Anda di halaman 1dari 9

Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)

Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

Secara umum, sinyal terbagi dua yaitu sinyal analog dan sinyal digital. Kadang
orang menyebut sebagai data analog dan data digital. Sinyal seismik merupakan sinyal
analog yang terbentuk secara alamiah sesuai dengan getaran tanah. Sensor atau
transduser penangkap sinyal seismik adalah geophone. Prinsip kerja sensor geophone
adalah memunculkan arus induksi akibat dari gerakan lilitan kawat di sekitar medan
magnet (Hukum Faraday). Lilitan kawat tersebut digantung pada pegas ringan yang
membuatnya turut berosilasi ketika ada getaran tanah. Arus induksi yang muncul di lilitan
kawat berbentuk arus bolak balik yang teredam dan bersifat analog kontinyu. Arus
analog ini kemudian dikonversi menjadi tegangan analog bolak-balik sehingga dapat

terbaca dengan mudah di layar osiloskop.

Agar sinyal seismik dapat diolah menggunakan komputer, maka sinyal seismik
yang mulanya berupa analog harus dikonversi menjadi sinyal digital. Proses
pengkonversian sinyal seismik dilakukan dengan cara pencuplikan (sampling).
Pencuplikan sinyal seismik adalah proses pengambilan data sinyal pada saat tertentu
secara teratur dan berurutan dalam suatu interval waktu pencuplikan (sampling rate).
Pada umumnya, interval waktu pencuplikan adalah 2 ms dan 4 ms. Dalam besaran

frekuensi, itu sama saja dengan 500 Hz dan 250 Hz.

Sinyal seismik bersifat band-limited, artinya pada sinyal seismik terkandung sejumlah
frekuensi. Tidak ada sinyal seismik yang hanya memiliki frekuensi tunggal. Rentang
frekuensi seismik adalah berkisar antara 15 Hz (frekuensi rendah) hingga 120 Hz
(frekuensi tinggi). Agar frekuensi tinggi sinyal seismik dapat direkam secara baik, maka
besarnya sampling rate yang dibutuhkan minimal adalah 480 Hz. Menurut kriteria
Nyquist, sampling rate harus 4 kali lebih besar dari frekuensi yang terkandung pada
sinyal seismik.

1
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi tertinggi sinyal
seismik yang ingin direkam pada saat survei akan berlangsung. Tetapi pada
kenyataannya, besarnya sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada
kemampuan instrumentasi perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan
oleh pabrik pembuat instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan
batas frekuensi tertinggi yang terekam. Jika sampling rate di-setting terlalu besar maka

berakibat adanya aliasing.

Efek aliasing adalah fenomena begesernya frekuensi tinggi sinyal seismik menjadi
lebih rendah yang diakibatkan pemilihan sampling rate yang terlalu besar (kasar).
Sehingga informasi yang didapatkan akan jauh berbeda dari frekuensi yang dikandung

oleh sinyal seismik aslinya.

PERCOBAAN , SOAL , DAN JAWABAN

1. Frekuensi pencuplikan sebesar 150 Hz dan rentang waktu selama 1 detik, dengan

memasukkan nilai f1 = 10 Hz dan f2 = 50 Hz

2
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

clear all
clc
fs=150;
t=0:1/fs:1;
f1=10;
x1=sin(2*pi*f1*t);
f2=20;
x2=sin(2*pi*f2*t);
f3=50;

plot(t,x1,'-o',t,x2,'-o');
legend('10hz','50hz','150hz'); title('Tugas Sinyal Muhammad Zainuddin Lubis
(C552140121)Teorema Nyquist - Efek Aliasing (Fs=150Hz)');

Frekuensi cuplik = 150 Hz , cari dengan menggunakan Matlab dengan memasukkan

a. F = 10 Hz

b. F = 50 Hz???

3
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

Jawab :

a. F = 10 Hz

Syntax yang digunakan :


clear all
clc
t=0:0.001:1;
f=10;
y=sin(2*pi*f*t);
t1=0:1/f:1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);
grid on

4
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari
hold on
figure;
t1=0:1/(2.5*f):1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);
grid on
hold on
title(sprintf('Tugas sinyal aliasing Muhammad Zainuddin Lubis
(C552140121)frekuensi sampling = 2,5 x frekuensi sinyal, jumlah data
%d',length(y1)));

b. 50 Hz

5
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

Syntax yang digunakan :


clear all
clc
t=0:0.001:1;
f=50;
y=sin(2*pi*f*t);
t1=0:1/f:1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);
grid on
hold on
figure;
t1=0:1/(2.5*f):1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);
grid on
hold on
title(sprintf('Tugas sinyal aliasing Muhammad Zainuddin Lubis
(C552140121)frekuensi sampling = 2,5 x frekuensi sinyal, jumlah data
%d',length(y1)));

6
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

2. Nyquist
Dalam dunia Pemrosesan Sinyal Digital, ada suatu proses untuk mendapatkan data
digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik (diambil) secara diskrit
dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. agar tidak terjadi kesalahan (yang kemudian
diberi nama aliasing), Mr. Nyquist memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal
harus 2 (dua) kali lipat frekuensi maksimum yang dikandung sinyal yang bersangkutan.

Untuk memahami hal tersebut, mari kita persiapkan dulu sinyal sinusoidal dengan

frekuensi 2 Hz. Kita gunakan frekuensi cuplik 1000 Hz atau periode 0.001 detik .

Jawab

Hasil yang ditunjukka yaitu berupa garis lurus , sehingga frekuensi pencuplikan =

frekuensi sinyal, seharusnya 2 kali lipat dari Fs, solusinya maka = (gunakan 1/(2*f))

Sintax yang digunakan :

clear all
clc
t=0:0.001:1;
f=2;
y=sin(2*pi*f*t);
t1=0:1/f:1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);

7
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari
grid on
hold on
title(sprintf('Tugas sinyal aliasing Muhammad Zainuddin Lubis (C552140121)
frekuensi sampling = frekuensi sinyal, jumlah data %d',length(y1)));

Hail ini menunjukkan perbedaan yang sangat berbeda dengan gambar sebelumnya atau
bandingkan hasil sebelumny, dengan hasil yaitu buka berupa garis lurus yang disebut

sebagai grafik sinusoidal

Syntax yang digunakan :

clear alll
clc
figure;
t1=0:1/(2.5*f):1;
y1=sin(2*pi*f*t1);
plot(t,y,t1,y1,'-r','LineWidth',2);
grid on
hold on
title(sprintf('Tugas sinyal aliasing Muhammad Zainuddin Lubis
(C552140121)frekuensi sampling = 2,5 x frekuensi sinyal, jumlah data
%d',length(y1)));

8
Pemrosesan Sinyal ( ALIASING)
Muhammad Zainuddin Lubis, dan Pratiwi Dwi Wulandari

3. Sebuah sinyal seismik memiliki rentang dinamis 1 volt dan disampel dengan sebuah

ADC 8 bit yang memiliki Fs = 20 Hz.

a) Tentukan bit rate dan resolusi ?


b) Frekuensi maksimum yang bisa direpresentasikan pada sinyal digitalnya ?

Jawab:

a) Dik : ADC memiliki sampel = 8 bit.


Fs = 20 Hz
Dit : Tentukan bit rate dan resolusinya ?

Jawab : Fs = 20 Hz = Ada 20 sampel tiap detik. Maka bit rate = 160


bit per detik. Jumlah level L = 256. Jadi resolusi = 1 / (256 – 1) = 0.0039
volt.

b) Nyquist = 20 Hz. , sehingga F maksimum = Nyquist /2


sehingga frekuensi maksimum yang bisa yang bisa direpresentasikan adalah 10 Hz
(eksklusif).

Anda mungkin juga menyukai