KAJIAN PUSTAKA
dengan siswa, siswa dengan guru dalam proses pembelajaran matematika. Melalui
antara siswa dengan guru, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan siswa, secara
individu atau kelompok merupakan salah satu proses komunikasi yang harus
penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu untuk
sebagai proses para partisipan/peserta saling berbagi informasi satu sama lain
sistem penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi
salah satu keterampilan proses, yaitu berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menyampaikan atau menerima gagasan/idea agar lebih kreatif, baik melalui lisan
maupun tulisan.
dan penerimaan informasi antara dua orang atau lebih, baik secara lisan maupun
tulisan.
a. Representasi (Representing)
masalah atau ide; translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam
simbol kata-kata.
b. Mendengar (Listening)
c. Membaca (Reading)
d. Diskusi (Discussing)
Mendiskusikan sebuah idea adalah cara yang baik bagi siswa untuk
berpikir kritis.
e. Menulis (Writing)
adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik
dan sajian secara fisik. Pandangan lain datang dari Greenes dan Schulman
demonstrasi, dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda; (2)
memahami, menafsirkan, dan menilai idea yang disajikan dalam tulisan, lisan,
matematis bukan hanya sekedar menyatakan idea melalui tulisan tetapi lebih luas
matematis lisan diartikan sebagai suatu peristiwa saling interaksi (dialog) yang
terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau kelompok kecil, terjadi pengalihan
pesan berisi tentang materi dalam matematika yang sedang dipelajari baik antar
guru dengan siswa maupun antar siswa itu sendiri. Sedangkan komunikasi
menggunakan kosa katanya, notasi, dan struktur matematis baik dalam bentuk
aljabar,
meyakinkan, dan
artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan
”an invaluable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and
interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini
segera diantisipasi dan transfer ilmu pengetahuan terhadap siswa lainnya dapat
dilaksanakan.
matematika di sekolah yang baik salah satunya adalah harus menekankan siswa
siswa dalam menggunakan kosa katanya, notasi, dan struktur matematis ketika
solutions;
acuan pemberian skor menurut aturan Hollistic Scoring Rubrics seperti yang
Tabel 2.1
Hollistic Scoring Rubrics
B. Pembelajaran Matematika
tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, bersifat
internal dan unik dalam diri siswa. Sedangkan pembelajaran merupakan penataan
lingkungan agar proses belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, bersifat
antar siswa maupun dengan sumber belajar (Suherman, 2001). Proses komunikasi
dalam pembelajaran akan lebih efektif bila siswa ikut berpartisipasi aktif, karena
itu perlu ditekankan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran itu sendiri.
menjadi dua (Suherman, 2001) yaitu belajar dengan menghafal (rote learning) dan
hendaknya siswa dapat menguasai materi pelajaran tidak hanya terbatas pada
tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning) tetapi materi pelajaran dapat
menghafal dan yang diutamakan adalah prosesnya, sedang hasilnya nomor dua
dalam matematika merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam
metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk mengajarkan tiap
17
bahan pelajaran misalnya metode ceramah, metode tanya jawab, dan lain-lain
(Suherman, 2001).
bukan sekedar transfer gagasan dari guru kepada siswa, namun merupakan suatu
proses yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan
konsep atau prinsip itu terbentuk. Dalam pembelajaran matematika pada saat
sekarang ini diharapkan siswa dapat menerapkan matematika secara baik dalam
memasyarakat dan tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan.
PSI dikenal sebagai the Keller Method atau The Keller Plan (Irawan,
Nasution (1984) :
ini biasanya diambil dari asisten pengajar, atau dapat juga diambil dari siswa
mampu melakukannya.
19
yang dikembangkan oleh Bloom. Namun satu hal yang sangat prinsip adalah
individual. Hal ini terlihat dari penggunaan bahan tertulis Russefendi (2006)
standar dan sejumlah pedoman tertulis untuk belajar. Pedoman ini berisi
tujuan instruksional khusus tentang unit yang dipelajari dan bertindak sebagai
Oleh karena itu, PSI dapat dipandang sebagai salah satu bentuk sistem
dengan cara memberikan pengajaran sesuai dengan tujuan yang gagal dicapai
adalah suatu jenis situasi belajar yang memberikan fleksibilitas waktu bagi
siswa belajar lebih cepat dibanding yang lainnya. Dan mereka mampu
siswa yang lain membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapai
b. Mastery learning
Dengan kata lain, siswa harus dapat menunjukkan kemampuan minimal yang
dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (1963) dan yang kedua adalah definisi
21
sebagai kemampuan siswa untuk menyerap inti pelajaran yang telah diberikan
ke dalam suatu keseluruhan, yaitu dalam hal pencapaian tujuan umum (TIU)
mencapi TIU.
pengarahan dan dorongan bagi siswa agar siswa tersebut termotivasi dan
tujuan instruksional khusus tentang unit yang dipelajari dan bertindak sebagai
harus dipelajari, dan menyajikan hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa.
22
Panduan belajar juga berisi saran guru untuk menjelaskan hal-hal penting,
dalam, serta daftar buku bacaan atau referensi yang dapat digunakan dalam
mempelajari materi.
e. Penggunaan proctor
kuis untuk tiap unit dan memberikan feedback bagi siswa berdasarkan hasil
secara cepat dan sebagai upan balik (feedback) bagi pemberian bantuan
adalah seseorang yang dapat membantu siswa dalam mempelajari materi dan
memberikan feedback berdasarkan hasil kuis untuk tiap unit serta turut
terdapat dua jenis proctor yang dapat digunakan, yaitu proctor internal dan
proctor eksternal. Proctor internal terdiri dari siswa yang terdapat dalam
kelas tersebut dan telah dinyatakan tuntas pada materi yang telah dipelajari.
Sedangkan proctor eksternal adalah guru lain dalam bidang studi yang sama,
23
tenaga profesional dalam bidang yang sama, atau siswa yang berada pada satu
belajar kepada siswa yang kurang atau lemah, sehingga seluruh siswa
dipelajari.
siswa.
24
biasa dan memberikan tes unit materi dapat dilakukan pada akhir jam
sebagai berikut :
mengarah.
keperluan saja
Diagram 2.1
Tahapan Pembelajaran PSI
Tuntas Proctoring
yang terjadi hanya satu arah yaitu dari pemberi informasi kepada siswa sebagai
siswa sudah mengerti konsep tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut Ruseffendi
(konvensional).
2003) adalah pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran
prinsip;
teori
Kegiatan berpusat pada gurudan konmunikasi yang terjadi searah dari guru
saja dominasi guru banyak berkurang, guru tidak terus menerus bicara. Guru
sedangkan siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi mengerjakan
latihan soal sendiri, mungkin juga bertanya dan mengerjakannya bersama dengan
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Liyana (2008) terhadap siswa kelas X-3
4. Penelitian yang dilakukan oleh Lestarini (2009) pada kelas VIII SMPN
SMP
F. Hipotesis
ekspositori”