemerintahan,
masyarakat akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara
masyarakat-masyarakat yang ada di inonesia membayangkan, bahwa dengan memiliki tata kelola
pemerintahan yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka
korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan
warga.
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan rakyat
banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering
disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi
mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera terbangun dari tidur
panjangnya. Maka dari itu, Pemerintah inonesia berinisiatif akan membangun Indonesia ini
dalam sistem pemerintahannya agar dapr menjadi lebih baik. Dan menggunakan sistem
pemerintahan yang berlandaskan kejujuran serta ketulusan.

Pendidikan Kewarganegaraan 4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional.

Pendidikan Kewarganegaraan 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bangsa Identitas
1. Bangsa dan Identitas
Identitas pada umumnya melekat pada entitas yang sifatnya individual. Misalnya,manusia secara
pribadi dapat diketahui dari identitas sana,Dan ciri fisik lainnya. Kata identitas berasal dari
bahasa Inggris identify yang secara harfiah berarti jati diri,ciri-ciri,atau tanda-tanda yang melekat
pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan yang lain. Dalam
terminologi antropologi,identitas adalah sifat khas yang menerangkan sesuai dengan kesadaran
diri pribadi sendiri,golongan sendiri,kelompok sendiri,atau komunitas sendiri. Dengan
demikian,identitas tidak hanya diberlakukan pada individu,tetapi juga pada kelompok atau
afiliasi kelompok,seperti sebutan identitas nasional dan identitas budaya.
Mengacu pada pengertian ini,identitas tidak terbatas pada individu semata,tetapi berlaku pula
pada suatu kelompok manusia. Bangsa sebagai bentuk persekutuan atau hidup berkelompoknya
manusia juga memiliki identitas yang bisa dibedakan dengan bangsa lain.
a. Pengertian bangsa
Istilah “bangsa” dalam bahasa Inggris disebut “nation” yang berarti suatu kelahira,suatu
keturunan,suatu suku bangsa yang memiliki kesamaan keturunan,orang-orang yang sama
keturunan. Secara etimologis bangsa berasal dari kata “wangsa” yang artinya orang-orang yang
berasal dari satu keturunan. Seturut dengan pengertian tersebut,konsep bangsa memiliki dua
pengertian,yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis dan bangsa dalam pengertian
politis.
 Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis
Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang
berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan
ras,bahasa,agama,dan adat istiadat. Jadi,mereka menjadi satu bangsa karena disatukan oleh
kesamaan ras,budaya,keyakinan,bahasa,dan sebagainya. Ikatan demikian disebut ikatan
primordial. Persekutuan hidup masyarakat semacam ini dalam suatu negara dapat merupakan
persekutuan hidup yang mayoritas dan dapat pula persekutuan hidup minoritas.
 Bangsa Menurut Arti Politis
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke
dalai. Mereka diikat oleh suatu kekuasaan politik,yakni negara. Jadi,bangsa dalai arti politis
adalah bangsa yang sudah bernegara. Bangsa itu mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari
negara yang bersangkutan. Setelah mereka bernegara maka terciptalah bangsa.
Misalnya,kemunculan bangsa Indonesia (arti politis) setelah terciptanya negara Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan 6
Bangsa dalam arti politis (bangsa yang bernegara) dapat saja terbentuk oleh faktor-faktor objektif
bangsa pembentuknya atau sebuah negara didirikan oleh dan untuk satu bangsa. Saat
ini,umumnya negara bangsa terbentuk dari keragaman banyak bangsa di dalamnya. Negara
modern lebih berdasar pada faktor-faktor subjektif bangsa. Bangsa dalam pengertian politis dapat
terbentuk tanpa memiliki kesamaan keturunan atau kesamaan faktor objektif lainnya seperti
ras,bahasa,daerah,tradisi,dan agama. Meskipun mereka berbeda asal usulnya,mereka dapat
menjadi satu bangsa. Orang-orang dalam kesatuan political unity mungkin tidak mengenal secara
dekat satu sama lain bahkan tidak berhubungan,tetapi mereka merasakan hidup bersama dan
tunduk dalam suatu komunitas politik.
Dengan adanya perkembangan bangsa dalam arti politis ini maka bangsa dalai arti sosiologis
antropologis sekarang ini lebih dikenal dengan istilah etnic atau suku,suku bangsa atau paruh
bangsa. Ini untuk membedakan deng aistilah bangsa yang sudah beralih dalam arti politikis.
Akan tetapi,kita masih mendengar istilah bangsa dalai arti sosiologis antropologis untuk merujuk
pada persekutuan hidup tersebut. Misalnya,bangsa Moro,bangsa Yahudi,bangsa Kurdi,dan
bangsa Tamil. Bangsa Indonesia memiliki banyak bangsa (dalai arti sosiologis antropologis)
seperti suku bangsa Batak,Minangkabau,Jawa,dll. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
heterogen,karena ada banyak bangsa di dalamnya.
2. Cultural Unity dan Political Unity
Pertama,bangsa adalah suatu cultural unity. Cultural unity terjadi karena suatu masyarakat
sebagai persekutuan hidup itu merasa satu satuan dalam ras,bahasa,religi,sejarah,dan adat
istiadat. Kedua,bangsa dalam arti politik (kenegaraan) adalah suatu political unity. Masing-
masing anggota warga negara dalam political unity mungkin berbeda corak dan lapangan
kehidupannya,adat istiadat dan kebudayaannya,tetapi mereka menjadi satu bangsa,menurut
pengertian politik menjadi penduduk (warga negara) yang berdiam di suatu daerah yang
sama,dengan pemerintahan yang sama,dan tunduk pada kedaulatan negara sebagai kekuasaan
tertinggi.
Cultural unity adalah bangsa dalam pengertian antropologi/sosiologi sedangkan political unity
adalah bangsa dalam pengertian politik kenegaraan. Cultural unity terjadi karena suatu
masyarakat itu merupakan satu persekutuan hidup berdiri sendiri yang merasa satu kesatuan
dalam hal ras,religi,bahasa,sejarah,dan istiadat. Anggota sebuah political unity,mungkin berbeda
corak dan latar belakang kebudayaanya,tetapi mereka menjadi satu bangsa dalam pengertian
politik. Mereka berdiam di satu daerah yang disebut satu wilayah yang sama,yang merupakan
satu pemerintahan,serta tunduk pada kekuasaan tertinggi.
3. Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa-negara,yaitu model ortodoks dan
model mutakhir (Ramlan Surbakti,1999). Pertama,model ortodoks bermula dari adanya suatu
bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri.
Contoh,bangsa Yahudi berupaya mendirikan negara Israel untuk satu bangsa Yahudi.
Kedua,model mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui

Pendidikan Kewarganegaraan 7
proses tersendiri,sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras.
Contoh adalah kemunculan negara Amerika Serikat pada tahun 1776.
Kedua model ini berbeda dalam empat hal. Pertama,ada tidaknya perubahan unsur dalam
masyarakat. Model ortodoks tidak mengalami perubahan unsur karena satu bangsa membentuk
satu negara. Model mutakhir mengalami perubahan unsur karena dari banyak kelompok suku
bangsa menjadi satu bangsa. Kedua,lamanya waktu yang diperlukan dalai proses pembentukan
bangsa-negara. Model ortodoks membutuhkan waktu yang singkat saja,yaitu hanya membentuk
struktur pemerintahan bukan pembentukan identitas kultural baru. Model mutakhir memerlukan
waktu yang lama karena harus mencapai kesepekatan tentang identitas kultural yang baru.
Ketiga,kesadaran politik masyarakat pada model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsa-
negara,sedangkan dalam model mutakhir kesadaran politik warga muncul mendahului bahkan
menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara. Keempat,derajat partisipasi politik dan rezim
politik. Pada model ortodoks,partisipasi politik dan rezim politik dianggap sebagai bagian
terpisah dari proses integrasi nasional. Pada model mutakhir,partisipasi politik dan rezim politik
merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses integrasi nasional.
4. Identitas Kultural dan Identitas Nasional
Sejalan demean pembedaan konsep bangsa di atas,kita bisa membedakan dua bentuk
identitas,yakni identitas kultural,identitas cultural unity atau identitas kesukubangsaan,dan
identitas nasional atau identitas political unity.
a. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kesukubangsaan
Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalai arti
sosiologis antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan dalam hal
ras,suku,agama,adat dan budaya,keturunan,dan daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi identitas
kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Identitas
cultural unity dapat disebut dengan identitas kesukubangsaan. Identitas yang dimiliki oleh
sebuah cultural unity kurang lebih bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir),bersifat
alamiah,primer,dan etnik. Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada
identitasnya.
b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,yaitu bangsa-negara. Kesamaan
primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara. Negara terbentuk dari satu
bangsa dengan identitas primordial yang sama atau dapat dikatakan negara terbentuk dari faktor-
faktor objektif bangsa. Akan tetapi,dewasa ini tidak banyak terdapat negara yang relatif homogen
yang hanya terdiri satu bangsa. Umumnya negara yang terbentuk adalah heterogen terdiri dari
banyak bangsa di dalamnya. Negara baru perlu menciptakan identitas kebangsaan atau identitas
nasional.
Identitas-identitas kebangsaan merupakan bentukan dan kesepakatan dari banyak bangsa
didalamnya. Identitas nasional dapat juga berasal dari identitas sebuah bangsa di dalamnya yang
selanjutnya disepakati dan diangkat sebagai identitas nasionalnya. Identitas kebangsaan bersifat

Pendidikan Kewarganegaraan 8
buatan buatan,sekunder,etis,dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa
nasional,lambang nasionl,semboyan nasional,bendera nasional,dan ideologi nasional.
2.2 Identitas Nasional Indonesia
Telah dikemukakan sebelumnya, identitas nasional dapat disamakan dengan identitas
kebangsaan. Ia menjadi identitas bersama karena merupakan kesepakatan bangsa – bangsa yang
ada dalam Negara. Secara etimologis identitas nasional berasal dari kata “identitas ” dan
“nasional”. Kata identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang dimiliki seorang,
kelompok , masyarakat, bahkan suatu bangsa sehingga dengan identitas itu bisa membedakan
dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjukkan pada kelompok – kelompok perseketuan hidup
manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokkan berdasar ras, agama, budaya, bahasa,
dan sebagainya. Kata nasional merujuk pada bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu,
identitas nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity)
1. Faktor Pembentukan Identitas Bersama

Proses pembentukan bangsa – negara membutuhkan identitas – identitas untuk menyatukan


masyarakat bangsa yang bersangkutan. Ia akan menjadi identitas nasional. Faktor – factor yang
diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi: primordial, sacral, tokoh,
bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Ramlan Surbakti,
1999).
a. Primordial
Factor – factor primordial ini meliputi : ikatan kekerabatan (darah dan keluarga),
kesamaan suku bangsa, daerah asal (homeland), bahsa, dan istiadat. Faktor primordial
merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat
membentuk bangsa – Negara. Kesamaan suku dapat membentuk bangsa – Negara.
b. Sakral
Faktor sacral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideology
doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideology
merupakan factor sacral yang dapat membentuk bangsa – Negara. Faktor sacral itu
menyumbang terbentuknya suatu nasionalitas baru. Faktor agama Katolik mampu
membentuk beberapa Negara di Amerika Latin . Negara Uni Soviet diikat oleh
kesamaan ideology kommunis.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat
pula menjadi factor yang menyatukan bangsa – negara. Pemimpin di beberapa Negara
dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat, dan symbol persatuan
bangsa yang bersangkutan. Beberapa contoh, misalnya Mahatma Gandi di India, Tito
di Yoguslavia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, dan Soekarno di Indonesia.
d. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk
bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan
warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut Negara dan

Pendidikan Kewarganegaraan 9
pemerintahnya,tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, dan
agamanya
e. Sejarah
Presepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejrah mereka dapat
menyatukan diri kedalam satu bangsa. Presepsi yang sama tentang pengalaman masa
lalu, seperti sama – sama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan
solidaritas, tetapi juga melahirkan tekat dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat
f. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat . Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan . Setiap
orang akan saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup.
g. Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga – lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan dan partai
politik. Lembaga – lembaga ini melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda
– bedakan asal – usul dan golongannya dalam masyarakat,. Kerja dan perilaku
lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa.
2. Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas – identitas yang sifatnya nasional. Pada
uraian sebelumnya identitas nasional itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa
sebagai identitas setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena lahirnya identitas nasional
setelah identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif.
Jauh sebelum mereka memiliki identitas nasional itu, warga bangsa telah memiliki identitas
primer, yaitu identitas kesukubangsaan.
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang
diantara warga bangsa – negara yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan identitas nasional adalah
hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. Kemungkinan dapat terjaci sekelompok warga bangsa
tidak setuju dengan identitas nasional yang hendak diajukan oleh kelompok bangsa lainnya.
Setiap kelompok bangsa di dalam Negara umumnya menginginkan identitasnya dijadikan atau
diangkat sebagai identitas nasional yang belum tentu diterima oleh kelompok bangsa yang lain.
Inilah yang menyebabkan sebuah negara – bangsa yang baru merdeka mengalami pertikaian
internal yang berlarut larut demi untuk saling mengangkat identitas kesukubangsaan menjadi
identitas nasional. Contoh , kasus Negara Srilangka yang diliputi pertikaian terus menerus antara
bangsa Sinhala dan Tamil sejak Negara itu merdeka. Pancasila sebagai identitas nasional yang
membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk saling memberi dan menerima di antara wrga
negara. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut. :
a. Bahasa nasioanal atau bahasa persatuan , yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa
pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pad tanggal 28 Oktober

Pendidikan Kewarganegaraan 10
1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia meruapakan bahasa nasioanl
sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.
b. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih
Warna merah berani dan putih berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada
masa kerajaan di Indonesia yang kemudian diangkat sebagai bendera Negara. Bendera
warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah
ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang pada tanggal 28 Oktober 1928
dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagu kebangsaan Negara.
d. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambing Negara.
e. Semboyan Negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan kenyataan
bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu
bangsa Indonesia.
f. Dasar falsafah Negara, yaitu pancasila
Berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai dasar filsafah dan ideology dari Negara
Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar
Negara dan Ideologi nasioanl Indonesia.
g. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara, yaitu UUD 1945
Merupakan hokum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan bernegara.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Bentuk Negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemrintahan adalah republik. Sistem
politik yang digunakan adalah system demikrasi (kedaulatan rakyat). Saat ini identitas
negra kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat disepakati untuk tidak ada
perubahan.
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebgai kebudayaan nasional
Berbagai kebudayaan dari kelompok – kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki cita
rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas merupakan kebanggan
bangsa atas kebudayaan nasional. Kebudayaan nasioanal pada dasarnya adalah puncak –
puncak dari kebudayaan daerah yang ada .
Terkait dengan identitas nasional, sekarang ini Negara telah menetapkan Undang – Undang No.
24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dikatakan
bahwa bendera, bahasa, lambing Negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan

Pendidikan Kewarganegaraan 11
kehormatan Negara, Bendera, bahasa, lambing Negara, serta lagu kebangsaan Indonesia juga
meruapakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan
keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita – cita bangsa, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia .
Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasioanl Indonesia sesungguhnya telah diawali
dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia sebelum bernegara. Hal demikian sesuai
dengan ciri dari pembentukan Negara – bangsa model mutakhir. Kesadaran politik itu adalah
tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat kebangsaan) sebagai gerakan menentang
penjajahan dan mewujudkan Negara – bangsa Indonesia .
Identitas bangsa penting untuk dimiliki, dibnagun, dibentuk, atau dikonstruksikan agar suatu
bangsa sebagai persekutuan hidup manusia memiliki ciri khasnya sendiri yang terbedakan
dengan bangsa lain. Selain itu identitas berguna untuk membangun kesatuan social sebuah
bangsa, tidk mudah terombang – ambing oleh arus globalisasi, menciptakan cita rasa
keanggotaan yang sama, menciptakan rasa kepemilikan dan hasrat yang sama untuk melanjutkan
kehidupan. Identitas juga akan membantu melestarikan kepercayaan dan kesetiakawanan warga
Negara terhadap Negara bangsa . Oleh karena itu , identitas nasioanal Indonesia merupakan
sesuatu yang terus perlu direkonstruksi kembali, dibangun, diwujudkan, dan dikembangkan.
3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai ientitas bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas memiliki keunikan
dibandingkan dengan sejumlah identitas lainnya. Pancasila bukan sekedar identitas dalam wujud
lambing yang bersifat fisik, namun ia lebih pada identitas bangsa dalam wujud psikis, yakni yang
mencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia . Bahwa identitas sebagai penanda bukan
hanya bersifat fisik, melainkan juga meliputi nilai – nilai dan konsepsi . Pancasial adalah
penanda bagi Indonesia yang bersifat nonfisik.
Menurut Hardono Hadi (1994), pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa mencakup tiga
aspek , yakni pancasila sebagai kepribadian bangsa, identitas bangsa, keunikan banga Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa bahwa pancasila itu mencerminkan kenyataan akan nilai –
nilai yang telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan dan masyarakat ideology sebagai
pembentuknya. Maksut pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia adalah unsur unsur dasar
kebudayaan bangsa Indonesia menjadi ciri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup berbangsa
Indonesia dengan demikian , sebagai kepribadian dan keunikan bangsa Indonesia , pancasila
tidak hanya kenyataan, tetapi juga mencerminka kenyataan mandiri yang mempunyai idealism
sendiri. Pancasila menjadi keunikan bangsa Indonesia ketika pendukung unsur kepribadian dan
identitas itu bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa – bangsa lain di dunia. Keunikan itu
terjadi bukan dalam keterpisahaan, tetapi terjadi dalam pergaulan. Secara singkat dikatakn
pancasila sebagi pernytaan jati diri, di satu pihak mempunyai dasarnya pada fakta empiris, di lain
pihak dapat memberi kea rah cita – cita yang memang masih harus digulati terus – menerus.

Pendidikan Kewarganegaraan 12
2.3 Negara Kebangsaan Indonesia
1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia
Negara kesatuan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 oleh para pendiri
negara. Negara Indonesia merupakan hasil perjuangan panjang bangsa Indonesia. Kemerdekaaan
yang diraih merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa dan hasil jerih payah perjuangan para
pahlwan bangsa. Sebelum Indonesia merdeka di Indonesia terdapat banyak kerajaan yang
disatukan oleh Belanda dalam koloni atau daerah jajahan Hindia Belanda.
Istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta “nagari” atau “nagara” yang berarti kota. Dalam
bahasa Inggris negara disebut “state”, bahasa Belanda “staat”, bahasa Perancis “l’etat” dan
bahasa Latin “statum”. Banyak sekali pengertian tentang apa itu negara, diantaranya seperti
ditulis oleh M Solly Lubis dalam bukunya Ilmu Negara (1981: 9). Dimana beliau mengutip
pendapat:
Soenarko, negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai wilayah tertentu dan
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.
Logemann, negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan
mengatur dan menyelenggarakan masyarakat.
Harold J. Laski, negara itu adalah satu persekutuan manusia yang mengikuti jika perlu dengan
tindakan paksaan.
Woodrow Wilson, negara adalah rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam wilayah
tertentu.
2. Proses Terbentuknya Negara Indonesia
o Bangsa
adalah :
Orang-orang yang bersamaan asal, keturunan, adat, bahasa, sejarah serta berpemerintahan
sendiri. Kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu.
Bangsa Indonesia ialah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan sama dan
menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa serta berproses dalam suatu wilayah yaitu
wilayah Indonesia
o Negara
adalah :
Suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok / beberapa kelompok manusia
tersebut.
o Masyarakat
Menurut Harold J. Laski masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama untuk mencapai terlaksananya keinginan-keinginan mereka bersama.

Pendidikan Kewarganegaraan 13
Perbedaan antara rakyat dan Bangsa adalah Rakyat lebih menunjukkan ikatan/hubungan politis
yaitu sebagai sekelompok orang yang dikuasai/diperintah oleh suatu penguasa/pemerintahan
tertentu, sedangkan Bangsa merupakan ikatan yang berdasarkan ikatan yang berdasarkan
biologis, kultur, territorial, dan historis. Sehingga satu bangsa dimungkinkan milik beberapa
negara. Misalnya, bangsa Arab terpecah-pecah dalam berbagai negara seperti dalam wadah
negara Irak, Iran, Yaman, dan saudi Arabia. Dengan demikian dalam diri seorang warga negara
ada peran sebagai rakyat dan sebagai bangsa
Nama Indonesia diungkapkan oleh James Richardson Logan (The Ethnologi of India
Archipelago, 1850). Karena Logan kesulitan mengkaji kehidupan penduduk dan kebudayaan
antara Benua Asia dan Benua Australia, antara Laut Pasifik dan Laut Hindia, serta tidak adanya
nama yang melambangkan keseluruhan pulau itu. Selain itu Adolf Bastian, 1884 juga
menyebutkan nama Indonesia pada sebuah judul buku : “Indonesien, Order die Insel des
Malayisien Archipels” yang terbit di Leipzig antara tahun 1884 - 1889[5].
Berpijak dari semangat dan gelora 1908 sebagai basis pergerakan nasional, lahirnya Budi Utomo
dan pergerakan pendidikan nasional lainnya, sejumlah pemuda menghasilkan kata sepakat yang
kita kenal sebagai Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kebersamaan (kolektifitas) para pemuda yang berasal dari berbagai suku, etnis, agama, strata
sosial didasarkan pada rasa solidaritas yang melampaui batas-batas suku, etnis, agama,
kedaerahan, serta berbagai perbedaan latar belakang lainnya.
Setelah melalui proses perjuangan dan pergulatan panjang, para the founding father pada 17
Agustus 1945 telah mewujudkan ikrar kesepakatan, menjadi bangsa yang bersatu, bangsa yang
berwawasan kebangsaan, mendirikan satu Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara
berdasarkan kebangsaan yang dilandasi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
3 .Cita-cita,Tujuan,Dan Visi Negara Indonesia
o Cita-cita
mewujudkan negara yg bersatu, berdaulat ,adil Dan makmur
o Tujuan
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia,memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan keidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia
o Visi
terwujudnya masyarakat indonesia yg damai,demokratis,berkeadilan, berdaya saing maju
dan sejahtera

Pendidikan Kewarganegaraan 14
2.4 Integrasi Nasional
Integrasi bersal dari bahasa Inggris “Intagration”yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Dalam kamus besar Indonesia (KBBI) Integrasi berarti pembaruan atau penyatuan sehingga
menjadi kesatuan yang bulat.
Integarsi nasional mempunyai dua macam pengertian, yaitu
a. Secara politik, Integrasi nasional adalah proses pyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial kedalam kesatuan wilayah Nasional yang membentuk suatu Identitas Nasional.
b. Secara Antropologis, Integrasi nasional adalah proses penyesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehudupan
bermasyarakat dan berbangsa.

Integrasi dibedakan menjadi 5 tipe/jenis


1. Integrasi Bangsa yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial kedalam
kesatuan wilayah dan pada pembentukan Indentitas Nasional.
2. Integrasi Wilayah, yakni pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas unit-
unit atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu kelompok
budaya atau sosial tertentu.
3. Integrasi nilai, yakni adanya consensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai bersama
yang diperlukan untuk memelihara tertib nasonal.
4. Integrasi Elit-Massa, yakni kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan
yang diprintah, antara penguasa dengan Rakyat atau antara Elit dengan Massa .
5. Integrasi Tingklah Laku, yakni kemampuan orang-orang didalam masyarakat untuk
beroganisasi dan bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dan bermanfaat.

2.5 Pengembangan Integrasi di Indonesia


Penghalang Integrasi bersifat horizontal yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama dan
goegrafi. Hambatan yang keduan bersifat Vertikal yakni celah perbedaan antara elit dam Massa.
Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan Interasi Nasional :
a. Adanya ancaman dari luar
b. Gaya politik kepemimpinan
c. Kekuatan lembaga-lemabag politik
d. Ideology Nasional
e. Kesempatan pembanguna Ekonomi
Suryonto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat berintegrasi
apabila memenuhi 3 hal:
1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama.
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “cross culting affliation”
sehingga menghasilkan “cross culting loyalty”.

Pendidikan Kewarganegaraan 15
3. Masyarakat berda diatas saling ketergantungan diantara unit0init sosial yang terhimpun
didalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan duan strategi kebijakan
yaitu “policy asssimilasionis” dan “policy bhineka tunggal ika” ( Nasaruddin Zamsuddin,
1989)
Masalah dalam Pembangunan Intergrasi nasional yaitu
a. Kepatuhan dan pengakuan rakyat
b. Meningkatkan kosensus normative
Menurut eka Dharmaputra (1997) PANCASILA adalah pembangunan Integritas dalam
menyatukan perbedaan dan berbagai masyarakat Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan 16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri),kesamaan sejarah sistem hukum atau
perundang-undangan,hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Faktor pembentukan identitas nasional yaitu primordial,sakral,tokoh,bhineka tunggal


ika,sejarah,perkembangan ekonomi,dan kelembagaan. Dalam identitas nasional suatu negara
harus terdapat integritas nasional karena integritas itu sendiri dapat membentuk suatu
persatuan bangsa,wilayah,serta nilai-nilai bangsa itu sendiri dan tidak menghilangkan
kebudayaan yang menjadi ciri khas daerah yang ada dalam suatu negara.

Pendidikan Kewarganegaraan 17

Anda mungkin juga menyukai