Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

JARINGAN IRIGASI PACAL KABUPATEN BOJONEGORO, JAWA


TIMUR
1
Cynthia Rahma Dewi , Eko Andi Suryo 2, As’ad Munawir2
1
Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik /
Universitas Brawijaya
2
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik / Universitas Brawijaya
Jalan Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
Korespondensi : cynthiarahma0992@gmail.com

ABSTRACT
Pacal Irrigation is an infrastructure that services most agricultural areas in Bojonegoro City, East Java. Some
problems has been found in this facillities such as misdistribution of water, inadequate condition of facilities,
illegal oulet canals, and non conformity in operation and maintenance (OM)procedures. This study aims to
determine existing condition, main affecting factors and improving strategy of operational and maintenance
at the Pacal Irrigation. Primary data was used in this study gathered from questionnaires of 93 respondents
and 8 experts in Irrigation Management Study Area. Descriptive analysis was used to explain the existing
condition of OM performance of Pacal Irrigation. Important Performance Analysis (IPA) method was applied
to determine the main priority factors affecting OM Performance. Furthermore, the SWOT method then was
used to define strategies for improving OM performance of PACAL Irrigation. The results of the IPA analysis
show there are 11 main prioroty factors affecting OM performance of PACAL Irrigation network.
Furthermore, from SWOT Analysis it can be suggesteded that the “growth” strategy can be applied at Pacal
Irrigation.

Keywords: Pacal irrigation, operation and maintenance (OM), strategy

1. PENDAHULUAN infrastruktur jaringan irigasi yang telah ada


Pertumbuhan penduduk di Indonesia secara optimal. Pengelolaan jaringan irigasi
berkembang sangat pesat dan kebutuhan akan yang baik akan menunjang peningkatan
bahan pangan pokok terus meningkat akan tetapi produksi pertanian khususnya padi dalam
jumlah lahan pertanian yang tersedia sangat memenuhi program swasembada beras,
terbatas. Mekipun Indonesia disebut sebagai meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan
negara agraris, Indonesia belum dapat petani, serta mengoptimalkan pemanfaatan
memenuhi swasembada beras karena Indonesia sumber daya air.
sendiri masih mengimpor beras dari negara lain. Kabupaten Bojonegoro merupakan
Untuk mewujudkan kembali Indonesia sebagai kabupaten yang mayoritas penduduknya
swasembada beras [7] dalam jangka pendek berusaha pada sektor pertanian. Untuk
pilihan yang layak untuk meningkatkan menunjang perkembangan sektor pertanian di
produktivitas usaha tani adalah melalui wilayah Kabupaten Bojonegoro khususnya
intensifikasi dengan meningkatkan optimalisasi Daerah Irigasi Pacal, diperlukan perencanaan,
pemanfaatan sumberdaya. pengembangan serta pengelolaan irigasi yang
Usaha intensifikasi pertanian dapat berkelanjutan. Menurut hasil wawancara dengan
dilakukan dengan cara pengelolaan jaringan petugas UPT, kondisi eksisting Waduk Pacal
irigasi yang baik seperti mengikuti pola dan tata mengalami sedimentasi yang sangat dalam
tanam yang sesuai, pemenuhan dan pembagian sehingga luas tampungan waduk menjadi
kebutuhan air irigasi secara merata, sarana berkurang. Selain itu, kondisi saluran dan
penunjang operasi dan pemeliharaan jaringan bangunan Jaringan Irigasi Pacal, beberapa
irigasi yang lengkap, serta perbaikan mengalami kerusakan seperti rusaknya spillway

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 124
pada bangunan utama. Hal tersebut 3. Responden yang disurvei untuk Analisis
mengakibatkan kinerja operasional dan IPA adalah para petani pengguna air irigasi
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal menurun. (HIPPA), serta untuk Analisis SWOT
Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan adalah para pejabat/ahli yang berwenang
untuk mengevaluasi dan menemukan strategi dalam menangani pengelolaan air irigasi
untuk meningkatkan kinerja operasi dan pada Jaringan Irigasi Pacal
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal sehingga 4. Penelitian ini dilakukan berdasarkan
dapat lebih optimal. Selain itu, prasarana dan tingkat persepsi petani pengguna air irigasi
sarana irigasi dapat berfungsi lebih efektif dan terhadap kinerja operasi dan pemeliharaan
efisien sehingga dapat meningkatkan intensitas Jaringan Irigasi Pacal. Penelitian ini
tanam sesuai dengan harapan dan dapat mengkaji kinerja operasi dan pemeliharaan
meningkatkan pendapatan petani. berdasarkan indikator yang diambil dari
Berdasarkan latar belakang yang dibahas, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32
penulis dapat merumuskan permasalahan- tahun 2007 tentang operasi dan
permasalan sebagai berikut: pemeliharaan jaringan irigasi yang
1. Bagaimana analisis kondisi eksisting didalamnya terdapat atribut-atribut kinerja
Jaringan Irigasi Pacal dari segi prasarana operasi dan pemeliharaan yang akan
fisik, realisasi dan intensitas tanam, serta dinilai. Indikator-indikator tersebut masuk
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam variabel kondisi prasarana fisik,
air irigasi? produktivitas tanam, pemeliharaan saluran
2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi irigasi, sarana penunjang, organisasi
prioritas dalam penanganan kinerja operasi personalia, dokumentasi dan Himpunan
dan pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal Petani Pemakai Air (HIPPA).
berdasarkan persepsi dan kepentingan dari 5. Metode yang digunakan untuk mengetahui
anggota HIPPA? kepuasan dan kepentingan berdasarkan
3. Bagaimana upaya-upaya/strategi untuk persepsi petani wilayah Daerah Irigasi
mengningkatkan kinerja operasi Jaringan Pacal adalah metode Importance
Irigasi Pacal? Performance Analysis (IPA), Metode yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah digunakan dalam merumuskan strategi
sebagai berikut : peningkatan kinerja operasi dan
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting pemeliharaan jaringan irigasi adalah
Jaringan Irigasi Pacal dari segi prasarana Metode SWOT EFAS IFAS.
fisik, realisasi dan intensitas tanam, serta
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan 2. TINJAUAN PUSTAKA
air irigasi Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan,
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dan bangunan pelengkap yang merupakan satu
menjadi prioritas penanganan dalam kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
penanganan kinerja operasi dan pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal. pembuangan air irigasi. Secara hirarki, jaringan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara irigasi dibagi menjadi dua yaitu : jaringan utama
meningkatkan kinerja operasi dan dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal. jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan
Batasan masalah dari penelitian ini adalah irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi
1. Daerah Irigasi yang menjadi tempat yang terdiri atas bangunan utama, saluran
penelitian adalah Daerah Irigasi Pacal induk/primer, saluran pembuangannya,
seluas Ha yang 16.688 Ha terdiri dari bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,
Daerah Irigasi Pacal Kiri seluas 1.965 Ha bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
dan Daerah Irigasi Pacal Kanan seluas Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari
14.723 Ha yang secara administratif jaringan irigasi yang terdiri atas saluran
terletak di Kabupaten Bojonegoro. sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
2. Obyek penelitian ini adalah Jaringan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap,
Irigasi Pacal di Kabupaten Bojonegoro, dan bangunan pelengkapnya.
Jawa Timur. Sedangkan jaringan irigasi tersier adalah
jaringan irigasi yang berfungsi sebagai

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 125
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Lampiran I
tersier yang terdiri atas saluran tersier, Indeks Kinerja Sistem Irigasi [3].
saluran kuarter dan saluran pembuang, boks
tersier, boks kuarter, serta bangunan Tabel 1. Definisi operasional variabel
pelengkapnya. Suatu kesatuan wilayah yang No Variabel Definisi Indikator Kode
1. Kondisi Variabel untuk Kondisi bangunan X1.1
mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi Prasarana mengetahui utama
Fisik (X1) bagaimana Kondisi saluran X1.2
disebut dengan Daerah Irigasi [1]. kondisi prasarana pembawa
Kinerja jaringan irigasi adalah fungsi dari fisik suatu daerah Kondisi bangunan X1.3
irigasi pengatur
sejumlah variabel teknik, fisik, sosial dan Kondisi bangunan X1.4
ekonomi. Suatu variabel indikator tidak dapat pelengkap
Kondisi saluran X1.5
digunakan untuk mengukur semua aspek kinerja pembuang dan
ataupun tindakan yang diperlukan untuk bangunannya
Kondisi jalan X1.6
meningkatkan kinerja. Indikator kinerja masuk
Kondisi jalan X1.7
diperhitungkan berdasarkan aspek organisasian inspeksi
HIPPA, infrastruktur jaringan dengan sub Kondisi X1.8
perumahan
indikator saluran pembawa, bangunan 2. Produktivi- Variabel untuk Pemenuhan X2.1
bagi/sadap dan jalan usaha tani, dan pengaturan tas mengetahui kebutuhan air
Tanam (X2) bagaimana Realisasi luas X2.2
air dengan sub indikator pendistribuan air, produktivitas tanam
pengawasan penggunaan air dan pemeliharaan tanam suatu
daerah irigasi.
Produktivitas padi X2.3

jaringan [1]. 3. Sarana Variabel untuk Kelengkapan X3.1


Penunjang mengetahui peralatan Operasi
Kinerja jaringan irigasi tercermin dari (X3) bagaimana dan Pemeliharaan
kemampuannya untuk mendukung ketersediaan kelengkapan Alat-alat kantor X3.2
sarana penunjang Alat komunikasi X3.3
air irigasi pada areal layanan irigasi (command yang digunakan
area) yang kondusif untuk penerapan pola dalam
pengelolaan
tanam yang direncanakan [2]. Kinerja jaringan jaringan irigasi
irigasi yang buruk mengakibatkan luas areal 4. Organisasi
Personalia
Variabel
menggambarkan
yang Pengaturan
penyusunan
dan X4.1

sawah yang irigasinya baik menjadi berkurang. (X4) bagaimana organisasi Operasi
kondisi personalia dan Pemeliharaan
Secara umum, kinerja jaringan irigasi yang di dalam Rasio jumlah X4.2
buruk mengakibatkan meningkatnya water organisasi personel dengan
pengelolaan kebutuhan
stress yang dialami tanaman (baik akibat jaringan irigasi. sesungguhnya
kekurangan ataupun kelebihan air) sehingga Pemahaman X4.3
personalia
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mengenai OP
tidak optimal. Kerugian yang timbul akibat 5. Dokumentasi
(X5)
Variabel
mengetahui
untuk Kelengkapan buku
data Daerah Irigasi
X5.1

water stress tidak hanya berupa produktivitas bagaimana Kelengkapan peta X5.2
kelengkapan data- dan gambar
tanaman sangat menurun, tetapi mencakup data pada layanan Pedoman OP X5.3
pula mubazirnya sebagian masukan usaha tani irigasi.
6. Himpunan Variabel untuk GHIPPA/HIPPA X6.1
yang telah diaplikasikan (pupuk, tenaga kerja, Petani mengetahui berbadan hukum
dan lain-lain). Pemakai Air partisipasi Kondisi X6.2
(HIPPA) (X6) anggota HIPPA kelembagaan
dalam HIPPA
pengelolaan Keaktifan HIPPA X6.3
3. KERANGKA PENELITIAN jaringan irigasi. dalam mengikuti
3.1. Konsep Penelitian rapat
UPTD
dengan

Untuk kerangka penelitian dalam Partisipasi HIPPA X6.4


dalam penanganan
penelitian ini dijelaskan pada Gambar 1. bencana alam
Pertisipasi HIPPA X6.5
dalam
3.2. Definisi Operasional Variabel penulusuran
Definisi operasional variabel adalah Jaringan Irigasi
Iuran HIPPA X6.6
pengertian variabel yang diungkap dalam untuk perbaikan
Jaringan Irigasi
definisi konsep tersebut, secara operasional, Partisipasi HIPPA X6.7
secara praktik, dan secara nyata dalam lingkup dalam
perencanaan tata
obyek penelitian [5]. Variabel dalam penelitian tanam
ini diambil di Peraturan Menteri Pekerjaan Sumber : Hasil Analisa
Umum Nomor 32/PRT/M/2007 tentang Operasi

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 126
MULAI

RUMUSAN MASALAH

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA

DATA SEKUNDER
1. PETA DAERAH IRIGASI PACAL
DATA PRIMER
2. DATA PRASARANA FISIK BANGUNAN IRIGASI
1. DATA SURVEI KUISIONER PETANI
3. DATA SKEMA JARINGAN IRIGASI PACAL
DAN PETUGAS PENGAIRAN
4. DATA KEBUTUHAN AIR
2. DATA UNTUK METOFE SWOT IFAS EFAS
5. DATA KETERSEDIAAN AIR
6. DATA KELEMBAGAAN HIPPA

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran


ANALISIS DATA
3.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka ANALISIS DESKRIPTIF
hipotesis penelitian ini sebagai berikut: (ANALISIS KONDISI EKSISTING)

Terdapat 6 aspek yang berpengaruh


ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN
terhadap peningkatan kinerja operasi dan DAN PERSEPSI DENGAN METODE
IPA
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal, yaitu :
1. Kondisi prasarana fisik
ANALISIS SWOT
2. Produktivitas tanam
3. Sarana penunjang STRATEGI PENINGKATAN KINERJA
4. Organisasi personalia JARINGAN IRIGASI PACAL DENGAN
METODE SWOT IFAS EFAS
5. Dokumentasi
6. Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN
SARAN

4. METODE PENELITIAN SELESAI


4.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penilitian merupakan suatu
proses memperoleh atau mendapatkan suatu Gambar 2. Bagan alur penelitian
pengetahuan atau memecahkan permasalahan
yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
logis [6]. Tahapan Tahapan Penelitian ini Jenis populasi dalam penelitian ini adalah
diawali dengan Rumusan Masalah dan Tujuan populasi terbatas yaitu jumlah para petani yang
Penelitian. Tahapan Penelitian dapat dilihat termasuk dalam Himpunan Petani Pemakai Air
pada Gambar 2 berikut ini: (HIPPA) pada Daerah Irigasi Pacal telah
diketahui.
Metode penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah random sampling.
Jika jumlah populasi telah diketahui, maka
menggunakan rumus Slovin [5] :

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 127
𝑁 Analisis ini digunakan untuk
𝑛 = 𝑁.𝑑2 +1 (1a)
menggambarkan data yang telah terkumpul
dimana :
berdasarkan jawaban responden melalui
𝑛 = Jumlah sampel
distribusi item dari masing-masing variabel.
𝑑 = Presisi yang ditetapkan
Penyajian data yang telah terkumpul
𝑁 = Jumlah populasi
pembahasannya dilakukan dengan
menggunakan tabel frekuensi.
4.3 Pengujian Instrumen 2. Analisis IPA (Importance Performance
Uji Validitas dilakukan dengan Analysis)
menghitung corrected item-total correlation Dalam menganalisis data penelitian ini,
coefficient. Rumus corrected item-total digunakan metode deskriptif kualitatif-
correlation coefficient adalah sebagai berikut kuantitatif untuk menjawab perumusan masalah
[5] : mengenai sampai sejauh mana tingkat kinerja
(𝑟(𝑥𝑦) 𝑠𝑦 −𝑠𝑥 )
𝑟𝑥(𝑦−𝑥) = (1b) Jaringan Irigasi Pacal dari persepsi Himpunan
√𝑠𝑦2 +𝑠𝑥2 +2𝑟𝑥𝑦 𝑠𝑥 𝑠𝑦 Petani Pemakai Air (HIPPA) dengan
dimana : menggunakan Metode Importance Peformance
𝑛 𝑛
∑𝑛
∑𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 Analysis (IPA). Tahapan-tahapan Analisa IPA
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖− 𝑛
𝑟𝑥𝑦 = (1c) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2 2
(∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ) (∑𝑛
𝑖=1 𝑦𝑖 )
a. Penentuan Variabel
√(∑𝑛
𝑖=1 𝑥 𝑖 − )(∑𝑛
𝑖=1 𝑦𝑖 − )
𝑛 𝑛 Variabel-variabel yang dipakai dalam analisa
kinerja Jaringan Irigasi Pirang dengan Metode
dimana :
IPA adalah sebagai berikut :
n = ukuran sampel
- Kondisi prasarana fisik
x = skor indikator
- Produktivitas tanam
y = total skor seluruh indikator
- Sarana Penunjang OP
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi skor butir-total
- Organisasi Personalia
sebelum dikoreksi - Dokumentasi
𝑠𝑥 = simpangan baku skor butir yang - Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA)
bersangkutan b. Pembagian Kuisioner
𝑠𝑦 = simpangan baku total skor seluruh Daftar pertanyaan yang diajukan dalam
indikator kuisioner berdasarkan variabel-variabel diatas
Apabila 𝑟𝑥(𝑦−𝑥) > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka alat ukur dengan menggunakan skala prioritas terhadap
telah valid tingkat kepentingan dan tingkat
Uji reliabilitas dilakukan dengan kepuasan/kinerja menurut Himpunan Petani
menggunakan alpha cronbach. Perhitungan Pemakai Air (HIPPA).
alpha cronbach dapat dilakukan dengan rumus 3. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
berikut : Oppurtunities, Threats)
𝑘 ∑𝑘 2
𝑖=1 𝜎𝑥 Analisis SWOT IFAS EFAS bertujuan
𝑖
𝛼 = 𝑘−1 (1 − 𝜎𝑦2
)
untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
(1d) sistematis untuk merumuskan suatu strategi
dimana : pembangunan daerah [4]. Sebagai sebuah
k = banyaknya indikator dalam sebuah konsep dalam manajemen strategik, teknik ini
perubah menekankan mengenai perlunya penilaian
𝜎𝑥2𝑖 = ragam indikator ke-i lingkungan eksternal dan internal, serta
𝜎𝑦2 = ragam total skor kecenderungan perkembangan/perubahan di
Apabila 𝛼 > 0,6 maka alat ukur telah masa depan sebelum menetapkan sebuah
reliabel strategi. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan
4.4 Teknik Analisis Data (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun
Teknik analisis yang digunakan dalam secara bersamaan dapat meminimalkan
penelitian ini antara lain: kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
1. Analisis Deskriptif (Threats).

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 128
5. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kategori tingkat pendidikan,
5.1 Analisa Kondisi Eksisting Jaringan 59% tingkat pendidikan responden HIPPA
Irigasi Pacal relatif rendah karena hanya menempuh
Analisa Kondisi Eksisting bertujuan pendidikan SD. Hal ini cukup menghambat
untuk mengetahui kondisi eksisting pada dalam perkembangan kinerja HIPPA karena
Jaringan Irigasi Pacal yang meliputi : Prasarana lebih sulit untuk menciptakan inovasi atau
Fisik Jaringan Irigasi Pacal, Realisasi dan perubahan-perubahan pada bidang OP. Dalam
Intensitas Tanam, Pemenuhan Kebutuhan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi, dan Profil Responden HIPPA. Irigasi, kurang mampu untuk menganalisa,
Realisasi tanam padi pada Musim Hujan merumuskan masalah yang terjadi di lapangan,
(MH) sebesar 15,096 Ha. Realisasi tanam padi dan melakukan kegiatan secara berkelompok
mengalami penurunan pada Musim Kemarau I yang berkaitan dengan operasi dan
(MK I) menjadi 14,582 Ha dan pada Musim pemeliharaan.
Kemarau II (MK II) menjadi 9,091 Ha. Untuk Berdasarkan status kepemilikan lahan,
intensitas tanam pada Daerah Irigasi Pacal 80% responden HIPPA berstatus pemilik lahan.
mencapai 90,46% pada Musim Hujan (MH), Hal tersebut menunjukkan bahwa bila lahan
87,75% pada Musim Kemarau I (MK I), dan sawah dikelola dengan baik akan meningkatkan
90,59% pada Musim Kemarau II (MK II) pendapatan para petani.

5.2 Analisa Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kinerja Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal
Dalam menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja operasi dan
pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal bagian
hulu-hilir menggunakan metode Analisis IPA
(Importance Performance Analysis). Variabel
dan indikator dapat dilihat pada Tabel 1.
Adapun tahap-tahap analisisnya sebagai
berikut :
1) Uji Validitas
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
seluruh item instrumen penelitian memenuhi
persyaratan uji validitas dan dinyatakan valid
karena diketahu nilai Rtabel = 0,207 sehingga
dapat diketahui bahwa nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar
Gambar 3. Profil responden dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk semua item atribut pelayanan.

Dari Gambar 3 terlihat, berdasarkan 2) Uji Realibilitas


kategori gender, 89% responden HIPPA di Berdasarkan Tabel 3, semua item instrumen
Daerah Irigasi Pacal memiliki gender pria. penelitian dapat dikatakan Reliabel, karena telah
Berdasarkan kategori usia, 70% responden memenuhi kriteria pengujian reliabilitas item
berusia antara 40-50 tahun. Hal ini instrumen yang digunakan, yaitu Alpha
menunjukkan bahwa anggota HIPPA masih Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,6
tergolong usia produktif. Namun, minat pemuda
yang berusaha pada bidang pertanian masih 3) Penentuan Faktor-Faktor Prioritas Utama
rendah. Dengan adanya perkembangan Peningkatan Kinerja Operasi dan
pendidikan, beberapa pemuda di daerah ini Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal
dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi
sehingga cenderung ingin mencari pekerjaan
selain menjadi petani.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 129
Tabel 2. Uji validitas instrumen penelitian a. Kuadran I: menunjukkan faktor yang
Variabel Item Uji Validitas Ket. mempengaruhi anggota Himpunan Petani
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Sign.(p) 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Aspek X1.1 0,439 0,000 0,207 Valid
Pemakai Air (HIPPA) kurang penting, akan
Kondisi X1.2 0,333 0,000 0,207 Valid tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap
Prasarana X1.3 0,326 0,000 0,207 Valid kurang penting tetapi sangat memuaskan.
Fisik (X1) X1.4 0,408 0,000 0,207 Valid
X1.5 0,402 0,000 0,207 Valid b. Kuadran II : menunjukkan beberapa faktor
X1.6 0,515 0,000 0,207 Valid yang kurang penting pengaruhnya bagi para
X1.7 0,441 0,000 0,207 Valid anggota Himpunan Petani Pemakai Air
X1.8 0,439 0,000 0,207 Valid
X1.9 0,506 0,000 0,207 Valid (HIPPA), pelaksanaannya oleh Pemerintah
X1.10 0,492 0,000 0,207 Valid biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting
X1.11 0,545 0,000 0,207 Valid dan kurang memuaskan.
Produktivi X2.1 0,328 0,000 0,207 Valid
tas Tanam X2.2 0,495 0,000 0,207 Valid c. Kuadran III : menunjukkan unsur jasa
(X2) X2.3 0,475 0,000 0,207 Valid pokok yang telah berhasil dilaksanakan
Sarana X3.1 0,906 0,000 0,207 Valid
Penunjang X3.2 0,852 0,000 0,207 Valid
Pemerintah, untuk itu wajib
OP (X3) X3.3 0,734 0,000 0,207 Valid dipertahakannya. Dianggap sangat penting
Organisasi X4.1 0,81 0,000 0,207 Valid dan sangat memuaskan
Personalia X4.2 0,606 0,000 0,207 Valid
(X4) X4.3 0,547 0,000 0,207 Valid d. Kuadran VI : menunjukkan faktor atau
Dokument X5.1 0,95 0,000 0,207 Valid atribut yang dianggap mempengaruhi
asi (X5) X5.2 0,953 0,000 0,207 Valid kepuasan para anggota Himpunan Petani
X5.3 0,953 0,000 0,207 Valid
Himpunan X6.1 0,894 0,000 0,207 Valid Pemakai Air (HIPPA), termasuk unsur-
Petani X6.2 0,625 0,000 0,207 Valid unsur jasa yang dianggap sangat penting,
Pemakani X6.3 0,615 0,000 0,207 Valid
Air X6.4 0,69 0,000 0,207 Valid
namun Pemerintah belum melaksanakannya
(HIPPA) X6.5 0,735 0,000 0,207 Valid sesuai keinginan para petani. Sehingga
(X6) X6.6 0,677 0,000 0,207 Valid mengecewakan/tidak puas.
Sumber : Hasil Perhitungan
Dalam penelitian ini, analisis kuadran
yang terletak pada kuadran IV menunjukkan
faktor-faktor prioritas utama peningkatan
Tabel 3. Uji reliabilitas instrumen penelitian
Variabel Alpha Keterangan
kinerja operasi dan pemeliharaan Jaringan
Cronbach Irigasi Pacal
Aspek Kondisi 0,778 Tingkat kehandalan
Prasarana Fisik (X1) tinggi
Produktivitas Tanam 0,618 Tingkat kehandalan 5
IMPORTANT PERFORMANCE ANALYSIS
(X2) tinggi
X1.6 X6.4
Sarana Penunjang 0,911 Tingkat kehandalan 5 Prioritas Utama
X1.7 X1.4
X1.3X1.2
X1.5
X6.3
X6.6
X6.2
X6.5
X1.1
X2.1
X6.1

X1.8
OP (X3) sangat tinggi X2.3

Organisasi 0,791 Tingkat kehandalan 5


Pertahankan

X4.1
Personalia (X4) tinggi X1.9
X4.3
X1.10
X4.2 X1.11

Dokumentasi (X5) 0,977 Tingkat kehandalan 5

sangat tinggi
Kepentingan

Himpunan Petani 0,882 Tingkat kehandalan 5

Pemakai Air tinggi X2.2

(HIPPA) 5
X3.1
Sumber : Hasil Perhitungan
X5.2
X3.2
5 X5.3

Setelah dilakukan analisis tingkat


4

kesesuaian kepuasan dan persepsi, dilakukan Prioritas Rendah


Berlebih
X5.1
penentuan faktor-faktor prioritas utama 4
2,500 2,700 2,900 3,100 3,300 3,500 3,700 3,900 4,100 4,300 4,500 4,700 4,900

peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan Kepuasan

Jaringan Irigasi Pacal. Dari perhitungan skor


tiap variabel dan perhitungan skor rata-rata Gambar 4. Diagram kartesius tingkat
tingkat kepentingan dan tingkat kesesuaian kepuasan dan persepsi
kepuasan/kinerja, kemudian diplotkan ke HIPPA bagian hulu
diagram kartesius seperti Gambar 4 – Gambar
6 sehingga didapatkan posisi kuadran tiap
variabel.
Berikut adalah cara mengeplotkan hasil
perhitungan ke dalam diagram kartesius :

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 130
5
IMPORTANT PERFORMANCE ANALYSIS
1. Bangunan Bendung berfungsi baik dan
5 Prioritas Utama
X1.8
X2.3X1.10
X1.5
X6.4 X6.5
X6.6 X6.3 X6.2 X6.1
X1.1
X2.1 X1.3
X1.6
X1.4 X1.7
X1.2
dapat dioperasikan
X1.9
Pertahankan
2. Bangunan Pintu Bendung berfungsi baik dan
5 X2.2 X1.11 X4.1
X4.2 X4.3
dapat dioperasikan
5 3. Bangunan Kantong Lumpur berfungsi baik
X3.1
dan dapat dioperasikan
Kepentingan

X3.2
X3.3
4. Bangunan Pintu Penguras berfungsi baik
5 dan dapat dioperasikan
5
5. Bangunan Bagi berfungsi baik dan dapat
dioperasikan
4

Berlebih
6. Pembagian dan pemberian air irigasi merata
Prioritas Rendah

4
dan adil
2,5 2,7 2,9 3,1 3,3 3,5 3,7
Kepuasan
3,9 4,1 4,3 4,5 4,7 4,9
7. Pengaturan dan penyusunan OP
bertanggung jawab
Gambar 5. Diagram kartesius tingkat 8. HIPPA sudah berbadan hukum
kesesuaian kepuasan dan persepsi 9. HIPPA sudah baik dan berkembang
HIPPA bagian tengah 10. HIPPA rutin melaksanakan penelusuran
jaringan irigasi yang rusak
5
IMPORTANT PERFORMANCE ANALYSIS

5 Prioritas Utama
X1.7
X1.5
X6.3 X6.4 X1.6
X6.6 X6.2 X6.5 X6.1 X1.4 - Kelemahan (Weakness)
X1.3 X1.2 X1.1
X2.1
X1.8

X2.3
1. Saluran irigasi tidak mampu mengalirkan air
Pertahankan
5 X1.10 X1.11
X2.2
X1.9 X4.1
sesuai dengan kebutuhan
5
X3.1 X4.3 X4.2 2. Bangunan gorong-gorong dan talang
beberapa mengalami kerusakan
Kepentingan

X3.3X3.2
5
3. Saluran drainase kurang berfungsi dengan
5
baik
4. Jalan masuk ke bangunan utama kurang
5

X5.1
X5.2
bagus
4
X5.3
5. Jalan inspeksi dan jalan setapak kurang
Prioritas Rendah
Berlebih
bagus
4
2,5 2,7 2,9 3,1 3,3 3,5 3,7
Kepuasan
3,9 4,1 4,3 4,5 4,7 4,9 6. Kantor dan perumahan untuk mantri kurang
layak
7. Rusaknya spillway pada bangunan utama
Gambar 6. Diagram kartesius tingkat 8. Realisasi tanam tidak sesuai dengan rencana
kesesuaian kepuasan dan persepsi tanam
HIPPA bagian hilir 9. Produktivitas padi dibawah produktivitas
padi rata-rata
5.3. Strategi Peningkatan Kinerja Operasi 10. Kurangnya pengetahuan HIPPA dalam
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal melaksanakan OP jaringan irigasi
Langkah awal dari proses menyusun 11. HIPPA kurang aktif dalam melaksanakan
strategi peningkatan kinerja Operasi dan rapat dengan UPTD
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal adalah 12. HIPPA kurang aktif dalam usulan rencanan
menganalisis faktor-faktor strategis yang tata tanam
merupakan kesesuaian antara peluang-peluang
eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, - Peluang (Opportunity)
disamping memperhatikan ancaman-ancaman 1. Tambahan bantuan dana OP dan rehabilitasi
eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. dari Pemerintah
Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil 2. Rencana tata tanam sesuai dengan
Analisa IPA dan wawancara langsung kepada karakteristik lahan dan ketersediaan air
stakeholder. Berikut ini adalah hasil analisa 3. Peningkatan produktivitas tanam
tersebut yang dimasukkan dalam kategori S-W- 4. Peluang adanya teknologi budidaya baru
O-T: untuk meningkatkan produktivitas tanam
- Kekuatan (Strength)

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 131
- Ancaman (Threat) - HIPPA mengadakan penyuluhan kepada
1. Tingginya sedimentasi menyebabkan fungsi masyarakat secara intensif dalam hal
jaringan irigasi kurang optimal teknologi budidaya baru. (S 7,8,9 : T 6)
2. Jumlah lahan sawah mengalami penurunan - HIPPA membuat usulan kepada Pemerintah
3. Harga produk mengalami fluktuasi Daerah maupun instansi yang berwenang
4. Keengganan masyarakat menjadi petani dalam hal tata ruang untuk lahan irigasi serta
5. Masih banyak pengambilan air yang menekan laju konversi lahan pertanian yang
dilakukan secara liar di daerah irigasi akan digunakan sebagai lahan non pertanian.
6. Petani masih suka dengan cara konvensional (S 8,9 : T 2)
- Mengoptimalkan fungsi dari bangunan-
Setelah menganalisis faktor-faktor bangunan irigasi serta partisipasi dari HIPPA
strategis internal dan eksternal, dilakukan agar fungsi bangunan irigasi lebih optimal. (S
penilaian bobot dan rating dari setiap faktor 1,2,3,4,5,10 : T 1)
internal dan eksternal yang didapatkan dari hasil - HIPPA mengadakan pembinaan serta
kuisioner SWOT. Selanjutnya, untuk ketrampilan tentang agrobisnis untuk
merumuskan strategi yang tepat untuk menciptakan lapangan pekerjaan pada usaha
meningkatkan kinerja operasi dan pemeliharaan tani. (S 8,9 : T 4)
Jaringan Irigasi Pacal penulis menggunakan 2 c. Strategi W-O
metode, yaitu Matriks SWOT dan Diagram - HIPPA mengajukan usulan tambahan dana
SWOT. OP untuk memperbaiki bangunan-bangunan
Teknik untuk menyusun strategi-strategi irigasi yang mengalami kerusakan dan
yang dibutuhkan adalah dengan kurang berfungsi dengan baik (W
menggabungkan faktor kekuatan (Strength), 1,2,3,4,5,6,7 : P 1)
faktor kelemahan (Weakness), faktor peluang - HIPPA melakukan kerja sama dengan Dinas
(Oppurtunity) dan faktor ancaman (Treath) Pengairan untuk mengadakan sosialisasi
menjadi satu matriks yang diidentifikasi semua terhadap pentingnya pelaksanaan kegiatan
aspek dari SWOT, kemudian dari kuadran OP dalam meningkatkan produktivitas
bertemunya SWOT tersebut dibuat strategi- tanam. (W8,9,10 : P1,2,3)
strategi yang dinamakan Matriks SWOT. d. Strategi W-T
Hasil dari Matriks SWOT didapatkan 4 - Melakukan sangsi yang tegas dengan cara
(empat) strategi alternatif yang dapat digunakan penertiban pompa liar serta penutupan
sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja sumur-sumur yang digunakan untuk
operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi Pacal pengambilan air secara liar. (W 9: T 5)
di Kabupaten Bojonegoro, yaitu : - HIPPA bekerja sama untuk gotong royong
a. Strategi S-0 pembersihan sedimen di Jaringan-Jaringan
- Mengoptimalkan kegiatan OP dengan Irigasi Pacal. (W 1,2,3,10 : T 1)
bantuan dana dari Pemerintah (S 1,2,3,4,5 : Dalam perhitungan Matriks IFAS,
P1) diketahui total nilai Kekuatan dikurangi total
- HIPPA dapat mengusulkan rencana tata nilai Kelemahan sebesar 0,03. Dan hasil
tanam apabila pola tanam pada saat ini tidak perhitungan Matriks EFAS, diketahui total nilai
sesuai dengan kebutuhan air dari masing- Peluang dikurangi total nilai Ancaman sebesar
masing Daerah Irigasi Pacal. (S 9 : P 2) 0,09. Selanjutnya, diplot ke dalam Diagram
- Mengoptimalkan fungsi dari Bangunan SWOT untuk mendapatkan strategi yang akan
Irigasi dalam meningkatkan produktivitas dipilih. Diagram SWOT pada Gambar 7
tanam. (S 1,2,3,4,5 : P 3) menunjukkan letak koordinar yaitu (0,03 : 0,09),
- HIPPA bekerja sama dengan Dinas maka dapat diketahui posisi tersebut berada
Pengairan maupun pihak akademis dalam pada kuadran IB yaitu Pertumbuhan (Growth).
pengembangan teknologi budidaya baru. (S
8,9 : P 4)
b. Strategi S-T
- Memberikan kesadaran kepada masyarakat
yang masih banyak melakukan pengambilan
air secara liar dan menerapkan sangsi yang
tegas. (S 7,9,10 : T 5)

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 132
OPPORTUNITIES - Perbaikan jalan isnpeksi dan jalan setapak
II
STABILITY
2,00 I
GROWTH
di sepanjang saluran (sub variabel X1.10)
1,60 - Perbaikan kantor dan perumahan untuk
II A 1,20 IB mantri (sub variabel X1.11)
0,80 - Realisasi Tanam (sub variabel X2.2)
II B IA - Produktivitas padi (sub variabel X2.3)
0,40
WEAKNESSS

STRENGTH
0,00 - Pengetahuan Anggota HIPPA(sub variabel
-2,00 -1,60 -1,20 -0,80 -0,40 0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00
-0,40
X4.3)
III A IV B - Keaktifan HIPPA dalam rapat dengan
-0,80

-1,20
UPTD (sub variabel X6.3)
III B IV A
-1,60
- Keaktifan HIPPA dalam usulan rencana
III IV
tata tanam (sub variabel X6.6)
-2,00
SURVIVAL DIVERSIVIKASI 3. Berdasarkan analisis SWOT IFAS EFAS,
THREATS
posisi strategi yang disarankan untuk
peningkatan kinerja OP Jaringan Irigasi
Gambar 7. Diagram SWOT Pacal adalah strategi Growth, yaitu strategi
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
6. KESIMPULAN DAN SARAN untuk memanfaatkan peluang yang ada.
6.1 Kesimpulan Adapun strategi tersebut adalah :
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat - Mengoptimalkan kegiatan OP dengan
ditarik kesimpulan sebagai berikut : bantuan dana dari Pemerintah (S 1,2,3,4,5 :
1. Berdasarkan analisis kondisi eksisting, P1)
untuk kondisi Jaringan Irigasi Pacal - HIPPA dapat mengusulkan rencana tata
Kabupaten Bojonegoro diketahui bahwa tanam apabila pola tanam pada saat ini
tingkat kerusakan dari tingkat kerusakan tidak sesuai dengan kebutuhan air dari
Baik, Rusak Ringan (<10%), Rusak masing-masing Daerah Irigasi Pacal. (S 9 :
Sedang (10%-20%), dan Rusak Berat P 2)
(>40%) terjadi pada beberapa bangunan - Mengoptimalkan fungsi dari Bangunan
irigasi. Hal ini perlu segera dilakukan Irigasi dalam meningkatkan produktivitas
perbaikan untuk meningkatkan kinerja tanam. (S 1,2,3,4,5 : P 3)
operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi - HIPPA bekerja sama dengan Dinas
Pacal. Pengairan maupun pihak akademis dalam
Untuk realisasi tanam serta intensitas pengembangan teknologi budidaya baru.
tanam Daerah Irigasi Pacal masih dapat (S 8,9 : P 4)
ditingkatkan jika kinerja operasi dan
pemeliharaannya dapat meningkat. 6.2 Saran
Dari sisi pemenuhan kebutuhan air irigasi, Adapun saran untuk penelitian ini adalah :
sistem pemberian air irigasi Daerah Irigasi 1. Bagi Pengelola Irigasi
Pacal dilakukan dengan sistem gilir Dalam penelitian ini diharapkan pengelola
maupun golongan untuk mencukupi irigasi yang terkait dapat melakukan
kebutuhan air tanaman. pengawasan serta evaluasi yang
2. Berdasarkan analisis kuadran, yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja
menjadi faktor prioritas utama dalam OP Jaringan Irigasi Pacal dengan
peningkatan kinerja OP Jaringan Irigasi memperhatikan atribut-atribut yang menjadi
Pacal menurut para pertani HIPPA bagian prioritas utama.
hulu, tengah, hilir adalah : 2. Bagi Pemerintah
- Perbaikan saluran irigasi (sub variabel Pemerintah dapat bekerja sama dengan
X1.5) anggota HIPPA dalam meningkatkan kinerja OP
- Perbaikan bangunan gorong-gorong dan Jaringan Irigasi Pacal. Salah satunya dengan
talang (sub variabel X1.7) memberikan kontribusi berupa bantuan dana
- Perbaikan saluran drainase (sub variabel untuk perbaikan bangunan-bangunan irigasi
X1.8) yang mengalami kerusakan sehingga kinerja OP
- Perbaikan jalan masuk ke bangunan utama lebih optimal.
(sub variabel X1.9)

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 133
3. Bagi Peneliti
Bagi penelitian selanjutnya, dalam
mengimplementasikan strategi peningkatan
kinerja operasi dan pemeliharaan Jaringan
Irigasi Pacal yang sudah dirumuskan, diperlukan
penelitian lebih lanjut tentang efektifitas strategi
tersebut.

7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor
32/PRT/M/2007 tentang Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Lampiran I
Indeks Kinerja Sistem Irigasi.
[2] Kartasapoetra, A. G., dan Mul Mulyani
Sutedjo., 1994. Tekhnologi Pengairan.
http://www.pdf.com (diakses pada 22 Oktober
2016).
[3] Peraturan Pemerintah Tentang Irigasi, (2006).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
http://www.pdf.com (diakses pada 12 Oktober
2016).
[4] Rangkuti, F. (2005). Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
[5] Sugiono. (2005). Statistik Untuk Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
[6] Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif & RND. Alfabeta, Bandung.
[7] Sumaryanto, dkk., (2006). Evaluasi Kinerja
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
dan Upaya Perbaikannya. http://www.pdf.com
(diakses pada 20 Oktober 2016).

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.2 – 2017 ISSN 1978 - 5658 134

Anda mungkin juga menyukai