TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Panduan Triase Di Rumah Sakit Citama.
Kedua : Panduan Triase Rumah Sakit Citama menggunakan sistem klasik,
sebagaimana dimaksud terlampir pada keputusan ini.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 12 Juli 2018
Direktur,
A. LATAR BELAKANG
Triase adalah sistem seleksi pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat dalam
keadaan sehari - hari dan atau dalam keadaan bencana. Dalam hal ini dalam triase juga meliputi cara
mendiagnosis serta memilah penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang
tersedia. Kegiatan triase sangat diperlukan dalam pelayanan gawat darurat karena Instalasi
Gawat Darurat sebagai pusat pelayanan kesehatan yang melayani selama 24 jam penuh
seharusnya berfungsi untuk melayani kesehatan pada pasien yang bersifat gawat dan darurat
serta membutuhkan pertolongan segera untuk menghindari perkembangan penyakit yang
lebih parah dan dapat mengancam jiwa pasien. Namun dalam misi sosialnya, Instalasi Gawat
Darurat tidak diperkenankan untuk menolak pasien yang datang dan membutuhkan pertolongan
kesehatan, meskipun pada kenyataannya bukan termasuk dalam kriteria gawat dan/atau darurat.
Untuk itu diperlukan tata laksana triase yang lebih baik sehingga pelayanan kesehatan untuk
kasus - kasus gawat dan darurat tidak terganggu oleh pelayanan kasus-kasus yang tidak
gawat dan atau darurat.
Prinsip dasarnya adalah “melakukan yang terbaik untuk sebanyak - banyaknya korban“
dengan kondisi medis yang paling gawat darurat dan paling besar kemungkinannya untuk
diselamatkan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan Gawat darurat di Rumah Sakit Citama menggunakan jenis triase ATS (Australian Triage
Scale) yang telah termodifikasi.
A. RUANG LINGKUP PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT MELIPUTI :
a. Pasien dengan True Emergency yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat
darurat atau akan menjadi gawat darurat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
b. Pasien dengan kasus Fals emergency yaitu dengan pasien :
1) Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan gawat darurat
2) Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
3) Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
B. ADAPUN BENTUK JENIS YANG ADA DI DALAM RUMAH SAKIT CITAMA ADALAH
a. Triase rutin / sehari hari
Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat (true emergency) dengan
tepat dan cepat (life saving).
b. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana
Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang
datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan
kemungkinan hidup pasien yang lebih besar.
C. PELAKSANAAN TRIASE
a. Pelaksana Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat
yang kompeten di ruang IGD
b. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat IGD dan di lakukan di luar atau
di depan IGD.
D. KRITERIA PASIEN
a. Gawat Darurat adalah :
Keadaan medik yang menyebabkan seorang pasien tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya akan menjadi
cacat, sehingga diperlukan pertolongan segera berupa tindakan resusitasi. Misalnya pasien
dengan gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan dan sirkulasi
b. Gawat Tidak Darurat adalah :
Keadaan medik dimana pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat misalnya pasien kanker stadium lanjut.mengalami gangguan nafas ringan,
pasein dengan Asma Bronkhial yang memerlukan pertolongan segera, dan lain-lain. Pasien
dengan kirteria ini apabila kondisinya membaik, diperbolehkan rawat jalan. Jika kondisinya
membaik tetapi membutuhkan observasi memburuk, pasien harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan terdekat yang lebih lengkap sarananya.
c. Darurat Tidak Gawat adalah :
Keadaan medik dimana pasien memerlukan pertolongan segera tetapi kondisinya tidak
mengancam jiwanya. Seperti pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal atau pasien
dengan trauma yang hanya memerlukan tindakan penjahitan luka, pasien dengan luka bakar
ringan-sedang,dan lain-lain. Pasien dengan kriteria ini memerlukan pengawasan maksimal 3
jam. Apabila kondisinya membaik, diperbolehkan pulang. Jika kondisinya memburuk pasien
harus dirujuk kefasilitas kesehatan terdekat yang lebih lengkap sarananya.
d. Tidak Gawat dan Tidak Darurat :
Keadaan medik dimana pasien hanya memerlukan pengobatan saja. Seperti pasien dengan
radang saluran nafas atas, pasien diare ringan, pasien dengan gangguan kulit dan lain-lain.
E. KECELAKAAN (ACCIDENT)
Suatu kejadian interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian
1) Kecelakaan lalulintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat umum lain seperti tempat rekreasi, perbelanjaan, arena olahraga
dan lain-lain
F. MEKANISME KEJADIAN
a. Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar (efek kimia, fisik,
listrik atau radiasi)
a) Waktu kejadian :
1. Waktu perjalanan (travelling/transport time)
2. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain
b) Cedera : Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan
G. BENCANA
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Citama Nomor : 374 / SK / DIR / RSC / VII / 2018 Tentang
Kebijakan Triase Di Rumah Sakit Citama
BAB IV
TATA LAKSANA
Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan terhadap pasien pada kontak
pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan pasien. agar pasien IGD dapat segera diidentifikasi
dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat ke gawatdaruratannya.
Memprioritaskan kasus – kasus yang benar – benar gawat darurat (true emergency) dengan tepat
dan cepat (life saving)
Rumah Sakit Citama mengadopsi jenis Triase ATS (Australian Triage Scale) yang telah dimodifikasi,
Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan keluhan pasien, klinis, dan TTV.
Terbagi kedalam 4 Prioritas :
1. Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).
2. Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).
3. Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).
4. Prioritas 0 (Label hitam), DOA dgn tanda2 kematian khas.
b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda tanda lateralisasi
c. Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
5. Exposure
a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang lain
b. Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang hangat
2. EMERGENT
Prioritas II :
Pasien Potensial mengancam jiwa / fungsi organbila tidak segera ditangani dalam waktu
singkat.Pelayanan terhadap pasien dengan kategori “GAWAT DARURAT (EMERGENT)”
YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN SEGERA akan mendapatkan penanganan dalam
waktu 1 - 3 menit.
Penilaian :
Airway : ada ancaman sumbatan
Breathing : takipnoe , ada wheezing
Circulation : nadi teraba lemah, bradikardia/ takikardia, pucat CRT > 2
Kesadaran : GCS 9 – 12 , Gelisah
3. URGENT
Prioritas III URGENT :
Pasien tidak berpotensial mengancam jiwa/ fungsi organ. Pelayanan terhadap pasien dengan
kategori “DARURAT TIDAK GAWAT” yang membutuhkan pelayanan lebih lanjut akan
mendapatkan penanganan dalam waktu 3 – 5 menit
Penilaian :
Airway : bebas tidak ada hambatan
Breathing : normal, ada wheezing
Circulation : nadi kuat, takikardia, TDS > 160 TDD > 100
Kesadaran : GCS > 12 Apatis , somnolen
C. DALAM KEADAAN BENCANA BAIK DARI DALAM ATAU DARI LUAR RUMAH SAKIT.
Perawat IGD terlatih ikut dalam melakukan triase, petugas IGD akan menetapkan kondisi pasien
dengan label seperti berikut sesuai dengan klasifikasi berat ringannya / kegawatdaruratan pasien :
BAB V
DOKUMENTASI
1. Form Triase
2. SPO Triase
3. Asesmen IGD